• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pengelolaan Waktu, Motivasi Dan Lingkungan Belajar Terhadap Kemandirian Dan Dampaknya Pada Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi Pengelolaan Waktu, Motivasi Dan Lingkungan Belajar Terhadap Kemandirian Dan Dampaknya Pada Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun 2017/2018"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENGELOLAAN WAKTU, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN DAN DAMPAKNYA PADA

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultan Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

LIGA FITRIA PUTRI A410140191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

(5)

KONTRIBUSI PENGELOLAAN WAKTU, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN DAN DAMPAKNYA PADA HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Abstrak

Tujuan penelitian, (1) menguji kontribusi pengelolaan waktu, motivasi, dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar matematika secara tidak langsung melalui kemandirian siswa, (2) menguji kontribusi pengelolaan waktu, motivasi, dan lingkungan belajar terhadap kemandirian siswa, dan (3) menguji kontribusi kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian 251 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta. Sampel penelitian 154 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan data dengan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian, (1)Pengelolaan waktu belajar, motivasi belajar, lingkungan belajar memberikan kontribusi secara simultan terhadap hasil belajar matematika melalui kemandirian dengan (α = 0,05). Sehingga secara parsial pengelolaan waktu belajar tidak berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika dan secara tidak langsung berkontribusi positif melalui kemandirian. Motivasi belajar tidak berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika dan secara tidak langsung berkontribusi positif melalui kemandirian. Lingkungan belajar tidak berkontribusi signifikansi baik secara langsung dan tidak langsung melalui kemandirian terhadap hasil belajar matematika. (2) Pengelolaan waktu belajar, motivasi belajar, lingkungan belajar memberikan kontribusi secara simultan terhadap hasil belajar matematika melalui kemandirian dengan (α = 0,05). Secara parsial, pengelolaan waktu belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 0,21%. Motivasi belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 0,09%. lingkungan belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 20,34%. (3) kemandirian memberikan kontribusi terhadap hasil belajar matematika dengan (α = 0,05) sebesar 82,8%. Kata kunci : pengelolaan waktu, motivasi, lingkungan, kemandirian, hasil belajar

matematika.

Abstract

The purpose of research, (1) examine the contribution of the allocation of time, motivation, and learning environment to the learning outcomes of mathematics indirectly through student independence, (2) examine the contribution of the allocation of time, motivation and learning environment of the students' independence, and (3) examine the contribution independence of students to mathematics learning outcomes. This type of research is based on a quantitative approach. The study population 251 seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta. The research sample 154 seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta using the formula solvin. Data retrieval technique with questionnaires and documentation. Data were analyzed using path analysis. The results of the study, (1) Allocation of time to learn, motivation to learn, the learning environment contribute simultaneously to the mathematics learning

(6)

outcomes through self-reliance with (α = 0.05). So that the partial allocation of study time does not contribute to the significance of the learning outcomes of mathematics and indirectly contributes positively through independence. Motivation to learn not contribute to the significance of the learning outcomes of mathematics and indirectly contributes positively through independence. Learning environment does not contribute to the significance both directly and indirectly through the independence of the mathematics learning outcomes. (2) The allocation of time to learn, motivation to learn, the learning environment contribute simultaneously to the mathematics learning outcomes through self-reliance with (α = 0.05). Partially, the allocation of time to learn that directly affect the independence of 0,21%. Motivation to learn that directly affect the independence of 0,09%. learning environment that directly affect the independence of 20,34%. (3) independence contributes to the learning outcomes of mathematics at 82,8% (α = 0.05).

Keywords : time management, motivation, environment, independence, mathematics

learning outcomes

1. PENDAHULUAN

Hasil Belajar Matematika merupakan prestasi yang ingin dicapai oleh siswa yang menuntut pemahaman dan ketentuan berlatih. Jihad & Haris (2010) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan yang dimiliki siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Secara singkat hasil belajar dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku dan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Heri Prianto (2013: 95) hasil belajar adalah Kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti).

Menurut data statistik kemendikbud, hasil ujian nasional matematika siswa di SMP Negeri 5 Surakarta cukup baik dengan rata-rata 72,55 dengan ketegori B. Hasil yang diperoleh siswa sudah baik meskipun belum sesuai dengan harapan. Mendapatkan nilai rata-rata A tentunya suatu hal yang sangat diharapkan oleh guru-guru dan pihak sekolah.

Kemandirian belajar adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.Menurut Fitriana (2015) siswa yang memiliki tingkat kemandirian dalam mengerjakan tugas-tugas sendiri tanpa mudah tergantung pada orang lain sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Siswa yang mempunyai kemandirian

(7)

belajar yang tinggi terutama dalam mengerjakan tugas akan cenderung aktif dalam belajar. Kemandirian siswa dalam belajar juga merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil belajar yang baik.Kemandirian merupakan salah satu segi dari sifat seseorang.

Pengelolaan waktu merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam pencapaian prestasi akademik, dan dengan pengelolaan waktu belajar mampu mengontrol kekurangan-kekurangan dalam belajar. Menurut Slameto (2003) Waktu belajar yang baik dan tepat bagi setiap siswa berbeda-beda. Bekerja dengan sungguh-sungguh bukan berarti diburu-buru oleh waktu, melainkan bekerja tenang, teliti dan dengan penuh konsentrasi. Pengelolaan waktu belajar adalah pembagian waktu dan memanagemen waktu belajar sesuai dengan kepentingan dan pribadi masing-masing.

Motivasi belajar tidak semata-mata tergantung pada pendidik, sarana dan prasarana, melainkan peran aktif adalm mengajar siswa menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar untuk mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2007:23). Motivasi didasari kemampuan dan kemampuan dan motivasi belajar dipengaruhi juga oleh lingkungan sosial, budaya dan politik teknologinya.

Lingkungan belajar meliputi gaya kepemimpinan kepala sekolah, jika ada hubungan baik antara kepala sekolah dan peserta didik dapat menciptakan lingkungan kondusif belajar sehingga tercapainya hasil belajar yang maksimal. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama diterima oleh anak, yang memberikan tuntunan, selalu mendukung anak dalam perkembangan pendidikan anak dan memberikan contoh-contah yang baik pada anak.

Hipotesis dalam penelitian ini : (1) Ada kontribusi secara tidak langsung pengelolaan waktu, motivasi dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar matematika melalui kemandirian. (2) Ada kontribusi secara langsung pengelolaan waktu, motivasi dan lingkungan belajarterhadap kemandirian. (3) Ada kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika.

(8)

Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) Menguji kontribusi pengelolaan waktu, motivasi dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar matematika secara tidak langsung melalui kemandirian siswa. (2) Menguji kontribusi pengelolaan waktu, motivasi dan lingkungan belajar terhadap kemandirian siswa. (3) Menguji kontribusi kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika.

2. METODE

Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatnnya merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Mahmud (2011: 81) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah melalui metode statistika. Penelitian ini menggunakan desain korelasional yaitu hubungan kausal antara variabel bebas/eksogen 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 terhadap variabel terikat/endogen

Y dan Z. Pengelolaan Waktu Belajar (𝑋1), Motivasi Belajar (𝑋2), Lingkungan Belajar (𝑋3) merupakan variabel bebas. Sedangkan Kemandirian (Y) dan Hasil

Belajar Matematika (Z) merupakan variabel terikat. Tempat penelitian di SMP Negeri 5 Surakarta di Jl Diponegoro No. 45, Timuran, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan September 2017 sampai bulan Desember 2017. Populasi sebanyak 251 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta. Sampel penelitian sebanyak 154 siswa ditentukan dengan rumus Slovin. Teknik pengamblan data sampel menggunakan teknik proporsional random sampling.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Menurut Kuncoro (2013:5) teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel eksogen 𝑋1, 𝑋2 dan 𝑋3 terhadap variabel endogen Y dan Z.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemandirian, Pengelolaan Waktu, Motivasi dan Lingkungan Belajar dikumpulkan menggunakan angket. Setiap variabel masing-masing terdiri dari 15 item pernyataan. Kemandirian memperoleh nilai maksimum dan minimum

(9)

masing-masing 59 dan 28 dengan rata-rata 50,17 dan standar deviasi 5,76. Klasifikasi nilai kemandirian yaitu rendah sebesar 29,22%, sedang 35,75%, dan tinggi 35,06%.

Pengelolaan waktu belajar diperoleh nilai maksimum dan minimum masing-masing 59 dan 28 dengan rata-rata 42,56 dan standar deviasi 4,66. Klasifikasi nilai alokasi waktu belajar yaaitu rendah sebesar 33,77%, sedang 34,42%, dan tinggi 31,81%.

Motivasi belajar diperoleh nilai maksimum dan minimum masing-masing 59 dan 28 dengan rata-rata 50,22 dan standar deviasi 4,89. Klasifikasi nilai motivasi belajar yaitu rendah sebesar 24,67%, sedang 45,45%, dan tinggi 29,88%.

Lingkungan belajar diperoleh nilai maksimum dan minimum masing-masing 37 dan 60 dengan rata-rata 50,05 dan standar deviasi 5,67. Klasifikasi nilai lingkungan belajar yaitu rendah sebesar 31,82%, sedang 31,17%, dan tinggi 37,01%.

Hasil Belajar Matematika menggunakan metode dokumentasi dengan melihat nilai Ujian Tengah Semester Gasal tahun ajaran 2017/2018. Diperoleh nilai maksimum dan nilai minimum masing-masing 92 dan 45 dengan rata-rata 66,36 dan standar deviasi 9,88. Klasifikasi nilai dari hasil belajar siswa dengan kategori rendah sebesar 29,22%, sedang 39,61%, dan tinggi 31,17%. Sehingga hasil belajar matematika di SMP Negeri 5 Surakarta dikategorikan sedang.

0 10 20 30 40 50 60 70

Rendah Sedang Tinggi

Hasil Belajar Matematika Kemandirian Alokasi Waktu Belajar Motivasi Belajar Lingkungan Belajar

(10)

Berdasarkan data yang terkumpul setiap variabel dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh korelasi antara variabel. Berikut korelasi antar variabel disajikan dalam bentuk tabel 1.

𝑋1 𝑋2 𝑋3 Y Z 𝑋1 1 0,538 0,579 0,501 0,352 𝑋2 1 0,735 0,644 0,473 𝑋3 1 0,820 0,653 Y 1 0,633 Z 1

Dengan memasukkan harga-harga korelasi (𝑟𝑖𝑗), dapat diperoleh harga-harga sebagai berikut. 0,501= 𝜌𝑦𝑥1+𝜌𝑦𝑥2.0,538 +𝜌𝑦𝑥3.0,579 0,644= 𝜌𝑦𝑥2+𝜌𝑦𝑥1.0,538+𝜌𝑦𝑥3.0,735 0,820= 𝜌𝑦𝑥3+𝜌𝑦𝑥1.0,579+𝜌𝑦𝑥2.0,735 0,352= 𝜌𝑧𝑥1+𝜌𝑧𝑥2.0,538+𝜌𝑧𝑥3.0,579+𝜌𝑧𝑦 .0,501 0,473= 𝜌𝑧𝑥2+𝜌𝑧𝑥2.0,538+𝜌𝑧𝑥3.0,735+ 𝜌𝑧𝑦 . 0,644 0,653 = 𝜌𝑧𝑥3+𝜌𝑧𝑥2.0,579+𝜌𝑧𝑥2.0,735+ 𝜌𝑧𝑦 . 0,820

Berdasarkan nilai-nilai korelasi diperoleh koefisien jalur 𝜌𝑦𝑥1= 0,026, 𝜌𝑦𝑥2= 0,084, 𝜌𝑦𝑥3= 0,744, 𝜌𝑧𝑥1= -0,046, 𝜌𝑧𝑥2= -0,031, 𝜌𝑧𝑥3= 0,451, 𝜌𝑧𝑦= 0,306. Sehingga diperoleh persamaan Z = -0,046𝑋1 - 0,031𝑋2 + 0,451𝑋3 + 0,306 𝑌 + 0,542𝜀1. Dengan interpretasi setiap kenaikan satu variabel pengelolaan waktu belajar (𝑋1) akan menurunkan hasil belajar matematika sebesar (Z) sebesar 0,046.

Setiap kenaikan satu variabel motivasi belajar (𝑋2) akan menurunkan hasil belajar matematika (Z) sebesar 0,031. Setiap kenaikan satu variabel lingkungan belajar (𝑋3) akan meningkatkan hasil belajar matematika (Z) sebesar 0,451. Setiap kenaikan satu variabel kemandirian (𝑌 ) akan meningkatkan hasil belajar matematika (Z) sebesar 0,306.

Selain itu juga diperoleh persamaan Y = 0,026𝑋1 + 0,084𝑋2 + 0,744𝑋3 + 0,323𝜀1 dengan interpretasi setiap kenaikan satu variabel alokasi waktu belajar (𝑋1) akan meningkatkan kemandirian (Y) sebesar 0,026. Setiap kenaikan satu

(11)

variabel motivasi belajar (𝑋2) akan meningkatkan kemandirian (Y) sebesar 0,084.

Setiap kenaikan satu variabel lingkungan belajar (𝑋3) akan meningkatkan kemandirian (Y) sebesar 0,744.

Berdasarkan pengujian variabel menggunakan uji F diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 31,427 dan 𝐹(0,05;4;149)= 2,43, hal ini menunjukkan praduga peneliti atau 𝐻0 ditolak. Sehingga pengelolaan waktu belajar, motivasi belajar, lingkungan belajar memberikan kontribusi secara simultan terhadap hasil belajar matematika melalui kemandirian dengan α = 0,05. Pengelolaan waktu, motivasi, lingkungan, dan kemandirian siswa akan meningkatkan hasil belajar matematika secara signifikan. Hal ini sesuai penelitian Musyarafah (2015) bahwa lingkungan belajar dan kemandirian secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Sehingga lingkungan dan kemandirian memberikan kontribusi linier dengan penelitian terdahulu.

Karena 𝐻0 ditolak, maka dapat dilanjutkan uji parsial menggunakan uji t. Berdasarkan uji t diperoleh 𝑡0,05

2 ,149

= 1,97601. Pada komputasi diperoleh

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑍𝑋1= -0,604 dengan sig 0,547 maka terjadi penerimaan pada 𝐻0: 𝜌𝑧𝑥1. Sehingga secara parsial pengelolaan waktu belajar tidak berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berbeda dengan penelitian Rusyadi (2012) adanya hubungan positif yang sangat signifikansi antara pengelolaan waktu dengan hasil belajar. Semakin tinggi pengelolaan waktu maka semakin tinggi prestasi belajar, begitu pula sebaliknya semakin rendah pengelolaan waktu maka semakin rendah juga prestasi belajarnya.

Untuk 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑍𝑋2= -0,345 dengan sig 0,731 maka terjadi penerimaan pada 𝐻0:𝜌𝑧𝑥2. Sehingga secara parsial motivasi belajar tidak berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika. Linier dengan penelitian Restu (2015) bahwa tidak ada kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dengan sig. 0,097 dan 𝑅2 = 5,3%. Hal ini berbeda dengan penelitian Ayu (2017) bahwa adanya kontribusi antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika. Motivasi belajar menjadi salah satu factor penyebab keberhasilan suatu program pendidikan.

(12)

Pada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑍𝑋3= 3,679 dengan sig 0,000 maka terjadi penolakan pada 𝐻0:𝜌𝑧𝑥3. Sehingga secara parsial lingkungan belajar berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika. Hal ini linier dengan penelitian Sugianto (2015) adanya hubungan signifikansi antara lingkungan belajar dan hasil belajar. Koefisien positif, berarti semakin baik lingkungan belajar siswa maka diharapkan hasil belajar matematika semakin meningkat, demikian sebaliknya.

Pada 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑍𝑌= 2,885 dengan sig 0,004 maka terjadi penolakan pada 𝐻0:𝜌𝑧𝑦. Sehingga secara parsial kemandirian berkontribusi signifikansi terhadap

hasil belajar matematika. Penelitian ini linier berdasarkan hasil penelitian Rosyidah (2010) kemandirian mempengaruhi hasil belajar matematika sebesar 57% variasi atau kemandirian dipengaruhi hasil belajar matematika sebesar 57%. Menggunakan uji F diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 104,766 dan 𝐹(0,05;3;150)= 2,66, hal ini

menunjukkan praduga peneliti atau 𝐻0 ditolak. Sehingga pengelolaan waktu

belajar, motivasi belajar, lingkungan belajar memberikan kontribusi secara simultan terhadap hasil belajar matematika melalui kemandirian dengan α = 0,05. Karena 𝐻0 ditolak, maka dilanjutkan uji parsial menggunakan uji t.

Berdasarkan uji t diperoleh 𝑡0,05 2 ,150

= 1,97591. Pada komputasi diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑌𝑋1= 0,447 dengan sig 0,656 maka terjadi penerimaan pada 𝐻0: 𝜌𝑦𝑥1. Sehingga secara parsial pengelolaan waktu belajar tidak berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan “Adakah kontribusi pengelolaan waktu terhadap hasil belajar matematika”, tidak terbukti kebenarannya. Ini disebabkan adanya indikator dari pengelolaan waktu yang belum tercapai dan pengisian angket yang kurang maksimal. Menurut penelitian Rusyadi (2012) Peranan pengelolaan waktu belajar sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, karena pengelolaan waktu merupakan salah satu factor intern yang mempengaruhi hasil belajar.

Untuk 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑌𝑋2= 1,199 dengan sig 0,233 maka terjadi penolakan pada 𝐻0:𝜌𝑦𝑥2. Sehingga secara parsial motivasi belajar berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika. Untuk 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑌𝑋3= 10,300 dengan sig 0,000

(13)

maka terjadi penolakan pada 𝐻0:𝜌𝑦𝑥3. Sehingga secara parsial lingkungan belajar berkontribusi signifikansi terhadap hasil belajar matematika.

Berdasarkan koefisien jalur (𝜌𝑗𝑖 ) diperoleh kontribusi variabel secara langsung (Direct) dan tidak langsung (Inderect). Variabel pengelolaan waktu belajar secara tidak signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar -0,046 dan secara tidak langsung melalui kemandirian secara signifikansi sebesar 0,007956. Sedangkan kontribusi pengelolaan waktu belajar yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika sebesar 0,21%. Variabel pengelolaan waktu belajar secara signifikan mempengaruhi hasil belajar matematika ketika menggunakan taraf signifikansi 54,7%.

Variabel motivasi belajar secara tidak signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar -0,031 dan secara tidak langsung melalui kemandirian secara signifikansi sebesar 0,025704. Sedangkan kontribusi motivasi belajar yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika sebesar 0,09%. Variabel motivasi belajar akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika ketika menggunakan taraf signifikansi sebesar 73,1%.

Variabel lingkungan belajar secara signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar 0,451 dan secara tidak langsung melalui kemandirian secara signifikansi sebesar 0,227664. Sedangkan kontribusi lingkungan belajar yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika sebesar 20,34%.

Variabel kemandirian secara signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar 0,306. Sedangkan kontribusi kemandirian yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika sebesar 9,36% dan sisanya 90,64%. Dalam penelitian Okianna, dkk (2015) kemandirian belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sebesar 10,2% dan sisanya 89,8%. Kecilnya pengaruh yang terlihat pada penelitian dipengaruhi beberapa faktor. Dapat disimpulkan penelitian ini linier dengan penelitian terdahulu.

Kontribusi pengelolaan waktu belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 0,06%. Dalam pembelajaran matematika siswa dituntut

(14)

memiliki pengelolaan waktu belajar agar mampu mematuhi aturan yang ditetapkan dalam pembelajaran tersebut.

Kontribusi motivasi belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 0,70%. Kontribusi lingkungan belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian sebesar 55,35%. Kontribusi pengelolaan waktu, motivasi, dan lingkungan belajar dengan taraf signifikansi α = 0,05 sebesar 𝑅𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒 = 0,677 = 67,7%. Sisanya 0,323 = 32,3% dipengaruhi faktor-faktor yang tidak dapat dijelaskan dalam peneltian.

Pengujian secara individual pada variabel kemandirian terhadap hasil belajar matematika menggunakan uji t. Diperoleh t = 10,087 dan 𝑡0,05

2

, 150 = 1,97569 maka

𝐻0 ditolak. Sehingga kemandirian berdistribusi terhadap hasil belajar. Semakin tinggi kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika maka akan semakin tinggi hasil belajar matematika. Kontribusi kemandirian belajar terhadap hasil belajar dengan taraf signifikansi α = 0,05 sebesar 82,8%. Pada penelitian Apriliani (2017) hubungan positif antara kemandirian terhadap hasil belajar matematika dengan koefisien determinasi sebesar 62,4%. Sehingga kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar dalam penelitian ini lebih besar daripada penelitian sebelumnya.

4. PENUTUP

Pengelolaan Waktu, Motivasi dan Lingkungan Belajar memberi kontribusi secara simultan terhadap Hasil Belajar Matematika melalui Kemandirian dengan α = 0,05. Kontribusi Pengelolaan Waktu, Motivasi, dan Lingkungan Belajar secara simultan terhadap Hasil Belajar Matematika melalui Kemandirian sebesar 67,7%. Secara parsial pengelolaan waktu belajar secara signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar -0,046 dan secara tidak langsung melalui kemandirian yang signifikan sebesar 0,007956. Motivasi belajar secara signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar matematika sebesar -0,031 dan secara tidak langsung melalui kemandirian yang signifikan sebesar 0,025704. Lingkungan belajar secara signifikan mempengaruhi langsung hasil belajar

(15)

matematika sebesar 0,451 dan secara tidak langsung melalui kemandirian yang signifikan sebesar 0,227664.

Pengelolaan Waktu, Motivasi dan Lingkungan Belajar memberi kontribusi secara simultan terhadap Kemandirian α = 0,05. Kontribusi Pengelolaan Waktu, Motivasi dan Lingkungan Belajar secara simultan terhadap Kemandirian 67,7%. Secara parsial, pengelolaan waktu belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian 0,06%. Motivasi belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian 0,70%. Lingkungan belajar yang secara langsung mempengaruhi kemandirian 55,35%. Kemandirian memberikan kontribusi terhadap hasil belajar matematika dengan α = 0,05. Kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar sebesar 82,8%.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, F.A. (2017). Kontribusi Sikap Disiplin Fasilitas Belajar Monitoring Orang Tua terhadap Kemandirian Dampaknya pada Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Jurnal Matematika. 1-12.

Ayu, C. (2017). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA N IX Koto Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Matematika, 9(1), 1-6.

Bakar, R. (2014). Pengaruh Pembelajaran Motivasi Terhadap Kompetensi Produktif Siswa di Kejuruan High Scool Sumatra Barat. Internasional Journal of Asian Social Scine, 4(6), 722-732.

ElSeound, M. S. A., dkk. (2014). E-Learning and Students’ Motivation A Reearch Study on the Effect of Learning on Higher Education. Internasional Journal of Emerging Technologies in Learning, 9(4), 20-26.

Febriansyah, S. (2015). Pengaruh Lingkungan Belajar dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Wonosobo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. UNY.

Fitriana, S., Hisyam, I., Suwardi, A. (2015). Pengaruh Efikasi Diri, Aktivitas, Kemandirian dan Kemampuan Berfikir Logis terhasip Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP. Journal of EST, 1(2), 86-101. Jihad, A & Haris, A.(2010).Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Multi Pressindo.

(16)

Kuncoro, E. A. dan Riduwan,. (2013). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Libao, N. J. P., dkk. (2016). Science Learning Motivation As Correlate Of Student’s Academic Performances. Journal of Technology and Science Education, 6(3), 209-218.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Musyarafah, H. (2015). Pengaruh Lingkungan Belajar, Kemandirian Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA N 5 Padang. E-Jurnal. STKIP.

Prianto, H. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Siswa Kelas II-A MI Alhikam Geger Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1): 91-104.

Priastuti, A. W. dan Slamet HW. Dukungan Fasilitas dan Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Matematika di SMP. Jurnal Matematika. 1-8.

Puspitasari, W. (2013). Hubungan Antara Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(1), 1-17.

Rachmayani, D. (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Kominukasi Matematis dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Unsika, 2(1), 13-23.

Rosyidah. (2010). Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTsN Parung-Bogor. Skripsi. UIN.

Rusyadi, S.F. (2012). Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 1-11.

Siagian, R.E.F. (2012). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 2(2), 122-131.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudiyanto, Akhyar, F., Maryati. (2015). Hubungan Antara Lingkungan dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Matematika, 3-14. Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi Dan Pengukuran. Gorontalo:Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1. Data Variabel Penelitian
Tabel 1. Matrik Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan metode peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten

(2) Introduksi teknologi produksi batik meliputi peralatan pembatikan berupa kompor, wajan dan canting listrik, kenceng, alat cap batik, dan dudukan wajan dari besi, (3)

Sementara, masyarakat Desa Palang masih belum memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis bahan plastik, sehingga langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemerintahan Daerah). Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang biasa pula disebut dengan penelitian hukum

Termasuk dalam pengertian lahan kritis secara sosial ekonomi ini adalah lahan yang sebenarnya masih berpotensi untuk dapat digunakan bagi usaha pertanian dengan

speech and it belongs to the directive utterance in command form. Based on the explanation above, the writer can conclude that this. utterance which is uttered by the

[r]

AlJuhra, 2008, Konsep Pendidikan Islam Menurut Natsir , Yogyakarta: Tesis Universitas Islam Indponesia.. Al-Muchtar,