• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Organisasi Penilaian & Pelepasan Varietas

Pada Bab ini dibahas bagaimana organisasi dan tata kerja penilaian dan pelepasan varietas pada Badan Benih Nasional (BBN) Departemen Pertanian. Didalam melakukan pembahasan ini dilakukan wawancara dengan stakeholder untuk mendapatkan data dan informasi mengenai lamanya proses yang berlangsung dapat diselesaikan dan SDM yang terlibat pada pekerjaan tersebut. Pihak-pihak yang terkait adalah :

1. Menteri Pertanian

Pelepasan varietas merupakan pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas baru hasil pemuliaan atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan menteri pertanian bahwa varietas tersebut merupakan suatu varietas unggul yang dapat disebarluaskan.

Menteri pertanian setelah mempelajari saran dan pertimbangan dari Ketua BBN dapat menolak atau menyetujui permohonan pelepasan varietas.

2. Badan Benih Nasional

Badan Benih Nasional (BBN) adalah organisasi dilingkungan Departemen Pertanian yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden nomor 27 tahun 1971. BBN berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian, dan berfungsi membantu Menteri Pertanian dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan dibidang perbenihan.

Struktur organisasi Badan Benih Nasional terdiri dari Ketua Badan, Sekretaris Badan dan Anggota yang terdiri dari pejabat-pejabat dari Departemen 35

(2)

Pertanian dan instansi-instansi yang mempunyai kepentingan dalam masalah pembinaan perbenihan.

Keputusan Menteri Pertanian No. 363/Kpts/Kp.430/6/2001, dan nomor 393/Kpts/KP.150/6/2002, tentang Susunan dan Pimpinan dan Keanggotaan Badan Benih Nasional terdiri dari :

1.Ketua : Dr.Ir.Djafar Hafsah, Direktur Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Wakil Ketua I : Dr. Soemarno, Direktur Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Wakil Ketua II : Dr.Ir. Agus Pakpahan, Direktur Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

2.Sekretaris I, II dan II, merangkap anggota, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Direktur Perbenihan Perkebunan dan Direktur Perbenihan Hortikultura

3.Anggota :

! Ir. Soepodo Boediman, Direktur Budidaya Peternakan.

! Dr. Ahmad Dimyati, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

! Ir. Muchlis Hasan, Kepala Pusat Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat

! Ir. Sudarisman, MSc, MM, Pusat Karantina Pertanian

! Prof.Dr.Ir. Achmad Baihaki, Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia ! Ir. Elda D. Adiningrat, Assosiasi Perbenihan Indonesia

! Dr. Wahono Sumaryono, Apt.APU, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

! Ir.Iding Chaidir, MSc Direktur Teknologi Budidaya Pertanian, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

(3)

! Dr. Usep Soetisna Direktur Bina Investasi Daerah

! Dr.Ir. Joyo Winoto, MSc, Direktur Pangan Pertanian dan Pengairan, BAPPENAS

! Drs. Burhan Manurung, MA, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

3. Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) :

Tim ini ditetapkan oleh Menteri Pertanian berdasarkan usulan dari BBN dengan susunan Tim terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 388/Kpts./OT.160/6/2004, tentang Tim Penilaian dan Pelepasan Varietas( TP2V) mempunyai tugas: 1). Memberi saran rumusan prosedur penilaian, persetujuan pemasukan, pelepasan dan penarikan kembali varietas varietas tanaman dalam program pertanian; 2) memberi saran teknis kepada BBN dalam bidang yang berhubungan dengan persetujuan tentang pemasukan pelepasan dan penarikan kembali varietas-varietas yang telah ditentukan dan 3). Menyusun daftar dari varietas-varietas-varietas-varietas yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugasnya TP2V bertanggung jawab kepada ketua BBN. Susunan Keanggotaan TP2V terdiri dari :

1. Ketua I, II dan III merangkap anggota, Kapuslitbang Tanaman Pangan, Kapuslitbang Hortikultura dan Kapuslitbang Perkebunan.

2. Sekretaris I, II, III, merangkap anggota, Kasubdit Mutu Benih Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Kasubdit Mutu Benih Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Kasubdit Pengembangan Usaha Direktorat Perbenihan Perkebunan.

(4)

3. Anggota TP2V terdiri dari Sub Tim Tanaman Pangan, Sub Tim Hortikultura dan Sub Tim Perkebunan.

Masing-masing Subtim mempunyai tugas untuk menilai pelepasan varietas yang diusulkan oleh penyelenggara pemulia tanaman kepada Ketua BBN. Susunan keanggotaan TP2V Sub Tim Hortikultura terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota dengan susunan tim sebagai berikut :

I. Ketua II : Dr. Suyamto

(Pusat penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan LITBANG Pertanian).

II. Sekretaris II : Ir. Sri Wijayanti Yusuf M.Agr.Sc

(Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura).

III. Anggota : 1) Ir. Soeroto;

Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

2) Dr. Ir. Roedy Poerwanto;

Direktorat Tanaman Buah Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

3) Dr. Ir. Kasumah Effendi, MS;

(Balai Penelitian Tanaman Hias, Badan LITBANG Pertanian). 4) Dr. Ir. Sudarmadi Purnomo MS;

(5)

5) Dr. Ir. Budi Marwoto, MS;

Direktorat Tanaman Hias, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

6) Dr. Ir. Sobir;

Institut Pertanian Bogor 7) Ir. Setyastuti Purwanti, MS;

Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada. 8) Ir. Sutrisno.

Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

9) Ir. Daryanto, MM;

Direktorat Perlindungan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

10) Dr. Ir. Erry Sofiari;

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, Balai LITBANG Pertanian.

11) Ir. Ayub Darmanto.

Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia. 4. Sekretariat Tim Penilai dan Pelepas Varietas

Sekretariat TP2V mempunyai tugas :

1) Menerima permohonan dari para pemulia tanaman atau produsen benih yang bermaksud melepas varietas yang dimiliki/dihasilkan.

(6)

3) Melakukan persiapan sidang penilaian dan pelepasan varietas yaitu membuat dan mengirimkan surat undangan untuk TP2V dan Pengusul/Pemohon, menyusun jadwal sidang, menyiapkan jadwal sidang dan perlengkapannya.

4) Menyelenggarkan pelaksanaan sidang. 5) Membuat resume hasil sidang.

6) Membuat dan mengirimkan surat kepada para pengusul perihal keputusan tim terhadap usulannya.

7) Menerima hasil perbaikan dari pengusul seperti yang diputuskan dalam sidang penilaian.

8) Membuat konsep keputusan Menteri.

9) Memproses pengusulan konsep Keputusan Menteri dari Ketua TP2V kepada Ketua BBN dan Menteri Pertanian.

10) Mengirimkan Keputusan Menteri kepada Pengusul/Pemohon dan Instansi pengawasan sertifikasi Benih di propinsi seluruh Indonesia.

Organisasi dan tata kerja penilaian dan pelepasan varietas tanaman di Badan Benih Nasional (BBN) yang berlangsung saat ini adalah sebagai berikut :

a. Komoditas hortikultura dilaksanakan melalui TP2V Subtim Hortikultura, Subdit Mutu Benih Direktorat Perbenihan Hortikultura, dan Ditjen Bina Produksi Hortikultura sebagai Wakil Ketua I BBN dan diterusakan kepada Menteri Pertanian.

b. Komoditas tanaman pangan dilaksanakan melalui TP2V Subtim Tanaman Pangan, Subdit Mutu Benih Direktorat Perbenihan

(7)

Tanaman Pangan, dan Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan sebagai Ketua BBN dan diterusakan kepada Menteri Pertanian.

c. Komoditas perkebunan dilaksanakan melalui TP2V Subtim Perkebunan, Subdit Pengembangan Usaha Perkebunan, dan Ditjen Bina Produksi Perkebunan sebagai Wakil Ketua II BBN dan diterusakan kepada Menteri Pertanian.

Dari uraian tersebut diatas terlihat, bahwa proses penilaian dan pelepasan varietas melibatkan tiga (3) Instansi setingkat Eselon I di Departemen Pertanian. Tata kerja hubungan organisasi pelepasan varietas dapat dilihat pada gambar 4.1

(8)
(9)

4.2 Memahami Proses Penilaian dan Pelepasan Varietas yang

Sedang Berjalan

1. Proses Permohonan di Sekretariat TP2V

Permohonan diajukan diajukan secara tertulis oleh pemilik calon varietas kepada Menteri Pertanian melalui Ketua Badan Benih Nasional (BBN) u/p Ketua Tim Penilai dan Pelepas Varietas dengan alamat Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

Permohonan disertai dengan makalah pelepasan varietas. Jumlah makalah yang diperlukan setiap usulan sebanyak 20 exsemplar dan minimal 3 diantaranya harus dengan foto asli berwarna terutama pada bagian yang menunjukan keunggulannya. Format makalah usulan makalah tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Pendahuluan yang berisi prospek varietas, nilai ekonomi, kendala, varietas-varietas yang telah ada, manfaat calon varietas-varietas dan tujuan pelepasan.

2) Silsilah dan cara mendapatkan varietas jelas, asal usul calon varietas, deskripsi tetuanya, cara perakitan dan cara seleksi, proses dan kriteria seleksi.

3) Pengujian dan observasi terdiri dari bahan dan metode, hasil pengujian, keunggulan calon varietas yang diusulkan, ketahanan terhadap OPT utama, unsur baru, unik, seragam dan stabil, kelemahan calon varietas, preferensi konsumen/petani/masyarakat.

4) Daerah adaptasi, agroekologi, wilayah potensi pengembangan dan cara budidaya.

(10)

5) Ketersediaan benih penjenis, dimana, berapa volumenya dan oleh siapa di produksi dan rencana penyaluran benih.

6) Nama serta alamat peneliti dan pengusul pelepasan varietas. 7) Nama varietas yang diusulkan

8) Deskripsi calon varietas yang diusulkan.

Permohonan yang telah diregistrasi akan diikutkan dalam sidang penilaian dan pelepasan. Makalah yang tidak lengkap persyaratannya, oleh Sekretariat TP2V diberitahukan kepada pemohon kekurangannya.

2. Proses Penilaian Oleh Tim Penilai dan Pelepasan Varietas

Usulan pelepasan varietas dinilai/dievaluasi melalui sidang TP2V yang dihadiri oleh pemohon. Sidang penilaian dan pelepasan varietas dilaksanakan sesuai dengan anggaran yang terdapat dalam daftar isian proyek Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura yaitu setahun 2 (dua) kali pada umumnya dilaksanakan pada bulan Juni/Juli dan Nopember/Desember.

Namun demikian apabila pemohon ada yang menghendaki sidang diluar jadwal tersebut dapat dilaksanakan dengan menanggung sendiri biaya sidang.

Sidang penilaian dan pelepasan varietas dipimpin oleh Ketua TP2V dan dihadiri Sekretaris, Anggota TP2V dan Pemohon. Dalam sidang, TP2V menilai/mengevaluasi usulan para pemohon dan selanjutnya memutuskan apakah usulan dapat diterima atau tidak. Apabila varietas yang diusulkan memenuhi persyaratan sebagai varietas unggul dan dalam proses mendapatkannya sesuai dengan kaidah-kaidah/aturan yang tertuang dalam Keputusan Menteri 902/Kpts/TP.240/12/96 tentang pengujian, penilaian dan pelepasan varietas, maka

(11)

varietas tersebut diterima sebagai calon varietas yang unggul, untuk selanjutnya akan diajukan kepada Menteri Pertanian untuk ditetapkan dan dikukuhkan dalam Keputusan Menteri Pertanian sebagai varietas unggul. Apabila tidak diterima rekomendasi dari TP2V usulan diperbaiki atau ditolak. Jika diperbaiki pengusul diharuskan melengkapi persyaratan yang masih kurang dan bila tidak memenuhi maka usulan ditolak. Keputusan tersebut disampaikan oleh Ketua TP2V kepada pemohon setelah tim menilai usulan pemohon dalam sidang dan membahasnya dalam sidang terbatas. Sidang terbatas adalah sidang yang dihadiri hanya oleh Tim dan dilakukan setelah sidang penilaian untuk memperoleh masukan dari Tim yaitu; varietas yang memenuhi syarat, diperbaiki atau di lengkapi kelengkapan persyaratan atau di tolak disertai dengan alasannya. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah sidang, sekretariat akan menyampaikan secara resmi kepada pemohon tentang keputusan tim yang disampaikan melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Sekretaris TP2V.

3. Proses Penerimaan Perbaikan dari Pengusul dan Penyusunan Konsep Keputusan Menteri Pertanian

Proses ini dimulai dari keputusan hasil sidang yang langsung disetujui dan atau proses penerimaan perbaikan dari pengusul.

Penyusunan konsep Keputusan Menteri dilakukan oleh Sekretaris TP2V secara bertahap sesuai hasil rekomendasi dari hasil sidang, yaitu konsep dibuat untuk usulan yang langsung diterima sebagai varietas unggul. Sedangkan untuk usulan yang persyaratannya belum lengkap, sekretariat akan membuat konsep Keputusan Menterinya apabila kelengkapannya sudah dipenuhi oleh pemohon. Waktu

(12)

diterimanya hasil perbaikan tergantung dari kekurangannya yang harus dilengkapi, ada yang langsung dapat diperbaiki dan ada pula harus dilakukan pengujian-pengujian dahulu oleh pemohon yang memerlukan waktu, sehingga waktu masuknya perbaikan ke sekretariat tidak tentu.

Sekretariat TP2V akan menyampaikan konsep Keputusan Menteri yang sudah selesai kepada Ketua TP2V disertai konsep surat pengantar dari ketua TP2V kepada Ketua BBN.

4. Proses dari Ketua TP2V Kepada Ketua BBN

Proses ini dimulai dari persetujuan ketua TP2V terhadap konsep Keputusan Menteri (Kepmen) perihal usulan penilaian dan pelepasan varietas. Setelah konsep Kepmen di setujui oleh ketua TP2V, konsep Kepmen ini akan disampaikan kepada ketua BBN disertai surat pengantar yang ditanda tangani oleh ketua TP2V. Setelah Ketua BBN menyetujui usulan tersebut kemudian diteruskan kepada Menteri Pertanian disertai saran, pertimbangan, jika tidak disetujui konsep tersebut dikembalikan kepada ketua TP2V untuk diperbaiki dan selanjutnya apabila ketua BBN sudah setuju konsep tersebut baru akan diteruskan kepada Menteri Pertanian.

5. Proses dari Ketua Badan Benih Nasional kepada Menteri Pertanian

Proses ini dimulai dari penerimaan konsep Keputusan Menteri tentang Pelepasan Varietas yang disertai surat pengantar dari Ketua BBN dengan dilengkapi saran dan pertimbangan di Sekretaris Menteri. Prosedur persuratan di Sekretariat Menteri, surat tersebut akan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian untuk mempelajari subtansi tentang usulan pelepasan varietas.

(13)

Selanjutnya surat tersebut akan didisposisikan kepada Kepala Biro Hukum dan Humas untuk memenuhi konsideran/peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelepasan varietas. Bila konsep Keputusan Menteri Pertanian tersebut dianggap memenuhi peraturan pelepasan varietas dibuatlah surat pengantar dari Sekretariat Jenderal kepada Menteri Pertanian.. Menteri Pertanian mempunyai kewenangan untuk menerima atau menolak usulan pelepasan varietas tersebut. Penolakan tersebut disertai dengan alasan penolakan dikembalikan kepada pemohon melalui ketua BBN. Proses penilaian dan pelepasan varietas hortikultura seperti ditunjukan dalam gambar 4.2

(14)
(15)

4.3 Analisis Proses Yang Berjalan

Kepmen tentang pelepasan varietas mencakup komoditas tanaman hortikultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan.

Permohonan pelepasan varietas oleh pemilik calon varietas diajukan kepada Menteri Pertanian melalui Ketua BBN u/p Ketua TP2V. Permohonan untuk komoditas hortikultura disampaikan kepada Direktorat Perbenihan Hortikultura, permohonan untuk komoditas tanaman pangan disampaikan kepada Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan dan permohonan untuk komoditas perkebunan kepada Direktorat Perbenihan Perkebunan.

Penerimaan permohonan pelepasan varietas pada Direktorat Perbenihan dilaksanakan oleh Subdit Mutu Benih Hortikultura, Subdit Mutu Benih Tanaman Pangan dan Subdit Pengembangan Usaha Perkebunan yang kedudukannya sebagai sekretariat TP2V untuk masing-masing Subtim.

Proses penerimaan permohonan pelepasan varietas dilakukan oleh Sekretariat TP2V sesuai dengan komoditas yang diusulkan untuk dilepas. Selanjutnya permohonan tersebut diperiksa kelengkapan syarat-syarat untuk pelepasan varietas, bila memenuhi syarat kemudian dapat diikutkan untuk sidang penilaian dan pelepasan varietas yang dinilai/dievaluasi oleh TP2V Sub Tim masing-masing komoditas. Selanjutnya hasil keputusan oleh TP2V tersebut diajukan kepada Menteri melalui BBN berdasarkan persetujuan dari Ketua BBN untuk komoditas tanaman pangan, Wakil Ketua I untuk komoditas hortikultura dan Wakil Ketua II untuk komoditas perkebunan.

(16)

Setelah mengamati dan mempelajari proses yang sedang berjalan khusus pada proses penilaian dan pelepasan varietas hortikultura terdapat beberapa masalah yang timbul antara lain :

a. Sekretariat TP2V Sub Tim Hortikultura

Pada bagian ini, proses administrasi mulai dari memproses permohonan, persiapan sidang, membantu penyelenggaraan sidang, membuat konsep Keputusan Menteri sampai dengan menyampaikan hasil penilaian kepada ketua BBN untuk selanjutnya di usulkan kepada Menteri Pertanian. Pada pelaksanaan proses penilaian dan pelepasan varietas (PPV) hortikultura, sekretariat TP2V tidak secara khusus menangani proses administrasi PPV, karena sekretariat berada di Sub Direktorat Mutu Benih, Direktorat Perbenihan–Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura yang mempunyai tugas penyusunan pedoman, standar, norma, kriteria, prosedur dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang mutu benih.

Dengan kondisi tersebut, maka timbul beberapa masalah antara lain :

1) Staf sekretariat TP2V Sub Tim Hortikultura tidak memiliki pengetahuan yang sama tentang proses penilaian dan pelepasan varietas hortikultura. 2) Staf tidak memiliki job description yang jelas, sehingga :

a. b.

Menyebabkan sering terjadinya perulangan pekerjaan.

Tidak adanya batas-batas kewajiban dan tanggung jawab diantara staf seperti; setiap staf tidak dapat membedakan pekerjaan struktural di Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura

(17)

dan pekerjaan TP2V di BBN seringkali tupoksi struktural lebih diutamakan dari pada pekerjaan TP2V.

3) Dalam proses pemeriksaan syarat-syarat dokumen usulan pelepasan varietas tidak dilakukan sesuai prosedur, sehingga mengakibatkan pada waktu sidang masih ada kekurangan data-data dukung pelepasan vareitas. Hal tersebut mengakibatkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melengkapi data-data sesuai dengan saran dari TP2V.

4) Sistem kearsipan administrasi pelepasan varietas tersebar sehingga menyebabkan pekerjaan seringkali tertunda karena dokumen terselip atau hilang.

5) Kurang memadainya sarana penyimpanan dokumen.

6) Lingkungan kerja yang tidak nyaman karena pekerjaan Sekretaris TP2V bercampur dengan pekerjaan struktural, sehingga menyebabkan kinerja SDM tidak optimal.

7) Permohonan pelepasan varietas dilaksanakan tersebar di tiga instansi yaitu Direktorat Pebenihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, sehingga mengakibatkan tidak efisien.

8) Kebutuhan sumber daya manusia pada proses menjadi lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem penerimaan permohonan terkonsentrasi.

b. Tim Penilaian dan Pelepasan Varietas Sub Tim Hortikultura

TP2V terdiri dari ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Ketua TP2V Sub Tim Hortikultura merangkap jabatan sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Sekretaris TP2V merangkap tugas jabatan

(18)

struktural di Sub Direktorat Mutu Benih, Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, dan beberapa anggota TP2V merangkap jabatan sebagai pejabat struktural Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Perguruan Tinggi, Balai-Balai Penelitian Tanaman Buah di Sumatera Barat, Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang, Balai Penelitian Tanaman Hias di Cipanas dan Asosiasi Perbenihan. Dari uraian tersebut diatas terlihat Ketua, Sekretaris dan Anggota TP2V sebagian besar merangkap jabatan sebagai pejabat struktural di lingkup Departemen Pertanian. Hal ini menyebabkan :

1) Sulitnya menentukan jadwal sidang, karena anggota tim sering melakukan dinas ke luar kota sebagai pejabat struktural sehingga penentuan jadwal sidang memerlukan waktu yang lebih lama. 2) Sulit melakukan koordinasi dalam melakukan proses penilaian dan

pelepasan varietas antara ketua, sekretaris dan anggota.

3) TP2V tidak berada dalam satu kantor, sehingga memperlambat proses pelepasan varietas.

4) Proses penilaian dilaksanakan di masing –masing sub tim di tiga instansi perbenihan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, sehingga menyebabkan tidak efiseiennya waktu dan dibutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang terlibat.

5) Sarana dan prasarana pada proses ini menggunakan fasilitas instansi perbenihan dilingkup Departemen Pertanian.

(19)

BBN instansi non struktural dan sehari-hari yang bekerja dikantor adalah satu orang sekretaris dan 4 orang staf. Kedudukan BBN dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam melaksanakan tugas BBN dibantu oleh Wakil Ketua dan Sekretaris Badan serta anggota-anggota yang terdiri dari pejabat-pejabat departemen dan instansi yang mempunyai kepentingan dalam masalah pembinaan benih. Ketua BBN dijabat oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan sedangkan Wakil Ketua I BBN dijabat oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Wakil Ketua II dijabat oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Mengingat Ketua maupun Wakil Ketua BBN merangkap jabatan sebagai pejabat Eselon I Departemen Pertanian hal ini menyebabkan proses admistrasi pelepasan varietas terhambat karena sering melakukan dinas luar kota. Administrasi proses pelepasan varietas tanaman di BBN yang sedang berlangsung dilaksanakan di tiga instansi yaitu Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Sistim administrasi pelepasan varietas menjadi tidak terkonsentrasi menyulitkan Menteri Pertanian untuk melaksanakan pengambilan keputusan/kebijakan dibidang pelepasan varietas, karena rentang kendali yang panjang dan tersebar.

d. Menteri Pertanian

Menteri pertanian setelah mempelajari saran dan pertimbangan dari ketua BBN dapat menolak atau menyetujui permohonan pelepasan varietas.

Berkenaan dengan proses administrasi penandatanganan Keputusan Menteri Pertanian tentang penilaian dan pelepasan varietas di atas menyebabkan terhambatnya proses tersebut antara lain :

(20)

1) Penyampaian surat usulan dari Ketua BBN kepada Menteri Pertanian/Sekretaris Menteri, selanjutnya didisposisi ke Sekretariat Jenderal kemudian dari Sekretariat Jenderal ke Biro Hukum dan Humas. Mekanisme penyampaian surat tersebut di atas memerlukan waktu.

2) Pejabat di lingkungan Menteri yang berkaitan dengan proses penilaian dan pelepasan varietas sering tidak di tempat, karena sering dinas luar kota. 3) Staf di lingkungan Menteri Pertanian yang menangani proses administrasi

Keputusan Menteri Pertanian pelepasan varietas tidak memiliki job description yang jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Antara Balita Gakin dan Non Gakin (Studi di Desa Lampeji Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember) diuji dan

a) Penelitian ini telah berhasil mengoleksi spesies, hibrid primer, hibrid sekunder dan hibrid tingkat lanjut sebanyak 41 aksesi. Koleksi aksesi tersebut dilakukan

Hasil wawancara pada informan di dapatkan informasi bahwa pengetahuan perawat tentang delirium ini masih kurang, sehingga perawat belum pernah melakukan

[r]

The writer used this method because the writer wanted to measure the effectiveness of using realia media in teaching vocabulary by test pretest and

This study will provide a description on the consonants production of English as Foreign Language (EFL) speakers with Sundanese native language in an experimental

Tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui bahwa campur kode digunakan di dalam percakapan sehari-hari oleh para pekerja dan calon penumpang di Bandar

Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua ditolak, dan mengindikasikan bahwa independensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pembentukan komite manajemen risiko