• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MENGGUNAKAN METODE JEJAK FISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MENGGUNAKAN METODE JEJAK FISI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR

MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MENGGUNAKAN

METODE JEJAK FISI

Asep Setiawan1), Opi Vita M. Sari2), dan Bunawas1)

1) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN 2) FMIPA – Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MENGGUNAKAN METODE JEJAK FISI. Konsentrasi uranium dalam beberapa air minum dalam kemasan telah ditentukan menggunakan metode jejak fisi dan telah ditentukan pula perkiraan dosis efektif uranium per tahun. Konsentrasi uranium ditentukan dengan mengirradiasi konsentrat air mineral, lalu mengetsa secara kimia, membaca jumlah jejak fisinya, dan menghitung konsentrasi uraniumnya. Kondisi optimum penentuan konsentrasi uranium dalam air mineral ditentukan lebih dahulu dengan menentukan waktu irradiasi dan waktu etsa yang optimum. Perkiraan dosis efektif uranium per tahun dihitung dengan memperhitungkan asupan air mineral dan konsentrasi uranium dalam air mineral. Pada penelitian ini diperoleh waktu irradiasi optimun 200 detik dan waktu etsa optimum 60 menit pada suhu 50oC. Konsentrasi uranium dalam AMDK bervariasi antara 0,48 ± 0,33 µg/L sampai 20,61 ± 2,22 µg/L, terendah untuk AMDK dari Medan dan tertinggi dari Kepulauan Karimun. Konsentrasi uranium dalam AMDK pada penelitian ini masih berada di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan oleh BAPETEN, namun ada satu yang sudah berada di atas nilai baku mutu WHO. Perkiraan dosis efektif akibat mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang mengandung uranium berkisar antara 0,19 - 22,64 µSv/tahun. Hubungan antara dosis efektif uranium rata-rata per tahun dari air minum terhadap usia tertentu menunjukkan perkiraan dosis efektif per tahun meningkat secara positif dari usia balita dan mencapai puncaknya pada usia remaja, kemudian menurun secara drastis pada usia dewasa.

Kata kunci : uranium, AMDK, jejak fisi

ABSTRACT

THE MEASUREMENT OF URANIUM CONCENTRATIONS IN DRINKING WATERS USING FISSION TRACT METHODE. Measurement of uranium had been done at some drinking waters using fission track method and measured uranium effective dose rate. The concentration of uranium was determined by using the irradiated drinking waters, chemical etching, watching the track, and counting concentration uranium. Optimum condition measured with irradiation time and etching time. Effective dose rate measured with calculated drinking water intake and uranium concentration in waters. The optimum of irradiation time is 200 seconds and etching time is 60 minutes at 50oC. The measurement result showed that the uranium concentrations in drinking waters consecutively were (0.58 ± 0.33) µg/L to (20.61 ± 2.22) µg/L, the lowest concentrations of uranium at drinking waters were found from Medan and the highest concentrations were found from Karimun Island. Uraniumconcentration at those drinking waters were still below concentration limit recommended by BAPETEN, but one of them is above concentration limit recommended by WHO. Effective dose rate of uranium in drinking waters intake consecutively were 0.19 to 22.64 µSv/y. The relations between effective dose rate from uranium in drinking waters and some ages to rise was positively from the baby and highest at teen age, then drop at adult ages.

Key words : uranium, drinking watres, fission track.

PENDAHULUAN

etersediaan air yang layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh, sedangkan kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Hal tersebut menjadi penyebab semakin berkembangnya usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pada 2002, terjadi kenaikan 30 persen dibandingkan tahun 2001

dari 5,4 miliar liter menjadi 7,1 miliar liter. Tahun ini, ditargetkan peningkatan hingga 20 persen

menjadi 8,5 miliar liter.[1]

Sejak banyaknya perusahaan maupun distributor yang menyatakan bahwa produk air minum mereka berasal dari sumber air alami, maka terdapat kemungkinan bahwa beberapa dari air minum tersebut dapat mengandung uranium dalam jumlah yang dapat dihitung.

(2)

Uranium adalah suatu unsur radioaktif alami yang banyak terdapat pada lapisan kulit bumi dan hampir semua sumber air, khususnya air tanah dan air drinking. Pengukuran radioaktivitas dalam air sangatlah penting untuk berbagai tujuan, terutama untuk menjamin bahwa tingkat radioaktivitas tersebut masih berada di bawah batas yang sudah ditentukan, karena air minum mungkin adalah suatu faktor yang signifikan dalam meningkatkan paparan radiasi pada populasi.

Kadar uranium dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode analisis aktivasi, spektrometri massa, fluorometri,

dan pencacah alpha.[2] Penelitian ini menggunakan

metode jejak fisi, karena metode ini lebih mudah, tidak terlalu mahal dan memberikan keakuratan yang sama bila dibandingkan dengan metode-metode yang lain.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi uranium dalam beberapa jenis air minum dalam kemasan dengan menggunakan metode jejak fisi.

TINJAUAN PUSTAKA

Uranium secara umum banyak ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit dalam batu-batuan, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia. Dalam bentuk murninya, uranium adalah logam berat berwarna perak dengan kerapatan hampir dua kali dari kerapatan timah hitam. Dalam alam, uranium terdapat dalam beberapa isotop, yaitu

238U, 235U, dan 234U dengan kelimpahan

masing-masing adalah 99,274%, 0,72% dan 0,006%. 1 µg

uranium alami memiliki aktivitas 25,2 mBq.[3]

Semua isotop uranium bersifat radioaktif dan akan mengalami peluruhan dengan memancarkan partikel alpha yang disertai dengan radiasi gamma yang lemah.

Uranium dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Secara umum, penyerapan uranium yang paling dominan adalah melalui makanan dan air minum, hal ini dikarenakan jumlah uranium dalam udara adalah sangat kecil. Rata-rata pengambilan uranium yang berasal dari makanan adalah sekitar 0,07 - 1,1

µg/hari.[4] Sekitar 99 % uranium yang masuk

melalui makanan dan air minum akan meninggalkan tubuh manusia melalui jalur urin, dan sisanya akan memasuki aliran darah. Semua uranium yang telah diserap akan dipindahkan oleh ginjal dan dieksresi dalam urine dalam beberapa hari. Sejumlah kecil uranium dalam aliran darah akan tersimpan dalam tulang manusia dan akan bertahan selama beberapa tahun.

Gambar 1. Skema jalan masuk uranium ke tubuh[5]

Risiko yang paling besar dari penyerapan uranium dalam jumlah yang besar adalah kerusakan ginjal, karena walaupun uranium adalah radioaktif lemah tapi dia bersifat sebagai logam beracun. Paparan uranium juga dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker berdasarkan radioaktivitasnya. Berdasarkan sifat uranium yang cenderung untuk terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu dalam tubuh, maka risiko untuk terkena kanker tulang, kanker hati, dan penyakit darah (seperti leukimia) akan meningkat. Penghirupan uranium juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.

Tinggi rendahnya paparan radiasi alami tergantung pada keadaan geografi lokasi dan pada aktivitas manusia. Dosis efektif uranium per tahun untuk usia tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

C

x

DCF

x

DWI

x

365

D

=

(1)

D = Dosis efektif uranium per tahun untuk kelompok usia tertentu dari pemasukan uranium dalam air (Sv);

C = Nilai rata-rata dari konsentrasi uranium da-lam air (Bq/L);

DWI = Pemasukan air per hari untuk kelompok usia tertentu (L);

DCF = Faktor konversi dosis untuk uranium untuk

kelompok usia tertentu (Sv/Bq), untuk 238U

adalah 4,4 x 10-8 Sv/Bq, untuk 235U

adalah 4,6 x 10-8 Sv/Bq, dan untuk

234U adalah 4,9 x 10-8 Sv/Bq.

Massa air adalah vektor yang paling penting dalam proses pengangkutan uranium, baik dalam larutan maupun oleh erosi dalam lingkungan. Proses pengangkutan uranium ke air alami dapat terjadi melalui difusi atau aliran massa. Dalam lingkungan yang akuatik, uranium terdapat dalam

(3)

konsentrasi 0,1 - 10 µg/L, terutama sebagai uranil karbonat kompleks.

Baku mutu uranium dalam air minum di beberapa negara yang telah diketahui adalah Kanada -20 µg/L, USA -30 µg/L, Rusia -1700 µg/L. Tahun 2004 WHO menentukan nilai pedoman sementara

15 µg/L (NGU 2005) dan BAPETEN dengan SK.

Kepala BAPETEN No. 02/ka-BAPETEN/V-99 tentang ”Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan” di Indonesia baku mutu uranium

dalam air minum adalah 1000 Bq/L (4 x 104 µg/L).

Kadar uranium dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode analisis aktivasi, spektrometri massa, fluorometri,

pencacah alpha, dan metode jejak fisi.[2] Metode

jejak fisi sudah banyak digunakan oleh berbagai penulis untuk menentukan kadar uranium dalam air, susu bubuk, darah manusia, daun teh, semikonduktor, batu bara, baja dan lain

sebagainya.[6] Metode jejak fisi lebih mudah, lebih

murah dan memiliki tingkat keakuratan yang sama jika dibandingkan dengan metode – metode yang

lain.[7] Metode jejak fisi tidak membutuhkan sampel

dalam jumlah yang banyak, hanya satu atau dua tetes air sudah cukup untuk menganalisa kadar uranium.

METODOLOGI

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah larutan 3 M

HNO3, 6,5 M NaOH, larutan 50 µg/L uranium dari

UO2(NO3)2.6H2O, air demineralisasi, sampel air

minum dalam kemasan. Alat yang digunakan adalah

detektor jejak fisi polikarbonat-Iupilon® dengan

rumus kimia -[-O-C6H4C-(CH3)2C6H4OCO-]n- yang

memiliki densitas 1,2 g cm-3 dan ketebalan 300 µm.

(Mitsubishi Gas Chemical Company, Inc., Jepang), mikropipet buatan Iupendorf, selotip, lampu inframerah, inkubator buatan Memmert-Jerman, tempat etsa, pinset, klem SS, mikroskop opthipot buatan Nikon-Jepang, dan Reaktor GA Siwabessy-Serpong.

Persiapan Sampel

Sampel air dikonsentrasikan sampai 100 kali dengan cara memanaskannya secara kontinyu di atas pemanas. Dengan cara yang sama, larutan uranium standar yang telah diketahui konsentrasinya disiapkan. Ambil 25 µL dari setiap sampel maupun larutan standar dengan menggunakan mikropipet dan kemudian teteskan di atas permukaan detektor lalu dikeringkan di bawah lampu inframerah. Sampel air maupun larutan standar yang telah dikeringkan tersebut akan

meninggalkan residu yang bersifat non-volatil pada permukaan detektor.

Gambar 2. Susunan detektor yang telah ditetesi sampel, standar dan background untuk irradiasi dalam reaktor

Detektor polikarbonat Iupilon® lain yang

bersih kemudian diletakkan di atas setiap detektor yang mengandung residu tersebut, sehingga membentuk seperti roti lapis kemudian rekatkan dengan menggunakan selotip. Detektor – detektor yang sudah siap tersebut kemudian dipasang pada lempengan mika untuk menjaga kontak antara

sampel dan detektor. Satu detektor Iupilon® yang

kosong dipasang bersama detektor yang berisi sampel sebagai latar.

Proses Irradiasi

Sampel di masukkan ke dalam sebuah tabung polietilen yang mempunyai panjang 7 cm dan diameter 2,5 cm. Semua sampel, larutan standar dan latar diirradiasi dengan fluks neutron termal sekitar

1013 n/cm2 di PRSG Siwabessy-Serpong dalam

tabung transfer sistem pneumatic rabbit dengan waktu yang bervariasi (100, 150, 200, dan 250 detik) untuk mencari waktu irradiasi yang optimal. Setelah didinginkan, detektor dicuci dengan larutan

3 M HNO3 dan air demineralisasi dengan tujuan

untuk memindahkan bahan terendap kemudian dikeringkan dan dilakukan proses etsa.

Proses Etsa Kimia

Setelah diirradiasi detektor Iupilon® dietsa

dengan larutan kimia 6,5 M NaOH pada suhu 50oC

dalam inkubator dengan waktu yang bervariasi (40, 50 ,60 dan 70 menit), kemudian detektor

polikarbonat - Iupilon® dibersihkan dengan air

demineralisasi lalu dikeringkan.

Analisis Jejak Fisi

Jejak fisi pada detektor dihitung dengan menggunakan mikroskop optik pada pembesaran 400x. Untuk mendapatkan nilai statistik yang layak dan bagus dari penghitungan jejak, 10 field-of-view dipilih pada setiap permukaan detektor yang memiliki kontak dengan residu sampel pada waktu irradiasi. Satu field-of-view mewakili daerah

(4)

yang dihitung hanya merupakan bagian kecil dari

ukuran sampel (~0,3 cm2).

Analisis Data

Untuk menentukan konsentrasi uranium relatif terhadap konsentrasi larutan uranium standar dihitung dengan menggunakan persamaan

berikut[1,8] : S B S B X C C × − − =

ρ

ρ

ρ

ρ

X (2)

dimana subskript X dan S menyatakan sampel yang belum diketahui dan standar. C adalah konsentrasi

uranium, ρ adalah densitas jejak, dan ρB adalah

densitas jejak fisi pada latar belakang (detektor kosong).

Perambatan kesalahan (± menyatakan 1 standar deviasi) dalam densitas jejak dihitung

dengan mengalikan densitas jejak dengan (1/N)1/2,

dengan N adalah jumlah total dari jejak yang dihitung dalam sampel. Konsentrasi uranium ditentukan dengan 1 standar deviasi.

Dosis Efektif Uranium per Tahun dari Air Minum untuk Usia Tertentu

Diasumsikan bahwa air minum yang dikonsumsi oleh manusia adalah air minum dalam kemasan. Dosis efektif uranium per tahun dari air minum untuk usia tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1) dengan menggunakan

DCF rata-rata 4.41x 10-8 Sv/Bq dan data dari Scoot

2003 (data pemasukan air per hari menurut umur dan berat badan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Waktu Irradiasi dan Waktu Etsa

Penentuan waktu irradiasi dan waktu etsa yang optimal dapat dilihat dari banyaknya jumlah jejak yang dihasilkan, kualitas jejak yang dihasilkan, jumlah jejak pada latar belakang yang kecil, dan kualitas latar belakang yang bagus. Berikut ini adalah tabel pembacaan jejak untuk mencari waktu iradiasi dan waktu etsa yang optimal.

Tabel 1. Optimasi Waktu Irradiasi

No. Film irradiasi Waktu

(detik)

Jumlah

jejak belakang Latar

1 100 9008 0 7 150 10460 0 13 200 13848 0 43 250 10480 0 (100 detik) (150 detik) (200 detik) (250 detik)

Gambar 3. Gambar jejak fisi hasil optimasi waktu irradiasi

Dari data di atas dapat diketahui waktu irradiasi yang optimal adalah 200 detik, karena waktu irradiasi ini menghasilkan jejak dengan jumlah yang paling banyak dan kualitas jejak dan latar belakang yang paling bagus. Oleh karena itu, berdasarkan hasil di atas pada penelitian ini waktu irradiasi yang digunakan adalah 200 detik.

Tabel 2. Optimasi Waktu Etsa

No. Film Waktu etsa

(menit) Jumlah jejak Latar belakang 1 40 19244 0 2 50 18704 0 3 60 20576 0 4 70 16752 0 (40 menit) (50 menit) (60 menit) (70 menit)

(5)

Gambar 4. Gambar jejak fisi hasil optimasi waktu etsa

Dari data di atas dapat diketahui waktu etsa yang optimal adalah 60 menit karena waktu etsa 60 menit ini dapat menghasilkan jejak dengan jumlah paling banyak dan kualitas jejak dan latar belakang yang dihasilkannya pun bagus. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil di atas pada penelitian ini waktu etsa yang digunakan adalah 60 menit.

Penentuan Konsentrasi Uranium

Konsentrasi uranium dalam semua sampel air minum dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan

Kode sampel Jumlah jejak sampel Jumlah jejak standar Lokasi sumber air Field- of-viewa ρX (cm-2) x 103 (cm-2ρ) x 10S 3 (µg/L) CX (mBq/L) CX A 20 21352 1 10 1,02±0,23 10,89±0,07 4,68±1,06 117,94±26,71 B 9 21355 2 10 0,47±0,16 10,90±0,07 2,16±0,73 54,43±18,40 C 7 21002 3 10 0,36±0,14 10,72±0,07 1,68±0,65 42,34±16,38 D 6 20998 4 10 0,31±0,13 10,71±0,07 1,45±0,61 36,54±15,37 E 8 21543 5 10 0,41±0,15 10,99±0,07 1,86±0,68 46,87±17,14 F 11 20769 6 10 0,57±0,17 10,60±0,07 2,69±0,80 67,79±20,16 G 86 21208 7 10 4,46±0,48 10,82±0,07 20,61±2,22 519,37±55,94 H 3 21187 8 10 0,16±0,09 10,81±0,07 0,74±0,42 18,64±10,58 I 8 21109 9 10 0,41±0,15 10,77±0,07 1,90±0,70 47,88±17,64 J 10 21115 10 10 0,52±0,16 10,77±0,07 2,41±0,75 60,73±18,90 K 19 20844 11 10 0,98±0,22 10,63±0,07 4,61±1,05 116,17±26,46 L 2 20587 12 10 0,10±0,07 10,50±0,07 0,48±0,33 12,10±8,32 Rata-rata = 3,77±0,83 95,07±21,00 Nilai minimum = 0,48±0,33 12,10±8,32 Nilai maksimum = 20,61±2,22 519,37±55,94 117. 94 54.4 3 42.3 4 36.5 4 46.8 7 67.7 9 519.3 7 18.6 447.8860.73 11 6.17 12.1 0 100 200 300 400 500 600 A B C D E F G H I J K L Kode sampel Konsentrasi uranium (mBq/L)

Gambar 4. Konsentrasi uranium dalam sampel air minum dalam kemasan.

Konsentrasi uranium dalam air kemasan pada penelitian ini bervariasi antara 0,48 ± 0,33 µg/L sampai dengan 20,61 ± 2,22 µg/L dengan nilai rata-rata 3,77 ± 0,83 µg/L (12,01 ± 8,32 mBq/L sampai 519,37 ± 55,94 mBq/L dengan nilai

rata-rata 95,07 ± 21,00 mBq/L). Konsentrasi uranium yang tinggi ditemukan pada sampel air minum dalam kemasan dengan kode sampel G. Tingginya konsentrasi uranium dalam sampel air ini berkaitan dengan lokasi sumber air yang dekat dengan daerah aktivitas penambangan granit. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa granit ini memiliki kandungan uranium yang tinggi, oleh karena itu, sampel air minum dalam kemasan yang berasal dari lokasi ini memiliki konsentrasi uranium yang tinggi.

Berdasarkan baku mutu untuk kandungan uranium dalam air minum di Indonesia, semua sampel air minum dalam kemasan yang diteliti pada penelitian ini masih berada jauh di bawah baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, air minum kemasan pada penelitian ini masih aman untuk dikonsumsi.

(6)

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k) (l)

Gambar 4. Gambar jejak fisi uranium dalam sampel air minum dalam kemasan dari beberapa lokasi

Dosis Efektif Uranium per Tahun dari Air Minum untuk Usia tertentu

Hasil perhitungan dosis efektif uranium per tahun dari air minum untuk usia tertentu dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Dosis efektif uranium per tahun (µSv) untuk usia tertentu

Kode sampel Usia A B C D E F G H I J K L ≤1 1,90 0,87 0,68 0,58 0,76 1,09 8,35 0,31 0,77 0,98 1,87 0,19 2 2,22 1,02 0,79 0,68 0,89 1,28 9,77 0,36 0,90 1,15 2,18 0,23 3 2,39 1,10 0,85 0,73 0,95 1,38 10,53 0,39 0,97 1,24 2,35 0,24 4 2,53 1,16 0,90 0,77 1,01 1,46 11,11 0,41 1,03 1,31 2,48 0,26 5 2,56 1,17 0,91 0,78 1,02 1,48 11,28 0,41 1,04 1,33 2,52 0,26 6 2,60 1,19 0,93 0,79 1,04 1,50 11,45 0,42 1,06 1,35 2,56 0,26 7 2,85 1,30 1,01 0,87 1,13 1,64 12,53 0,46 1,16 1,47 2,80 0,29 8 2,94 1,35 1,05 0,90 1,17 1,70 12,95 0,47 1,20 1,52 2,89 0,30 9 3,08 1,41 1,10 0,94 1,23 1,77 13,53 0,50 1,25 1,59 3,02 0,31 10 3,25 1,49 1,16 0,99 1,29 1,87 14,29 0,52 1,32 1,68 3,19 0,33 11 3,32 1,52 1,18 1,01 1,32 1,92 14,62 0,54 1,35 1,72 3,27 0,34 12 3,72 1,70 1,33 1,14 1,48 2,15 16,37 0,60 1,51 1,92 3,66 0,38 13 4,01 1,83 1,43 1,22 1,60 2,31 17,63 0,65 1,63 2,07 3,94 0,41 14 4,46 2,04 1,59 1,36 1,78 2,57 19,63 0,72 1,82 2,31 4,39 0,45 15 4,77 2,18 1,70 1,45 1,90 2,75 20,97 0,77 1,94 2,46 4,69 0,48 16 5,07 2,32 1,81 1,55 2,02 2,92 22,31 0,82 2,06 2,62 4,99 0,52 17 5,15 2,36 1,83 1,57 2,05 2,97 22,64 0,83 2,09 2,66 5,06 0,52 ≥18 3,80 1,74 1,35 1,16 1,51 2,19 16,71 0,61 1,55 1,96 3,73 0,39

(7)

Dari Tabel di atas terlihat bahwa dosis efektif bervariasi antara 0,19 sampai dengan 22,64 µSv/tahun. Hubungan antara dosis efektif uranium rata-rata per tahun dari air minum terhadap usia tertentu dapat dilihat pada Gambar 5. Sampel A 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is e fek tif ur an iu m per ta hu n (µ S v) Sampel B 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is e fe kt if ur ani um pe r tahu n (µ Sv ) Sampel C 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif u ran iu m pe r ta hu n (µ Sv ) Sampel D 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif ur ani um per tahun (µ S v) Sampel E 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D osi s e fe kt if u ra ni um per tahun (µ S v) Sampel F 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif u ran iu m p er tahun (µ S v) Sampel G 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif ur ani um pe r ta hu n (µ S v) Sampel H 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is e fek tif ur an iu m pe r ta hun (µ Sv ) Sampel I 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif ur ani um per ta hun (µ Sv ) Sampel J 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif ur an iu m per ta hun (µ Sv ) Sampel K 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif u rani um pe r ta hun (µ Sv ) Sampel L 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 ≤1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ≥18 Usia D os is ef ek tif ur ani um per tahun ( µS v)

Gambar 5. Hubungan antara dosis efektif uranium per tahun dari air minum terhadap usia tertentu untuk sampel A s.d L

Berdasarkan Gambar 5, sampel air minum dalam kemasan yang banyak dikonsumsi masyarakat, terhadap usia tertentu, perkiraan dosis efektif per tahun meningkat secara positif dari usia balita dan mencapai puncaknya pada usia remaja, kemudian menurun secara drastis pada usia dewasa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kondisi yang optimum untuk analisis uranium dengan menggunakan metode jejak fisi adalah waktu irradiasi 200 detik, dan lamanya etsa

selama 60 menit pada suhu 50oC. Konsentrasi

uranium dalam air minum dalam kemasan berkisar antara 0,48 - 20,61 µg/L (12,01 - 519,37 mBq/L), terendah untuk sampel L dan tertinggi untuk sampel G. Konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan pada penelitian ini masih berada di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan oleh BAPETEN, namun ada satu yang sudah berada di atas nilai baku mutu WHO.

Dosis interna akibat mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang mengandung uranium berkisar antara 0,19 - 22,64 µSv/tahun. Hubungan antara dosis efektif uranium rata-rata per tahun dari air minum terhadap usia tertentu menunjukkan perkiraan dosis efektif per tahun meningkat secara

(8)

positif dari usia balita dan mencapai puncaknya pada usia remaja, kemudian menurun secara drastis pada usia dewasa.

Saran

Pada penelitian ini hanya menggunakan dua belas buah produk air minum dalam kemasan yang berbeda-beda, untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai konsentrasi uranium dalam air minum yang ada di Indonesia diperlukan lebih banyak produk air minum dalam kemasan dengan sumber air yang lebih bervariasi. Dalam perhi-tungan dosis efektif per tahun untuk usia tertentu masih menggunakan data pemasukan air per hari untuk kelompok usia tertentu yang berasal dari luar negeri, hal ini kurang sesuai bila diterapkan untuk kondisi rata-rata orang Indonesia. Untuk perhitu-ngan dosis efektif uranium per tahun untuk usia tertentu yang lebih mendekati kebenaran, sebaiknya menggunakan data pemasukan air per hari untuk kelompok usia tertentu yang berasal dari Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. ANONIM. 2003b. Bisnis Air Minum dalam Kemasan Terus Meningkat http://www. sinarharapan.co.id/ekonomi/promarketing/.ht ml

2. FLEISCHER, R.L., R.B. PRICE and R.M. WALKER.1975. Nuclear Track in Solids:Principle and Applications. University of California Press : Berkeley

3. ANONIM. 2001a. Uranium Radiation Properties. WISE Uranium project. http://www.antenna.nl/wise/uranium/rup.html

4. ANONIM. 2003a. Uranium. http://www.ead.anl.gov/pub/doc/uranium.pdf

5. ANONIM. 1999. How DU might Enter The Body. CADU project. http://www.cadu. org.uk/images/du.body.html

6. SCOOT, M. 2003. Family Practise notebook. http://www.fpnotebook.com

7. FISHER,D.E.1975. Geoanalytic Applications of Particle Tracks. Earth Sci. Rev.11.291-335

8. FLEISCHER, R.L. and D.B. LOVETT. 1968. U and B Content of Water by Particle Track Etching. Geochimica et Cosmochimica Acta.32. 1126-1128

9. CHENG, Y. L. Et al. 1993. Trace Uranium Determination in Beverages and Mineral Water Using fission Track Techniques. Nucl. Tracks Radiat. Meas. 22: 1 – 4, pp: 853 -855 10. EPA. 2000. U.S.A. EPA Standard for

Uranium in Drinking Water. 65 FR 76707, 7 Desember 2000

11. NGU. 2005. Uranium in Drinking Water [online]. http://www.ngu.no/ngu-fokus/urani-um. pdf

12. SINGH, S and H.S. VIRK.1984. U Estimation in Tooth Pastes and Fruit Juices using SSTNDs. Nuclear Track.8.419-422 13. SPAROVEK, R.B.M., J FLECKENSTEIN

and E. SCHNUG. 2000. Issues of Uranium and Radioactivity in Mineral Waters. Landbauforschung Volkentrode 4 (51): 149 – 157

14. WHO. 1993. Radiological Aspect. In: Guidelines for Drinking-Water Quality. WHO: Geneva

15. WHO. 1998. WHO Guidelines for uranium in Drinking Water. WHO: Geneva

TANYA JAWAB

Kris Tri Basuki

Saran

• Data sumber sebelum jadi AMDK. • Agar hati-hati data-data diatas baku mutu.

Asep Setiwan

¾ Terima kasih sarannya, mudah-mudahan data sumber sebelum jadi AMDK bisa ditentukan di masa mendatang.

¾ Data tersebut masih di bawah rekomendasi baku mutu BAPETEN, tetapi diatas baku mutu WHO. Terima kasih atas saran dan perhatiannya.

Gambar

Gambar 1.   Skema jalan masuk uranium ke  tubuh [5]
Gambar 2.   Susunan detektor yang telah ditetesi  sampel, standar dan background  untuk irradiasi dalam reaktor  Detektor polikarbonat Iupilon ®  lain yang  bersih kemudian diletakkan di atas setiap detektor  yang mengandung residu tersebut, sehingga  memb
Tabel 1.  Optimasi Waktu Irradiasi
Tabel 3.  Konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal yang terdapat dalam lembaran observasi ini tidak merupakan suatu hal yang mutlak pada diri seseorang dan hanya melihat aspek-aspek yang terjadi selama kegiatan

 Perisaian interferensi elektromagnetik adalah proses mencegah induksi radiasi elektromagnetik, yang merupakan emisi rangkaian listrik yang dibawa dengan cepat mengganti

Beberapa penelitian terkini, diantaranya pengaruh pemberian madu terhadap penderita diabetes dan hasil yang diperoleh bahwa dengan pemberian madu dapat menurunkan kadar glukosa

Jika dibandingkan dengan Gambar 4.1, terlihat bahwa lengkungan yang menunjukkan bifurkasi mundur mendekati satu yang menandakan bahwa kurva mendekati posisi

Menurut Kubller Ross (2008) individu akan mengalami beberapa tahapan dalam proses menerima diri atau keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya, sampai individu tersebut

yang berarti tidak aman untuk digunakan. 6) Scaffolding harus dilengkapi dengan papan pemberitahuan keselamatan ( notice. board ). 7) Semua material scaffolding harus diberi

Dari pemaparan di atas maka dalam kesempatan ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BRI

Hasil penelitian analisa SWOT menunjukkan bahwa pengembangan usaha budidaya ikan air tawar memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman dan memiliki kekuatan yang