• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

0

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT

MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG

RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

WAHYU WIJAYANTO

NIM. ST 13077

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

(2)

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SAAT

MELAKUKAN KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI

Wahyu Wijayanto1), Wahyuningsih Safitri 2), Joko Kismanto 3)

1)

Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

2)

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3)

Program Studi D-3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien harus mengacu pada SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, termasuk dalam pemakaian alat pelindung diri (APD) dalam perawatan pasien kemoterapi. Dengan motivasi yang tinggi, perawat diharapkan akan mempunyai perilaku yang baik dalam menggunakan APD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelatif, dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap yang melakukan perawatan pasien kemotarapi RSUD Dr. Moewardi sebanyak 69 perawat. Jumlah sampel 59 perawat dengan teknik pengambilan sampel simpel random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan 26 responden (44,1%) mempunyai motivasi yang rendah, 33 responden (55,9%) mempunyai motivasi yang tinggi, 37 responden (62,7%) mempunyai perilaku yang baik, 22 responden (37,3%) mempunyai perilaku kurang baik. hasil analisis uji statistic Rank Spearman diperoleh nilai rho = 0,383 dengan signifikansi p= 0,03 sehingga disimpulkan ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi.

(3)

2

Abstract

Nurses in executing the nursing care to patients should be based on the standard operating procedures that have been established by the hospital, including in the use of personal protective equipment (PPE) in the treatment of patients with chemotherapy. With high motivation, nurses are expected to have a good behavior in using the PPE. The objective of this research is to investigate the correlation between the nurses’ motivation and their attitude in the use of the PPE at the time of chemotherapy administration at the Inpatient Unit of Dr.Moewardi General Hospital of Surakarta.

This research used the descriptive quantitative correlative method with the cross sectional approach. The population of research consisted of 69 nurses who administered the chemotherapy treatment to the patients the Inpatient Unit of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta. The samples of research were 59 nurses and were taken by using the proportionate stratified random sampling technique. The data of research were collected through questionnaire. The data were analyzed by using the Spearman’s Rank analysis.

The result of this research shows that 26 respondents (44.1%) had the low motivation, 33 respondents (55.9%) had the high motivation, 37 respondents (62.7%) had the good attitude, 22 respondents (37.3%) had bad attitude. The result of the Spearman’s Rank analysis shows that the rho-value was 0.383 with the significance value (p-value) = 0.03. Thus, there was a correlation between the nurses’ motivation and their attitude in the use of the PPE at the time of chemotherapy administration at the Inpatient Unit of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta.

(4)

1. PENDAHULUAN

Potensi bahaya di rumah sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit (Parsinahingsih dan Supratman, 2008).

Kurangnya kesadaran ataupun kepatuhan dalam menggunakan APD pada perawat menurut Sukanto (2007) adalah faktor umur, pendidikan, pelatihan, motivasi dan lama kerja. Perawat dalam menggunakan APD dengan baik maka dibutuhkan suatu perilaku yang baik dan disiplin dari perawat yang bersangkutan. Untuk memperkuat perilaku perawat dalam menggunakan APD dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap maupun motivasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2014 di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi kepada perawat yang melakukan tindakan keperawatan, ternyata masih ada perawat yang tidak menggunakan APD secara maksimal, hal ini jumlah pasien kemoterapi yang cukup banyak. Data rekam medik RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 tercatat 1820 pasien kanker / Cancer (Ca) seperti Ca mamae, Ca Recti, NHL, Ca colon, Ca coli, Ca lidah, dan Ca Cell Squamosa. Jumlah pasien bulan Desember 2014 tercatat 162 pasien Ca.

Jumlah pasien Ca yang banyak dan tidak sebanding dengan jumlah perawat yang ada menjadikan perawat tidak selalu dapat menggunakan APD secara tepat seperti dalam SOP.

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi. 2. TINJAUAN PUSTAKA

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006). Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2006).

Pemakaian APD bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan juga merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu perusahaan yang tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan (Suma`mur, 2006).

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon (Otto, 2005). Menurut Rasjidi (2007) kemoterapi merupakan pemberian obat untuk membunuh sel kanker.

Terdapat lima tujuan dalam pemberian kemoterapi pada pengobatan kanker. Smeltzer (2009) mengemukakan yaitu sebagai obat utama (induksi), sebagai obat tambahan (adjuvan), sebagai obat pendahulu atau obat primer yang mendahului

(5)

4 pembedahan (neo-adjuvan), dan sebagai

obat yang digunakan secara kombinasi Perilaku menurut Skinner (1938) adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon (Skinner (1938) dalam Notoadmodjo, 2003).

Menurut Sunaryo, (2008) motif merupakan suatu pengerak, keinginan, rangsangan motif atau motivasi berasal dari kata latin “ Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan. kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Menurut Handoko (2005) mendefinisikan motivasi sebagai “suatu tenaga atau faktor di dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. 3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakakan adalah deskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional atau studi belah lintang yaitu rancangan penelitian untuk mengambarkan pengaruh antara beberapa variabel dengan subyek penelitian dan akan dilanjutkan dengan metode kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi (Arikunto, 2006).

Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap yang melakukan perawatan pasien kemotarapi RSUD Dr.

Moewardi sebanyak 69 perawat.Jumlah sampel sebanyak 59 responden. Teknik sampling menggunakan simple randomsampling.

Instrumen pengumpulan data d menggunakan kuesiner motivasi dan perilaku. Analisis data ini yang digunakan adalah uji Rank Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Dari hasil uji hipotesis akan diperoleh nilai signifikansi. Jika hasil uji hipotesis dihasilkan nilai p< 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Untuk menilai nilai keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat, maka dapat dilihat dari besarnya.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik responden Usia responden

Tabel 1. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan usia (n = 59) Usia Frekuensi (%) 17-25 tahun 4 6.8 26- 35 tahun 36 61.0 36-45 tahun 19 32.2 Jumlah 59 100.0

Berdasarkan Tabel 1 diketahui 4 responden (6,8%) masuk dalam usia 17-25 tahun, 36 responden (61%) masuk usia 26-35 tahun, dan 19 responden (62,2%) masuk dalam 36-45 tahun. b. Jenis kelamin responden Tabel 2. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (n = 59)

Jenis kelamin Frekuensi (%)

Laki-laki 22 37.3

Perempuan 37 62.7

Jumlah 59 100.0

Berdasarkan Tabel 2 diketahui 22 responden (37,3%) adalah laki-laki dan 37 responden (62,7%) adalah perempuan.

(6)

c. Tingkat pendidikan responden Tabel 3 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan (n = 59)

Pendidikan Frekuensi (%) Diploma III keperawatan 42 71.1 Sarjana keperawatan 9 15.3 Sarjana + Ners 8 13.6 Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 3. diketahui 42 responden (71,1%) berpendidikan DIII keperawatan, 9 responden (15,3%) bependidikan Sarjana keperawatan dan 8 responden (13,6%) berpendidikan Sarjana dan Ners.

d. Pengalaman kerja responden Tabel 4 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja (n = 59)

Pengalaman kerja Frekuensi (%)

1-5 tahun 17 28.8

6-10 tahun 24 40.7

>10 tahun 18 30.5

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 4 diketahui 17 responden (28,8%) mempunyai pengalaman bekerja 1-5 tahun, 24 responden (40,7%) dengan pengalaman kerja 6-10 tahun, dan 18 responden (30,5%) telah bekerja lebih dari 10 tahun.

e. Motivasi

Tabel 5. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan motivasi (n = 59)

Motivasi Frekuensi (%)

Rendah 26 44.1

Tinggi 33 55.9

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 5 diketahui 26 responden (44,1%) mempunyai motivasi yang rendah, sedangkan 33 responden (55,9%) mempunyai motivasi yang tinggi dalam menggunakan alat pelindung diri.

f. Perilaku penggunaan alat pelindung diri

Tabel 6. Distribusi Karakteristik responden berdasarkan perilaku (n = 59)

Perilaku Frekuensi (%)

Baik 37 62.7

Kurang baik 22 37.3

Jumlah 59 100

Berdasarkan Tabel 6 diketahui 37 responden (62,7%) mempunyai perilaku yang baik sedangkan 22 responden (37,3%) mempunyai perilaku kurang baik dalam menggunakan alat pelindung diri selama selama perawatan pasien kemoterapi.

g. Analisis Bivariat

Tabel 7. Hasil uji bivariat antara motivasi dengan perilaku perawat dalam menggunakan alat pelindung diri Variabel rhitung p Keputusan

Motivasi-perilaku 0,383 0,03 Ho ditolak Berdasarkan Tabel 7 hasil analisis uji statistic Rank Spearman diperoleh nilai rho = 0,383 dengan signifikansi p= 0,03, sehingga keputusan adalah Ho ditolak yang artinya ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat melakukan kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi. Nilai koefesien korelasi 0,383 termasuk dalam kategori lemah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 36 responden (61%) masuk dalam usia dewasa awal (26-39 tahun). Mubarak & Chayatin (2009), menjelaskan bahwa semakin meningkat usia seseorang maka diharapkan akan dapat menerima informasi yang dianggap baik untuk meningkatkan pengetahuan dan berperilaku yang baik.

(7)

6 Hasil penelitian Hendra (2011)

menyebutkan usia responden penelitian 51,6% dibawah 30 tahun berkaitan dengan praktik penggunaan APD radiografer di Instalasi Radiologi 4 Rumah Sakit di Kota Semarang. Hasil penelitian yang menunjukkan usia respoden banyak dalam usia dewasa awal. Usia dewasa awal dapat berpengaruh pada tingginya motivasi dan perilaku yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 62.7 % responden penelitian adalah perempuan. Dunia keperawatan identik dengan ibu atau wanita yang lebih dikenal dengan mother instinct, sehingga untuk mencari perawat yang berjenis kelamin laki-laki sangat terbatas. Ditambah lagi output perawat yang dihasilkan dari perguruan tinggi, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Sularyo (2007) menyatakan bahwa perempuan lebih menyayangi dan lebih sabar dalam hal keperawatan berdasarkan penelitian bahwa RSUD Dr. Moewardi dalam jumlah tenaga kesehatan diketahui dalam setiap ruang perawatan, perawat perempuan selalu lebih banyak dari perawat laki-laki.

Hasil penelitian Murdyastuti (2010) menyebutkan bahwa lebih dari 50% respoden penelitian tentang pengaruh persepsi tentang profesionalitas, pengetahuan patients safety dan motivasi perawat terhadap pelaksanaan program patients safety di ruang rawat inap RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah responden perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 71% responden berpendidikan Diploma Keperawatan. Nursalam (2005), menyatakan bahwa perawat profesional

adalah mengembangkan pendidikan tinggi keperawatan dengan memenuhi kriteria minimal lulusan DIII Keperawatan. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan seseorang dalam bekerja, karena melalui pendidikan akan menghasilkan suatu perubahan dalam pola dan cara hidup seseorang.

Ihsan (2007), bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan berusaha dipikirkan sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang berpendidikan cenderung akan mampu berfikir tenang terhadap suatu masalah. Melalui proses pendidikan yang melibatkan serangkaian aktivitas, maka seorang individu akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tinggi. Mayoritas responden yang berpendidikan Diploma, juga mempengaruhi pengetahuannya tentang SOP penggunaan alat pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi.

Hasil penelitian Sahara (2012) menyebutkan 72% responden penelitian di RS Palang Merah Indonesia di Bogor berpendidikan DIII keperawatan dalam melaksanakan kewaspadaan universal. Berdasarkan penelitian bahwa perawat yang bekerja di RSUD Dr. Moewardi di setiap bangsal masih banyak yang berpendidikan DIII kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 40,7% responden telah mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit antara 6-10 tahun. Pengalaman kerja berkaitan umur responden berkaitan bekerja di rumah sakit. Diharapkan dengan semakin bertambah usia maka semakin banyak pengalaman mengenai penggunaan alat pelindung

(8)

diri yang sesuai dengan SOP. Dengan usia tersebut juga diharapkan adanya pertukaran informasi mengenai pengetahuan tentang penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP rumah sakit, termasuk selalu menggunakan sarung tangan, masker, baju dan sebagainya saat melakukan perawatan pasien kemoterapi. Soedjono (2005) menyatakan adanya saling menukar pengalaman keterampilan maupun ilmu pengetahuan terkini akan membuat perawat semakin profesional dalam melakukan tugasnya termasuk dalam perawatan penggunaan alat pelindung diri sehingga dapat mencegah tertularnya berbagai penyakit.

Penelitian Kurniawati (2014) menyebutkan lebih dari 5 tahun responden yaitu perawat rawat inap telah bekerja di RSUD Tugurejo Semarang dalam penerapan SOP dan pemakain APD terhadap kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil penelitian responden dengan pengalaman kerja lebih dari 6 tahun, dapat mempengaruhi perilaku dalam melakukan tindakan keperawatan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 55.9% mempunyai motivasi yang tinggi. Menurut Sardiman (2010) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Penelitian Chrysmadani (2011) menyebutkan dari 40 perawat, 19 perawat mempunyai motivasi yang baik dalam kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri dasar (handscoon dan masker) di Rumah Sakit Graha Husada Gresik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden dalam bekerja juga

mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan motivasi yang tinggi, responden memiliki keinginan agar dalam setiap bekerja saat perawatan pasien kemoterapi tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan kerugian bagi responden, pasien dan rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 62,7% responden mempunyai perilaku yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri. Perilaku yang baik menunjukkan responden telah menggunakan penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan SOP rumah sakit.

Menurut Budioro (2004) perilaku adalah respon tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari yang dibedakan dalam bentuk pasif dan aktif, bentuk pasif yaitu respon yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung terlihat oleh orang lain berupa pengetahuan sikap dan persepsi. Hasil penelitian diketahui dalam penggunaan alat pelindung diri jenis baju dan kacamata. Penelitian Eka (2011) menyebutkan kepatuhan perawat dalam menggunakan alat pelindung diri dapat dipengaruhi oleh motivasi dalam bekerja. Motivasi perawat yang baik sebesar 58% sedangkan motivasi yang masih kurang sebesar 42%. Perilaku kepatuhan diketahui 79% perawat sudah patuh dan 21% masih belum patuh dalam menggunakan alat pelindung diri. Menurut peneliti, responden yang mempunyai perilaku yang baik dapat mencerminkan tindakan perawatan telah sesuai dengan SOP rumah sakit dalam menggunakan alat pelindung diri.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan antara motivasi

(9)

8 perawat dengan perilaku menggunakan

alat pelindung diri saat perawatan pasien kemoterapi dengan nilai p = 0,003.

Menurut Azwar (2006) motivasi adalah dorongan untuk melakukan hal yang positif bagi dirinya dan orang lain. Motivasi adalah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan yang dapat timbul dari dalam individu tersebut, atau dapat diperoleh dari luar dan dorongan orang lain / keluarga.

Hasibuan (2006) motivasi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap perawat dan merupakan media yang cukup efektif dalam membantu tindakan perawat selanjutnya, maka motivasi merupakan bagian penting dari setiap perawat. Motivasi dalam kategori baik dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor – faktor intern perawat itu sendiri yakni pendidikan dan pengalaman selama pendidikan dan bekerja. Karena tingginya motivasi perawat tersebut, maka kemungkinan perilaku yang semakin baik dari perawat dalam penggunaan alat pelindung diri.

Faktor budaya setempat atau kebiasaan perawat dalam bekerja juga mempengaruhi responden menjadi tidak menggunakan alat pelindung diri. kebisaan yang sudah cukup lama ini berpengaruh terdapat kemauan untuk memutuskan menggunakan ataupun tidak menggunakan alat pelindung diri. Wawan (2010) menyatakan bahwa faktor lingkungan cukup kuat berperan mempegaruhi sikap dan perilaku seseorang, termasuk sikap dan perilaku perawat dalam menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP rumah sakit.

Hasil penelitian Ramdayana (2009) menunjukkan ada hubungan pengetahuan, sikap, motivasi, peraturan

dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD di ruang Rawat Inap rumah sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan bahwa faktor masih timpangnya rasio antara jumlah perawat yang ada dengan jumlah pasien rawat inap. Kondisi ini mengakibatkan perawat harus dituntut untuk dapat melaksanan tugas asuhan keperawatan kepada seluruh pasien. Mengingat RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit rujukan dan sudah menjadi rumah sakit tipe A, maka setiap perawat harus mempunyai motivasi dan perilaku yang baik di dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

5. Simpulan

a. Responden banyak dalam usia dewasa awal (61%), berjenis kelamin 62,7%, berpendidikan DIII keperawatan (71,2%) dan berpengalaman kerja 6-10 tahun (40,7%).

b. Motivasi perawat dalam dalam menggunakan alat pelindung diri sebagian besar dalam ketegori tinggi (55,9%).

c. Perilaku perawat dalam menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP sebagian besar dalam kategori baik (62,7%).

d. Ada hubungan motivasi perawat dengan perilaku pemakaian alat pelindung diri saat kemoterapi di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi dengan nilai rho = 0,383, p= 0,000 dengan tingkat hubungan yang lemah.

6. Saran a. Rumah Sakit

1) Rumah sakit hendaknya senantiasa meningkatkan

(10)

motivasi perawat dengan meningkatkan frekuensi pelatihan yang berkaitan dengan pentingnya penggunaan alat pelindung diri.

2) Hendaknya menjadi evaluasi rumah sakit kepada perawat yang masuk dalam peningkatan disiplin dalam bekerja dalam menggunakan alat pelindung diri.

b. Perawat

Perlu kiranya mempertahankan dan berusaha meningkatkan motivasi perawat untuk semakin baik berperilaku dalam menggunakan alat pelindung diri yang sesuai SOP rumah sakit sehingga diharapkan semakin dapat menekan risiko terjadinya paparan penyakit bagi perawat.

c. Peneliti lain

Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku perawat

d. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan motivasi peneliti dan perilaku yang semakin baik dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya dalam penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan SOP rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budioro, (2004). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponerogo.

Budiono, S., Jusuf, Pusparini, A. (2006). Bunga Rampai HIPERKES & Kesehatan Kerja (cetakan ke-5). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Chrysmadani (2011) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar (Handscoon Dan Masker) Di Rumah Sakit Graha Husada Gresik. Skripsi. Fakultas Kesehatan Univiversitas Gresik Handoko T.H. (2005). Manajemen

Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Hasibuan, M.S.P., 2006, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,

Hendra Yuli (2011) Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Pada Radiografer di Instalasi Radiologi 4 Rumah Sakit di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 7 No.1 Tahun 2011 Ihsan F. (2007) Dasar-dasar

Kependidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Jakarta

Kurniawati W (2014) Hubungan Praktik Penerapan Standart Operating Prosedure (SOP) dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Unit Perinatologi di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Kesehatan. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

(11)

10 Mubarak, W.I., Chayatin, N., (2009).

Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Murdyastuti (2010) Pengaruh Persepsi Tentang Profesionalitas, pengetahuan Patients Safety dan Motivasi Perawat Terhadap Pelaksanaan Program Patients Safety di Ruang rawat Inap RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam (2005), Manajemen

Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Otto, S.E. (2005). Buku Saku Keperawatan Onkologi. (Alih bahasa oleh Jane Freyana Budi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Parsinahingsih, S.H., dan Supratman. (2008). Gambaran Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Majalah Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1,

No. 1. Available

at:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/j urnal/11081924.pdf.

Ramdayana (2009) Hubungan Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Peraturan dan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas ilmu

kesehatan. Universitas Pembangunan Nasional Vetaran. Jakarata.

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-Hari. Jakarta: Agung Seto.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik kesehatan belajar mudah teknik analisis data dalam penelitian kesehatan (plus aplikasi software SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendikia. Sahara, A (2012) Faktor-faktor yang

Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat dan Bidan Dalam Penerapan Kewaspadaan Universal/ Kewaspadaan Standar Di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyakarat. Univeritas indonesia. Smeltzer, S.C.; B.G. Bare, et. al. (2009). Brunner And Suddarth’s Textbook Of Medical Surgical Nursing. Wolters Kluwer.

Sujono R, & Sukarmin, 2005, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sukanto R, dan Indriyo F. (2007). Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sularyo T.S, Soetjiningsih dkk., 2007.

Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.

Suma`mur, (2006). Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung

(12)

Sunaryo. (2008). Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wawan A., Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Gambar

Tabel 1. Distribusi Karakteristik responden  berdasarkan usia   (n = 59)  Usia Frekuensi   (%)  17-25 tahun     4  6.8   26- 35 tahun  36  61.0  36-45 tahun  19  32.2  Jumlah  59  100.0
Tabel 4 Distribusi Karakteristik responden  berdasarkan pengalaman kerja  (n = 59)

Referensi

Dokumen terkait

paling penting adalah ide-ide sinkretisme. Kemenduaan terjadi karena usaha menempatkan diri di tengah-tengah di dalam setiap kesempatan, baik gagasan, pembicaraan, maupun

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

3 Saya selalu menjaga dengan baik peralatan kerja yang disediakan oleh kantor Pos Medan. 4 Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target kerja yang diberikan

Penjualan angsuran umumnya dipilih perusahaan karena selain dapat menarik lebih banyak calon pembeli, juga bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yaitu selain barang

PENGARUH PENDAPATAN DAN HARGA PAKET TERHADAP PERMINTAAN INTERNET (survey pada mahasiswa pendidikan ekonomi dan bisnis). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pupuk kandang sapi adalah salah satu bahan organik yang memiliki kandungan hara yang mendukung kesuburan tanah dan pertumbuhan mikroorganisme di dalam tanah. Pemberian pupuk

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

Pada hakekatnya Notaris selaku Pejabat Umum, hanyalah mengkonstatir atau merelateer atau merekam secara tertuiis dan otentik dari perbuatan hukum pihak-pihak yang