• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus

Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN

Maryani, Endang Siti Rahayu, Setyowati

Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : mryanie_120@yahoo.co.id (Hp : 085725302003)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penawaran semangka di Kabupaten Sragen dan menganalisis elastisitas penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di Kabupaten Sragen. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series selama 15 tahun dari tahun 1995-2009. Dari hasil analisis diperoleh nilai koefesien korelasi (R2) sebesar 0,855 dan adjusted R² sebesar 0,747. Dan dari uji F diperoleh nilai F (0,005) signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel harga semangka tahun sebelumnya, curah hujan tahun t, jumlah produksi tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t dan harga melon tahun sebelumnya merupakan variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial yang paling berpengaruh variabel jumlah produksi tahun sebelumnya mempunyai nilai paling tinggi. Sehingga variabel ini mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Elastisitas penawaran semangka dalam jangka pendek lebih elastis daripada elastisitas penawaran semangka jangka panjang. Kata Kunci : Penawaran, Semangka, Sragen

Abstrak : This research aimed to analyze some factors which influence the supply of watermelon in Sragen Regency and to analyze the elasticity supply of watermelon in Sragen Regency. The basic method used in this research is the descriptive analysis. The research location is chosen purposively, namely in Sragen Regency. Whereas the kind of data used in this research is secondary data of time series during 15 years since 1995 – 2009. From the result is of analysis, obtained the value of coefficient correlation (R2) is 0,855 and adjusted R2 is 0,747. From value of F test, is (0,005) significant with level of trust 95 %. The result of analysis at t test shows that variable price of watermelon at previous year, rainfall, watermelon production at previous year, watermelon wide areal cultivation at previous year, price of TSP fertilizer at year t and honeydue at previous year don’t give obvious influence toward the supply of watermelon in Sragen Regency. Based on the most influence value of coefficient regression partial, variable watermelon production at previous year is the highest one. So this variable has the biggest influence toward the supply of watermelon in Sragen Regency. The elasticity of watermelon supply in short terms is more elastic than those in long terms. Key Words: Supply, Watermelon, Sragen

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan sektor andalan bagi sebagian masyarakat dan sektor penumpu kehidupan perekonomian bangsa karena hampir sebagian penduduk bermata pencahariaan sebagai petani. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kehidupan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha, sehingga diharapkan pertanian dapat mensejahterakan masyarakat.

Pertanian Indonesia tidak hanya tergantung pada komoditas penghasil bahan makanan pokok saja tetapi juga pada produk hortikultura. Pengembangan produk hortikultura merupakan salah satu aspek pembangunan pertanian. Hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (Djafar et al, 1996).

Salah satu tanaman hortikultura adalah tanaman semangka. Semangka merupakan buah yang enak untuk dikonsumsi juga kaya akan vitamin. Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Watermellon. Berasal dari daerah kering tropis dan sub tropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti: Afrika selatan, Cina, Jepang dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae), pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia dan binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air sehingga penyebarannya menjadi

cepat. Tanaman semangka

dibudidayakan untuk dimanfaatkan

sebagai buah segar. Daya tarik untuk menanamnya adalah karena tanaman semangka berumur pendek; kurang lebih dalam jangka 3 bulan sudah menghasilkan dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Semangka merupakan tanaman semusim yang dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah dan mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas (Rukmana, 1994).

Kabupaten Sragen merupakan salah satu penghasil buah semangka. Keadaan tanah dan topografi yang sesuai membuat semangka cocok untuk dibudidyakan di Kabupaten Sragen. Semangka merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Sragen.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berkala (time series atau trend) yaitu data tahun 1995 sampai dengan tahun 2009. Teknik pengumpulan data dengan metode pencatatan, data diperoleh dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sragen dan Biro Pusat Statistik Kabupaten Sragen. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive sampling, dalam penelitian ini dipilih

Kabupaten Sragen, dengan pertimbangan Kabupaten Sragen merupakan salah satu daerah penghasil semangka terbesar di Jawa Tengah terutama di Eks-Karisidenan Surakarta.

(3)

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan analisis regresi linear berganda dengan model analisis yaitu Model Nerlove Respon Penawaran, secara matematis dirumuskan :

At = b0 + b1Pt-1 + b2 Wt + b3 Qt-1 + b4 At-1+ b5 Ptsp t + b6 Ps-1 + e…..(1) Dimana At adalah penawaran semangka pada tahun t (Kw), bo adalah konstanta, b1-b6 adalah nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel, Pt-1 adalah harga semangka pada tahun sebelumnya (Rp/Kg), Wt adalah rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/tahun), Qt-1 adalah produksi semangka pada tahun sebelumnya (Kw), At-1 adalah luas areal panen semangka pada tahun t (Ha), Ptsp t adalah harga pupuk TSP pada tahun t (Rp/Kg), Pst-1 adalah harga melon pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) dan e adalah error / kesalahan pengganggu.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel penduga terhadap penawaran semangka, sekaligus menguji ketepatan model digunakan koefesien determinasi (R2). Nilai (R2) berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin besar nilai (R2) semakin besar pula pengaruh variabel- variabel penduga terhadap jumlah penawaran.

Untuk mengetahui apakah variabel - variabel yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh tehadap jumlah penawaran semangka digunakan uji F dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan rumus sebagai berikut : ) 1 /( ) R -(1 1) -(k / R Fhit 2 2   n ……….…(2)

Dimana R2 adalah koefesien determinasi, n adalah banyaknya sampel, k adalah jumlah koefesien yang ditaksir.

Kriteria pengambilan keputusan (1) Jika F hitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti

variabel secara bersama-sama (minimal salah satu) berpengaruh terhadap jumlah penawaran semangka (Qt). (2) Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak berarti semua variabel secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka (Qt).

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel penduga terhadap jumlah penawaran semangka digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

Se(bi) bi thitung

………..(3) dimana Se(bi) = varian(bi)

Dimana bi adalah koefisien regresi variabel penduga ke-I, Se(bi) adalah standart error koefisien regresi ke-i. Dengan kriteria pengambilan keputusan (1) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima berarti variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka. (2) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak berarti variabel (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran semangka.

Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah penawaran semangka digunakan nilai standart koefesien regresi parsial dari hasil analisis uji t.

Untuk mengetahui elastisitas jangka pendek pada penawaran semangka digunakan rumus :

Y X bi Epd

………..(4) Dimana Epd adalah elastisitas penawaran jangka pendek, bi adalah koefesien regresi variabel bebas ke-I, X adalah rata-rata variabel bebas ke-I, Y adalah rata-rata variabel tak bebas.

Sedangkan elastisitas jangka panjang diperoleh dari :

Epd

Epj

(4)

Dimana Epj adalah elastisitas jangka panjang, Epd adalah elastisitas jangka pendek,  adalah koefesien penyesuaian (0< <1). Nilai  : 1-b2, dimana b2 adalah koefisien Qt-1

Apabila nilai E > 1 maka elastisitas penawaran terhadap variabel bebas ke-i dikatakan elastis. Apabila nilai E < 1 maka elastisitas penawaran terhadap variable bebas ke-i dikatakan tidak elastis (inelastis).

Pendekatan matrik korelasi digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, dimana matrik korelasi adalah hubungan berbagai variabel yang dipakai regresi. Bila terjadi matrik korelasi serius (lebih besar atau sama dengan 0,8) maka

variabel tersebut perlu

dipertimbangkan apakah diikutkan atau tidak dalam model (Sumodiningrat, 1999).

Statistik d durban watson digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Menurut Gujarati (1978) jika nilai d lebih kecil daripada dL maka hipotesis nol ditolak, jika nilai d lebih besar daripada nilai dU maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak terjadi autokorelasi dan jika nilai d terletak antara dL dan dU (dL ≤ d ≤ dU) maka pengujian tidak meyakinkan. Uji Park digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas. Jika hasil uji F, uji t dan koefisien determinasi tidak signifikan maka hal ini menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama (homoskedastis) sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Sumodiningrat, 1999).

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian yang berjudul Analisis Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen ini menggunakan data time series selama 15 tahun, yaitu tahun 1995-2009. Analisis penawaran

dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model Nerlove sehingga luas areal panen semangka pada daerah penelitian sebagai variabel dependen. Sebagai variabel independen yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t dan harga melon pada tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data :

Luas areal tanam semangka dari tahun 1995-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Luas Areal Tanam Semangka di Kabupaten Sragen, 1995-2009 Tahun At (ha) 1995 544 1996 825 1997 938 1998 583 1999 359 2000 278 2001 381 2002 121 2003 211 2004 163 2005 190 2006 63 2007 107 2008 84 2009 87

Sumber:Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa luas tanam semangka mengalami perubahan setiap tahunnya, dimana luas areal tanam terbesar yaitu pada tahun 1997 sebesar 938 Ha, sedangkan luas tanam semangka terkecil yaitu tahun 2006 sebesar 63 Ha.

Adapun perkembangan harga semangka di Kabupaten Sragen selama tahun 1995-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.

(5)

Tabel 2. Harga Semangka di Kabupaten Sragen, 1995-2009 Tahun Harga Semangka Sebelum Terdeflasi (Rp/kg) Harga Semangka Setelah Terdeflasi (Rp/kg) Perkem bangan (Rp/kg) 1995 640.00 1,067.56 1996 800.00 1,318.61 251.05 1997 700.00 1,037.81 -280.80 1998 1,650.13 2,308.52 1,270.71 1999 1,100.00 1,417.71 -890.81 2000 1,000.00 1,115.57 -302.14 2001 800.00 825.08 -290.49 2002 900.00 900.00 74.92 2003 2,154.17 1,773.86 873.86 2004 1,279.17 476.93 -1,296.93 2005 1,837.50 1,315.88 838.96 2006 2,150.00 1,515.58 199.70 2007 2,333.33 1,422.68 -92.90 2008 2,295.83 1,335.64 -87.04 2009 2,500.00 1,510.30 174.66 Jumlah 22,140.13 19,341.72 442.74 Rata- rata 1,476.01 1,289.45 59.03 Sumber: Diolah dari Data Sekunder

Tingkat harga semangka yang diterima petani merupakan harga yang sudah dideflasikan yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Di dalam pendeflasian tersebut digunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2002 (2002=100). Perkembangan harga semangka di Kabupaten Sragen fluktuatif. Rata-rata harga semangka sebelum terdeflasi yaitu sebesar Rp 1.476,01 sedangkan rata-rata harga semangka setelah terdeflasi yaitu sebesar Rp 1.289,45. Harga semangka setelah terdeflasi tertinggi yaitu pada tahun 1998 sebesar Rp 2.308,52 dan harga semangka setelah terdeflasi terendah yaitu pada tahun 2004 sebesar Rp 476,93.

Curah hujan berpengaruh terhadap produksi tanaman semangka. Tanaman semangka merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan curah hujan. Curah hujan di Kabupaten Sragen pada tahun 1995-2009 dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Sragen, 1995-2009

Tahun Rata-rata Curah Hujan (mm/th) Perkembangan 1995 1,514 1996 2,093 579.00 1997 1,800 -293.00 1998 2,952 1152.00 1999 1,840 -1112.00 2000 1,964 124.00 2001 2,490 526.00 2002 1,508 -982.00 2003 1,508 0.00 2004 1,812 304.00 2005 1,920 108.00 2006 1,927 7.00 2007 1,882 -45.00 2008 2,662 780.00 2009 2,783 121.00

Sumber:BPS Kabupaten Sragen, 2009

Curah hujan terendah di Kabupaten Sragen terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 1508 mm/th. Rendahnya curah hujan pada tahun 2002 ini terjadi karena adanya musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan musim penghujan. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 2952 mm/th.

Produksi semangka di Kabupaten Sragen pada tahun 1995-2009 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4. Produksi Semangka di Kabupaten Sragen Tahun

1995-2009

Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha) Perkem bangan (Kw) 1995 544 90,943 167.17 1996 825 145,410 176.25 9.08 1997 938 153,190 163.32 -12.94 1998 583 97,917 167.95 4.64 1999 359 53,842 149.98 -17.98 2000 278 41,413 148.97 -1.01 2001 381 53,716 140.99 -7.98 2002 121 16,797 138.82 -2.17 2003 211 29,120 138.01 -0.81 2004 163 23,937 146.85 8.84 2005 190 29,065 152.97 6.12 2006 63 9,880 156.83 3.85 2007 107 19,578 182.97 26.15 2008 84 15,372 183.00 0.03 2009 87 16,099 185.05 2.05 Jumlah 4,934 796,279 2,399.13 17.87 Rata- rata 328.93 53,085 299.89 2.38 Sumber:Dinas Pertanian Kabupaten

Sragen

Rata-rata produksi semangka di Kabupaten Sragen yaitu sebesar 53.085 kwintal. Produksi semangka

(6)

terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 9.880 kwintal dan produksi tertinggi yaitu pada tahun 1997 sebesar 153.190 kwintal.

Penentuan melon sebagai barang substitusi didasarkan pada kondisi dimana melon dan semangka membutuhkan tempat budidaya dan iklim yang hampir sama. Adapun perkembangan harga melon di Kabupaten Sragen selama tahun 1995-2009 dapat dilihat pada tabel.

Tabel 5. Harga Melon di Kabupaten Sragen, 1995-2009 Tahun Harga Melon Sebelum Terdeflasi (Rp/kg) Harga Melon Setelah Terdeflasi (Rp/kg) Perkem bangan 1995 1,153.04 1,923.34 1996 1,350.00 2,225.15 301.82 1997 1,500.00 2,223.87 -1.28 1998 2,500.00 3,497.48 1,273.61 1999 3,139.64 4,046.45 548.97 2000 3,525.59 3,933.05 -113.39 2001 3,300.00 3,403.47 -529.59 2002 2,900.00 2,900.00 -503.47 2003 2,891.67 2,381.15 -518.85 2004 3,291.67 1,227.27 -1,153.88 2005 3,925.00 2,810.80 1,583.53 2006 4,450.00 3,136.90 326.10 2007 3,916.67 2,388.07 -748.83 2008 4,258.33 2,477.36 89.29 2009 4,000.00 2,416.48 -60.88 Jumlah 46,101.61 40,990.83 493.14 Rata-rata 3,073.44 5,123.85 65.75 Sumber: Diolah dari Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui harga melon sebelum dan sesudah terdeflasi tahun 1995-2009. Rata-rata harga melon, sebelum terdeflasi adalah Rp. 759,34. Sedangkan rata-rata harga melon setelah terdeflasi adalah Rp. 619,22. Rata-rata harga melon setelah terdeflasi lebih rendah dari pada harga sebelum terdeflasi dikarenakan pengaruh inflasi sudah dihilangkan dengan menggunakan tahun dasar 2000 dimana tahun ini keadaan perekonomian cenderung stabil.

Analisis Regresi Penawaran Semangka

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model fungsi

penawaran semangka di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut: At = 436,105 – 0,164 Pt-1 + 0,12 Wt

+ 0,20 Qt-1 - 2,530 At-1 – 0,114 Ptspt-1 + 0,004 Pst-1

Dimana At adalah penawaran semangka pada tahun t, Pt-1 adalah harga semangka pada tahun sebelumnya, Wt adalah rata-rata curah hujan pada tahun t, Qt-1 adalah jumlah produksi semangka pada tahun sebelumnya, At-1 adalah luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, Ptspt-1 adalah harga pupuk TSP pada tahun t, Pst-1 adalah harga melon pada tahun sebelumnya

Pengujian Asumsi Klasik Nilai Matrik Pearson Correlation yang ditunjukkan pada Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran semangka di Kabupaten Sragen.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W (Durbon-Watson). Berdasarkan Lampiran 2, diketahui bahwa nilai D-W sebesar 2,329 yaitu berada disekitar -2 hingga +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model terjadi autokorelasi.

Scatterplot digunakan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil Lampiran 2, diketahui bahwa grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

(7)

regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam memprediksi penawaran semangka berdasarkan masukan variabel independennya.

Pengujian Model

Koefisien determinasi (R2), berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,747. Hal ini berarti 7,47 persen penawaran semangka di Kabupaten Sragen dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, dan harga melon pada tahun sebelumnya, sedangkan sisanya sebesar 2,53 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen antara lain harga input, tingkat teknologi yang digunakan oleh petani dan jumlah petani yang membudidayakan semangka.

Uji F, hasil analisis uji F dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen Model Jumlah Kuadrat d f Kuadrat Rata-Rata F Hitung Sig Regresi 920894.787 6 153482.464 7.889 .005a Residu 155642.146 8 19455.268 Total 1076536.93 3 1 4 Sumber : Diolah dari Lampiran

Berdasarkan analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang diamati yaitu harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada

tahun sebelumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, dan harga melon pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen.

Uji t, hasil analisis dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap

Penawaran Semangka di Kabupaten Sragen Model Koefisie n Regresi t Hitung Sig Konstanta 436.105 1.927 .090 ns Harga semangka tahun sebelumnya (Pt-1) -.164 -1.501 .172 ns Rata-rata curah hujan tahun t (Wt) .012 .115 .912 ns Produksi semangka tahun sebelumnya (Qt-1) .020 1.667 .134 ns

Luas areal tanam tahun sebelumnya (At-1) -2.530 -1.207 .262 ns Harga pupuk TSP tahun t (Ptspt-1) -.114 -1.847 .102 ns Harga melon tahun sebelumnya (Pst-1) .004 .060 .953 ns

Sumber : Diolah dari Lampiran Dimana * adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 90%, ** adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 95%, *** adalah signifikansi pada tingkat kepercayaan 99%, ns adalah tidak signifikan.

Berdasarkan uji t pada Tabel 7 menunjukkan bahwa harga semangka tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun sebelumnya, luas areal tanam tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun sebelumnya dan harga melon tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Variabel yang Paling Berpengaruh

Nilai koefisien regresi parsial menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran semangka. Semakin besar nilai koefisen regresi parsial maka semakin

(8)

besar pengaruh variabel bebas tersebut terhadap penawaran semangka.

Tabel 8. Nilai Standar Koefisien Regresi Parsial Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Penawaran Semangka di

Kabupaten Sragen

Variabel Koefisien

Regresi Parsial Peringkat

Produksi semangka

tahun sebelumnya (Qt-1) .020 1

Rata-rata curah hujan tahun t (Wt) .012 2 Harga pupuk TSP tahun t (Ptspt) -0.114 3 Harga semangka tahun sebelumnya (Pt-1) -0.164 4 Luas areal tanam

tahun sebelumnya (At-1)

-2.530 5

Sumber : Diolah dari Lampiran Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa variabel yang mempuyai nilai koefisien regresi parsial terbesar adalah variabel produksi semangka pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa produksi semangka pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling respon terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Elastisitas Penawaran

Nilai elastisitas variabel yang berpengaruh signifikan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Elastisitas Penawaran Semangka dalam Jangka Pendek

dan Jangka Panjang di Kabupaten Sragen Variabel Elastisitas Jangka Pendek Elastisitas Jangka Panjang Harga semangka pada tahun sebelumnya

-0,164 0,0465

Rata-rata curah hujan tahun t

0,012 -0,0034

Produksi semangka pada tahun sebelumnya

0,020 -0,0057

Luas areal tanam tahun sebelumnya -2,530 0,7167 Harga pupuk TSP tahun t -0,114 0,0323 Harga melon pada tahun sebelumnya

0,004 -0,0011

Sumber : Diolah dari Lampiran Berdasarkan Tabel 9, nilai elastisitas penawaran untuk variabel harga semangka tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, jumlah produksi semangka tahun

sebelumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t, harga melon pada tahun sebelumnya bersifat elastis. Artinya perubahan variabel-variabel tersebut berpengaruh pada perubahan penawaran semangka di Kabupaten Sragen.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis uji t, analisis penawaran semangka di Kabupaten Sragen dipengaruhi secara nyata oleh harga semangka pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, produksi semangka pada tahun seblumnya, luas areal tanam pada tahun sebelumnya, harga pupuk TSP pada tahun t dan harga melon pada tahun sebelumnya. Respon penawaran merupakan reaksi yang timbul karena adanya perubahan variabel bebas yang berpengaruh terhadap penawaran.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen adalah variabel harga semangka tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, jumlah produksi pada tahun sebelumnya, luas areal tanam semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t dan harga melon tahun sebelumnya. Nilai elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang pada penawaran semangka di Kabupaten Sragen (1) Harga Semangka Tahun Sebelumnya, berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai elastisitas harga semangka pada tahun sebelumnya dalam jangka pendek sebesar – 0,164 dengan nilai negatif. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 0,164% apabila harga semangka tahun t naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun sebesar 0,0465% apabila harga

(9)

semangka tahun t naik 1%. (2) Rata-rata Curah Hujan pada Tahun t, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk rata-rata curah hujan tahun t bersifat elastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu 0,012 dan dalam jangka panjang yaitu -0,0034. Artinya bahwa persentase perubahan penawaran lebih kecil dari persentase perubahan rata-rata curah hujan tahun t. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 0,012% apabila rata-rata curah hujan tahun t naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun sebesar 0,0034% apabila rata-rata curah hujan tahun t naik 1%. Hal ini disebabkan karena dalam penanaman semangka, curah hujan mempengaruhi bahkan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan atau kegagalan usaha tani semangka. (3) Luas Areal Tanam Semangka pada Tahun Sebelumnya, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya bersifat inelastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu - 2,530 dan dalam jangka panjang yaitu 0,7167. Nilai elastisitas negatif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan menurun 2,530% apabila luas areal tanam semangka tahun sebelumnya naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan meningkat 0,7167% apabila luas areal tanam semangka tahun sebelumnya naik 1%. Berdasarkan penelitian, petani semangka di Kabupaten Sragen membudidayakan semangka berdasarkan pengalaman petani untuk mengetahui waktu yang tepat dalam membudidayakan semangka. (4) Harga Melon pada Tahun Sebelumnya, nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk harga melon pada tahun

sebelumnya bersifat elastis. Besarnya nilai elastisitas jangka pendek yaitu 0,004 dan dalam jangka panjang yaitu -0,0011. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek penawaran semangka akan meningkat 0,004% apabila harga melon tahun sebelumnya naik 1%, dan dalam jangka panjang penawaran semangka akan menurun 0,0011% apabila harga melon tahun sebelumnya naik 1%.Nilai elastisitas yang negatif menunjukkan bahwa harga semangka pada tahun sebelumnya mempunyai hubungan berbanding terbalik terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen.

Menurut Kartasapoetra (1988), penyebab inelastisnya penawaran produk pertanian adalah (1) Produk pertanian dihasilkan secara musiman, (2) Kapasitas usaha produksinya cenderung mencapai tingkatan yang tinggi, tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan, (3) Panenan terhadap tanaman yang dibudidayakan memerlukan cukup waktu yaitu sampai musim panen tiba.

Adanya time lag dalam produk pertanian yang bersifat musiman menyebabkan dalam jangka pandek petani belum mampu melakukan pengaturan dan penyesuaian kembali dalam penyaluran faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Namun nilai elastisitas jangka pendek lebih elastis daripada elastisitas jangka panjang. Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang, petani mempunyai cukup waktu untuk menambah atau mengurangi penggunaan faktor-faktor produksi yang akan menambah atau mengurangi kapasitas produksi sesuai dengan kenaikan dan penurunan permintaan yang terjadi di pasar.

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa harga semangka tahun sebelumnya, harga melon tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t, curah hujan tahun t, produksi semangka tahun sebelumnya serta produksi melon tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Harga semangka tahun sebelumnya, harga pupuk TSP tahun t, dan produksi semangka tahun sebelumnya secara individual berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen. Sedangkan harga melon tahun sebelumnya, curah hujan tahun t dan produksi melon tahun sebelumnya secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran semangka di Kabupaten Sragen.

Nilai elastisitas jangka panjang lebih elastis dari elastisitas jangka pendek untuk variabel harga semangka pada tahun sebelumnya, , rata-rata curah hujan tahun t , luas areal tanam semangka pada tahun sebelumnya, dan harga melon pada tahun sebelumnya. Saran

Petani diharapkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilanya tentang cara budidaya semangka sehingga pada saat panen diperoleh produksi yang yang lebih baik melalui penyuluhan dari Dinas Pertanian dan kelompok tani. Pemerintah di Kabupaten Sragen diharapkan untuk lebih memperhatikan usaha tani semangka ke depannya, mengingat usaha tani semangka mempunyai prospek yang menjanjikan dan semangka menjadi salah satu icon Kabupaten Sragen.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2009. Kabupaten Sragen Dalam

Angka 2009. BPS Kabupaten Sragen.

Sragen.

Dinas Pertanian. 1995-2009. Data Produksi Hortikultura Kabupaten

Karanganyar 1995-2009.

Karanganyar.

Djafar, TF dan M Thamrin. 1996.

Inventarisasi Beberapa Jenis Salak

Pondoh di Kabupaten Sleman

Propinsi DIY. Disampaikan Dalam

Apresiasi Program Pembangunan Pertanian Tingkat Propinsi DIY. Yogyakarta. 19-20 November 1996. 10 hal.

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978. Ekonometrika Dasar.

Erlangga. Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi

Budidaya Tanaman Pangan Di

Daerah Tropik. Bina Aksara.

Jakarta.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka

Hibrida. Kanisius. Yogyakarta

Sumodiningrat, Gunawan. 1999.

Pengantar EkonometrikaI. BPFE.

Gambar

Tabel 3. Rata-rata Curah Hujan di  Kabupaten Sragen, 1995-2009
Tabel 5. Harga Melon di  Kabupaten Sragen, 1995-2009  Tahun  Harga  Melon   Sebelum   Terdeflasi   (Rp/kg)  Harga  Melon   Setelah   Terdeflasi  (Rp/kg)  Perkem bangan  1995  1,153.04  1,923.34  1996  1,350.00  2,225.15  301.82  1997  1,500.00  2,223.87  -

Referensi

Dokumen terkait

dibutuhkan dalam mewujudkan sistem pengendalian yang baik. Pimpinan dapat menstimulus bawahannya melalui berbagai kebijakan dan peraturan agar seluruh anggota organisasi

Bila kita tarik ke aspek non-biologis, kenyataan bahwa jenis kelamin laki-laki adalah “menjorok ke luar” (:menonjol; memiliki kelebihan), memberi isyarat bahwa prialah yang

Walaupun ada beberapa peluang bisnis yang tidak mengharuskan anda memiliki blog dengan artikel bahasa Inggris, tapi jika anda punya kemampuan menulis bahasa Inggris, maka peluang

#Dalam tes diskusi kelompok ini bisa terdiri dari 5-8 orang yang memakan waktu 90 menit untuk saling dengar pendapat untuk menetukan wacana-wacana yang telah Anda selesaikan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif (Sugiyono, 2013) dan metode yang dipakai adalah deskriptif

Jika metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai K p yang diambil. Jadi sistem

Inkontinensia luapan yaitu keluarnya urine secara involunter ketika tekanan intravesikal melebihi tekanan maksimal maksimal uretra akibat dari distensi kandung kemih tanpa

Dari kajian dapat diambil kesimpulan secara umum berkenaan dengan kendala dan rekomendasi yang dihadapi dalam pengelolaan SPAMDES, antara lain bahwa minimnya kualitas Sumber