• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA OLEH ELLYN KATHALINA DAMAYANTI E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA OLEH ELLYN KATHALINA DAMAYANTI E"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

OLEH

ELLYN KATHALINA DAMAYANTI

E03495038

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1999

(2)

Kupersembahkan

Karya Kecil ini untuk

Papa, Mama, Ine dan Chandra

(3)

Ellyn Kathalina Damayanti. NRP. E03495038. Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia. Di bawah Bimbingan Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat.

Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, terutama oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan. Telah banyak orang meneliti tentang pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia. Semakin hari data hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat semakin banyak jumlahnya, namun data tersebut sampai saat ini tetap hanya sebagai data dan tersebar di mana-mana. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun sesuai tujuannya sehingga menghasilkan luaran/output baru yang bermanfaat.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk menyembuhkan lima kelompok penyakit peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia, dan (2) mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di Indonesia.

Penelitian dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999. Bahan yang digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam simposium/seminar, skripsi dan buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari berbagai etnis di Indonesia. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97, Software Microsoft Word 97, Software Paint, dan alat tulis. Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia. Data primer direkapitulasi dalam bentuk matriks, kemudian diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.

Data primer yang berhasil dikumpulkan mencakup 45 etnis dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 9 jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati 8 kelompok penyakit yang termasuk dalam peringkat lima besar kelompok penyakit yang ditemukan pada berbagai etnis di Indonesia. Jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh etnis-etnis untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br. (pulai). Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe pinnata Pers. (cocor bebek). Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare adalah Psidium guajava L. (jambu biji) dan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) adalah Cassia alata L. (ketepeng). Untuk menyembuhkan penyakit bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi etnis penggunanya untuk masing-masing tumbuhan berbeda, yaitu Allium sativum L. (bawang putih)

(4)

Diantara jenis-jenis tersebut, 4 jenis yang penting untuk dikembangkan adalah Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr.. Selain empat jenis tumbuhan yang telah disebutkan di atas, ada jenis tumbuhan lainnya yang berasal dari hutan, yang digunakan oleh minimal dua etnis yang tidak saling berhubungan sebagai obat pengganti, yaitu

Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk penyakit malaria; Garcinia mangostana L.

(Clusiaceae) untuk penyakit diare; Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk penyakit kulit ringan; dan Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk mengobati sakit kuning.

Berdasarkan sukunya (familinya), jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit termasuk ke dalam 108 suku (famili). Jika dilihat berdasarkan habitusnya, jenis-jenis tumbuhan obat tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 habitus, yaitu pohon, perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu.

(5)

PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

Karya Ilmiah

Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

OLEH

ELLYN KATHALINA DAMAYANTI

E03495038

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1999

(6)

PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

Nama Mahasiswa

: ELLYN KATHALINA DAMAYANTI

NRP

:

E03495038

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I,

Dosen Pembimbing II,

Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS

Dra. Harini M. Sangat

NIP :

NIP :

Mengetahui :

Ketua Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan

Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc.

NIP :

(7)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Oktober 1975, anak pertama dari ayah bernama Drs. Widji Soekirno dan ibu bernama Sunarni, yang kemudian oleh kedua orang tuanya diberi nama Ellyn Kathalina Damayanti. Sejak kecil penulis tinggal bersama kedua orang tua dan adik-aiknya, Irene Carolina Fatmayanti dan Chandra Irawadi Wijaya di sebuah rumah mungil dan sederhana di tepi Sungai Cisadane.

Penulis mulai mengenyam bangku pendidikan pada tahun 1980 di Taman Kanak-Kanak Kusumajaya, Gunung Batu, Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Panaragan 1, Bogor. Memasuki usia remaja, penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor. Sejak di bangku sekolah dasar, penulis sudah aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Di bangku SMP, selain menjadi Pratama di Gudep 04, penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua 1 OSIS SMP Negeri 4 Bogor, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain, yaitu seni tari. Kegiatan Pramuka dan seni tari terus diikuti penulis sampai awal pendidikannya di perguruan tinggi. Semasa SMA, penulis pernah dikirim ke Jepang selama satu tahun sebagai salah seorang duta bangsa dalam Program Pertukaran Pelajar AFS. Setelah lulus dari bangku SMA, penulis melanjutkan pendidikannya ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti penulis selama duduk di bangku kuliah adalah sebagai anggota Himakova, Sekretaris BPM-E periode 1997/1998 dan anggota panitia dalam beberapa kegiatan mahasiswa. Seluruh kegiatan praktek lapang dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis, yaitu Praktek Umum Kehutanan di Cagar Alam Leuweung Sancang, KPH Garut dan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan; Praktek Umum Pengelolaan Hutan di KPH Majalengka; dan Praktek Kerja Lapang di HPH PT Roda Mas Timber Kalimantan Coy., Ltd. di Kecamatan Long Pahangai dan Long Bagun, Kabupaten Dati II Kutai, Propinsi Kalimantan Timur. Skripsi ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir penulis sebagai mahasiswa di Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas ridha-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia” sebagai bagian dari tugas akhir mahasiswa. Skripsi ini adalah hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan penulis selama 3 bulan terakhir sebagai bentuk penelitian yang dipilih penulis. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi dunia pendidikan, dan bidang kehutanan khususnya etnobotani.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada :

1. Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat, sebagai dosen pembimbing skripsi dan pemilik semua pustaka yang saya gunakan dalam penelitian,

2. Dosen penguji,

3. Papa, Mama, Ine, dan Chandra - atas do’a dan dukungannya,

4. Bude Tado, Mas Bambang, Mas Pri, Teh Minar dan sanak familiku semua - atas bantuannya, 5. Mr. Dave Archibald – atas bantuan dananya, Bapak Ir. Tutut Sunarminto, MS dan Ibu Ir. Rr.

Melani Abdulkadir, MSc. dengan SOS-nya yang telah memberi jalan untuk mendapatkan bantuan dana penelitian,

6. Bapak Ir. Arif Aliadi – atas saran-sarannya, dan Mas Ir. Hendi - atas petanya, 7. Nanti, Dian, Wawan, Cay, dan semua rekan KSH 32 – atas kebersamaannya, dan

8. Seseorang yang selalu memberikan semangat, nasehat, do’a, dan guyonannya selama Adikmoe ini menyelesaikan skripsi.

Mudah-mudahan budi baik Anda semua mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin.

Bogor, September 1999

Penulis,

Ellyn K. Damayanti

(9)

Kata Pengantar……… vii

Daftar Isi………. viii

Daftar Gambar………. ix Daftar Tabel………. x Daftar Lampiran………... xi I. Pendahuluan………. 1 A. Latar Belakang……….. 1 B. Tujuan Penelitian……….. 1 C. Manfaat Penelitian……… 1 D. Output/Luaran Penelitian………. 2

II. Metode Penelitian……… 3

A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 3

B. Bahan dan Alat………. 3

C. Batasan Istilah……….. 3

D. Pengumpulan Data……… 3

E. Pengolahan Data……… 4

F. Analisis Data………. 11

III. Hasil dan Pembahasan………. 13

A. Etnis……….. 13

B. Kelompok Penyakit……….. 14

C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit……….. 17

Alstonia scholaris R. Br……… 18

Psidium guajava L. ……….. 21

Cassia alata L. ……… 23

Arcangelisia flava (L.) Merr. ……….. 25

D. Jenis Tumbuhan Lain yang Berpotensi sebagai Obat……….. 29

E. Suku dan Habitus Jenis-Jenis Tumbuhan Obat……… 30

IV. Kesimpulan dan Saran………. 33

Daftar Pustaka……….. 35

(10)

Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data ………. 5 Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia……….. 14 Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Malaria dan Sakit Perut……… 20 Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat

Diare……… 22 Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat

Penyakit Kulit Ringan……… 24 Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Sakit Kuning……… 26 Gambar 7. Habitus Jenis Tumbuhan Obat untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit…… 31

(11)

Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom………. 6 Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia………. 6 Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia………... 7 Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai

Etnis di Indonesia……….. 8 Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………….. 8 Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

dan Jenis Tumbuhan Obatnya……… 9 Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya………. 9 Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama………. 10 Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit

dari Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia…… 10 Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………… 15 Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis

di Indonesia untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit……… 17 Tabel 13. Jenis Tumbuhan yang Diambil dari Dalam Hutan yang Digunakan oleh

Dua Etnis atau Lebih yang Tidak Saling Berhubungan untuk Mengobati Kelompok Penyakit yang Sama………. 29 Tabel 14. Peringkat I : Kelompok Penyakit Malaria pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis

Tumbuhan Obatnya……….. 42 Tabel 15. Peringkat II : Kelompok Penyakit Demam pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis

Tumbuhan Obatnya………... 44 Tabel 16. Peringkat II : Kelompok Penyakit Sakit Perut pada Berbagai Etnis di Indonesia dan

Jenis Tumbuhan Obatnya………. 46 Tabel 17. Peringkat III : Kelompok Penyakit Diare pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis

Tumbuhan Obatnya……….. 50 Tabel 18. Peringkat III : Kelompok Penyakit Kulit Ringan pada Berbagai Etnis di Indonesia

dan Jenis Tumbuhan Obatnya……… 52 Tabel 19. Peringkat IV : Kelompok Penyakit Bisul pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis

(12)

Tabel 21. Peringkat V : Kelompok Sakit Kuning pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya……….. 59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Etnis berdasarkan Letak Etnis per Pulau dari Sabang Sampai Merauke…41 Lampiran 2. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan

Tumbuhan Obatnya………. 42 Lampiran 3. Kelompok Penyakit Lain yang Dapat Disembuhkan dengan Empat Jenis Tumbuhan

Obat Penting……… 61 Lampiran 4. Bagian Tumbuhan yang Digunakan, Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan

(13)

A. Latar Belakang

Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Tidak kurang dari 1260 jenis tumbuhan obat ada di hutan tropika Indonesia (Zuhud dan Haryanto, 1994). Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan dan di pedesaan. Etnis tersebut memanfaatkan tumbuhan obat sebagai pencegah dan penyembuh berbagai macam penyakit. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari jenis tumbuhannya, bagian yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan penyakit yang disembuhkan merupakan kekayaan pengetahuan masing-masing etnis yang diwariskan secara turun temurun. Selain etnis tersebut, kelompok lain yang juga memanfaatkan kekayaan potensi tumbuhan obat hutan tropika Indonesia adalah para peneliti, mahasiswa, industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif yang menggali pengetahuan berbagai etnis melalui eksplorasi, penelitian, atau hanya sebagai hobi, dalam rangka mendokumentasikan keanekaragaman pengetahuan masing-masing etnis dan kemudian turut mempraktekkannya.

Hasil pendokumentasian yang diperoleh dan dimanfaatkan oleh para peneliti, mahasiswa, industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif diantaranya adalah laporan-laporan perjalanan/survei yang memuat data tentang tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia. Semakin hari data tersebut semakin banyak jumlahnya, dan banyak orang baik dari dalam maupun dari luar negeri yang berminat pada tumbuhan obat, sebagai salah satu obyek dorongan kembali ke alam (trend Back To Nature). Namun, data tentang tumbuhan obat tersebut sampai saat ini tetap hanya sebagai data dan tersebar di mana-mana, karena belum ada yang berminat untuk mengumpulkan dan mengolahnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun secara sistematik sesuai tujuannya sehingga menghasilkan luaran baru yang bermanfaat.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk menyembuhkan lima kelompok penyakit peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia.

2. Mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di Indonesia.

C. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah munculnya beberapa jenis tumbuhan obat potensial yang berasal dari kekayaan pengetahuan dan pengalaman berbagai etnis di Indonesia, yang telah terbukti khasiatnya

(14)

secara empiris, dengan harapan ada pihak-pihak yang tertarik untuk menindaklanjuti dengan penelitian, pengembangan, dan pemasyarakatan serta pemasarannya.

D. Luaran

Luaran yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Informasi jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati masing-masing kelompok penyakit penting.

(15)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999. B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam simposium/seminar, skripsi dan buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari berbagai etnis di Indonesia. Pemilihan etnis sesuai dengan data hasil penelitian yang ada dalam laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain yang mewakili pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian, beserta kepulauan di sekitarnya, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97, Software Microsoft Word 97, Software Paint, dan alat tulis.

C. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :

1. Kelompok penyakit penting adalah kelompok penyakit yang paling banyak ditemukan berdasarkan laporan dari masing-masing etnis.

2. Berbagai etnis di Indonesia adalah etnis-etnis yang ada di Indonesia.

Dalam penelitian ini, data etnis yang digunakan berjumlah 45 etnis atau 12,2 % dari jumlah seluruh etnis yang ada di Indonesia, dimana jumlah seluruh etnis yang ada di Indonesia adalah ± 370 etnis.

D. Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang akan diolah. Tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah mencari pustaka yang memuat data tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia, yaitu laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium dan pustaka lainnya. Data primer diperoleh dari berbagai pustaka, yaitu:

1. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I (1992) dan II (1995), 2. Laporan Teknik 1998/1999 Puslitbang Biologi – LIPI (1999),

3. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII (1996), 4. Prosiding Seminar Konservasi Flora Nusantara (1999),

5. Irian Jaya : Bungarampai Penelitian Flora dan Fauna Pulau Biak-Supiori dan Yapen (1998), 6. Kembali ke Alam Manfaatkan Obat Asli Indonesia : Laporan Ekspedisi Biota Medika di Taman

Nasional Bukit Tiga Puluh dan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas Propinsi Riau dan Jambi (1998), 7. Lontar Usada : Suatu Kajian Etnofarmakologi (1998) - makalah,

(16)

8. Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat (1991), 9. Resep Pusaka Tradisional Madura - buku,

10. Berbagai skripsi tentang pemanfaatan tumbuhan obat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penunjang data primer. Data sekunder terdiri dari semua informasi mengenai tumbuhan obat, yang dapat diperoleh melalui :

1. Studi literatur

2. Wawancara dengan orang-orang yang berhubungan langsung dengan tumbuhan obat dalam lingkup etnobotani.

E. Pengolahan Data

Data primer yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan Software Microsoft Excel 97. Diagram Tahapan Pengolahan Data dapat dilihat dalam gambar 1 pada halaman 5. Tahapan pengolahan data secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Membuat rekapitulasi data tumbuhan obat dalam bentuk matriks, seperti tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Matriks Tumbuhan – Etnis – Penyakit

No. Tumbuhan Etnis …. Etnis …. Etnis ….,Dst

Nama lokal Penyakit Nama lokal Penyakit Nama lokal Penyakit 1

2 3 … Dst.

2. Pengelompokkan jenis penyakit dari berbagai etnis ke dalam kelompok penyakit yang lebih umum, untuk penyakit-penyakit yang dapat dikelompokkan, diantaranya kelompok penyakit : Bisul : bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara, koreng, borok, borok bernanah, kulit bernanah.

Demam : demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin. Sakit kulit berat : cacar, cacar air, campak, campak air, eksim.

Sakit kulit ringan : panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah. Sakit perut : mules, nyeri perut, perut mulas.

3. Pengkodean nama etnis dan penyusunan matriks menjadi tiga kolom, yaitu kode etnis, nama ilmiah tumbuhan, dan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1 buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy dan beri nama Tabel 2.

(17)
(18)

⎝ Tabel 1 diubah sebagai berikut :

1. Setiap nama etnis diberi kode : 1,2,3,4, … dst. 2. No. diganti menjadi Kode etnis.

3. Copy semua nama ilmiah tumbuhan. Paste-kan di bawah nama ilmiah tumbuhan yang terakhir. Lakukan sebanyak jumlah etnis.

4. Copy data setiap etnis (nama lokal dan penyakit) dari baris pertama nama ilmiah tumbuhan sampai baris terakhir. Paste-kan pada kolom etnis, sesuai dengan nama ilmiah dan kode etnisnya. Lakukan untuk semua etnis.

5. Blok semua data etnis dari kolom 4 (etnis nomor 2) sampai kolom paling kanan (etnis nomor terakhir), klik Edit Delete – Entire Column atau shortcut-nya.

Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom

Kode Etnis Nama Ilmiah Tumbuhan Nama Lokal Kelompok Penyakit

1 2 Dst.

4. Penyusunan matriks berdasarkan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama : Tabel 3.

⎝ Tabel 2. diubah sebagai berikut :

1. Copy kolom kelompok penyakit, letakkan cursor ke cell kode etnis, klik Insert – Column. 2. Blok kolom kelompok penyakit yang lama (kolom paling kanan), klik Edit – Delete – Entire

Column, atau shortcut – nya.

Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia

Kelompok Penyakit Kode Nama Ilmiah Tumbuhan Nama Lokal

Etnis

5. Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan abjad A – Z. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Tabel 3. lakukan :

1. Blok baris pertama kelompok penyakit sampai baris terakhir nama lokal. 2. Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.

(19)

6. Pengeliminasian jenis tumbuhan yang tidak digunakan oleh seluruh etnis. Pengeliminasian ini dilakukan karena adanya baris-baris yang kosong pada kolom kelompok penyakit, di bawah nama kelompok penyakit yang terakhir. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah dengan memblok semua baris pada kolom kelompok penyakit yang kosong, lalu klik Edit - Delete - Entire Row atau shortcut- nya

7. Rekapitulasi data kelompok penyakit dan persentasenya pada berbagai etnis di Indonesia. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :

⎝ Buat workbook baru, beri nama Workbook 2, pada sheet 1 beri nama Tabel 4., buat tabel seperti tabel 4.

⎝ Klik Window – Arrange All : akan tersusun pada layar Workbook 1 Tabel 3. dan Workbook 2 Tabel 4.

⎝ Pada Workbook 1 Tabel 3. lakukan :

1. Letakkan cursor pada cell kelompok penyakit. 2. Klik Data – Filter – Auto filter.

3. Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit.

4. Hitung jumlah etnis melalui kode etnisnya, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah etnis pada kolom [3] dan kode etnisnya pada kolom [5] ⇐ jumlah etnis pada kolom [5] harus sama dengan isi kolom [3].

5. Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., klik tanda τ pada cell Nama Ilmiah Tumbuhan, hitung jenis tumbuhan yang ada dalam tanda τ, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah tumbuhan pada kolom [6].

6. Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., ulangi langkah 3 sampai 5, sampai semua kelompok penyakit tertulis datanya.

7. Hitung persentase penyakit pada etnis.

8. Pindah ke Workbook 1, buka sheet baru, beri nama Tabel 4..

9. Pindah ke Workbook 2, copy Tabel 4., paste-kan pada Workbook 1 sheet Tabel 4.. Klik tanda maximize, agar tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.

Hasil pengolahan data tahap tersebut seperti pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia

No Kelompok Penyakit Etnis ditemukannya penyakit Jumlah Tumbuhan

Jumlah Persentase (%) Kode Etnis Yang digunakan

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Keterangan : Persentase Penyakit = jumlah etnis ditemukannya penyakit / jumlah seluruh etnis dalam penelitian x 100 %

(20)

8. a. Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan peringkat persentase penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama : Tabel 5.

⎝ Pada Workbook 2 Tabel 4. lakukan :

1. Copy kolom persentase, letakkan cursor ke kolom No., klik Insert - Column.

2. Blok baris pertama persentase (kolom paling kiri) sampai baris terakhir kolom jumlah tumbuhan yang digunakan atau [6] atau kolom paling kanan.

3. Klik shortcut Sort Descending (ZA).

4. Blok kolom paling kiri (persentase), klik Edit - Delete – Entire Column atau shortcut-nya. 5. Ganti No. dengan Peringkat penyakit.

6. Periksa apakah persentase penyakit sudah tersusun dari yang terbesar ke yang terkecil. 7. Beri angka peringkat pada kolom Peringkat penyakit.

8. Copy Workbook 2 Tabel 4., paste-kan ke Workbook 1 Tabel 5. Klik tanda maximize agar tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.

Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 5 seperti di bawah ini :

Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

Peringkat Kelompok Penyakit Etnis ditemukannya penyakit Jumlah Tumbuhan

Penyakit Jumlah Persentase (%) Kode Etnis yang digunakan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 2 3 … … Dst

b. Menentukan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Copy Tabel 5., dari cell peringkat penyakit sampai peringkat 5 kolom [6]. ⎝ Paste-kan pada kolom 8, dan beri nama Tabel 6..

Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

Peringkat Kelompok Penyakit Etnis ditemukannya penyakit Jumlah Tumbuhan

Penyakit Jumlah Persentase (%) Kode Etnis yang digunakan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] 1 2 3 4 5

(21)

9. Menentukan jenis-jenis tumbuhan obat dari berbagai etnis yang dapat menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit tersebut. Prosedur pengolahan data tahap 9 ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama Tabel 7.

⎝ Buat tabel seperti tabel 7.

⎝ Buka Workbook 1 Tabel 3. yang sudah di-sort–ascending, copy kelompok penyakit yang termasuk ke dalam peringkat lima besar beserta semua jenis tumbuhannya.

⎝ Kembali ke Tabel 7., paste-kan masing-masing kelompok penyakit dan tumbuhannya sesuai peringkat.

Adapun bentuk tabel 7 adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya

Peringkat Penyakit

Kelompok Penyakit Kode Etnis

Nama Ilmiah Tumbuhan Nama Lokal Tumbuhan

10. Penyusunan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia berdasarkan jenis tumbuhan obatnya. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 8.

⎝ Copy kolom nama ilmiah tumbuhan dan nama lokal, letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Insert-Column atau shortcut-nya, blok dua kolom paling kanan, klik Edit - Delete – Column atau shortcut-nya.

Berikut ini adalah contoh tabel 8 hasil dari pengolahan data tahap 10 :

Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya

Nama Ilmiah Tumbuhan Nama Lokal Tumbuhan Peringkat Penyakit

Kelompok Penyakit Kode Etnis

11. a. Penyusunan jenis tumbuhan obat berdasarkan abjad A - Z dalam setiap penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada setiap kelompok penyakit, blok baris pertama kolom nama ilmiah tumbuhan sampai baris terakhir kolom kode etnis.

⎝ Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.

(22)

Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 9.

⎝ Copy kolom peringkat penyakit, letakkan cursor pada cell nama ilmiah tumbuhan, klik Insert – Column.

⎝ Blok kolom peringkat penyakit yang lama, klik Edit - Delete – Entire Column. ⎝ Blok kolom nama lokal tumbuhan, klik Edit - Delete – Entire Column. ⎝ Lebarkan kolom kode etnis.

⎝ Letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto Filter, dan kemudian : 1. Klik tanda τ pada cell kelompok Penyakit, pilih satu kelompok Penyakit.

2. Klik tanda τ pada cell nama ilmiah tumbuhan, pilih satu jenis tumbuhan. 3. Periksa apakah nama ilmiah tumbuhan itu lebih dari satu.

4. Jika ya, periksa kode etnisnya.

5. Pada baris pertama kode etnis, tuliskan kode etnis yang ada di bawahnya (dijadikan satu dalam satu cell dan masing-masing kode etnis dipisahkan dengan tanda koma).

6. Blok kode etnis pada baris kedua dst., klik Edit – Delete - Entire Row atau shortcut-nya. ⎝ Ulangi langkah 2 - 6 untuk nama ilmiah tumbuhan yang lain dan langkah 1 – 6 untuk kelompok

penyakit yang lain.

Hasil pengolahan data tahap ini seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama

Peringkat Penyakit

Nama Ilmiah Tumbuhan Kelompok Penyakit Kode Etnis

1 1,2,3,…

12. Menentukan persentase penggunaan setiap jenis tumbuhan obat untuk setiap kelompok penyakit dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 10.

⎝ Tambahkan satu kolom paling kanan dan beri nama Persentase.

⎝ Hitung persentase penggunaan setiap tumbuhan obat untuk kelompok penyakit tertentu dan tuliskan dalam kolom persentase.

Bentuk tabel 10 adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

Peringkat Kelompok Penyakit Nama Ilmiah Tumbuhan Etnis ditemukannya penyakit

(23)

Keterangan : Persentase Penggunaan Tumbuhan Obat = Jumlah etnis yang menggunakan tumbuhan obat tertentu untuk penyakit tertentu / jumlah seluruh etnis dalam penelitian x 100 %

13. Menentukan tumbuhan obat yang memiliki persentase penggunaan paling tinggi untuk setiap penyakit dari peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :

⎝ Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a Copy, beri nama Tabel 11.

⎝ Pindah ke Tabel 10., letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto Filter dan lakukan :

1. Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit. 2. Klik tanda τ pada cell persentase, pilih persentase yang terbesar. 3. Copy baris tersebut dan paste-kan ke Tabel 11.

4. Jika persentase terbesar (dengan angka yang sama) terdapat lebih dari satu, lakukan langkah 3 untuk semuanya.

F. Analisis Data

Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan keterangan pada berbagai pustaka, yang memuat tentang jenis-jenis tumbuhan dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Hasil yang dianalisis adalah jenis-jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk mengobati peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia. Kemudian dipilih jenis-jenis tumbuhan yang dianggap penting, yaitu yang memiliki minimal satu karakteristik sebagai berikut :

a. diambil dari dalam hutan

b. diambil di luar hutan tetapi sudah terkenal c. jenis tumbuhan langka.

Jenis-jenis yang terpilih kemudian dianalisis berdasarkan penyebaran, ekologi, kegunaan lain, bagian yang digunakan, dan status kelangkaannya.

Kategori kelangkaan menurut IUCN Plant Red Data Book (Rifai, dkk., 1992) : 1. Punah (extinct)

Punah (extinct) adalah sebutan yang diberikan pada jenis tumbuhan yang diketahui atau dianggap telah musnah dan hilang sama sekali dari permukaan bumi.

(24)

Genting (endangered) adalah jenis yang teancam kepunahan dan tidak akan dapat bertahan tanpa perlindungan yang ketat untuk menyelamatkan kelangsungan hidupnya.

3. Rawan (vulnerable)

Rawan (vulnerable) adalah kategori untuk jenis yang tidak segera terancam kepunahan tetapi terdapat dalam jumlah yang sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi. 4. Jarang (rare)

Jarang (rare) adalah jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat.

5. Terkikis (indeterminate)

Terkikis (indeterminate) adalah sebutan untuk jenis yang jelas mengalami proses kelangkaan tetapi informasi keadaan sebenarnya belum mencukupi untuk menempatkannya secara pasti dalam salah satu kategori di atas.

Analisis data selanjutnya adalah menentukan jenis tumbuhan untuk peringkat lima besar kelompok penyakit yang diambil dari dalam hutan yang digunakan oleh minimal 2 etnis yang berbeda untuk kelompok penyakit yang sama. Kedua etnis tersebut harus berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda, untuk menunjukkan bahwa kedua etnis tersebut tidak saling berinteraksi.

Analisis terakhir adalah melihat keanekaragaman jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit berdasarkan suku/famili, dan habitusnya. Adapun habitus berbagai jenis tumbuhan menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut :

1). Pohon

Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang jelas, dan bercabang jauh dari permukaan tanah.

2). Perdu

Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar, dan bercabang dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah.

3). Herba

Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair. 4). Liana

Liana adalah tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat pada tumbuhan lain. 5). Tumbuhan Memanjat

Tumbuhan memanjat adalah herba yang memanjat pada tumbuhan atau benda lain. 6). Paku

Paku adalah tumbuhan yang tergolong dalam devisi (devisio) Pteridophyta (tumbuhan paku). 7). Bambu

(25)

Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data

1. Data Tumbuhan Obat dan Penyakitnya dari Berbagai Etnis di Indonesia

2. Rekapitulasi Data ke Dalam Bentuk Matriks Tumbuhan – Etnis - Penyakit

3. Pengkodean Etnis dan Penyusunan Matrik ke dalam Tiga Kolom

4. Penyusunan Matriks berdasarkan Jenis

Penyakit 5. Penyusunan Jenis Penyakit berdasarkan Abjad A – Z

6. Pengeliminasian Jenis Tumbuhan yang Tidak Digunakan oleh Seluruh Etnis

11. a. Penyusunan Jenis Tumbuhan Obat berdasarkan Abjad A - Z dalam Setiap Penyakit

10. Penyusunan Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya

8. b. Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

8. a. Penyusunan Jenis Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis 7. Rekapitulasi Data Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia 9. Pencarian Jenis-Jenis

Tumbuhan Obat dari Berbagai Etnis yang Dapat Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Penyakit

11b. Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama

12. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis

13 . Pencarian Tumbuhan Obat yang Memiliki Persentase Penggunaan Paling Tinggi untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit

14. Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Menyembuhkan Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

(26)

A. Etnis

Dari berbagai pustaka berupa laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lainnya tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia, yang tercakup 49 laporan penelitian, diperoleh data pemanfaatan tumbuhan obat dari 45 etnis atau 12,2 % dari seluruh etnis yang ada di Indonesia. Adanya perbedaan jumlah penelitian dan jumlah etnis disebabkan oleh karena satu penelitian belum tentu membahas satu etnis dan satu etnis belum tentu dibahas dalam satu penelitian. Penyebaran seluruh etnis yang tercakup dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia, pada halaman 14. Data tentang etnis, yaitu nama etnis dan letaknya secara administrasi pemerintahan dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Dalam penelitian ini, suatu etnis ditentukan berdasarkan etnisnya, bukan sebutan bagi kelompok atau lokasinya. Sebagai contoh, beberapa penelitian yang dilakukan di Jawa Barat, yaitu di Masyarakat Kasepuhan, Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Majalengka dan Sumedang, Ciamis, Sukabumi, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Masyarakat Sunda, semuanya digolongkan ke dalam Etnis Sunda, karena bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda. Contoh lainnya, dalam satu penelitian tentang Orang Sumbawa Barat Daya (Darnaedi dan Rodani, 1995), disebutkan bahwa yang termasuk Orang Sumbawa Barat Daya adalah kelompok etnis Maluk, Tongo, Sejorong, Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tatar, Singa, dan Nangkalanung. Walaupun bahasa dalam nama lokal tumbuhan obat yang digunakan oleh seluruh etnis tersebut sama, Orang Sumbawa Barat Daya dipisahkan menjadi 8 etnis.

Beberapa pengertian etnis, suku bangsa dan masyarakat terasing adalah sebagai berikut : (1) Etnik atau etnis adalah sebuah kata sifat yang berarti suatu hal yang bertalian dengan kelompok sosial atau sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu, karena keturunan, adat, agama, bahasa, dsb. Secara umum di Indonesia, etnik atau etnis disebut sebagai suku bangsa. (2) Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988). (3) Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia

dalam Koentjaraningrat (1993), masyarakat terasing adalah masyarakat yang terisolasi dan memiliki

kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dengan masyarakat lain yang lebih maju sehingga bersifat terbelakang serta tertinggal dalam proses pengembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, keagamaan, dan sosiologi.

Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang sampai Merauke :

(27)

Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang sampai Merauke :

Legenda :

1 Aceh (Aceh) 16 Tongo (NTB) 31 Dayak Ot Danum (Kalteng) 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 17 Sejorong (NTB) 32 Dayak Tunjung (Kaltim) 3 Melayu Tradisional (Riau-Jambi) 18 Sekongkang Atas (NTB) 33 Kutai (Kaltim) 4 Anak Dalam (Jambi) 19 Sekongkang Bawah (NTB) 34 Punan Lisum (Kaltim) 5 Rejang (Bengkulu) 20 Tatar (NTB) 35 Punan Bekatan (Kaltim) 6 Sakai (Riau) 21 Singa (NTB) 36 Bolaangmongondow (Sulut) 7 Anak Dalam (Sumsel) 22 Nangkalanung (NTB) 37 Gorontalo (Sulut)

8 Mentawai (Sumbar) 23 Samawa (NTB) 38 Menado (Sulut) 9 Sunda (Jabar) 24 Dawan (NTT) 39 Saluan (Sulteng) 10 Badui Dalam (Jabar) 25 Sumba (NTT) 40 Ambon (Maluku)

11 Badui Luar (Jabar) 26 Atoni (NTT) 41 Yapen-Waropen (Irian Jaya) 12 Jawa (Jateng – Jatim) 27 Melayu (Kalbar) 42 Upuya (Irian Jaya) 13 Madura (Jatim) 28 Dayak (Kalbar) 43 Awarawi (Irian Jaya) 14 Bali (Bali) 29 Dayak Kendayan (Kalbar) 44 Busami (Irian Jaya) 15 Maluk (NTB) 30 Dayak Ngaju (Kalteng) 45 Dani (Irian Jaya)

(28)

B. Kelompok Penyakit

Pengolahan data, dimulai dari pengelompokkan jenis penyakit ke yang lebih umum sampai penyusunan peringkat kelompok penyakit, menghasilkan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia yang terdiri dari 8 kelompok penyakit, seperti pada tabel 11. sebagai berikut :

Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

Etnis Ditemukannya Penyakit Jumlah Jenis

Tumbuhan yang digunakan Jumlah Persentase (%) Kode Etnis 1 Malaria 34 75,56 1,2,3,4,5,6,7,9,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,40,45 78 2 Demam 30 66,67 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,24,25,26,27,29, 30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 133 2 Sakit perut 30 66,67 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,24,25,26,28,29,30,31,32, 33,34,35,36,38,40,42,43,44,45 110 3 Diare 27 60,00 1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,25,26,28,29,30,31,32, 34,35,36,37,38,39,40,45 75 3 Sakit Kulit ringan 27 60,00 1,2,3,4,6,7,9,12,13,14,23,25,26,27,29,30,31,32,33, 34,35,36,37,38,39,40,45 98 4 Bisul 26 57,78 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,25,26,27,28,29,30,31,32, 33,35,36,38,40,45 79 4 Sakit Panas 26 57,78 1,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,28,30,31,33, 34,35,38,39,40,42,43,44 67 5 Sakit kuning 25 55,56 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,26,28,30,31,32, 36,37,38,39,40 63

Kelompok penyakit yang menduduki peringkat pertama adalah malaria. Penyakit malaria dapat ditemukan di 34 etnis yang ada di Indonesia atau 75,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian, dengan jenis tumbuhan yang digunakan oleh ke-34 etnis tersebut berjumlah 78 jenis.

Kelompok penyakit pada peringkat kedua adalah penyakit demam dan sakit perut, yang masing-masing ditemukan di 30 etnis di Indonesia atau 66,67 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam ada 139 jenis, sedangkan untuk sakit perut berjumlah 110 jenis.

Kelompok penyakit di peringkat ketiga adalah penyakit diare dan sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), yang masing-masing ditemukan di 27 etnis di Indonesia atau 60,00 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk menyembuhkan diare ada 75 jenis, sedangkan yang digunakan untuk menyembuhkan sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) ada 98 jenis.

Pada peringkat keempat, kelompok penyakitnya adalah penyakit bisul dan sakit panas, masing-masing ditemukan pada 26 etnis atau 57,78 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk menyembuhkan penyakit bisul ada 79 jenis dan untuk sakit panas ada 67 jenis.

Terakhir, kelompok penyakit yang menempati peringkat kelima adalah sakit kuning atau yang saat ini terkenal dengan lever dan hepatitis. Kelompok penyakit ini ditemukan di 25 etnis di Indonesia

(29)

atau 55,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Etnis-etnis ini menggunakan 63 jenis tumbuhan untuk menyembuhkan sakit kuning.

Ada banyak jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk mengobati setiap kelompok penyakit dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis-jenis tumbuhan tersebut masing-masing memiliki persentase penggunaan oleh berbagai etnis yang berkisar antara 2,22 % sampai 28,89 %.

Salah satu tahapan pengolahan data dalam metode penelitian adalah pengelompokkan jenis penyakit ke yang lebih umum. Alasan adanya pengelompokkan jenis penyakit ini, karena jenis-jenis penyakit yang disebutkan oleh suatu etnis cenderung sangat spesifik dan kadang-kadang tidak logis, sehingga kemungkinan besar tidak ditemukan pada etnis lainnya. Jenis-jenis penyakit yang dikelompokkan adalah jenis penyakit yang memiliki persamaan ciri-ciri penyakit, seperti gejala, keadaan pada saat penyakit menyerang, hasil akhir dari penyakit tersebut, dan cara penanganannya. Tidak semua penyakit dapat dikelompokkan, karena memiliki ciri-ciri tersendiri yang tidak dapat disatukan ke dalam kelompok yang lebih umum, seperti penyakit berdasarkan penggolongan umur, misalnya batuk pada bayi, anak-anak, dan dewasa, ketiganya tidak dapat disatukan ke dalam kelompok batuk, karena cara penanganan dan jenis tumbuhan obat yang digunakan berbeda. Contoh lain adalah penyakit berdasarkan penggolongan jenis kelamin, misalnya mandul untuk pria dan wanita. Keduanya tidak dapat disatukan ke dalam kelompok mandul, karena tubuh pria dan wanita berbeda dalam berbagai hal dan jenis tumbuhan obat yang digunakan pun berbeda.

Berikut ini beberapa kelompok penyakit yang berasal dari jenis-jenis penyakit yang dikelompokkan :

Batuk berat : batuk + sesak nafas, batuk 100 hari, batuk berdarah, batuk bronchitis, batuk rejan, batuk kronis, batuk terus-menerus, batuk + riak sulit keluar, batuk berdahak, batuk kering.

Batuk ringan : batuk + sakit tenggorokan, batuk + kerongkongan kering, batuk serak, batuk gatal Bisul : bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara, koreng, borok, borok bernanah, kulit bernanah.

Demam : demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin. Digigit ular : kena racun ular

Gatal : gatal, gatal-gatal, gatal/bengkak.

Sakit kulit berat : cacar, cacar air, campak, campak air, eksim.

Sakit kulit ringan : panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah.

Luka berat : luka bengkak, luka bernanah, luka dalam, luka memar, luka membusuk, luka terpotong.

Luka ringan : luka baru, luka iris, luka kena benda tajam, luka tergores.

(30)

Sakit perut : mules, nyeri perut, perut mulas. Sembelit : susah berak, susah buang air.

Susah kencing : susah kencing, air seni, peluruh air seni.

C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit

Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 8 jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh etnis-etnis untuk menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br. (pulai), digunakan oleh 9 etnis atau 20,00 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Selain untuk menyembuhkan penyakit malaria, Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Jenis ini digunakan oleh 7 etnis di Indonesia atau 15,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe

pinnata Pers. (cocor bebek). Kalanchoe pinnata Pers. Digunakan oleh 5 etnis di Indonesia atau 11,11

% dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare dan sakit kulit ringan, yang menduduki peringkat ketiga, masing-masing adalah Psidium guajava L. (jambu biji) dan Cassia alata L. (ketepeng), dengan jumlah etnis pengguna masing-masing 12 dan 13 etnis atau 26,67 % dan 28,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Untuk menyembuhkan penyakit bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi etnis penggunanya untuk masing-masing tumbuhan berbeda. Tumbuhan tersebut adalah Allium sativum L. (bawang putih) dan

Mimosa pudica L (putri malu). Kedua tumbuhan ini masing-masing digunakan oleh 3 etnis atau 6,67

% dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kaempferia galanga L. atau yang terkenal dengan nama “kencur”, digunakan oleh 10 etnis atau 22,22 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk mengobati sakit panas. Terakhir, Arcangelisia flava (L.) Merr. (akar kuning) digunakan oleh 4 etnis atau 8,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk mengobati sakit kuning. Jenis-jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan untuk peringkat lima besar kelompok penyakit secara rinci tercantum dalam tabel 12 sebagai berikut :

Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit

Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

Nama Ilmiah Tumbuhan Etnis Pengguna Tumbuhan

Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Malaria Alstonia scholaris R. Br.

(Apocynaceae)

1,7,9,12,24,25,32,36,38 9 20,00

2 Demam Kalanchoe pinnata Pers. (Crassulaceae)

4,9,26,29,36,37,38 7 15,56

2 Sakit perut Alstonia scholaris R. Br.

(Apocynaceae)

2,7,42,43,44 5 11,11

3 Diare Psidium guajava L.

(Myrtaceae) 1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40 12 26,67 3 Sakit Kulit ringan Cassia alata L. (Fabaceae) 1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39 13 28,89

(31)

Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

Nama Ilmiah Tumbuhan Etnis Pengguna Tumbuhan

Kode Etnis Jumlah Persentase (%)

4 Bisul Allium sativum L.

(Liliaceae)

9,14,40 3 6,67

4 Bisul Mimosa pudica L.

(Fabaceae)

6,30,31 3 6,67

4 Sakit Panas Kaempferia galanga L.

(Zingiberaceae)

19,21,27,28,29,30,31,32,33,39 10 22,22 5 Sakit kuning Arcangelisia flava (L.) Merr.

(Menispermaceae)

2,4,38,39 4 8,89

Keterangan Kode Etnis : 1 Etnis Aceh (Aceh)

2 Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi) 3 Etnis Melayu Tradisional (Riau-Jambi) 4 Etnis Anak Dalam (Jambi)

5 Etnis Rejang (Bengkulu) 6 Etnis Sakai (Riau)

7 Etnis Anak Dalam (Sumsel) 8 Etnis Mentawai (Sumbar) 9 Etnis Sunda (Jabar) 10 Etnis Badui Dalam (Jabar) 11 Etnis Badui Luar (Jabar) 12 Etnis Jawa (Jateng – Jatim) 13 Etnis Madura (Jatim) 14 Etnis Bali (Bali) 15 Etnis Maluk (NTB) 16 Etnis Tongo (NTB) 17 Etnis Sejorong (NTB)

18 Etnis Sekongkang Atas (NTB) 19 Etnis Sekongkang Bawah (NTB) 20 Etnis Tatar (NTB) 21 Etnis Singa (NTB) 22 Etnis Nangkalanung (NTB) 23 Etnis Samawa (NTB) 24 Etnis Dawan (NTT) 25 Etnis Sumba (NTT) 26 Etnis Atoni (NTT) 27 Etnis Melayu (Kalbar) 28 Etnis Dayak (Kalbar)

29 Etnis Dayak Kendayan (Kalbar) 30 Etnis Dayak Ngaju (Kalteng) 31 Etnis Dayak Ot Danum (Kalteng) 32 Etnis Dayak Tunjung (Kaltim) 33 Etnis Kutai (Kaltim)

34 Etnis Punan Lisum (Kaltim) 35 Etnis Punan Bekatan (Kaltim) 36 Etnis Bolaangmongondow (Sulut) 37 Etnis Gorontalo (Sulut)

38 Etnis Menado (Sulut) 39 Etnis Saluan (Sulteng) 40 Etnis Ambon (Maluku) 41 Etnis Yapen-Waropen (Irja) 42 Etnis Upuya (Irian Jaya) 43 Etnis Awarawi (Irian Jaya) 44 Etnis Busami (Irian Jaya) 45 Etnis Dani (Irian Jaya)

Diantara delapan jenis tumbuhan tersebut, hanya dua tumbuhan saja yang diambil oleh etnis dari dalam hutan dan tergolong tumbuhan langka, yaitu Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia

flava (L.) Merr.. Jenis tumbuhan lainnya telah ditanam di pekarangan, di kebun dan di ladang. Namun,

diantara jenis tumbuhan yang telah ditanam di luar hutan tersebut, ada 2 jenis tumbuhan yang terkenal di berbagai etnis untuk menyembuhkan penyakit, yaitu Psidium guajava L. untuk menyembuhkan diare dan Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.).

Dalam tulisan ini akan diuraikan empat jenis tumbuhan yang dianggap paling berpotensi untuk menyembuhkan penyakit. Jenis tumbuhan tersebut adalah Alstonia scholaris R. Br. untuk menyembuhkan penyakit malaria (peringkat 1) dan sakit perut (peringkat 2), Psidium guajava L. untuk menyembuhkan penyakit diare (peringkat 3), Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) (peringkat 3), dan Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk menyembuhkan penyakit kuning (peringkat 5).

(32)

Alstonia scholaris R. Br. Penyebaran dan Ekologi

Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis dari marga Alstonia, suku Apocynaceae, yang

paling tersebar luas, dapat ditemukan mulai dari Sri Lanka dan India sampai daratan Asia Tenggara dan Cina Selatan, melalui Malesia sampai ke Australia bagian utara, Kepulauan Bismarck dan Solomon (Soerianegara dan Leemens, 1994). Di Jawa, umumnya tumbuh tersebar di bawah 900 mdpl (Heyne, 1987). Biasanya tumbuh di hutan jati, hutan campuran, dan hutan kecil di pedesaan. Kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias (Depkes RI, 1980).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Alstonia scholaris R. Br.

Ada sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, yaitu Etnis Aceh (Aceh), Anak Dalam (Sumatera Selatan), Sunda (Jawa Barat), Jawa (Jawa Tengah-Jawa Timur), Dawan (NTT), Sumba (NTT), Dayak Tunjung (Kalimantan Timur), Bolaangmongondow (Sulawesi Utara) dan Menado (Sulawesi Utara). Selain sebagai obat malaria, Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan sebagai obat sakit perut oleh 5 etnis lainnya, yaitu Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Sumatera Selatan), Upuya, Arawawi, dan Busami (Irian Jaya). Letak etnis-etnis pengguna Alstonia scholaris R. Br. dapat dilihat dalam Gambar 3.

Nama lokal Alstonia scholaris R. Br. di berbagai etnis pengguna adalah rubeek (Etnis Aceh),

pulai (Etnis Talang Mamak), pule (Etnis Anak Dalam di Sumatera Selatan, Sunda, dan Jawa), rita

(Etnis Sumba), pelai hitam (Etnis Dayak Tunjung), deangow (Etnis Menado), dan yawa (Etnis Upuya, Awarawi, dan Busami).

Bagian yang Digunakan

Sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, 8 etnis diantaranya menggunakan kulit kayu/batang, dan akar, sedangkan hanya satu etnis yang menggunakan getah batangnya. Kulit kayu/batang, dan akar direbus atau direndam, kemudian airnya diminum. Ada juga etnis yang menggunakan kulit kayu/batang dengan cara diparut, direbus, dan airnya diminum. Bagian yang digunakan, cara pengolahan, dan cara penggunaan jenis tumbuhan ini oleh berbagai etnis dapat dilihat dalam Lampiran 3. Dari pengolahan kulit kayu/batang, dan akar Alstonia scholaris R. Br. oleh berbagai etnis dengan cara direbus, kemudian airnya diminum, dapat diketahui bahwa obat malaria dari jenis Alstonia scholaris R. Br. harus digunakan dalam bentuk cairan atau sirup.

Lima etnis menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat sakit perut. Bagian yang digunakan adalah pucuk daun, kulit kayu, dan kulit kayu, dan akar. Pucuk daun Alstonia scholaris R. Br. tanpa diolah, langsung dimakan, sedangkan kulit kayu diseduh terlebih dahulu, kemudian airnya diminum.

(33)

Legenda :

Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Malaria Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Sakit Perut

1 Aceh (Aceh) 12 Jawa (Jateng – Jatim) 36 Bolaangmongondow (Sulut) 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 24 Dawan (NTT) 38 Menado (Sulut)

7 Anak Dalam (Sumsel) 25 Sumba (NTT) 42 Upuya (Irian Jaya) 9 Sunda (Jabar) 32 Dayak Tunjung (Kaltim) 43 Awarawi (Irian Jaya)

44 Busami (Irian Jaya)

Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Malaria dan Sakit Perut

(34)

Kegunaan Lain

Alstonia scholaris R. Br. dalam penelitian ini muncul sebagai obat untuk menyembuhkan

penyakit malaria dan sakit perut. Tetapi selain itu, dari hasil penelitian ini juga yang tercantum dalam Lampiran 2, ada 20 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan obat yang terbuat dari

Alstonia scholaris R. Br. Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain jenis Alstonia scholaris R. Br. selain sebagai tumbuhan obat, yaitu jenis tumbuhan yang : (1) diambil kayunya, (2)

diambil getahnya, (3), penghasil lateks, (4) penghasil racun, diantaranya insektisida, (5) digunakan sebagai tanaman pagar dan tepi jalan, dan (6) dapat dijadikan tanaman hias.

Status Kelangkaan

Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis tumbuhan yang tergolong langka, yang

termasuk kategori jarang (rare), yaitu jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat (Rifai, dkk., 1992). Jenis ini walaupun penyebarannya luas, namun ternyata saat ini sulit ditemukan di lapangan. Beberapa penyebab terjadinya kelangkaan tersebut diantaranya :

1. Alstonia scholaris R. Br. banyak diburu, karena banyak digunakan orang, 2. populasi dan penyebarannya terbatas, dan

3. belum ada usaha pembudidayaannya.

Psidium guajava L. Penyebaran dan Ekologi

Psidium guajava L. berasal dari daerah tropik Amerika. De Candolle dalam Verheij dan

Coronel (1997) berpendapat bahwa Psidium guajava L. berasal dari daerah antara Meksiko dan Peru. Orang-orang Spanyol membawanya menyeberangi Pasifik ke Filipina dan orang-orang Portugis mengintroduksikannya dari Barat ke India. Kini Psidium guajava L. tersebar dengan baik dan telah meliar kembali di daerah-daerah tropik dan subtropik.

Psidium guajava L. merupakan pohon yang dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi

pertumbuhan. Di daerah tropik, jenis ini dapat ditemukan dari 0 sampai 1500 mdpl. Jenis ini dapat tahan pada suhu antara 15-45°C, untuk mendapatkan hasil yang tinggi tercatat pada suhu 23-28°C. Untuk produksi maksimum di daerah tropik, jenis ini memerlukan curah hujan antara 1000-2000 mm dan terbagi rata sepanjang tahun (Verheij dan Coronel, 1997).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Psidium guajava L.

Ada 12 etnis dalam penelitian yang menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare. Etnis-etnis tersebut adalah Aceh, Rejang, Sakai, Sunda, Jawa, Bali, Atoni, Dayak, Bolaangmongondow, Gorontalo, Menado dan Ambon. Psidium guajava L. memang terkenal sebagai

(35)

Legenda :

1 Aceh (Aceh) 12 Jawa (Jawa Tengah-Jawa Timur) 36 Bolaangmongondow (Sulut) 5 Rejang (Bengkulu 14 Bali (Bali) 37 Gorontalo (Sulawesi Utara)

6 Sakai (Riau) 26 Atoni (NTT) 38 Menado (Sulawesi Utara)

9 Sunda (Jawa Barat) 28 Dayak (Kalimantan Barat) 40 Ambon (Maluku)

Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Diare

(36)

obat diare, sehingga tidak mustahil etnis-etnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini pun menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare. Letak etnis-etnis pengguna Psidium guajava L. sebagai obat diare dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4.

Nama lokal Psidium guajava L. di berbagai etnis pengguna adalah gelimah (Etnis Aceh), jambu biji (Etnis Rejang, Jawa, Bali, Dayak di Kalimantan Barat, Bolaangmongondow, Gorontalo,

Menado), jambu batu (Etnis Sakai, Sunda), kujawas (Etnis Atoni), lutuhatu (Etnis Ambon). Bagian yang Digunakan

Bagian tumbuhan Psidium guajava L. yang digunakan adalah daun, baik pucuk daunnya, daun muda, maupun daun secara keseluruhan. Untuk dapat menyembuhkan diare, daun Psidium

guajava L. dapat dimakan langsung (tanpa diolah), dapat juga dengan pengolahan berupa diremas,

direbus, digerus/ditumbuk, atau dibakar terlebih dahulu kemudian ditumbuk. Dari semua cara pengolahan tersebut akan didapatkan cairan atau air rebusan daun Psidium guajava L. Air ini disaring terlebih dahulu, kemudian diminum. Dengan demikian, ada dua macam sediaan daun Psidium

guajava L. untuk menyembuhkan diare, yaitu daun segar dan bentuk cairan.

Kegunaan Lain

Sebagai tumbuhan obat, Psidium guajava L. memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit lainnya, selain diare. Ada 7 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan Psidium guajava L., yaitu murus, disentri, muntaber, bisul, panas dalam, pilek dan sakit perut. Selain sebagai tumbuhan obat, kegunaan lain jenis ini menurut Jansen, dkk. (1993) adalah : (1) penghasil minyak dan lemak, (2) untuk bumbu dan rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil gula, alkohol, dan asam, (5) bahan pewarna, (6) bahan penyamak, (7) tanaman pagar dan tepi jalan, (8) penghasil bahan bakar : arang, dan (9) kayu bakar.

Status Kelangkaan

Psidium guajava L. adalah jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di berbagai tempat. Selain

penyebarannya luas, tumbuhan ini juga memiliki populasi yang melimpah. Jenis tumbuhan ini juga telah dibudidayakan orang sejak lama. Jenis ini tidak tergolong jenis langka.

Cassia alata L.

Penyebaran dan Ekologi

Menurut Irwin dan Barneby (1982) dalam Hou, dkk. (1996), Cassia alata L. berasal dari Guyana dan mungkin juga berasal dari Distrik Orinoco dan Amazon di Venezuela. Sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropik. Jenis ini tumbuh di tepi sungai, di tepi hutan hujan, di tepi danau, di tepi kolam, di hutan terbuka dan areal basah, di daerah pedesaan, bahkan di perkotaan. Cassia alata L. dapat tumbuh di dataran rendah sampai 2100 mdpl di Irian, tetapi sebagian besar tumbuh di bawah 500 mdpl. Di Sumbawa, tumbuh di atas tanah berkapur di hutan kecil hutan savana.

(37)

Legenda :

1 Aceh (Aceh) 7 Anak Dalam (Sumsel) 33 Kutai (Kaltim)) 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 9 Sunda (Jabar) 34 Punan Lisum (Kaltim) 4 Anak Dalam (Jambi) 12 Jawa (Jateng-Jatim) 35 Punan Bekatan (Kaltim) 6 Sakai (Riau) 27 Melayu (Kalimantan Barat) 38 Menado (Sulut)

39 Saluan (Sulteng)

Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Penyakit Kulit Ringan

(38)

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Cassia alata L.

Etnis-etnis yang menggunakan Cassia alata L. sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) ada 13 etnis. Etnis-etnis tersebut adalah Aceh (Aceh), Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Jambi), Sakai (Riau), Anak Dalam (Sumsel), Sunda (Jabar), Jawa (Jateng-Jatim), Melayu (Kalbar), Kutai (Kaltim), Punan Lisum (Kaltim), Punan Bekatan (Kaltim), Menado (Sulut), dan Saluan (Sulteng). Dari gambar 5. terlihat bahwa Cassia alata L. digunakan oleh etnis-etnis yang berada di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Nama lokal Cassia alata L. di berbagai etnis pengguna adalah linggang (Etnis Aceh), ketepeng (Etnis Talang Mamak, Anak Dalam di Jambi, Anak Dalam di Sumatera Selatan), glinggang

(Etnis Sakai, Melayu di Kalimantan Barat, dan Kutai), ki manila (Etnis Sunda), ketepeng kebo (Etnis Jawa), urokop (Etnis Punan Lisum dan Punan Bekatan), walongso kayu embeo (Etnis Menado), dan

saparanggi (Etnis Saluan).

Bagian yang Digunakan

Bagian tumbuhan Cassia alata L. yang digunakan sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) adalah daunnya. Daun Cassia alata L. diolah dengan cara digiling, ditumbuk/digerus/ digilas, diremas, dapat ditambahkan minyak tanah atau kapur sirih. Setelah itu, hasil tumbukan daun (tapel/bobok) digosokkan atau dioleskan pada bagian yang terkena penyakit kulit. Dengan demikian, untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), sediaan daun Cassia alata L. sebaiknya dalam bentuk tapel/bobok.

Kegunaan Lain

Seperti jenis tumbuhan obat lainnya, Cassia alata L. juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Ada 5 kelompok penyakit lainnya yang dapat disembuhkan dengan Cassia alata L., yaitu penyakit kulit, penyakit kulit berat, cacingan, dan sebagai obat pencahar. Daftar etnis pengguna Cassia alata L. untuk mengobati penyakit selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dapat dilihat dalam Lampiran 2.

Selain sebagai tumbuhan obat, Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain

Cassia alata L.. Ada 5 kegunaan lain Cassia alata L., yaitu (1) sebagai sayuran, (2) bumbu dan

rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil racun, termasuk insektisida, dan (5) tanaman hias. Status Kelangkaan

Cassia alata L. telah banyak ditanam di pekarangan, kebun, ladang, dan banyak ditemukan

tumbuh meliar di tempat-tempat terbuka, tepi sungai dan tempat lainnya. Jenis ini digunakan oleh 13 etnis dari 45 etnis dalam penelitian untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dan beberapa etnis lainnya menggunakannya untuk keperluan lain. Dilihat dari penyebarannya yang meliputi seluruh daerah tropika dan banyaknya etnis yang menggunakannya, Cassia alata L. termasuk tumbuhan yang cepat tumbuh dan bisa digolongkan sebagai tumbuhan yang tidak langka. Namun dengan tingginya frekuensi pemanfaatan, dan statusnya sebagai tumbuhan nonhutan yang liar, Cassia

(39)

alata L. pada masa yang akan datang mungkin bisa menjadi tumbuhan langka, karena belum ada usaha

pembudidayaannya.

Arcangelisia flava (L.) Merr. Penyebaran dan Ekologi

Arcangelisia flava (L.) Merr. tersebar mulai dari Hainan, Indochina, Semenanjung Thailand

Selatan, Malesia, Sumatera Utara dan Tengah, Malaya (termasuk Langkawi), Jawa Tengah, Kalimantan sampai Filipina, Sulawesi Utara dan Tengah (Kepulauan Talaud, Halmahera), dan Irian.

Arcangelisia flava (L.) Merr. tumbuh di dalam hutan pada ketinggian mencapai 1000 mdpl, dan

kadang-kadang tumbuh di tepian sungai. Di dataran rendah Sulawesi, tumbuh pada bukit berkapur (Foundation Flora Malesiana, 199.).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Arcangelisia flava (L.) Merr.

Arcangelisia flava (L.) Merr. digunakan sebagai obat sakit kuning oleh 4 etnis dari 25 etnis

dimana sakit kuning ditemukan. Keempat etnis tersebut adalah Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Jambi), Menado (Sulawesi Utara), dan Saluan (Sulawesi Tengah). Walaupun hanya ada 4 etnis dalam penelitian yang menggunakan Arcangelisia flava (L.) Merr. sebagai obat sakit kuning, etnis-etnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini mungkin saja menggunakan Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk mengobati penyakit yang sama.

Nama lokal Arcangelisia flava (L.) Merr. di berbagai etnis pengguna adalah akar kuning

(Etnis Talang Mamak), akar kunyit (Etnis Anak Dalam di Jambi), tali kuning (Etnis Menado) dan

mongko lawak (Etnis Saluan).

Bagian yang Digunakan

Bagian tumbuhan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang digunakan untuk mengobati sakit kuning adalah akar dan batang. Etnis-etnis menggunakan akar dan batang tersebut dengan cara direbus atau dikikis, kemudian airnya diminum. Oleh karena itu, sediaan akar dan batang Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk obat sakit kuning adalah berupa cairan.

Kegunaan Lain

Arcangelisia flava (L.) Merr. memiliki khasiat untuk mengobati penyakit lain. Ada 14

kelompok penyakit selain sakit kuning yang dapat disembuhkan dengan Arcangelisia flava (L.) Merr., yaitu malaria, demam, kanker, luka, panas dalam, panas, patah tulang, pegal linu, rematik, sakit pinggang, sariawan, sesak nafas, setelah melahirkan, dan sebagai aprodisiak.

Selain sebagai tumbuhan obat, Arcangelisia flava (L.) Merr. juga memiliki kegunaan lain. Jansen, dkk. (1993) menyebutkan dua kegunaan lain Arcangelisia flava (L.) Merr., yaitu (1) sebagai pewarna, dan (2) penghasil racun, termasuk insektisida.

(40)

Legenda : 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 38 Menado (Sulawesi Utara) 4 Anak Dalam (Jambi) 39 Saluan (Sulawesi Tengah)

Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Sakit Kuning

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom
Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia
Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis di                  Indonesia
Tabel 7.  Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis  Tumbuhan Obatnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan 1 Indikator Kinerja Program (Outcome) DPA Tahun 2015 Lokasi Target Capaian Kebutuhan dana (Rp.) Peningkatan Kapasitas Pemerintah Mukim dan Gampong Meningkatnya

Dalam perhitungan power link budget di tentukan juga untuk margin daya , adapun persamaan untuk perhitungan margin daya dalam jaringan diisyaratkan memiliki nilai lebih

Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membuat beton ringan diantaranya dengan membuat gelembung%gelembung gas/udara dalam adukan semen sehingga terjadi banyak

Pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.. 268| Rahardja, Lufiani, Harahap, Wijayanti – iLearning: Metode Pembelajaran Inovatif di……… yang

Tingginya nilai heritabilitas dari beberapa karakter ini menunjukkan bahwa pada populasi progeni kedelai F3 ini dapat dilakukan seleksi melalui karakter yang memiliki nilai

Penelitian tentang pengaruh pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih hijau dalam mengurangi plak dan gingivitis pada penderita gingivitis marginalis kronis

Pelaksanaan hak eksklusif suatu negara terjadi di batas negara, baik batas yang secara ilmiah ada, maupun buatan (imajiner) salah satunya berupa menerima atau menolak seseorang