• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Acara 1 Mikpang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Acara 1 Mikpang"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOG

MIKROBIOLOGI

I PANGAN

PANGAN

Acara I

Acara I

Pengaruh Antimikroba Terhadap Pertumbuhan Mikroba

Pengaruh Antimikroba Terhadap Pertumbuhan Mikroba

Kelompok : 4

Kelompok : 4

Rombongan : 2

Rombongan : 2

Disusun oleh:

Disusun oleh:

Arlita

Arlita Primadiani

Primadiani

(A1F01607

(A1F016078)

8)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PURWOKERTO

PURWOKERTO

2017

2017

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN ... 3... 3 A.

A. Latar BelakangLatar Belakang ... ... ... 33 B.

B. TujuanTujuan ... ... ... 44 C.

C. ManfaatManfaat ... ... ... 55 II.

II. TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA ... ... ... 66 III.

III. METODE PRAKTIKUMMETODE PRAKTIKUM... ... 1111 A.

A. Alat dan BahanAlat dan Bahan ... ... ... 1111 B.

B. Prosedur KerjaProsedur Kerja ... ... ... 1111

1.

1.

Penggunaan Kertas Cakram

Penggunaan Kertas Cakram

 ... 11 ... 11

2.

2.

Penggunaan Double Kertas Cakram

Penggunaan Double Kertas Cakram

 ... 12 ... 12 IV.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN ... 13 ... 13 A.

A. HasilHasil ... ... ... 1313

1.

1.

Pengamatan Single Kertas Cakram

Pengamatan Single Kertas Cakram

 ... ... ... 1313

2.

2.

Pengamatan Double Kertas Cakram

Pengamatan Double Kertas Cakram ... 16

 ... 16 B. B. PembahasanPembahasan ... ... ... 1818 V. V. PENUTUPPENUTUP ... ... ... 2222 A. A. KesimpulanKesimpulan ... ... ... 2222 B. B. SaranSaran... 22... 22

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

 ... 23 ... 23

LAMPIRAN

LAMPIRAN ...

 ... ... 2525

(3)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anti mikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau membunuh

mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida.

Atau dengan kata lain disebut juga antiboitika yaitu bahan-bahan yang

 bersumber hayati yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan

mikroorganisme hidup (Gobel, 2008)..

Akan tetapi mikroorganisme memilki kepekaan yang spesifik terhadap

zat antimikroba. Kadang kala suatu mikroba peka terhadap suatu mikroba

tetapi tidak peka terhadap antimikroba lain. Oleh karenanya dilakukanlah

 percobaan kali ini guna mengetahui kepekaa mikroba terhadap antimikroba

yang dalam hal ini digunakan antimikroba yang berasal dari tanaman dan

larutan antibiotik.

Bakteri

Staphylococcus

termasuk dalam famili Micrococcaceae.Bakteri

ini berbentuk bulat.Koloni mikroskopik cenderung berbentuk menyerupai

 buah anggur.Staphylococcus aureus

 berwarna kuning pada media yang kaya

nutrisi, dapat tumbuh pada larutan NaCl 15% dan dapat menghasilkan enzim

(4)

koagulase.Staphylococcus

aureus

 bersifat

patogen

pada

manusia,

menyebabkan berbagai jenis infeksi, antara lain infeksi pada kulit, infeksi

 pada saluran urin, infeksi kronis seperti osteomielitis dan endocarditis, bisa

 juga menjadi penyebab infeksi nosokomial.

Staphylococcus berdiameter 0,8 – 

1,0 mikron, tidak dapat bergerak dan tidak berspora. Berbagai spesies

Stapgylococcus

tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu 37

o

C,

kisaran suhu pertumbuhan adalah 15

 – 

40

o

C dan suhu optimum adalah

35

o

C.Dalam lempeng agar dengan suasana aerob dan suhu 37

o

C bakteri ini

tidak menghasilkan pigmen.Staphylococcus aureus

menghasilkan tiga macam

metabolit, yaitu metabolit nontoksin, eksotoksin, dan enterotoksin.

 Eschericia coli

termasuk dalam family Enterobacteriaceae. Bakteri ini

merupakan bakteri gram-negatif, berbentuk batang pendek (kokobasil),

mempumyai flagel, berukuran 0,4

 – 0,7 μm x 1,4μm dan mempunyai simpai.

 Eschericia coli

tumbuh dengan baik di hampir semua media pembenihan,

dapat meragi laktosa, dan bersifat mikro aerofilik.

 Eschericia coli

merupakan

golongan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran

cerna manusia, bakteri ini dapat hidup dalam usus besar manusia.

B. Tujuan

- Mengetahui pengaruh antagonisme dan sinergisme antar mikroba

terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.

(5)

- Mengetahui pengaruh antimikroba terhadap aktivitas mikroba gram

 positif dan gram negatif.

C. Manfaat

-

Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan alami yang dapat menjadi

antimikroba

-

Praktikan dapat mengetahui daya hambat dari bahan-bahan alami dan

 bahan sintesis yang mampu menghambat mikroba dengan daya hambat

(6)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Antimikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau

membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat

 pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang membunuh bakteri

disebut bakteriosida (Gobel, 2008).

Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas tidak

membahayakan inang. Toksisitas selektif dapat berupa fungsi dari suatu

reseptor khusus yang dibutuhkan untuk perlekatan obat atau dapat bergantung

 pada penghambatan proses biokimia yang penting untuk parasit tetapi tidak

untuk inang (Gobel, 2008).

Kebanyakan antibiotika ditemukan pada pelaksanaa

n “program

 penapisan”. Program demikian yang dimulai dengan pengapungan dalam

cuplikan tanah melalui tahap sampai percobaan hewan. Pada uji deretan

 pengenceran, antibiotika diencerkan dengan larutan biak yang telah ditanami

dengan kuman uji menurut tahapan pengenceran (Gobel, 2008).

Bahan pengawet atau disebut juga senyawa antimikroba pada pangan

dibedakan atas tiga golongan berdasarkan sumbernya, yaitu:

(7)

-

Senyawa antimikroba yang terdapat secara alami di dalam bahan pangan

misalnya asam pada buah

 – 

  buahan dan beberapa senyawa pada rempah

 – 

rempah.

-

Bahan pengawet yang sengaja ditambahkan ke dalam bahan pangan atau

 pangan olahan, misalnya:

 Nitrit 

  untuk menghambat bakteri pada kornet sapi

dan sosis,

Garam natrium klorida untuk menghambat mikroba pada ikan asin.

 Asam benzoat 

 untuk menghambat kapang dan khamir pada selai dan sari buah.

Asam cuka (asam asetat) untuk mengahambat mikroba pada asinan. Asam

 propinoat untuk menghambat kapang pada roti dan keju. Sulfit untuk

menghambat kapang dan khamir pada buah

 – 

 buahan kering dan anggur.

-

Senyawa antimikroba yang terbentuk oleh mikroba selama proses fermentasi

 pangan. Asam laktat, hidrogen peroksida (H

2

O

2

) dan bakteriosin adalah

senyawa yang dibentuk oleh bakteri asam laktat selama pembuatan produk

susu fermentasi seperti yoghurt, yakult, susu asidofilus, dan lain – 

  lain, serta

dalam pembuatan pikels dari sayur – 

 sayuran seperti sayur asin (Sudiarto).

Bakteri pembusuk/perusakpangan adalah bakteri yang dapat memecah

komponen-komponen yang ada dalam bahan pangan menjadi senyawa yang

lebih sederhana danmenyebabkan perubahan citarasa, penampakan, rasa

ataupun aroma yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Bakteri patogen

adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, baik secara

infeksi ataupun intoksikasi.

 Escherichia coli  merupakan bakteri Gram negatif yang berbentuk

 batang, termasuk famili Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan

(8)

 bagian dari flora usus manusia dan

 Escherichia coli  merupakan

 predominannya. Panjang sel

 Escherichia coli  adalah sekitar 2.0-

6.0 μm dan

lebarnya 1.1-

1.5 μm, bersifat motil atau non motil dengan flagela peritrikat

 bersifat fakultatif anaerob. Kisaran suhu untuk pertumbuhannya adalah 10- 40

⁰C, dengan suhu optimum pertumbuhannya adalah 37 ⁰C.Keberadaan

 Escherichia coli  dalam bahan pangan mengindikasikanbahwa telah terjadi

kontaminasi dari feses/kotoran manusia atau hewan karena

 Escherichia coli

secara normal ditemukan sebagai bagian dari flora usus manusia segera setelah

manusia dilahirkan. Kontaminasi bakteri

 Escherichia coli  pada makanan

 biasanya berasal dari kontaminasi air yang digunakan. Tidak semua

 Escherichia coli  mampu memproduksi toksin yang dapat menyebabkan

 penyakit, hanya galur Enteropatogenik 

 Escherichia coli(EEC) saja yang dapat

menyebabkan penyakit. Dosis yang dapat menimbulkan gejala infeksi

Escherichia coli berkisar antara 108

 – 

  109 sel.Berdasarkan karakteristik

 penyakitnya,

 Escherichia coli  dapat dibedakan menjadi Enteropatogenik

 Escherichia coli, Enteroinvasive Escherichia coli, Enterotoxigenic Escherichia

coli, Vero Cytotoxin-Producing (Shiga Toxin producing)

 Escherichia coli

(VTEC) (STEC), Enteroaggregative and Diffusely Adherent

 Escherichia coli.

Gejala yang terjadi umumnya adalah diare yang kadang-kadang disertai

muntah dalam jangka waktu 24

 – 

 72 jam setelah makanan dikonsumsi.

Kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman jahe-jahean

terutama dari golongan flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa

metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya

(9)

dapat menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan kehidupan manusia,

diantaranya bakteri

 Escherichia coli, Bacillus subtilis, ,

 jamur Neurospora sp,

 Rhizopus sp. dan Penicillium sp. (Nursal, 2008).

Ekstrak kencur dalam etanol mempunyai daya antimikroba terhadap

salah satu jamur kulit. Senyawa yangterkandung dalam rimpang kencur

antara lainetil sinamat, etil p-metoksi sinamat, p-metoksitiren, kamfen, dan

 borneol. Dan etil p-metoksisinamat merupakan komponen utama yangmudah

untuk diisolasi dan dimurnikan(Gholib, D. 2009).

Tanaman bawang putih merupakan salah satu herba semusim famili

Liliceae.Salah satu manfaat medis bawang putih yang telah lama dipelajari

oleh para klinisi ialah kemampuan atau potensi bawang putih sebagai

antibiotik.Sudah banyak peneltian menyatakan bahwa ekstrak bawang putih

dengan efektif menunjukkan aktivitas yang baik terhadap bayak jenis bakteri,

 baik itu bakteri gram negatif ataupun gram positif.Hal ini menjadikan ekstrak

 bawang putih memiliki sifat antibakteri berspektrum luas.Aktivitas

antibakteri ini diyakini dikarenakan kandungan allicindan ajoene, sebuah

komponen organosulfur yang dimiliki oleh bawang putih.Dipercaya pula

 bahwa bakteri gram positif lebih rentan terhadap aktivitas antibakteri yang

dimiliki oleh ekstrak bawang putih.Selain itu, bawang putih juga memiliki

kandungan flavonoid dan minyak atsiri yang juga mempunyai aktivitas

antibakteri (Thongson,2009)

Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat.

Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri.

(10)

Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat

mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini diperbolehkan

digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa benzoat

hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg bahan

(Hambali, 2007).

Asam sitrat masih berdekatan dengan vitamin C dan sama-sama

merupakan pengawet alami yang baik. Kandungan asam di dalamnya

 berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Asam sitrat dinyatakan

aman pada 99.9% populasi. Ada sebagian kecil yang alergi dengan asam

sitrat, tetapi kondisi ini sangat jarang dan hampir tidak ada sama sekali

(Utomo,2010).

Asam asetat dan asam laktat adalah asam organik yang aman digunakan

sebagaipreservatif makanan. Selain itu berdasarkanpenelitian, asam organik

adalah substansiantimikrobial yang digunakan dalam pangandan oleh FDA

telah diakui aman digunakansebagai preservatif bahan makanan.

Denganpenambahan preservatif diharapkan dapatmemperpanjang masa

simpan dan mencegah kerusakan pada bahan pangan (Andriani, 2007).

(11)

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat- alat yang digunakan untuk praktikum acara I yaitu cawan petri st eril,

 pipet mikro, kertas saring (cakram), jangka sorong (penggaris).

Bahan yang digunakan untuk praktikum acara I yaitu Escherichia coli,

Staphylococcus aureus, bawang putih, kencur, jahe, natrium benzoat 0,1%, asam

asetat 0,1%, asam sitrat 0,1% , aquades (kontrol).

B. Prosedur Kerja

1. Penggunaan Kertas Cakram

1ml starter dan medium NA suhu 45⁰

Disiapkan 2 cawan petri steril

Cawan diputar-putar untuk meratakan medium

Kertas cakram dicelupkan dalam larutan selama 10 menit dan keringanginkan

kertas cakram ke dalam cawan

Diinkubasi 2kali 24 jam dan 48 jam

(12)

2. Penggunaan Double Kertas Cakram

1ml starter dan medium NA suhu 45⁰

Disiapkan 2 cawan petri steril

Cawan diputar-putar untuk meratakan

medium

Kertas cakram 1 dicelupkan dalam larutan

A selama 10 menit dan keringanginkan

Kertas cakram 2 dicelupkan dalam larutan

B selama 10 menit dan keringanginkan

kertas cakram ke dalam cawan

Diinkubasi 2kali 24 jam

(13)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pengamatan Single Kertas Cakram

-

Antimikroba Alami

Waktu

Pengamatan

Bakteri

Antimikroba

Pengukuran Zona

Bening

I

II

III

Rata-rata

24 jam

 Escherichia

coli

Bawang

Putih

0,2

0,2

0,2

0,2

Jahe

0

0,1 0,05 0,05

Kencur

0,3

0,2

0,2

0,23

Kontrol

0

0

0

0

Staphylococus

 Aureus

Bawang

Putih

0

0

0,05 0,016

Jahe

0

0

0,05 0,016

Kencur

0

0,1

0,2

0,1

Kontrol

0,1

0

0

0,033

48 jam

 Escherichia

coli

Bawang

Putih

0,05

0

0,1

0,05

(14)

Jahe

0,1

0,1 0,05 0,083

Kencur

0,15 0,1

0,1 0,035

Kontrol

0,1

0,1

0,1

0,1

Staphylococus

 Aureus

Bawang

Putih

0

0

0,05 0,05

Jahe

0

0

0,05 0,05

Kencur

0,1

0,2

0

0,1

Kontrol

0,1

0,1

0,1

0,1

-

Antimikroba Sintetis

Waktu

Pengamatan

Bakteri

Antimikroba

Pengukuran Zona

Bening

I

II

III

Rata-rata

24 jam

 Escherichia

coli

 Natriumm

Benzoat

0,1

0,2

0,1

0,133

Asam Sitrat

0,1 0,01 0,01 0,07

Asam

Asetat

0,05 0,05 0,05 0,05

Kontrol

0

0

0

0

Staphylococus

 Aureus

 Natriumm

Benzoat

0,1

0,2

0,1

0

Asam Sitrat

0

0

0

0,133

(15)

Asam

Asetat

0,01 0,1

0,1

0

Kontrol

0,1

0,1

0,1

0,07

48 jam

 Escherichia

coli

 Natriumm

Benzoat

0,01 0,01 0,01

0,1

Asam Sitrat 0,01 0,01 0,01 0,01

Asam

Asetat

0,1

0

0

0,01

Kontrol

0

0

0

0,033

Staphylococus

 Aureus

 Natriumm

Benzoat

0,1

0,1

0,1

0,1

Asam Sitrat

0

0

0

0

Asam

Asetat

0,1

0,1

0

0,066

Kontrol

0,1

0,1

0,1

0,1

(16)

2. Pengamatan Double Kertas Cakram

-

Antimikroba Alami

Waktu

Pengamatan

Bakteri

Antimikroba

Pengukuran Zona

Bening

I

II

III

Rata-rata

24 jam

 Escherichia

coli

Jahe

0,1 0,2 0,3

0,53

Kencur

0,5 0,5 0,3

0,43

Bawang

Putih

0,6 0,3 0,6

0,5

Kontrol

0,1

0

0,2

0,1

Staphylococus

 Aureus

Jahe

0,5 0,4 0,5

0,46

Kencur

0,1 0,2 0,1

0,13

Bawang

Putih

0,4 0,2 0,3

0,3

Kontrol

0,1 0,1 0,1

0,1

48 jam

 Escherichia

coli

Jahe

0,4 0,6 0,5

0,5

Kencur

0,6 0,6 0,4

0,53

Bawang

Putih

0,5 1,2 1,2

0,96

Kontrol

0,4 0,1 0,1

0,2

Staphylococus

Jahe

0,3 0,5

0

0,26

(17)

 Aureus

Kencur

0

0,1 0,2

0,1

Bawang

Putih

0,3 0,3 0,1

0,23

Kontrol

0,2 0,2 0,1 0,166

-

Antimikroba Sintesis

Waktu

Pengamatan

Bakteri

Antimikroba

Pengukuran Zona

Bening

I

II

III

Rata-rata

24 jam

 Escherichia

coli

Asam

Benzoat

0,1 0,05 0,2 0,116

Asam

Asetat

0,03 0,1 0,03 0,05

Asam Sitrat 0,15 0,1 0,02 0,27

Kontrol

0

0

0,1

0,03

Staphylococus

 Aureus

Asam

Benzoat

0,1

0,1 0,05 0,083

Asam

Asetat

0

0,1 0,05 0,05

Asam Sitrat

0

0,02

0,1

0,12

Kontrol

0,3

0,2

0,1

0,2

48 jam

 Escherichia

Asam

0,1 0,06 0,2

0,12

(18)

coli 

Benzoat

Asam

Asetat

0,03 0,1 0,04 0,056

Asam Sitrat 0,15 0,1 0,03 0,28

Kontrol

0

0

0,1

0,03

Staphylococus

 Aureus

Asam

Benzoat

0,1

0,1 0,05 0,083

Asam

Asetat

0

0,1 0,05 0,05

Asam Sitrat

0

0,1

0,1

0,03

Kontrol

0,3

0,2

0,2

0,23

B. Pembahasan

Hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa pada inkubasi selama 24

 jam penggunaan single kertas cakram pada antimikroba alami bahwa

 bawang putih memiliki daya hambat pada bakteri

 E. Coli

dengan

 pengukuran zona bening rata

 – 

  rata 0,2, lalu Jahe memiliki daya hambat

0,05cm dan kencur 0,23cm. Sedangkan pada bawang putih dan jahe

meiliki daya hambat pada

Staphylococus aureus

yaitu dengan pengukuran

zona bening rata – 

 rata 0,016 cm, kemudian kencur memiliki daya hambat

sebesar 0,1cm.

Pada inkubasi 48 jam menggunakan single kertas cakram pada

antimikroba alami, didapatkan hasil antimikroba kencur memiliki daya

hambat yang besar pada

 E. Coli iyaitu nilai rata

 – 

  rata pengukuran nya

(19)

adalah 0, 35cm dan pada antimikroba bawang putih dan jahe nilai rata

 – 

rata pengukuran zona bening nya adalah 0,5 dan 0,83cm. Pada bakteri

Staphylocous aureus, antimikroba yang daya hambatnya paling ebsar yaitu

Kencur dengan daya hambat 0,1cm. Sedangkan bawang putih dan jahe

memiliki daya hambat sebesar 0,05cm.

Hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa pada inkubasi selama 24

 jam penggunaan single kertas cakram pada antimikroba sintesis bahwa

 Natrium Benzoat memiliki daya hambat pada bakteri

 E. Coli

dengan

 pengukuran zona bening rata

 – 

  rata 0,133cm. Lalu Asam Sitrat memiliki

daya hambat 0,07cm dan Asam Asetat 0,05cm. Sedangkan pada Natrium

Benzoat memiliki daya hambat yang besar pada

Staphylococus aureus

yaitu dengan pengukuran zona bening rata

 – 

  rata 0,133 cm, sedangkan

Asam Sitrat 0cm dan Asam Asetat 0,07cm.

Pada inkubasi 48 jam menggunakan single kertas cakram pada

antimikroba sintesis, didapatkan hasil antimikroba Asam Sitrat memiliki

daya hambat yang besar pada

 E. Coli iyaitu nilai rata

 – 

  rata pengukuran

nya adalah 0, 28cm dan pada antimikroba Asam Benoat dan Asam Asetat

nilai rata – 

 rata pengukuran zona bening nya adalah 0,12cm dan 0,056cm.

Pada bakteri

Staphylocous aureus, antimikroba yang daya hambatnya

 paling besar yaitu Asam Benzoat dengan daya hambat 0,083cm.

Sedangkan Asam Asetat dan Asam Sitrat memiliki daya hambat sebesar

0,05cm dan 0,03cm.

Hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa pada inkubasi selama 24

 jam penggunaan double kertas cakram pada antimikroba alami bahwa jahe

memiliki daya hambat pada bakteri

 E. Coli

dengan pengukuran zona

 bening rata

 – 

  rata 0,53, lalu krncur memiliki daya hambat 0,43cm dan

 bawang putih 0,5cm. Sedangkan pada jahe memiliki daya hambat pada

Staphylococus aureus

yaitu dengan pengukuran zona bening rata

 – 

  rata

0,46 cm, kemudian kencur memiliki daya hambat sebesar 0,13cm dan

 bawang putih memiliki daya hambat sebesar 0,3cm.

(20)

Pada inkubasi 48 jam menggunakan single kertas cakram pada

antimikroba alami, didapatkan hasil antimikroba bawang putih memiliki

daya hambat yang besar pada

 E. Coli iyaitu nilai rata

 – 

  rata pengukuran

nya adalah 0,96cm dan pada antimikroba kencur dan jahe nilai rata

 – 

 rata

 pengukuran zona bening nya adalah 0,53 dan 0,5cm. Pada bakteri

Staphylocous aureus, antimikroba yang daya hambatnya paling ebsar yaitu

 jahe dengan daya hambat 0,26cm. Sedangkan bawang putih dan kencur

memiliki daya hambat sebesar 0,23cm dan 0,1cm.

Hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa pada inkubasi selama 24

 jam penggunaan single kertas cakram pada antimikroba sintesis bahwa

Asam Sitrat memiliki daya hambat pada bakteri

 E. Coli

dengan

 pengukuran zona bening rata

 – 

  rata 0,27. Lalu Asam Benzoat memiliki

daya hambat 0,116cm dan Asam Asetat 0,05cm. Sedangkan pada Asam

Sitrat meiliki daya hambat yang besar pada

Staphylococus aureus

yaitu

dengan pengukuran zona bening rata

 – 

  rata 0,12 cm, sedangkan Asam

Benzoat 0,083cm dan Asam Asetat 0,05cm.

Pada inkubasi 48 jam menggunakan single kertas cakram pada

antimikroba sintesis, didapatkan hasil antimikroba Asam Asetat memiliki

daya hambat yang besar pada

 E. Coli iyaitu nilai rata

 – 

  rata pengukuran

nya adalah 0,033cm dan pada antimikroba Natrium Benzoat dan Asam

Sitrat nilai rata

 – 

  rata pengukuran zona bening nya adalah 0,1cm. Pada

 bakteri

Staphylocous aureus, antimikroba yang daya hambatnya paling

 besar yaitu Natrium Benzoat dengan daya hambat 0,1cm. Sedangkan

Asam Asetat dan Asam Sitrat memiliki daya hambat sebesar 0cm dan

0,066cm.

Mekanisme penghambatan antimikroba pada asam asetat dan asam

sitrat adalah terhadap nilai pKa nya yang tinggi merupakan asam yang

tidak terdisosiasi (golongan asam lemah).

Berdasarkan literatur (Abdillah,2012) penghambatan mikroba oleh

asam lemah ini disebabkan (1) kerusakan membran, (2) penghambatan

(21)

reaksi metabolisme yang esensial, (3) stess dari homeostatis pH internal

sel, (4) akumulasi anion sisa asam pada sitoplasma yang bersifat toksik,

(5) menggangu sistem sintesis protein atau genetik (sintesis DNA/RNA),

dan (6) kematian mikroba karena kehabisan ATP disebabkan penggunaan

ATP untuk menjalankan pompa proton dengan tujuan mengeluarkan H+

dari dalam sel demi menjaga kesetimbangan homeostatis pH didalam sel.

Ekstrak segar rimpang jahe-jahean mampu menghambat pertumbuhan

mikroba uji dengan bervariasinya rata-rata diameter daerah bebas mikroba

yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena ekstrak segar rimpang

jahe- jahean mengandung senyawa anti-mikroba (Sari, 2013).

Aktivitas senyawa etil pmetoksi sinamat pada rimpang kencur

menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak mempunyai aktivitas sebagai

antijamur (Nugraha, 2012).

(22)

V.

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengaruh zat antimikroba pada pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh

 jenis mikroba baik Gram positif maupun Gram negatif. Bakteri Gram

negatif sifatnya lebih resisten karena komponen dari peptidoglikan nya

yang lebih komlpeks dibandingkan dengan Gram positif. Efektivitas

antimikroba dipengaruhi oleh sifat antimikroba tersebut dan oleh bakteri

yang akan dihambat pertumbuhannya.

2. Senyawa antimikroba yang diujikan pada praktikum memiliki tingkat daya

hambat yang berbeda-beda dalam waktu 24 jam dan 48 jam.

3. Jenis bakteri yang diujikan pada praktikum kali ini memiliki perbedaaan

 pada daya hambat tergantung senyawa antimikroba yang diujikan.

B. Saran

1. Praktikan lebih teliti dan konsentrasi saat melaksanakan praktikum

agar hasilnya dapat lebih optimal.

2. Praktikan lebih hati-hati terhadap bahan yang diujikan karena dalam

 praktikum kali ini digunakan ada bakteri Escherichia coli untuk

 pengujian.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Abu. 2012.

http://muslimbersahaja.wordpress.com/category/artikel- pangan/

Andriani, Darmono, dan Widya Kurniawati. 2007. Pengaruh asam asetat dan asam

laktat sebagai antibakteri terhadap bakteri

Salmonella sp. yang di isolasi

dari karkas ayam. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Universitas Pancasila Jakarta.

Arisman. 2008. Keracunan Makanan: buku ajar ilmu gizi. Buku kedokteran EGC :

Jakarta

Azima. 2011. Efektifitas Kunyit Sebagai Bahan Pengawet Alami Terhadap Masa

Simpan

Nugget

Jagung.

http://pasca.unand.ac.id/id/wpcontent/

uploads/2011/09/efektivitas-kunyit-sebagai-pengawet-alami.pdf.

Direja., Eva H. 2007. Kajian aktivitas antimikroba ekstrak jintan hitam (Nigella

sativa L.) terhadap bakteri patogen dan perusak pangan. [skripsi] Institut

Pertanian Bogor

Gholib,

D.

2009.

Daya

hambat

ekstrak

kencur

terhadap

Trychophytonmentgrophytes  dan

Cryptococcus neoformans  jamur

 penyebab penyakit kurap pada kulit dan penyakit paru . Bull. Litro.

Vol.20 No.1, 59-67.

 Nugraha, Septian Alif, Kusoro Siadi, dan Sudarmin. 2012. Uji antimikroba etil

p-Metoksi sinamat dari rimpang kencur terhadap

 Bacillus substilis.

Indonesian journal of chemical science.Universitas Negeri Semarang.

 Nursal, W., Sri dan Wilda S. 2008. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (

 Zingiber officinale

 Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri

 Escherichia

coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66.

Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Sinar Wadja Lestari

Sari, Kartika Indah Permata, Periadnadi dan Nasril Nasir. 2013. Uji Antimikroba

Ekstrak Segar Jahe-Jahean (Zingiberaceae) Terhadap

Staphylococcus

aureus, Escherichia coli

dan

Candida albicans. Jurnal Biologi

(24)

Universitas Andalas Padang (J. Bio. UA.) 2(1) – 

 Maret 2013 : 20-24

(ISSN : 2303-2162)

Sudiarto, Fadil. Mikrobiologi Pangan. Senyawa Antimikroba yang Menghambat

Pertumbuhan Mikroba. 2014.

Thongson, C., P. M. Davidson, W. Mahakarnchanakul dan J. Weiss. 2009.

Antimicrobial activity of ultrasound-assisted solvent-extracted spices.

Letters in Applied Microbiology. 39:401-406.

Utomo, Eka Prasetya. 2010. https://ekoprasetya.wordpress.com/2010/05/ diakses

 pada 1 Desember 2014

(25)

LAMPIRAN

 No Gambar

Keterangan

1

Asam Asetat merupakan salah satu

 bahan

yang

digunakan

untuk

 praktikum acara I.

2

Asam Sitrat merupakan salah satu

 bahan

yang

digunakan

untuk

 praktikum acara I.

3

Asam Benzoat merupakan salah satu

 bahan

yang

digunakan

untuk

(26)

4

Aquades merupakan salah satu

 bahan

yang

digunakan

untuk

 praktikum acara I, digunakan untuk

kontrol.

5

Pipet Mikro merupakan salah satu

alat

yang

digunakan

untuk

 praktikum acara I. Digunakan untuk

mengambil kertas cakram yang telah

direndam dalam larutan.

6

Kertas Cakram merupakan salah satu

 bahan

yang

digunakan

untuk

 praktikum acara I. Digunakan untuk

dicelupkan ke dalam larutan.

7

Perendaman kertas cakram ke dalam

(27)

8

Keempat

larutan

sintetis

yang

digunakan untuk perendaman kertas

cakram.

9

Bakteri

E.coli

yang

sudah

dimasukkan ke dalam medium.

10

Kertas Cakram yang telah direndam

dalam

larutan

Asam

Sitrat

dimasukkan kedalam medium yang

 berisi bakteri E.coli.

11

Kertas Cakram yang telah direndam

dalam

larutan

Asam

Asetat

dimasukkan kedalam medium yang

 berisi bakteri E.coli.

(28)

12

Kertas Cakram yang telah direndam

dalam larutan Akuades dimasukkan

kedalam medium yang berisi bakteri

E.coli.

13

Medium yang berisi bakteri E.coli

setelah dimasukkan 4 kertas cakram

dari larutan yang berbeda-beda

14

Cawan petri diikat menggunakan

karet dengan tujuan memberi batas

antara kertas cakram dengan larutan

 berbeda-beda.

(29)

15

Cawan petri yang berisi bahan yang

diuji siap untuk diinkubasi.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara masa inkubasi 24 jam dengan 48 jam pada uji daya hambat ekstrak buah Naga Super Merah terhadap bakteri Streptococcus mutans..

Harwood (1989) mereaksikan isoamil alkohol dan asam asetat berlebih dengan katalis berupa asam sulfat pekat dan lama pemanasan 2,5 jam dalam sintesis isoamil

Butil asetat dapat disintesis dengan beberapa metode, salah satunya adalah sintesis ester dari asam karboksilat yang direaksikan dengan suatu alkohol, pada percobaan ini

Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus yang ditetesi ekstrak daun kemangi ( Ocimum sanctum L.) selama 48 jam dengan masa inkubasi

Pada titrasi ini, larutan asam asetat diserap oleh karbon aktif sehingga asam asetat yang awalnya tidak murni merjadi lebih murni karena zat-zat lain yang ikut pada asam

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapt disimpulkan bahwa bahan senyawa organic yaitu, glukosa, fruktosa, asam asetat dan asam sitrat merupakan senyawa yang bersifat asam,

Reagen yang dapat digunakan dalam reaksi nitrasi yaitu asam nitrat pekat, maupun campuran asam nitrat dengan asam sulfat, asetat anhydrid, asam asetat, asam fosfat,

Celupkan kertas cakram pada berbagai konsentrasi air perasan jeruk nipis, kontrol positif, dan kontrol negatif Masukkan ke dalam NB, inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam Letakkan