• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

EROSI, KONSERVASI TANAH

MENGHITUNG INDEKS EROSIVITAS HUJAN

NAMA : AHMAD ANSHORY NPM : E1J008015

SEMESTER : GANJIL 2010/2011 JAM : 10.00-11.40

HARI/TANGGAL : RABU, 1 DESEMBER 2010 KELOMPOK : 1 (SATU)

DOSEN : BUSRI SALEH

BANDI HERMAWAN CO-ASST : FEBRI YANTO

LEONARDO

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2010

(2)

I.PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Erosivitas merupakan kemampuan hujan menimbulkan erosi. Tingkat erosi ini digambarkan dalam bentuk indeks erosivitas hujan. Indeks erosivitas hujan merupakan besaran tanpa satuan yang menggambarkan kemampuan hujan menimbulkan erosi. Jika semakin besar nilai indeks erosivitas, maka semakin besar pula hujan menimbulkan erosi.

Pengukuran indeks erosivitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah metode Weischmeier dan Smith, dan metode Hudson. Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran erosivitas hujan dengan menggunakan kedua metode ini. Hasil yang didapat akan dibandingkan seberapa besarnya.

1.2TUJUAN

 Menghitung indeks erosivitas hujan (R) dari suatu kejadian hujan dengan menggunakan metode Weischmeier dan smith (1958), dan metode Hudson (1965).

Membandingkan hasil perhitungan indeks erosivitas hujan dari kedua metode diatas.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Sitanala Arsyad (1989) dalam bukunya yang berjudul” Konservasi Tanah danAir ”, mengatakan bahwa air merupakan penyebab utama terjadinya erosi. Banyaknyaair yang mengalir di atas permukaan tanah tergantung pada hubungan antarakapasitas infiltrasi tanah dengan kapasitas penyimpanan air tanah. Tumbuhan yang hidup di permukaan tanah dapat menambah cepatnya infiltrasi, memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh, daya dispersi serta mengurangi daya angkut aliran di atas permukaan tanah. Manusia juga sangat berperan dalam menentukan baik atau rusaknya tanah yaitu pada perlakuan terhadap tumbuhantumbuhan dan tanah. Proses erosi merupakan kombinasi dua proses yaitu penghancuran struktur tanah oleh air hujan yang menimpa tanah serta pemindahan atau pengangkutan butir tanah oleh percikan hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan (Sarief, 1988). Arsyad (1989) telah mengusulkan

(3)

dikemukakan oleh Thomson (1957), yaitu dengan menentukan nilai T maksimum untuk tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang permeabel di atas bahan (substratum) yang telah melapuk (tidak terkonsolidasi) sebesar 2,5 mm/th, sedangkan berat volume tanah pada pembentukan tanah setebal 2,5 mm/th tersebut sebesar 1,2 cc/gr. Dengan pembentukan tanah setebal 2,5 mm/th dan berat volume tanah 1,2 cc/gr maka erosi terbolehkan untuk tanah-tanah di Indonesia dapat di cari dengan persamaan : mm x Berat volume x10 = ton/ha/th.

Menurut Seta (1987) ada empat faktor utama dalam proses erosi yaitu iklim, sifat tanah, topografi dan vegetasi penutup tanah. Oleh Wischmeier dan Smith (1978) ke empat faktor tersebut dikenal dengan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) untuk menentukan besarnya erosi.Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah melalui fungsimelindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan kecepatan aliran permukaan, menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan memperhatikan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.

Metode untuk mengetahui erosi yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) yang disebut dengan metode USLE adalah metode yang paling umum (Dradjad,1982). Pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemakaian rumus USLE yang dikemukakan oleh Chay Asdak antara lain :

1). USLE hanya memperkirakan erosi lembar dan erosi alur, dan tidak untuk erosi parit.

2). USLE tidak memperhiraukan endapan sedimen, hanya memperkirakan besarnya tanah yang tererosi, tetapi tidak memperhatikan deposisi sedimen dalam perhitungan besarnya perkiraan erosi.

III.METODELOGI PRAKTIKUM

3.1Bahan Dan Alat

Bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan adalah: kertas pias

(4)

kalkulator pena mistar pensil

3.2Prosedur Kerja

oMemperhatikan kertas pias yang merupakan hasil rekaman dari alat pencatat hujan otomatis (ombrograf) dari kertas pias, ditentukan tinggi curah hujan setiap 15 menit. Untuk 15 menit pertama (0-15) mulai dari bergerak naiknya grafik hujan hingga memotong skala waktu 15 menit pertama (1,5 skala kecil dari skala waktu). Dari titik perpotongan ini ditarik garis sejajar kekiri dengan sumbu skala waktu hingga memotong sumbu skala curah hujan. Jumlah garis skala mm antara titik perpotongan ini dengan titik awal bergerak naiknya grafik hujan merupakan tinggi curah hujan 15 menit pertama, angka tinggi curah hujan ini dalam satuan mm dicatat di kolom 3, lembar kerja 5.

oMenentukan tinggi curah hujan 15 menit kedua (lanjutan dari 15 menit pertama), mulai dari titik perpotongan grafik hujan dengan skala 15 menit pertama hingga memotong skala waktu 15 menit berikutnya (1,5 skala kecil dari skala waktu hujan). Dari titik perpotongan ini tarik lagi garis sejajar kekiri dengan sumbu skala waktu hujan hingga memotong sumbu skala tinggi curah hujan untuk yang kedua kalinya. Tinggi curah hujan untuk 15 menit kedua ini dapat dihitung dari selisih jumlah garis skala mm komulatif yang ada pada sumbu skala curah hujan hingga 5 menit kedua dengan tinggi curah hujan pada 15 menit pertama. Angka tinggi curah hujan untuk 15 menit kedua ini dicatat di kolom 3. Lembar kerja 5.

oMenentukan tinggi curah hujan untuk setiap 15 menit berikutnya merupakan lanjutan dari lima belas menit sebelumnya dengan cara pemenggalan waktu hujan setiap 15 menit berikutnya (1,5 skala kecil dari skala waktu hujan), dan langkah-langkah yang ditempuh untuk menghitung tinggi curah hujan sama dengan point diatas sampai berakhirnya

(5)

IV.HASIL PENGAMATAN

Acara : menghitung indeks erosivitas hujan Tempat : lab Ilmu Tanah

Hari : rabu, 1 desember 2010 Jam : 10.00-11.40

Kelompok : satu

Nama praktikan : ahmad anshory

No Lama hujan (menit) (t) Curah hujan (mm) (r) Intensitas (mm/jam) (I) Energy kinetic (joule.m-2.mm-1) (E)

Total energy kinetik (joule.m-2.mm-1) (ET) W H W H 1 15 7 28 27.47321 -33,95 192.3124 -234.5 2 15 6 24 26.81847 24,4875 160.9108 1469.25 3 15 6 24 26.81847 24,4875 160.9108 1469.25 4 15 4 16 25.09629 21,83 100.3852 87.32 5 15 4 16 25.09629 21,83 100.3852 87.32 6 15 9 36 28.54064 26,25 256.8657 236.25 7 15 4 16 25.09629 21,83 100.3852 87.32 8 15 2 8 22.15222 13,86 44.30444 27.72 9 15 1 4 19.20815 -2,075 19.20815 -2.075 10 15 0 0 0 - 0 0 11 15 0 0 0 - 0 0 12 15 0 0 0 - 0 0 13 15 0 0 0 - 0 0 14 15 0 0 0 - 0 0 15 15 0 0 0 - 0 0

(6)

16 15 2 8 22.15222 13,86 44.30444 27.72 17 15 0 0 0 - 0 0 18 15 15 60 30.71032 27,675 460.6548 415.125 19 15 16 64 30.98444 27,80 495.751 444.8 20 15 6 24 26.81847 24,4875 160.9108 1469.25 21 15 2 8 22.15222 13,86 44.30444 27.72 22 15 1 4 19.20815 -2,075 19.20815 20.75 23 15 0 0 0 - 0 0 24 15 0 0 0 - 0 0 25 15 67 268 37.06716 29,324 2483.5 1964.708 26 15 8 32 13.32 25,815 106.56 206.52 27 15 40 160 34.87629 29,003 1395.052 1160.12 28 15 6 24 26.81847 24,9875 160.9108 149.925 29 15 36 144 34.42879 28,9146 1239.436 1040.926 30 15 24 96 32.70661 28,4782 784.9587 683.4768 31 15 9 36 28.54064 26,254 256.8657 236.286 32 15 52 208 35.99066 29,1871 1871.514 1517.729 33 15 100 400 38.76815 29,4812 3876.815 2948.12 34 15 3 12 23.87439 19,175 71.62318 57.525 Total 15598.556 10619.568 V.PEMBAHASAN

Indeks erosivitas hujan untuk masing-masing metode adalah: Metode Weischmeier dan Smith :

∑(ET)w x I30/100 = 15598.556 x (60+64)(2)/100

(7)

Metode Hudson : ∑(ET)h x I30/100

= 14608.04 x (60+64)(2)/100 = 15716.96064

Dari hasil pengamatan dan perhitungan table diatas didapatkan perbedaan hasil untuk indeks erosivitas yang dihasilkan dari metode Weischmeier dan Smith, dan metode dari Hudson. Menurut teori dari weischmeier dan smith, energy kinetic dari hujan dengan intensitas maksimum mempunyai interaksi yang positif untuk menimbulkan erosi jika dibandingkan dengan sifat-sifat hujan yang lain. Sedangkan menurut Hudson energy kinetic dari hujan yang hanya memiliki intensitas yang lebih besar dari 25 mm/jam inilah yang menyebabkan erosi dapat terjadi. Sehingga yang dipakai untuk menentukan indeks erosivitas hujan hanyalah intensitas diatas 25 mm/jam saja.

Hasil perhitungan indeks erosivitas hujan dari kedua metode ini sangat berbeda. Dari metode Weischmeier dan Smith didapatkan hasil sebesar 23085.86288. sedangkan dari metode Hudson sebesar 15716.96064

VI.PENUTUP

Kesimpulan

Indeks erosivitas adalah besaran (tanpa satuan) yang menggambarkan kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi

Ada beberapa cara untuk menghitung tingkat erosivitas hujan diantaranya yaitu : metode Weischmeier and Smith, dan metode Hudson

Indeks erosivitas hujan untuk masing-masing metode adalah: Metode Weischmeier dan Smith :

(8)

o= 15598.556 x (60+64)(2)/100

o= 23085.86288 Metode Hudson : ∑(ET)h x I30/100

o= 14608.04 x (60+64)(2)/100

o= 15716.96064

Indeks erosivitas metode Hudson lebih kecil daripada metode Weischmeier. Hudson hanya menggunakan data intensitas hujan yang lebih besar dari 25 mm/jam, sehingga untuk intensitas hujan dibawah 25 mm/jam tidah digunakan

JAWABAN PERTANYAAN

1.Metode weischmeier dan smith indeks dihitung menggunakan rumus

E = 13,32 + 9,78 log I, berdasarkan siklus hujan selama paling kurang 1 tahun. Korelasi terbaik dengan erosi yaitu interaksi energy kinetic dengan intensitas maksimum selama 30 menit. Sedangkan metode Hudson untuk menghitung indeks erosivitas hujan hanya menggunakan nilai energy kinetic yang lebih besar dari 25 mm/jam.

2.Kebaikan metode weischmeier : digunakan dari alat pengukur curah hujan otomatis, simple, praktis

Kekurangan : Tidak dapat digunakan pada tempat yang tidak mempunyai alat pengukur curah hujan otomatis. Butuh ketelitian saat mengamati

Kebaikan metode Bols : dapat digunakan pada tempat-tempat yang mempunyai alat pengukur curah hujan otomatis, hasil yang diperoleh lebih akurat.

Kekurangan : lebih rumit

Daftar Putaka

Arsyad, S.1985. konservasi Tanah Dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor

(9)

Draddjad, M,., R.M.T. Notohadiprawiro, S. Soekodarmo, A.A. Asmara, E. Rahayu. 1982. Prosedur baku pengawetan tanah dan air. Fakultas Pertanian, UGM. Yogyakarta

Sarief, E.S. 1988. Konservasi tanah dan air. Pustaka Buana. Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana tiap pulau dipisahkan oleh lautan. Pelabuhan merupakan sebuah moda transportasi laut yang memegang peranan penting dalam

Vlasnik novootvorenog hotela će zbog konkurencije morati imati bolju ponudu te će njegovi proizvodi i usluge morati imati dodatne konkurentske prednosti, te će se potruditi

Melihat semangat nasionalisme masyarakat daerah perbatasan yang tergambar dalam foto, diharapkan masyarakat luas dapat memiliki semangat nasionalisme yang sama atau lebih demi

Resiko Owner dari tipe kontrak ini antara lain adalah biaya yang dikeluarkan oleh Owner relatif lebih mahal dari kontrak – kontrak lain karena Owner sama sekali tidak

Dalam bukunya berjudul Cognitive Capitalism, Boutang (2011) memberikan sebuah eksplikasi yang komprehensif tentang transisi dari kapitalisme industri (sistem ekonomi

erkoor'inasi 'enan seluru& panitia terkait 'enan ke%utu&an o%ato%atan yan 'iperlukan sela*a proses persiapan &ina pelaksanaan

Adverbs ( kata keterangan atau kata tambahan ) berfungsi untuk menerangkan bagian dari tata bahasa ( Part Of Speech ) yang mana saja kecuali kata benda dan kata ganti. Fungsi

Terdapat interaksi penggunaan model inkuiri terbimbing dan POGIL dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi hidrolisis garam