• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN DISCHARGE PLANNING.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN DISCHARGE PLANNING.docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Discarge planning adalah suatu proses dimana dimulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali kelingkungannya. Discarge planning menunjukan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya ( RCP, 2001).

Perawat adalah salah satu anggota team discarge planner, dan sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhunbungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial , menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secaraoptimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepenttingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Pengertian

Discharge planning adalah proses sistematis yang diberikan kepada pasien ketika akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pul;ang kerumah maupun melakukan perawatan dirumah sakit lain ( tayllor)

Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepda unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.

Jackson (1994) menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan yang lain.

Rindhianto (2008) m,endefinisikan discharge planning sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisi penyakkitnya.

(2)

Discharge planning bertujuan untuk meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge planing dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui discharge planing (Naylor,1990). Dan menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planing dapat meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan, beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discarge planing memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angkan mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996).

Seorang discharge planers bertugas membuat rencana, menkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996). Discharge planing ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam tim discharge planers rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planing (Nailor,1990). Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat (Harper,1998).

D. Keuntungan Discharge planning Bagi pasien:

a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien

b. Meraskan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.

c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya.

d. Merassa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh supportt sebelum timbulnya masalah

e. Dapat memilih prosedur perawatannya

f. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Bagi Perawat :

a. Merasakan bahwa keahliannya diterima dan dapat digunakan b. Menerima informasi kunci setiap waktu

c. Memahami perannya dalam system

d. Dapat mengembangkan keterampilannya dalam prosedur baru

e. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.

f. Bekerja dalam suatu sistem yang efektif. E. Tahap-tahap Discharge palnning

(3)

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang data klien ketika melakukan pengkajian kpda klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agartransisi rumah dari sakit ke rumah efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah

a) Data kesehatan b) Data pribadi c) Pemberi perawatan d) Lingkungan

e) Keuangan dan pelayanan yanng dapat mendukung. b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning. Dikembangkan untukmengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.

c. Perencaanaan : hasil yang diharapkan

Menurut luverne dan barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang bsik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu :

a) Medication (obat) : pasien sebaiknya mengetahui obat yanng harus dilanjutkan setelah pulang.

b) Environment ( lingkungan) : lingkunngan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.

c) Treatment (pengobatan) : perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah kllien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan perawatan.

d) Health Teaching ( pengajaran kesehatan ) : klien yang akan pulang sebaiknya diberi tahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan parawtan kesehatan tambahan.

e) Outpatient referral : klien sebaiknya mengenal pelayanan dari ruamah sakit atau atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu.

f) Diet : klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

(4)

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajran dan refferal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatanperawat dan ringkasan pulang (discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien.

Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memilliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan dirumah. Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini. e. Evaluasi

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus teliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan teus menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada dirumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuesioner atau kunjungan rumah ( home visit)

Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:

a) Derajat penyakit

b) Hasil yang diharapkan dari perawatan c) Durasi perawatan yang dibutuhkan d) Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan e) Komplikasi tambahan.

f) Ketersediaan sumber-sumber F. Prinsip discharge planning

a. Koordinasi (saling berhubungan)

b. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu, keterampilan sesuai standar keperawatan)

c. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita informasi) d. Perencaan secara hati-hati

e. Melibatka klien dan keluarga dalam memberikan perawatan Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning:

a. Kurang pengetahuan tentang pengobatan b. Isolasi sosial

c. Diagnosa baru penyakit kronik d. Operasi besar

e. Perpanjangan operasi besar f. Oramg labil

g. Penatalaksanaan dirumah secara kompleks h. Kesulitan financial

(5)

i. Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan/fasilitas pelayanan kesehatan j. Penyakit terminal

Prioritas klien yang mendapat discharge planning a. Umur >70 th

b. Maltipe diagnosa c. Resiko kematian tinggi d. Terbatas mobilitas fisik

e. Keterbatasan merawat diri sendiri f. Penurunan status kognitif

g. Resiko terjadinya cidera h. Tunawisma

i. Fakir miskin j. Penyakit kronis k. Pasien diagnosa baru l. Penyalahgunaan zat

m. Sering keluarmasuk emergency G. Justifikasi metode Discharge Planning

Di indonesia semua pelayanan keperawatan di rumah sakit, telah merancang berbagai bentuk format discharge planning, namun discharge planning kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pedokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus disampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang yang sudah diberikan, jadwal kontrol , gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini meerupakan pemberian informasi yangsasarannya kepasien atau keluaga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya, untuk itu pelaksanaan discharge planning dirumah sakit apalagi dengan penyakit kronis seperti stroke, DM, jantung dll.

H. Contoh DP

Nama : tanggal MRS : Umur : tanggal KRS : No RM : diagnose medis : Tahap Kegiatan Pelaksanaan

Dilakukan Tidak dilakukan

Paraf dan nama tanggal Jam evaluasi

(6)

Tahap masuk ( I ) 1 Pengkajian fisik 2 Penkajian status fungsional 3 Pengkajian kebutuhan pendidikan kesehatan a Proses penyakit b Obat-obatan c Prosedur cara perawatan d Pencegahan factor resiko e Lingkungan yang perlu dipersiapkan f Rencana tindak lanjut g Support system 4 Pemahaman pasien/keluarga terhadap penjelasan dari a Fisioterafi b Ahli gizi Tahap diagnos- tik ( II )

5 Penkes tentang proses penyakit a Pengertian, penyebab,tanda dan b Gejala c Factor resiko d komplikasi 6 Penkes tentang

obat-obatan 7 Penkes tentang penatalaksanaan 8 Penkes tentang pemeriksaan diagnostik 9 Penkes tentang rehabilitasi 1 0 Penkes tentang

perawatan dalam hygiene personal, peruahan posisi, pencegahan jatuh, pencegahan aspirasi, latihan ROM dan teknik relaksasi

Tahap III 1 1

Penkes yang

(7)

(stabilisasi ) a pengaturan diet sesuai faktor resiko b aktivasi fisik c merokok d penggunaan

alkohol dan obat-obatan

1 2

Diskusi tentang modifikasi lingkungan pasien setelah pulang dari RS 1 3 Diskusikan tentang rencana perawatan lanjutan pasien a bantuan ADL b jadwal kontrol Tahap IV (discharge ) 1 4 Diskusikantentang pengawasan pada pasien setelah pulang tentang obat, diet, aktivitas dan peningkatan status fungsional

1 5

Diskusikan tentang support sistem keluarga, financial dan

alat/transportasi yang akan digunakan pasien

Catatan pulang Pelaksanaan keterangan Sudah diberikan Belum diberikan

tanggal jam Alasan 1 Resep/obat-obatan pulang

2 Surat kontrol 3 Rujukan rehabilitasi

(8)

4 Leaflet/informasi kesehatan

Pasien/keluarga discharge planner :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelimpahan rekruitmen karang pada substrat keras di perairan yang terkena tsunami dengan kedalaman yang berbeda.. BAHAN

Kita akan menjadi malas jika tidak bersukan dengan cergas.. Kecergasan sewaktu bersukan dapat

Berdasarkan Tabel 4.4 dalam pengujian konfigurasi access point , terlihat bahwa pengaruh Nilai fragmentation threshold dan RTS threshold pada skema Default tidak terlalu

Masyarakat di Kawasan Segitiga Emas Jakarta dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Dampak yang dapat timbul pada masalah perawatan diri ini dapat hindari dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan diri diantaranya faktor citra

Untuk menyelesaikan permasalahan diatas karena hanya yang berubah hanya titiknya saja maka dapat dikerjakan secara langsung, dengan cara mengerjakan secara umum untuk

(( Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatan, maka sekali-kalikamu tidak akan mampu menolak sesuatupun ( yang datang ) dari Allah )) seperti dalam ayat lain (( Sesungguhnay

 T Taburi Campuran aburi Campuran Bahan (Urea, Bahan (Urea, Gula, Dedak) Gula, Dedak)  Tambahkan Lapisan Bahan Pakan ± 10-15 Cm Tambahkan Lapisan Bahan Pakan ± 10-15 Cm