• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 SENSOR

2.1.1 Pengertian Umum Sensor

Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya.

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.

Karakteristik sensor suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut

memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin dideteksinya. Kemampuan mendeteksi perubahan suhu meliputi:

1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap suhu yang dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi perubahan suhu meskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit. Sebagai gambaran sebuah inkubator bayi yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki sensitifitas yang tinggi

2. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.

(2)

3. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten memberikan besar sensitifitas yang sama terhadap suhu , serta seberapa lama sensor tersebut dapat terus digunakan.

2.1.2 Sensor Suhu (LM 35)

Gambar 2.1 Bentuk Fisik LM 35

Pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah

digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt

2.1.3 Prinsip Kerja Sensor LM 35

Mula-mula vcc sebesar 12v digunakan untuk menghidupkan sensor LM35 yang akan mendeteksi suhu. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = Suhu*10mV

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya,

(3)

permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .

Untuk lebih meningkatkan keakurasian dan kepresisian pengukur suhu, maka perlu dilakukan pengesetan yang optimal pada tegangan referensi ADC yang

digunakan sehingga jika menggunakan ADC 8-bit misalnya, maka jangkauan 0-255 haruslah merepresentasikan nilai minimum dan maksimum suhu yang dapat diukur oleh rangkaian sensor suhu. Jangan sampai memberikan tegangan referensi yang salah pada rangkaian ADC, sehingga jangkauan ADC melebihi atau kurang dari jangkauan tegangan masukannya.

2.1.4 Karakteristik Sensor

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor suhu LM35.

 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.  Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.  Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.

 Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.  Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

2.2 Motor

Motor merupakan perangkat elektromagnetik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektromagnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet

(4)

yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Dengan cara inilah energi listrik dapat diubah menjadi energi mekanik.

Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeler pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga dirumah (mixer, bor listrik, kipas angin) dan industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban total industri.

Secara umum motor listrik dapat dibagi menjadi motor ac dan motor dc, bembagian ini berdasarkan pada arus listrik yang digunakan untuk menggerakkannya. Namun penulis pada bagian ini kita hanya membahas mengenai motor dc

2.2.1 Motor DC

Motor arus searah (motor dc) merupakan salah satu jenis motor listrik yang bergerak dengan menggunakan arus searah. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arahnya pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor yang paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas diantara kutub-kutub magnet permanen

(5)

Gambar 2.2 Struktur Motor DC Sederhana

Catu tegangan cd dari baterai menuju lilitan melalui sikat menyentuh komutator dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar diatas disebut angker dinamo(rotor). Angker dinamo (rotor) adalah sebutan untuk komponen yang berputar diantara medan magnet.

Motor ini memiliki keunggulan dari motor ac yaitu mudah dalam mengatur dan mengontrol kecepatan putarnya. Ada bebarapa cara untuk dapat mengendalikan kecepatan motor dc, antara lain dengan mengatur lebar pulsa tegangan setiap detiknya yang diberikan pada motor dc atau secara manual yaitu mengatur jumlah arus dan tegangan yang diberikan pada motor dc. Pada penelitian ini penulis akan mengendalikan kecepatan putar motor dc dengan mengatur tegangan yang diberikan pada motor dc

Gambar 2.3 Motor DC

Motor dc tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang

(6)

seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dalam perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih basar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan diarea yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.

2.2.2 Prinsip Kerja Motor DC

Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet disekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.

Gambar 2.4 Medan Magnet yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor Aturan Genggaman Tangan kanan dapat dipakai untuk menentukan arah garis fluks disekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah ada aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Medan magnet hanya terjadi disekitar sebuah konduktor jika ada arus yang mengalir pada konduktir tersebut. Pada motor listrik, konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.

Gambar 2.5 Medan Megnet Mengelilingi Konduktor di antara Dua Kutub Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan diantara kutub utara dan selatan yang kuat dalam medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan magnet kutub

(7)

Gambar 2.6 Reaksi Garis Fluks

Lingkaran A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.

Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat dibawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak kearah atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat diatas konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum jam.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor dc secara umum: * Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

* jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/ loop, maka kedua sisi loop, yaitu yaitu sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

* Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan. * Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga

putar yang lebih seragam dan medan magnet yang dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut.

(8)

Gambar 2.7 Prinsip Kerja Motor DC

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan sumber harus dari pada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jengkar yang dilindungi oleh medan makan menimbulkan perputaran motor.

Dalam memahami sebuah motor dc, penting dimengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tegangan putar/ torque sesuia dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikatagorikan dalam tiga kelompok:

 Beban torque konstan

Adalah beban dimana keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan

 Beban dengan variabel torque

Adalah beban dengan torque bervariasi dengan kecepatan operasinya. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan)

 Beban dengan energi konstan

Adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-pralatan mesin industri

(9)

2.2.3 Karakteristik Motor DC

Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasan-batasan kerja dari motor serta daerah kerja optimum dari motor tersebut.

Gambar 2.8 Kurva Torsi VS Kecepatan Motor DC

Dari grafik terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan untuk suatu motor dc tertentu. dari grafik terlihat bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan putaran, dengan kata lain terdapat tradeoff antara besar torsi yang dihasilkan motor dengan kecepatan putaran motor. Dua karakteristik penting terlihat dari grafik yaitu:

a. Stall torque, menunjukkan titik pada grafik dimana torsi maksimum, tetapi tidak ada putaran pada motor.

b. No load speed,,menunjukkan titik pada grafik dimana terjadi kecepatan putaran maksimum, tetapi tidak ada beban pada motor

2.3 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah singel chip yang memiliki kemampuan untuk

diprogram dan dirancang khusus untuk aplikasi kontrol serta dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. Mikrokontroler merupakan satu hasil dari kemampuan komputasi yang sangat cepat dengan bentuk yang sangat kecil dan harga yang yang murah. Mukrokontroler terus berkembang dengan tujuan untuk memenuhi

(10)

kebutuhan pasar terhadap alat-alat elektronik dengan perangkat cerdas, cepat sebagai pengontrol dan pemroses data.

2.3.1 Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah satu anggota dari keluarga MCS-51seri 8052 merupakan pengembangan dari seri 8051, dirancang oleh atmel yang paling banyak digunakan karena dilengkapai dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Prigrammable and Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram berkali-kali (1000 siklus baca/tulis).

Gambar 2.9 Blok Diagram Fungsional AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Read Only Memory (ROM) sejumlah 8 Kbyte

ROM atau Read Only memory merupakan memori penyimpan data yang isinya tidak dapat diubah atau dihapus (hanya dapat dibaca). ROM biasanya diisi dengan program untuk menjalankan mikrokontroler setelah power dinyalakan dan berisi data-data konstanta/ kode yang diperlukan oleh program. Kapasitas memori yang

(11)

2. Random Access Memory (RAM) sejumlah 256 byte

RAM atau Random Access Memory merupakan memori penyimpanan data yang isinya daoat diubah dan dihapus. RAM biasanya berisi data-data variabel dan register. Data yang tersimpan pada RAM bersifat votile (hilang jika catu daya yang terhubung dimatikan/diputuskan).

3. Empat buah port I/O, yang masing-masing terdiri dari 8 bit

I/O (Input/Output) port merupakan sarana yang dipergunakan oleh mikrokontroler untuk mengakses peralatan-peralatan lain, berupa pin-pin yang dapat berfungsi untuk mengeluarkan data-data digital atau berfungsi untuk mengimput data. Selain itu, dapat digunakan sebagai terminal komunikasi paralel, serta komunikasi serial (pin 10 dan pin 11)

4. Tiga buah 16 bit timer/couter/time

16 bit (2 byte) timer/couter merupakan salah satu register khusus yang berfungsi sebagai pencacah/ penghitung eksekusi program mikrokontroler.

5. Interface Komunikasi Serial

Interface kmunikasi serial merupakan suatu fungsi port yang terdapat dalam mikrokontroler dalam melakukan antarmuka (interface) serial yaitu pada p3.0 dan p3.1

6. Memiliki kemampuan Arithmatic and Logic Unit (ALU)

Arithmatic and Logic Unit (ALU) memiliki kemampuan mengerjakan proses-proses aritmatika (penyumlahan, pengurangan, pengalian, pembagian) dan operasi logika (AND, OR, XOR, NOT) terhadap bilangan bulat 8 atau 16 bit.

Arsitektur hardware mikrokontroler AT89S52 dari perspektif luar atau biasa disebut pin out digambarkan pada gambar dibawah ini:

(12)

Gambar 2.10 Konfigurasi Pin AT89S52

Berikut ini penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang ada pada mikrokontroler AT89S52:

a. Port 0 (Pin 39 – Pin 32)

Merupakan dual-purpose port (port yang memiliki dua kegunaan), pada disain yang minimum (sederhana), port 0 digunakan sebagai port Input/output (I/0). Sedangkan pada desain lebih lanjut pada perancangan dengan memori eksternal digunakan sebagai data dan address (alamat) yang di-multiplex.

b. Port 1 (Pin 1 – Pin 8)

Port 1 berfugsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mos I, Mis 0 dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke

komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh ISP programer.

c. Port 2 (Pin 21 – Pin 28)

Merupakan dual-purpose port. Pada desain minimum digunakan sebagai port I/O (Input/Output). Sedangkan pada desain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari address (alamat)

d. Port 3 (Pin 10 – Pin 17)

(13)

Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port 3

e. PSEN (Pin 29)

PSEN (Program Store Enable) madalah sinyal kontrol yang mengizinkan untuk mengakses program (code) memori eksternal. Pin ini dihubungkan ke pin OE (output Enable) dari EPROM. Sinyal PSEN akan „0‟ (low) pada tahap fetch (penjemputan) instrusi. PSEN akan sellau bernilai „1‟ (high) pada pembacaan program memori internal.

f. ALE (Pin 30)

ALE (Addres Latch Enable) digunakan untuk men-demultiplex address (alamat) data bus. Ketika menggunakan program memori eksternal, port 0 akan berfungsi sebagai address (alamat) dan data bus. Pada setengah paruh pertama memori cycle ALE akan bernilai „1‟ (high) sehingga akan mengizinkan penulisan address (alamat) pada register eksternal. Pada setenah paruh berikutnya akan bernilai „1‟ (high) sehingga port 0 dapat digunakan sebagai data bus.

g. EA (Pin 31)

EA (xternal Access) pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program ayang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk

menjalankan program yang ada pada memori internal. No. Pin Port

pin

Nama Port

Fungsi

10 P3.0 RXD Menerima data untuk port serial 11 P3.1 TXD Mengirim data untuk port paralel 12 P3.2 INT 0 Interrupt 0 eksternal

13 P3.3 INT 1 Interrupt 1 eksternal 14 P3.4 T0 Timer 0 input eksternal 15 P3.5 T1 Timer 1 input eksertal

16 P3.6 WR Memori data eksternal write strobe 17 P3.6 RD Memori data eksternal read strobe

(14)

h. RST (Pin 9)

Jika pin ini diberi input „1‟ (high) selama minimal 2 cycle, maka sistem akan di-reset (kembali keawal)

i. On-Chip oscillator

j. AT89S52 telah memiliki on-chip oscilator yang dapat bekerja jika didrive

menggunakan kristal. Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa digunakan pada AT89S52 ini aalah 12 MHz. On-chip oscillator pada AT89S52 terdiri dari XTAL1 (pin 19) input untuk clock internal dan XTAL2 (pin 18) output dari osilator.

k. Koneksi Power

AT89S52 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin Vcc terdapat pada pin 40, sedangkan ground (gnd) terdapat pada pin 20.

Instruksi-instruksi mikrokontroler

Instruksi-instruksi yang dimaksud merupakan seperangkat instruksi yang disusun menjadi sebuah program untuk memerintahkan mikrokontroler melakukan sesuatu pekerjaan. Sebuah instruksi selalu berisi kode operasi (op-code), kode pengoperasian inilah yang disebut dengan bahasa mesin yang dapat dimengerti oleh mikrokontroler. Inastruksi-instruksi yang digunakan dalam memogram suatu program yang diisikan AT98S52 adalah instruksi bahasa pemograman assembler.

2.3.2 Instruksi Transfer Data

Instruksi tranfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut:

 Tranfer data umum (General Purpose Transfer), yaitu : MOV, PUSH dan POP  Transfer spesifik akumulator (Accumulator Specific Transfer), yaitu :XCH,

XCHD, dan MOVC

Instruksi transfer data adalah instruksi pemindahan/ pertukaran data antara oprand sumber dengan opran tujuan. Operand-nya dapat berupa register, memori atau lokasi suatu memori. Penjelasan instruksi transfer data dapat dijelasan sebagai berikut. Mov : Transfer dari register satu ke register yang laian, antara register dengan memori

(15)

Yang alamatnya ditunjuk oleh register penunjuk. Pop : Transfer byte atau dari dalam strack ke operan tujuan

Xch : Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand sumber Xcdh : Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal (lokasinya ditunjukkan oleh r0 dan r1)

Movc : Pertukaran data dengan menjumlahkan isi data pointer dengan isi akumulator

2.3.3 Instruksi Aritmatik

Operasi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dimiliki oleh AT89S52 dengan mnemonic : Inc, Add, subb, Dec, Mul dan Div. Penjelasan dari operasi mnemonic tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Inc : Menambahkan satu isi sumber operand dan menyiman hasilnya ke operand tersebut

Add : Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan hasilnya disimpan di akumulator

Subb : Pengurangan akumulator dengan sumber operand, hasilnya disimpan dalam operand tersebut

Dec : Mengurangi sumber operand dengan 1, dan hasilnya dismpan pada operan tersebut

Mul : Perkalian antara Akumulator dengan Register B

Div : Pembagian antara Akumulator dengan Register B dan hasilnya disimpan dalam Akumulator, sisanya di Register B

2.3.4 Instruksi Logika

Mikrokontroler AT98S52 dapat melakukanoperasi logika bit maupun operasi logika byte. Operasi logika tersebut terbagi atas dua bagian yaitu:

 Operasi logika operan tunggal, yaitu terdiri dari clr, setb, cpl, rl dan rr  Oprasi logika dua operand seperti : anl, orl dan xlr

Operasi yang dilakukan oleh AT89S52 dengan pembacaan instruksi logika tersebut dijelaskan dibawah ini:

Crl : Menhhapus byte atau bit menjadi nol Setb : Membuat bit mejadi satu

(16)

Cpl : Mengkomplemenkan akumulator Rl : Rotasi akumulator 1 bit kekiri Rr : Rotasi akumulator 1 bit kekanan

Anl : Meng-and kan data bit secara langsung dengan isi akumulator Orl : Meng-or kan data bit secara langsung dengan isi akumulator Xrl : Meng-xor kan data bit secara langsung dengan isi akumulator

2.3.5 Instruksi Percabangan

Instruksi percabangan terdiri dari (3) tiga kelas oprasi, yaitu:

 Lompatan tak bersyarat (unconditional Jump) seperti : sjmp, ajmp, ljmp

 Lompatan bersyarat (Conditional Jump) seperti : jb, jnb jz, jnz, jc, jnc, cjne, dan djnz

 Insterupsi seperti: ret dan reti

Penjelasan dari instruksi diatas sebagai berikut :

Sjmp : Lompatan untuk percabangan dengan jankauan masumum 1 Kbyte Ajmp : Lompatan untuk percabangan masimum 2 Kbyte

Lcall : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2 Kbyte – 64 Kbyte.

Jb : Percabangan yang akan lompat ke label atau alamat yang dituju jika dalam keadaan bit

Jnb : Percabangan yang akan lompat ke label atau alamat yang dituju jika dalam keadaan tidak bit

Jz : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol Jnz : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak nol Jc : Percabangan terjadi jika CF (Carry Flag) diset „1‟

Jne : Percabangan terjadi jika CF (Carry Flag) diset „0‟

Cjne : Operasi perbandingan Operand pertama dengan operand kedua, jika tidak sama akan dilakukan percabangan

Djnz : Mengurangi nilai operand sumber dengan satu dan percabangan akan dilakukan bila hasilnya tidak nol

Ret : Kembali ke subrutine.

(17)

2.4 Analog To Digital Converter (ADC) 0804

ADC banyak tersedia dipasaran, tetapi dalam perancangan ini digunakan ADC 0804. Gambar 2.11 menunjukkan susunan kaki ADC tersebut. Beberapa karakteristik ADC 0804 adalah sebagai berikut:

 Memiliki 2 masukan analog : Vin (+) dan Vin(-) sehingga memperbolehkan masukan selisih (diferensial). Dengan kata lain, tegangan masukan analog yang sebenarnya adalah selisih dari masukan kedua pin [ analog Vin = Vin(+) – Vin(-)]. Jika hanya satu masukan maka Vin(-) dihubungkan ke ground. Pada operasi normal, ADC menggunakan Vcc = +5V sebagai tegangan referensi, dan masukan analog memiliki jangkauan dari 0 sampai 5 V pada skala penuh.  Mengubah tegangan analog menjadi keluaran digital 8 bit. Sehingga

resolusinya adalah 5V/255 = 19.6 mV

 Memiliki pembangkit detak (clock) internal yang menghasilkan frekuensi f=1/(1,1RC), dengan R dan C adalah komponen eksternal.

 Memiliki koneksi ground yang berbeda antara tegangan digital dan analog. Kaki 8 adalah ground analog. Pin 10 adalah ground digital.

Gambar 2.11 Pin Konfigurasi ADC 0804

ADC 0804 merupakan ADC yang paling familier, yang paling sering digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat ukur digital, dengan karakteristik dasar, lebar data = 8 bit, waktu konversi = 100 uS. WR : ( input ) pin ini digunakan untuk memulai konversi tegangan analog menjadi data digital, bila WR mendapat logika '0' maka konverter akan mengalami reset; dan ketika WR kembali pada keadaan tinggi maka konversi segera dimulai. Bila CS atau RD diberi logika '1' maka output

(18)

D0 s/d D7 akan berada dalam keadaan high impedanzi, sebaliknya bila CS dan RD diberi logika '0' maka output digital akan keluar pada D0 s/d D7. INT: ( output ) pin ini digunakan sebagai indikator apabila ADC talah selesai menkonversikan tegangan analog menjadi digital, INT akam mengeluarkan logika '1' pada saat memulai konversi dan akan berada pada logika '0' bila konversi telah selesai. Frekuensi clock konverter harus terletak dalam daerah frekuensi 100 s/d 800 kHz. CLK IN dapat diturunkan dari sumber clock eksternal. Clock internal dapat dibangkitkan dengan memeberikan komponen R dan C pada CLK IN dan CLK R. Vin : pin ini sebagai inputan tegangan analog yang akan dikonversikan menjadi data digital.

2.5 Relay

Relay adalah sebuah saklar yang digunakan untuk menghubungkan atau memutus aliran listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus tertentu pada koilnya. Relay biasanya hanya mempunyai satu kumparan tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak.

Pada dasarnya, konstruksi dari relay terdiri dari lilitan kawat (koil) yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapat aliran arus, inti besi lunak kontak menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya listrik magnet sehingga berpindah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali ke posisi semula (normal), bila tidak ada lagi arus yang mengalir padanya. Posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan.

Biasanya kontak yang akan berhubung saat relay bekerja sering disebut Normally Open (NO), sedangkan kontak yang membuka saat relay bekerja disebut Normally Close (NC).

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Motor DC Sederhana
Gambar 2.6 Reaksi Garis Fluks
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Motor DC
Gambar 2.8 Kurva Torsi VS Kecepatan Motor DC
+5

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar itu dalam konteks pemberantasan terorisme, politik hukum diartikan sebagai kebijakan hukum yang akan ataupun yang telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah,

Setelah melakukan proses deteksi eksudat, dan mikroaneurisma pada citra retina kemudian melakukan proses ekstraksi fitur. Dalam ekstraksi fitur, analisis tekstur

Dapat kita simpulkan bahwa pendistribusian zakat di el Zawa UIN Malang ini telah melaksanakan peraturan yang sesuai dengan syariat islam dan juga sesuai dengan UU No 23 Tahun 2011

Berdasarkan alternatif penyelesaian Masalah 6.10 di atas, kita kemukakan sifat-sifat sebagai berikut. Tentukanlah nilai yang memenuhi pertidaksamaan berikut ini. Jika

Segala puji syukur saya serahkan kepada hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan berkat yang tidak ada hentinya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas

1) Kongkrit, artinya bahwa pembelajan harus menyertakan alat atau media kongkrit atau benda asli atau benda tiruan atau benda timbul atau bentuk audio yang

8235 SOP pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan √ 8236 SOP tentang petunjuk penyimpanan obat di rumah.. 8237 SOP penanganan obat kadaluarsa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di desa Karang Anyar dan desa Pinggir Papas di dapatkan hasil bahwa keuntungan (hasil yang diperoleh petani garam pada