• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Nama Kelompok:

1. Adhitya Wisnu Wardhana

(2213038014)

2. Nafita Hana S

(2213038018)

3. Rendy Nur Hidayatullah

(2213038020)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2014/2015

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, serta shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Karena atas hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada pembimbing mata kuliah Wawasan Kebangsaan Ibu Eka Savitri, M.A, yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. idak lupa penulis sampaika terima kasih kepada teman-teman yang membantu menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Pada hakikatnya setiap orang memerlukan alat komunikasi dalam bermasyarakat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Terutama pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi yang selalu meningkat mengakibatkan perubahan pada penggunaan tata bahasa para remaja yang menggunakan bahasa gaul atau informal dalam berkomunikasi. Baik dalam komunikasi sehari-hari aupun dalam dunia maya.

Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara Indonesia seharusnya lebih bangga memakai Bahasa Nasional mereka yaitu Bahasa Indonesia. Demi tercapainya suatu kecintaan terhadap penggunaan bahasa persatuan di Negara kita tercinta ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun demikian, penulis selalu berusaha menyajikan penulisan yang baik dan benar serta dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua kalangan yang membacanya. Amin.

(3)

Daftar Isi

1. Judul

2. Kata Pengantar………..

3. Daftar isi……….

4. Abstrak………..

5. Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang……… 1.2. Rumusan Masalah………. 1.3. Tujuan………. 1.4. Manfaat……… …. 1.5. Metode……… .

6. Bab II. Pembahasan

2.1. Landasan Teori……….

7. Bab III. Analisis Data………

8. Bab. IV Penutup………

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran………

9. Daftar Pustaka………

10.Lampiran………

(4)

Abstrak

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa ini sudah digunakan oleh para leluhur sejak ratusan tahun yang lalu sebagai kunci utama dalam hubungan informasi dan komunikasi sesama masyarakat. Bahasa Indonesia adalah salah satu media yang terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, berbudaya, dan berpendidikan. Mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi selalu menerapkan nilai dan kaidah sastra Indonesia sebagai aset budaya yang tak ternilai harganya. Bahasa itu ibarat sebuah rumah, tempat bersatunya antara kita dengan beberapa orang dalam hubungan komunikasi yang baik. Tanpa ada bahasa, kita akan tersingkir dari kehidupan masyarakat. Sebagai warga negara yang menjunjung tinggi nilai dan martabat budaya bangsa Indonesia, kita semestinya menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagai wujud apresiasi kepada orang – orang yang memperjuangkan hak – hak Indonesia dalam penggunaan bahasa persatuan yang nasional, yaitu bahasa Indonesia. Disamping itu, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita mampu menjaga stabilitas budaya bangsa Indonesia sebagai warisan luhur yang tak ternilai harganya Dalam kehidupan sehari– hari, kita tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Kita merasa tidak perlu sempurna dalam berbahasa Indonesia karena dianggap sebagai hal yang tidak penting. Akan tetapi, tanpa kita sadari, hal itu berpengaruh terhadap negara kita saat ini. Penggunaan bahasa yang tidak benar berdampak pada stabilitas budaya bangsa. Banyaknya instansi pemerintah, perusahaan lokal, dan sebagian masyarakat yang menggunakan bahasa asing sebagai alat promosi dan pemasaran di berbagai jalanan di nusantara mengakibatkan rendahnya nilai mutu bahasa Indonesia di mata dunia. Terbukti, dengan merambahnya istilah – istilah asing

(5)

dan istilah – istilah modern yang tidak merupakan bagian dari bahasa Indonesia di berbagai aspek kehidupan kita sehari-hari.

kata kunci : generasi muda, globalisasi, bahasa baku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang menjadi identitas nasional, alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia yang tidak diaplikasikan dengan baik, tidak akan dapat dengan mudah dapat melawan arus globalisasi yang sangat deras masuk ke dalam negeri ini. Selain itu, para muda-mudi lebih senang menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia itu sendiri. Bahasa asing yang secara internasional memang penting digunakan dalam percakapan secara internasional. Tidak salah apabila muda – mudi penerus warisan bangsa dengan bangga menggunakan bahasa asing dan memadukan bahasa tersebut ke dalam percakapan sehari-hari mereka. Sehingga, bahasa Indonesia semakin dianggap remeh dan generasi muda mulai menganggap bahasa Indosesia adalah bahasa yang sulit untuk dipelajari.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja?

1.2.2. Apa penyabab kaum muda kurang bangga menggunakan bahasa Indonesia baku?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja.

(6)

1.3.2. Untuk mengetahui penyebab generasi muda kurang bangga menggunakan bahasa Indonesia baku dalam berkomunikasi.

1.4. Manfaat

1.4.1 Membuat Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari.

1.4.2. Mendorong serta menggalakkan pembinaan terhadap kaum muda dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4.3. Meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai keperluan dan manfaatannya yang menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam masyarakat Indonesia.

1.4.4. Menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar garis ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan.

1.4.5. Meningkatkan frekuensi membiasakan penggunaan bahasa Indonesia dalam segala kegiatan, baik resmi maupun tidak resmi.

1.4.6. Melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara menggunakan nya dalam percakapan sehari-hari, sehingga orang-orang di sekitar kita dapat ikut serta dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar

1.5. Metode

Penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis data. Pengumpulan data-data dalam penulisan makalah ini penulis mencari informasi artikel di dalam internet sebagai sumber yang dapat dipercaya dan melakukukan analisis data dari kuesioner.

(7)

Bab II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori

Seperti yang dikatakan Ferdinand De Saussure (1994:34) yaitu “Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain”. Setiap bahasa pada dasarnya merupakan simbol jati diri penuturnya, begitu pula dengan bahasa Indonesia juga merupakan simbol jati diri bangsa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia harus senantiasa dijaga dan dilestarikan. Secara terus-menerus bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan agar tetap dapat memenuhi fungsinya sebagai sarana komunikasi modern yang mampu membedakan bangsa kita dari bangsa-bangsa lain di dunia. Terlebih dalam era global seperti sekarang ini, jati diri suatu bangsa menjadi suatu hal yang amat penting untuk dipertahankan agar bangsa kita tetap dapat menunjukkan keberadaannya diantara bangsa lain di dunia. Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita melestarikan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Seperti pendapat Wibowo, Walija (1996:4), “Definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.” Dalam komunikasi, peranan bahasa sangat penting. Segala informasi yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Makna yang disampaikan dalam sebuah bahasa tidak hanya terkait dengan pilihan kata,

(8)

tetapi juga cara penyampaiannya. Kridalaksana mengemukakan bahwa “Ragam bahasa adalah Variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan.” Remaja masa kini lebih sering dan senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa resmi. Menurut mereka bahasa gaul lebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari, remaja masa kini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu kaku dan monoton.

Bahasa berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Seperti yang dikatakan Nababan (2000:34) “Bahasa adalah bagian dari kebudayaan, dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana yang kita kenal sekarang ini.” Bahasa tidak hanya berperan sebagai alat untuk bersatu. Tetapi juga sebagai alat adaptasi sosial dimana Indonesia memiliki bahasa yang majemuk. Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu keberseragaman tersebut yaitu bahasa Indonesia.

Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang berproses menuju perkembangan dan perubahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1997:120) yang menyebutnya sebagai “daur hidup” yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa pubertas, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah (1974) bahwa

“kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu sendiri.” Generasi muda yang sangat berpengaruh bagi perkembangan dan

(9)

perubahan bangsa Indonesia seharusnya dapat menjadi generasi yang ikut dalam melestarikan budaya bangsa. Salah satunya budaya berbahasa yang baik dan benar. Tidak hanya dalam berkomunikasi sehari-hari, melainkan juga dalam berkomunikasi di dalam dunia maya.

Bab IV

Analisis Data

3

.1. Keadaan Penggunaan Bahasa Indonesia Saat Ini

Berikut ini merupakan table hasil dari kuesioner mengenai penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja.

No. Pertanyaan Jumlah

Sering Jarang Tidak Pernah

1 Apakah anda sering menggunakan bahasa gaul (tidak baku) dalam

percakapan sehari-hari?

5 orang 7 orang

-2 Apakah anda sering menggunakan bahasa gaul (tidak baku) dalam

berkomunikasi di dunia maya?

7 orang 5 orang

-3 Apakah anda sering melihat remaja masa kini

menggunakan bahasa informaldalam dunia maya?

10 orang

2 orang

-Tanggapan mereka saat melihat para generasi muda lebih suka menggunakan bahasa gaul. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa penggunaan bahasa gaul di gaul di kalangan remaja adalah sesuatu hal wajar karena kebanyakan dari mereka mengikuti mode masa kini dan tidak sedikit pula yang merasa prihatin atas perilaku para remaja yang lebih memilih berkomunikasi menggunakan bahasa gaul.

(10)

Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunikasi tertentu. Tapi karena sering juga digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia sudah jelas tercantum pada Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai ilmu dan bahasa utama di Indonesia termasuk bahasa pengantar dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah maupun universitas. Bahkan bahasa Indonesia juga menjadi bahasa resmi yang digunakan oleh pemerintahan daerah di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dari Sabang sampai Merauke masyarakat Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. Karena tanpa kita sadari, kita telah tumbuh menjadi bangsa yang menghargai persatuan. Dengan adanya perbedaan suku, ras, agama, dan bahasa daerah yang sangat beragam jumlahnya. Maka dari itu, penggunaan bahasa dinilai sangatlah penting, karena bahasa juga menunjukan identitas suatu bangsa.

Tetapi bahasa Indonesia di Indonesia saat ini sudah semakin terpuruk. Penggunaan tata bahasa dan pelafalannya sudah kurang sesuai dengan apa yang sudah diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Penggunaan bahasa asing yang berlebihan menyebabkan hal ini terjadi. Saat ini masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa asli Indonesia. Para muda-mudi menilai jika hanya belajar bahasa Indonesia saja, mereka tidak akan maju. Permasalahannya yakni penggunaan bahasa asing yang berlebihan menyebabkan semakin terpuruknya bahasa Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi, banyak bahasa asing terus saja berdatangan. Hal ini tentu saja tidak bisa kita hindari, karena kata yang mulai bermunculan itu masih belum ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, masyarakat terpaksa menggunakan bahasa teknologi asing

(11)

seperti browsing, connecting, blogging, dan lain - lain. Permasalahan lain yaitu, ada ratusan bahkan ribuan kata-kata asing yang langsung diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat Indonesia harus memilih dan memilah penggunaan bahasa dengan baik dan benar. Ketika muncul kata-kata asing yang baru, maka harus secepatnya menemukan arti kata itu dalam bentuk kata bahasa Indonesia untuk disepadankan. Jika tidak, lama kelamaan bahasa Indonesia akan kalah saing bahkan di negaranya sendiri.

Akibat dari derasnya arus globalisasi ini, tidak hanya membuat kata kata asing dengan mudah masuk Indonesia, tapi juga membuat pemuda-pemudi Bangsa Indonesia kehilangan daya tarik dan gairah kepada bahasa Indonesia. Pada kenyataannya, sudah sangat sering sekali kita menemui remaja-remaja Indonesia menggunakan kata-kata yang sudah tidak baku dalam komunikasi mereka, semua itu adalah imbas dari ketidakmampuan Indonesia sendiri untuk menyaring budaya yang masuk dan ketidakmampuan dalam mempertahankan budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga muncul berbagai ejaan kata yang melenceng dari EYD seperti yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan adalah budaya “alay”. Budaya alay di kalangan remaja sendiri sudah seperti kebutuhan, karena selalu digunakan sebagai alat komunikasi antar remaja.

3.2. Hilangnya Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Wacana tentang menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional ternyata tidak diikuti dengan semangat masyarakat Indonesia terutama generasi muda sebagai penerus untuk menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, tidak adanya semangat masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dapat dilihat dengan hilangnya fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas

(12)

nasional, alat pemersatu bangsa, dan alat perhubungan antardaerah, antarwarga dan antarbudaya.

Hilangnya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, juga dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia yang terlalu meremehkan bahasa Indonesia terutama kalangan remaja. Para remaja yang meremehkan bahasa Indonesia, dapat dilihat dari jarangnya orang tua yang mau memberikan pelajaran tambahan bahasa Indonesia pada anaknya. Mereka lebih memilih mengeluarkan uang untuk pelajaran bahasa asing, atau orang tua lebih membiasakan anak-anaknya untuk berbahasa asing dalm kehidupan sehari-hari.

3.3. Dampak Perkembangan Tekhnologi dalam Perkembangan Bahasa Indonesia Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Teknologi lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi penambahan fungsi teknologi yang semakin memanjakan kehidupan manusia. Salah satu contoh fasilitas canggih saat ini adalah handphone. Di awal kemunculannya,

handphone hanya dimiliki oleh kalangan tertentu yang benar-benar membutuhkannya demi kelancaran pekerjaan mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, handphone telah dimiliki oleh semua kalangan baik yang benar-benar membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan tak terkecuali para remaja. Kini handphone bukan lagi sekadar alat berkomunikasi, tetapi handphone juga merupakan alat untuk mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Para remaja sekarang berlomba-lomba untuk memiliki handphone karena handphone bukan hanya merupakan alat berkomunikasi, namun juga di kalangan remaja handphone

(13)

sekaligus sebagai gaya hidup, hal yang membuming, dan praktis. Selain itu, perkembangan pesat beberapa teknologi komunikasi lainnya seperti Internet berhasil memengaruhi para remaja. Sekarang internet tidak hanya sekadar teknologi untuk berbagi data pengiriman e-mail, g-mail, dan lain-lain. Namun, internet juga menawarkan berbagai situs yang menyediakan berbagai hal seperti jejaring sosial yang sangat populer di kalangan remaja. Jejaring social ini memungkinkan remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain di daerah lain atau di negara lain. Bahasa yang digunakan oleh para remaja sangatlah beragam. Mulai dari bahasa gaul dan bahasa asing yang dipadukan dengan bahasa Indonesia sehingga, dalam berbahasa, remaja cenderung mengguanakan bahasa yang informal.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Dilihat dari kenyataan ini, menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa beberapa dampak yang negatif. Dampak Negatif perkembangan bahasa Indonesia yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi yaitu :

a. Mempengaruhi Pola Berpikir

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan memiliki rasa ingin tahhu yang tinggi, serta menyukai hal-hal baru. Terutama dengan berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola berpikir masyarakat. Misalnya pada kalangan remaja dengan adanya internet,anak-anak sekarang ini senang bermain jejaring sosial seperti facebook, twitter, blogger, instagram, dan lain-lain. Dengan adanya jejaring sosial tersebut, terkadang melalui jejaring sosial tersebut para remaja banyak mengggunakan bahasa gaul sehingga tidak lagi memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

(14)

benar.

b. Hilangnya Budaya Tradisional

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif. Dan seharusnya orangtua ikut mengawasi anak-anaknya dalam segala pergaulan.

3.4 Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun saat ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Bahasa gaul terkadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam forum resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Padahal sebaiknya sebagai generasi muda, kita yang seharusnya bangga menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, dengan menunjukkan bahwa kita bangga menggunakan bahasa Indonesia, kita dapat menjadi generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Walaupun kita tidak akan menggunakannya dengan sangat baik dan selalu menggunakan kaiddah yang ada, tidak ada salahnya jika kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam kegiatan perkuliahan, terkadang

(15)

dalam forum resmi seperti diskusi kita menggabungkan bahasa Indonesia dengan dialog bahasa daerah atau bahasa gaul yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia seutuhnya.

Perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Disinilah perlunya menyikapi penggunaan bahasa Indonesia lewat pengajaran di setiap tingkat pendidikan.

3.5. Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Baku di Kalangan Muda

Pemakaian bahasa Indonesia yang salah secara terus menerus menyebabkan kebiasaan yang akan diturunkan pada generasi yang akan datang. Contohnya saja, saya sudah sering melihat banyak Apotek yang membuat spanduk dengan tulisan “Apotik” padahal sudah jelas kita tahu bahwa tulisan yg benar sesuai dengan EYD adalah “Apotek”. Tentu saja hal ini jelas akan menimbulkan kebingungan bagi warga asing yang belajar bahasa Indonesia maupun masyarakat Indonesia itu sendiri terutama generasi muda. Bahkan dikalangan formal pun banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka cenderung bebas dalam berbahasa. Belum lagi beberapa tahun terakhir ini bahasa Informal mulai dimasukkan ke dalam kegiatan belajar mengajar.

Kita selalu bangga jika ada orang asing yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Namun kita seakan-akan kita tidak menganggap penting bahasa Indonesia. Padahal sebuah bahasa berpeluang menjadi bahasa internasional karena kecendikiawan dan kemahiran penuturnya berbahasa. Tetapi bagaimana bahasa Indonesia bisa berpeluang menjadi bahasa Internasional, bahasanya saja amburadul. Bahasa di Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan bahasa yang dipakai generasi muda sudah sangat jauh berbeda.

(16)

permasalahan yang harus cepat diselesaikan. Jika tidak, lalu bagaimana dengan nasib bahasa Indonesia ini di masa depan? Maka dari itu, semestinya pemerintah harus mulai bergerak untuk menyelesaikan masalah yg dianggap sepele namun sangat penting ini.

3.6. Memperdalam Kecakapan Berbahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Solusi yang bisa diambil misalnya, dengan lebih memperdalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak pendidikan usia dini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Harus ada kegiatan yang terus menerus dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku di kelompok-kelompok besar seperti birokrasi atau partai-partai politik, ekonomi, militer, maupun dunia akademik atau pendidikan

Dengan itu, masyarakat akan belajar dan memakai bahasa Indonesia sesuai dengan EYD secara efektif. Meminimalisir adanya kata yang jelas-jelas salah namun masih terus dipakai. Terus-menerus mempromosikan dan membenarkan bahasa yang salah melalui media masa seperti koran, majalah, maupun televisi. Walaupun media masa memerlukan bahasa yang santai agar mudah diserap oleh masyarakat, namun penggunaan bahasa Indonesia yang baku tidak boleh dikesampingkan. Membuat program bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, program ini harus dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk mengikuti program itu seperti dengan hiburan, lelucon yang seru yang dapat membuat siswa bersemangat menggunakan bahasa Indonesia baku sebagai bahasa kesehariannya. Bukan hanya para siswa, para guru pun harus bisa mengajar dengan bahasa Indonesia yang baku. Karena sudah sering melihat dan merasakan sendiri bahwa guru-guru sekarang sudah jarang ada yang menggunakan bahasa yang baku dalam mengajar. Dengan alasan ‘agar lebih santai’, para guru lebih memilih bahasa informal pada setiap ia mengajar

(17)

daripada bahasa baku yang lebih formal. Padahal, pendidikan merupakan faktor utama dalam pengembangan bahasa dan pengembangan pola pikir siswa sebagai generasi penerus.

Dengan begini, masyarakat Indonesia tidak akan ketinggalan zaman hanya karena terus berbahasa Indonesia. Mereka memang dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, namun tidak untuk sekedar ikut-ikutan dan dengan mudah mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari. Kalau bangsa Indonesia terus-menerus hanya menjadi penerima apa yang negara lain buat, maka negara ini akan susah untuk maju. Oleh karena itu, kita harus bangga karena mempunyai bahasa sendiri yang dapat menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang kreatif dalam memunculkan bahasa baru daripada hanya mengambil bahasa asing lalu memakainya begitu saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Dengan mempunyai bahasa sendiri, maka rahasia-rahasia negara tidak akan bocor oleh negara lain.

Walaupun bahasa daerah juga sangat penting dipertahankan, tetapi bahasa Indonesia juga sangat penting untuk terus dipelajari demi menyatukan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak akan terpuruk di negara Indonesia apabila masyarakatnya dapat menempatkan kapan ia harus berbahasa daerah atau berbahasa asing. Dewan pusat bahasa pun harus berperan aktif dalam pembentukkan istilah baru atau mencari padanan kata istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dibidang kedokteran, teknologi, ekonomi maupun media masa.

3.7. Bangsa Indonesia harus segera berbenah diri

Jika kita menginginkan penggunaan bahasa Indonesia tidak dikesempingkan, maka bangsa Indonesia harus mempertahankannya dan belajar dari bangsa lain. Fakta nyata, membludaknya warga Mesir untuk mengikuti kursus bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap penting di

(18)

Mesir, lalu bagaimana dengan masyarakat Indonesia?. Dikalangan pelajar yakni di kalangan remaja cenderung bangga dengan berbahasa gaul. Contoh lainnnya yakni Ho Chi Minh yang merupakan ibu kota negara Vietnam. Mereka secara resmi menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dinegara Vietnam dan menilai “Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,”

Bangsa Indonesia seharusnya berbenah diri dan generasi muda harus bangga dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebenarnya bukan hanya dipengaruhi bahasa asing saja, tetapi munculnya kata-kata baru dikalangan masyarakat kota yang dianggap ‘bahasa gaul’ juga dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia pada generasi muda yang akan datang. Seperti kata alay yang mempunyai arti berlebihan, bingit yang artinya sekali, bokap-nyokap yang artinya orang tua, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Mereka menganggap orang yang memakai bahasa baku adalah orang yang kaku, tidak gaul ataupun ketinggalan zaman. Kita dapat merasakan bahasa orang-orang daerah asli dengan orang perkotaan jauh berbeda. Orang daerah masih memakai bahasa Indonesia asli saat ia tidak menggunakan bahasa daerahnya. Jelas, ini akan menunjukan kesenjangan antara masyarakat kota dengan masyarakat daerah. Padahal kalau hal ini terus terjadi, lama-kelamaan tentu saja bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD akan punah karena masyarakat daerah tidak mau kalah dengan masyarakat kota.

Padahal bahasa Indonesia dahulu mempunyai kedudukan yang baik bukan hanya di Indonesia atau di negara-negara tetangga saja, di lingkup internasional pun bahasa Indonesia mendapat kedudukan yang baik. Sekitar 44 negara mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah maupun di perguruan tingginya. Dengan semakin banyaknya orang yang belajar bahasa Indonesia semestinya hal ini dapat memicu bahasa Indonesia menjadi bahasa wajib minimal di wilayah Asia. Tapi pada kenyataannya sekarang bahasa

(19)

Indonesia tidak lebih populer dibandingkan dengan bahasa Jerman, bahasa Jepang, bahasa Mandarin maupun bahasa Arab.

Dahulu, banyak negara-negara yang membuka departemen bahasa Indonesia di Perguruan Tingginya. Namun sejak beberapa tahun yang lalu banyak sekali departemen bahasa Indonesia yang tepaksa dihentikan bahkan ditutup karena tidak ada mahasiswa yang berminat dengan bahasa Indonesia. Banyak yang mengatakan bahasa Indonesia itu mudah. Padahal, bahasa Indonesia sama saja sulitnya dengan bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jepang, Mandarin atau bahasa Spanyol. Hal ini yang menjadikan promosi bahasa Indonesia menurun drastis. Mereka berfikir karena bahasa Indonesia mudah, jadi tidak penting untuk dipelajari.

Berita tentang orang Australia yang belajar didepartemen bahasa Indonesia di Universitasnya datang ke Indonesia dengan berbahasa Indonesia baku. Lama-kelamaan ia menyadari bahwa bahasa Indonesia yang ia pelajari di Universitas jauh berbeda dengan bahasa yang dipakai oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Dan ia merasa apa yang sudah ia pelajari itu tidak begitu berguna saat ia berada ditengah masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda sudah jarang ada yang berbicara bahasa Indonesia baku dikesehariannya. Banyak bahasa atau kata-kata gaul yang mereka gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat Indonesia sendiri lah yang menyebabkan bahasa Indonesia turun pamor di lingkup internasional.

(20)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dengan fakta yang kami dapatkan dari hasil kiesioner maupun media sosial, dapat kita sampulkan bahwa remaja Indonesia saat ini kurang berperan aktif terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kebanyakan pemuda-pemudi berbahasa Indonesia dengn tata cara yang menyimpang dari EYD dan KBBI. Banyak faktor yang meyebabkan hal tersebut terjadi, antara lain dampak dari era globalisasi yang sulit dibendung dan disaring dengan baik oleh remaja-remaja Indonesia. Selain itu penggunaan bahasa asing yang lebih praktis lebih sering digunakan dengan memadukannya terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Bahasa gaul juga sering dijadikan alat komunikasi yang dianggap efektif oleh para remaja. Oleh karena itu, para generasi muda harus diberi pedoman akan pengetahuan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat menjadi remaja yang tidak mudah terpengaruh dengan penggunaan kata-kata gaul dan bahasa asing yang digunakan secara berlebihan dan tidak tepat. Dengan demikian, para generasi muda dapat menyaring dan tidak serta-merta menerima secara langsung budaya dan bahasa yang tidak baik masuk ke dalam kehidupan kita.

4.2. Saran

(21)

budaya berbahasa yang baik dan benar. Kita sebagai senerasi muda harus dapat engan cerdas menggunakan bahasa pada fungsi dan tempatnya. Jangan sampai kita memandang rendah bahasa Indonesia yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Dengan memulai dari diri kita sendiri, kita dapat memberi contoh kepada orang lain cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patresi, Vito. (2012). Pendapat Mengenai Budaya Berbahasa

2. Alafu, (2012). Makalah Fungsi dan Peran Bahasa Indonesia

3. Piyanti,Eka , (2013). Sikap Generasi Muda Terhadap Maraknya Bahasa Asing

4. Muqodas, Idat (2015). Tinjauan Budaya dan Tahap Perkembangan Bahasa di Masa Remaja.

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

perubahan yang saling berkaitan. Desa Adimulya mengalami perubahan dalam penggunaan Bahasa Jawa Banyumas yang dialami oleh kalangan remaja. Bahasa Jawa Banyumas mulai

bahasa baku, yang harus digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah..

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay yang dilakukan remaja di media sosial facebook adalah ekspresi diri

bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.padahal sebaiknya sebagai generasi

Berkembangnya penggunaan bahasa alay oleh remaja yang bisa menyebabkan suatu saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal

Hasi penelitian ini adalah penggunaan bahasa alay yang dilakukan remaja Surabaya di media sosial facebook adalah ekspresi diri mereka ke dalam dunia luar agar lebih

Untuk itu penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa penggunaan implikatur dalam percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Pa’rasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten