• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HARTA KEKAYAAN

APARATUR SIPIL NEGARA

LAPORAN HARTA KEKAYAAN

(2)

KATA PENGANTAR

Era globalisasi dengan ciri utama kompetitif dan kemajuan teknologi telah menimbulkan pergeseran dalam tatanan kehidupan, sehingga nilai-nilai dasar dalam kehidupan tergerus oleh waktu. Salah satu nilai dasar tersebut adalah nilai-nilai integritas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Menyadaria= akan hal tersebut diperlukan upaya dan langkah-langkah untuk membangun budaya integritas, baik melalui pendekatan strukural maupun kultural.

Pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara, memiliki posisi penting dan strategis dalam pembangunan budaya integritas individu, organisasi dan nasional. Sehubungan dengan itu salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membekali pemahaman dan implemetasi nilai-nilai integritas dalam pelaksanan tugas pokok dan fungsi.

Pelaksanaan Gugus Depan Integritas merupakan upaya pembekalan pemahaman dan implementasi nilai-nilai integritas bagi pegawai negeri sipil. Agar pemahaman akan nilai tersebut lebih optimal keberadaan modul, sehingga para pegawai negeri sipil lebih dapat memahami dan menjelaskan konsep-konsep Integritas dalam membangun Integritas dari aspek Individu, Organisasi dan Nasional, budaya melayu berintegritas, serta menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara sebagai kewajiban dan bentuk kongkrit implementasi nilai-nilai integritas.

Selanjutnya kami atas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mengucapkan terima kasil kepada tim penulis yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk pengayaan terhadap isi modul ini. Kami mengharapkan pengembangan akan materi modul ini berkelanjutan seiring dengan pelaksanaan Desiminasi Gugus

(3)

Depan Integritas serta modul ini dapat mencapai tujuan pembelajaran dan membetuk karakter pegawai negeri sipil berintegritas dalam membangun budaya integritas di Provinsi Riau.

Pekanbaru, Juli 2017

KEPALA BPSDM PROVINSI RIAU,

Drs. ASRIZAL, M.Pd

Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19650325 198702 1 001

(4)

TIM PENYUSUN

Mohamad Zainuri, S.ST., MP Widyaiswara Muda

Ir. Mahfayeri, M.Pd Widyaiswara Utama

Suparman, A.Ks, S.Pd.I., M.Si Widyaiswara Madya

Dany Setyawan, AP, M.Si Widyaiswara Muda

NARA SUMBER

Drs. Kasiaruddin Jalil Drs. H. Arlizman Agus, MM Ir. A. Patrianov

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 2

BAB II KONSEP LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR NEGARA ... 3

A. Dasar Hukum ... 3

B. PENGERTIAN LHKASN ... 4

C. TUJUAN LHKASN ... 5

D. WAJIB LHKASN ... 6

E. TUGAS APARAT PENGAWAS INTERNAL ... 8

BAB III PENGISIAN LHKASN ... 10

A. Format LHKASN ... 10

B. Tata Cara Pengisian LHKASN ... 12

BAB IV PENUTUP ... 30 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian LHKASN di lingkungan Instansi Pemerintah beserta lampiran formulir LHKASN. Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) diwajibkan bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak termasuk kedalam golongan ASN pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) .

LHKASN merupakan bentuk transparasi ASN dalam rangka pembangunan integritas ASN dan upaya pencegahan penyalahgunaan wewenang serta pencegahan, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Oleh sebab itu, seluruh ASN eselon III, IV dan Pelaksana wajib melaporkan daftar harta kekayaan yang mereka miliki kedalam Sistem Informasi Pelaporan Harta Kekayaan (SiHarka).

Melalui Sistem Informasi Pelaporan Harta Kekayaan

(SiHarka) ini, diharapkan ASN yang terdiri dari pejabat Eselon III, IV dan Pejabat Fungsional serta Pelaksana pada Instansi Pemerintah dapat menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).

Laporan tersebut disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah masing-masing melalui Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). APIP pada masing-masing instansi diwajibkan menyampaikan laporan pada setiap akhir tahun mengenai pelaksanaan pelaporan LHKASN kepada pimpinan instansi dengan memberikan tembusan kepada Menteri PAN dan

(7)

RB. Apabila ASN tidak memenuhi kewajiban penyampaian LHKASN, akan dikenai sanksi berupa peninjauan kembali (penundaan/pembatalan) pengangkatan dalam jabatan struktural/fungsional.

B. Maksud dan Tujuan

Materi Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara LHKASN diajarkan dalam desiminasi ini dimaksudkan agar para Pejabat Eselon III, IV, Pejabat Fungsional serta Pelaksana dapat memahami dan mengerti pentingnya Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) untuk membangun budaya integritas dan membentuk integritas aparatur di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Tujuan Materi Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) adalah merupakan langkah atau upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi dengan melakukan pendaftaran, pengawasan dan pemeriksaan terhadap wajib LHKASN.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Materi Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) terdiri dari konsep Pengertian dan Pemahaman Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) serta Tatacara pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

(8)

BAB II

KONSEPSI LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA

A. Dasar Hukum

Dalam modul Pemahaman LHKASN terdapat beberapa Dasar-dasar Hukum yang menjadi pedoman pemahaman dan tatacara pelaksanaan LHKASN di Provinsi Riau, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK);

3. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

4. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;

5. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara;

6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/05/M.PAN/04/2006 tentang Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara;

7. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/16/M.PAN/10/2006 tentang Tindak Lanjut Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara; 8. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(9)

Ketaatan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara Untuk Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan;

9. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Apatatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 05 Tahun 2012 tentang Kewajiban Penyampaian dan Sanksi Atas Ketidakpatuhan Terhadap Kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

10.Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di lingkungan Instansi Pemerintah beserta lampiran formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara.

B. Pengertian LHKASN

Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) adalah dokumen penyampaian daftar harta kekayaan aparatur sipil negara yang dimiliki dan dikuasai sebagai bentuk transparansi aparatur sipil negara. Sesuai Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015, seluruh ASN yang tidak diwajibkan menyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) namun wajib menyampaikan LHKASN. Guna memudahkan penyam-paikan LHKASN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah membangun Sistem Informasi Pelaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang disingkat dengan “SiHarka”.

Sebelum dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penanganan pelaporan kewajiban LHKPN dilaksanakan oleh Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN).

(10)

Namun setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, maka KPKPN dibubarkan dan menjadi bagian dari bidang pencegahan KPK.

Dalam proses pelaporan laporan harta kekayaan aparatur sipil negara disarankan menggunakan sistem online yang telah dibangun oleh Kementerinan PAN-RB yaitu SIHARKA yang dapat diakses melalui link https://siharka. menpan.go.id, hal ini mendapat pengecuali apabila terdapat alasan teknis (tidak terdapat perangkat yang memadai) yang tidak memungkinkan sehingga diusulkan menggunakan sistem manual.

Penggunaan SIHARKA diyakini dapat menjamin kerahasiaan dari proses pelaporan laporan harta kekayaan aparatur sipil negara itu sendiri. Penginputan atau proses update pada SIHARKA dilakukan setiap tahun dengan catatan apabila terjadi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pengangkatan sebagai pejabat eselon proses update data pada SIHARKA langsung dilakukan oleh aparatur sipil negara bersangkutan langsung pada saat perubahanan tersebut terjadi.

C. Tujuan LHKASN

Dimulai pada tahun 2015 Pemerintah telah mewajibkan aparatur sipil negara untuk melakukan pengisian laporan harta kekayaan aparatur sipil negara. Kebijakan ini diambil sebagai langkah atau upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi dengan melakukan pendaftaran, pengawasan dan pemeriksaan terhadap wajib laporan harta kekayaan aparatur sipil negara, langkah pencegahan dini tersebut diambil untuk menghindari terjadinya tindak pidana korupsi, antara lain:

(11)

1. Kolusi dan nepotisme;

2. Pencegahan penyalahgunaan wewenang; 3. Bentuk transparansi ASN; dan

4. Penguatan integritas aparatur.

Kebijakan LHKASN tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara. Berikut 5 (lima) muatan pokok dari surat edaran tersebut:

1. Menetapkan pejabat wajib lapor LHKPN;

2. Menetapkan wajib lapor bagi seluruh pegawai ASN yang tidak wajib LHKPN untuk menyampaikan LHKASN;

3. Menggunakan formulir LHKASN yang telah ditetapkan dalam surat edaran ini;

4. Menugaskan APIP untuk mengelola LHKASN;

5. Peninjauan kembali jabatan dan sanksi jika tidak memenuhi ketentuan ini;

6. Sanksi bagi pegawai di Lingkungan APIP yang menyalahi kewenangan;

D. Wajib LHKASN

Wajib LHKASN adalah seluruh ASN yang tidak diwajibkan menyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) wajib menyampaikan LHKASN. Sesuai Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian LHKASN di lingkungan Instansi Pemerintah beserta lampiran formulir LHKASN, yang ditetapkan sebagai Wajib LHKASN adalah antara lain:

(12)

1. Seluruh Pejabat Eselon III pada Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Riau.

2. Seluruh Pejabat Eselon IV pada Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Riau.

3. Seluruh Pejabat Fungsional pada Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Riau.

4. Seluruh ASN Pelaksana pada Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Riau.

Berbeda dengan wajib LHKPN, dimana sebagaimana dimaksud dalam pasal Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 wajib LHKPN adalah sebagai berikut:

1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara; 2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara; 3. Menteri;

4. Gubernur; 5. Hakim;

6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang meliputi:

8. Direksi, Komisaris dan pejabat structural lainnya sesuai pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;

9. Pimpinan Bank Indonesia;

10. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri;

11. Pejabat Eselon I dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

(13)

12. Jaksa; 13. Penyidik;

14. Panitera Pengadilan.

E. Tugas Aparat Pengawas Intern Pemerintah

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksankan pengawasan intern (audit intern) dilingkungan pemerintahan pusat atau pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan yang terdiri dari:

1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung jawab kepada Presiden;

2. Inspektorat Jenderal (Itjen)/Inspektorat Utama (Ittama)/Inspektorat yang bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND);

3. Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur, dan;

4. Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota.

Sesuai tugas poko dan fungsi diatas, peranan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) adalah berperan sebagai pengawas terhadap pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) segabagai perpanjangan kewenangan pengawasan di daerah. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dalam uraian tugasnya terhadap pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yaitu:

(14)

1. Memonitor kepatuhan penyampaian LHKASN; 2. Berkoordinasi dengan unit koordinator LHKASN; 3. Melakukan verifikasi atas kewajaran LHKASN;

4. Melakukan klarifikasi kepada wajib lapor yang mengindikasikan adanya ketidakwajaran;

5. Melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terkait mengindikasikan adanya ketidakwajaran;

6. Menyampaikan laporan pada setiap akhir tahun atas pelaksanaan edaran ini kepada Pimpinan Instansi dan ditembusan kepada Menteri PAN dan RB.

(15)

BAB III

PENGISIAN LHKASN

A. Format LHKASN

Pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan integritas Aparatur Sipil Negara dan berupaya untuk melakukan pencegahan serta pemberantasan korupsi dengan cara penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Tidak hanya bagi penyelenggara negara saja namun seluruh ASN di instansi pemerintah wajib melaporkan harta kekayaannya. Hal tersebut telah disampaikan melalui Surat Edaran No. 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di lingkungan instansi Pemerintah.

Sesuai aturan tahapan awal Pelaporan LHKASN, yaitu untuk memperoleh Formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara akan melakukan tahapan sebagai berikut:

1. Mengunduh dari www.menpan.go.id, versi xls atau pdf 2. Menggandakan Formulir LHKASN sesuai kebutuhan 3. Menggunakan aplikasi Si-Harka

Dengan pengklasifikasian data yang akan dimasukan ke Formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

(16)

Kemudian setelah memperoleh formulir tersebut ASN akan melakukan pengisian formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara sesuai tahun yang akan dilaporkan untuk disampaikan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Republik Indonesia melalui Inspektorat Provinsi, berikut adalah contoh formulir.

`

Setelah penyampaian formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Republik Indonesia melalui Inspektorat Provinsi akan memberikan User dan Password untuk

(17)

masuk ke aplikasi SIHARKA yang dapat diakses melalui link https://siharka. menpan.go.id.

B. Tatacara Pengisian LHKASN

Pada tahapan Pengisian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara melalui sistem aplikasi SIHARKA Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Republik Indonesia, ASN bertindak sebagai User untuk mengaplikasikan system tersebut. Ada beberapa tahapan untuk melakukan pengisian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara melalui system SIHARKA, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk login, silahkan anda akses url berikut: https://siharka.menpan.go.id pada browser. maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini :

2. Silahkan masukkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan

Password yang telah diberikan oleh pihak Inspektorat Instansi Anda. Setelah anda berhasil login maka muncul tampilan seperti gambar dibawah ini :

(18)

3. Disini terdapat beberapa tampilan Menu seperti gambar di bawah ini:

Masukkan NIP Masukkan password

Klik Login untuk masuk Aplikasi Klik Jika Lupa

(19)

Keterangan:

1. Daftar Pelaporan merupakan halaman awal yang berisi informasi hasil laporan-laporan yang telah anda buat. 2. Pelaporan Baru untuk membuat laporan baru.

3. Profile:

a. Profile Saya berisi tentang data informasi pribadi anda. b. Ubah Profile untuk mengubah data informasi pribadi

anda

c. Ubah Password untuk mengubah password anda. 4. Bantuan

a. Panduan berisi tentang panduan pemakain aplikasi b. Kirim Pesan Ke Inspektorat merupakan fitur untuk

mengirim pesan langsung ke Inspektorat Instansi anda. 5. Log Out menu untuk anda keluar aplikasi.

4. Untuk pertama kali login diharpakan melengkapi data profil dan ubah password yang telah di berikan oleh Inspektorat Instansi anda. Silahkan anda Klik Disini pada gambar Pop Up yang muncul seperti gambar di bawah ini:

KLIK DISINI

5. Maka muncul tampilan edit profile seperti gambar dibawah ini:

(20)

Setelah anda klik submit maka akan muncul tampilan data profile anda seperti pada gambar di bawah ini:

(21)

6. Langkah selanjutnya anda masuk ke Menu Pelaporan Baru untuk membuat laporan baru, dengan cara Klik Tombol Menu Pelaporan Baru maka akan muncul 6 (enam) menu tampilan seperti gambar di bawah ini :

Setelah semua diisi kemudian klik tombol simpan untuk menyimpan. Jika data berhasil di simpan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini:

klik tombol untuk melanjutkan ke menu 2 (dua) Harta Kekayaan.

(22)

Harta Kekayaan

1. Harta Tidak Bergerak adalah Adalah harta berupa tanah dan bangunan yang didukung dengan bukti kepemilikan. Nilai harta tidak bergerak ditetapkan berdasarkan NJOP:

Silahkan klik tombol Input Baru untuk melakukan input data Harta Tidak Bergerak muncul seperti tampilan di bawah ini :

Pada file Jenis Harta Klik pilihan untuk memilih data harta tidak bergerak yaitu : Tanah, Bangunan dan Tanah & Bangunan, Setelah diisi semua silahkan klik tombol simpan maka muncul tampilan seperti gambar di bawah ini:

(23)
(24)

Klik input baru untuk anda melakukan input harta bergerak anda berupa alat transportasi (pesawat udara, kapal laut, mobil, sepeda motor, mesin lainnya) yaitu : Harta selain tanah dan bangunan seperti kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga, perhiasaan, dll. Dengan nilai berupa harga perolehan atau harga taksiran. Setelah itu klik tombol simpan.

Klik input baru untuk anda melakukan input harta bergerak anda berupa peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan usaha lainnya. Setelah itu klik tombol simpan

(25)

Klik input baru untuk anda melakukan input harta bergerak anda berupa logam, batu mulia, barang-barang seni dan antic, bergerak lainnya. setelah itu klik tombol simpan.

(26)

3. Surat Berharga Klik input baru untuk anda melakukan input harta surat bergerak anda berupa Harta berupa surat berharga seperti saham, reksadana, dsb. Yang dinilai berdasarkan harga. setelah itu klik tombol simpan

4. Uang Tunai,Deposito, dan Tabungan Klik input baru untuk anda melakukan input harta uang tunai, deposito, dan tabungan anda Dinilai sesuai dengan nilai yang tertera. setelah itu klik tombol simpan.

(27)

5. Piutang Klik input baru untuk anda melakukan input harta piutang Barang atau uang yang akan diterima dimasa yang akan datang berdasarkan kesepakatan.anda Dinilai sesuai dengan nilai yang tertera. setelah itu klik tombol simpan.

(28)

6. Hutang Klik input baru untuk anda melakukan input harta hutang Barang atau uang yang harus dibayar dimasa yang akan datang berdasarkan kesepakatan. berdasarkan kesepakatan.anda Dinilai sesuai dengan nilai yang tertera. setelah itu klik tombol simpan.

(29)

Penghasilan

Berisi tentang penghasilan yang diperoleh oleh pegawai. Didalam Penghasilan ini ada beberapa sub menu yang perlu di isi yaitu:

1. Penghasilan dari Jabatan Klik input baru untuk anda melakukan input penghasilan dari jabatan yaitu Penghasilan yang diperoleh dari gaji dan tunjangan selama setahun. (Tahun terakhir). Setelah diisi semua klik tombol simpan.

2. Penghasilan dari Profesi/Keahlian Klik input baru untuk anda melakukan input penghasilan dari profesi / keahlian yaitu Penghasilan lain yang diperoleh dari jabatan seperti Honor Narasumber, Honor lain-lain selama setahun. Setelah diisi semua klik tombol simpan.

(30)

3. Penghasilan dari Usaha Lainnya Klik input baru untuk anda melakukan input penghasilan dari usaha lainnya yaitu Penghasilan lain yang berasal dari kegiatan diluar jabatan seperti pendapatan sewa selama setahun. Setelah diisi semua klik tombol simpan. Tapi jika tidak ada silahkan anda lewati, akan muncul data secara otomatis jika anda mengisi data Harta Bergerak - Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Pertambangan dan Usaha Lainnya.

(31)

4. Penghasilan dari Hibah / Lainnya Klik input baru untuk anda melakukan input penghasilan dari hibah/lainnya yaitu Penghasilan yang berasal dari pihak lain seperti warisan, pemberian, dsb. Setelah diisi semua klik tombol simpan.

Data Keluarga

Berisi tentang data keluarga pegawai. Didalam Menu Harta Kekayaan ini ada beberapa sub menu yang perlu di isi yaitu:

1. Penghasilan dari Istri/Suami yang Bekerja Untuk

melakukan input penghasilan dari isteri/suami yang bekerja yaitu Penghasilan yang diperoleh dari istri atau suami yang bekerja. Penghasilan diisi pada menu data keluarga

(32)

2. Data Isteri / Suami Klik input baru untuk anda melakukan input data isteri/suami pegawai. Setelah diisi semua klik tombol simpan.

3. Anak Klik input baru untuk anda melakukan input data anak pegawai. Setelah diisi semua klik tombol simpan.

(33)

Pengeluaran

Berisi tentang pengeluaran rutin dan pengeluaran lainnya.

 Pengeluaran rutin diisi dengan perkiraan pengeluaran rumah tangga dan rutin lainnya seperti, biaya listrik, air, transportasi dan biaya hidup lainnya.

 Pengeluaran lainnya Diisi dengan perkiraan pengeluaran selain pengeluaran rutin seperti, rekreasi, asuransi, biaya pengobatan, dsb.

(34)

Selesai

Tanda √ data pribadi telah

terisi

Tanda √√ data keluarga telah terisi

Klik detail untuk melihat detail laporan Klik cetak untuk mencetak laporan Klik edit untuk edit laporan Klik kirim ke Inspektorat untuk mengirim laporan. Jika suda dikirim laporan ke Inspektorat maka data sudah tidak bisa di edit/diubah.

(35)

BAB IV PENUTUP

Pencegahan tindak pidana korupsi pada lingkup Aparatur Sipil Negara dimulai pada Tahun 2015, dimana pemerintah telah mewajibkan Aparatur Sipil Negara untuk melakukan pengisian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang akan diawasi langsung oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang dibentuk dengan tugas melaksankan pengawasan intern (audit intern) dilingkungan pemerintahan pusat atau pemerintah daerah dengan tujuan melakukan upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi, hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015, yakni diwajibkan seluruh ASN yang tidak diwajibkan menyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara wajib menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara.

Dalam mempermudah penyampaikan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara tersebut dibuat suatu system pelaporan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia melalui Sistem Informasi Pelaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (SIHARKA) atau melalui online dengan link https://siharka. menpan.go.id dengan melakukan pendaftaran, pengawasan dan pemeriksaan terhadap wajib LHKASN, diharapkan akan menjadi langkah pencegahan dini dan menghindari terjadinya tindak pidana korupsi di Lingkungan Aparatur Sipil Negara di Provinsi Riau.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arbuthnot & Faust, 1980. Teaching Moral Reasoning : Theory and Practice.

Brown et al, 2005. Nutrition Trough The life cycle.

Elizabeth B., Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Gramedia. Foster, E. M. dalam Kohlberg, L. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral, diterjemahkan oleh Drs. John de Santo dan Drs. Agus

Cremers SVD, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Cetakan Pertama. http://kpk.go.id http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?id=1064 https://rbkunwas.menpan.go.id/lhkasn https://siharka.menpan.go.id/index.php/login http://sdm.isi.ac.id/2016/07/20/laporan-harta-kekayaan-aparatur-sipil-negara-lhkasn/ http://sdm.isi.ac.id/2016/07/20/laporan-harta-kekayaan-aparatur-sipil-negara-lhkasn/ http://www.inspektorat.baliprov.go.id/id/Sosialisasi-Penerapan- LHKASN---Laporan-Harta-Kekayaan-Aparatur-Sipil-Negara--menggunakan-SIHARKA http://bdksemarang.kemenag.go.id/aplikasi-harta-kekayaan/ https://www.kpk.go.id/id/layanan-publik/lhkpn/mengenai-lhkpn http://hukumperbankan.blogspot.co.id/2009/07/laporan-harta-kekayaan-penyelenggara_24.html http://www.kompasiana.com/striderhiryu/apakah-laporan-harta- kekayaan-penyelenggara-negara-lhkpn-aman-tersimpan-di-kpk_5529da3af17e617430d623bf http://pemerintah.net/lhkasn-laporan-harta-kekayaan-aparatur-sipil-negara/

Referensi

Dokumen terkait

Aparatur Sipil Negara saya buat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan kewajiban dan kesadaran saya sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Mantan Pegawai Aparatur

Dokumen ini sesuai dengan LHKPN yang diisi dan dikirimkan sendiri oleh Saudara melalui elhkpn@kpk.go.id serta tidak dapat dijadikan dasar oleh Saudara atau siapapun juga untuk

Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat LHKASN adalah daftar seluruh harta kekayaan ASN yang dituangkan dalam formulir LHKASN yang ditetapkan

Aparatur Sipil Negara saya buat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan kewajiban dan kesadaran saya sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Mantan Pegawai Aparatur

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2012. Penelitian ini dilakukan di Youth Camp Tahura WAR, peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Pembagian

Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu ditemukan masalah yang antara lain adalah kesulitan untuk mengetahui informasi pemesanan barang yang pernah dilakukan oleh pelanggan

Hasil penelitian ini didapatkan fakta bahwa bahasa Rejang dialek Kepahiang yang terdapat dalam pantun memiliki keunikan, di antaranya, adalah perbendaharaan kata bahasa

Contoh : jika sudah terjadi kelemahan otot tungkai yang berat yang tidak memungkinkan penderita Polio untuk berjalan atau ambulasi dengan kedua tungkainya, pemberian