• Tidak ada hasil yang ditemukan

GULMA PENTING PADA TANAMAN KAKAO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GULMA PENTING PADA TANAMAN KAKAO"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

GULMA PENTING PADA TANAMAN KAKAO

Oleh :

ELLY SARNIS PUKESMAWATI, SP., MP Widyaiswara Muda

BPP Jambi A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gulma merupakan bagian dari OPT, disamping hama dan penyakit tumbuhan. Walaupun ketiga kelompok OPT tersebut selalu berinteraksi dengan kegiatan manusia di bidang pertanian, namun perkembangan ilmu yang membahas ketiga jasad pengganggu tersebut tidak memperlihatkan kemajuan yang sama. Beberapa alasan mengapa ilmu gulma agak terlambat perkembangannya antara lain adalah : pertama adanya perbedaan intensitas serangan yang ditunjukkan oleh ketiga kelompok organisme tersebut. Gulma menimbulkan kerugian secara perlahan selama gulma tersebut hidup berinteraksi bersama dengan tanaman. Kerugian tersebut terjadi melalui proses persaingan atau kompotisi antara gulma dan tanaman dalam memperoleh sarana tumbuh seperti hara, air, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Selain persaingan, kerugian tanaman dapat pula terjadi melalui proses alelopati, yaitu proses penekanan pertumbuhan tanaman akibat senyawa kimia (Alelokimia) yang dikeluarkan oleh gulma.

Alasan kedua adalah alasan praktis yang berpendapat bahwa selama ini masalah gulma telah teratasi dengan adanya praktik kultivasi atau pengolahan tanah. Dalam konteks ini, pengolahan tanah tidak hanya ditujukan pada aspek penyiapan media tumbuh tanaman tetapi juga aspek pengendalian gulma. Gulma yang telah tumbuh akan terpotong dan atau dibenamkan melalui proses pengolahan tanah. Sementara biji gulma yang berada pada lapisan bawah akan terangkat ke permukaan dan terangsang untuk tumbuh. Setelah beberapa waktu, dilakukan pengolahan tanah atau bajak ke dua sehingga gulma yang baru tumbuh

(2)

tani pada beberapa dekade yang lalu beranggapan bahwa masalah gulma telah teratasi.

Pengaruh gulma terlihat sangat nyata pada tanaman yang masih muda. Pada periode kritis ini, upaya pengendalian gulma harus dilakukan lebih intensif dengan memperhatikan faktor ambang ekonomis. Pengendalian gulma terutama bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma sampai batas toleransi merugikan secara ekonomi. Jadi, usaha pengendalian bukan merupakan upaya pemusnahan secara total.

Pengendalian dilakukan secara selektif, mula – mula terhadap jenis-jenis gulma yang paling berbahaya bagi tanaman dan selanjutnya terhadap gulma lain menurut skala prioritas. Sebelum dilakukan pengendalian gulma, sebaiknya dilakukan identifikasi jenis dan masalah gulma terlebih dahulu karena tidak semua jenis gulma berbahaya bagi tanaman.

Beberapa metode pengendalian gulma telah dilakukan di perkebunan, baik metode manual, mekanis, kultur teknis, biologis, maupun metode kimiawi dengan menggunakan herbisida, bahkan menggabungkan beberapa metode sekaligus. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Metode ini dianggap lebih praktis dan mengguntungkan dibandingkan dengan metode yang lain, terutama ditinjau dari segi kebutuhan tenaga kerja yang lebih sedikit dan waktu pelaksanaan yang relatif lebih singkat.

Dalam usaha pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus, antara lain pengenalan jenis-jenis gulma yang dominan, tingkat pengaruhnya terhadap tanaman, alternatif cara pengendalian yang perlu dilakukan, pengenalan jenis herbisida, peralatan, serta teknik aplikasi, maupun faktor keamanan dan pengamanan lingkungan. Herbisida yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : tidak berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan jika digunakan secara benar; efektif terhadap gulma sasaran; mempunyai ketahanan yang lama; dan biaya operasional relatif murah.

(3)

2. Tujuan Pembelajaran a. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengendalikan gulma penting pada tanaman kakao.

b. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajarn ini peserta mampu : 1) Mengklasifikasikan Gulma

2) Mengklasifikasikan Gulma Penting Pada Tanaman Kakao. 3) Mengaplikasikan Herbisida

3. Materi Pokok a. Klasifikasi Gulma

1) Berdasarkan Morfologi Gulma 2) Berdasarkan Siklus Hidup Gulma 3) Berdasarkan Habitat Tumbuh Gulma

4) Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Perkebunan

b. Gulma Penting Pada Tanaman Kakao 1) Gulma pada kakao muda.

2) Gulma pada kakao dewasa . 3) Kelompok Gulma di atas pohon.

c. Teknik Pengendalian Gulma .

1) Pengendalian Gulma Secara Mekanis. 2) Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis. 3) Pengendalian Gulma Secara Biologis. 4) Pengendalian Gulma Secara Kimiawi.

(4)

B. MATERI POKOK 1

1. Judul : KLASIFIKASI GULMA

2. Indikator Keberhasilan :

Peserta mampu mengidentifikasi gulma berdasarkan a. Morfologi Gulma

b. Siklus Hidup Gulma c. Habitat Tumbuh Gulma

d. Pengaruhnya Terhadap Tanaman Perkebunan

3. Uraian dan Contoh

Klasifikasi gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, gulma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat morfologi, siklus hidup, habitat (tempat tumbuhnya), ataupun berdasarkan pengaruhnya terhadap tanaman perkebunan.

a. Berdasarkan Morfologi Gulma

1) Gulma Berdaun Sempit/Golongan rumput (Grasses)

Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut :

Daun menyerupai pita, batang tanaman beruas – ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar, dan memiliki pelepah serta helaian daun.

Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae.

Batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga.

Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis

(5)

(linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.

Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea.

Buah disebut caryopsis atau grain. Contoh :  Axonopus compressus  Imperata cyliindrica,  Echinochloa crusgalli,  Cynodon dactylon,  Panicu A x o n o p

us compressus Imperata cyliindrica

Gambar 1. Gulma berdaun sempit

2) Gulma Teki – Tekian (Sedges)

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.

Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.

Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).

(6)

Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung.

Buahnya tidak membuka. Contoh :

 Cyperus rotundus,  Cyperus kyllingia  Fimbristyllis globulosa  Rhynchospora corymbosa .

Cyperus rotundus Cyperus kyllingia

Scripus mucronatus Rhynchospora corymbosa

Gambar 2. Gulma Teki-Tekian

3) Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)

Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta.

Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contoh :

(7)

 Amaranthus spinosus,  Ageratum conyzoides  Erechtites valerianifolia  Lantana camara

Amaranthus spinosus Ageratum conyzoides

Erechtites valerianifolia Lantana camara

Gambar 3. Gulma Berdaun Lebar

4) Gulma Pakis-Pakisan (Ferns)

Pada umumnya berkembangbiak dengan spora Berbatang tegak atau menjalar

Contoh :

 Dicranopteris linearis  Lygodium flexuosum  Nephrolepis biserrata

(8)

Dicranopteris linearis Lygodium flexuosum

Nephrolepis biserrata

Gambar 4. Gulma Pakis-Pakisan

b. Berdasarkan Siklus Hidup Gulma

1) Gulma Semusim/setahun (Annual Weeds)

Gulma semusim, yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati).

Kelebihan Gulma semusim yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidup.

Contoh :  Amaranthus sp  Digitaria sp  Eleusine indica  Ipomoea purpurra  Setaria sp

(9)

Digitaria sp Eleusine indica

Setaria sp Amaranthus sp

Gambar 5. Gulma Semusim

2) Gulma Dua Musim (Biannual Weeds)

Siklus hidup gulma dua musim lebih dari satu tahun, namun tidak lebih dari dua tahun.

Pada tahun pertama gulma ini menghasilkan bentuk roset, pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya mati. Pada periode roset, gulma jenis ini pada umumnya sensitive

terhadap herbisida. Contoh :

 Aretium sp  Circium vulgare  Verbascum thapsus

(10)

3) Gulma Tahunan (Perennial Weeds)

Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun).

Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif.

Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.

Contoh :

 Cynodon dactylon  Cyperus rotundus  Imperata cylindrica

c. Berdasarkan Habitat Tumbuh Gulma 1) Gulma Air (Aquatic Weeds)

Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

(1). Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada kondisi air seperti air laut, misal di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus acoroides dan Acrosticum

aureum.

(2). Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan lagi ke dalam:

(a). Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya

Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.

(b).Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :

Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.

(11)

Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia

alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.

(c). Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. ,

Nymphoides indica.

(d). Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh

Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.

2) Gulma Daratan (Terestrial Weeds)

Gulma daratan (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat. Jenis gulma daratan yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama, jenis tanah, iklim, dan pola tanam.

Contoh : Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon,

Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.

d. Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Perkebunan. 1) Gulma kelas A

Gulma yang digolongkan ke dalam kelas A adalah jenis-jenis gulma yang sangat berbahaya bagi tanaman perkebunan sehingga harus diberantas secara tuntas.

Contoh :

 Imperata cylindrica  Mikania sp

(12)

2) Gulma kelas B

Gulma yang digolongkan sebagai gulma kelas B adalah jenis-jenis gulma yang merugikan tanaman perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pemberantasan atau pengendalian.

Contoh :

 Brachiaria mutica  Gleichenia liniearis  Lantana camara

3) Gulma kelas C

Gulma yang digolongkan ke dalam gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan yang merugikan tanaman perkebunan dan memerlukan tindakan pengendalian, namun tindakan pengendalian tersebut tergantung pada keadaan, misalnya ketersediaan biaya, atau mempertimbangkan segi estetika (kebersihan kebun).

Contoh :  Axonopus compressus  Boreria latifolia  Paspalum conjugatum  Cyperus sp 4) Gulma kelas D

Gulma yang digolongkan sebagai gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang kurang merugikan tanaman perkebunan, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian.

Contoh :

 Ageratum conyzoides  Cyrtococcum sp  Digitaria sp

(13)

5) Gulma kelas E

Gulma yang digolongkan ke dalam gulma kelas E adalah jenis – jenis gulma yang pada umumnya bermanfaat bagi tanaman perkebunan karena dapat berfungsi sebagai pupuk hijau. Gulma kelas E dibiarkan tumbuh menutupi gawangan tanaman, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian jika pertumbuhannya sudah menutupi piringan atau jalur tanaman.

Contoh :

 Calopogonium mucunoides  Centrosema pubescens

4. Latihan

a. Jelaskan klasifikasi gulma berdasarkan Morfologinya . b. Jelaskan klasifikasi gulma berdasarkan Siklus Hidupnya. c. Jelaskan klasifikasi gulma berdasarkan Habitat Tumbuhnya.

5. Rangkuman

Klasifikasi gulma dapat didasarkan pada siklus hidup, habitat, tempat tumbuh, sistematika, morfologi, asal atau parasit tidaknya.

Berdasarkan siklus hidup gulma dibedakan menjadi gulma setahun, gulma dua tahun dan gulma tahunan. Berdasarkan habitatnya dibedakan menjadi gulma darat dan gulma air. Berdasarkan tempat tumbuhnya dibedakan menjadi gulma yang terdapat di tanah sawah, gulma yang terdapat di tanah kering/tegalan, gulma yang terdapat di tanah perkebunan besar dan gulma yang terdapat di rawa-rawa atau waduk. Berdasarkan sistematikanya dibedakan menjadi gulma Monocotyledoneae, gulma Dicotyledoneae dan gulma Pteridophyta. Berdasarkan morfologinya dibedakan menjadi gulma golongan rumput, gulma golongan teki dan gulma golongan berdaun lebar.

(14)

6. Evaluasi Materi Pokok 1

a. Sebutkan klasifikasi gulma berdasarkan Morfologinya . b. Sebutkan klasifikasi gulma berdasarkan Siklus Hidupnya. c. Sebutkan klasifikasi gulma berdasarkan Habitat Tumbuhnya

7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pengendalian gulma dilakukan secara selektif, mula-mula terhadap jenis-jenis gulma yang paling berbahaya bagi tanaman dan selanjutnya terhadap jenis gulma lain menurut skala prioritas. Sebelum dilakukan pengendalian gulma, sebaiknya dilakukan identifikasi jenis dan masalah gulma terlebih dahulu karena tidak semua jenis gulma berbahaya bagi tanaman. Diharapkan peserta mampu mengidentifikasi gulma berdasarkan morfologi, siklus hidup, habitat tumbuh dan berdasarkan pengaruhnya terhadap tanaman perkebunan.

(15)

C. MATERI POKOK 2

1. Judul : GULMA PENTING PADA TANAMAN KAKAO

2. Indikator Keberhasilan

a. Peserta mampu mengidentifikasi gulma pada kakao muda . b. Peserta mampu mengidentifikasi gulma pada kakao dewasa. c. Peserta mampu mengidentifikasi kelompok gulma di atas pohon.

3. Uraian dan Contoh

Gulma penting adalah jenis-jenis gulma yang umumnya dominan pada kakao dan berpengaruh nyata pada pertumbuhan maupun produksi dan sulit dikendalikan atau memerlukan biaya yang cukup besar untuk pengendaliannya. Jenis-jenis gulma penting pada kakao, diantaranya sebabagi berikut :

1. Pada kakao muda (tanaman belum menghasilkan/ TBM) (1) Kelompok rumput

- Alang – alang (Imperata cylindrica) - Pahitan (Paspalum conjugatum) - Tulangan (Otachloa nodosa) - Lemur (Ischaemum timorense) - Pahitan lanang (Setaria plicata)

Paspalum conjugatum Ischaemum timorense

(16)

(2) Kelompok teki

- Teki (Cyperus rotundus) - Teki udelan (Cyperus kyllingia) (3) Kelompok berdaun lebar

- Sembung rambat (Mikania micrantha) - Nocan (Althernathera brasiliana)

Mikania micrantha Althernathera brasiliana

Gambar 7. Gulma berdaun lebar pada kakao muda 2. Pada kakao dewasa (tanaman menghasilkan/ TM)

(1) Kelompok rumput

- Alang-alang (Imperata cylindrica) - Jambean (setaria plicata)

- Pahitan (Paspalum conjugatum) (2) Kelompok berdaun lebar

- Sembung rambat (Mikania micrantha)

3. Kelompok gulma diatas pohon - Lumut (berbagai species)

- Picisan (Drymoglossum piloselloides)

(17)

4. Latihan

a. Uraiakan jenis – jenis gulma yang dominan terdapat di perkebunan kakao b. Gulma apa saja yang terdapat pada pertanaman kakao dewasa.

5. Rangkuman

Gulma penting adalah jenis-jenis gulma yang umumnya dominan pada kakao. Jenis-jenis gulma penting pada kakao, diantaranya sebabagi berikut : a. Pada kakao muda (tanaman belum menghasilkan/ TBM)

(1) Kelompok rumput

- Alang – alang (Imperata cylindrica) - Pahitan (Paspalum conjugatum) - Tulangan (Otachloa nodosa) - Lemur (Ischaemum timorense) - Pahitan lanang (Setaria plicata) (2) Kelompok teki

- Teki (Cyperus rotundus) - Teki udelan (Cyperus kyllingia) (3) Kelompok berdaun lebar

- Sembung rambat (Mikania micrantha) - Nocan (Althernathera brasiliana) b. Pada kakao dewasa (tanaman menghasilkan/ TM)

(1) Kelompok rumput

- Alang-alang (Imperata cylindrica) - Jambean (setaria plicata)

- Pahitan (Paspalum conjugatum) (2) Kelompok berdaun lebar

- Sembung rambat (Mikania micrantha) c. Kelompok gulma diatas pohon

(1) Lumut (berbagai species)

(18)

6. Evaluasi Materi Pokok 2

a. Sebutkan jenis gulma yang dominan pada tanaman kakao muda b. Sebutkan jenis gulms ysng dominan pada tanaman kakao dewasa

7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Istilah gulma merupakan terjemahan dari bahasa Inggris weed, yang juga sering diterjemahkan sebagai tumbuhan pengganggu. Menurut Klingman (1964), gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki. Jadi tidak ada batasan yang jelas antara gulma dan tanaman budidaya, dalam arti setiap tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki dikategorikan sebagai gulma. Diharapkan peserta mampu mengidentifikasi gulma penting pada tanaman kakao.

(19)

D. MATERI POKOK 3

1. Judul : TEKNIK PENGENDALIAN GULMA 2. Indikator Keberhasilan

a. Peserta mampu mengelompokan cara pengendalian gulma kakao. b. Peserta mampu memahami jenis herbisida

c. Peserta mampu mengendalikan gulma penting pada tanaman kakao.

3. Uraian dan Contoh A. Pengendalian

Secara garis besar, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

(1) Pengendalian secara mekanis (2) Pengendalian secara kultur teknis (3) Pengendalian secara biologis, dan (4) Pengendalian secara kimiawi

1. Pengendalian gulma secara mekanis

Merupakan cara pengendalian yang sampai sekarang paling banyak digunakan di negara berkembang. Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau menggunakan alat-alat mekanisasi.

Teknik pengendalian yang biasa digunakan di perkebunan kakao adalah sebagai berikut :

1. Membabat gulma dengan sabit atau alat-alat lain yang serupa 2. Mencabut dan membersihkan gulma dengan tangan

3. Menggunakan cangkul atau garpu 4. Menggunakan alat-alat mekanis/traktor.

Pengendalian secara mekanis ini sesuai untuk daerah yang padat penduduk dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berarti.

(20)

2. Pengendalian secara kultur teknis,

Cara yang umum dilakukan dalam pengendalian secara kultur adalah dengan pemberian mulsa, penanaman penutup tanah, penanaman naungan, dan tanaman sela. Cara yang lain adalah dengan mengatur cara bercocok tanam menggunakan pola tertentu dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma.

3. Pengendalian secara biologis

Pengendalian ini menggunakan jasad hidup tertentu, yakni untuk menekan pertumbuhan gulma. Sebagai contoh, untuk mengendalikan Krinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M. King) dapat menggunakan serangga Pareuchaetes pseudoinsulata Rego Barros. Serangga ini diketahui dapat memakan daun, pucuk, tunas muda, dan kulit batang C. Odorata sehingga dapat mematikan gulma tersebut.

4. Pengendalian secara kimiawi

Prinsip pengendalian gulma secara kimiawi adalah menggunakan bahan-bahan kimia tertentu, yakni untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma. Bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma biasa disebut herbisida.

Pengendalian gulma secara kimiawi sebenarnya sudah mulai sejak akhir abad ke 19, tetapi waktu itu bahan-bahan yang digunakan masih sederhana dan belum berkembang seperti saat ini. Penemuan teknologi pengendalian secara kimiawi terjadi secara kebetulan, yakni ketika diketahui bahwa senyawa CuSO4 yang digunakan untuk mengendalikan cendawan dan dapat mematikan beberapa jenis gulma berdaun lebar.

Penemuan yang cepat dibidang penggunaan herbisida baru terjadi setelah perang dunia II, yaitu setelah ditemukannya senyawa 2,4 D yang sampai sekarang masih sangat populer.

(21)

B. Klasifikasi Herbisida

Herbisida dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya, cara pemakaian, dan susunan kimianya.

a). Klasifikasi menurut cara kerjanya

 Herbisida kontak

Merupakan herbisida yang dapat mematikan langsung jaringan yang berwarna hijau. Herbisida ini tidak atau sedikit sekali tertranslokasikan dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain.  Herbisida sistemik

Merupakan golongan herbisida yang bila diaplikasikan pada gulma dapat ditranslokasikan dari bagian satu ke bagian lainnya sehingga seluruh bagian gulma mengalami keracunan akut. Herbisida sistemik terutama digunakan untuk mengendalikan gulma yang memiliki organ-organ perkembangbiakan (contoh : umbi pada teki atau rimpang pada alang-alang) di dalam tanah. Contoh herbisida ini antara lain : 2,4 D, Glifosat, dan Dalapon.

b). Klasifikasi herbisida menurut selektivitasnya.

 Herbisida selektif

Merupakan herbisida yang hanya mematikan atau menghambat jenis gulma tertentu dan tidak berpengaruh terhadap jenis-jenis gulma lainnya. Contohnya herbisida jenis-jenis ini antara lain 2,4 D dan MCPA. Herbisida ini hanya mematikan gulma berdaun lebar.  Herbisida nonselektif

Merupakan herbisida yang dapat mematikan hampir semua jenis gulma yang terkena herbisida tersebut. Contohnya : Prakuat dan Glifosat.

(22)

c). Klasifikasi herbisida menurut waktu penggunaan

 Herbisida pratumbuh (pre-emergence)

Merupakan herbisida yang pengaplikasiannya sebelum biji-biji gulma berkecambah atau muncul di atas tanah. Tujuannya untuk menjaga agar tanah di sekitar tanaman tetap bebas dari gulma untuk periode waktu tertentu. Herbisida ini dapat disemprotkan atau ditaburkan melalui tanah, contohnya adalah Antrazine, Diuron, dan Linuron.

 Herbisida pascatumbuh (post-emergence)

Merupakan herbisida yang pengaplikasiannya setelah gulma tumbuh baik, yakni pada saat gulma masih muda atau setelah dewasa. Caranya adalah dengan menyemprotkannya melalui daun. Contoh herbisida kelompok ini antara lain 2,4 D, Glifosat, Picloram, dan Parakuat.

C. Pengendalian gulma penting Kakao a. Alang-alang (L. Cylindrica)

Alang-alang merupakan gulma penting. Pada perkebunan kakao, gulma ini termasuk gulma yang sulit dikendalikan. Namun, pengendaliannya dapat ditempuh dengan cara mekanis atau kimiawi. Pengendalian gulma ini harus dilakukan sedini mungkin.

1) Secara mekanis

Dilakukan dengan mencangkul pada interval waktu tertentu agar alang-alang tidak sempat membentuk anakan yang baru. Pencangkulan harus dilakukan secara terus menerus sampai kebun benar-benar terbatas dari alang-alang.

2) Secara kimiawi

(a) Hamparan alang-alang yang merata

Dapat menggunakan campuran herbisida sebagai berikut :

 Dalapon (8 kg bahan aktif/ha) + Urea (8 kg/ha) + Perata/perekat (2 l/ha).

(23)

 Glifosat (3-6 lt/ha) + ZA (0,5 %)  Asulan + Dalapan (16-18 kg/ha)

Masing-masing campuran tersebut dilarutkan dalam 800 – 1.000 liter air, kemudian disemprotkan ke seluruh permukaan alang-alang.

(b) Alang-alang setempat-setempat

Dapat dilakukan penyemprotan setempat (spot spraying), yakni berupa campuran sebagai berikut :

 Dalapon (1,25 – 1,50 %) + perata/perekat (0,2 %)  Glifosat (0,75%)

3) Secara mekanis dan kimiawi

Untuk alang-alang yang tumbuh secara individual dan tersebar, pengendaliannya juga dapat ditempuh dengan cara mekanis maupun cara kimiawi.

 Secara mekanis, yakni dengan mencabut alang-alang secara rutin menggunakan koret/garpu.

 Secara kimiawi, yakni dengan melakukan wiping/mengusapkan dengan tangan herbisida Dalapon 1 – 1,5 % atau Glifosat 0,75 – 1 %.

b. Sambung rambat (M. Micrantha) 1) Secara mekanis

Dapat dilakukan dengan cara menarik mikania satu persatu atau menggulungnya yang berupa lembaran. Kemudian dijemur di atas para-para. Setiap potongan batang mikania yang jatuh ke tanah akan tumbuh menjadi individu baru.

2) Secara kimiawi

Dapat dilakukan dengan menyemprotkan herbisida pascatumbuh, yakni menggunakan 2,4 D amine dengan dosis 1,5 – 2 l/ha, kemudian diulang dengan interval 3-4 minggu melalui penyemprotan setempat. Dosis yang digunakan adalah 0,5 – 1 l/ha.

(24)

c. Rumput teki (Cyperus spp)

Teki yang umum terdapat di perkebunan kakao adalah C. Rotundus dan C. Kyllingia. Pengendalian teki secara mekanis masih sulit dilaksanakan karena perlu dikerjakan secara terus menerus dan membutuhkan waktu lama. Pengendalian mekanis yang kurang sempurna (misalnya banyak umbi teki yang terpotong, tetapi tidak ikut diangkat ke permukaan tanah) justru dapat meningkatkan populasi teki.

Pengendalian teki secara kimiawi yang efektif adalah menggunakan herbisida Glifosat dosis 1 – 2 kg bahan aktif/ha yang dilarutkan dalam 100 – 200 l air/ha. Volume pelarutnya jangan melebihi 200 l/ha karena bisa mengurangi kualitas hasil.

d. Gulma picisan (Drymoglossum piloselloides)

Gulma picisan termasuk golongan tumbuhan paku (pakis) dari suku Palipadiaceae, kemudian dikenal sebagai tumbuhan penempel yang pertumbuhannya cepat sehingga dapat menutup seluruh permukaan batang, dahan, cabang, bahkan sampai ke daun.

Bentuk daun picisan sebagian ada yang bulat dan sebagian lainya memanjang. Alat perkembangbiakannya berupa spora yang dihasilkan dari daun dengan bentuk memanjang. Pertumbuhan koloni picisan dimulai dari satu tunas dan dapat mencapai 70 cm per tahun untuk setiap tunas.

Kerugian akibat gulma ini adalah terhambatnya pertumbuhan cabang kakao dan bila tidak segera dikendalikan, bisa mengakibatkan tanaman kering, patah, bahkan matian. Beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan untuk pengendalian gulma ini adalah sebagai berikut :  Mengadakan pemeriksaan secara rutin keseluruh kebun, minimal

sekali setahun. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi perkembangan secara dini.

 Mencegah agar tanaman lain (baik di dalam maupun di luar kebun) tidak ditumbuhi picisan karena bisa menjadi sumber spora.

(25)

 Membersihkan koloni picisan secara dini, yakni sebelum picisan membentuk spora. Mencegah perkembangan populasi picisan pada tahap awal, jauh lebih mudah dari pada mengendalikan pada saat populasinya telah melimpah.

4. Latihan

Diskusi secara kelompok , jelaskan kegiatan apa saja yang harus diketahui sebelum melaksanakan pengendalian gulma pada tanaman kakao.

5. Rangkuman

Secara garis besar, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

- pengendalian secara mekanis - pengendalian secara kultur teknis - pengendalian secara biologis, dan - pengendalian secara kimiawi

Herbisida dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya, cara pemakaian, dan susunan kimianya.

a). Klasifikasi menurut cara kerjanya

 Herbisida kontak  Herbisida sistemik

b). Klasifikasi herbisida menurut selektivitasnya.

 Herbisida selektif  Herbisida nonselektif

c). Klasifikasi herbisida menurut waktu penggunaan

 Herbisida pratumbuh (pre-emergence)  Herbisida pascatumbuh (post-emergence)

(26)

6. Evaluasi Materi

a. Uraikan klasifikasi herbisida yang digunakan dalam menggendalikan gulma pada tanaman kakao.

b. Sebutkan dan jelaskan teknik pengendalian gulma pada pertanaman kakao.

7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pengendalian gulma pada areal tanaman kakao memberikan implikasi penting dalam mengurangi kerugian akibat gulma. Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman di perkebunan yang menjadi masalah sejak persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman menghasilkan. Gangguan gulma tidak terlalu eksplosif seperti halnya hama dan penyakit, tetapi terjadi secara terus menerus dan dalam jangka panjang. Sebagai konsekuensinya, pengendalian gulma merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan di perkebunan kakao. Diharapkan peserta mampu mengendalikan gulma penting pada pertanaman kakao.

(27)

E. PENUTUP

Pengelolaan perkebunan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan jumlah tenaga kerja dan biaya besar. Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik, diperlukan usaha pemeliharaan tanaman secara intensif antara lain pemupukan secara tepat dosis dan tepat waktu, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman maupun gulma.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kerugian akibat persaingan antara tanaman perkebunan dan gulma antara lain sebagai berikut :

1. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga waktu mulai berproduksi lebih lama (fase immature tanaman lebih panjang)

2. Penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman 3. Produktivitas kerja tergganggu

4. Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit 5. Biaya pengendalian gulma sangat mahal

Kegiatan berlatih untuk setiap materi pokok dimulai dengan pengantaran, yaitu ceramah singkat, yang memberikan informasi tentang teori dan langkah – langkah kerja jalannya pelatihan.

Umpan balik dilakukan pada tahap pengantaran singkat dan praktek di lapangan, yaitu selama proses berlangsung. Hasil umpan balik dijadikan evaluasi untuk melanjutkan pada proses pembelajaran berikutnya.

Tindak lanjut peserta latihan adalah menyusun suatu rencana tindak lanjut untuk diterapkan, dimana terjadi pembimbingan selama proses tindak lanjut ini.

(28)

KUNCI JAWABAN

Materi Pokok I

a. Klasifikasi gulma berdasarkan Morfologinya .

- Gulma berdaun sempit / golongan rumput (grasses) - Gulma Teki – Tekian (sedges)

- Gulma berdaun lebar (Broad Leaves) - Gulma Pakis – Pakisan (Ferns)

b. Klasifikasi gulma berdasarkan Siklus Hidupnya. - Gulma semusim / setahun (Annual Weeds) - Gulma dua musim (Biannual Weeds) - Gulma tahunan (Perennial weeds)

c. Klasifikasi gulma berdasarkan Habitat Tumbuhnya - Gulma Air (Aquatic Weeds)

Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

(1). Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma (2). Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di

habitat air tawar. Dikelompokkan lagi ke dalam:

(a). Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya

Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.

(b). Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :

Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.

Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia

(29)

(c). Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. ,

Nymphoides indica.

(d). Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh

Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.

- Gulma Daratan (Terestrial Weeds)

Gulma daratan (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat. Jenis gulma daratan yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman utama, jenis tanah, iklim, dan pola tanam.

Contoh : Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon,

Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.

Materi Pokok 2

a. Jenis gulma yang dominan pada tanaman kakao muda (1) Kelompok rumput

- Alang – alang (Imperata cylindrica) - Pahitan (Paspalum conjugatum) - Tulangan (Otachloa nodosa) - Lemur (Ischaemum timorense) - Pahitan lanang (Setaria plicata) (2) Kelompok teki

- Teki (Cyperus rotundus) - Teki udelan (Cyperus kyllingia) (3) Kelompok berdaun lebar

(30)

b. Jenis gulma ysng dominan pada tanaman kakao dewasa (1) Kelompok rumput

- Alang-alang (Imperata cylindrica) - Jambean (setaria plicata)

- Pahitan (Paspalum conjugatum) (2) Kelompok berdaun lebar

- Sembung rambat (Mikania micrantha) (3) Kelompok gulma diatas pohon

i. Lumut (berbagai species)

ii. Picisan (Drymoglossum piloselloides)

Materi Pokok 3

a. Uraikan klasifikasi herbisida yang digunakan dalam menggendalikan gulma pada tanaman kakao.

Herbisida dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya, cara pemakaian, dan susunan kimianya.

a). Klasifikasi menurut cara kerjanya

 Herbisida kontak  Herbisida sistemik

b). Klasifikasi herbisida menurut selektivitasnya.

 Herbisida selektif  Herbisida nonselektif

c). Klasifikasi herbisida menurut waktu penggunaan

 Herbisida pratumbuh (pre-emergence)  Herbisida pascatumbuh (post-emergence)

(31)

b. Sebutkan dan jelaskan teknik pengendalian gulma pada pertanaman kakao. Secara garis besar, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

- pengendalian secara mekanis - pengendalian secara kultur teknis - pengendalian secara biologis, dan - pengendalian secara kimiawi

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2010. Buku Pintar Budidaya Kakao. PusatPenelitian Kopi dan Kakao Indonesia. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Barus E, 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. Sembodo Dad R.J., 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta. Siregar Tumpal H.S., Slamet Riyadi, dan Laeli Nuraeni, 2006. Cokelat

Pembudidayaan, Pengolahn, dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahyudi T, T.R. Panggabean, dan Pujiyanto, 2009. Panduan Lengkap Kakao

Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Besar kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok di dalam memperebutkan air, hara dan cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok

Akibat perbaikan ciri kimia tanah tersebut, maka pertumbuhan tanaman terutama tinggi tanaman dan BK bagian atas tanaman juga semakin baik, dan juga hampir sama

rotundus mengandung senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan dari tanaman padi ataupun gulma Asystasia gangetica dan gulma lainnya.. Penelitian ini bertujuan

Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan antara tanaman pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yang terjadi adalah

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida.Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan

Kombinasi perlakuan pupuk kandang dan pupuk kimia yang diberikan terlihat memberikan hasil yang sangat baik dalam menunjang pertumbuhan tanaman sehingga tanaman

Besar kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok di dalam memperebutkan air, hara dan cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok

Dari perlakuan penyiangan gulma pada penanaman bayam dapat meningkatkan petumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun hal ini diduga karena dengan tidak adanya persaingan maka