• Tidak ada hasil yang ditemukan

eBook Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "eBook Baru"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Tip dan Trik Uji Kompetensi

Cara Cerdas Menjaw ab Soal

HENDI ROHAENDI

2017

(2)

Bab 1

MENGAPA BANYAK YANG GAGAL DALAM UJI KOMPETENSI

“Segala sesuatu tergantung dengan niatnya, dan Allah SWT tergantung prasangka hamba-Nya.”

Uji Kompetensi merupakan tahapan akhir bagi seorang perawat dari D3 maupun Ners untuk mendapatkan kualifikasi kompeten. Uji kompetensi ini yang selanjutnya di sebut dengan ukom, merupakan momok yang sangat menakutkan bagi setiap orang yang akan menghadapinya terutama bagi mahasiswa yang tidak memiliki persiapan. Pada tahun 2016 sebanyak 7 ribuan saja yang kompeten dari 21 ribuan yang mendaftar pada ukom terakhir.

Layaknya sebuah pertempuran yang harus dimenangkan maka seorang prajurit yang akan maju ke medan perang, mereka harus melakukan persiapan sebaik mungkin, jika tanpa persiapan, tentu hanya mengantarkan nyawa di medan pertempuran. Begitu pula mahasiswa, andaikata tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi ukom, sama dengan buang-buang tenaga dan dana serta kesempatan.

Apakah benar banyak mahasiswa tidak memiliki persiapan saat mau ujian? Secara kasar sebagian besar mahasiswa tidak memiliki persiapan. Akan tetapi jika ditelisik lebih dalam sesungguhnya mereka sudah melakukan persiapan. Persiapan yang dilakukan berupa belajar selama 3 tahun untuk D3 dan 4-5 tahun untuk Ners. Jika mahasiswa selama itu untuk mempersiapkan ukom, tetapi mengapa banyak mahasiswa yang gagal dalam uji kompetensi?

Tentu sangat menarik jika kita mencari tahu mengapa banyak sekali yang tidak kompeten, dan pertanyaan yang harus kita jawab bersama adalah apakah kualitas pembelajaran atau perkuliahan diseluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia sama?

(3)

Bagi pendidikan tinggi yang sudah hebat dan memiliki akreditasi yang ungul, ukom tidak jadi persoalan, karena mereka sudah memiliki kualitas perkuliahan akademik maupun praktek yang sangat baik. Sehingga tidak jarang mahasiswa mereka lulus 100%. Kebalikannya bagi pendidikan yang tidak memiliki qualifikasi sebaik pendidikan tinggi yang besar, ukom merupakan monster yang menakutkan, sehingga ada perguruan tinggi yang kelulusannya 0%.

Terdapat hubungan antara akreditasi perguruan tinggi dengan tingkat kelulusan mahasiswa di ukom, Rata-rata kelulusan institusi dengan dengan akreditasi A adalah 85%, akreditasi B rata kelulusannya 65% dan institusi dengan akreditasi C rata-rata kelulusannya 45% (Masfuri, 2017).

Tingkat kelulusan uji kompetensi sangat berpengaruh terhadap nilai akreditasi sebuah perguruan tinggi. Tingkat kelulusan ini menjadi bagian dari penilaian sebuah perguruan tinggi. Tingkat kelulusan lebih dapat menggambarkan bagaimana kualitas pembelajaran di banding akreditasi, selain itu juga dapat motret kualitas proses akademik yang berlangsung.

Tentu bukan tindakan bijaksana saling menyalahkan dan saling menyalahkan atas kegagalan di mahasiswa yang mengikuti ukom. Dibawah ini terdapat beberapa penyebab mengapa mahasiswa gagal dalam ukom.

1. Nasib

Jika sudah berbicara nasib kita sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi, akan tetapi kadang nasib tidak bisa kita hindarkan.

Misalnya, seorang mahasiswa yang rajin dikampus. Dia mengejakan soal dengan baik, Allah SWT, berkehendak bersangkutan tidak bisa melakukan saving otomatis. Diakhir ujian semua hasil pekerjaan dia tidak ada satupun yang tersimpan di sistem. Apa yang terjadi kemudian adalah mahasiswa tersebut ujian ulang. Hasilnya sudah bisa dibayangkan, stress, cape, tidak focus. Mahasiswa itu gagal. Apakah hanya dia yang gagal saving? Ya, mahasiswa lain yang satu sesi dengan dia, tidak ada masalah dengan system. Disinilah perlunya berdo’a, kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi.

(4)

2. Kurang persiapan

Yang dimaksud dengan kurang persiapan adalah mahasiswa belum memiliki kesiapan mental dan keilmuan. Mahasiswa yang pintar belum tentu lulus secara otomatis, jika yang bersangkutan secara mental tidak siap untuk mengerjakan soal selama 3 (tiga) jam.

3. Berlatih dengan sumber yang kurang tepat

Dalam menjawab soal ukom mahasiswa perlu latihan mengenal soal-soal yang baik yaitu yang memiliki standar yang sama dengan soal yang akan mereka hadapi di ukom nanti. Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk berlatih dengan soal seperti itu. Mereka banyak berlatih menggunakan sumber yang kurang tepat. Apa yang dimaksud dengan sumber kurang tepat? Yang dimaksud dengan sumber yang kurang tepat adalah belajar belajar dengan menggunakan soal-soal yang belum di review atau menggunakan buku yang tidak menggunakan standar penulisan yang telah ditentukan.

4. Sombong

Mengecilkan atau memandang remeh ukom merupakan tindakan yang sombong. Contoh; datang dengan menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan standar ukom, dan hasilnya disuruh pulang oleh pengawas.

5. Kurang Percaya Diri

Kita kadang mendapatkan kenyataan, mahasiswa A terkenal pintar di kampusnya, IPK nya tinggi, akan tetapi tidak lulus saat ukom. Salah satu penyebabnya adalah kurang percaya diri, mudah gugup. Apalagi tempat uji kompetensinya tidak dikampus sendiri. Yang diperlukan untuk menghadapi ukom bukan hanya kemampuan keilmuan akan tetapi lebih banyak kepada kemampuan mengelola stress yang dihadapi.

6. Tidak mengetahui cara membaca soal

Soal dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memisahkan mana yang kompeten mana yang tida kompeten.

(5)

a. Vignete atau kasus

Jumlah kata dalam vignete sebanyak 20 – 60 kata, rata-rata 40 – 50 kata. Kata ini disusun dari mulai:

1. Identitas pasien: seorang perempuan/laki-laki berusia x tahun.

2. Tempat perawatan (rumah sakit, puskesmas atau masyarakat dan keluarga)

3. Keluhan saat ini; harus menjadi fokus perhatian, karena dari keluhan akan diketahui apa yang menjadi masalah utama atau prioritas.

4. Data yang menunjang keluhan, data ini memiliki hubungan langsung dengan keluhan atau masalah utama, atau merupakan tanda dan gejala tambahan dari keluhan. Contoh: jika keluhannya nyeri, maka data yang menunjang terhadap keluhan dimulai dari, hasil pengkajian didapatkan nyeri menjalar ke lengan kiri, dagu dan ke punggung, nyeri terasa menusuk, dengan skala 5 (0-10).

5. Data distraktor, merupakan keluhan yang menyertai keluhan atau masalah prioritas. Contoh, jika pasien datang ke pelayanan kesehatan karena nyeri dada, maka yang dimaksud dengan keluhan yang menyertainya misalnya pasien gelisah, tidak bisa tidur, selalu bertanya tentang penyakitnya dan lain lain.

6. Tanda vital, ditujuan untuk mendukung keluhan utama atau masalah prioritas, jarang ditujukan kepada data distractor. Tanda vital pasti disesuaikan dengan kondisi keluhan yang akan menjadi data prioritas. 7. Pemeriksaan penunjang lainnya (pemeriksaan penunjang biasanya

ditujukan atau digunakan untuk memperkuat keluhan dan data keluhan utama, menunjukan diagnosa medis, dan yang paling penting tidak pernah atau jarang ada nilai laboratorium dan pemeriksaan lain untuk mendukung data atau pilihan distraktor).

b. Pertanyaan

Adapun pertanyaan dapat terdiri dari:

1. Tidakan pengkajian yang harus dilengkapi; apakah tindakan pengkajian lainnya pada kasus tersebut? Apakah pemeriksaan reflek yang penting pada kasus tersebut? Apakah pemeriksaan utama pada kasus tersebut?

(6)

3. Diagnosa keperawatan; apakah diagnose keperawatan utama/prioritas pada kasus tersebut?

4. Rencana tindakan keperawatan: apakah rencana tindakan prioritas pada kasus tersebut?

5. Pelaksanaan tindakan keperawatan; apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut? Apakah selanjutnya pada kasus tersebut?

6. Evaluasi; apakah evaluasi keperawatan prioritas pada kasus tersebut? 7. Pendidikan kesehatan; apakah pendidikan kesehatan prioritas pada

kasus tersebut?

8. Persiapan pasien pulang; apakah yang harus dipersiapkan pada kasus tersebut?

9. Tindakan yang spesifik pada kasus tersebut; apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? Misalnya pasiennya gangrene, maka tindakan yang spesifik adalah merawat luka, debridement, nekrotomi.

10. Pemeriksaan yang harus disiapkan; apakah pemeriksaan laboratorium yang harus disiapkan pada kasus tersebut?

11. Aspek etik yang terkait dengan kasus tersebut; apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat? Apakah prinsip etik yang terjadi pada kasus tersebut?

c. Jawaban

Pilihan jawaban menganut prinsip satu jawaban terbaik, dan 4 jawaban distraktor. Jawaban dan distractor memiliki data yang terdapat dalam kasus. Jawaban dan distractor dibuat mirip, masuk logika, didukung oleh data, memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pererta ujian. Ini pun merupakan kesengajaan, supaya dapat memisahkan mana yang kompeten dan mana yang tidak kompeten. Bagi orang yang kompeten akan dengan sangat mudah menemukan jawaban, akan tetapi bagi yang tidak kompeten semua jawaban dirasakan benar.

7. Terlalu tergesa-gesa

Sifat yang terlalu tergesa-gesa dapat menyebabkan seseorang tidak cermat dalam memilih jawaban. Bagaimana cara menghindarinya? Terdapat beberapa

(7)

1. Focus kepada soal yang sedang dihadapi

2. Ingat sebuah soal didesain untuk dikerjakan dalam waktu 1 menit. 3. Baca dengan teliti kasusnya dan pertanyaannya

4. Baca pertanyaan yang diminta oleh soal, kemudian baca kasusnya. Mengapa harus membaca pertanyaannya terlebih dahulu? Supaya tidak 2 (dua) kali membaca kasus. Misalnya, pada saat pertanyaan meminta apa yang dilakukan pada saat pengkajian, mau tidak mau kita harus membaca dengan teliti apa yang sudah dilakukan dana apa yang belum dilakukan. 5. Tentukan masalahnya apa dari setiap kasus.

Sebuah soal kadang bertanya tentang apakah evaluasi keperawatan yang harus dilakukan, padahal tidak disebutkan masalah utama yang ada pada soal tersebut. Jika anda tidak mengetahui masalah yang utama (prioritas) maka anda akan salah dalam menjawab. Sangat penting memahami apa masalah apa yang ada dalam kasus tersebut.

6. Jangan membuat interpretasi pada sebuah soal, gunakan saja data yang ada di soal tersebut.

Kesalahan terbesar dalam menjawab soal uji kompetensi adalah membuat interpretasi, atau menambahkan data berdasarkan pengetahuan sendiri, padahal untuk menjawab pertanyaan penulis soal telah memberikan data yang cukup, tidak perlu penambahan data yang lainnya. Soal yang datanya kurang akan gugur dengan sendirinya pada saat soal itu di review atau soal itu diuji cobakan (try out).

7. Jawablah sesuai dengan pertanyaan

Menjawab sesuai pertanyaan yang diminta, jawaban yang benar hanya ada satu dan yang lainnya merupakan distraktor atau pengecoh. Hati-hati dalam menjawab, tapi jangan pernah meninggalkan atau tidak memberikan jawaban. Semua soal harus dijawab, tidak boleh ditinggalkan kosong begitu saja, karena dengan mengisi berarti memiliki peluang sebanyak 20% untuk benar dibandingkan dengan tidak diberikan jawaban.

8. Panik

(8)

bisa. Bagaimana jika ada masalah? Tarik napas, acungkan tangan. Pasti petugas yang sedang bekerja akan membantu kesulitan anda.

9. Strategi belajar yang salah

Beberapa strategi belajar yang salah diantaranya:

1. Terlalu menekankan kepada tanya jawab atau membahas soal-soal, sementara pemahaman terhadap materi sangat kurang.

Jika terpaksa anda harus belajar dengan cara tanya jawab, lakukanlah! Itu lebih baik daripada anda tidak belajar sama sekali. Tapi, ingat buat catatan dari tanya jawab tersebut, terutama hal-hal yang belum anda mengerti, kemudian cari sumber bacaan dari masalah yang sedang dihadapi tersebut. 2. Tidak memiliki dasar pemahaman yang kuat, tetapi memilih untuk diskusi

yang akhirnya diskusi melenceng.

Diskusi yang tidak didasarkan kepada kemampuan sendiri akan menyebabkan nilai anda tidak pernah naik, gunakan diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Gampangnya tanya pada orang lain apa yang anda tidak mengerti atau tidak faham, tidak usah mendiskusikan sesuatu yang sudah anda mengerti, kecuali anda diminta untuk menjelaskan pemahaman anda tentang sebuah permasalahan.

3. Membahas soal soal yang tidak terstandarisasi ukom, misalnya menggunakan buku soal yang mengacu kepada ujian perawat luar negeri. Banyak buku yang menjelaskan dan memaparkan soal-soal uji kompetensi, akan tetapi tidak semua buku menganut kepada kaidah penulisan soal yang sudah di berikan oleh panitia uji kompetensi nasional. Hati-hati dalam menggunakan sumber, lebih baik anda minta kepada dosen contoh-contoh soal yang sudah di review atau tanya orang yang pakar di bidang itu. 4. Tidak memiliki catatan yang baik

Tidak memiliki catatan merupakan kendala dalam belajar, sehingga tidak bisa mengetahui apa yang sudah dipelajari dan apa yang belum dipelajari. Buatlah catatan seringkas mungkin dengan metode yang telah teruji dapat meningkatkan pemahaman dalam belajar. Penulis menganjurkan anda untuk menggunakan mind mapping dari Tonny Buzzan.

(9)

10. Tidak bisa menggunakan hasil try out

Try out sejatinya adalah tempat yang baik untuk mengetahui kemampuan saat ini. Try out dapat memberikan gambaran siapa yang memiliki kemungkinan kompeten dan siapa yang tidak memiliki kemungkinan kompeten. Dari hasil try out dapat menggambarkan bagian yang mana yang dapat dijadikan lumbung nilai atau penyumbang nilai terbanyak ke setiap individu.

Hasil try out dapat memperlihatkan kemampuan per individu, dan pada kenyataannya setiap individu memiliki kemampuan yan berbeda. Berdasarkan itu pula disarankan dalam belar, pendekatan individu lebih diutamakan dibanding pendekatan kelompok.

Contoh cara menggunakan Lembaran Hasil Uji Try Out

Tabel 1.1 Identitas Jumlah Peserta Rerata Jawaban Benar Nilai (%)

Seluruh Peserta Ujian 7228 86.47 48.04

Pada table 1.1 dijelaskan jumlah peserta yang menggunakan paket soal ini sebanyak 7228 orang dengan rerata jawaban benar 86,47 atau setara dengan nilai 48,04%. Dengan kata lain bahwa rata-rata mahasiswa yang mengikuti ujian dengan paket soal ini tidak lulus atau tidak kompeten, karena batas kompeten adala 48,3%.

Tabel 1.2 Hasil Saudara

Universitas X Nomor

Registrasi

Jawaban Benar Nilai (%)

ABCDE xxxxxxxxxxxx 61 33.89

Pada table 1.2 diketahui bahwa mahasiswa ABCDE hanya mampu menjawab soal benar sebanyak 61 soal dari 180 soal yang diberikan atau setara dengan nilai 33.89%. masih jauh dari kompeten.

Table Jumlah Jawaban Benar Terhadap Soal Masing-Masing Tinjauan Terdapat 7 tinjauan dalam uji kompetensi, yang dapat di jelaskan sebagai berikut ini:

(10)

Tabel 1.3 Tinjauan 1

Tinjauan 1 Jawaban Benar

1. Praktek Profesi, etis legal dan peka budaya 2. Asuhan dan Manajemen Asuhan Keperawatan 3. Pengembangan Profesional

4/11 53/161

4/8

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui bahwa mahasiswa hanya dapat mengisi 4 dari 11 soal yang diberikan untuk kategori praktek profesi, etis legal dan peka budaya. Mampu mengerjakan 53 dari 161 soal asuhan dan managemen asuhan keperawatan, serta mampu mengerjakan sebanyak 4 soal dari 8 soal pengembangan professional.

Dilihat dari performan mahasiswa ini, yang bersangkutan hanya mampu menjawab paling banyak ½ dari setiap soal yang diberikan yaitu pada pengembangan professional. Akan tetapi jumlah yang diberikan pada kategori ini hanya 8 soal saja. Tentunya akan berbeda jika yang bersangkutan dapat mengerjakan ½ dari soal dengan katagori asuhan dan manajemen asuhan keperawatan dan dapat dipastikan bisa mendongkrak nilai mahasiswa tersebut. Tabel 1.4 Tinjauan 2 Tinjauan 2 Jawaban Benar 1. KMB 2. Maternitas 3. Anak 4. Jiwa 5. Keluarga 6. Gerontik 7. Manajemen 8. Gadar 9. Komunitas 19/60 4/20 8/21 6/20 5/20 6/12 7/10 3/8 3/9

Dari tabel 1.4 diketahui bahwa jumlah soal terbanyak adalah KMB dengan 60 soal, diikuti dengan maternitas, anak, jiwa, dan keluarga masing masing berkisar 20 soal. Soal yang lainnya kurang dari atau sama dengan 12 soal. Dari mata kuliah KMB hanya menyumbangkan jawaban benar sebanyak 19 soal, yang berarti 32% saja, kemampuan di maternitas hanya 20%, anak sekitar 42%, jiwa 30%. Sebenarnya mahasiswa ini memiliki kemampuan yang tinggi di

(11)

mata kuliah manajemen sebanyak 70% soal mampu dijawab dengan benar. Akan tetapi jumlah soal di manajemen hanya 1/6 nya soal di KMB.

Tabel 1.5 Tinjauan 3 Tinjauan 3 Jawaban Benar 1. Pengkajian 2. Penentuan/Diagnosis 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi 11/31 10/32 11/32 26/72 3/12

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa implemetasi merupakan penyumbang nilai terbanyak untuk mahasiswa ini yaitu 26 jawaban benar dari 72 soal, sedangkan evaluasi penyumbang nilai yang paling sedikit yaitu sebesar 3 soal dari 12 soal yang diberikan. Adapun untuk pengkajian, penentuan diagnosis, dan perencanaan masing masing hanya menyumbangkan jawaban soal sebanyak 11, 10 dan 11 jawaban saja, dari jumlah soal 31-32 soal yang diberikan. Dalam tinjauan 3 ini, implementasi keperawatan merupakan kategori pemberi soal terbanyak.

Mahasiswa ini tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam tinjauan ini, yang paling tinggi tidak mencapai 50% soal dijawab dengan benar. Mahasiswa ini harus merevie ulang catatnnya. Ketidakmampuan dalam pengkajian dan penentuan masalah dan diagnose menjadi masalah utama, sehingga perencanaan dan impementasi serta evaluasi menjadi bermasalah juga. Belajar dalam pengkajian data focus dan penentuan masalah, merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh mahasiswa ini.

1.6 Tinjauan 5

Tinjauan 5 Jawaban Benar

1. Promotive 2. Preventive 3. Curative 4. Rehabilitative 8/30 10/23 36/108 7/19

(12)

Dari tabel 1.6 jumlah soal dari kuratif menempati soal terbanyak yaitu 108 soal dan yang terendah rehabilitative dengan jumlah soal 19. Mahasiswa ini tidak menapatkan nilai 50% dari empat kategori dalam tinjauan 5 ini. Tertinggi di preventive hanya sekitar 42%. Mahasiswa ini tidak mampu mengisi 72 soal di kategori curative. Tabel 1.7 Tinjauan 6 Tinjauan 6 Jawaban Benar 1. Oksigenasi

2. Cairan dan elektrolit 3. Nutrisi

4. Aman dan nyaman 5. Eliminasi

6. Aktivitas dan istirahat 7. Psikososial

8. Komunikasi 9. Seksual

10. Nilai dan keyakinan 11. Belajar 7/31 5/13 5/15 8/30 4/12 3/6 9/24 4/8 3/8 1/5 12/28

Dari tabel 1.7 diketahui bahwa oksigenasi dan aman nyaman menempati penyumbang soal tertinggi dengan masing masing 31 dan 30 soal. Sementara nilai dan keyakinan menyumbang hanya 5 soal saja yang merupakan penyumbang terendah. Dari keseluruhan kategori yang ada di tinjauan ini, tidak satupun yang mendapatkan nilai 50%. Mahasiswa ini harus diberikan pemahaman ulang tentang oksigenasi atau konsep oksigenasi dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi pemberian oksigen.

Tabel 1.8 Tinjauan 7

Tinjauan 7 Jawaban

Benar 1. Pernapasan

2. Jantung, pembuluh darah dan system limfatik 3. Pencernaan dan hepatobilier

4. Saraf dan perilaku

5. Endokrine dan metabolism 6. Muskuloskeletal

7. Ginjal dan saluran kemih

5/23 7/19 5/15 2/9 2/9 1/7 5/10

(13)

9. Integumen

10. Darah dan system kekebalan imun 11. Penginderaan 12. Kesehatan mental 13. Pelayanan kesehatan 5/7 2/6 1/3 8/24 14/31

Dari tabel 1.8 diketahui pelayanan kesehatan, kesehatan mental, dan pernapasan merupakan penyumbang soal terbanyak yang masing masing 31, 24 dan 23 soal. Mahasiswa ini memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal integument, dia mampu mengerjakan 5 dari 7 soal yang diberikan. Akan tetapi integument tidak memberikan jumlah soal yang signifikan. Andai saja dia mampu mendapatkan 70% lebih pada katagori yang banyak memberikan soal tentunya hasilnya akan berbeda.

Kesimpulan dari laporan hasil try out pada mahasiswa ABCDE.

Dengan nilai 33.89 atau setara dengan jumlah soal yang dijawab dengan benar sebanyak 61 soal. Dengan Standard Deviasi (SD) sebesar 8 poin (SD dari masing masing perguruan tinggi berbeda, rentang SD antara 7 sampai dengan 9 poin), maka nilai yang tertinggi yang bisa dicapai mahasiswa ini hanya 41,89, masih jauh dari batas lulus yaitu 48,3. Mahasiswa ini menurut hitungan statistik tidak memiliki peluang yang baik untuk mendapatkan kategori kompeten. Mahasiswa ini harus mendapatkan pengkayaan atau harus membuat catatan secara mandiri, sesuai dengan kekurangan yang dia miliki dari semua materi yang diujiankan. Akan lebih baik tidak diikutsertakan dulu dalam uji kompetensi, sebelum yang bersangkutan berusaha memperbaiki kemampuannya.

11. Salah menebak

Mungkin dalam pendidikan formal menebak sesuatu yang haram, jangan dilakukan. Akan tetapi dalam ukom, saya menganjurkan menebaklah dengan benar. Menebak lebih memberikan kesempatan untuk mendapatkan nilai dari pada tidak mengisi sama sekali. Tebaklah dengan benar!

Caranya:

(14)

b. Kedua jika waktunya mepet, tebaklah dengan jawaban yang sama. Misalnya A semua, B semua

12. Tidak menggunakan logika dengan baik

Dalam membuat sebuah soal, penulis menggunakan logikanya terutama dalam memahami patofisiologi, tanda dan gejala, tindakan yang harus dilakukan dan lain-lain. Semua harus berdasarkan logika yang baik, termasuk dalam merawat pasien. Dengan demikian, jika sebuah soal memerlukan jawaban dan anda tidak menemukan jawabannya karena keterbatasan pemahaman, maka gunakan logika. Harap diingat, semua dilakukan secara sistematis, ada urutannya, dan tugas anda adalah membayangkan mana tindakan yang dilakukan dahulu dan mana yang kemudian.

13. Tidak belajar dari kesalahan

Sudah banyak orang yang gagal dalam ukom, kesalahan demi kesalahan sering dilakukan dalam persiapan maupun dalam pelaksanaan ukom. Akan tetapi tidak ada pengkajian atau pembahasan yang memadai mengapa sampai mereka tidak berhasil. Bahkan orang yang pernah mengikuti ukom tetapi kembali tidak tidak kompeten. Data menunjukan hanya 5 -16% saja retaker (orang yang sudah pernah ukom tapi tidak lulus dan mengambil ujian kembali) yang lulus. Artinya mereka tidak belajar dari kesalahan sebelumnya. Banyak pertanyaan yang menanyakan mengapa retaker banyak sekali yang tidak lulus? Logikanya begini, pada saat baru keluar saja mereka tidak lulus, apalagi setelah berbulan-bulan bahkan bertahun tahun tidak belajar, apakah tidak akan hilang pengetahuan yang selama ini?

Dalih sibuk bekerja tidak bisa menjadi alasan, justru orang yang sudah bekerja seharusnya lebih paham secara praktis terhadap sebuah kasus. Ingat, kasus yang ada di uji kompetensi harus berdasarkan kasus yang ada di lapangan, bukan kasus cerita. Sesorang harus mengorbankan waktunya untuk belajar demi pekerjaan yang akan dilakukan tentu juga demi masa depan dirinya sendiri. Sudah banyak yang dikeluarkan dan atau tidak bisa naik golongan karena tidak punya STR karena tidak lulus uji kompetensi. Janganlah kejadian ini menimpa pada anda, maka dari itu persiapkan dengan baik.

(15)

14. Kampus dan mahasiswa tidak mendapat kesempatan bertemu

Terdapat beberapa kampus tidak memiliki program yang jelas bagi mahasiswanya untuk menghadapi ukom setelah mahasiswa diwisuda dari program akademik, apalagi setelah nilai ukom mahasiswa diumumkan. Sebagian kampus menganggap mahasiswa yang sudah diwisuda bukan tanggung jawab kampus lagi. Hal ini dampak dari kebijakan exit exam yang tidak diberlakukan. Pada exit exam, perguruan tinggi harus bertanggung jawab kepada mahasiswanya sampai dengan mahasiswa tersebut lulus uji kompetensi. Jika belum lulus ukom, mahasiswa tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti wisuda.

Beberapa kampus memiliki program yang jelas seperti:

a. Mengadakan pengkayaan dengan menggunakan soal-soal terstandar ukom.

b. Membetuk mentoring dengan dosen sebagai mentornya. c. Mengadakan try out atau uji coba lokal

d. Mahasiswa yang diikut sertakan dalam uji kompetensi harus mahasiswa yang memiliki kemungkinan lulus, yang dilihat dari nilai try out mahasiswa tersebut.

Walaupun memiliki program yang jelas kampus kadang kesulitan untuk mengumpulkan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ini disebabkan makasiswa sudah bekerja dan tersebar kemana-mana. Tapi sebenarnya, ini bisa di jembatani dengan menggunakan teknologi informasi.

15. Kampus tidak memiliki soal standar ukom

Rendahnya kualitas soal untuk latihan ukom di kampus kadang menjadi bagian masalah tersendiri. Tidak adanya pengembangan soal yang baik disinyalir merupakan penyebab dari masalah yang sangat pelik ini. Beberapa kampus kesulitan mendapatkan soal yang standar ukom, karena sumber dayanya yang memiliki keterbatasan. Untuk mengatasi ini perlu pelatihan pengembangan soal ukom diberikan kepada dosen-dosen.

(16)

a. Mahasiswa tidak datang saat ada bimbingan atau mentoring, dengan alasan jauh.

b. Mahasiswa tidak membuat catatan dalam belajar, padahal catatan menrupakan control terhadap materi yang belum dan sudah dipahami. c. Mahasiswa membaca hanya cukup sampai dengan tahu, tidak dilanjutkan

dengan memahami.

d. Mahasiswa tidak mampu membagi waktu, sehingga pada saat akan mengikuti kegiatan ukom, mereka sudah merancang untuk kegiatan yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan ukom. Ini terjadi karena tempat ukom bukan dikampus sendiri, dan harus pergi ke tempat yang jauh, mereka lebih semangat tamasya daripada menghadapi ukomnya.

e. Tidak datang mengikuti brifieng ukom

f. Tidak disiplin dalam berpakaian saat akan mengikuti ukom

17. Berkumpul dengan orang yang salah

Pepatah kehidupan mengatakan bahwa bergaul dengan orang kaya maka kita akan menjadi kaya, minimal pola pikir dan gaya akan menyesuaikan dengan gaya hidup orang kaya. Begitu pula kalau kita salah bergaul dalam persiapan ukom, misalnya bergaul dengan orang-orang yang tidak peduli ukom, maka kita akan mengikuti pola pikir tersebut.

18. Tidak pernah try out

Memang tidak ada kewajiban yang mutlak untuk mengikuti try out, akan tetapi jika dilihat dari keuntungannya, maka saya berani menyatakan bahwa try out wajib diikuti oleh mahasiswa yang akan mengikuti uji kompetensi. Terus bagaimana jika tidak dapat kesempatan? Ada beberapa aplikasi yang dapat membantu, penulis sendiri membuat aplikasi yang didesain untuk kepentingan belajar dengan nama mikomnakes.

(17)

BAB 2

TIPS DAN TRIK SEBELUM UJIAN

“mengikuti Uji Kompetensi tanpa persiapan sama dengan merencanakan

kegagalan”

Terdapat beberapa tips dan triks pada uji kompetensi yang mengacu pada bagaimana proses uji kompetensi itu dilakukan, diantaranya sebagai berikut:

1. Berdoalah

Berdoa merupakan senjata orang yang beriman, berdoa menunjukan bahwa kita merupakan manusia yang lemah, dan doa dapat merubah takdir. Semoga apa yang kita usahakan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT. Hanya orang yang sombong tang tidak mau berdoa. Kesombongan akan membawa manusia jatuh kepada kehinaan.

2. Cek kemampuan diri.

Lihat hasil yang sudah ada misalnya hasil try out sebelumnya yang dilakukan oleh kampus maupun oleh penyelenggara try out nasional. Dalam melihat kemampuan diri ini terutama dalam memahami lembaran hasil try out yang biasanya dibagikan, lihatlah:

a. Berapa nilai anda

Nilai anda dapat memberikan gambaran kemungkinan anda lulus atau tidak. Dengan nilai batas lulus 48,3 sekarang ini maka lakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Apakah nilai anda diatas nilai 48,3? berapa selisihnya? 2) Apakah nilai anda dibawah nilai 48,3? Berapa selisihnya?

3) Nilai anda tambahkan dan kurangi oleh standar deviasi dari hasil try out terakhir, itulah nilai maksimal dan minimal yang ada dapatkan pada saat ini. Contoh.

(18)

Maka nilai maksimal yang sebenarnya dapat anda capai pada saat ini adalah 40 + standar deviasi, tarohlah standar deviasi itu 8, sehingga nilai maksimal anda 48.

Sedangkan nilai minimal anda saat ini adalah 40 – 8 = 32.

Dengan kata lain jika nilai anda 40 saat ini, anda belum memiliki kesempatan untul kompeten, karena batas tertinggi nilai anda belum mencapai nilai 48,3. Belajar dengan baik, setelah belajar ikut kembali try out, jangan langsung ke uji kompetensi, karena nilai anda tidak memenuhi syarat untuk kompeten.

b. Berapa soal yang dapat anda jawab dari 180 soal yang diberikan.

Dalam setiap try out anda akan mendapatkan laporan, biasanya laporan itu muncul setelah 2 minggu. Jika lembaran itu sudah ada dapatkan cek, dari soal 180 berapa soal yang anda mampu dijawab dengan benar. Jika anda melihat 100/180 artinya anda mampu menjawab 100 soal dari 180 soal yang diberikan.

c. Mata kuliah mana yang memiliki prosentase tinggi

Dilembaran laporan pun anda akan mendapatkan mata kuliah mana yang paling mendominasi dalam memberikan nilai tertinggi. Lihat 3 – 4 mata kuliah yang paling mendominasi atau lihat yang memiliki perbandingan antara jawaban benar anda dan soal yang diberikan yang paling tinggi. Ini dapat dipergunakan untuk mendulang nilai pada saat uji kompetensi nanti. Cek mana mata kuliah yang memiliki prosentase soal yang mampu dijawab dengan benar dan soal yang diberikan:

1) Nilai diatas 50%

mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sangat anda kuasai, pastikan prosentasenya naikan terutama yang memiliki soal yang banyak seperti KMB, anak, maternitas, jiwa dan komunitas, keluarga dan gerontik (KKG). Jika mata kuliah KMB lebih baik nilainya dari mata kuliah yang lain, pastikan anda pertahankan dan belajar terus karena KMB merupakan mata kuliah terbanyak memberikan soal dan mata kuliah favorite anda.

Mengapa anda harus belajar mata kuliah yang menjadi favorite? Belajar pad mata kuliah favorite tidak membutuhkan usaha yang berat, karena

(19)

favorite ini diharapkan dapat memberikan sumbangan nilai yang tinggi atau banyak. Sebaliknya jika anda belajar mata kuliah yang kurang anda senangi, anda akan mendapatkan stress pada saat belajar.

2) Nilai 40 - 50%

Jika nilai mata kuliah mendapatkan prosentase jawaban betul dan soal yang diberkan 40 – 50%, maka lakukanlah hal berikut ini:

a) yakinkan pada diri anda bahwa anda sebenarnya menguasai mata kuliah ini, dan anda pun menyenangi mata kuliah ini.

b) yakinkan bahwa anda mampu menaikan prosentase 20% dengan belajar serius dan menggunakan metode yang baik.

c) nilai mata kuliah ini dapat memberikan nilai yang sangat menentukan untuk kelulusan anda.

d) belajarlah 3 kali lebih sering, lebih giat dan focus pada mata kuliah ini.

3) Nilai kurang dari 40%

Jika anda mendapatkan nilai kurang dari 40% dari mata kuliah maka anda harus melakukan hal berikut:

a) yakinkan bahwa anda secara prinsip memahami mata kuliah

b) anda masih mampu menaikan prosentasi selama anda mau bekerja dan berlajar dengan giat

c) usahakan senangi dan sukai mata kuliah yang di ujikan

d) focus belajar pada mata kuliah yang nilainya besar dan memiliki soal yang banyak

e) Gunakan metode yang baik untuk mencatat

d. Dari penilaian aspek kognitif, pengetahuan procedural dan afektif mana nilai yang paling tinggi.

Kognitif adalah materi ujian yang menekankan kepada pengetahuan secara umum mengenai sebuah pertanyaan. Misalnya pengetahuan mengenai bagaimana membuat prioritas berdasarkan data yang ada, apa yang akan dilakukan, bagaimana sebuah pengkajian di lakukan, bagaimana membuat rencana tindakan, bagaimana membuat evaluasi dari tindakan yang

(20)

Pengetahuan procedural adalah materi ujian yang untuk mengetahui bagaimana sebuah tindakan dilakukan. Pertanyaan ini bisa merupakan potongan tindakan dan anda dipersilahkan untuk mencari potongan tersebut atau melanjutkan dari potongan tersebut.

Afektif adalah materi ujian yang ditanyakan untuk menilai seberapa besar kemampuan softskill mahasiswa. Misalnya bagaimana cara berempati kepada pasien yang kehilangan kakinya akibat amputasi, atau bagaimana respon anda kepada pasien yang didiagnosa penyakit HIV AIDS.

e. Sistem penyumbang soal tertinggi dalam ukom. 1) Pernapasan

2) Jantung, pembuluh darah dan system limpatik 3) Pencernaan dan hepatobilier

4) Syaraf dan prilaku 5) Reproduksi

6) Ginjal dan saluran kemih

f. Kebutuhan dasar manusia penyumbang soal paling tinggi 1) Oksigenasi

2) Cairan dan elektrolit 3) Nutrisi

4) Aman dan nyaman 5) Psikososial

g. Proses keperawatan menyumbang soal hampir merata di semua tahapan 1) Pengkajian

2) Penentuan diagnose 3) Perencanaan

4) Implementasi 5) Evaluasi

(21)

3. Cari mata kuliah favorite

Jadikan mata kuliah favorite sebagai mata kuliah untuk mendulang nilai terbanyak. Tentukan dari sekarang!

4. Cek 10 penyakit atau kasus terbesar di Indonesia

Anda harus menguasai minimal 10 penyakit yang ada di seluruh Indonesia. Sebagai contoh:

a. Hipertensi

Soal yang keluar dalam hipertensi adalah bagaimana penanganan hipertensi, bagaimana pengobatan hipetensi, bagaimana gaya hidup dapat menurunkan hipertensi.

b. Luka bakar

Soal yang biasa keluar di luka bakar adalah

1) Penghitungan luas luka bakar dengan rumus Sembilan (rule of nine) 2) Cara pemberian cairan

3) Tindakan keperawatan berdasarkan derajat luka bakar c. Diare

Soal yang sering muncul terkait dengan: 1) Pengkajian diare atau kekurangan cairan 2) Pemberian cairan

3) Tanda-tanda kecukupan cairan 4) Cara menghitung cairan infus d. Stroke

Soal yang muncul terkait dengan stroke adalah: 1) Bagaimana pengkajian GCS

2) Bagaimana menjaga tekanan intra kranial supaya tidak meningkat 3) Prioritas masalah pada gangguan perfusi serebral

e. Diabetes mellitus

Soal yang muncul sekitar:

1) Bagaimana pengkajian luka gangrene 2) Bagaimana penanganan luka gangrene

(22)

Soal yang sering muncul

1) Bagaimana pasien supaya tidak putus obat

2) Bagaimana regimen pengobatan pasien dengan TBC

3) Prioritas masalah kepada keteraturan pengobatan, penyebaran infeksi, bersihan jalan napas

g. Sindrom koronaria akut Soal yang sering muncul 1) Pengkajian nyeri

2) Penanganan nyeri pada panyakit jantung 3) Perubahan gaya hidup

4) Pemeriksaan EKG 5) Daerah infark di EKG

6) Pendidikan kesehatan untuk pasien jantung untuk menanggulangi jika ada serangan jantung.

7) Tindakan jika ada serangan jantung, untuk henti jantung DRCAB 8) Tindakan untuk serangan nyeri OMANCo

h. Asthma

Soal yang sering muncul terkait dengan asthma adalah: 1) Pengkajian

2) Tindakan khusus pasien asthma 3) Pemberian obat-obatan

4) Pendidikan kesehatan i. DHF

Soal yang sering muncul pada kasus DHF yaitu: 1) Tindakan dalam pencegahan penyebaran nyamuk 2) Tindakan untuk mencegah terjadinya syok

3) Masalah prioritas berdasarkan tanda yang timbul j. Gastritis

Soal yang sering muncul pada kasus gastritis yaitu: 1) Pengkajian

2) Pendidikan kesehatan 3) Tindakan mengatasi gejala

(23)

Selain itu anda pun harus menguasai 1. Penanganan trauma

2. Triase

3. Bantuan hidup dasar 4. Pemeriksaan kehamilan 5. Pertolongan persalinan

5. Cek 10 tindakan yang sering dilakukan oleh perawat

Beberapa tindakan yang biasa dilakukan oleh perawat diruangan adalah: 1. Pemasangan infus

2. Pemasangan kateter 3. Pemberian oksigen 4. Pemasangan NGT 5. Perawatan luka

6. Perawatan postural drainage 7. Perawatan water seal drainage 8. Huknah

9. Pemeriksaan fisik

10. Pemberian obat dan persiapan specimen laboratorium

6. Cek tindakan yang paling sering dari setiap mata kuliah

Ini sangat penting mengingat ada beberapa tindakan yang sering dilakukan dari mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain.

KMB = 10 tindakan diatas

Anak = 10 tindakan diatas, nebulizer, perawatan atraumatic, imunisasi Maternitas = pemeriksaan kehamilan, hitung taksiran persalinan, APGAR,

proses persalian, pemeriksaan paska persalinan (nifas). Jiwa = terapi aktivitas, komunikasi terapeutik

Gadar = pemberian cairan pasien syok, basic life support, bidai, sperain dan strain, logroll.

(24)

7. Cek cara menghitung tetesan infus dan pemberian cairan Cara menghitung tetesan infus yang cepat adalah

(Jumlah cairan/500) x 7 x (24/lama pemberian) Catatan: asumsi 1 ml = 20 tetes

Contoh: Seorang perawat akan memberikan cairan infus sebanyak 2000 ml dalam waktu 24 jam, berapa tetesan infus permenitnya.

Masukan ke rumus.

= (2000/500) x 7 x (24/24) = (4) x 7 x (1)

= 28 tetes per menit

8. Focus belajar pada mata kuliah yang paling banyak mengeluarkan soal

Yang harus anda lakukan dalam uji kompetensi adalah mendapatkan nilai yang sebanyak banyaknya sehingga mendapatkan kualifikasi kompeten. Untuk menjadi kompeten anda harus mendapatkan nilai 48,3 minimal atau setara dengan 86,4 menjawab dengan benar atau 87 (dibulatkan). Dari mana saja anda dapatkan nilai sebanyak itu? Tentunya dari semua mata kuliah. Akan tetapi kemampuan seseorang berbeda dengan yang lainya, sehingga kebanyakan tidak menguasai dengan baik materi di semua mata kuliah sama baiknya. Nilai seseorang kadang ada yang baik di mata kuliah A, akan tetapi nilai pada mata kuliah B, kurang baik.

Untuk itu perlu strategi dalam belajar, diataranya:

1. Focus belajar kepada mata kuliah yang memiliki soal banyak 2. Focus belajar pada mata kuliah favorite

9. Focus belajar pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarapan, dan pencernaan

Soal pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarapan, dan pencernaan adalah terbanyak di banding system yang lain. Akan tetapi bukan berarti anda harus melupakan system yang lain tapi focus lah dalam belajar ke system itu

(25)

persyarapan, dan pencernaan belajar 2 jam, maka system yang lain cukup 1 jam saja.

10. Pelajari ulang bagaimana proses kehamilan

Dalam mata kuliah maternitas, pertanyaan-pertanyaan yang sering keluar, meliputi proses kehamilan, persalinan dan nipas yang normal maupun yang tidak normal. Pelajari masalah yang mungkin terjadi selama proses kehamilan normal, misalnya abortus, hipertensi dalam kehamilan, dan penyulit yang lainnya selain kehamilan normal.

11. Pelajari ulang bagaimana proses atau tahapan melahirkan

Dalam pertanyaan procedural, proses melahirkan sering keluar, misalnya jika pasien sudah mengalami pembukaan lengkap apa yang harus dilakukan?

12. Cek kembali nilai APGAR

13. Fahami prinsip etika minimal faham: beneficience, non maleficience, fidelity, veracity, autonomy

14. Fahami luas luka bakar dan pemberian cairan Luas luka bakar pahami, dengan rumus Sembilan

Pemberian cairan pahami rumusnya. = Luas luka bakar x 4 x Berat Badan

diberikan ½ nya 8 jam pertama, sisanya 16 jam kemudia.

Contoh: jika pasien kebakar jam 13.00, dibawa ke rumah sakit jam 15,00, maka yang setengahnya harus habis selama 8 – 2 jam = 6 jam

Karena ada waktu antara di rumah sampai dengan di RS selama 2 jam.

15. Ingat cara membuat prioritas

(26)

3. Mengacu kepada jumlah data yang mendukung

16. Gunakan strategi dalam belajar

Belajar perlu strategi, strategi ini berbeda antara satu dengan yang lain, jangan ikut ikutan dengan orang lain sebelum anda memahami teorinya.

17. Gunakan cara mencatat yang efektif

Banyak cara dalam membuat catatan diantaranya dengan menggunakan mind mapping. Hasil penelitian menunjukan mind mapping dapat meningkatkan pemahaman sampai dengan 30% pada mahasiswa kedokteran.

18. Gunakan jurus 1:10

Maksudnya adalah jika anda mendapatkan sebuah soal, janganlah puas dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam soal tersebut. Akan tetapi buatlah pertanyaan pertanyaan yang lain minimal 10 pertanyaan yang memiputi pertanyaan mengenai:

a. Pengkajian yang khas dari kasus tersebut b. Kemungkinan prioritas masalah utama c. Kemungkinan diagnose keperawatan d. Kemungkinan intervensi keperawatan e. Kemungkinan implementasi keperawatan f. Kemungkinan evaluasi keperawatan g. Tindakan kolaborasi

h. Prosedur tindakan yang khas dari kasus tersebut, pahami SOP tindakan yang selalu dilakukan oleh perawat di rumah sakit.

i. Kemungkinan etika yang muncul, jika pasien dan keluarga menolak tindakan, perawat memberikan tindakan yang terbaik, perawat tidak memberikan tindakan yang merugikan, perawat menepati janji, perawat jujur dalam merawat pasien.

(27)

BAB 3

TIPS PADA SAAT UJIAN

“Tanda seseorang serius dalam berdo’a adalah dia akan berusaha

dengan sungguh-sungguh mewujudkan mimpinya”

Berikut ini adalah tips dan triks pada saat ujian. 1. Berdoalah

Apapun yang akan kita lakukan harus menadapatkan Ridho dari Allah SWT, jangan pernah meninggalkan doa sebab doa dapat merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tetapi ingat berdoa saja tidak cukup, harus ada usaha, karena doa yang baik adalah bersungguh sungguh berbuat untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

2. Ikuti instruksi pengawas pusat

Pengawas pusat akan memandu tahapan demi tahapan yang akan dilalui peserta, bekerjalah sesuai arahan dari pengawas pusat.

3. Tepat waktu

Tepat waktu merupakan bagian penting dari ujian, pada saat ujian sudah dimulai maka anda tidak diperkenankan masuk ke ruangan. Begitu pula pada saat anda tidak mengikuti briefing sebelumnya maka anda tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian, walaupun anda sudah membayar untuk mengikuti ujian tersebut. Aturlah waktu sedemikian rupa sehingga anda mendapatkan manfaat dari kemampuan management waktu yang baik tersebut.

4. Gunakan pakaian standar uji kompetensi

Resminya peserta ujian tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang berbahan jean. Untuk aman dan nyaman, saya menganjurkan anda menggunaka pakaian yang berbahan katun. Batik lebih baik karena

(28)

semuanya tidak diperkenankan menggunakan pakaian bebahan kaos. Gunakan sepatu yang baik, yaitu sepatu yang menutupi tumit dan kaki bagian atas, bukan sandal.

5. Sarapan dahulu

Sarapan sangat penting bagi yang akan uji kompetensi, mengapa? Jika anda melakukan ujian dengan tehnik Computer Based Test (CBT) dan kebagian sesi ganjil. Maka anda harus datang 1 jam sebelum ujian dimulai, ujian 3 jam, karantina 1 jam. Jumlah total waktu selama 5 jam.

6. Hati hati memasukan username dan password

Masalah yang sering muncul pada peserta uji kompetensi adalah salah memasukan username dan password, karena tidak hati hati memasukannya salah. Dampaknya adalah peserta tersebut panic. Ini sangat merugikan dari sisi psikologis. Sudah panic didepan padahal ujian saja belum.

7. Gunakan log in yang pertama untuk latihan

Pada peserta ujian dengan menggunakan CBT, gunakan log in yang pertama untuk latihan. Latihan mengenal soal, latihan menggerakan kursor, latihan menggunakan mouse, latihan menggunakan icon yang ada di layar monitor. Atur pencahayaan jika terlalu terang atau terlalu gelap. Atur ketinggian layar monitor, atur ketinggian tempat duduk. Di saat latihan disediakan sebanyak 10 soal, akan tetapi tidak usah dipikirkan, karena jika anda benar dalam mengisi, tidak akan termasuk kepada hitungan, begitu pula kalua salah tidak akan mengurangi jumlah benar yang anda dapatkan.

8. Jangan panic jika menemukan masalah

Jangan panic jika computer, atau bahan ujian bermasalah cukup acungkan tangan dan pengawas akan mendekati anda.

9. Isi soal yang mudah dulu

Mengisi soal yang mudah dulu akan meningkatkan percaya diri, sehingga dalam mengisi ujian akan dilakukan dengan senang hati. Tinggalkan soal jika

(29)

10. Jika tidak yakin tandai dengan ragu ragu

Tandai dengan tanda ragu-ragu jika anda tidak yakin akan jawaban. Caranya, isi dulu kemudian tandai ragu-ragu. Jika anda tidak sempat memperbaiki jawaban yang ragu-ragu tersebut, anda tidak usah khawatir karena jawaban sebenarnya sudah anda jawab dan dihitung sudah dijawab.

11. Jika 20 detik tidak mengerti pindah ke nomor lain

Jangan buang buang waktu mengerjakan satu soal yang anda tidak mengerti, ada 179 soal lagi yang membutuhkan perhatian anda. Tinggalkan saja, nanti di akhir ujian periksa lagi, jika masih buntu atau tidak menemukan jawaban, bismillah saja tebak!. Mengapa harus ditebak? Dengan kata lain menebak berarti mengisi, anda memiliki peluang 20% untuk benar daripada orang yang tidak mengisi. Disanalah do’a berperan, semoga tebakan anda dibarengi oleh malaikat, dan benar.

12. Gunakan insting yang pertama untuk menjawab

Orang mengatakan insting atau perasaan pertama yang benar, maka jangan sekali kali merubah jawaban insting pertama anda, kecuali anda yakin jawaban itu salah, dan anda memiliki jawaban yang benar.

13. Awas hati hati dalam menjawab terutama jawaban yang panjang

Jawaban yang panjang kadang merupakan jebakan, hati hatilah dengan jawaban yang paling panjang.

14. Jangan terlalu sering membuka lembar laboratorium

Terlalu sering membuka lembar laboratorium akan menyebabkan banyak waktu terbuang, pastikan nilai laboratorium yang umum anda paham dan hapal. Misalnya nilai normal untuk hemoglobin, hematocrit, leukosit, ureum, kreatinine, gula darah puasa, gula darah sesaat, CKMB, troponin T, SGOT, SGPT, albumin.

(30)

kasus dirancang dengan jumlah kata antara 20 sampai dengan 60 kata, rata-rata 40 – 50 kata, kecuali pada soal-soal komunitas bisa lebih banyak dari 60 kata. Biasakan membaca soal- soal yang sudah di review.

16. Jangan panic jika computer mati

Jika anda menggunakan CBT, ada kalanya computer mati karena berbagai macam alasan, jangan panic. Karena sebenarnya pekerjaan anda telah disimpan, acungkan tangan dan petugas akan membantu anda. Jika anda akhirnya harus pindah ke computer lain, jawaban anda masih aman, anda tinggal melanjutkan mengerjakan sisanya.

17. Jangan terlalu sering keluar masuk toilet

Stress kadang kadang menyebabkan seseorang sering kencing, akan tetapi usahakan jangan terlalu sering ke toilet, karena waktu terus berjalan.

18. Jangan bertanya kepada teman,

Terdapat beberapa alasan mengapa anda tidak usah bertanya kepada teman anda

a. karena tidak mendapatkan jawaban akan menyebabkan anda panic b. teman anda sedang focus dengan masalahnya sendiri

c. dia juga sama sedang pusing menghadapi masalahnya sendiri

d. soal dalam sebuah ruangan minimal ada 4 paket, sehingga belum tentu soal yang anda kerjakan ada di teman anda.

e. Bertanya kepada teman sama dengan mengganggu konsenterasi teman anda, sama dengan menyuruh teman anda jatuh kepada kegagalan.

19. Tarik napas diantara satu soal dengan soal yang lain

Relaksasi diantara soal sangat penting untuk menurunkan ketegangan, bahaya jika anda lupa bernapas!!!

20. Focus kepada soal yang ada di depan mata, biarkan soal yang sudah lalu. Fokuslah kepada soal yang ada di depan mata, adapun soal yang sudah terlewati lupakan dulu, karena sudah ditandai dengan ragu-ragu. Jangan

(31)

membawa soal yang 1 ke soal yang lain (jangan memikirkan soal lain saat mengerjakan sebuah soal), karena pikiran anda tidak akan focus.

21. Jika anda tidak mampu menjawab berdasarkan pengetahuan yang ada maka gunakan logika anda

Anda dikaruniai akal dan pikiran, gunakan itu. Logika akan sangat membantu pada saat mengerjakan soal kongitif dan soal procedural. Anda tinggal membayangkan jika begini maka begitu. Semua soal dibuat menggunakan logika oleh penulisnya, tidak mungkin keluar dari logika.

22. Gunakan tebakan jika logika sudah tidak jalan

Jika pikiran anda sudah mentok gunakan tebakan, tebakan meningkatkan peluang untuk benar sebesar 20% dibanding dengan tidak mengisi.

23. Pilih option yang sama dalam menebak

Jika waktu 5 menit soal tinggal 20 soal atau lebih yang belum terisi, gunakan tebakan dengan option yang sama, misalnya A semua. Tidak mungkin dari 20 soal tidak ada jawaban A.

24. Cek ulang jawaban jika waktunya masih ada

Mengecek ulang semua jawaban merupakan langkah yang bijaksana, dahulukan mengisi soal soal yang belum dijawab, kemudian soal soal yang ragu-ragu, dan jika masih ada waktu, cek semua jawaban. Upayakan dalam menjawab soal tidak lebih dari 1 menit, karena setiap soal hanya memiliki alokasi waktu selama 1 menit. Jika ternyata dalam 20 detik tidak mengerti apa maksud soal dan jawaban, segera pindah ke soal lain.

25. Semua soal isi, karena tidak akan mengurangi nilai dan meningkatkan kemungkinan benar

Jangan pernah meninggalkan sebuah soal tanpa jawaban, isi walaupun ragu-ragu, atau tinggalkan dulu dan diakhir nanti dijawab, jika tidak bisa tebak saja, semoga keberuntungan menyertai anda. Pernyataan ini terkesan asal-asalan,

(32)

beruntung. Semoga kita menjadi orang yang beruntung, dan untung itu berasal dari do’a-do’a yang dikabulkan. Selalu berdoa, jangan pernah lupa.

26. Lihat dulu pertanyaannya

Beberapa tehnik yang digunakan untuk membaca sebuah soal, diantaranya melihat dulu apa pertanyaannya atau lead in nya? Kemudian kumpulkan data-data penunjang. Option yang memiliki data-data paling banyak kemungkinan besar merupakan masalah yang harus diselesaikan pada kasus tersebut. Data ini biasanya tidak memiliki hubungan langsung dengan keluhan utama yang dirasakan pasien dalam kasus tersebut. Ingat, hanya satu jawaban yang benar. Sisihkan jawaban yang salah, dan pilih jawaban yang benar.

27. Ingat data utama atau prioritas kebanyakan ada di depan dan dibelakang. Dalam membuat soal penulis biasanya menempatkan data utama di awal vignete dan di akhir yaitu data tanda vital, pemeriksaan lab, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Data yang berada diawal biasanya menunjukan data yang menunjang kapada data keluhan utama atau prioritas, dan data di bagian akhir biasanya sebagai data penunjang untuk keluhan utama. Data tanda vital biasanya merupakan reaksi tubuh terhadap keluhan utama. Data pemeriksaan penunjang dan laboratorium biasanya menunjukan kondisi patologis yang mendasari keluhan utama.

Lantas dimana data distraktor atau pengecoh, data pengecoh disimpan diantara data keluhan utama dan data tanda vital. Ini digunakan untuk memilah mana yang kompeten dan mana yang tidak kompeten, orang yang kompeten akan sangat dengan mudah menemukan jawaban, akan tetapi bagi yang tidak kompeten semua jawaban benar, karena semua jawaban didukung oleh data.

28. Isi questioner

Walau bukan merupakan bagian dari ujian, mengisi questioner sangat penting untuk perbaikan system ujian.

Gambar

Tabel 1.3   Tinjauan 1
Tabel 1.5  Tinjauan 3  Tinjauan 3  Jawaban  Benar  1.  Pengkajian  2.  Penentuan/Diagnosis  3
Tabel 1.8  Tinjauan 7

Referensi

Dokumen terkait

Jika negara sumber modal asing tersebut memajaki pendapatan yang diperoleh dari luar negeri dengan tarif- nya sendiri sambil tetap memberikan kredit pajak luar negeri,

dsarnya dalam hisab awal waktu salat adalah menghitung kapan matahari menempati posisi tertentu yang sekaligus menjadi penunjuk masuknya awal waktu salat. Faktor penyebab

Ayat dan ungkapan di atas mengindikasikan akan peran dan tanggung jawab yang begitu besar bagi para pendidik (orangtua) secara khusus, karena anak sebagai "titipan"

LABORATORIUM DASAR KIMIA RIUM DASAR KIMIA FISIKA FISIKA &URUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK  &URUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK . UNI'ERSITAS SYIA( KUALA UNI'ERSITAS

Murid-murid dibenarkan mengambil peperiksaan sama ada pada hari yang sama atau pada tarikh lain selepas peperiksaan yang ditetapkan dengan syarat murid- murid

Pada tahun 2020, baik jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, maupun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat dibandingkan tahun

Biaya Perjalanan & Akomodasi Tambahan - Biaya perjalanan tambahan Tertanggung untuk kembali ke negara asal dan biaya tambahan lainnya untuk akomodasi yang dibayar oleh

(5) Keadaan Jalan Raya.. Keadaan jalan raya yang sebagian besar dalam keadaan rusak juga merupakan faktor yang menyebabkan kurang terlaksananya peningkatan mutu wajib