BAB III BAB III DASAR TEORI DASAR TEORI 3.1
3.1 PePembomboranran Pem
Pemboboraran n memerurupapakan kan lalangkngkah ah awawal al yanyang g didilalakukkukan an sesebebelulum m pelpelededakaakan n didilalakukukankan.. Pemboran dimaksudkan untuk membuat lubang bor yang nantinya akan diisi dengan bahan Pemboran dimaksudkan untuk membuat lubang bor yang nantinya akan diisi dengan bahan peledak.
peledak. Kegiatan Kegiatan ini ini dilakukan dilakukan untuk untuk memungkinkan memungkinkan terjadinya terjadinya peledakan peledakan untuk untuk memberaimemberai material yang keras yang ada di tambang. Pemboran erat kaitannya dengan peledakan, sehingga material yang keras yang ada di tambang. Pemboran erat kaitannya dengan peledakan, sehingga dalam kegiatan pemboran harus memperhitungkan juga pola peledakan yang akan digunakan. dalam kegiatan pemboran harus memperhitungkan juga pola peledakan yang akan digunakan.
Keberhasilan sebuah proses pemboran diukur dari kualitas lubang ledak yang dihasilkan, Keberhasilan sebuah proses pemboran diukur dari kualitas lubang ledak yang dihasilkan, untuk itu diperlukan proses pemboran yang tepat dan efisien untuk menghasilkan pemboran yang untuk itu diperlukan proses pemboran yang tepat dan efisien untuk menghasilkan pemboran yang op
optitimamal. l. AdAdapapun un bebbebererapapa a fafaktktor or yayang ng memempmpenengargaruhi uhi kebkebererhahasisilalan n pepembmbororan an lalapipisasann overburden
overburden adalah: adalah:
1)
1) KoKondndisisi lai lapapangnganan
Metode tambang terbuka
Metode tambang terbuka surface surface mining mining ) memungkinkan untuk digunakan alat bor ) memungkinkan untuk digunakan alat bor yang berukuran besar karena pengoperasiannya mudah, dibandingkan dengan metode yang berukuran besar karena pengoperasiannya mudah, dibandingkan dengan metode tambang bawah tanah
tambang bawah tanah undergrunderground ound mining mining ).). !)
!) "en"enis is batbatuan uan yanyang akg akan dan diboibor r
"enis batuan ini akan menentukan pemilihan alat bor yang akan dipakai. Pada batuan "enis batuan ini akan menentukan pemilihan alat bor yang akan dipakai. Pada batuan ker
keras as leblebih ih baibaik k jikjika a menmenggunggunakan akan alaalat t bor bor yanyang g menmenggabggabungkungkan an gaygaya a tumtumbukabukann percussive percussive) dengan gaya putar ) dengan gaya putar rotaryrotary). Ala). Alat t bor dengabor dengan n priprinsinsipp rotaryrotary cutting cutting baik baik digunakan pada batuan yang relatif lebih lunak.
digunakan pada batuan yang relatif lebih lunak. #)
#) PerPeratuaturan atran atau undaau undang$ung$undanndang yang berg yang berlakulaku
Pemboran untuk peledakan harus disesuaikan dengan peraturan peledakan yang ada, Pemboran untuk peledakan harus disesuaikan dengan peraturan peledakan yang ada, sehingga hasil pemboran menjadi optimal untuk peledakan serta sesuai dengan aturan$ sehingga hasil pemboran menjadi optimal untuk peledakan serta sesuai dengan aturan$ aturan yang berlaku seperti kedalaman lubang bor yang menentukan jumlah bahan aturan yang berlaku seperti kedalaman lubang bor yang menentukan jumlah bahan peledak
peledak yang yang dipakai. dipakai. "umlah "umlah penggunaan penggunaan bahan bahan peledak peledak dibatasi dibatasi oleh oleh peraturan$peraturan$ peraturan.
peraturan. %)
%) &ra&ragmegmentantasi si yanyang dg dihaiharaprapkankan 'ku
'kuran ran frafragmegmentantasi si batbatuan uan hashasil il pelpeledakedakan an menmenententukan ukan proproduktdukti(ii(itas tas dardari i proprosesses selanjutnya, sehingga proses pemboran yang optimal dan sesuai dengan peledakan harus selanjutnya, sehingga proses pemboran yang optimal dan sesuai dengan peledakan harus dipenuhi untuk menapai laju produksi yang direnanakan.
dipenuhi untuk menapai laju produksi yang direnanakan.
3.1
Pol
Pola a pempemborboran an adadalaalah h susuatatu u susususunan nan leletatak k lulubabang ng leledadak k didimamana na pepengngatatururannyannyaa di
disesesusuaiaikakan n dedengngan an ukukururanan burdenburden d daann spacing spacing dardari i geogeomemetrtri i pepeleledadakan kan yayang ng susudadahh dir
direnaenanaknakan. an. *eb*eberaerapa pa mamaam am polpola a pempemborboran an yang yang biabiasa sa ditditeraperapkan kan pada pada suasuatu tu tamtambangbang terbuka, yaitu:
terbuka, yaitu:
1)
1) PoPola pla pememborboran pan pararalalelel
Pola pemboran paralel ini dibagi menjadi dua jenis +ambar #.1), yaitu: Pola pemboran paralel ini dibagi menjadi dua jenis +ambar #.1), yaitu:
aa.. PPoolla a bbuujjuur r ssananggkkaar r Square PatternSquare Pattern), ), yayaititu u jajararak k anantatarara burdenburden d daann spacing spacing sama.
sama. b.
b. Pola persegi panjang Pola persegi panjang Rectangular Pattern Rectangular Pattern), jarak spaing dalam satu baris lebih), jarak spaing dalam satu baris lebih besar daripada jarak
besar daripada jarak burdenburden..
+ambar #.1 Pola Pemboran Paralel +ambar #.1 Pola Pemboran Paralel
!)
!) PolPola pema pemborboran san selaelang$sng$selieling ng Staggered PatternStaggered Pattern)) *entuk pola pemboran
*entuk pola pemboran staggered staggered adalah letak baris pertama dan baris kedua tidak adalah letak baris pertama dan baris kedua tidak sejajar, akan tetapi selang$seling dan baris ketiga sejajar dengan baris pertama. Pola sejajar, akan tetapi selang$seling dan baris ketiga sejajar dengan baris pertama. Pola pemboran ini paling
pemboran ini paling sering digunakan sering digunakan karena penyebaran karena penyebaran energinya yang merata energinya yang merata dandan optial sehingga diharapkan dapat menghasilkan fragmentasi ukurannya lebih seragam optial sehingga diharapkan dapat menghasilkan fragmentasi ukurannya lebih seragam +ambar #.!).
+ambar #.! Pola Pemboran
+ambar #.! Pola Pemboran Staggered Staggered
Pola pengeboran sejajar merupakan pola yang lebih mudah diterapkan di lapangan tetapi Pola pengeboran sejajar merupakan pola yang lebih mudah diterapkan di lapangan tetapi perolehan
perolehan fragmentasi batuanfragmentasi batuannya nya kurang kurang seragam. seragam. edangkan edangkan pola pola pengeboran pengeboran selang$selingselang$seling lebih sulit penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam. lebih sulit penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam. -al ini disebabkan karena distribusi energi peledakan yang dihasilkan lebih optimal bekerja di -al ini disebabkan karena distribusi energi peledakan yang dihasilkan lebih optimal bekerja di dalam batuan +ambar #.#).
dalam batuan +ambar #.#).
+ambar #.# Perbandingan d
+ambar #.# Perbandingan distribusi energi peledakanistribusi energi peledakan
3.1
3.1.2..2. ArArah Peah Pembomboraran (n ( Drill Dire Drill Directionction))
eara umum arah lubang ledak yang paling umum dipakai pada tambang terbuka adalah eara umum arah lubang ledak yang paling umum dipakai pada tambang terbuka adalah arah (ertikal dan
arah (ertikal dan mirimiring ng +amb+ambar ar #.%). Penggunaan arah #.%). Penggunaan arah pemborpemboran an mirimiring ng memimemiliki beberapaliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan arah pemboran tegak, antara lain:
keuntungan dibandingkan dengan arah pemboran tegak, antara lain:
1)
1) -a-asisil tl tumumpupukakan n muck pile shapemuck pile shape) yang tidak terlalu tinggi, sehingga memudahkan) yang tidak terlalu tinggi, sehingga memudahkan proses penanganan berikutnya.
proses penanganan berikutnya. !)
!) MengurMengurangi angi resikresiko tio timbulnymbulnya tonja tonjolan olan pada lpada lantai antai toetoe) dan) dan back break back break .. #)
%) Mengurangi terjadinya boulder.
+ambar #.% Arah Pemboran
Pada saat peledakan, posisi lubang ledak miring akan membantu meningkatkan efisiensi reflektifitas gelombang kejut shock wave) pada dasar lubang ledak, sehingga energi peledakan akan termanfaatkan seluruhnya untuk memeahkan batuan. engan menggunakan pemboran tegak, pada bagian atas jenjang akan kurang bagus karena terjadi back break . Pada lantai dasar juga dihasilkan fragmentasi yang jelek akibat pengaruh tidak tersalurnya daya ledak seara penuh.
/amun penggunaan lubang ledak dengan arah miring juga menimbulkan beberapa masalah, yaitu:
1) 0aktu pemboran lebih lama dibandingkan dengan pemboran (ertikal.
!) Kesulitan dalam melakukan pemboran seara tepat khususnya apabila membor lebih dalam akibat adanya perubahan arah pemboran alignment error ). engan adanya perubahan arah ini akan memberikan pengaruh terhadap biaya pemboran dan peledakan yang enderung akan tinggi. Akibat yang lain adalah jarak spacing atau
burden akan berubah dari desain yang direnanakan.
#) iperlukan pengawasan yang ketat agar kemiringan antar lubang sama. %) Memerlukan operator dengan pengalaman khusus.
1) 0aktu pemboran lebih epat, karena kedalaman lubang bor enderung lebih pendek jika dibandingkan dengan arah pemboran miring untuk ketinggian jenjang yang
sama.
!) Penempatan alat bor enderung lebih mudah, sehingga dapat memperepat waktu pemboran.
#) Pelemparan batuan flyrock ) lebih dekat.
Penggunaan arah lubang ledak (ertikal tegak) juga memiliki kekurangan, yaitu:
1) Menghasilkan lebih banyak boulder jika dibandingkan dengan pola miring karena penyebaran energi yang tidak merata.
!) Menimbulkan tonjolan pada lantai jenjang, hal ini diakibatkan oleh gelombang tekan terlalu kuat pada lantai jenjang, juga karena energi yang dipantulkan sebagian menuju bidang bebas dan sebagian lagi menuju bawah lantai jenjang.
#) ereng kurang stabil terhadap getaran, perlu analisis kestabilan lereng. 3.1.3. Produktiita! Pemboran
Produkti(itas alat bor sangat mempengaruhi besar keilnya lapisan tanah penutup yang akan dibongkar dalam suatu tambang. Produkti(itas alat bor ditentukan dengan menghitung keepatan pemboran, efisiensi kerja alat dan (olume setara.
1. Keepatan Pemboran
Keepatan pemboran adalah keepatan rata$rata pemboran termasuk adanya suatu hambatan yang terjadi selama dilakukannya pemboran. alam menentukan keepatan pemboran harus diketahui waktu edar cycle time) pemboran, yaitu waktu yang diperlukan untuk membuat sebuah lubang ledak dari permukaan sampai dengan kedalaman tertentu. 0aktu edar pemboran dapat dihitung dengan ara menjumlahkan setiap bagian waktu dari setiap tahapan dalam pemboran lubang ledak, yaitu:
2t 3 Pt 4 *t 4 t 4 t 4 5t 4 -t
imana:
2t 3 0aktu edar pemboran mnt) Pt 3 0aktu mengambil posisi mnt)
*t 3 0aktu bor dari permukaan sampai kedalaman tertentu mnt) t 3 0aktu untuk menambah batang bor mnt)
-t 3 0aktu untuk mengatasi hambatan mnt)
Keepatan pemboran untuk berbagai kedalaman lubang ledak dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Vt = H ×60
Ct
imana:
6t 3 Keepatan pemboran nyata pada kedalaman tertentu m7mnt)
- 3 Kedalaman lubang ledak m) 2t 3 0aktu edar pemboran mnt)
alam pembuatan lubang ledak terdapat beberapa hambatan, yaitu:
a. -ambatan tak terduga seperti terjepitnya batang bor, kerusakan pada alat bor, kompresor atau kerusakan pada sambungan selang udara.
b. -ambatan yang bisa dihindari seperti lokasi pemboran yang belum dipersiapkan serta pengisian pelumas dan solar pada mesin bor atau kompresor dengan waktu yang sudah
teratur.
2epat atau lambatnya laju pemboran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. &aktor yang berhubungan dengan alat bor dan pemberian tekanan udara dari kompresor, yaitu: 1) 5ekanan udara yang diberikan
!) Konsumsi udara yang diberikan
#) *erat alat bor, dimana alat bor yang mempunyai konstruksi lebih berat akan memberikan keepatan pemboran yang lebih besar jika dibandingkan dengan alat bor yang mempunyai konstrusi ringan.
%) *erkurangnya efisiensi alat bor, misalkan karena umur alat sudah tua depresiasi) atau berkurangnya ketajaman mata bor bit ).
b. &aktor yang berhubungan dengan lubang ledak, yaitu: 1) Kemiringan lubang ledak.
#) Kedalaman lubang ledak.
. &aktor yang berhubungan dengan struktur batuan, yaitu: 1) Adanya rekahan pada batuan.
!) Kemiringan dari struktur batuan.
#) Kemampuan batuan untuk menggerus mata bor akibat adanya suatu keepatan penembusan sehingga mata bor semakin tumpul.
%) Mudah tidaknya batuan untuk ditembus alat bor. d. &aktor yang berhubungan dengan operasi kerja, yaitu:
1) Ketinggian lokasi kerja
!) Keterampilan operator dalam mengoperasikan alat bor. #) Penempatan alat bor.
!. 6olume etara
6olume setara merupakan angka yang menyatakan setiap satuan panjang kedalaman lubang ledak setara dengan sejumlah (olume batuan atau berat batuan yang diledakkan. 6olume setara mempunyai kegunaan untuk memperkirakan kemampuan alat bor yang digunakan untuk membuat lubang ledak. -arga (olume setara sangat tergantung pada pola peledakan yang dipakai. alam penentuan (olume setara dapat digunakan persamaan berikut:
Veq=W
n × H
imana :
6e8 3 6olume setara m#7m atau ton7m) 0 3 6olume batuan yang diledakkan m#)
n 3 "umlah lubang ledak
- 3 Kedalaman lubang ledak m)
alam menghitung (olume batuan yang diledakkan 0) dapat digunakan persamaan berikut:
W = A × L
imana:
A 3 uas daerah yang diledakkan m!)
-arga (olume setara sangat tergantung pada ukuran burden, spacing dan pola peledakan yang dipakai serta metode peledakannya.
#. 9fisiensi Pemboran
9fisiensi pemboran merupakan perbandingan antara kedalaman lubang ledak yang dapat diapai seara nyata dalam waktu kerja yang tersedia terhadap kedalaman lubang ledak yang seharusnya dapat diperoleh dalam waktu kerja yang dinyatakan dalam persen. 'ntuk menghitung efisiensi pemboran dapat menggunakan persamaan berikut: E= ℘ Wt ×100 imana: 9 3 9fisiensi pemboran ) 0p 3 0aktu produktif 0t 3 0aktu tersedia
%. Kemampuan Produksi Alat *or
elain menghitung efisiensi pemboran, kemampuan produksi alat bor juga harus dihitung sehingga perenanaan tambang dapat berjalan dengan baik. Penentuan kemampuan produksi suatu alat bor dapat diketahui melalui parameter efisiensi alat bor, keepatan pemboran, dan (olume setara. Kemampuan produksi alat bor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
P=Vt ×Veq × E×60
imana:
P 3 Produksi alat bor m#7mnt)
6t 3 Keepatan pemboran m7mnt) 6e8 3 6olume setara ton7m atau m#7m)
3.2 Peledakan
Peledakan merupakan proses yang bertujuan untuk memeah material batuan) yang keras dengan menggunakan bahan peledak agar dapat digunakan untuk proses selanjutnya. Keberhasilan suatu peledakan sangat ditentukan oleh karakteristik batuan yang diledakkan dan jenis bahan peledak yang digunakan serta metode peledakan yang diterapkan sesuai dari tujuan peledakan tersebut. Proses peledakan biasanya diawali dengan pembuatan lubang ledak dan pengisian bahan peledak yang sesuai dengan geometri peledakan yang telah direnanak an.
3.2.1. Pro!e! "e#iatan Peledakan
"enis bahan peledak yang digunakan dalam proses peledakan ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi batuan di lokasi peledakan, serta keadaan lingkungan lokasi peledakan seperti:
1) Keterdapatan air di dalam lubang ledak.
!) Perbedaan kekuatan lapisan batuan.
#) Adanya unsur kimia yang reaktif terhadap bahan peledak di dalam lubang ledak atau adanya temperatur yang diperkirakan dapat memiu bahan peledak.
%) "arak aman lemparan fragmentasi hasil peledakan.
elain jenis bahan peledak, jumlah bahan peledak yang akan digunakan juga harus diperhitungkan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan energi ledak yang berdampak buruk terhadap hasil peledakan. Adapun jenis pekerjaan persiapan peledakan meliputi:
1) Peramuan amonium nitrat dengan fuel oil solar).
!) Penyambungan leg wire detonator listrik apabila diperlukan di lokasi tersendiri.
#) Pembuatan primer sesuai dengan metode yang akan digunakan dan dilakukan dekat dengan lubang ledak.
%) Pengisian charging ) bahan peledak ke dalam lubang ledak.
Merujuk pada jenis pekerjaan persiapan peledakan tersebut, maka helper peledakan harus pula dibekali pengetahuan tentang peledakan pada pertambangan bahan galian. engan demikan
setiap helper peledakan harus mempunyai sertifikat juru ledak atau Kartu <=in Meledakan K<M).
+ambar #.; 2ontoh Kartu <=in Meledakan K<M)
etelah jumlah bahan peledak utama ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan jenis dan jumlah perlengkapan serta peralatan yang akan digunakan.
1. Perlengkapan Peledakan
a. etonator listrik atau /onel dengan waktu tunda tertentu dan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah lubang ledak.
b. Primer yang terbuat dari >odol catridge)? dan jumlahnya sesuai perhitungan, biasanya antara 1 sampai 1@ berat bahan peledak utama per lubang. Primer
dapat pula terbuat dari satu buah Booster yang beratnya !;@ gram sampai %@@ gram dan pemilihannya disesuaikan dengan jenis bahan peledak utama serta batuan yang akan diledakkan.
$. Kabel penghubung antar lubang connecting wire) yang panjangnya diukur sesuai spasi, burden, dan jumlah lubang yang akan diledakkan.
2. Peralatan Peledakan
a. Pemiu ledak blasting machine) listrik yang kapasitasnya sesuai dengan detonator yang akan diledakkan.
b. Blast Omh Meter *M) untuk mengukur tahanan kabel listrik peledakan.
$. Penampur ammonium nitrat dengan solar bila menggunakan bahan peledak A/& yaitun Mobile Miing !nit MM'), dan bila menggunakan emulsi diperlukan Mobile Manufacturing !nit MM').
d. Kabel utama "ead wire) dengan minimum panjang ;@@m berfungsi sebagai penghubung kabel pada rangkaian peledakan dengan pemiu ledak.
atau memampatkan material stemming .
3.2.2. Pro!e! Pe$ahn%a Batuan Akibat Peledakan
Konsep yang di pakai di sini adalah proses pemeahan dan reaksi$reaksi mekanik dalam batuan homogen. Perlu ditekankan bahwa sifat mekanis dalam batuan yang homogen akan berbeda dengan sifat mekanis batuan yang mempunyai rekahan dan heterogen seperti yang sering di jumpai dalam pekerjaan peledakan. Proses pemeahan batuan akibat peledakan di bagi menjadi tiga tahap sebagai berikut:
1) Proses pemeahan tingkat < #ynamic "oading )
Pada saat bahan peledak meledak, terdapat tekanan sangat tinggi sehingga menghanurkan batuan di daerah sekitar lubang ledak. +elombang kejut shock wave) yang meningalkan lubang ledak merambat dengan keepatan #@@@B;@@@ m7det, akan mengakibatkan tegangan tangensial yang menimbulkan rekahan yang menjalar radial crack ) dari daerah lubang ledak. Cekah pertama menjalar terjadi dalam waktu 1$ ! ms.
+ambar #.D. Pemeahan tingkat <
2) Proses pemeahan tingkat << $uasi%static "oading )
5ekanan sehubungan dengan gelombang kejut yang meningkatkan lubang ledak pada proses pemeahan tingkat < adalah positif. Apabila menapai bidang bebas akan di pantulkan, tekanan akan turun dengan epat, kemudian berubah menjadi negatif dan timbul gelombang tarik. +elombang tarik tensile wave) ini merambat kembali di dalam batuan. leh karena batuan lebih keil ketahanannya terhadap tarikan dari pada tekanan, maka akan terjadi rekahan$rekahan primer primary failure cracks)
disebabkan karena tegangan tarik tensile stress) dari gelombang yang dipantulkan. Apabila tegangan tarik ukup kuat akan menyebabkan slambing atau spalling pada
bidang bebas. alam proses pemeahan tingkat < dan tingkat << fungsi dari gelombang kejut adalah menyiapkan batuan dengan sejumlah rekahan$rekahan keil. eara teoritis energi gelombang kejut jumlahnya antara ; B 1; dari energi total bahan peledak. "adi gelombang kejut menyediakan kesiapan dasar untuk proses pemeahan tingkat akhir.
+ambar #.E Pemeahan tingkat << 3) Proses pemeahan tingkat <<< Release of "oading )
ibawah pengaruh tekanan sangat tinggi dari gas $ gas hasil peledakan maka rekahan radial utama tahap <<) akan diperbesar seara epat oleh efek kombinasi dari tegangan tarik tensile stress) yang disebabkan kompresi radial dan pembajian. Apabila massa batuan di depan lubang ledak gagal mempertahankan posisinya dan bergerak ke depan
maka tegangan tekan compressive stress) tinggi yang berada dalam batuan akan dilepaskan, seperti spiral kawat yang ditekan kemudian dilepaskan +ambar #.F). Akibat pelepasan tegangan tekan ini akan menimbulkan tegangan tarik yang besar di dalam massa batuan.
5egangan tarik inilah yang melengkapi proses pemeahan batuan yang sudah dimulai pada tahap <<. Cekahan yang terjadi dalam proses pemeahan tahap << merupakan bidang $ bidang lemah yang membantu menghasilkan fragmentasi utama pada proses
peledakan.
+ambar #.F Pemeahan tingkat <<<
3.2.3. "arakteri!tik &a!!a Batuan
*atuan adalah material yang sifatnya sangat ber(ariasi. Kekuatan tarik, tekan, dan geseknya berbeda $ beda untuk bermaam jenis batuan. *atuan akan peah apabila kekuatannya dilampaui. Karakteristik penting yang mempengaruhi kemampuboran dan kemampugalian suatu massa batuan pada dasarnya dikelompokkan atas dua kategori, yaitu batuan utuh dan massa batuan.
1. ifat $ sifat *atuan 'tuh a. ifat &isik *atuan
*eberapa sifat fisik batuan yang berpengaruh terhadap peledakan antara lain bobot isi, porositas, dan kandungan air. ifat yang paling berpengaruh adalah sifat bobot isi dari batuan tersebut. emakin keil bobot isi suatu batuan maka semakin mudah batuan tersebut untuk diledakkan dan relatif memerlukan energi peledakan yang keil.
*anyaknya jumlah pori dalam suatu batuan disebut dengan porositas. *atuan dengan porositas tinggi akan meningkatkan jumlah retakan batuan dan mengurangi tekanan gas dalam retakan itu. 2ontohnya pada batuan yang berkekar, energi yang ditimbulkan oleh bahan peledak akan tidak optimal karena energi tersebut akan menghilang melalui retakan tersebut. Air yang terdapat di dalam rongga batuan akan menyerap energi yang digunakan untuk menghanurkan batuan sehingga energinya akan berkurang.
b. ifat Mekanik *atuan
alah satu sifat mekanik batuan yang mempengaruhi proses peledakan adalah !niaial &ompressive Strength '2). '2 suatu batuan merupakan ukuran kemampuan batuan untuk menahan beban atau gaya yang bekerja pada arah
uniaksial. Klasifikasi kuat tekan uniaksial batuan utuh dapat dilihat sebagai berikut 5abel #.1) :
5abel #.1
Klasifikasi umum jenis penggalian massa batuan berdasarkan us
Metode '2
MPa) Alat
'ree digging 1 B 1@ Shovel( loader , *09
Ripping 1@ B !; Ripper
Rock cutting 1@ B ;@ Rock cutter
Blasting G !; Pengeboran dan peledakan
ari tabel tersebut terlihat bahwa batuan yang memerlukan proses pengeboran dan peledakan dalam pemberaian adalah batuan dengan '2 G !; MPa. Kekerasan dapat dipakai dalam menyatakan besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. 5abel #.! menunjukkan derajat kekerasan sebagai fungsi dari skala Mohs dan kuat tekan
uniaksial uniaial compressive strength, Protodyakono( classification).
5abel #.!
-ubungan antara us dengan kekerasan batuan
Kekerasan Mohs '2 MPa) )ery strong G E G !@@ Strong D $ E 1!@ B !@@ Moderately strong %,; $ D D@ B 1!@ Moderately weak # $ %,; #@ B D@ *eak ! $ # 1@ B #@ )ery weak 1 $ ! H 1@
!. ifat $ sifat Massa *atuan
a. Rock $uality #esignation CI)
CI merupakan parameter yang digunakan untuk menunjukkan kualitas massa batuan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengeboran inti. CI dihitung dari persentase bor inti yang diperoleh dengan panjang minimum 1@ m ditunjukkan oleh persamaan berikut :
: 1@@ panjang total 1@)m potongan Panjang J CI.= ≥ × core run core
CI dapat dihitung seara tidak langsung melalui pengukuran orientasi dan jarak antar kekar pada singkapan batuan scanline). /ilai CI dapat ditentukan
melalui persamaan Priest -udson 1LED).
) 1 1 , @ e 1@@ CI.= $@,1λ λ +
engan adalah frekuensi bidang lemah per meter. -ubungan antara CI dan frekuensi bidang lemah juga ditunjukkan oleh -obbs 1LE;) sebagai berikut 5abel #.#) :
5abel #.#
-ubungan antara r8d dengan frekuensi *idang lemah per meter eskripsi CI ) &rekuensi bidang lemah m$1)
angat buruk @ B !; G 1; *uruk !; B ;@ 1; B F edang ;@ B E; F B ;
*aik E; B L@ ; B1
angat baik L@ $ 1@@ H 1
"arak antar bidang lemah adalah jarak tegak lurus antar dua bidang lemah yang berurutan. ari nilai CI dapat diperoleh jarak antar bidang lemah dengan ara
menghitung nilai frekuensi bidang lemah per meter ) menggunakan persamaan :
λ
1 ",=
Attewel, 1LL#, mengklasifikasikan jarak antar bidang lemah seperti terlihat pada 5abel #.%. emakin jauh jarak antar bidang lemah G !@@@ mm), batuan dapat
dikatakan memiliki perlapisan yang sangat tebal. edangkan bila jarak antar bidang lemah keil H !@ mm), maka batuan dapat dikatakan terdiri dari laminasi tipis sedimentasi).
5abel #.%
Klasifikasi "arak Antar *idang emah eskripsi truktur *idang emah "arak mm) pasi sangat lebar Perlapisan sangat tebal G !@@@
pasi lebar Perlapisan tebal D@@ B !@@@ pasi moderat lebar Perlapisan tebal !@@ B D@@
pasi dekat Perlapisan tipis D@ B !@@ pasi sangat dekat Perlapisan sangat tipis !@ B D@
pasi ekstrim dekat aminasi tipis edimentasi)
H !@
. rientasi *idang emah +oint Plane Orientation)
alam kegiatan peledakan, orientasi bidang lemah utama pada massa batuan dapat mengakibatkan hal $ hal berikut :
1. 'ntuk orientasi bidang lemah utama dengan kemiringan mengarah kedalam pit , blok batuan pada crest berpotensi mengakibatkan ketidakmantapan lereng
+ambar #.La).
!. rientasi bidang lemah utama dengan kemiringan mengarah ke dalam massa batuan +ambar #.Lb), kegiatan peledakan berpotensi meninggalkan toe yang
tidak hanur serta batuan menggantung pada crest . *atuan yang menggantung tersebut dapat membahayakan keselamatan pekerja tambang dan alat gali $ muat. #. Kedudukan bidang lemah utama yang sejajar dengan bidang bebas atau tegak
lurus arah peledakan +ambar #.L), akan menghasilkan lereng yang mantap setelah peledakan dan arah lemparan dapat terkontrol.
%. an untuk orientasi bidang lemah utama yang membentuk sudut terhadap bidang bebas +ambar #.Ld), hasil pemberaian akan mengakibatkan muka jenjang berblok $ blok dan hanuran yang berlebih.
+ambar #.L
Pengaruh kekar pada kegiatan peledakan
3.2.'. Bahan Peledak
*ahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau ampuran berbentuk padat, air, gas atau ampurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau
ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat epat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang seara kimia lebih stabil.
5abel #.D. Klasifikasi *ahan Peledak Menurut Anon 1LLE)
Peledak
"ow ,plosives #eflagrate terbakar) *lak Powder -igh ,plosives #etonate meledak) /itroglyerin,
inamit Blasting gent #etonate meledak) A/&, lurry
Karena pertimbangan keamanan, ekonomi, kemudahan penanganan dan sebagainya, maka saat ini diberbagai kegiatan pertambangan sering digunakan blasting agent jenis A/&. A/& merupakan singkatan dari mmonium /itrat 'uel Oil atau istilah sehari$hari A/& adalah ampuran urea dan solar. edangkan blasting agent adalah bahan peledak yang di buat dari ampuran bahan$bahan yang sifat dasarnya bukan bahan peledak seperti urea dan solar pada ampuran A/&).
1) Komposisi Kimia *ahan Peledak
alam menentukan komposisi kimia dari bahan peledak, maka perlu diperhatikan Oygen Balance atau neraa oksigen. 2ampuran bahan peledak sedapat mungkin menapai 0ero Oygen Balance, yaitu kondisi dimana reaksi dari ampuran menghasilkan energi yang maksimun dan panas heat of eplosion) yang setinggi mungkin. Artinya kondisi 0ero Oygen Balance diapai jika reaksi berlangsung sempurna. *erikut salah satu reaksi kesetimbangan untuk A/&:
• L%,; A/ 4 ;,; &
# /-% /# 4 2-! 3 E-! 4 2! 4 #/! 4 L#@ Kal7kg
Perbandingan monium dan 'uel Oil L%,; : ;,;) ini sering di jadikan pedoman dalam menampur A/&, karena memberikan energi terbesar dan tidak menghasilkan unsur beraun seperti gas 2 dan /.
!) ifat *ahan Peledak
ifat$sifat bahan peledak yang mempengaruhi hasil peledakan yaitu: a. Kekuatan Strength)
Kekuatan suatu bahan peledak adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur energi yang terkandung pada bahan peledak dan kerja yang dapat dilakukan oleh bahan peledak tersebut. Pada umumnya semakin besar bobot isi dan keepatan detonasi suatu bahan peledak maka kekuatannya juga semakin besar.
b. Keepatan etonasi
Keepatan detonasi )elocity of #etonation 3 6) adalah keepatan gelombang detonasi yang melalui sepanjang kolom isian bahan peledak, yang dinyatakan dalam meter7detik. -al ini tergantung pada beberapa faktor yaitu bobot isi bahan peledak, diameter bahan peledak, derajat pengurungan, ukuran partikel dari bahan penyusunnya dan bahan$bahan yang terkandung dalam bahan peledak.
. Kepekaan Sensitivity)
Kepekaan adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh suatu bahan peledak untuk memulai beraksi dan menyebarkan reaksi peledakan ke seluruh
isian. Kepekaan bahan peledak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.
d. *obot <si *ahan Peledak
*obot isi bahan peledak adalah perbandingan antara berat dan (olume bahan peledak, dinyatakan dalam gr7m#. *obot isi biasanya juga dinyatakan dengan
istilah Spesific 1ravity +), Stick &ount 2), ataupun loading density de). e. 5ekanan etonasi
5ekanan detonasi adalah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dengan kilobar kb). 5ekanan akibat ledakan di sekitar dinding lubang ledak intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak kekuatan, bobot isi, 6), derajat pengurungan, jumlah, dan temperatur gas hasil ledakan.
f. Ketahanan 5erhadap Air *ater Resistance)
Ketahanan terhadap air suatu bahan peledak adalah kemampuan bahan peledak itu dalam menahan rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, mengurangi, merubah kepekaannya. ifat ini sangat penting, sebab untuk sebagian besar jenis bahan peledak, adanya air dalam lubang ledak mengakibatkan ketidakseimbangan kimia dan memperlambat reaksi pemanasan. g. ifat +as *eraun 'umes)
*ahan peledak yang meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas, yaitu smoke atau fumes. moke tidak berbahaya karena hanya mengandung uap air
berbahaya karena sifatnya beraun, yang terdiri dari karbon monoksida 2) dan oksida nitrogen /N). 'umes terjadi karena tidak terjadi kesimbangan oksigen
dalam pembakaran, hal ini dikarenakan bahan peledak tersebut dalam keadaan rusak.
3.2.*. +eometri Peledakan
+eometri peledakan sangat berpengaruh dalam mengontrol hasil peledakan, karena jika geometri peledakannya baik akan menghasilkan fragmentasi batuan yang sesuai dengan ukuran alat gali$muat, tanpa terdapat adanya bongkah, kondisi jenjang yang lebih stabil, serta keamanan alat$alat mekanis dan keselamatan para pekerja yang bekerja lebih terjamin. Ada tujuh standar dasar geometri peledakan yaitu: burden( spacing( stemming( subdrilling( kedalaman lubang ledak, panjang kolom isian dan tinggi jenjang. an beberapa teori tentang geometri peledakan adalah dengan >1eometri Peledakan Rules of 2humb? yno /obel) dan >1eometri Peledakan R.". sh?. asar dari penggunaan 5eori > Rules of 2humb? adalah dari perobaan para engineer
di lapangan maupun dari produsen bahan peledak yang tujuannya untuk mempermudah dalam menentukan geometri peledakan karena penggunaan 5eori > Rules of 2humb? dilapangan lebih sederhana saat akan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Adapun ara yang diterapkan untuk menentukan geometri peledakan dengan metode yang dikemukakan C. Ashgambar #.1@) adalah sebagai berikut:
34 *urden *)
Burden merupakan jarak tegak lurus terpendek antara lubang tembak yang diisi bahan peledak dengan bidang bebas atau ke arah mana batuan hasil peledakan akan
+ambar #.1@ +eometri Peledakan
"arak burden yang baik adalah jarak dimana energi ledakan bisa menekan batuan seara maksimal sehingga peahnya batuan dapat sesuai dengan fragmentasi batuan yang direnanakan dengan mengupayakan sekeil mungkin terjadinya batu terbang, bongkah, dan retaknya batuan pada batas akhir jenjang +ambar #.11).
+ambar #.11 Pengaruh *urden 5erhadap -asil Peledakan
*atuan standard mempunyai bobot isi 1D@ lb7ft#, bahan peledak standard memiliki
berat jenis 1,!, keepatan detonasi 1!@@@ fps, dan Kb standard burden ratio) yaitu #@. "ika batuan dan bahan peledak yang akan diledakkan tidak sama dengan ukuran
standard maka harga Kb standard itu harus dikoreksi menggunakan faktor penyesuaian ad5ustment factor ).
B
(
Burden)
= Kb × De12
*urden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak dengan mempertimbangkan konstanta K* yang tergantung pada jenis atau grup batuan dan bahan peledak. Persamaan untuk menghitung K*, A&1, A&!:
AF 1= 3
√
(
SG.Ve2 S Gstd.Vestd2)
AF 2= 3√
(
D std D)
Kb= Kb . std × AF 1× AF 2 imana: * 3 Burden ft) Kb 3 Burden ratioe 3 iameter lubang tembak inhi)
A&1 3 &aktor yang disesuaikan untuk batuan yang akan diledakkan
+ 3 *erat jenis bahan peledak yang dipakai A/& 3 @,F;) +std 3 *erat jenis bahan peledak standard 1,!@)
6e 3 6 bahan peledak yang dipakai A/& 3 11.F@# fps) 6estd 3 6 bahan peledak standard 1!.@@@ fps)
A&! 3 &aktor yang disesuaikan untuk bahan peledak yang dipakai
3 *obot isi batuan yang diledakkan lb,ft#)
std 3 *obot isi batuan standard 1D@ lb7ft#)
Kbstd 3 Burden ratio standard #@)
5ype of eNplosi(es Cok +roup oft H ! t7m#) Medium !$!,;t7m#) -ard G!,; t7m#)
ow density @,F $@,L g7) and low strength #@ !; !@ Medium density 1,@ B 1,! g7) and medium strength #; #@ !; -igh density 1,# B 1,D g7) and high strength %@ #; #@
!) pasi )
pasi adalah jarak terdekat antara dua lubang tembak yang berdekatan di dalam satu baris row) dan diukur sejajar terhadap pit wall . Apabila jarak spasi terlalu keil akan
menyebabkan batuan hanur menjadi halus, tetapi bila spasi lebih besar daripada ketentuan akan menyebabkan banyak terjadi bongkah boulder ) dan tonjolan stump) diantara dua lubang ledak setelah diledakkan.
S= Ks × B
imana:
3 pasi meter)
Ks 3 Spacing ratio 1.@@ B !.@@) * 3 Burden meter)
*erdasarkan ara urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah sebagai berikut:
a. Peledakan serentak, 3 !*.
b. Peledakan beruntun dengan delay inter(al lama second delay) 3 *. . Peledakan dengan millisecond delay, antara 1* hingga !*.
d. Peledakan terdapat kekar yang tidak saling tegak lurus, antara 1.!* hingga 1.F*.
e. Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang ledak dalam baris yang sama, 3 1.1;*
64 temming 5)
Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang bor, yang letaknya di atas kolom isian bahan peledak. &ungsi stemming adalah supaya terjadi keseimbangan tekanan dalam lubang tembak dan mengurung gas$gas hasil ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang maksimal. Panjang pendeknya serta padat atau
tidaknya stemming sangat mempengaruhi hasil dari peledakan, hal ini dilihat dari segi ground vibration, flying rock , air blast , dan hasil fragmentasi batuannya.
a. Apabila stemming terlalu panjang, akan menyebabkan:
1round vibration tinggi.
'lying rock kurang, artinya lemparan batuannya tidak banyak terjadi. ir blast suara) yang dihasilkan tidak keras.
&ragmentasi daerah hasil peledakan kurang bagus atau jelek.
b. edangkan apabila stemming terlalu pendek, maka:
Kemungkinan terjadinya flying rock .
ir blast suara7noise) yang dihasilkan besar.
&ragmentasi di daerah bawah hasil peledakan kurang bagus. 1round vibration rendah.
Cumus yang digunakan adalah:
T = Kt × B imana: 5 3 stemming meter) Kt 3 stemming ratio @.E; B 1.@@) * 3 burden meter) 74 ub rilling ")
Subdrilling merupakan bagian dari panjang lubang tembak yang terletak lebih rendah dari lantai jenjang. Subdrilling diperlukan agar batuan dapat meledak seara keseluruhan dan terbongkar tepat pada batas lantai jenjang, sehingga tonjolan$ tonjolan pada lantai jenjang toe) dapat dihindari. 5ujuan dari sub drilling adalah supaya batuan bisa meledak seara full face sebagaimana yang diharapkan, selain itu tujuan dibuatnya sub drilling agar tidak terjadi tonjolan pada lantai dasar bench. Cumusan yang digunakan adalah:
J = Kj × B
" 3 Subdrilling meter)
Kj 3 Subdrilling ratio @.! B @.#) * 3 Burden meter)
;) Kedalaman ubang 5embak -)
Kedalaman lubang ledak merupakan jumlah total antara tinggi jenjang dengan besarnya subdrilling . Kedalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tingkat produksi kapasitas alat muat) dan pertimbangan geoteknik, baik dari ketinggian
bench, burden, maupun arah pemborannya.
Cumus yang digunakan adalah:
H = Kh × B
imana:
- 3 Kedalaman lubang tembak meter) Kh 3 -ole depth ratio 1.; $ %.@)
* 3 Burden meter)
D) Panjang Kolom <sian P2)
Panjang kolom isian merupakan panjang kolom lubang tembak yang akan diisi bahan peledak. Panjang kolom ini merupakan kedalaman lubang tembak dikurangi panjang stemming yang digunakan.
PC = H −T
imana:
P2 3 Panjang kolom isian meter)
- 3 Kedalaman lubang tembak meter) 5 3 Stemming meter)
E) 5inggi "enjang )
eara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan lubang bor dan alat muat yang tersedia. 5inggi jenjang berpengaruh terhadap hasil peledakan seperti fragmentasi batuan, ledakan udara, batu terbang, dan getaran tanah. *erdasarkan perbandingan ketinggian jenjang dengan jarak burden yang diterapkan Stiffness
Ratio), maka akan diketahui hasil dari peledakan tersebut. Penentuan ukuran tinggi jenjang berdasarkan Stiffness Ratio digunakan rumus sebagai berikut:
L=5× De
imana:
3 5inggi jenjang minimum ft) e 3 iameter lubang tembak inhi)
edangkan perhitungan geometri peledakan sesuai 5eori > Rules of 2humb? adalah sebagai berikut:
1) *urden *)
*urden 3 !; B %@) N Blast -ole #iameter !) Spacing )
pasi 3 1,1; N *urden 64 Blast -ole #iameter e)
Blast hole diameter O 1; N Bench -eight m) %) Sub #rilling ")
Sub drilling 3 # B 1; ) N Blast hole diameter 3 # B 1; ) N 1E1,%; mm
;) Stemming 5)
'ntuk menari stemming, dapat dihitung dengan dua ara, yaitu:
a. Stemming !@ N Blast -ole diameter ,
b. Stemming @,E B 1,!) N *urden
84 Blast -ole #ept -)
Blast -ole #epth 3 *enh -eight 4 ubdrilling
94 Bench -eight )
Bench -eight 1E1.%; mm 7 1;
Bench -eight 11.%# mm
:4 &harge "ength P2)
&harge "ength !@ N *last -ole iameter
&harge "ength !@ N 1E1.%; mm
&harge "ength #%!L mm
alam penggunaanya baik teori C. Ash maupun > Rules of 2humbs? sangat ditentukan oleh keterbatasan dan ketersediaan alat bor, yaitu ukuran bit yang mampu dibuat oleh alat bor tersebut.
3.2.-. Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang bor yang satu dengan yang lainnya, baik dalam satu baris7kolom ataupun berlainan. Pola peledakan ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan. Agar peledakan berjalan dengan baik, maka perlu perenanaan yang teliti dalam menentukan pola peledakan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merenanakan pola peledakan,
yaitu:
1) Kuat tekan batuan yang akan diledakkan. !) &ragmentasi hasil peledakan yang diinginkan. #) *idang bebas yang ada serta arah jatuhnya batuan. %) "enis bahan peledak yang akan digunakan.
;) "umlah baris yang didasarkan pada lebar daerah yang akan diledakkan sesuai untuk kebutuhan produksi.
Ada dua maam pola peledakan yang dibagi berdasarkan arah runtuhan batuan hasil peledakan) dan waktu peledakan. Pola peledakan yang berdasarkan arah runtuhan batuan dibagi
menjadi tiga pola +ambar #.1!):
1) Bo &ut , adalah pola peledakan yang dimulai dari bagian tengah suatu jenjang dan mempunyai dua bidang bebas. Arah runtuhan peledakan pola bo cut adalah kedepan dan membentuk kotak.
!) ) &ut , adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk huruf ?6?.
#) &orner &ut , adalah pola peledakan yang dimulai dari sudut suatu jenjang dan mempunyai tiga bidang bebas. engan adanya tiga bidang bebas ini maka diharapkan proses peledakan berlangsung sempurna. Arah runtuhan peledakan pola corner cut adalah kesalah satu sudut dari bidang bebasnya.
*erdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan seara serentak untuk semua lubang tembak.
!) Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.
+ambar #.1! Pola Peledakan *erdasarkan Arah Cuntuhan
etiap lubang ledak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang ukup kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi seara maksimal sehingga lubang tembak akan
terdesak, mengembang, dan peah.
3.2.. Arah Peledakan
Arah peledakan merupakan suatu penunjukan arah dimana terjadi pemindahan di splacement ) batuan ataupun runtuhan batuan hasil peledakan yang kemudian membentuk tumpukan. Arah peledakan dipengaruhi oleh struktur batuan, posisi alat$alat dan jalan tambang serta posisi bangunan$bangunan maupun lingkungan sekitar. ari segi kekar batuan, maka arah peledakan yang baik untuk menghasilkan fragmentasi batuan yang seragam digunakan arah
peledakannya menuju sudut tumpul perpotongan antara arah umum kedua kekar utama. Apabila arah peledakannya menuju sudut runing, maka akan terjadi penerobosan energi peledakan melalui rekahan yang ada. -al ini mengakibatkan pengurangan energi ledakan untuk menghanurkan batuan, sehingga terbentuk fragmentasi batuan yang tidak seragam dan enderung menghasilkan banyak overbreak +ambar #.1#). edangkan dari segi perlapisan batuan, untuk mendapatkan fragmentasi batuan yang baik, diterapkan arah lubang tembak yang berlawanan arah dengan bidang perlapisan batuan karena energi ledakan akan menekan batuan seara maksimal. eara teoritis, bila lubang tembak arahnya berlawanan dengan arah pelapisan batuan, maka kemungkinan terjadinya backbreak akan lebih rendah, lantai jenjang tidak rata, tetapi fragmentasi hasil peledakan akan lebih seragam dan akan membentuk tumpukan material muckpile) yang lebih tinggi dengan lemparan batuan tidak terlalu jauh. edang jika arah lubang tembak searah dengan arah kemiringan bidang perlapisan, maka kemungkinan yang terjadi adalah timbul backbreak lebih besar, fragmentasi batuan tidak seragam dan tumpukan material hasil peledakan muckpile) akan lebih rendah dengan terlemparnya batuan akan lebih jauh, serta kemungkinan terhadap terjadinya longsoran akan lebih besar, namun akan menghasilkan lantai jenjang yang lebih rata.
+ambar #.1# Arah peledakan keluar sudut tumpul perpotongan kekar
3.2./. Pen#i!ian Bahan Peledak
"umlah pemakaian bahan peledak sangat mempengaruhi hasil peledakan, terutama tingkat fragmentasi yang dihasilkan. -al yang berpengaruh dalam pengisian bahan peledak dalam lubang tembak yaitu:
1) Konsentrasi <sian loading density4
Konsentrasi isian merupakan jumlah isian bahan peledak yang digunakan dalam kolom isian P2) lubang tembak. 'ntuk menghitung lubang tembak maka harus ditentukan dulu jumlah isian bahan peledak tiap meter panjang kolom isian loading density). 'ntuk menghitung loading density dapat digunakan rumusan sebagai berikut:
de=0.508 De2
(
SG)
imana:
de 3 loading density kg7m)
e 3 diameter lubang tembak inhi)
+ 3 specific gravity bahan peledak yang digunakan
ehingga jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang tembak dapat diari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
E=de×PC
imana:
9 3 jumlah bahan peledak tiap lubang ledak kg)
de 3 loading density dari handak yang digunakan kg7m) P2 3 panjang kolom isian m)
!) Powder &ator Pf)
Powder factor atau specific charge merupakan perbandingan antara jumlah bahan peledak yang digunakan terhadap jumlah batuan yang diledakkan.
Pf = E
V
imana:
Pf 3 powder factor kg 7 ton)
6 3 berat batuan yang diledakkan ton)
9 3 berat bahan peledak yang digunakan kg)
alam menentukan powder factor ada ! maam satuan yang dapat digunakan, yaitu:
a. *erat bahan peledak per (olume batuan yang diledakkan kg7m#).
b. *erat bahan peledak per berat batuan yang diledakkan kg7ton).
/ilai powder factor dipengaruhi oleh jumlah bidang bebas, geometri peledakan, struktur geologi, dan karakteristik massa batuan itu sendiri. Pada tabel #.# dapat
diketahui hubungan antar densitas batuan dengan nilai powder factor , dan pada tabel #.% diketahui hubungan powder factor dengan beberapa jenis batuan.
*ila pengisian bahan peledak terlalu banyak akan mengakibatkan jarak stemming menjadi keil sehingga menyebabkan terjadinya batuan terbang flyrock ) dan ledakan tekanan udara airblast ). edangkan bila pengisian terlalu keil maka jarak stemming menjadi besar sehingga menimbulkan bongkah dan backbreak di sekitar dinding jenjang.
5abel #.F -ubungan /ilai Powder 'actor dengan 5ipe *atuan
T%0e! O Ro$k Poder a$tor (k# , m3)
Massi(e high strength roks @,D@ B 1,;@ Medium strength roks @,#@ B @,D@ -ighly fissured roks, weathered or soft @,1@ B @,#@
5abel #.L -ubungan /ilai Powder 'actor dengan ensitas *atuan. Poder a$tor
Ro$k Den!it% (ton,m3)
la!! 4imit (k#,m3) Aera#e 5alue (k#,m3)
@.1! B @.1F @.1;@ 1.%@ B 1.F@ @.1F B @.!E @.!!; 1.E; B !.#; @.!E B @.#F @.#!@ !.!; B !.;; @.#F B @.;! @.%;@ !.;@ B !.F@ @.;! B @.DF @.D@@ !.E; B !.L@ @.DF B @.FF @.EF@ !.F; B #.@@ @.FF B 1.1@ @.LL@ !.L; B #.!@ 1.1@ B 1.#E 1.!#; #.1; B #.%@
1.#E B 1.DF 1.;!; #.#; B #.D@
1.DF B !.@# 1.F;; G#.#;
3.2.6. 7aktu Tunda
0aktu tunda merupakan penundaan waktu peledakan untuk peledakan antara baris yang depan dengan baris di belakangnya dengan menggunakan delay detonator . Keuntungan melakukan peledakan dengan waktu tunda ialah:
a. &ragmentasi batuan hasil peledakan akan lebih seragam dan baik. b. Mengurangi timbulnya getaran tanah dan flyrock.
. Mengurangi jumlah muatan yang meledak seara bersamaan. d. Menyediakan bidang bebas baru untuk peledakan berikutnya. e. Arah lemparan dapat diatur.
f. Mengurangi airblast.
g. *atuan hasil peledakan muckpile) tidak menumpuk terlalu tinggi.
Penentuan waktu tunda peledakan dapat digunakan rumusan sebagai berikut: Tr=T R× B
imana:
5r 3 0aktu tunda ms).
5C 3 Konstanta waktu antar baris.
* 3 Burden m).
Konstanta waktu tunda didasarkan pada hasil peledakan yang diinginkan. /ilai konstanta waktu tunda dapat dilihat pada tabel #.;.
5abel #.1@. 0aktu tunda antar row
"on!tanta TR(m!,m) 8a!il
D,; )iolet , air blast yang berlebihan, backbreak . F,@ 5umpukan tinggi dekat face, air blast sedang,
backbreak .
11,; Cata$rata tumpukan tinggu, dan rata$rata adanya air blast backbreak .
1D,; 5umpukan berserak dengan backbreak yang minimum.
3.3 Ener#i Peledakan
etiap peledakan akan menghasilkan energi yang menyebabkan terjadinya berbagai jenis gelombang yang merambat di dalam bumi, dipermukaan bumi maupun di udara. alah satu penyebab peahnya batuan dari bergetarnya bumi karena peledakan adalah adanya rambatan gelombang tersebut. Ceaksi peledakan tidak saja menghasilkan gelombang energi yang mampu menghanurkan massa batuan padat, tetapi masih ada tersisa energy yang menghasilkan gelombang dan terus merambat dengan keepatan yang kian melemah seiring dengan semakin jauh jarak rambatannya dari pusat ledakan. 5etapi dalam kasus yang khusus semakin jauh ternyata getaran yang ditimbulkan lebih besar. 9nergi peledakan akan membentuk gelombang tekan yang menghasilkan deformasi plastis terhadap batuan, sehingga batuan akan peah atau hanur. ebagian dari gelombang tersebut terus merambat menembus bumi atau batuan membentuk gelombang tegangan$regangan di dalam batas =ona elastis batuan. +elombang yang menjalar di dalam batas =ona elastis batuan disebut pula gelombang seismik yang tidak akan memeahkan batuan tetapi hanya menggetarkannya.ari uraian di atas, maka energi yang dihasilkan peledakan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu energi terpakai work
energy) dari energi sisa waste energy). 9nergi terpakai adalah energi yang menghasilkan tenaga atau daya yang betul$betul digunakan untuk menghanurkan batuan.9nergi ini terdiri dari ! jenis, yaitu energi kejut dan energi gas
3.3.1 7ork Ener#%
Pada peledakan suatu media padat akan timbul tekanan detonasi detonation pressure) dan tekanan peledakan eNplosion pressure)yang merupakan efek dari shok energy dan gas energy hasil dari perubahan kimia bahan peledak. 'ntuk bahan peledak dari jenis high eNplosi(e, pertama kali akan terjadi tekanan detonasiyang kemudian diikuti tekanan peledakan, sedangkan untk bahan peledak ow eNplosi(e hanya terjadi tekanan peledakan. -al ini dikarenakan adanya perbedaankeepatan penjalaran reaksi kimia dalam kolom bahan peledak.*ahan peledak high eNplosi(e mempunyai keepatan penjalaran reaksi yang lebih besar
dari keepatan penjalaran suara dalam bahan peledak, yang dikenal sebagaikeepatan detonasi. Keepatan detonasi ini menyebabkan timbulnya gelombangkejut shok wa(e) atau gelombang detonasi detonation wa(e) yang terletak didepan daerah reaksi utama primary reation =one) dalam kolom bahan peledak.+elombang kejut ini yang menyebabkan timbulnya tekanan detonasi. 5ekanandetonasi ini dinyatakan sebagai fungsi dari bobot isi bahan peledak kali kuadratdari keepatan detonasi bahan peledak 2al(in ". Konya, et. al).
Pd 9 2.* : ; : 5OD2
imana :
Pd 3 5ekanan detonasi MPa)
Q3 *obot isi bahan peledak Kg7m#)
6 3 Keepatan detonasi m7detik)
3.3.2 7a!te Ener#%
*ahan peledak melepaskan energi dan menghasilkan rok fraturing , plastideformation, dan elasti deformationpada batuan. 9nergi peledakan yangmenyebabkan terjadinyaelasti deformation dapat menghasilkan stress wa(esbody wa(e) yang merambat melalui massa batuan.9nergi peledakan membutuhkan sejumlah energi yang ukup sehingga melebihiatau melampaui kekuatan batuan atau melampaui batas elastik batuan untuk memeahkan suatu batuan. Proses pemeahan batuan ini akan berlangsung terushingga energi yang dihasilkan oleh bahan peledak makin lama makin berkurangdan menjadi lebih keil dari kekuatan batuan, sehingga proses pemeahan batuan berhenti. 9nergi yang tersisa seismi energy) akan menjalar melalui batuan,mengakibatkan deformasi dalam batuan tetapi tidak memeahkan batuan, karenamasih di dalam batas elastiknya. -al ini akan menghasilkan gelombang seismik.+elombang ini pada batas tinggi tertentu dapat menyebabkan kerusakan padastruktur bangunan dan juga dapat sangat mengganggu manusia. +elombangseismik ini dirasakan oleh