• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1 PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

KELOMPOK 2 030.09.185 Prasada Wedatama 030.09.251 Tasya Rahmani 030.09.280 Yulius Nugroho 030.09.282 Yuti Purnamasari 030.10.002 Ade Laksono 030.10.003 Adelita Yuli hapsari 030.10.006 Adisti Zakyatunnisa 030.10.008 Adji Indra Pramono 030.10.009 Adrian Pradipta 030.10.011 Agnes Yuarni 030.10.012 Agrietia

030.10.014 Ahmad Rudiansah 030.10.015 Akbar Fadheli

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 6 APRIL 2013

(2)

2 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan……….…..………3 Bab II Laporan Kasus………...……….4 Bab III Kronologis……….……….6

Interpretasi Temuan Mayat………7

Kemungkinan Cara Kematian...9

Sebab Kematian...9 Visum et Repertum...10 Kesimpulan...12 Bab IV Tinjuan Pustaka...14 Bab V Daftar Pustaka ………...………...29

(3)

3 BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu kedokteran forensik, juga dikenal dengan nama Legal Medicine, adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta keadilan.

Dalam bentuknya yang masih sederhana, ilmu kedokteran forensic dikenal sejak zaman Babilonia, yang mencatat ketentuan bahwa ‘dokter’ saat itu mempunyai kewajiban untuk member kesembuhan untuk para pasiennya dengan ketentuan ganti rugi bila hal tersebut tidak tercapai.

Dalam perkembangannya, ilmu forensic tidak hanya digunakan untuk penegakkan hokum, tetapi juga berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat lain, seperti pada klaim asuransi yang adil, membantu pemecahan masalah paternitas, dan membantu upaya keselamatan kerja dalam bidang industry dan otomotif dengan pengumpulan data korban kecelakaan industri maupun kecelakaan lalu-linta dan sebgainya.

Ilmu kedokteran forensic ini pada akhirnya akan menghasilkan suatu keterangan ahli yang disebut sebagai Visum et Repertum. Visum et repertum ini merupakan keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensic yang dilakukannya terhadap korban hidup, korban mati, benda tubuh atau yang berasal dari tubuh yang diatur dalam dalam KUHAP 133.

Dewasa ini banyak sekali berita-berita mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap anak – anak bayi. Seringnya pembunuhan dilakukan dengan cara pembekapan, pemukuluan kepala, pencekikkan, dan penjeratan. Biasanya pembunuhan dilakukan dengan motif takut ketahuan melahirkan anak. agaknya, motif tersebut dikaitkan dengan kultur dalam masyarakat Indonesia yang masih menganggap tabu seorang wanita melahirkan anak tanpa suami.

Jika dokter forensic diminta melakukan otopsi dan pemeriksaan atas jenazah bayi yang diduga menjadi korban tindak pidana maka ia tidak perlu mempersoalkan apakah pembunuhan itu termasuk pembunuhan tanpa rencana, dengan rencana, atau pembunuhan biasa dan juga dokter tidak perlu mempersoalkan siapa pelaku pembunuhan itu. Sebab masalah itu menjadi masalah penegak hukum. Dokter hanya perlu memusatkan perhatiannya pada upaya mengungkap bukti-bukti medik yang relevan bagi penyelesaian perkara.

(4)

4 BAB II

LAPORAN KASUS

KASUS

Sesosok mayat bayi ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam mereka melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya di dekat tempat sampah dan berada di sana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat setempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.

Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.

Pada pemeriksaan luar jenazah, dapat dipastikan jenazah adalah bayi perempuan dengan adanya alat kelamin perempuan. Pada saat ditemukan, polisi melaporkan bayi dibungkus kain yang dimasukkan kedalam kardus, bayi masih penuh dengan darah dan terdapat mekonium dengan tali pusat masih melekat pada plasenta. Selain itu, bayi terlihat kekuningan pada kulit serta sianosis diujung jari, kuku dan mulut. Ditemukan pula lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan. Terdapat juga Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah. Pada permukaan dalam bibir ditemukan luka memar. Selain itu, ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi.

Pada pemeriksaan luar bayi setelah diukur berat badan dan panjang badannya. Didapatkan hasil : BB = 2000 gr, PB = 50 cm, batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk, rawan telinga sudah terbentuk, rambut kepala relatif kasar, puting susu sudah berbatas tegas, alis mata sudah lengkap, kuku jari tangan melewati ujung jari dan labium sudah terbentuk sempurna.

(5)

5 Pada hasil pembedahan didapatkan paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), dan menunjukkan gambaran mozaik dan konsistensi paru seperti spons. Pada pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna. Pada jaringan paru ditemukan edema yang luas, membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

(6)

6 BAB III

PEMBAHASAN KASUS

I. KRONOLOGI MASALAH

Seorang siswi kelas 3 SMU yang masih berusia 17 tahun, setelah diperiksa polisi, tersangka mengaku tega membunuh bayinya karena malu melahirkan bayi diluar nikah.

Polisi mengamankan tersangka yang tega membunuh dan membuang bayi darah dagingnya sendiri di tempat sampah. Tersangka berinisial IK, tercatat sebagai siswi kelas 3 SMA yang masih berusia 17 tahun. Tertangkapnya tersangka yang tinggal bersama ibunya didaerah Grogol, Jakarta Barat ini, berawal dari warga yang semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat tempat sampah tersebut berada cukup lama, dan ada seorang warga yang mencatat nomor mobil tersebut.

Polisi mengatakan, tersangka melahirkan bayinya seorang diri pada hari Senin, tanggal 2 April 2013 sekitar pukul 11 malam. Ketika itu, seisi rumah dan orangtuanya tidak mengetahui. Karena takut kepergok, tersangka membekap mulut bayi dengan bantal. Tak sampai disitu, tersangka juga menjerat leher bayi tersebut dengan kabel. Kemudian tersangka membungkus bayi yang dilahirkannya dengan kain dan memasukkannya kedalam kardus kemudian dibuang ke tempat sampah pada dini hari, yaitu pada hari Selasa, 3 April 2013, sekitar pukul 1 pagi.

Polisi mengamankan barang bukti seperti bantal, kain dan kardus milik tersangka pada tanggal 3 April 2013 di sore hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, tersangka mengaku bahwa ia dihamili oleh pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab.

(7)

7 II. INTERPRETASI TEMUAN MAYAT BAYI

Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan:

1. Organ genetalia eksterna yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang perempuan 2. Bayi masih penuh darah dan terdapat mekonium

- Menunjukkan bahwa bayi belum dirawat dan mekonium yang ada menunjukkan bahwa usia hidup bayi kurang dari dua hari.

3. Tali pusat masih melekat pada plasenta.

- ini menunjukkan bahwa bayi ini tidak pernah dirawat 4. Tanda kekuningan pada kulit bayi

- Menunjukkan bahwa bayi mengalami ikterik. Ikterik terjadi pada bayi normal yang lahir, dan hidup sampai sebelum hari keempat.

5. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

- tanda sianosis yang didapatkan pada korban menujukkan ia mengalami kematian disebabkan oleh asfiksia

6. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan - Menandakan bahwa bayi telah mati lebih dari 12 jam dalam posisi terlentang. 7. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah

- ini adalah tanda khas pada kasus asfiksia

- bintik-bintik kemerahan ini disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah kapiler karena hipoksia

8. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar

- luka memar ini menujukkan adanya kekerasan tumpul atau terjadi pembekapan 9. Ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi.

(8)

8 - Menunjukkan bahwa bayi dijerat oleh benda dengan tepi rata, contohnya kabel, tali

tambang plastik, dan lain-lain.

10. Didapatkan hasil : BB = 2000 gr

- Menunjukkan bahwa bayi sudah viabel. Bayi yang dikatakan viabel berarti ia telah dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu dan bayi tersebut tidak memiliki cacat berat. Bayi yang viabel artinya bayi memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan hidupnya diluar kandungan tanpa peralatan khusus atau canggih.

11. PB = 50 cm

- Panjang badan bayi diukur untuk memperkirakan usia bayi dalam kandungan. menggunakan rumus de haase. Pada kasus ini PB bayi 50 cm,

berarti usia bayi = PB/5 x 4minggu = 50cm/5 x 4 minggu = 40 minggu.

12. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk, rawan telinga sudah terbentuk, rambut kepala relatif kasar, puting susu sudah berbatas tegas, alis mata sudah lengkap, kuku jari tangan melewati ujung jari dan labium sudah terbentuk sempurna

- Ini semua adalah ciri-ciri eksternal pada bayi yang sudah cukup bulan.

Pada pemeriksaan pembedahan didapatkan :

1. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), konsistensi paru seperti spons

- Ini merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir hidup. 2. gambaran mozaik pada paru

- hal ini juga merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa alveoli sudah terisi udara

(9)

9 - Ini merupakan tanda mikroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir hidup

4. edema yang luas pada jaringan paru, membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

- Hal ini merupakan tanda mikroskopik paru yang mungkin berasal dari lemak vernis (membran hialin, yang akan terlihat pada bayi yang telah hidup lebih dari 1 jam) III. Sebab Kematian

Pada kasus ini, berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan menunjukkan kemungkinan kematian akibat asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalau memasuki saluran pernafasan.

IV. Kemungkinan Cara Kematian

Kemungkinan cara kematian korban ini adalah kematian tidak wajar, yaitu pembunuhan anak sendiri dan juga karena ditemukannya tanda kekerasan lain seperti ditemukan luka memar didalam bibir dan ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi menunjukkan bahwa bayi mungkin mati karena asfiksia akibat pembekapan dan penjeratan pada saluran nafas.

(10)

10 V. Visum Et Repertum

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, Indonesia

Phone: (62-21) 566 3232 | Fax: (62-21) 564 4270

---

VISUM ET REPERTUM ( JENAZAH )

Nomor: 3456-SK III/2345/2-95 Jakarta, 4 April 2013

Lamp : satu sampul tersegel---

Perihal: Hasil pemeriksaan Pembedahan---

Atas jenazah---

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang bertanda tangan di bawah ini,---,dokter ahli kedokteran forensic pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Barat No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse tertanggal

(11)

11 3 April 2013, maka pada tanggal empat April tahun dua ribu tiga belas, pukul delapan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Trisakti telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah:

Nama: ---

Jenis kelamin: perempuan---

Umur:--- Kebangsaan:--- Agama:--- Pekerjaan:--- Alamat:--- HASIL PEMERIKSAAN I.PEMERIKSAAN LUAR :

1. Organ genetalia yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang perempuan 2. Tali pusat masih melekat pada plasenta

3. Bayi masih penuh darah dan terdapat mekonium 4. Tanda kekuningan pada kulit bayi

5. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

6. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan 7. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah

8. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar 9. Pada leher ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata

(12)

12 10. Berat Badan = 2000 gr

11. Panjang Badan = 50 cm

12. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk 13. rawan telinga sudah terbentuk

14. rambut kepala relatif kasar 15. puting susu sudah berbatas tegas 16. alis mata sudah lengkap

17. kuku jari tangan melewati ujung jari 18. labium sudah terbentuk sempurna

II.PEMERIKSAAN DALAM :

1. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), konsistensi paru seperti spons

2. gambaran mozaik pada paru

3. Alveoli paru yang mengembang sempurna 4. Edema yang luas pada jaringan paru

5. Membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

KESIMPULAN :

Pada mayat bayi perempuan ini ditemukan luka memar pada permukaan dalam bibir yang dapat disebabkan oleh pembekapan bahan lunak dan bekas jeratan dengan tepi rata yang disebabkan oleh jeratan kabel.

Pada mayat bayi perempuan ini juga ditemukan bintik-bintik perdarahan pada mata, kelopak mata dan kulit wajah karena pecahnya pembuluh darah kapiler yang disebabkan oleh suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang disertai dengan

(13)

13 peningkatan karbon dioksida dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen dan terjadi kematian.

Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP………

Dokter yang memeriksa,

dr. Kelompok 2

(14)

14 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK HUKUM

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun.

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 342 KUHP

Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan

Pasal 181 KUHP

Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat dengan maksug hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.

(15)

15 Pasal 304 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 305 KUHP

Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu , meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.

Pasal 306 KUHP

(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu menyebabkan luka berat , maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan.

(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum penjara selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 307 KUHP

Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan sepertiganya.

(16)

16 Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.

PROSEDUR MEDIKO-LEGAL

1. Penemuan dan pelaporan

o Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.

o Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan lain-lain. 2. Penyelidikan

o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian seperti yang dilaporkan.

o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia.

3. Penyidikan

o Dilakukan oleh penyidik

o Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian. o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.

o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b).

(17)

17 o Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan ke

penuntut umum. 5. Penuntutan

o Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara yang lengkap diajukan ke pengadilan.

6. Persidangan

o Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim. o Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli.

o Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau selaku dokter pemeriksa.

7. Putusan pengadilan

o Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah.

Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari lima alat bukti yang sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat dan petunjuk.

PEMERIKSAAN BAYI

Diantara masalah-masalah yang perlu dijawab oleh seorang dokter adalah:

1. Apakah bayi dilahirkan hidup atau mati? 2. Berapakah umur bayi tersebut?

3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat? 4. Apakah sebab kematian?

(18)

18 Penentuan lahir mati atau lahir hidup

Tanda-tanda Lahir hidup Lahir mati

Tanda-tanda maserasi - Baru terlihat setelah

8-10 hari kematian inutero.

- Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari: Perubahan berupa vesikel atau bula yang berisi cairan

kemerahan, epidermis bewarna putih dan berkeriput, bau tengik, dan tubuh mengalami perlunakan.

- Organ-organ tampak basah tetapi tidak berbau busuk

Pengembangan dada - Dada sudah

mengembang

- Diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5

- Iga masih mendatar dan diafragma masih setinggi iga 3-4.

Pemeriksaan makroskopik paru - Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebahagian

- Paru-paru masih tersembunyi dibelakang kandung jantung atau

(19)

19 kandung jantung.

- Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang. - Menunjukkan gambaran

mosaic kerana alveoli telah berisi udara. - Gambaran marmer

akibat pembuluh daran interstitial berisi darah - Konsistensi seperti

spons dan teraba derik udara.

- Pengirisan paru dalam air : terlihat jelas keluarnya gelembung udara dan darah. - Berat paru bertambah 2

kali kerana

berfungsinya sirkulasi darah jantung paru.

telah mengisi rongga dada.

- Paru-paru bewarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat,tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar

Uji apung paru - Hasil positip - -Hasil negatip

Pemeriksaan mikroskopik paru - Alveoli paru

mengembang sempurna dengan atau tanpa

- Tanda khas untuk paru bayi yang belum bernafas adalah adanya

(20)

20 emfisema obstruktif

- Tidak terlihat projection.

- Perwarnaan Gomori atau Ladewig: serabut retikulin tampak tegang.

tonjolan yang berbentuk seperti bantal yang akan bertambah tinggi dan dasar menipis sehingga tampak seperti dada (club –like)

- Pada paru bayi yang belum bernafas dan sudah membusuk dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig: Tapak serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut yang kerinting

Penentuan Umur Bayi

Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan pertama, panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi(bulan) x 5.

Penentuan sudah atau belum dirawat

(21)

21 - Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi dan diberi

obatt antiseptic

- Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat bayi dengan ujung yang tidak rata.

Verniks Kaseosa(Lemak Bayi)

- Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah

- Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat ditemukan didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher.

Pakaian

- Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh pada bayi.

Penentuan Sebab Kematian

Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia). Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan, pembunuhan atau alamiah.

Trauma lahir

- Kaput subsedaneum - Sefal hematom

- Perdarahan intracranial

- Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler - Perdarahan epidural

(22)

22 - Cara tersering dijadikan adalah yang menimbulkan asfiksia: pembekapan, penyumbatan jalan

nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman

- Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkan patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.

- Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukan tusukan didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla oblongata.

- Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun dan memuntir kepala sangat jarang terjadi.

PEMERIKSAAN MAYAT BAYI

Pemeriksaan luar Tanda

Kulit - Sudah dibersihkan atau belum

- Keadaan verniks kaseosa - Warna

- Berkeriput atau tidak

Mulut - Kehadiran benda asing

Tali pusat - Sudah terputus atau masih melekat pada

uri

- Potongan rata atau tidak

- Tanda sudah diberi antiseptic atau belum - Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat

hematoma tau Wharton ‘s Jelly berpindah tempat.

(23)

23 molase tulang-tulang tengkorak.

Tanda-tanda Kekerasan - Ada atau tidak tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung.

- Tanda memar pada mukosa bibir dan pipi.

- Tanda pencekikan atau jerat pada leher - Memar atau lecet pada tengkuk

Mulut - Apakah terdapat benda asing

- Perhatikan palatum mole tedapat robekan atau tidak

Tanda asfiksia - Tardieu’s Spot pada permukaan

paru,jantung,thymus dan epiglottis

Tulang belakang - Apakah terdapat kelainan congenital dan

tanda-tanda kekerasan.

Kepala - Perhatikan apakah terdapat perdarahan

subdural atau subaraknoid.

- Perhatikan keadaan falks serebri dan tentorium cerebri.

PEMERIKSAAN IBU

Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan si perempuan tersebut:

(24)

24 o Tes DNA mitokondria

Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA mitokondria. Pada manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang basa DNA, dimana ini hanya mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang terdapat pada inti sel. Yang membuat DNA ini istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang diwarisi secara seimbang dari ayah dan ibu, DNA ini diwarisi hanya dari sang ibu, karena semua mitokondria manusia diturunkan dari mitokondria sel telur ibu. Sehingga, kita bisa melakukan tes untuk membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk menentukan hubungan mereka.(adanya kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat dan melindungi DNA yang dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk

mengidentifikasi korban-korban bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi ataupun rusak. Sebagian besar sel di tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000 copy dari molekul DNA mitokondria yang membuatnya lebih mudah untuk ditemukan dan diekstrak daripada DNA nukleus.

Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan sampel. Sampel disimpan pada suhu 4°C.

o Tes golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

(25)

25 Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut :

- 2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah jarum.

- Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol negatif.

- Serat benang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama yang mengandung golongan darah A diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua yang mengandung golongan darah B diberi serum anti-B hingga serabut benang terendam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4˚C selama satu malam. - Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4˚C) sebanyak 5

- 6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator, pusing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes garam faal. Panaskan pada suhu 56˚C selama 10 menit dn pindahkan pada tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspensi sel indikator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit pada kecepatan 1000 RPM.

- Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi bererti darah mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.

(26)

26 Dari tes bisa diketemukan kemungkinan adanya hubungan ibu dan anak, sehinga hasilnya tidak mutlak menunjukkan si pelaku.

Pemeriksaan terhadap tersangka ibu:

- Tes DNA mitokondria - Tes golongan darah - Pemeriksaan kejiwaan

Dilakukan untuk mengetahui keadaan psikis sang ibu saat melakukan kejahatan. Pasal 44 ayat 1 KUHP berbunyi : Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya (gebrekkige ontwikkeling) atau terganggu karena penyakit (ziekelijke storing), tidak dipidana. Apabila psikosis ditemukan, maka harus dibuktikan apakah penyakit itu telah ada sewaktu tindak pidana dilakukan.

(27)

27 - Tanda-tanda baru melahirkan :

1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran 2. Kadar prolaktin yang tinggi

3. Tubuh yang gemuk

4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat

sebelum persalinan pertama.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.

5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram 7,5 cm

14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm

(28)

28 Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas

(29)

29 DAFTAR PUSTAKA

1) Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S et al. Ilmu Kedokteran Forensik:pembunuhan anak sendiri. Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. p. 165-77.

2) Anonymous. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran:hukum pidana yang berkaitan dengan profesi dokter. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. p. 40-41

3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik:visum et repertum. 1st ed. Jakarta: Binarupa Aksara: 1997. p. 72-74.

4) Anonymous. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI; 2000.

5) Tanatologi Forensik.2009. Available at: http://klinikindonesia.com/forensik/tanatologi.php, Accessed, April 16, 2010.

6) Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010. Available:

http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana pembunuhan yang menyebabkan kematian yang dilakukan oleh anak

Bahwa fungsi utama dari ilmu kedokteran forensik dalam mengungkap kasus pembunuhan yaitu membantu aparat penegak hukum khusunya mencari sebab- sebab kematian

Bagi mereka yang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak, mengakibatkan luka berat atau kematian

( MEDEPLICHTIGE ) PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK TERHADAP KORBAN ANAK (STUDI PUTUSAN PERKARA.

Kondisi psikologis klien “N” yang orang tuanya menjadi korban pembunuhan Prediksi kondisi psikologis Prediksi Empiris Setelah melihat tabel diatas, bahwa kondisi psikologis yang