• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zat gizi adalah suatu ikatan kimia yang berfungsi sebagai penghasil energi. Zat gizi ini terkandung dalam makanan dan minuman yang apabila dikonsumsi akan meningkatkan kesehatan dan memelihara tubuh. Macam-macam zat yang terkandung dalam zat gizi, yakni air, karbohidrat, mineral, protein, vitamin, protein, dan lemak. Mengabaikan asupan gizi sama halnya membiarkan organ tubuh berjalan dengan tidak maksimal dan membuat beberapa kerusakan pada organ-organ tertentu. Gizi yang merupakan faktor penting dalam tubuh ini selalu menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang diartikan sebagai keadaan asupan gizi yang salah atau kurang, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan. Kekurangan Gizi pada anak bisa berdampak juga pada rendahnya kemampuan kognitif, menurut Jean Piaget kemampuam kognitif adalah kemampuan dimana seseorang merepresentasikan dunia secara nyata dan kecerdasan anak yang bisa mempengaruhi produktivitas anak seperti cara kemampuan berbahasa, mengolah data yang diperoleh, bakat yang dianugerahkan, dan lain sebagainya menjadi terhambat.

Menurut Direktur Kesehatan Kementrian Kesehatan Dinas Kesehatan, selain balita atau anak-anak, ibu hamil juga termasuk golongan yang rentan gizi. Masalah gizi ini disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang bergizi untuk ibu hamil, menurut data dari Unicef Indonesia kurangnya asupan gizi ini disebabkan oleh pengetahuan calon ibu yang kurang tentang gizi selama kehamilan. Sebab pada masa kehamilan kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin karena gizi janin tergantung pada asupan gizi ibunya. Berbagai resiko dapat terjadi jika ibu mengalami kurang gizi di antaranya pendarahan, bayi lahir mati abortus, bayi lahir bengan berat yang rendah dan lain sebagainya.

(2)

Hariyani Sulistyoningsih (2011:108) Penelitian yang dilakukan terhadap 216 wanita hamil di sebuah klinik di Boston menunjukkan bahwa ibu hamil dengan gizi kurang melahirkan bayi dengan kondisi fisik kurang, beberapa bayi lahir mati,meninggal setelah beberapa hari lahir dan sebagian besar mengalami cacat bawaan (Pudjiadi,2005).

Menurut data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar 2013) Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Proporsi ibu hamil umur 15-49 tahun mempunyai ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)<23,5cm. Wanita hamil dengan ukuran LILA<23,5cm berisiko mengalami KEK dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Menurut Zulhaida Lubis dalam jurnalnya yang berjudul Status Gizi Ibu Hamil Serta

Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan yakni salah satu cara untuk menilai

kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik.

Ketika seseorang mengalami kekurangan gizi di masa kehamilan pertama atau trimesternya cenderung melahirkan bayi dengan berat badan kurang (kurang dari 2500 gram), hal ini dikarenakan pada masa kehamilan janin yang dikandung mengalami pertumbuhan yang cepat, sehingga menyebabkan penumpukkan jaringan lemak (Arisman,2004).

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat khususnya ibu yang sedang mengandung. Angka ini sangat sensitif dengan ketersediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung Jumlah kematian bayi di Kota Bandung tahun 2014 tercatat sebanyak 95 bayi, sedangkan kejadian lahir mati sebesar 130 kasus. Dan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 144 kasus dengan kasus lahir mati sebanyak 22 kasus. Gizi buruk sering sekali menjadi penyebab angka kematian. Selain pada bayi Masalah gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil ini pula disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan pangan dan kerawanan pangan untuk dikonsumsi karena faktor kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan (Baliwati dkk,2004).

(3)

Ketidak pedulian terhadap makanan yang bergizi masuk dalam salah satu faktor penyebab kekurangan asupan gizi selama masa kehamilan. Menurut data wawancara ketidak pedulian akan asupan gizi ini terjadi akibat, sang ibu lebih memilih ingin memakan sesuatu yang mereka mau saja, dibanding dengan sayur-sayuran hijau. Meski kasus gizi buruk di Indonesia semakin membaik namun dampak gizi buruk pada 1.000 hari pertama anak ini, dari janin sampai umur 2 tahun tidak dapat diperbaiki.

Anak merupakan sumber daya manusia untuk sebuah negara. Kualitas SDM sangat bergantung pada asupan gizi yang cukup bagi calon ibu atau anak. Tantangan utama dalam mencegah terjadinya kekurangan gizi pada bayi atau ibu adalah mengedukasi dan memberikan informasi kepada ibu hamil, agar rutin memeriksakan kandungannya dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Oleh karena itu perlunya media pembelajaran pentingnya zat bergizi selama masa kehamilan sehingga bayi mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penjabaran latar belakang masalah diatas, dapat dijabarkan identifikasi masalahnya seperti berikut :

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya berupa:

1. Gizi merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi , masyarakat khususnya ibu hamil sering mengabaikan pentingnya zat gizi tersebut.

2. Ibu hamil yang kurang peduli atau kurang memperhatikan asupan gizi nya

merupakan golongan yang rentan akan gizi buruk.

3. Ibu hamil dengan gizi kurang mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan janinnya.

4. Gizi buruk juga merupakan faktor penyebab angka kematian bayi meningkat

tiap tahunnya karena kurangnya informasi dan edukasi tentang gizi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.

5. Kurangnya kepedulian dan pengetahuan akan zat gizi yang diperlukan oleh

(4)

1.3 Batasan Masalah 1.3.1 Apa

Kurangnya pengetahuan dan kepedulian ibu tentang dampak negatip dari kurangnya gizi yang dikonsumsi. Hal tersebut berakibat buruk pada janin yang dikandung.

1.3.2 Bagaimana

Perancangan ini difokuskan pada pembuatan media edukasi yang dapat menginformasikan dan mengedukasikan pentingnya zat bergizi pada masa kehamilan maupun sebelum kehamilan.

1.3.3 Siapa

Ditujukan kepada calon ibu di Indonesia khusus nya di Bandung yang tengah mengandung, agar lebih terjaga gizi yang dibutuhkan untuk janinnya.

1.3.4 Tempat

Penelitian akan dilakukan di pusat pelayanan masyarakat setempat, seperti posyandu dan Praktik Bidan.

1.3.5 Waktu

Pengumpulan data dilakukan dari bulan Januari-Maret 2017. Dan pelaksanaan perancangan dilakukan mulai bulan April-Agustus 2017.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana membuat sebuah perancangan media edukasi yang bisa diterima

oleh calon ibu atau ibu hamil agar bisa lebih waspada dan memperhatikan asupan gizi untuk anak dan diri sendiri.

1.5 Tujuan Perancangan

(5)

1. Meningkatkan pengetahuan dan kepekaan calon ibu tentang zat yang bergizi bagi tubuh.

2. Mengetahui hal-hal mendasar tentang apa saja dampak buruk dan baiknya yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi.

3. Memberi Informasi tentang gizi selama kehamilan.

1.6 Metode Perancangan

Dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, penulis menggunakan beberapa jenis metode, yaitu:

1. Observasi

Dilakukan dengan mengamati kejadian yang berhubungan dengan masalah yang diangkat dan dengan data dari dinas yang terkait.

2. Kuisioner

Dilakukan dengan menyebar angket atau form yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan seputar masalah yang diangkat.

3. Wawancara

Dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada narasumber yang mengerti tentang kesehatan dan gizi.

4. Studi Pustaka

Dilakukan dengan pencarian data terkait yang berasal dari buku, jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu.

1.7 Pembabakan

1. Bab I (Pendahuluan)

Berisi tentang latar belakang masalah dari fenomena yang diangkat, dan juga menjelaskan fokus permasalahan. Pada Bab I ini juga di jelaskan identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan dan metode pengumpulan datanya.

2. Bab II (Landasan Teori)

Menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan masalah atau fenomena yang diangkat. Dan digunakan sebagai acuan dalam merancang.

(6)

Berisi data-data primer maupun sekunder beserta hasil penelitian dan analisa. Disertakan pula data pemberi proyek dan perbandingan dengan proyek sejenis. Dari data yang telah di analisa, kemudian ditampilkan berdasarkan pemikiran.

4. Bab IV (Konsep dan Hasil Perancangan)

Menjelaskan tentang konsep perancangan, konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, konsep visual dan hasil perancangan sebagai solusi dari masalah yang diangkat.

5. Bab V (Penutup)

(7)

1.7Kerangka Perancangan

Sumber: Data Pribadi Gambar 1.1 Kerangka Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

diinvestasikan dalam perusahaan, dan penentuan besarnya alokasi modal dalam persediaan barang mempunyai efek langsung terhadap keutungan perusahaan. Kesalahan dalam

Makna atau pesan diproduksi melalui pemilihan tanda atau simbol, baik bahasa (lisan dan tulisan) maupun non-bahasa (gambar, gerakan, suara) yang paling dekat agar efektif dan

Survei BI: Desember 2017, Optimisme Konsumen Indonesia Menguat AS Hanya Catatkan 148.000 Tenaga Kerja pada Desember.. Indonesia Economic Data Monthly Indicator Last

ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana pada penelitian Sartika Sari Ayu Tjini dan Zaki Baridwan yang berjudul “Pengaruh kepercayaan,

3) Urutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh. 4) Susun konsep-konsep tersebut di atas kertas mulai dari konsep

Berdasarkan pembuktian ini maka dapat disimpulkan hipotesis alternatif kedua (H2) diterima.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan widagdo (2011) dalam hasil

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions. Start

BOJONEGORO GRESIK JEMBER JOMBANG KEDIRI LUMAJANG TEGAL JAWA TIMUR BANYUWANGI BLITAR SIDOARJO SITUBONDO SURABAYA MADIUN MALANG MOJOKERTO PASURUAN PONOROGO PROBOLINGGO.. 381 RS