• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aprizal Ponda, N.Rachmadanur (Poltekkes Kemenkes Padang )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aprizal Ponda, N.Rachmadanur (Poltekkes Kemenkes Padang )"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR KOTA PA DANG

Aprizal Ponda, N.Rachmadanur

(Poltekkes Kemenkes Padang )

ABSTRACT

The study was to find out the identify factors - factors associated with immunization

against measles in Padang Pasir Health Centre – Padang in 2014. The research

method was cross sectional descriptive analytic. The analysis of the data used was

chi - square. The research found that not giving 42.2% measles immunization

Padang Pasir Health Centre, low education level of respondents 37.8%, a low level

of knowledge 42.2%, 51.1% negative attitude of the respondents, there was a

significant association between levels education and knowledge with immunization

against measles and there was no correlation attitude with measles immunization.

Health workers are expected to hold programs in Puskesmas further to improve

education about the benefits of immunization against measles and health services,

especially immunization to the community as a whole.

Keywords: measles immunization, education, knowledge, attitudes

ABSTRAK

Di Indonesia kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian.. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014. Metode penelitian analitik deskriptif disaein cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah uji chi – square. Hasil penelitian ditemukan yang tidak memberikan imunisasi campak 42,2% diwilayah kerja puskesmas Padang Pasir, tingkat pendidikan responden rendah 37,8%, tingkat pengetahuan responden rendah 42,2%, sikap responden negatif 51,1%, ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan pemberian imunisasi campak dan tidak tidak terdapat hubungan sikap dengan pemberian imunisasi campak. Diharapkan petugas kesehatan yang memegang program di Puskesmas lebih meningkatkan penyuluhan mengenai manfaat imunisasi campak dan pelayanan kesehatan khususnya imunisasi secara menyeluruh kepada masyarakat.

(2)

PENDAHULUAN

Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, yang bertujuan untuk merangsang sistim imunologi tubuh sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan.

Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak. Program imunisasi untuk penyakit -penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakup dalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak.

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu, imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua, tiga, empat bulan dengan interval minimal empat minggu, dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan.

Campak merupakan salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak – anak.Pada tahun 2011, ada 158.000 kematian akibat campak global – sekitar 430 kematian setiap hari atau 18 kematian setiap jam. Lebih dari 95% kematian campak terjadi di negara berpenghasilan rendah dengan infrastruktur kesehatan yang lemah. Sejak tahun 2002, kematian akibat campak di dunia mencapai 777.000 diantaranya

202.000 berasal dari Negara ASEAN (Dep Kes RI 2010). Di Indonesia angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun 30.000 kematian, yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan rutin (>90%) di setiap kabupaten/kota serta memastikan semua anak mendapatkan kesempatan untuk imunisasi campak.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 yaitu Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota, yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI, dari 33 provinsi yang tersebar di 441 kabupatan/kota, cakupan imunisasi campak pada anak umur 12 – 23 bulan adalah sebesar 74,5%. Angka ini menurun 6,1% dibanding Riskesdas 2007 (81,6%).3 Selanjutnya data Susenas tahun 2011 menunjukkan persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak adalah 87,30%, mengalami peningkatan 2, 63% dari data Susenas 2007(84,67%).Dalam SDKI 2012 Cakupan imunisasi campak adalah 80%.

Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011, menyampaikan cakupan imunisasi campak di Kota Padang tahun 2011 adalah 88,1% turun 3,8% dari tahun 2010(91,9%). Cakupan imuniasi campak di Kota Padang tahun

(3)

2009 adalah 90,8%, naik 0,7% dari tahun 2008(90,1%). Sedangkan tahun 2007 cakupan imunisasi campak di Kota Padang adalah 96%.10 Berdasarkan Resume Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2012, cakupan imunisasi campak di Kota Padang adalah 64,5%.Dari Laporan Kumulatif Hasil Imunisasi Rutin Bayi Kabupaten/Kota Padang tahun 2013 cakupan imunisasi campak di Kota Padang adalah 93,2%. Dari data ini dapat kita adanya trend pada cakupan imunisasi campak di Kota Padang dari tahun 2007 hingga tahun 2011.

Berdasarkan profil kesehatan Kota Padang cakupan imunisasi campak di Puskesmas Padang Pasir tahun 2010 adalah 93,75%, turun 4,9% pada tahun 2011(88,8%).10 Pada tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 25,1% dari tahun 2011 yaitu 63,7%.11Berdasarkan Laporan Kumulatif Hasil Imunisasi Rutin Bayi Kabupaten/Kota Padang tahun 2013, Puskesmas Padang Pasir adalah cakupan imunisasi campak yang terendah, yaitu dari 949 sasaran bayi, hanya 72,9% yang telah diimunisasi campak. Sedangkan target nasional adalah 90%.

Menurut Notoatmodjo, faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang terdiri dari faktor predisposisi (predisposing factor) seperti pendidikan, pengetahun, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya yang ada di masyarakat; faktor pendukung (enabling factor) yang meliputi lingkungan fisik (tersedia atau tidak tersedianya fasilitas), untuk menunjang seseorang bertindak atau berperilaku; dan faktor pendorong (reinforcing factor) yang meliputi dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Berdasarkan wawancara awal penulis terhadap 10 orang ibu yang mempunyai anak usia 12-24 bulan di 10 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Padang, diketahui orang diantaranya berpendidikan terakhir SMP dan SD (50%), 7 orang diantaranya memiliki pengetahuan yang kurang tentang imunisasi campak(70%), dan 6 diantaranya memiliki sikap yang negatif terhadap pemberian imunisasi campak(60%), karena mereka selalu menganggap bahwa dengan pemberian imunisasi campak akan menyebabkan anak demam.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014”.

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian analitik deskriptif dengan desain cross sectional studi. Penelitian dilakukan di Kelurahan Flamboyan Baru wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Padang. Polpulasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai

anak usia 12-24 bulan yang berjumlah 949 orang. Pengambilan sampel secara Gugus Bertahap (Multistage Sampling) dengan jumlah sampel 45 ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan. Analisis data secara univariat dan bivariat

HASIL PENELITIAN Analisa Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat pendidikan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

Tingkat pendidikan Ibu Frekuensi %

Rendah 17 37,8

tinggi 28 63,2

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 45 responden yang memiliki pendidikan rendah tentang pemberian imunisasi campak yaitu 17 orang lebih dari

seperempat (37,8%). Ibu yang mempunyai anak balita berpendidkan rendah,

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tenatang

Pemberian Imunisasi

Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Rendah 19 42,2

tinggi 26 57,8

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 45 responden bahwa ada responden yang

memiliki pengetahuan rendah tentang pemberian imunisasi campak hampir (50%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Sikap Ibu Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Negatif 19 42,2

tinggi 26 57,8

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Sikap ibu dari 45 responden lebih dari separoh responden memiliki sikap negatif terhadap

pemberian imunisasi campak yaitu 23 (51,1%) responden.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemberian imunisasi campak. Pemberian di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

(5)

Pemberian Imunisasi

Campak Frekuensi %

Tidak memberikan 19 42,2

memberikan 26 57,8

Jumlah 45 100,0

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat dari 45 responden ada responden yang tidak

memberikan imunisasi campak pada bayinya hampir (50%).

Analisa Bivariat.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

Pendidikan Pemberian Imunisasi Campak Jumlah

Tidak diberi Diberi

F % F % F %

Rendah 12 70,6 5 29,4 17 100

Tinggi 7 25 21 75 28 100

Jumlah 19 42,2 26 57,8 45 100

p=0,007 df=1 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat

bahwa responden memberikan imunisasi campak yang berpendidikan rendah lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan tinggi (29,4% : 75%). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p=0,007 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakana antara pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi campak

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Campak dengan Pemberian imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

Tingkat Pengetahuan

Pemberian Imunisasi Campak Jumlah

Tidak Diberi Diberi

F % F % F %

Rendah 12 63,2 7 36,8 19 100

Tinggi 7 26,9 19 73,1 26 100

Jumlah 19 42,2 26 57,8 45 100

p=0,034 df=1 Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat

bahwa responden memberikan imunisasi campak yang berpengetahuan rendah tentang imunisasi campak lebih rendah dibandingkan dengan responden berpengetahuan tinggi tentang imunisasi

campak (36,8% : 73,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,034 maka dapat maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakana antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi campak

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Responden Terhadap Imunisasi Campak dengan Pemberian imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014

(6)

Sikap Pemberian Imunisasi Campak Jumlah

Tidak Diberi Diberi

F % F % F %

Negatif 13 56,5 10 43,5 23 100

Positif 6 27,3 16 72,7 22 100

Jumlah 19 42,2 26 57,8 45 100

P=0,092 df=1 Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat

bahwa responden memberikan imunisasi yang bersikap negatif lebih rendah

dibandingkan responden bersikap positifterhadap imunisasi campak (43,5% : 72,7%) .

PEMBAHASAN

Hasil penelitian didapatkan dapat kita lihat bahwa responden yang berpendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah dengan perbandingan antara responden yang berpendidikan tinggi dengan responden yang berpendidikan rendah adalah (62,2% : 37,8%). Namun yang menjadi masalah adalah masih ada responden yang berpendidikan rendah dan jumlahnya lebih sepertiga dari responden.Masih adanya responden yang berpendidikan rendah ini menentukan sikap dan perilakunya terhadap informasi yang disampaikan.Hal ini berisiko tidak tercapainya perilaku kesehatan yang diharapkan.

Menurut peneliti orang yang berpendidikan rendah cenderung bersikap negatif dan pada akhirnya akan berprilaku negatif. Selain dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang, pendidikan juga mempengaruhi penerimaan informasi yang disampaikan oleh seseorang, jika penerimaan informasi tidak baik maka akan berisiko tidak tercapainya perilaku kesehatan yang diharapkan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,092 maka dapat disimpulkan atau tidak terdapat hubungan yang bermakana antara sikap ibu terhadap imunisasi campak dengan pemberian imunisasi campak.

(7)

Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemberian Imunisasi Campak Pendidikan mempengaruhi perilaku ibu untuk memberikan imunisasi campak pada bayinya.Ini kecendrungan bahwa presentase pemberian imunisasi campak pada bayi lebih tinggi pada responden yang berpendidikan tinggi dari pada yang berpendidikan rendah, angka ini

merupakan resiko yang menyebabkan semakin rendahnya angka cakupan pemberian imunisasi campak pada bayi. Maka hal ini harus mendapatkan perhatian dari tenaga kesehatan khususnya pemegang program imunisasi terutama dalam memberikan penyuluhan tentang imuniasi campak

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang Imunisasi Campak dengan Pemberian Imunisasi Campak

Dimana apabila tingkat pengetahuan ibu rendah tentang imunisasi campak cenderung tidak memberikan imunisasi campak kepada bayinya dan ibu yang berpengatahuan tinggi tentang imunisasi campak cenderungmemberikan imunisasi campak kepada bayinya. Teori perilaku yang dikemukakan oleh Laurence Green menjelaskan bahwa pengetahuan melatarbelakangi atau mempengaruhi

perilaku seseorang untuk berbuat adalah sebagai faktor predisposisi (predisposing factor). Angka diatas menunjukkan bahwa penting sekali ibu yang memiliki bayi mendapatkan pengetahuan tentang imunisasi khususnya imunisasi campak yaitu mengenai: pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, imunisasi campak, cara pemberian, efek samping, kontra indikasi, waktu pemberian, dan tempat memperoleh imunisasi campak.

Hubungan Sikap Responden Terhadap Pemberian Imunisasi Campak Pentingnya bagi ibu yang memiliki bayi untuk bersikap positif terhadap pemberian imunisasi campak ini akan meningkatkan derajat kesehatan bayi dengan mencegah penyakit campak melalui pemberian imunisasi campak. Menanamkan sikap

positif pada ibu yang memiliki bayi terhadap pemberian imunisasi campak ini tidak lepas dari peran petugas pemegang program imunisasi antara lain tentang: pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, imunisasi campak, cara pemberian, efek samping, kontra indikasi, waktu pemberian, dan tempat memperoleh imunisasi campak.

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan lebih separoh ibu yang mempunyai anak usia 12-24 bulan tidak memberikan imunisasi campak pada bayinya.Kurang dari separoh ibu yang mempunyai anak usia 12-24 bulan berpendidikan rendah. Kurang separuhnya ibu memiliki pengetahuan rendah tentang imunisasi campak. Lebih separuhnya memiliki sikap negatif terhadap imunisasi campak. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu yang mempunyai anak usia 12-24 bulan dengan pemberian imunisasi campak .Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi campak. Tidak

terdapat hubungan antara sikap ibu yang mempunyai anak usia 12-24 bulan dengan pemberian imunisasi campak.

Diharapkan kepada pemegang program imunisasi di puskesmas untuk memperhatikan kembali cara menyampaikan informasi tentang imunisasi campak kepada sasaran, memaksimalkan pelaksanaan penyampain informasi mengenai imunisasi campak, meningkatkan frekuensi dan intensitas penyampaian informasi mengenai imunisasi campak, serta memperhatikan kembali materi – materi yang penting terkait dengan imunisasi campak seperti mengenai penyakit campak, penularan, dan penceghannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, saifudin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2012.

Budiarto E. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2002.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (riskesdas). 2010;33-34..

Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Kumulatif Hasil Imunisasi Rutin Bayi Kabupaten/Kota Padang tahun 2013. Padang: Dinkes Kota Padang: 2014.

Hastono, Sutanto Priyo. Basic Data Analysis for Health Research. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia; 2006.

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Surabaya: Salemba Medika; 2011. Kemenkes, RI. 2013. Lindungi Dunia

Anda, Dapatkan Vaksinasi. [Diakses 14 Januari 2014].

Tersedia dari: URL:

http://www.depkes.go.id/index.php? vw=2&id=2293.htm.

Kemenkes RI. KMK NO.1059 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Depkes RI; 2004

Puteri, Ika Mardiyah. Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas

(9)

Ambacang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2008. [KTI]. Padang: Poltekkes Kemenkes Padang; 2008.

Probandari dkk. Ketrampilan Imunisasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2013.

Mulyani, Nina Siti; Rinawati, Mega. Imunisasi untuk Anak. Jakarta: Nuha Medika; 2013.

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta; 2010.

Ratnawati, Retty; Roebijoso, Jack; Octavia, Eva Nur. Profil Penderita Campak Serta Faktor-Faktor Resiko Kejadian Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig.Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2013.

Redd SC, Markowitz LE, Katz SL dalam artikel Lestari, Whinie; Tjitra, Emiliana; Sandjaja. Dampak Status Imunisasi Anak Balita Di Indonesia Terhadap Kejadian Penyakit. 2009.

Ranuh, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ke-4. Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia;2011.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta: 2006..

Widoyono.Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Semarang: Erlangga. Medical Series; 2005. WHO. Measles. 2013. [Diakses 23 Januari

2014]. Tersedia dari: URL:

http://who.int/mediacentre/factshee ts/fs286/en/.htm

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat pendidikan Ibu tentang Pemberian        Imunisasi Campak di  Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2014
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Responden dengan Pemberian  Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun  2014

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu data yang didapat untuk menentukan dosen terbaik belum menggunakan metode yang baik, untuk itu diperlukan alat bantu komputer dan penggunakan metode di

Mohon agar hadlr 30 menit sebelum jadwal presentasi masing-masing peserta... Jika Personil Tenaga Ahli lnti dan Manajemen Tidak had irlTerlam bat,

Seluruh Dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang pernah mengajar dan membimbing penulis selama kuliah di Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Pada menu belajar ini dibagi menjadi tiga pilihan yaitu sistem pernapasan yang sekilas membahas tentang sistem pernafasan serta organ tubuh yang bersangkutan di

Pengukuran return pasar digunakan untuk membandingkan dengan return reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran berdasarkan metode pengukuran yang

Dengan menggunakan metodologi ini dapat diketahui kebutuhan dan prosedur yang digunakan dalam sistem informasi manajemen inventarisasi.. Simpulan dari sistem ini dapat memudahkan

telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarja Ekonomi (S.E.) pada Program

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada sub materi gerak pada tumbuhan di kelas VIII SMPN 1 Pontianak yang diajar dengan