• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2013 - 2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2013 - 2017)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh : RIA WIDIYANTO

B 200 140 145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017)

Abstrak

Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan buku sampai tanggal diterbitkannya laporan audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, dan total aset pada audit delay. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Metode pengambilan data sampel menggunakan metode purposive sampling dengan berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan metode pengambilan tersebut diperoleh sampel sebanyak 12 bank umum syariah. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel independen yang berpengaruh terhadap audit delay adalah financial distress, struktur modal, dan total aset. Sedangkan variabel independen lainnya seperti audit tenure dan auditor switching tidak berpegaruh terhadap audit delay.

Kata kunci : audit delay, audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, dan total aset

Abstract

Audit delay is the length of time the audit complete measured from the closing date of the book until the date of issuance of the financial statement. The purpose of this study was to determine the effect of audit tenure, auditor switching, financial distress, capital structure, dan total assets on audit delay. The data used in this research is the financial statement of commercial syariah bank in Indonesia on 2013-2017. Data collecting method which used in this research is purposive sampling method that basic on criteria. Based on method purposive sampling, total sample is as much as 12 commercial syariah bank. Hypothesis in this research are tested by multiple linier regression model. The result of this research indicate that the independent variabels that affect audit delay is financial distress, capital structure, and total assets. While the other independent variabels such as audit tenure and auditor switching doesn’t affect audit delay. Keywords: audit delay, audit tenure, auditor switching, financial distress,

(6)

1. PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan hal penting bagi perusahaan yang telah go public dan memiliki peranan penting dalam menilai tingkat kinerja yang dilakukan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:3). Dalam penyajiannya, laporan keuangan biasanya disajikan secara tahunan.

Persepsi para pengguna laporan keuangan untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut bermanfaat adalah berdasarkan cepat lambatnya publikasi. Audit delay yang cepat juga akan merangsang perusahaan untuk lebih cepat mempublikasikan laporan keuangan tersebut. Menurut Ashton et al (1987) menyebutkan bahwa keterlambatan publikasi akibat dari audit delay yang lama akan menyebabkan reaksi pasar yang negatif. Hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi perusahaan maupun bagi kantor akuntan publik. Oleh karena itu, auditor dituntut untuk mengurangi audit delay dalam menghilangkan citra buruk yang mungkin akan diterima perusahaan maupun kantor akuntan publik (Aryaningsih dan Budhiarta, 2014).

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan (timeless) dan lamanya penyelesaian audit (audit delay) sebagai tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan merupakan prasyarat utama bagi peningkatan kualitas perusahaan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan auditan kepada masyarakat merupakan sinyal adanya informasi yang bermanfaat bagi para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk pembuatan keputusan (Puspitasari dan Sari. 2012).

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-346/BL/2011 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, bahwa Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan audit independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada

(7)

akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tangal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, maka dikenakan sanksi administrasi. Ketepatan penyajian laporan keuangan inilah yang biasanya menjadi kendala bagi perusahaan.

Keputusan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-346/BL/2011 mengatur tentang jangka waktu diterbitkannya laporan keuangan di Indonesia. Disisi lain, hambatan dari laporan keuangan adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Hambatan dalam penyampaian ketepatan waktu ini sesuai dengan Standar Pemeriksaan. Laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipublikasikan dengan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Bapepam dengan cara audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup.

Apabila disampaikan tepat waktu maka laporan keuangan perusahaan sangat baik. Ketepatan laporan keuangan itulah yang menjadi tolak ukur investor. Apabila terjadi penundaan pada penyampaian laporan keuangan, maka dapat mempengaruhi relevansi dari laporan keuangan tersebut dan berdampak pada pengambilan keputusan investor. Terjadinya penundaan laporan keuangan dapat diartikan oleh investor sebagai pertanda buruk bagi perusahaan dengan kemungkinan disebabkan oleh tingkat laba yang rendah dan tingkat hutang yang tinggi, Utami (2006).

Auditor dalam menyelesaikan proses auditnya dituntut untuk dapat menghasilkan laporan audit yang benar dan berkualitas. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar prosedur audit akan semakin membutuhkan waktu pengerjaan audit yang lama, namun hal ini akan meningkatkan kualitas audit. Bagi auditor, ketepatan waktu dalam proses audit menunjukkan profesionalitas auditor itu sendiri. Dengan ketepatan waktu dalam menyelesaikan proses auditnya, maka perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat akan lebih cepat dan Bapepam-LK akan semakin cepat pula dalam mengesahkan laporan keuangan perusahaan.

(8)

Audit tenure adalah jangka waktu sebuah kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan jasa audit laporan keuangan. Dengan kata lain audit tenure adalah lamanya hubungan antara auditor dengan klien tersebut. Seorang auditor yang memiliki penugasan cukup lama dengan perusahaan klien akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis sehingga memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan audit yang berkualitas tinggi, Praptika dan Rasmini (2016).

Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan yang ada maupun secara sukarela. Pergantian auditor secara wajib atau secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Auditor switching yang bersifat wajib (mandatory) perhatian utamanya beralih kepada auditor. Aturan mengenai auditor switching secara mandatory telah ditetapkan banyak negara. Hal tersebut dipelopori oleh regulator pemerintahan Amerika yang membuat The Sarbanas Oxley Act (SOX) yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan auditor switching, Praptika dan Rasmini (2016).

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan, Praptika dan Rasmini (2016). Dalam penelitian ini variabel financial distress diproksikan dengan Debt to Assets Ratio (DAR) karena melalui debt to assets ratio dapat diketahui apakah hutang dapat tertutupi oleh jumlah aset perusahaan. Oleh karena itu, jumlah total aset harus lebih besar dari jumlah total liabilitas.

Struktur modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah debt to equity rasio. Ahmad dan Kamarudin (2003) dalam Hariani dan Darsono (2014) berpendapat bahwa rasio hutang mungkin mengidentifikasi kesehatan financial sebuah perusahaan dan meningktakan fokus auditor bahwa laporan keuangan kurang reliable. Sehingga tingginya rasio hutang secara normal berhubungan dengan tingginya risiko. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio debt to equity yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan

(9)

pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan debt to equity yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio debt to equity yang rendah.

Total aset terkait dengan ukuran dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar maka semakin singkat audit delay-nya. Hal tersebut disebabkan ketatnya sistem pengendalian internal manajemen yang dimiliki oleh perusahaan sehingga selalu mengawasi aktivitas perusahaan yang dijalankan sebagaimana mestinya. Selain itu perusahaan yang lebih besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fees yang lebih tinggi sehingga pekerjaan audit dapat segera dilakukan setelah tahun buku berakhir.

Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Praptika dan Rasmini (2016) dengan judul “Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor, dan Financial Distress pada Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods”. Dimana penelitian Praptika dan Rasmini (2016) bertujuan untuk mengetahui pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor, dan Financial Distress pada Audit Delay. Perbedaan dari penelitian ini adalah dengan menambah variabel Struktur Modal dari penelitian Hariani dan Darsono (2014), variabel Total Aset dari penelitian Aryaningsih dan Budiartha (2014). Berdasarkan latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Audit Delay sebagai tolak ukur relevansi laporan keuangan dan investor dalam mengambil keputusan, sehingga judul yang dipilih dalam penilitian ini adalah “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Tahun 2013-2017”.

2. METODE

2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyanto (2016: 11), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil annual

(10)

report dan laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdapat di Indonesia pada periode 2013-2017. Data penelitian ini diperoleh dengan mengakses website resmi masing-masing Bank Umum Syariah (BUS), www.sahamok.com, dan www.ojk.go.id perbankan syariah pada periode 2013-2017.

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang terdapat di Indonesia tahun 2013-2017. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling didasari atas pertimbangan agar sampel yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji.

2.3 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan atau berhubungan dengan data yang akan diambil. Pada penelitian ini data yang diperlukan adalah laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan perbankan umum syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Pengamatan dalam penelitian ini menggunakan periode lima tahun. Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan umum syariah di Indonesia tahun 2013-2017 dengan mengakses website resmi masing-masing Bank Umum Syariah (BUS), www.sahamok.com, dan www.ojk.go.id perbankan syariah pada periode 2013-2017 yang digunakan untuk menghitung variabel-variabel penelitian.

2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 2.4.1 Audit Delay

Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan buku sampai tanggal diterbitkannya laporan audit. Pengukuran audit delay secara kuantitatif yaitu dari tanggal penutupan tahun buku (31 Desember) hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen, Fiatmoko dan Anisykurillah (2015).

(11)

2.4.2 Audit Tenure

Audit tenure adalah jangka waktu sebuah kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan jasa audit laporan keuangan. Di Indonesia, lamanya masa perikatan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dibatasi selama 6 tahun buku berturut-turut, sehingga untuk menghitung jumlah tahun tenure sebuah perusahaan maka dilihat dari laporan keuangan auditan perusahaan tersebut selama 6 tahun berturut-turut, yaitu periode 2012-2017.

2.4.3 Auditor Switching

Auditor switching atau pergantian auditor pada suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersifat objektif dalam melakukan tugasnya sebagai auditor. Auditor switching diukur dengan variabel dummy. Perusahaan yang melakukan pergantian auditor selama periode penelitian diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi kode 0.

2.4.4 Financial Distress

Financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dapat diketahui dari ketidakmampuan perusahaan atau tidak tersedianya suatu dana untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo, Narayana dan Yadnyana (2017). Dalam penelitian ini variabel financial distress diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR) karena rasio total debt to aset menunjukkan seberapa besar keseluruhan hutang dapat dijamin oleh keseluruhan harta yang dimiliki perusahaan. Financial distress dirumuskan dengan:

(1)

Sumber: Praptika dan Rasmini (2016)

2.4.5 Struktur Modal

Struktur modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah debt to equity rasio. Rasio hutang mungkin mengidentifikasi kesehatan finansial sebuah perusahaan dan meningkatkan fokus auditor bahwa laporan keuangan kurang reliable.

𝐷𝐴𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

(12)

Sehingga tingginya rasio hutang secara normal berhubungan dengan tingginya risiko, Hariani dan Darsono (2014). Rasio ini membandingkan total hutang dengan total pemilik (ekuitas). Struktur modal dirumuskan dengan:

(2)

Sumber: Hariani dan Darsono (2014)

2.4.6 Total Aset

Total aset terkait dengan ukuran dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar akan memerlukan waktu yang lebih panjang dalam audit delay. Dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin banyak juga informasi yang terkandung di dalam perusahaan tersebut. Informasi yang banyak tersebut akan mengakibatkan semakin luas pada lingkup auditnya, sehingga waktu yang dibutuhkan auditor untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan atau audit delay lebih lama. Total aset dirumuskan dengan:

(3)

Sumber: Aryaningsih dan Budiartha (2014)

2.5 Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Sehingga analisis regresi linier berganda yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:

AD = α + β1AT + β2AS + β3FD + β4SM + β5TA + e (4) 𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

(13)

Keterangan: AD = Audit Delay β1-5 = Koefisien Regresi AT = Audit Tenure AS = Auditor Switching FD = Financial Distress SM = Struktur Modal TA = Total Aset e = Kesalahan Residual

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Uji Statistik Deskriptif

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Audit tenure 57 1 6 2,27 1,500 Auditor switching 57 0 1 0,21 0,411 Financial distress 57 0,0585 0,9326 0,233564 0,2161852 Struktur modal 57 0,36503 13,84202 2,0004184 2,28830201 Total aset Audit delay 57 57 27,56858 6 32,10767 104 29,8133944 50,26 1,23153134 25,128 Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2018.

Menurut hasil analisis statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah yang diobservasi dari penelitian ini sebanyak 57. Daritabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai minimum audit tenure sebesar 1, nilai maksimum sebesar 6, nilai rata-rata 2,27 dan standar deviasi 1,500. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel penelitian menggunakan auditor yang sama selama 2 kali periode audit. Nilai minimum untuk variabel auditor switching

(14)

sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-rata sebesar 0,21 dan nilai standar deviasi sebesar 0,411. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar sampel penelitian melakukan pergantian auditor dengan alasan mematuhi peraturan pemerintah tentang batas maksimal perikatan dengan auditor yang sama, setelah itu harus melakukan pergantian auditor. Nilai minimum variabel financial distress sebesar 0,0585, nilai maksimum sebesar 0,9326, nilai mean 0,233564 dan standar deviasi 0,2161852. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian tidak mengalami kesulitan keuangan. Nilai minimum untuk variabel struktur modal sebesar 0,36503 dan nilai maksimum 13,84202, nilai rata-rata 2,0004184 dan nilai standar deviasi 2,28830201. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar perusahaan sampel penelitian memiliki struktur modal yang di topang dari hutang perusahaan. Nilai minimum variabel total aset sebesar 27,87448, nilai maksimum sebesar 32,10767, nilai rata-rata 29,8133944 dan nilai standar deviasi 1,23153134. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar sampel penelitian memiliki total aset yang tergolong besar. Nilai minimum variabel audit delay sebesar 6, nilai maksimum sebesar 104, nilai rata-rata 50,26 dan nilai standar deviasi 25,128. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel penelitian tidak mengalami keterlambatan dalam menyajikan laporan hasil audit ke publik.

3.1.2 Uji Normalitas

Tabel dibawah ini menunjukkan hasil dari uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov Smirnov Probabilitas Keterangan

Unstandardized residual 0,472 0,979 Normal

(15)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov adalah 0,472 dengan probabilitas 0,979 yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal.

3.1.3 Uji Multikolinieritas

Tabel dibawah ini menunjukkan hasil dari uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Audit tenure 0,603 1,658 Bebas Multikoliniearitas Auditor switching 0,563 1,777 Bebas Multikoliniearitas Financial distress 0,222 4,495 Bebas Multikoliniearitas Struktur modal 0,216 4,625 Bebas Multikoliniearitas Total aset 0,905 1,105 Bebas Multikoliniearitas Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang memiliki Tolerance lebih dari 0,1 dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak ada masalah multikoliniearitas.

3.1.4 Uji Autokorelasi

Tabel dibawah ini menunjukkan pengujian uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi

Batas Bawah DW Batas Atas Kesimpulan

-2 1,807 2 Bebas Autokerelasi

Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji autokorelasi memperoleh nilai DW sebesar 1,718, nilai DW terletak di antara (-2 < DW < 2)

(16)

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi.

3.1.5 Uji Heterokedastisitas

Tabel dibawah ini menunjukkan hasil pengujian uji heteroskedastisitas dengan alat uji Glejser, adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel p-value Keterangan

Audit tenure 0,271 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Auditor switching 0,546 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Financial distress 0,564 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Struktur modal 0,552 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Total aset 0,073 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai p-value masing-masing variabel independen berada di atas 0,05 sehingga model penelitian bebas heteroskedastisitas.

3.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 6

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi thitung p-value

Konstanta 239,454 3,157 0,003 Audit tenure -0,977 -0,390 0,698 Auditor switching 4,821 0,510 0,612 Financial distress 89,630 3,133 0,003 Struktur modal -5,516 -2,012 0,050 Total asset -6,621 -2,659 0,010

Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Berdasarkan hasil analisis, maka model persamaan regresi berganda yang dapat disusun sebagai berikut:

(17)

Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Dari hasil uji hipotesis menunjukan besarnya nilai konstanta dengan parameter positif sebesar 239,454. Hal ini berarti bahwa apabila nilai audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, total aset dianggap konstan atau sama dengan nol, maka audit delay perusahaan sebesar 239,454 persen.

b. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya koefisien regresi variabel audit tenure dengan parameter negatif sebesar -0,977. Memiliki arti bahwa, apabila kenaikan 1 persen dari audit tenure maka audit delay menurun sebesar 0,977 persen. Sebaliknya, apabila penurunan 1 persen dari audit tenure maka audit delay meningkat sebesar 0,977 persen.

c. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya koefisien regresi variabel auditor switching dengan parameter positif sebesar 4,821. Memiliki arti bawa, apabila kenaikan 1 persen dari auditor switching maka audit delay meningkat sebesar 4,821 persen. Sebaliknya, apabila penurunan 1 persen dari auditor switching maka audit delay menurun sebesar 4,821 persen.

d. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya koefisien regresi variabel financial distress dengan parameter positif sebesar 89,630. Memiliki arti bahwa, apabila kenaikan 1 persen dari financial distress maka audit delay meningkat sebesar 89,630 persen. Sebaliknya, apabila penurunan 1 persen dari financial distress maka audit delay menurun sebesar 89,630 persen. e. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya koefisien regresi variabel

struktur modal dengan parameter negatif sebesar -5,516. Memiliki arti bahwa, apabila kenaikan 1 persen dari struktur modal maka audit delay menurun sebesar 5,516 persen. Sebaliknya, apabila penurunan 1 persen dari struktur modal maka audit delay meingkat sebesar 5,516 persen.

f. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya koefisien regresi variabel total aset dengan parameter negatif sebesar -6,621. Memiliki arti bahwa, apabila kenaikan 1 persen dari total aset maka audit delay menurun sebesar 6,621 persen. Sebaliknya, apabila penurunan 1 persen dari total aset maka audit delay meningkat sebesar 6,621 persen.

(18)

3.1.7 Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 7

Hasil Uji Determinasi R2 Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 0,559 0,313 0,245 21,829 1,807

Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Hasil perhitungan nilai Adjusted R² sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan bahwa 24,5% variasi variabel audit delay perusahaan dapat dijelaskan oleh besarnya audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, total aset. Sedangkan 75,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1.8 Uji Statistik F

Tabel 8 Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression 11056,742 5 2211,348 4,641 0,001

Residual 24302,311 51 476,516 Total 35359,053 56

Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Dari hasil pengujian hipotesis didapat nilai Fhitung sebesar 4,641 > 2,392 dengan probabilitas 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat secara keseluruhan variabel audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, total aset berpengaruh terhadap audit delay. Dari hasil uji F tersebut juga dapat diketahui bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit atau layak diuji.

(19)

3.1.9 Uji Statistik t

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis (uji t)

Variabel thitung p-value Keterangan Audit tenure -0,390 0,698 H1 ditolak Auditor switching 0,510 0,612 H2 ditolak Financial distress 3,133 0,003 H3 diterima Struktur modal -2,012 0,050 H4 diterima

Total asset -2,659 0,010 H5 diterima

Sumber: Data sekunder diolah, 2018.

Hipotesis pertama (H1) menyatakan audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -0,390 < 2,002 dengan p value = 0,698 > 0,05.

Hipotesis kedua (H2) menyatakan auditor switching tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung 0,510 < 2,002 dengan p value = 0,612 > 0,05.

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan financial distress berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung 3,133 > 2,002 dengan p value = 0,003 < 0,05.

Hipotesis keempat (H4) menyatakan struktur modal berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -2,012 > 2,002 dengan p value = 0,050 = 0,05.

Hipotesis kelima (H5) menyatakan total aset berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -2,659 > 2,002 dengan p value = 0,010 < 0,05.

(20)

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Audit Tenure terhadap Audit Delay

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -0,390 < 2,002 dengan p value = 0,698 > 0,05.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang sering berganti auditor akan dapat memperpanjang audit delay, karena auditor dengan tenure yang lebih pendek belum memiliki pemahaman yang mendalam dan memadai tentang perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan rentang waktu khusus bagi auditor untuk membangun karakteristik bisnis dan operasional perusahaan pada awal masa perikatan audit. Sehingga dibutuhkan waktu start-up agar auditor menjadi lebih familiar dengan ruang lingkup internal perusahaan serta pencatatannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari dan Priyadi (2016), Dewi dan Hadiprajitno (2017) yang menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit delay.

3.2.2 Pengaruh Audior Switching terhadap Audit Delay

Hipotesis kedua (H2) menyatakan auditor switching tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian menunjukkan nilai nilai thitung 0,510 < 2,002 dengan p value = 0,612 > 0,05.

Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa pergantian auditor tidak mempengaruhi audit delay, dengan alasan pergantian audit yang dilakukan oleh perusahaan sebagian besar untuk memenuhi peraturan pemerintah yang mewajibkan melakukan pergantian auditor maupun KAP setelah beberapa tahun bekerjasama dengan KAP atau audit yang sama, jadi bukan karena adanya audit delay pada perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria (2012), Putra dan Sukiman (2014) dan Megayanti dan Budiartha (2016) yang menyatakan bahwa auditor switching tidak berpengaruh terhadap audit delay.

(21)

3.2.3 Pengaruh Financial Distress terhadap Audit Delay

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan financial distress berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung 3,133 > 2,002 dengan p value = 0,003 < 0,05.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa kesulitan keuangan yang dialami perusahaan dapat mempengaruhi kinerja auditor, karena berhubungan dengan fee yang akan diberikan perusahaan kepada auditor. Auditor bekerja sesuai dengan profesionalismenya, namun apabila fee yang seharusnya diterima auditor terlambat diberikan oleh perusahaan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka pihak auditor juga akan memberikan kinerja sesuai dengan apa yang diberikan perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Narayana dan Yadnyana (2017) dan Praptika dan Rasmini (2016) yang menyatakan bahwa financial distress berpengaruh terhadap audit delay.

3.2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Audit Delay

Hipotesis keempat (H4) menyatakan struktur modal berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -2,012 > 2,002 dengan p value = 0,050 = 0,05.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa, apabila struktur modal perusahaan sebagian besar disusun oleh hutang, maka dalam melakukan audit auditor akan memerlukan waktu yang cukup lama, untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan hutang perusahaan, sehingga kemungkinan terjadi adanya audit delay apabila perusahaan semakin memberikan batasan terhadap auditor dalam mengumpulkan bukti audit. Hasil ini sesuai dengan penelitian Aprianti (2017) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap audit delay.

3.2.5 Pengaruh Total Aset terhadap Audit Delay

Hipotesis kelima (H5) menyatakan total aset berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian menunjukkan nilai thitung -2,659 > 2,002 dengan p value = 0,010 < 0,05.

Hasil ini dapat dijelaskan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit, dan penundaan laporan keuangan

(22)

yang disebabkan adanya pengawasan yang ketat dari investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator. Hasil ini sesuai dengan penelitian Fiatmoko dan Anisykurillah (2015), dan Cahyanti ,et al (2016) mengungkapkan bahwa perusahaan besar akan cenderung menjaga image perusahaannya di depan masyarakat, untuk menjaga image tersebut perusahaan besar akan berusaha menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

pengaruh audit tenure, auditor switching, financial distress, struktur modal, dan

total aset terhadap audit delay, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

a. Tidak terdapat pengaruh audit tenure terhadap audit delay pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai signifikansi 0,698 lebih besar dari 0,05, sehingga H1 dalam penelitian ini ditolak.

b. Tidak terdapat pengaruh auditor switching terhadap audit delay pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi 0,612 lebih besar dari 0,05, sehingga H2 dalam penelitian ini ditolak.

c. Terdapat pengaruh financial distress terhadap audit delay pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,05, sehingga H3 dalam penelitian ini diterima.

d. Terdapat pengaruh struktur modal berpengaruh audit delay pada Bank Umum

Syariah di Indonesia tahun 2013-2017. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi 0,005 sama dengan 0,05, sehingga H4 dalam penelitian ini diterima.

e. Terdapat pengaruh total aset terhadap audit delay pada Bank Umum Syariah

di Indonesia tahun 2013-2017. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari 0,05, sehingga H5 dalam penelitian ini diterima.

(23)

4.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan peneliti-penelitian yang ada adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini terbatas pada variabel yang telah digunakan peneliti terdahulu,

sehingga belum menemukan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi audit

delay selain variabel tersebut.

b. Kurangnya tahun penelitian sehingga hasil penelitian belum menggambarkan

kondisi perusahaan yang sebenarnya dalam jangka panjang.

c. Sampel yang digunakan hanya sebatas perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di BEI, sehingga hasil penelitian belum bisa mewakili perusahaan yang masuk kategori lain.

4.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

a. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi audit delay untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

b. Penelitian selanjutnya menggunakan teknik sampling yang lain agar sampel penelitian lebih meluas dan hasil penelitian yang lebih valid.

c. Menambah kategori perusahaan sampel dan menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada semua sektor.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, Ine: 2017: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitability, dan Debt Equity Ratio terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Sektor Industri Food and Beverages dan Sektor Industri Tekstile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia): STIE Pasundan, Bandung: Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship Vol. 11 No. 1, April 2017, 37-46 ISSN: 2443-0633.

(24)

Aryaningsih, Ni Nengah Devi dan Budhiartha, I Ketut: 2014: Pengaruh Total Aset, Tingkat Solvabilitas dan Opini Audit pada Audit Delay: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 747-647 ISSN: 2302-8556.

Cahyanti, Dyna Nuzul, Sudjana, Nengah dan Azizah, Devi Farah: 2016: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan LQ 45 Sub-Sektor Bank Serta Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 – 2014): Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 38 No. 1 September 2016.

Dewi, Irviona Chyntia dan Hadiprajitno, P Basuki: 2017: Pengaruh Audit Tenure dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Spesialisasi Manufaktur terhadap Audit Report Lag (ARL): Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro: Diponegoro Journal of Accounting Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 1-12 ISSN (Online): 2337-3806.

Estrini, Dwi Hayu dan Laksito, Herry: 2013: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011): Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3806.

Fiatmoko, Arizal Latif dan Anisykurlillah, Indah: 2015: Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay pada Perusahaan Perbankan: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang: Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765 AAJ 4 (1) (2015).

(25)

Fitriyani, Chintya Ayu, Purnamasari, Pupung dan Maemunah, Mey: 2015: Pengaruh Tenure Audit, Ukuran KAP, dan Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag (Studi Kasus pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014): Prodi Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung: ISSN: 2460-6561.

Ghozali, Imam: 2011: Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19: Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Hariani, Diana dan Darsono: 2014: Faktor-Faktor Pemengaruh Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Indonesia): Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang: Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3806.

Haryani, Jumratul dan Wiratmaja, I Dewa Nyoman: 2014: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan Internasional Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit Delay: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.6.1 (2014): 63-78 ISSN: 2302-8556.

Hasanudin: 2015: Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Diversifikasi Geografis, dan Leverage terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013: Fakultas Ekonomi Universitas Riau: JOM.FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015.

Hersugondo dan Kartika, Andi: 2013: Prediksi Probabilitas Audit Delay dan Faktor Determinannya: Program Studi Akuntansi Universitas STIKUBANK Semarang: Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi No. 35/ Th.XX/ Oktober 2013 ISSN: 0853-8778.

(26)

Ikatan Akuntansi Indonesia: 2012: Standar Akuntansi Keuangan: Jakarta: Salemba Empat.

Iskandar, Meylisa Januar dan Trisnawati, Estralita: 2010: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia: Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara: Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No. 3 Desember 2010, Hlm. 175-186.

Kartika, Andi: 2009: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia): Program Studi Akuntansi Universitas STIKUBANK Semarang: Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Maret 2009 Hal 1-17 Vol. 16 No. 1 ISSN: 1412-3126.

Kartika, Andi: 2011: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI: Program Studi Akuntansi Universitas STIKUBANK Semarang: Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Hal: 152-171 ISSN: 1979-4878.

Maria, Anna: 2012: Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Megayanti, Putu dan Budiartha I Ketut: 2016: Pengaruh Pergantian Auditor, Ukuran Perusahaan, Laba Rugi dan Jenis Perusahaan pada Audit Report Lag: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.14.2 Februari (2016). 1481-1509 ISSN: 2302-8556.

(27)

Muslim, Bukhari, Hapsari, Dini Wahjoe dan Sunarno: 2017: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt to Assets Ratio, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015): Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom: e-Proceeding of Management: Vol.4 No. 1 April 2017 ISSN: 2355-9357

N, Irafitriani Jeva dan Ratnadi, Ni Made Dwi: 2015: Pengaruh Umur Perusahaan dan Audit Tenure pada Kecepatan Publikasi Laporan Keuangan: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.12.3 (2015): 530-545 ISSN: 2303-8559

Narayana, Dewa Gede Agus dan Yadnyana, I Ketut: 2017: Pengaruh Struktur Kepemilikan, Financial Distress, dan Audit Tenure pada Ketepatan Publikasi Laporan Keuangan: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.3 Maret (2017): 2085-2114 ISSN: 2302-8556.

Ningsih, I Gusti Ayu Puspita dan Widhiyani, Ni Luh Sari: 2015: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba Operasi, Solvabilitas, dan Komite Audit terhadap Audit Delay: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.3 (2015): 481-495.

Praptika, Putu Yulia Hartanti dan Rasmini, Ni Ketut: 2016: Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor, dan Financial Distress pada Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.3 Juni (2016): 2052-2081 ISSN: 2302-8556.

(28)

Putra, Angga Brillian Susetyo dan Sukirman: 2014: Opini Auditor, Laba atau Rugi Tahun Berjalan, Auditor Switching dalam Memprediksi Audit Delay: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia: Accounting Analysis Journal ISSN: 2252-6765.

Puspitasari, Elen dan Sari, Anggraeni Nurmala: 2012: Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia: Universitas STIKUBANK Semarang: Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 1/November 2012 1-96.

Rachmawati, Sistya: 2008: Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 1 Mei 2008: 1-10.

Rustiarini, Ni Wayan dan Sugiarti, Ni Wayan Mita: 2013: Pengaruh Karakteristik Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit Delay: Universitas Mahasaraswati Denpasar: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika JINAH Volume 2 Nomor 2 Singaraja, Juni 2013 ISSN: 2089-3310.

Sari, Hani Kartika dan Priyadi, Maswar Patuh: 2016: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2014: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya: Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 6, Juni 2016 ISSN: 2460-0585.

Subekti, Imam dan Widiyanti, Novi Wulandari: 2004: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia: Simposium Nasional Akuntansi VII: 991-1002.

(29)

Sugiyono: 2016: Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D: Alfabeta: Bandung

Verawati, Ni Made Adhika dan Wirakusuma, Made Gede: 2016: Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit pada Audit Delay: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.17.2 November (2016): 1083-1111 ISSN: 2302-8556.

Wiryakriyana, Anak Agung Gede dan Widhiyani, Ni Luh Sari: 2017: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Auditor Switching dan Sistem Pengendalian Internal pada Audit Delay: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali Indonesia: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.19.1 April (2017): 771-798 ISSN: 2302-8556.

Gambar

Tabel 1  Statistik Deskriptif
Tabel  dibawah  ini  menunjukkan  hasil  dari  uji  multikolinieritas  adalah  sebagai  berikut:
Tabel  dibawah  ini  menunjukkan  hasil  pengujian  uji  heteroskedastisitas  dengan  alat uji Glejser, adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mihret (2014) menguji 6 variabel yang terdiri dari 5 variabel independen (berupa jarak kekuasaan, Individualisme,

Sehingga dapat mengetahui seberapa pengaruhnya terhadap hasil tangkapan Ikan Manyung ( Arius thalassinus ). Uji coba ini dilakukan di Perairan Pati Desa Banyu Towo

hal ini dimungkinkan karena setelah modifikasi porus karbon menjadi lebih kecil sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Huang et al pada tahun 2014. dimana modifikasi karbon

Senada dengan Mayer &amp; Salovey dalam penelitian (Ensari, 2017: 212) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi memiliki hubungan sosial yang

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi maha penyayang, Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat peningkatan keterampilan pengasuhan positif orangtua anak berkebutuhan khusus melalui metode pelatihan helping parents with

Bahan pembelajaran ini dilengkapi dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran yang diuraikan dalam kegiatan belajar, ilustrasi

3. Memasang Support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan geser/sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking. Menyambung duct sesuai dengan Tipe