• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PETA KONSEP FISHBONE TERHADAP MINAT BELAJAR DI LINGKUNGAN PURA TAMAN AYUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PETA KONSEP FISHBONE TERHADAP MINAT BELAJAR DI LINGKUNGAN PURA TAMAN AYUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBASIS PETA KONSEP FISHBONE TERHADAP

MINAT BELAJAR DI LINGKUNGAN

PURA TAMAN AYUN

Komang Nila Santi

FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstract

Proses pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan utama, dimana ceramah yang menjadi pilihan utama dalam proses belajar mengajar akan menyebabkan siswa menjadi pasif dan pembelajaran dikelas menjadi tidak efektif, salah satu usaha untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone terhadap minat belajar biologi dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar. Penelitian dilakasanakan dari bulan januari sampai maret 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre- Eksperimental Design, rancangan penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Widya Brata Mengwi Badung, pengambilan sampel dilakukan dengan Sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 32 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah minat belajar biologi siswa dengan menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriftif dan Willcoxon Match Pairs test dengan hasil rata-rata skor yang diperoleh pada saat memberikan (Pretest)= 105,97 sedangkan untuk (Postest)= 119,84 . frekuensi minat belajar siswa terhadap model pembelajaran. Sebelum perlakuan (prestes) berada pada kategori kurang baik sebanyak 3 orang (9,38 %) dan setelah perlakuan (posttest) berada pada kategori baik sebanyak 29 orang (90,63 %), kategori sangat baik sebanyak 1 orang ( 3,13% ) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone terhadap minat belajar biologi siswa dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar (Sig. 0,00 < 0,05).

(2)

2

1.Pendahuluan

Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan suatu keharusan, sebab tantangan kehidupan di masa depan akan semakin sulit, oleh karena itu pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pendidikan berkualitas mutlak diperlukan dalam persaingan dari berbagai dimensi yang semakin ketat. Permasalahan yang timbul adalah fakta bahwa guru menguasai suatu materi subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut tidak didasari oleh model pembelajaran tertentu, sehingga proses pembelajaran di kelas menjadi tidak efektif dan siswa menjadi pasif, yang dikarenakan sumber belajar masih terfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan utama, dimana ceramah yang menjadi pilihan utama dalam proses belajar mengajar, selain itu proses pembelajaran hanya dilakukan dalam kelas . Hal tersebut membuat proses pembelajaran tidak bervariasi (Pendit, 2011).

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, salah satu usaha untuk mengatasi persoalan tersebut antara lain adalah dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat menumbuhkan minat belajar biologi siswa sekaligus melatih siswa untuk dapat menerima keberagaman individu. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat

prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan. Lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas, Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab siswa dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut (Sanjaya, 2012). Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.

(3)

3

Pembelajaan kooperatif tipe STAD ini akan dikemas dengan mengaplikasikan peta konsep fishbone. Peta konsep merupakan suatu alat skematis untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi yang mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep-konsep tipe fishbone memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama. Penerapan peta konsep fishbone dapat membantu siswa untuk lebih kreatif dalam membuat peta konsep. Adanya peta konsep fishbone membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi (Hariyati, 2012). Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang disajikan dengan penerapan model pembelajaran STAD berbasis peta konsep tipe fishbone akan berpengaruh terhadap minat belajar biologi siswa.

2.Metode Penelitian Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMA Widya Brata Mengwi tahun ajaran 2012/2013. SMA Widya Brata Mengwi merupakan salah satu SMA swasta. Adapun alasan yang mendasari pemilihan SMA swasta ini sebagai tempat penelitian berdasarkan latar belakang yang dipaparkan . Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013 sampai Maret 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan Sampling Jenuh, dari pengambilan sampel tersebut digunakan kelas X sebagai sampel penelitian dengan jumlah 32 siswa.

Rancangan dan Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Eksperimental Designs, karena tidak

adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Rancangan

(4)

4

perlakuan diberikan pretest sehingga hasil perlakuan dapat lebih diketahui akurat dan dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan (Sugiyono,2011). Untuk memperoleh data secara empiris mengenai variabel yang diteliti teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Data mengenai minat belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan Kuesioner (Angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Kuisioner dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban pada jawaban yang telah dipilih.

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif yaitu angket minat belajar siswa. Angket minat belajar siswa merupakan angket yang telah diuji dan digunakan dalam beberapa penelitian. Minat belajar biologi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini berupa derajat ekspresi siswa yang dikategorikan atas: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan berjumlah berjumlah 34 item. Pemberian skor pada setiap item pernyataan yaitu: sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, ragu-ragu (R) = 3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Untuk mengetahui persentase, dan signifikansi minat belajar siswa terhadap model pembelajaran menggunakan teknik pengujian statistik deskriftif, sedangkan untuk uji

hipotesisnya menggunakan uji non parametrik test dengan Willcoxon Match Pairs

(5)

5

Hasil dan Pembahasan Hasil

Dalam penelitian ini, minat belajar biologi siswa terhadap model pembelajaran diukur dengan angket terbuka yang terdiri dari 34 item pernyataan. Angket tersebut disebarkan pada kelas sebelum (Pretest) dan setelah (Posttest) mengikuti kegiatan pembelajaran. Deskripsi umum hasil penelitian ini yang dipaparkan mencakup nilai rata-rata skor, dan standar deviasi. Hasil rekapitulasi nilainya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Minat Belajar Biologi Siswa

Minat Belajar Biologi Siswa

Hasil Pretest Posttest

Rata-rata 105.97 119.84

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa adanya perbedaan hasil rekapitulasi rata-rata dan standar deviasi, sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan terdapat peningkatan terhadap minat belajar biologi siswa. Perbedaan ini disebabkan karena pengaruh model pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui mengenai katagori minat belajar biologi siswa sebagai berikut : Tabel 2. Katagori Minat Belajar Biologi Siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest)

dan setelah diberikan perlakuan (posttest).

Frekuensi Siswa

No Interval Klasifikasi Pretest % Posttest %

1 27-53 Sangat Tidak Baik 0 0% 0 0%

2 54-80 Kurang Baik 3 9,38% 0 0%

3 81-107 Cukup Baik 12 37,5% 2 6,25%

4 108-134 Baik 17 53,13% 29 90,63%

5 135-162 Sangat Baik 0 0% 1 3,13%

Tabel diatas menunjukkan frekuensi minat belajar biologi siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan sebelum diberikan perlakuan (pretest) pada katagori kurang baik sebanyak 3 orang (9,38%), pada katagori cukup baik sebanyak

(6)

6 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

perhatian relevansi percaya diri kepuasan

pretest postest 12 orang (37,5%), pada katagori baik sebanyak 17 orang (53,13%). Dan setelah diberikan perlakuan (posttest) terjadi peningkatan pada katagori cukup baik sebanyak 2 orang (6,25%), pada katagori baik sebanyak 29 orang (90,63%) dan pada katagori sangat baik sebanyak 1 orang (31,13%). Perbedaan minat belajar biologi siswa antara pretest dan posttes disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang diterapkan .

Kemudian untuk menghitung nilai rata-rata berdasarkan aspek minat belajar biologi siswa antara pretest dan posttest secara rinci hasil analisis disajikan pada histogram 3.

Histogram 3. Nilai rata-rata berdasarkan penggolongan aspek minat belajar biologi siswa.

Berdasarkan histogram terlihat bahwa secara keseluruhan minat belajar biologi siswa pada aspek kepuasan memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi diantara aspek lainnya, yaitu pada posttest (2,72), sedangkan pada pretest memiliki nilai rata-rata (2,39). Aspek yang memiliki nilai rata-rata-rata-rata terendah adalah aspek perhatian, yaitu pada posttest (1,29), sadangkan pada pretest (0,94). Dan aspek relevansi memiliki nilai rata-rata yaitu pada pretest (1,87) pada posttest (2,08), aspek percaya diri memiliki nilai rata-rata pada pretest (1,44) pada posttest (1,55). Jadi total keseluruhan peningkatan berdasarkan penggolongan aspek minat belajar (70%).

(7)

7

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu ingin mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar biologi siswa yang signifikan terhadap model pembelajaran

yang diterapkan, maka digunakan analisis uji Wilcoxon Macth Pairs Test. Hipotesis

yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone terhadap minat belajar biologi dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013.

Ha : Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone terhadap minat belajar biologi dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil uji menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test , terungkap

bahwa nilai signifikansi berada dibawah taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan nilai Wilcoxon Match Pairs (Z) yaitu -4,863 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau terdapat perbedaan minat

belajar biologi siswa yang sangat signifikan antara pretest dan posttest. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, diketahui terdapat peningkatan nilai rata-rata minat belajar biologi kelas X SMA Widhya Brata

Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013 yang menunjukkan nilai rata-rata pada pretest

sebesar 105,97 dan pada posttest meningkat menjadi 119,84. Peningkatan ini

disebabkan karena adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbasis peta konsep fishbone dengan menggunakan lingkungan Pura Taman

Ayun sebagai sumber belajar. Dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belajar dalam kelompok-kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS maupun materi yang belum dipahami sehingga siswa

(8)

8

menjadi lebih aktif serta minat belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran lebih tinggi. Sebagian besar siswa memberikan respon baik dengan kegiatan belajar bersama-sama (kelompok), karena dengan meningkatkan kerjasama dapat menciptakan ketergantungan yang positif antar anggota kelompok. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama, saling memberikan dukungan, serta berkomunikasi dan membangun rasa percaya diri.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini (2008), menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat belajar siswa sudah cukup baik dari beberapa siswa yang masih pasif sudah mulai aktif, hal ini karena siswa merasa senang dengan pembelajaran STAD yang mengajarkan mereka untuk saling berdiskusi dan bekerjasama dengan temannya sendiri dan juga dengan pembelajaran STAD dapat menumbuhkan gairah belajar dan meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

Berdasarkan kategori minat belajar biologi siswa secara keseluruhan minat belajar biologi siswa tergolong baik, hal ini dikarenakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone membantu siswa dalam

menuangkan ide pada pembelajaran yang sudah didapat, sehingga siswa dapat membuat konsep materi sesuai dengan pikiran mereka masing-masing. Pembuatan

peta konsep fishbone dilakukan secara berkelompok setelah mereka melakukan

diskusi kelompok mengenai materi yang dibahas. Meskipun peta konsep fishbone

merupakan hal yang baru bagi siswa namun siswa terlihat antusias dalam proses

pembuatannya. Selain itu dalam pembuatan peta konsep fishbone siswa dilatih untuk

bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Penggunaan peta konsep fishbone sangat berpengaruh dalam menciptakan suasana belajar yang bermakna bagi siswa karena dapat membantu siswa aktif berpikir untuk memusatkan perhatian pada

sejumlah ide pokok dari suatu materi. Jadi pembelajaran dengan menggunakan peta

konsep fishbone memudahkan siswa dalam mengingat materi karena peta konsep

dibuat oleh siswa sendiri. Hal ini yang menyebabkan adanya peningkatan kategori

(9)

9

menjadi 90,63 % pada posttest. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani (2012), Penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui aplikasi peta konsep, dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa, dimana siswa diberikan kebebasan untuk menuangkan ide mereka dalam membuat konsep materi yang telah didapat.

Minat belajar biologi siswa yang sangat baik juga diperkuat dengan adanya peningkatan dari beberapa aspek yang diteliti yaitu perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan. Secara keseluruhan semua aspek mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dari respon positif siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan.Pada

model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki ciri khas di dalam menerapkan proses pembelajaran yaitu memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki nilai tertinggi, dengan adanya penghargaan siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan minat belajar biologi siswa menjadi meningkat sehingga membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.

Peningkatan minat belajar belajar biologi siswa tersebut tidak terlepas dari minat siswa yang menyukai lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan cara yang dapat menarik minat siswa karena dalam kegiatan pembelajaran ini siswa mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya. Suasana bebas, lepas dari keterikatan ruangan kelas besar manfaatnya untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan yang ada, sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan lebih menyenangkan. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Popov dan Tevel

(2007) yang menyatakan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran outdoor serta

menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya menjadi lebih senang dan tertarik dalam pembelajaran sains siswa yang semakin optimal.

Minat belajar memang merupakan salah satu faktor yang patut dipertimbangkan karena minat belajar turut menentukan keberhasilan peserta didik dalam melakukan aktivitas belajarnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menarik minat belajar siswa adalah dengan memberikannya kesempatan untuk

(10)

10

berpetualang, beraktivitas dan mengembangkan ide-ide, dimana dalam penelitian ini ditunjukkan dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati yang ada di sekitar lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa memiliki minat yang sangat tinggi terhadap penggunaan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar, sehingga mampu menunjang peningkatan minat belajar siswa. Jadi dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar pada kegiatan pembelajaran, dapat membantu siswa lebih memahami konsep materi yang diajarkan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puasati (2006) mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan proses yang mendukung aktualisasi kecakapan hidup khususnya siswa, para guru hendaknya di dalam pembelajarannya dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan menerapkan pembelajaran yang berbasis pada aktivitas siswa.

Kesimpulan

Adanya pengaruh yang signifikan terhadap minat belajar biologi yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone dengan aplikasi Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar. Nilai rata-rata minat belajar biologi yang dicapai siswa pada saat diberikan posttest adalah 119,84 lebih tinggi dibandingkan pada saat diberikan pretest yaitu 105,97. Hal tersebut karena pada pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan memberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep fishbone dengan menggunakan lingkungan Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar, siswa diberikan kebebasan untuk menuangkan ide mereka dalam membuat peta konsep dengan terjun langsung kelapangan dalam membuat materi yang telah didapat.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang didanai dari Proyek Penelitian yang dilakukan oleh Bapak Dosen. Ucapan terimakasih disampaikan

(11)

11

kepada Prof. Dr. Sang Putu Kaler Surata, MSi , Dra. Desak Nyoman. Budiningsih, M.Si dan Drs.Ida Bagus Made Widiadnya,MM dari Universitas Mahasaraswati yang telah memberikan bimbingan dalam pembuat artikel.

Daftar Pustaka

Hariyati, J. I K. (2012). Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif STAD

(student teams achievement divisions) melalui peta konsep terhadap hasil belajar biologi siswa semester genap SMA Negeri 1 Petang tahun pelajaran 2011/2012 (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Indriani.P.(2012).Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Melalui Aplikasi Peta Konsep Dengan Ceramah Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Organisasi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Abiansemal (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Pendit,D.( 2011). Kontribusi Minat Belajar, Motivasi Belajar Siswa Dan

Pengelolaan Laboratorium Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pratikum Biologi Di Kelas X SMA Negeri 1 Mengwi.Skripsi ( tidak diterbitkan).Denpasar: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha 2011.

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, A.(2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

Pada Materi Ekosistem Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Dharma Praja Badung.Skripsi ( tidak diterbitkan ).Denpasar: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar 2012.

Puasati, C.(2006).Peningkatan keterampilan proses dan pemahaman konsep biologi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2006/2007.vol VI no 01 tahun

2008.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11083542.pdf

Popov, O & Tevel, L.(2007).Developing prospective physics teacher’s skill of independent experimental work using outdoor approach.balitic jounarl of science education.6(I).45-57

Gambar

Tabel  diatas menunjukkan   frekuensi minat belajar biologi siswa terhadap  model pembelajaran yang diterapkan sebelum diberikan perlakuan (pretest)  pada  katagori kurang baik sebanyak 3 orang (9,38%), pada katagori cukup baik sebanyak

Referensi

Dokumen terkait

terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1)

Proses pembuatan sabun padat dimulai dari persiapan bahan yang akan digunakan untuk membuat sabun seperti minyak jelantah yang telah dijernihkan, NaOH, pewarna

metode pengelompokan yaitu Kohonen SOM, K-Means dan Hie- rarchical Clustering Algorithm (HAC) untuk megelompokan institusi pendidikan berdasarkan kegiatan pembelajaran

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2015) yang menyatakan bahwa ada pengaruh peer group education tentang SADARI terhadap tingkat

Dari hasil analisa didapat model terbaik yaitu ARIMA (1,0,0) yang dapat digunakan untuk meramalkan jumlah inflasi di Indonesia pada masa yang akan datang.. Kata kunci:

Mohon Anda uji contoh-contoh berikut, dan tuliskan seberapa jauh Anda menyukainya, dengan memberi tanda (V) pada pernyataan-pernyataan tersebut yang Anda anggap paling sesuai

Berdasarkan hasil sidik ragam dapat dilihat Perlakuan pupuk fospat dengan macam varietas tidak terjadi interaksi nyata terhadap tinggi tanaman.. Rerata tinggi

Untuk masyarakat umum Indonesia menambah Ilmu pengetahuan tentang sejarah Candi Badut, harapan dengan adanya buku sejarah tentang Candi Badut ini nama Candi Badut semakin