• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANRUTEDONG KECAMATAN DUPITUE KABUPATEN SIDRAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANRUTEDONG KECAMATAN DUPITUE KABUPATEN SIDRAP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 1 ABSTRAK

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta. (Kemenkes RI, 2011).

Posyandu sebenarnya berfungsi nyata sebagai entry point (pintu masuk) semua pelayanan kesehatan dasar khususnya untuk bayi, anak balita dan ibu FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN

POSYANDU BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANRUTEDONG KECAMATAN DUPITUE

KABUPATEN SIDRAP TRI SUTRISNO

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat Latar Belakang Kegiatan Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dimasyarakat jumlah balita pada tahun 2008 sebanyak 677.611 jiwa, meningkat pada tahun 2012 sebanyak 733.764 jiwa. Rasio Posyandu persatuan Balita pada tahun 2008 adalah 78,41 dan 75,1 pada tahun 2012. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap.

Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita yang terdapat di desa Kalosi diwilayah kerja Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap sebanyak 223 orang dengan sampel berjumlah 143 Ibu balita.

Hasil Penelitian Hasil analisis penelitian menggunakan Fisher’s Exact ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara peran kader posyandu dengan pemanfaatan posyandu balita yaitu p=1,0 > α=0,05, fasilitas p=1,0 > α=0,05, dan hasil penelitian menggunakan Chi-Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu balita p=1,28 > α=0,05 dan ada hubungan antara jarak posyandu dengan pemanfaatan posyandu balita p=0,00 < α=0,05.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Tidak adanya hubungan pengetahuan, peran kader, dan fasilitas dengan pemanfaatan posyandu, dan ada hubungan antara jarak dengan pemanfaatan posyandu. Bagi ibu Balita yang jarak rumah dari tempat pelayanan kesehatan, baik yang dekat maupun yang jauh agar tidak malas untuk pergi ke posyandu.

(2)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 2 hamil. Posyandu sebagai wahana

pemberdayaan masyarakat yang awalnya di bidang kesehatan telah berkembang dengan pesat dari kegiatan maupun sasarannya. Bahkan dibeberapa Posyandu telah di integrasikan dengan pelayanan tumbuh kembang, Posyandu Lansia dan lainnya (Mubarak, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO, 2004) sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia yang di jabarkan dalam indeks pembangunan manusia (IPM) (WHO dalam Hasanah, 2012).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2012, di Indonesia memiliki 275.942 Posyandu, Keberadaan posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas kesehatan ibu, bayi, dan balita. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2008-2012 mewujudkan jumlah posyandu dan jumlah balita di Provinsi Sulawesi Selatan relative meningkat. Pada tahun 2008, jumlah posyandu sebanyak 8.642 unit, meningkat menjadi 9.758 unit pada tahun 2012. Sedangkan jumlah balita pada tahun 2008 sebanyak 677.611 jiwa, meningkat pada tahun 2012 sebanyak 733.764 jiwa. Rasio Posyandu persatuan Balita pada tahun 2008 adalah 78,41 dan 75,1 pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013).

Kondisi ketidakaktifan kader dalam kegiatan Posyandu juga terjadi di Posyandu Desa. Hal ini bisa dilihat dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh Ibu Maria Ulfa selaku bidan desa yang menyatakan bahwa hasil pemantauan tentang kegiatan Posyandu yang masih belum bisa rutin (satu bulan ada dan tiga bulan

berikutnya tidak ada), serta jumlah kader aktif masih terbatas yaitu hanya 10 orang. Dalam perkembangannya Posyandu di Desa mempunyai 6 unit Posyandu, kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader Posyandu yang berjumlah 30 orang, yang mana tiap Posyandu memiliki 5 kader Posyandu, kader sendiri merupakan relawan yang tidak menerima gaji maupun tunjangan (Ulfa, 2009).

Keberhasilan Posyandu dalam mendukung peningkatan status gizi masyarakat tidak seiring dengan peningkatan kualitas Posyandu. Meskipun secara kuantitas jumlah Posyandu mengalami peningkatan (Depkes RI, 2006), tetapi dari segi kualitas Posyandu yang ada masih ditemukan beberapa masalah antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006). Hasil penelitian Saadah (2012) menunjukkan Posyandu dengan fasilitas lengkap memiliki partisipasi masyarakat sebesar (58,33%), sedangkan posyandu dengan fasilitas tidak lengkap memiliki partisipasi masyarakat sebesar (82,61%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa posyandu dengan fasilitas yang tidak lengkap memiliki partisipasi masyarakat yang rendah.

Dari beberapa hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa faktor jarak ternyata memberikan kontribusi terhadap seseorang dalam melakukan suatu tindakan, seperti yang dikemukakan dalam hasil penelitian Sambas (2007) bahwa responden yang jarak tempuhnya dekat dari rumah ke Posyandu berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan yang jarak tempuhnya jauh.

Jarak ditentukan berdasarkan penentuan jarak oleh Riskesdas 2007 yaitu jarak tempuh dikatakan dekat apabila

(3)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 3 jarak tempuhnya berkisar antara < 1 km

dan jarak tempuh < 1 – 5 km dikatakan jauh.

Di Kabupaten Sidrap pada tahun 2013 terdapat 14 Puskesmas dan 310 Posyandu dan jumlah balita 23.749, sedangkan di wilyah kerja Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap yang terdiri dari 10 Desa terdapat 36 Posyandu (Dinas Kesehatan Prov. Sul-Sel Tahun 2013).

Berdasarkan jumlah balita di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanrutedong Desa Kalosi Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap ada kenaikan dan penurunan yang signifikan yaitu tahun 2011 dengan jumlah 202 balita kunjungan rata-rata 72% tahun 2012 dengan jumlah 236 balita kunjunga rata-rata 75,7%, dan pada tahun 2013 dengan jumlah 223 balita kunjungan rata-rata 80,0%, sedangkan di

Desa Kalosi Alau pada tahun 2011 dengan jumlah 170 balita kunjungan rata-rata 71,4% tahun, 2012 dengan jumlah 139 balita kunjungan rata-rata 74,0%, dan pada tahun 2013 jumlah balita 101 kunjungaan rata-rata 70%. (Data dari Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap, 2011, 2012, 2013).

Data yang diperoleh di atas menunjukkan adanya penurunan kunjungan ibu ke Posyandu secara signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita di Desa Kalosi Wilayah kerja Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita yang terdapat di desa Kalosi diwilayah kerja Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap sebanyak 223 orang dengan sampel berjumlah 143 Ibu balita. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristi responden a. Umur ibu balita

Distribusi frekuensi umur ibu balita Umur n % 20-30 tahun 88 61,5 31-40 tahun 55 38,5 Jumlah 143 100,0% Sumber : Data Primer 2014

Menunjukkan terdapat dijelaskan dari karakteristik umur, responden

yang paling banyak mempunyai umur 20-30 tahun berjumlah 88 responden (61,5%) dan yang paling sedikit berumur 31-40 tahun berjumlah 55 responden (38,5%). b. Pendidikan ibu balita

Distribusi frekuensi pendidikan ibu balita Pendidikan n % SD 18 12,6 SMP 66 46,2 SMA 48 33,6 PT 11 7,0 Jumlah 143 100,0 Sumber : Data Primer 2014

Menunjukkan bahwa paling banyak responden pendidikan SMP sebanyak 66 orang (46,2%) sedangkan paling sedikit responden pendidikan PT sebanyak 11 orang (7,7%).

c. Pekerjaan ibu balita

Distribusi frekuensi pekerjaan ibu balita

(4)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 4 Pekerjaan n % Bekerja 75 52,4 Tidak bekerja 68 47,6 Jumlah 143 100,0 Sumber : Data Primer 2014

Menunjukkan paling banyak responden bekerja sebesar 75 orang (52,4%), Sedangkan yang tidak berkerja sebesar 68 orang (47,6%).

2. Analisis Univariat

a. Distribusi Berdasarkan Peran Kader dengan Pemanfaatan Posyandu Balita

Peran Kader n %

Aktif 130 90,9

Pasif 13 9,1

Jumlah 143 100,0

Sumber : Data Primer 2014 Menunjukkanbahwa dari 143 responden yang diteliti tanggapan responden terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita, responden yang mengatakan peran kader posyandu yang aktif

sebanyak 130 orang (90,9%) yang pasif sebanyak 13 orang (9,1%). b. Distribusi Berdasarkan Jarak

dengan Pemanfaatan Posyandu Balita

Jarak Posyandu n % Terjangkau 108 75,5 Tidak terjangkau 35 24,5 Jumlah 143 100,0 Sumber: Data Primer, 2014 Menunjukkan bahwa dari 143 responden yang diteliti tanggapan

responden terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita, responden yang mengatakan jarak posyandu terjangkau sebanyak 108 orang (75,5%) jarak posyandu yang tidak terjangkau sebanyak 35 (24,55%).

c. Distribusi Berdasarkan Fasilitas dengan Pemanfaatan Posyandu Balita Fasilitas Posyandu n % Lengkap 134 93,7 Tidak lengkap 9 6,3 Jumlah 143 100,0 Sumber: Data Primer 2014

Menunjukkan bahwa dari 143 responden yang diteliti tanggapan responden terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita yang mengatakan, yang mengatakan fasilitas posyandu lengkap sebanyak 134 orang (93,7%) dan tidak lengkap sebanyak 9 orang (6,3%).

d. Distribusi Berdasarkan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Posyandu Balita

pengetahuan n %

Baik 24 16,8

Tidak baik 119 83,2 Jumlah 143 100,0 Sumber: Data Primer 2014

Menunjukkan bahwa dari 143 responden yang diteliti tanggapan responden terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita,

responden yang mengatakan pengetahuan baik sebanyak 24 (16,8%) dan kurang sebanyak 119 orang (83,2%).

(5)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 5 e. Distribusi Berdasarkan

Pemanfaatan Posyandu Balita Pemanfaatan

Posyandu Balita n %

Teratur 111 77,6 Tidak Teratur 32 22,4 Jumlah 143 100,0 Sumber: Data Primer 2014

Menunjukkan bahwa dari 143 responden yang diteliti, mengenai pemanfaatan posyandu balita yaitu responden yang mengatakan

teratur berjumlah 111 orang (77,6%), dan responden yang tidak teratur berjumlah 32 orang (22,4%).

3. Analisi Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tiap-tiap variabel.

a. Hubungan Peran Kader Posyandu dengan Pemanfaatan Posyandu Balita Peran

Kader Posyandu

Pemanfaatan Posyandu Balita

jumlah

ρ Teratur Tidak Teratur

n % n % n %

Aktif 101 77,7 29 22,3 130 100,0 1,0

Pasif 10 77 3 23 13 100,0

Jumlah 111 77,7 32 22,3 143 100,0 Sumber: Data Primer, 2014

Menunjukkan bahwa dari 130 responden yang aktif, peran kader posyandunya, pada pemanfaatan posyandu balita kategori teratur sebanyak 101 orang (77,7%), dan kategori tidak teratur sebanyak 29 orang (22,3%) dan diketahui 13 responden yang pasif peran kader posyandunya pada pemanfaatan posyandu balita kategori teratur 10

orang (28,6%) dan kategori tidak teratur 3 orang (23%). Berdasarkan uji pearson fisher’s exact test, dengan nilai kemaknaan α = 0,05 dimana hasil penelitian diperoleh ρ = 1,0 yang menunjukkan ρ>α, ρ1,0 > α0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara peran kader

posyandu dengan

pemanfaatan posyandu balita b. Hubungan Jarak Posyandu dengan Pemanfaatan Posyandu Balita

Jarak Posyandu

Pemanfaatan Posyandu

Balita jumlah

ρ value Teratur Tidak Teratur

(6)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 6 Terjangkau 101 93,6 7 6,4 108 100,0 64,19 0,000 Tidak Terjangkau 10 28,6 25 71,4 35 100,0 Jumlah 111 77,7 32 22,3 143 100,0 Sumber: Data Primer, 2014

Menunjukkan bahwa dari 108 responden yang terjangkau jarak posyandunya pada pemanfaatan posyandu balita kategori teratur sebanyak 101 orang (93,6%) dan kategori tidak teratur sebanyak 7 orang (6,4%) dan diketahui dari 35 responden yang tidak terjangkau jarak posyandunya pada pemanfaatan posyandu balita kategori teratur 10 orang (28,6%) dan kategori tidak teratur 25 orang (71,4%).

Berdasarkan uji pearson chi-square, dengan nilai kemaknaan α = 0,05 dimana hasil penelitian diperoleh ρ = 0,000 yang menunjukkan ρ<α, ρ0,000 < α0,05, x² hitung didapatkan x² 64,19>x² table (3,84) dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima yang berarti ada hubungan antara jarak posyandu dengan pemanfaatan posyandu balita.

c. Hubungan Fasilitas Posyandu dengan Pemanfaatan Posyandu Balita

Fasilitas Posyandu Pemanfaatan Posyandu Balita jumlah ρ Teratur Tidak Teratur n % n % n % Lengkap 104 77,7 30 22,3 134 100,0 1,0 Tidak Lenkap 7 77,8 2 22,2 9 100,0 Jumlah 111 77,7 32 22,3 143 100,0 Sumber: Data Primer, 2014

Menujukkan bahwa dari 134 responden yang lengkap fasilitas posyandunya untuk pemanfaatan posyandu balita teratur sebanyak 104 orang (77,7%) dan kategori tidak teratur sebanyak 30 orang

(22,3%) dan diketahui dari 9 responden yang tidak lengkap fasilitas posyandunya untuk pemanfaatan posyandu balita teratur sebanyak 7 orang (77,8%) dan kategori tidak

(7)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 7 teratur sebanyak 2 orang

(22,2%).

Berdasarkan uji pearson fisher’s exact test, dengan nilai kemaknaan α = 0,05 dimana hasil penelitian diperoleh ρ =

1,0 yang menunjukkan ρ>α, ρ1,0 > α0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara fasilitas posyandu dengan pemanfaatan posyandu balita. d. Hubungan Pengetahuan posyandu dengan Pemanfaatan posyandu

Pengetahuan

Pemanfaatan Posyandu Balita

jumlah

ρ value Teratur Tidak Teratur

n % N % n % Baik 16 66,7 8 33,3 24 100,0 1,993 0,128 Kurang 95 79,9 24 20,1 119 100,0 Jumlah 111 77,7 32 22,3 143 100,0 Sumber: Data Primer, 2014

Menunjukkan bahwa dari 24 responden yang baik pengetahuannya untuk pemanfaatan posyandu balita teratur sebanyak 16 orang (66,7%) dan kategoti tidak teratur sebanyak 8 orang (33,3%) dan dari 119 responden yang kurang pengetahuannya untuk pemanfaatan posyandu balita teratur sebanyak 95 orang

(79,9%) dan untuk

pemanfaatan posyandu balita tidak teratur sebanyak 24 orang (20,1%).

Berdasarkan uji pearson chi-square, dengan nilai kemaknaan α = 0,05 dimana hasil penelitian diperoleh ρ = 0,128 yang menunjukkan ρ>α, ρ0,128 > α0,05, x² hitung didapatkan x² 1,993<x² tabel (3,84) dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima yang berarti tidak ada hubungan

antara pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu balita. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan penelitian dengan 143 sampel maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan

pengetahuan ibu balita dengan pemanfaatan posyandu.

2. Terdapat hubungan antara jarak dengan pemanfaatan posyandu.

3. Tidak ada hubungan peran kader dengan pemanfaatan posyandu.

4. Tidak ada hubungan anatara kelengkapan fasilitas dengan pemanfaatan posyandu balita

(8)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 8 B. Saran

Berdasarkan hail penelitian yang dilakukan di Desa Kalosi Kecamatan Dua Pitue

Kabupaten Sidrap tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita, maka saran yang perlu disampaikan sebagain berikut: 1. Bagi peneliti diharapkan

hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi yang bermanfaat bagi puskesmas dan petugas kesehatan lainya serta peneliti berikutnya diiharapkan menjadi bahan referensi dan pengetahuan peneliti dalam menambah wawasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita.

2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan fariabel-fariabel yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu balita seiring dengan bertambahnya pengetahuan.

3. Perlu meningkatkan pembinaan kader dan motivasi kepada kader agar menjalankan perannya terutama pada sasaran yang tidak datang ke Posyandu melalui kunjungan rumah dan pemberian informasi kepada sasaran di luar hari Posyandu.

4. Bagi ibu Balita yang jarak rumah dari tempat pelayanan kesehatan, baik yang dekat maupun yang

jauh agar tidak malas untuk pergi ke posyandu.

5. Peningkatan motivasi belajar dalam rangka mencari pengetahuan yang tentunya akan menunjang sikap positif juga harus dilakukan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Data dari Puskesmas Tanrutedong

Kecamatan Duapitue

Kabupaten Sidrap, 2011, 2012 dan 2013.

Hamzah Asiah, 2013, Sosiologis Pengasuhan Anak, Masagena Press, Makassar.

Hasanah, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu di kecamatan Bukit Kabupaten Bener

Meriah tahun 2012.

http://www.lppm.stikesubudiy ah.ac.id/jurnal/hasanah-0s2-jurnal hasanah.pdf (diakses pada tanggal 17 Februari 2014).

Harianto, Bambang. 1992. Hubungan Karakteristik Ibu Balita dan Lingkungan Posyandu dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program UPGK. Tesis. Hutagalung, Sihol P. 1992.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Menimbangkan Anaknya di Posyandu Kotip Palu,

Propinsi Sulawesi

Tengah.Tesis. Program Pasca

(9)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 9 Masyarakat

UI.http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/37294/4 /Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 20 februari 2014)

Hidayat Aziz Alimul A. 2008. Edisi 2, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta. Hikmah Iza, 2012, Peninjauan

Masalah Posyandu, (online), file:///D:/jurnal/peninjaun%20 masalah%20posyandu.htm (diakses 7 Maret 2014). Isfan, 2006, Tinjauan Pustaka

Imunisasi. Dikutip oleh, Wati Lienda,2009

(www.Lontar.UI.ac.Id, Diakses 17 Februari 2014). Ismawati C, dkk., 2010. Posyandu

Dan Desa Siaga. Muha Medika. Yogyakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN 978-602-9364-87-3 : Pedoman Umum Pengelolaan

Posyandu. Jakarta

file:///D:/jurnal/BAB%20II%2 0KONSEP%20DASAR%20P OSYANDU%20for%20pedo man%20baru%20posyandu.ht m (online) (diakses pada tanggal 21 Maret 2014)

Mubarak. (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika Http://www.perpusstikesmrm. file.wordpres.com (diakses pada tanggal 19 maret 2014)

Mubarak, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Konsep Dan Aplikasi dalam Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rhineka Cipta

Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Pradianto, Tuti. 2009. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Ketidakhadiran Ibu Balita Dalam Penggunaan Posyandu di Kecamatan Bogor Barat.

Pasca Sarjana UI.

http://digilib.esaunggul.ac.id/p ublic/UEU-Undergraduate-1897.pdf (diakses pada tanggal 19 februari 2014) Puji Esse, dkk, 2014, Panduan

Penulisan Skripsi, Edisi 10, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Makassar,Makassar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Sambas, 2007. Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan

Kunjungan Ibu-Ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur Skripsi.

(10)

Tri Sutrisno, 29 Agustus 2014 Page 10 Universitas Indonesia,

http://repository.usu.ac.id/bitst ream/123456789/37294/4/Cha pter%20II.pdf (diakses pada tanggal 20 februari 2014) Sutiyo Tarsono, 2010. Hubungan

Antara Karakteristik dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi dengan Jumlah Imunisasi yang Didapat Oleh Bayi Umur 9-11 Bulan di

Desa Harjowinangun

Kecamatan Godong

Kabupaten Grobongan. (online)

(www.digilib.unimus.ac.id. diakses pada 17 Februari 2014).

Wahyuningsih, H. P., dkk, 2009. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat dalam

Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta

Wahyutomo Ahmad H, 2010. Hubungan karakteristik dan peran kader posyandu dendan pemantauan tumbuh kembang balita di puskesmas Kalitidu-Bojonegoro tahun 2010. http://eprints.uns.ac.id/5452/1/ 149011608201001181.pdf (diakses pada tanggal 17 Februari 2014).

Yamin, Ahmad. 2003. Analisis Perbedaan Faktor Yang Berkontribusi Terhadap

Pemanfaatan Posyandu oleh Pengunjung Rutin dan Tidak Rutin dalam Konteks Keperawatan Komunitas di Wilayah Kecamatan Limus Nunggal, Baros dan Cikundul Kota Sukabumi Tahun 2002. Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan Pasca Sarjana UI.

http://facstaff.uww.edu/ahmad y/cv.pdf . (diakses pada 22 februari 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Jika lawan hanya memiliki satu Gajah, usahakan untuk menempatkan semua perwira Anda pada petak yang berbeda warna dari petak yang dapat dikendalikan oleh Gajah

Dengan menggunakan studi kasus, tulisan ini melihat secara positif bahwa model-model baru hijab tidak hanya telah memberikan sejumlah alternatif gaya berbusana muslimah, tetapi

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan pada Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Sanggau Tahun Anggaran 2011 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hak hukum dari anak-anak yang menjadi narapidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

Pendekatan regresi untuk suatu percobaan dapat juga dilakukan dengan peubah bebas (X) diberi nilai satu (1) dan nol (0) , yaitu bersifat katagori , yang

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha untuk pekerjaan Jasa

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi UMKM agar mampu memahami dan menerapkan strategi penetrasi pasar yang terdiri dari kebertahanan pelanggan, penjualan