Oleh: Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
“Hilirisasi Industri dalam Rangka Mencapai Target Pertumbuhan Industri Nasional”
Hotel Bidakara, Jakarta- 12 Februari 2013
Slide 3
Ekonomi Eropa melambat,
Ekonomi USA masih belum pulih,
Economic centre of gravity
bergerak
ke Asia dengan kecepatan Tinggi,
Populasi dunia semakin menua terutama negara maju,
ASEAN melakukan integrasi
ekonomi
“AEC 2015”
Integrasi ekonomi regional, sub-regional, dan global terus
berlangsung
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN MENENGAH
MENENGAH
MENENGAH
MENENGAH
NUMBERS (MILLIONS) AND SHARE (PERCENT) OF THE GLOBAL MIDDLE CLASS
Spending by the Global Middle Class, 2009 – 2030
(Millions of 2005 PPP dollars)
MENGAPA
MENGAPA
MENGAPA
MENGAPA PERDAGANGAN BEBAS (
PERDAGANGAN BEBAS (
PERDAGANGAN BEBAS (
PERDAGANGAN BEBAS (FTA
FTA
FTA
FTA))))?
?
?
?
Perundingan WTO/multilateral – Doha Development Agenda (DDA) belum
dapat diselesaikan, terus tertunda sejak 2002-2003;
Makin banyak negara dan kelompok negara mengikatkan diri pada
perjanjian FTA (bilateral & regional) yang efeknya adalah pertukaran
preferensi khusus yang tidak diberikan kepada non-party;
Data empirik membuktikan bahwa biaya yang harus dibayar lebih mahal
apabila kita tdk bergabung dalam FTA;
“Engagement” dapat meningkatkan
posture
negara dalam tata pergaulan
dunia
efeknya adalah kepercayaan dunia (bisnis) pada Indonesia,
selain meningkatkan status bangsa di mata dunia.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
Sekilas tentang APEC
Ekonomi Anggota APEC
Slide 7
ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION
ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION
ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION
ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION (APEC
(APEC
(APEC
(APEC))))
•
APEC merepresentasikan kepentingan ekonomi 2,7 milyar jiwa, 55% total GDP
dunia dan 43% volume perdagangan dunia
•
Sejak berdirinya, rata-rata ekonomi APEC mengalami pertumbuhan GDP 7%
pertahun sementara rata-rata pertumbuhan GDP non-APEC hanya 5% per
tahun.
•
Tiga Pilar Pencapaian Bogor Goal
Untuk mencapai Bogor Goals, kerjasama APEC dilakukan di tiga pilar utama
yaitu:
1.
Trade and Investment Liberalisation.
2. Business Facilitation.
ASEAN FREE TRADE AGREEMENT (AFTA)
ASEAN FREE TRADE AGREEMENT (AFTA)
ASEAN FREE TRADE AGREEMENT (AFTA)
ASEAN FREE TRADE AGREEMENT (AFTA)
AFTA disepakati pada tanggal 28
Januari 1992 di Singapura.
Pada awalnya ada enam negara
yang menyepakati AFTA, yaitu:
Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand.
Vietnam bergabung dalam AFTA
tahun 1995, sedangkan Laos dan
Myanmar pada tahun 1997,
kemudian Kamboja pada tahun
1999.
Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya
saing ekonomi negara-negara ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi pasar dunia, untuk
menarik investasi dan meningkatkan
perdagangan antar anggota ASEAN.
Dalam kesepakatan, AFTA direncanakan
beroperasi penuh pada tahun 2008
namun dalam perkembangannya
dipercepat menjadi tahun 2003.
Slide 11
Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015
Para Pemimpin ASEAN mensahkan roadmap for an ASEAN Community 2009-2015
pd 1 Maret 2009 di Hua Hin-Cha am, Thailand, yang memuat 3 (tiga) cetak-biru
Masyarakat ASEAN: (1) Politik-Keamanan, (2) Ekonomi, dan (3) Sosial-Budaya.
KRONOLOGI MASYARAKAT ASEAN 2015
KRONOLOGI MASYARAKAT ASEAN 2015
KRONOLOGI MASYARAKAT ASEAN 2015
KRONOLOGI MASYARAKAT ASEAN 2015
ASEAN Vision 2020
Stabil, makmur, berdaya saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang merata,
dan tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang menurun, (KTT ASEAN,
Kuala Lumpur, Des 1997)
Bali Concord II 2003
3 pillar untuk mewujudkan Visi ASEAN: (1) ASEAN Economic
Community, (2) ASEAN Security Community, dan (3) ASEAN Socio-Cultural
Community (KTT ASEAN, Bali, Oktober 2
003)
Di pilar ekonomi, yang menjadi peta-jalan (roadmap) adalah
ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint 2015
;
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
Implementasi AEC Blueprint dibagi ke dalam empat periode: (1)
2008 – 2009; (2) 2010 - 2011; (3) 2012 – 2013; (4) 2014 – 2015;
Rincian mengenai langkah yang harus diwujudkan pada setiap
periode dapat diperiksa pada Strategic Schedule for ASEAN
Economic Community yang menjadi bagian integral dari AEC
Blueprint;
Slide 13
INDONESIA HARUS MEMANFAATKAN INTEGRASI REGIONAL
INDONESIA HARUS MEMANFAATKAN INTEGRASI REGIONAL
INDONESIA HARUS MEMANFAATKAN INTEGRASI REGIONAL
INDONESIA HARUS MEMANFAATKAN INTEGRASI REGIONAL
ASEAN
ASEAN
ASEAN
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
ECONOMIC COMMUNITY 2015
ECONOMIC COMMUNITY 2015
ECONOMIC COMMUNITY 2015
Pada tahun 2015, Kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka yang berbasis produksi, dimana
aliran barang, jasa, dan investasi akan bergerak bebas, sesuai dengan kesepakatan ASEAN.
Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif yang berbeda antar negara anggota ASEAN akan
berpengaruh dalam menentukan manfaat AEC 2015 di antara negara-negara ASEAN.
Indonesia harus meningkatkan daya saing guna menghadapi integrasi perekonomian dan
meningkatkan potensi pasar domestik (konektivitas dan infrastruktur). Peran inter-konektivitas
mutlak dalam mendorong daya saing produk nasional di pasar domestik maupun luar negeri
Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional Kawasan Berdaya-saing Tinggi Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata Integrasi ke dalam Perekonomian Dunia (AEC) 2015
ELEMEN PILAR
ELEMEN PILAR
ELEMEN PILAR
ELEMEN PILAR AEC BLUEPRINT
AEC BLUEPRINT
AEC BLUEPRINT
AEC BLUEPRINT
Memuat rencana aksi dan target waktu hingga tahun 2015:
1.
Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional:
arus barang, jasa, dan investasi yg
bebas, tenaga kerja yang lebih bebas, arus permodalan yang lebih bebas,
Priority
Integration Sectors
(PIS), serta pengembangan sektor
food-agriculture-forestry
;
2.
Kawasan Berdaya-saing Tinggi:
kebijakan persaingan, perlindungan konsumen,
HKI, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan
, e-Commerce
;
3.
Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata:
pengembangan UKM,
mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN;
4.
Integrasi dengan Perekonomian Dunia:
pendekatan koheren terhadap hubungan
ekonomi eksternal, partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan suplai
global
Implementasi baik tingkat ASEAN maupun tingkat nasional sejak 2008 dan dimonitor
dengan mekanisme
Scorecard
AEC Scorecard.
CHINA
KOREA
JAPAN
ANZ
INDIA
The 1
stFTA
Signed in 2004 with
Early Harvest
Program since 2004
Transition period for
INA’ TIG :
2005-2012
(NT)
, 2015-2018 (SL
& HSL)
TIS signed in 2007 &
entry to force in July
2007
2
ndPackage of TIS
will be signed by
AEM-MOFCOM in
August 2011
Investment
Agreement signed in
August 2009; INA
ratification was done
The 2
ndFTA
TIG signed in 2006
Transition period for
INA’ TIG :
2006-2012
(NT)
,
2012-2016 (ST)
TIS signed in 2007 &
EIF in May 2009;
ASEAN commitments
based on AFAS 4
+/-(INA ratification for
TIS is on-going)
Investment
Agreement was
signed in June 2009
(INA ratification was
done)
The 3
rdFTA
Signed in 2008
without services &
investment
Transition period for
INA TIG : 2008-2019
(NT), 2024 (ST)
INA has ratified but
yet to EIF pending
the completion of
transposition & legal
enactment
The 4
thFTA
Comprehensive,
single undertaking
FTA
Signed in Feb 2009
Transition period for
INA TIG : 2009-2015
(NT), 2015-2025 (ST)
Services commitment
based on AFAS 5
+/-INA ratification was
done on 6 May 2011
EIF since 10 January
2012-
PMK No.
166/PMK. 011/2011
(Form AANZ)
The 5
thFTA
Signed in AEM August
2009
Transition period for
INA’ TIG : 2010-2015
(NT), 2015-2018 (ST)
INA ratification was
done; INA EIF in
October 2010 (PMK
No.144/PMK.011/201
0)
Services &
Investment:
negotiations are on
going
STATUS ASEAN+1 FTA
STATUS ASEAN+1 FTA
STATUS ASEAN+1 FTA
STATUS ASEAN+1 FTA
ASEAN SEBAGAI PUSAT INTEGRASI REGIONAL
ASEAN SEBAGAI PUSAT INTEGRASI REGIONAL
ASEAN SEBAGAI PUSAT INTEGRASI REGIONAL
ASEAN SEBAGAI PUSAT INTEGRASI REGIONAL
EAFTA=East Asia Free Trade Agreement (ASEAN+3)
CEPEA= Comprehensive Economic Partnership in East Asia (ASEAN+6)
Karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi
pusat integrasi regional.
Slide 19
East Asia Summit (EAS)
•
Negara Anggota EAS yaitu ASEAN 10 + 8 Dialogue Partners (RRT, Jepang, Korea, Aus, NZ,
India, USA, dan Rusia).
•
Terbentuknya EAS ini adalah untuk merespon ASEAN terhadap perkembangan kerjasama
perdagangan dan investasi di kawasan Asia Timur dimana saat ini berkembang menjadi salah
satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia melalui proses regionalisasi.
ASEAN Plus Three (APT)
•
Kerjasama ASEAN Plus Three (APT) adalah kerjasama antara lain paling menonjol di bidang
keuangan. Terdiri dari 10 anggota ASEAN plus RRT, Jepang, dan Republik Korea yang berdiri
sejak tahun 1997 pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi. Salah satu keberhasilan
yang dihasilkan dari kerja sama ini adalah Chiang Mai Initiative (CMI) yang dibentuk pada tahun
2011 yang merupakan sebuah multilateral
currency swap arrangement
diantara sepuluh Negara
anggota ASEAN dengan RRT, Jepang, dan Korea Selatan. ASEAN Plus Three on Emergency
Rice Reserve (APTERR) ditanda tangani pada bulan Oktober 2011.
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP)
(RCEP)
(RCEP)
(RCEP)
ASEAN
Framework on
AF-RCEP
, disahkan oleh
Leaders
pada KTT ASEAN ke-19
di Bali November 2011
membentuk
a regional comprehensive economic
partnership agreement
dengan
ASEAN-led process
dalam melibatkan
ASEAN FTA
partners
.
ASEAN+1 FTA dan template yang sedang dikembangkan dgn mempertimbangkan
kajian EAFTA and CEPEA digunakan sebagai basis.
Pada KTT ASEAN ke-21 telah ditandatangani
joint declaration on the launch of
Negotiations for the RCEP
, berikut
Guiding Principles (GP) for RCEP Negotiation
.
Proses negosiasi RCEP akan dimulai pada awal 2013 dan akan berakhir pada
2015.
RCEP tidak hanya akan meningkatkan volume perdagangan di kawasan tetapi juga
akan meningkatkan aliran investasi di kawasan.
Slide 21
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP)
(RCEP)
(RCEP)
(RCEP)
RCEP:
ASEAN Plus 6
Negara Mitra
A
S
E
A
N
+
1 FTA
ASEAN China FTA
ASEAN Korea FTA
ASEAN Jepang
CEP
ASEAN India FTA
ASEAN Australia
New Zealand FTA
ASEAN’s other external
economic partners
C O N S O L I D A T E D access laterSlide 23
PERDAGANGAN ASEAN
PERDAGANGAN ASEAN
PERDAGANGAN ASEAN
PERDAGANGAN ASEAN
24 Trade 2000 2003 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Total Trade (US$ million) 759,101 824,539 1,404,806 1,610,787 1,710,422 1,536,843 2,042,788 2,388,600 % 21.8 15.5 70.4 14.7 6.2 (-10.17) 32.92 16.93 19.9 Intra-ASEAN (US$ million) 166,846 206,732 352,771 401,920 458,114 376,207 519,704 598,200 % 25.8 29.3 70.6 13.9 14.0 (-17.90) 38.14 15.10 22.5 Extra-ASEAN (US$ million) 592,255 617,807 1,052,034 1,208,867 1,252,308 1,160,635 1,523,083 1,790,400 % 20.7 11.5 70.3 14.9 3.6 (-7.34) 31.23 17.56 19.2Perdagangan intra-ASEAN 2000-2008 tumbuh lebih kuat dari perdagangan ekstra-ASEAN sebelum
tumbuh negatif 17,90% pada tahun 2009 karena krisis keuangan global;
Total perdagangan ASEAN 2000-2008 tumbuh rata-rata 19.9 % dengan peran perdagangan
intra-ASEAN yang relatif konstan pada level 25% -- menunjukkan arti penting pasar intra-ASEAN bagi
sesama anggotanya.
SUMBER WISMAN KE ASEAN
SUMBER WISMAN KE ASEAN
SUMBER WISMAN KE ASEAN
SUMBER WISMAN KE ASEAN
Country of Origins Number of Tourist Arrivals (000) Share
(%, 2010) 2006 2007 2008 2009 2010 ASEAN 25,396 27,341 30,276 31,694 34,820 47.2 Japan 3,367 3,701 3,624 3,214 3,351 4.5 China 3,335 3,926 4,471 4,202 5,416 7.3 Rep of Korea 3,353 3,538 2,657 2,449 3,286 4.5 Australia 2,062 2,434 2,904 3,029 3,465 4.7 New Zealand 354 300 320 272 292 0.4 EU-27 5,408 6,566 6,936 6,669 6,971 9.5 USA 2,489 2,537 2,653 2,553 2,680 3.6 Canada 497 543 509 456 498 0.7 India 1,469 1,813 1,985 2,104 2,478 3.4 Pakistan 102 118 150 159 92 0.1 Rest of World 9,077 9,462 9,119 8,880 10,402 14.1
in thousand arrivals
Slide 25EKSPOR INDONESIA KE ASEAN+6
EKSPOR INDONESIA KE ASEAN+6
EKSPOR INDONESIA KE ASEAN+6
EKSPOR INDONESIA KE ASEAN+6
66%
10%
8%
16%
ASEAN+6
EU27
United States
Others
Sumber: SEADI, USAID, 2012
Total Ekspor INA ke
ASEAN tahun 2011 USD
42.098,91 juta
ASEAN + 6 adalah pasar yang penting bagi Indonesia.
Ekspor Indonesia ke ASEAN+6 mencapai 66 % dari total ekspor, sehingga perdagangan
Indonesia tidak begitu terpengaruh dengan krisis yang terjadi di Eropa maupun US
Slide 27
Ekspor
Ekspor
Ekspor
Ekspor Indonesia
Indonesia
Indonesia menurut
Indonesia
menurut
menurut Jenis
menurut
Jenis
Jenis
Jenis Barang
Barang
Barang
Barang (2011)
(2011)
(2011)
(2011)
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
ASEAN10
Australia
China
EU27
India
Japan
Korea, Rep.
New Zealand
United States
US$m
Capital Goods
Consumer Goods
Intermediate Goods
Raw Materials
Sumber: SEADI, USAID, 2012
Ekspor Raw material masih dominan.
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 DAN LAINNYA
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 DAN LAINNYA
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 DAN LAINNYA
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 DAN LAINNYA ----2011
2011
2011
2011
Sumber: SEADI, USAID, 2012
Total impor dari ASEAN thn 2011: 51,108.88 juta USD
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN
IMPOR INDONESIA DARI ASEAN +
+
+
+ 6 (MENURUT JENIS BARANG)
6 (MENURUT JENIS BARANG)
6 (MENURUT JENIS BARANG)
6 (MENURUT JENIS BARANG)
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Australia
India
Japan
Korea, Rep.
New Zealand
China
US$mRaw materials
Intermediate goods
Consumer goods
Capital goods
Sumber: SEADI, USAID, 2012
Impor Indonesia didominasi oleh barang modal.
31
KONDISI INDONESIA
KONDISI INDONESIA
KONDISI INDONESIA
KONDISI INDONESIA
MENGHADAPI AEC 2015
MENGHADAPI AEC 2015
MENGHADAPI AEC 2015
MENGHADAPI AEC 2015
Postur Ekonomi Indonesia
Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN dilihat dari sisi
jumlah penduduk, luas wilayah dan produk domestik bruto
o
Luas wilayah Indonesia sebesar 1.860.360 km2 (42%) dari wilayah ASEAN
o
Jumlah penduduk sebanyak 231,3 juta jiwa (39%) dari seluruh penduduk
di ASEAN
o
Produk domestik bruto Indonesia mencapai 846 Miliar USD (40,3%) dari
seluruh PDB di ASEAN
Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi dan relatif stabil
di kawasan ASEAN yaitu tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% pada 3
tahun terakhir.
!
!
!
!
DUNIA LUAR MENGAKUI KEMAMPUAN KITA:
DUNIA LUAR MENGAKUI KEMAMPUAN KITA:
DUNIA LUAR MENGAKUI KEMAMPUAN KITA:
DUNIA LUAR MENGAKUI KEMAMPUAN KITA: PANDANGAN
PANDANGAN
PANDANGAN
PANDANGAN MCKINSEY
MCKINSEY
MCKINSEY
MCKINSEY
Slide 33
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN MENENGAH (MCKINSEY
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN MENENGAH (MCKINSEY
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN MENENGAH (MCKINSEY
PREDIKSI MENINGKATNYA GOLONGAN MENENGAH (MCKINSEY))))
An estimated 90 million indonesians could join the
consuming class by 2030.
Kesiapan Daya Saing Perdagangan Barang
Hasil identifikasi kesiapan Indonesia dalam sektor
perdagangan barang
adalah :
Neraca Perdagangan Indonesia terhadap Negara-negara ASEAN sejak tahun 2005
selalu mengalami defisit yang meningkat setiap tahunnya
Ekspor Indonesia selama ini didominasi oleh barang-barang yang berupa bahan
baku alam (
raw material
) seperti batubara, minyak nabati, gas, dan minyak bumi
(
40% dari seluruh ekspor Indonesia
)
Produk-produk yang menjadi unggulan ekspor adalah: tekstil dan produk tekstil,
elektronik, karet, CPO, hasil hutan, sepatu, otomotif, udang, coklat dan kopi.
Sedangkan produk yang berpotensi menjadi unggulan antara lain: kulit dan
hasilnya, alat medis, obat-obatan herbal, olahan makanan, essential oil, ikan dan
produk olahannya, kerajinan, perhiasan, bumbu-bumbu, dan alat tulis selain
kertas
Kesiapan Daya Saing Perdagangan Barang
Hasil identifikasi kesiapan Indonesia dalam sektor
perdagangan
barang
adalah :
pemanfaatan preferensi tarif masih relatif rendah (dibawah 50%); untuk
ATIGA pemanfaatan SKA sebesar 28,18%, ASEAN-Cina FTA 44,18%, dan
ASEAN-Korea FTA 28,15%.
Daya saing produk Indonesia secara umum relatif lebih lemah
dibandingkan dengan negara-negara industri utama ASEAN seperti
Singapura, Malaysia dan Thailand
Hasil identifikasi kesiapan Indonesia dalam sektor perdagangan jasa adalah :
Kontribusi sektor jasa dalam perekonomian Indonesia saat ini mencapai sekitar 45% terhadap PDB.
Kontribusi sektor jasa diharapkan pada tahun 2025 mencapai 70% terhadap PDB (target MP3EI);
Maskapai nasional cukup banyak tapi dari segi kualitas pelayanan maupun bandara pendukung masih
kalah;
kualitas health care di Indonesia cukup baik, namun terbatas di kota besar dan harganya juga relatif mahal.
Belum lagi dilihat dari jumlah tenaga kerja kesehatan dan infrastruktur yang dibangun di Indonesia masih
berada dibawah negara ASEAN lainnya;
tingkat kunjungan turis ke Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya meskipun
Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar baik berupa kekayaan alam, budaya maupun
peninggakan sejarah;
Kualitas tenaga kerja yang ada di Indonesia relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja di
negara ASEAN lainnya.
Kesiapan Daya Saing Perdagangan Jasa
Hasil identifikasi kesiapan Indonesia dalam sektor
Investasi
adalah
:
Undang-Undang Investasi yang dipergunakan saat ini adalah UU No.
25/2007 namun masih terdapat beberapa keberatan dan dirasakan bahwa
belum mendukung investasi
Penyusunan Reservation List-ACIA Indonesia menggunakan dasar dari Daftar
Negatif Investasi (Perpres 36/2010). Namun yang menjadi persoalan adalah
aturan dalam DNI bisa di-review setiap 3 tahun dan bisa jadi malah lebih
tidak terbuka.
Banyak regulasi di masing-masing sektor yang terbit belakangan mengatur
mengenai FEP dan bertentangan dengan aturan yang ada didalam DNI.
Hasil identifikasi kesiapan Indonesia dalam sektor Investasi
adalah :
Aliran Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia dibanding dengan
total FDI ke ASEAN relatif rendah dibandingkan dengan yang mengalir
ke Singapura, Thailand dan bahkan Vietnam
Faktor yang dapat menyebabkan aliran FDI terganggu adalah:
rendahnya infrastruktur,
Masalah buruh (upah, demonstrasi),
kepastian hukum dan
keamanan.
Kesiapan Daya Saing Investasi
Infrastruktur:
o
Anggaran untuk belanja infrastruktur Indonesia paling rendah, hanya 2% dari
GDP (Idealnya belanja infrastruktur 5%). Sebagai perbandingan Vietnam: 8%,
dan Cina: 10%.
o
Kondisi infrastruktur jalan di Indonesia merupakan yang terburuk di ASEAN.
Selain itu, panjang jalan di Indonesia juga merupakan yang terpendek di ASEAN
(ADB, 2011).
o
Sekitar 36% dari jaringan jalan dilaporkan rusak atau mengalami kerusakan
berat, tidak memadai dan berkualitas rendah (ADB 2007).
o
Jalan tol hanya 770 km (1,82% dari total jalan raya); pertumbuhan dalam 1
dekade terakhir hanya 3% per tahun
Sektor Logistik:
o
Permasalahan utama terkait logistik adalah menyangkut distribusi barang kepada
konsumen.
o
Antrian panjang di Pelabuhan Merak;
o
Logistic bottlenecks
dari pelabuhan ke industrial export zones;
o
Pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan melalui: i) Pembentukan tim kerja
debotllenecking
, ii) Pembentukan Direktorat Logistik di Kemdag; iii) MP3EI
2011-2025-Connectivity Strategy
, iv) Sitem Logistik Nasional dengan moto
domestically integrated and
globally connected
;
o
Koordinasi daerah masih perlu ditingkatkan;
o
Regulatory reform
diberbagai sub-sektor logistik perlu dilakukan untuk mengurangi
biaya-biaya
Kesiapan Daya Sektor Pendukung
Iklim Usaha:
Kesiapan Daya Sektor Pendukung
Peringkat Doing Business Negara ASEAN 2012
0 20 40 60 80 100 120 140 160
9.LAOS
8.CAM
7.PHIL
6.INA
5.VIET
4.BRN
3.MAL
2.THAI
1.SIN
Sumber: IFC/World Bank diolah
Note IND:
-
Berada Dibawah
rata-rata Negara
ASEAN;
-
Memiliki range
yang cukup jauh
terhadap SIN,
THAI dan MAL
Bidang Regulasi:
o
Tumpang tindih peraturan antara pusat dan daerah;
o
Tidak ada manajemen
review
terhadap stok regulasi ;
o
Tidak adanya institusi
clearing house
terhadap regulasi;
o
Kualitas regulasi yang belum memenuhi kaidah-kaidah regulasi
yang
baik;
tidak
dilakukannya
RIA
(Regulatory
Impact
Analysis), konsultasi publik belum berjalan sebagaimana yang
dikehendaki.
o
Kesulitan dalam melakukan perubahan dan penghapusan
regulasi yang usang atau penerbitan regulasi yang baru (Misal:
UU Tenaga Kerja).
o
Hal-hal
tersebut
dikemukakan
dalam
penelitian
OECD
terhadap
Regulatory Reform
di Indonesia (2012), World Bank
dan lembaga-lembaga Internasional lainnya
.
Kesiapan Daya Sektor Pendukung
Instruksi Bapak Presiden RI dalam
Menghadapi AEC 2015
“JANGAN KITA LENGAH MENUJU ASEAN “JANGAN KITA LENGAH MENUJU ASEAN “JANGAN KITA LENGAH MENUJU ASEAN “JANGAN KITA LENGAH MENUJU ASEAN Economic Community TAHUN 2015” Economic Community TAHUN 2015” Economic Community TAHUN 2015” Economic Community TAHUN 2015” “ INGAT PELAJARAN TAHUN 2003 SAAT “ INGAT PELAJARAN TAHUN 2003 SAAT “ INGAT PELAJARAN TAHUN 2003 SAAT “ INGAT PELAJARAN TAHUN 2003 SAAT
KITA MENYETUJUI ASEAN KITA MENYETUJUI ASEAN KITA MENYETUJUI ASEAN
KITA MENYETUJUI ASEAN----CHINA FTA”CHINA FTA”CHINA FTA”CHINA FTA” “PASTIKAN KESIAPAN SEKTOR “PASTIKAN KESIAPAN SEKTOR “PASTIKAN KESIAPAN SEKTOR “PASTIKAN KESIAPAN SEKTOR PERDAGANGAN, INVESTASI, PARIWISATA PERDAGANGAN, INVESTASI, PARIWISATA PERDAGANGAN, INVESTASI, PARIWISATA PERDAGANGAN, INVESTASI, PARIWISATA
DAN PERINDUSTRIAN” DAN PERINDUSTRIAN”DAN PERINDUSTRIAN” DAN PERINDUSTRIAN”
((((Ratas
Ratas
Ratas
Ratas di
di
di
di Kemenperind
Kemenperind
Kemenperind
Kemenperind
tanggal
tanggal
tanggal
tanggal 27 Juli 2012)
27 Juli 2012)
27 Juli 2012)
27 Juli 2012)
Isu
Isu
Isu
Isu Prioritas
Prioritas
Prioritas::::
Prioritas
1. 1. 1.
1. SelesaikanSelesaikanSelesaikanSelesaikan isuisuisuisu lingkunganlingkungan dalamlingkunganlingkungan dalamdalamdalam kegiatankegiatankegiatankegiatan eksporeksporeksporekspor kita kita kita kita 2. 2. 2.
2. PerkuatPerkuatPerkuatPerkuat HILIRISASI,HILIRISASI,HILIRISASI,HILIRISASI, bangunbangun industribangunbangun industriindustriindustri dalamdalamdalamdalam negerinegerinegerinegeri khususnya
khususnya khususnya
khususnya industriindustriindustriindustri energienergienergienergi 3.
3. 3.
3. DorongDorongDorong investasiDoronginvestasiinvestasiinvestasi melaluimelalui INSENTIFmelaluimelaluiINSENTIFINSENTIF FISKALINSENTIFFISKALFISKALFISKAL 4.
4. 4.
4. BangunBangunBangun danBangundandandan berdayakanberdayakan sektorberdayakanberdayakansektorsektorsektor UMKMUMKMUMKMUMKM 5.
5. 5.
5. IndustriIndustriIndustriIndustri InformasiInformasiInformasiInformasi TeknologiTeknologiTeknologiTeknologi pentingpenting,,,,pentingpenting percepatpercepatpercepatpercepat pengembangannya pengembangannya pengembangannya pengembangannya 6. 6. 6.
6. FTAFTAFTAFTA diarahkandiarahkandiarahkandiarahkan padapadapadapada ComprehensiveComprehensiveComprehensiveComprehensive EconomicEconomicEconomicEconomic Partnership
Partnership Partnership
Partnership AgreementAgreementAgreementAgreement (CEPA)(CEPA)(CEPA)(CEPA)
Isu
Isu
Isu
Isu Prioritas
Prioritas
Prioritas::::
Prioritas
1. 1. 1.
1. SelesaikanSelesaikanSelesaikanSelesaikan isuisuisuisu lingkunganlingkungan dalamlingkunganlingkungan dalamdalamdalam kegiatankegiatankegiatankegiatan eksporeksporeksporekspor kita kita kita kita 2. 2. 2.
2. PerkuatPerkuatPerkuatPerkuat HILIRISASI,HILIRISASI,HILIRISASI,HILIRISASI, bangunbangun industribangunbangun industriindustriindustri dalamdalamdalamdalam negerinegerinegerinegeri khususnya
khususnya khususnya
khususnya industriindustriindustriindustri energienergienergienergi 3.
3. 3.
3. DorongDorongDorong investasiDoronginvestasiinvestasiinvestasi melaluimelalui INSENTIFmelaluimelaluiINSENTIFINSENTIF FISKALINSENTIFFISKALFISKALFISKAL 4.
4. 4.
4. BangunBangunBangun danBangundandandan berdayakanberdayakan sektorberdayakanberdayakansektorsektorsektor UMKMUMKMUMKMUMKM 5.
5. 5.
5. IndustriIndustriIndustriIndustri InformasiInformasiInformasiInformasi TeknologiTeknologiTeknologiTeknologi pentingpenting,,,,pentingpenting percepatpercepatpercepatpercepat pengembangannya pengembangannya pengembangannya pengembangannya 6. 6. 6.
6. FTAFTAFTAFTA diarahkandiarahkandiarahkandiarahkan padapadapadapada ComprehensiveComprehensiveComprehensiveComprehensive EconomicEconomicEconomicEconomic Partnership
Partnership Partnership