• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1Penelitian Sebelumnya

Dibawah ini ada beberapa penelitian sebelumnya, dimana topik dan permasalahan yang diteliti didalamnya ada kesamaan dari jenis penelitian serta beberapa konsep yang digunakan. Pada penelitian ini membahas dan memfokuskan pada komunikasi organisasi, lalu pada penelitian sebelumnya memiliki kesamaan dimana penelitiannya berhubungan dengan komunikasi organisasi yang terjadi di berbeda perusahaan sehingga objek penelitian dan permasalahan yang berbeda inilah, yang membedakan penelitian ini.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya

No. Nama Peneliti

Tahun Judul (Jurnal)

Hasil Penelitian Perbandingan

1. Eni Fitriyani 2013 Analisis Kegiatan Komunikasi Organisasi Pada PT.Kresna Duta Agroindo Perkebunan Sinar Mas Group Kecamatan Kombeng Kabupaten Kutai Timur. (eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 2, 2013: 518 – 531) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kegiatan komunikasi organisasi pada PT. Kresna Duta Agroindo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi organisasi pada Penelitian yang di lakukan dalam jurnal ini untuk mengetahui tentang kegiatan komunikasi organisasi PT. Kresna Duta Agroindo, sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai peranan komunikasi organisasi sehingga menciptakan kerja sama yang sinergis. Kesamaan pada penelitian ini sama-sama membahas mengenai komunikasi organisasi sehingga

(2)

PT.Kresna Duta Agroindo masih kurang, dikarenakan kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, kurangnya kepedulian atasan terhadap bawahan sehingga membuat para karyawan merasa segan untuk menyampaiakan pendapat kepada pimpinan, sehingga menjadi penghambat berjalannya kegiatan komunikasi organisasi.

jurnal ini cocok untuk menjadi acuan terhadap penelitian ini. 2. Dewi Suryani Susanto 2013 Downward Communication di PT.Commonwealth Life Cabang Surabaya. (Jurnal e-komunikasi, Volume 1, Nomor Jenis penelitian pada jurnal ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Penelitian yang dilakukan akan menggunakan deskriptif kualitatif berbeda dengan jurnal tersebut yang menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, namun ruang lingkup

(3)

2, 2013:201-209) downward communication pada PT.Commonwealth Life cabang Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan komunikasi ke bawah yang terjadi pada perusahaan tersebut telah berjalan dengan baik, dimana komunikasi menjadi harapan dan kenyataan . yang dibahas mempunyai kesamaan yaitu membahas mengenai komunikasi internal serta aliran komunikasi seperti upward, downward dan juga horisontal. 3. Juan Meng, Bruce K. Berger 2012 Measuring Return on Investment (ROI) of Organizations’ Internal Communication Efforts.(Journal of Communication Management, Vol.16 No.4 :332-354). Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para eksekutif senior menilai efektivitas dari komunikasi organisasi internal serta hubungannya dengan kinerja organisasi dalam bisnis. Hasil penelitian yang didapat

Jurnal ini berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana sama-sama membahas mengenai komunikasi organisasi internal serta manfaat dari komunikasi organisasi internal.

(4)

menunjukkan sebagian besar komunikator bisnis dan organisasi menyadari pentingnya komunikasi organisasi internal dalam beberapa aspek seperti meningkatkan kinerja, mengubah perilaku karyawan, dan lain-lain serta dapat mengukur kinerja karyawan dengan komunikasi organisasi internal. 4. Eva Tariszka Semegine 2012 Organizational Internal Communication as a Means Of Improving Efficiency, European Scientific Journal, (Vol.8 No.15 :86-96). Penelitian ini dilakukan untuk membahas mengenai komunikasi organisasi internal yang meningkatkan efisiensi. Hasil penelitian yang didapat bahwa para karyawan dalam posisi yang

sederhana sekalipun harus memiliki keterampilan

Pada jurnal penelitian ini memandang

bagaimana komunikasi serta tingkat kepuasan dengan arah komunikasi horizontal dan vertikal. Kaitan yang

berhubungan dengan penelitian ini, dimana akan membahas komunikasi organisasi internal yang berperan untuk meningkatkan kerja sama di dalam perusahaan.

(5)

komunikasi. Hal tersebut dianggap penting oleh manajer organisasi dikarenakan organisasi telah mengakui tingkatan komunikasi dalam organisasi menentukan efisiensi organisasinya. 5. Hardani Widhiastuti 2012 The Effectiveness of Communications in Hierarchical Organizational Structure, International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 2, No. 3:185-190) Dari hasil penelitian kualitatif ini bahwa struktur komunikasi organisasi hirarkis menghadapi beberapa masalah dalam peran birokrasi , penyebabnya berdampak pada tujuan target organisasi, penjadwalan program, hasil keputusan akhir dan juga tujuan

organisasi yang tidak sesuai dengan harapan.

Ketidakseimbangan

Jurnal ini lebih

difokuskan pada struktur komunikasi organisasi hierarkis dalam menghadapi masalah dalam peran birokrasi serta berdampak pada target organisasi dan ketidakseimbanagn sosialisasi yang menyebabkan konflik jangka panjang, sedangkan dalam

penelitian ini difokuskan pada peranan

komunikasi organisasi yang dilakukan pada perusahaan serta

komunikasi yang terjadi antara vertikal dan horisontal, dimana

(6)

sosialisasi juga salah satu yang menyebabkan problematika konflik jangka panjang birokrasi didalam studi kasus.

peneliti akan membahas mengenai komunikasi yang terjadi dan biasa yang dilakukan dalam perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari tahu peran komunikasi organisasi yang menumbuhkan kerja sama di antara karyawan dan pimpinan serta antar karyawan.

Sumber : Kajian Pribadi

2.2Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi

Pemaparan dari Effendy (2007), Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication, dari kata communis yang diartikan sama, pengertian sama dimaksud ialah sama makna. Dalam bahasa Inggris disebut communication.Komunikasi harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang sedang berkomunikasi.Menurut Hovland dalam Effendy (2007), “komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain”. Beberapa definisi lainnya di dapat dari Mulyana (2010), dalam pengertian sempit definisi komunikasi diartikan sebagai penyampaian pesan yang melalui media elektronik dan dari segi luas, komunikasi ialah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Berbeda dengan West & Turner (2008), “komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterprestasikan makna dalam lingkungan mereka”. Dari berbagai pendapat komunikasi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan pengertian komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator yang mempunyai makna dan informasi serta dapat mempengaruhi si penerima pesan tersebut

(7)

Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari elemen dan proses komunikasi, hal ini dipaparkan Machfoedz (2010), dimana elemen pesan terdiri dari pengirim pesan, penerima pesan, pesan, media, penerimaan pesan, penguraian pesan, respons, umpan balik dan gangguan pesan. Dengan demikian, komunikator harus mengidentifikasi si penerima pesan, pesan apa yang disampaikan, melalui media apa pesan itu disampaikan, bagaimana pesan itu dapat diterima serta diuraikan, respons yang didapat dari si penerima pesan seperti apa, umpan balik dari proses pengiriman pesan tersebut serta apa adanya gangguan pesan dalam penyampaian pesan tersebut. Menurut Lasswel (dalam Effendy 2007), komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang penting, yaitu:

a. Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan. Sumber dari mana pesan ini dapat dikatakan, bisa jadi seorang individu, kelompok, organisasi, bahkan suatu negara.

b. Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada penerima. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi dari pesan

c. Saluran atau media, adalah alat atau media apa yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam suatu peristiwa komunikasi sebenarnya banyak saluran yang dapat kita gunakan, meskipun ada yang satu yang dominan.

d. Penerimasering juga disebut sebagai sasaran ataupun khalayak (audience), yakni orang yang menerima pesan dari komunikator. e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima

pesan dari komunikator tersebut.

Dapat disimpulkan dari beberapa pernyataan diatas, bahwa komunikasi sangatlah penting dalam suatu hubungan, dalam komunikasipun harus menyampaikan pesan dengan jelas sehingga si penerima pesan tersebut dapat mengerti dan memahami isi pesan yang disampaikan sehingga adanya efek atau yang biasa disebut feedback dari komunikasi tersebut.

(8)

2.2.2 Komunikasi Organisasi

Menurut Zelko dan Dance dalam Romli (2014), “komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal”.Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terdapat pada organisasi itu sendiri, yang terdiri dari pihak-pihak internal yang berhubungan dengan organisasi tersebut, Komunikasi internal berhubungan dengan komunikasi vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi dua arah seperti pimpinan dengan karyawan maupun sebaliknya karyawan dengan pimpinan, dan komunikasi horizontal merupakan komunikasi terhadap sesama tingkatan seperti komunikasi yang dilakukan sesama karyawan yang memiliki tingkatan yang sama atau sederajat. Berbeda dengan komunikasi eksternal yang memfokuskan komunikasi antara organisasi dengan lingkungan luarnya yang berhubungan dengan masyarakat umum.Di dalam penelitian ini akan lebih difokuskan ke dalam komunikasi internal karena di dalam perusahaan yang akan diteliti memiliki masalah komunikasi organisasi yang berhubungan dengan internal perusahaan.

Dalam buku Romli (2014), Thayer mengatakan “komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara”. Ia menggunakan pendekatan sistem secara umum dalam memandang komunikasi organisasi. Ia juga memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :

a. Berkenaan dengan kerja organisasi

b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk

c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. Dari pengertian serta sistem komunikasi yang dikatakan dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat diperlukan dalam organisasi untuk dihubungkan kedalam pekerjaan,perintah dan peraturan sehingga dapat memelihara dan mengembangkan organisasi menjadi lebih berkembang dan menciptakan komunikasi yang baik dalam organisasi.

Berbagai persepsi mengenai komunikasi organisasi telah diungkapkan, menurutRomli (2014), ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan yaitu:

(9)

a. Komunikasi organisasi dapat terjadi di dalam suatu sistem terbuka yang kompleks dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Redding dan Sanborn (dalam Romli 2014), bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks”. Yang termasuk di dalamnya seperti komunikasi internal yang berhubungan denan komunikasi downward dan komunikasi upward serta komuniaksi horizontal.

Definisi komunikasi organisasi menurut Goldhaber (dalam Romli 2014:13), “organizational communication is the processof creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”

dari definisi tersebut dapat disimpulkan komunikasi organisasi adalah proses dalam menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan serta saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung tujuh konsep kunci yaitu : a. Proses

Organisasi merupakan sistem terbuka yang dinamis, menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Adanya pertukaran informasi yang berjalan terus menerus sehingga hal inilah yang disebut sebagai proses.

b. Pesan

Pesan dalam hal ini di artikan sebagai susuna simbol yang mempunyai arti mengenai objek, orang, kejadian yang dihasilkan dari proses interaksi dengan orang. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika pesan yang di sampaikan mempunyai arti yang sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal seperti surat,memo, dan lainnya sedangkan pesan nonverbal seperti gerakan tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, nada suara dan lainnya.

(10)

c. Jaringan

Organisasi yang terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi tertentu dalam organisasi.Pertukaran pesan dari orang di antaranya terjadi melewati suatu jalan, inilah yang disebut sebagai jaringan komunikasi.

d. Keadaan saling tergantung

Sifat dari suatu organisasi menggunakan sistem terbuka, jika satu bagian dari organisasi mengalami gangguan atau masalah maka akan berpengaruh pada bagian lainnya mungkin juga pada seluruh sistem organisasi maka hal ini yang disebut dalam keadaan saling tergantung. e. Hubungan

Dikarenakan komunikasi merupakan sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian terletak pada manusia.Jaringan suatu organisasi menyampaikan pesannya melalui manusia.Hubungan manusia dalam organisasi memfokuskan pada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat di dalamnya.

f. Lingkungan

Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Yang termasuk di dalam lingkungan internal yaitu karyawan,staf dan komponen organisasi lainnya ,sedangkan lingkungan eksternal seperti saingan, teknologi dan yang lainnya.

g. Ketidakpastian

Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yangdiharapkan.Hal ini sering terjadi dikarenakan terlalu banyak informasi yang diterima.Maka adanya komunikasi organisasi guna untuk menentukan dengan tepat berapa banyak informasi yang diperlukan oleh organisasi sehingga dapat mengurangi ketidakpastian informasi yang berlebihan.

Dari pengertian komunikasi organisasi menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi yang berhubungan dengan pihak internal, dimana adanya arah komunikasi vertikal dan horizontal yang membedakan peran komunikasi organisasi tersebut. Komunikasi organisasi dapat berjalan baik jika dalam penyampaian pesan yang digunakan sudah efektif dan dijalankan secara baik.

(11)

2.2.3 Peranan Komunikasi Organisasi

Pengertian peran menurut West & Turner (2008), peran ialah posisi masing-masing anggota kelompok dan relasi mereka dengan kelompok. Dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi organisasi meliputi posisi komunikasi yang ada pada organisasi tersebut telah berjalan sesuai harapan atau masih dalam tahap pengembangan dan sebagainya. Peranan komunikasi organisasi dapat dilihat dari hasil komunikasi yang terjalin di organisasi tersebut serta penyampaian pesan yang sudah efektif sehingga dapat terlihat peran komunikasi dalam organisasi sudah berjalan cukup baik atau tidak.

Dapat diketahui bahwa peran komunikasi dalam organisasi sangat penting, dimana komunikasi sebagai alat penghubung antar anggota organisasi sehingga terciptanya percakapan dan hubungan di dalam organisasi. Namun dalam berkomunikasi, harus dilakukan secara baik sehingga dalam penyampaian pesan dapat tepat pada sasaran dan adanya timbal balik dari komunikasi tersebut. Hal ini lah yang akan banyak di bahas di dalam penelitian ini.

2.2.4 Jaringan Komunikasi Organisasi

Jaringan komunikasi dalam organisasi merupakan proses bagaimana suatu pesan berupa informasi dan instruksi atau arahan yang disampaikan terperinci dan ditentukan oleh tingakatan hierarki resmi organisasi dari pimpinan ke karyawan atau sebaliknya digunakan untuk melaksanakan fungsi pekerjaan mereka. Stephen P.Robbins mengungkapkan bahwa dalam organisasi dikenal lima jaringan komunikasi di dalam buku komunikasi organisasi Ruliana (2014), yaitu :

a. Model Rantai

Di dalam jaringan komunikasi ini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hierarkinya dan hanya dikenal dengan komunikasi ke atas yang biasa disebut dengan upward dan komunikasi ke bawah yang biasa disebut dengan downward, secara keseluruhan model jaringan ini menganut hubungan garis langsung baik ke atas maupun ke bawah tanpa adanya suatu penyaringan. b. Model Roda

(12)

Jaringan komunikasi yang mengenai semua laporan, perintah atau instruksi kerja dan pengawasan terpusat pada satu orang yang menjadi pimpinan yang memimpin empat bawahan atau bisa lebih, serta antara bawahan tidak terjadi interaksi.

c. Model Lingkaran

Di dalam jaringan ini, semua anggota karyawan bisa melakukan interaksi pada setiap tiga tingkatan yang lebih tinggi namun terbatas pada setiap level tingakatan.

d. Model Huruf Y

Jaringan komunikasi ini tidak jauh berbeda dengan model rantai dimana terdapat empat tingkatan hierarki. Satu supervisor memiliki dua bawahan dan dua atasan yang memiliki kemungkinan berbeda departemen.

e. Model Saluran Bebas

Model jaringan ini merupakan pengembangan dari model lingkaran. Pada semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi dua arah atau timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Semua saluran komunikasi tidak dibatasi baik antar tingkatan yang memiliki jenjang hierarki serta setiap karyawan dapat bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak seperti pimpinan maupun sebaliknya.

Dari kelima model jaringan komunikasi tersebut, terdapat satu model jaringan komunikasi yang dianut oleh PT.Multipesona Grafika. Di dalam perusahaan tersebut memiliki struktur organisasi yang jaringan komunikasinya mengarah pada model roda, dimana seluruh laporan yang didapat setiap antar departemen yang berbeda diperiksa dan diawasi oleh direksi perusahaan itu sendiri. Di dalam perusahaan ini memiliki lima departemen yang berbeda-beda dan memiliki tugas yang berbeda-beda, namun interaksi diantara lima departemen tersebut sangat jarang melakukan komunikasi sehingga menjadi asing satu sama lainnya.

2.2.5 Strategi Komunikasi

Komunikasi internal memerlukan strategi komunikasi dalam mendukung kegiatan perusahaan. Strategi komunikasi harus mempertimbangkan beberapa hal, menurut Effendy ( 2007) yaitu :

(13)

Dalam melancarkan komunikasi, diperlukan mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal ini bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan dapat melakukan tindakan dari komunikasi tersebut.

b. Pemilihan Media Komunikasi

Media komunikasi dapat dibedakan sebagai media tulisan atau cetak, visual, dan audio-visual.Dalam mencapai sasaran komunikasi dapat dipilih salah satu bentuk media, tergantung pada tujuan serta pesan yang ingin disampaikan. c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Dalam pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu untuk disampaikan. Hal ini ditentukan pada teknik yang akan diambil atau digunakan, seperti teknik informasi, teknik persuasi maupun teknik instruksi. Hal yang terpenting komunikator harus mengerti apa isi pesan komunikasi yang akan disampaikan.

d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi

Faktor terpenting pada diri komunikator dalam malancarkan komunikasi, yaitu :

1. Daya tarik sumber

Komunikator akan berhasil dalam komunikasi, jika komunikan merasa adanya kesamaan serta ketertarikan antara komunikan dengan komunikator sehingga hal ini dapat membuat komunikan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku serta bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan komunikator.

2. Kredibilitas sumber

Faktor ini menyebabkan komunikasi berhasil karena adanya kepercayaan komunikan pada komunikator.Kepercayaan ini dapat dilihat dari segi profesi atau keahlian yang dimiliki komunikator, seperti seorang dokter yang mendapat kepercayaan dalam menerangkan soal kesehatan.

Dari kedua faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik dimana komunikator merasakan apa yang dirasakan oleh komunikan, seperti sedang sibuk, marah, sedih, sakit dan lainnya. Strategi komunikasi merupakan perencanaan komunikasi yang akan diterapkan di dalam organisasi tersebut untuk

(14)

mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan kegiatan atau proses komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi yang direncanakan

Pentingnya komunikasi dalam organisasi dapat menciptakan kerja sama yang baik apabila komunikasi tersebut berjalan dengan baik dan efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Wursanto (2005) , pentingnya komunikasi dalam organisasi dapat dilihat dalam hal-hal berikut :

a. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara: 1. Para karyawan dengan pimpinan

2. Karyawan dengan karyawan 3. Pimpinan dengan pimpinan 4. Karyawana dengan organisasi

b. Meningkatkan kegairahan kerja para karyawan. c. Meningkatkan moral dan disiplin para karyawan.

d. Semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya sehingga akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien. e. Semua karyawan dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan serta ketentuan

yang telah ditetapkan oleh pimpinan organisasi.

f. Semua informasi, keterangan yang dibutuhkan oleh para karyawan dapat daengan cepat dan tepat diperoleh. Kemudahan dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

g. Meningkatkan rasa tanggung jawab para karyawan. h. Menimbulkan saling pengertian di antara karyawan. i. Meningkatkan kerja sama di antara para karyawan. j. Meningkatkan semangat korp di kalangan para karyawan.

Di dalam meningkatkan peranan komunikasi lebih baik menggunakan komunikasi dua arah yaitu komunikasi yang berlangsung secara timbal-balik sehingga munculnya saling pengertian antara kedua belah pihak. Namun kekurangan di dalam komunikasi ini yaitu komunikasi ini berlangsung secara lamban sehingga kurang efesien dan keputusan tidak dapat diambil secara cepat, tetapi komunikasi dua arah ini dapat menghindari terjadinya konflik kesalahpahaman dan di dalam komunikasi ini akan menimbulkan situasi atau keadaan kerja yang lebih akrab dengan penuh kekeluargaan dan demokratis.

(15)

2.2.6 Teori Integrasi Informasi

Pada penelitian ini akan menggunakan teori integrasi informasi yang dikemukakan oleh Martin Fishbein dalam Littlejohn (2009), teori ini melihat bagaimana organisasi mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide dalam membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut. Dapat disimpulkan dengan suatu sikap dibentuk maupun diubah melalui pengintegrasian informasi baru dengan pemikiran atau pengamatan yang ada. Dengan adanya gagasan atau pemikiran baru terhadap informasi yang didapat, maka pembentukan maupun perubahan sikap terhadap suatu objek dapat terjadi. Menurut teori integrasi informasi dalam Littlejohn (2009) , adanya akumulasi informasi yang diserap seseorang dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Informasi dapat merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek

2. Informasi dapat merubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki seseorang

3. Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.

Sebuah sikap dipandang sebagai sebuah akumulasi dari informasi tentang suatu objek, orang, situasi, maupun pengalaman. Jadi, perubahan sikap terjadi karena adanya informasi baru yang memberikan tambahan pada sikap, atau perubahan sikap terjadi karena informasi tersebut telah merubah penilaian seseorang mengenai informasi lain. Namun, informasi apapun biasanya tidak akan membawa pengaruh yang terlalu besar terhadap sebuah sikap karena sikap tersebut memuat beberapa yang bisa menangkal informasi tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan teori integrasi informasi berkaitan dengan penelitian. Dalam menyampaikan informasi kepada para anggota organisasi didalam perusahaan, dimana isi informasi tersebut dapat berubah dengan melihat siapa yang menyampaikan informasi tersebut, lalu apakah informasi tersebut dapat dipercaya dengan melihat cara penyampaian pesan informasi tersebut.

(16)

2.2.7 Arah Komunikasi Vertikal, Horizontal dan Diagonal 2.2.7.1Komunikasi Vertikal

Menurut Ruliana (2014), komunikasi vertikal ialah komunikasi yang berlangsung dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Pengertian tersebut disimpulkan menjadi komunikasi antara pimpinan dengan karyawan maupun karyawan dengan atasan. Dibagi menjadi dua komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Komunikasi ke atas diartikan informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, setiap bawahan atau karyawan menginformasikan kepada atasan atau pimpinan mengenai apa saja yang telah dilakukan, persoalan kerja yang belum diselesaikan, memberikan saran atau gagasan serta mengungkapkan pikiran serta perasaan mengenai pekerjaan mereka. Komunikasi ke bawah diartikan pemberian informasi yang mengalir dari jabatan yang lebih tinggi kepada otoritas yang lebih rendah seperti pimpinan terhadap karyawan. Menurut Katz & Kahn dalam Pace dan Faules (2013), ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan:

a. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan

Jenis informasi ini dilakukan oleh atasan dalam hal memberitahu serta memerintahkan bawahannya dalam melakukan suatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan. b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan

pekerjaan

Informasi ini dikomunikasikan kepada bawahan untuk memberitahukan bagaimana dasar pemikiran yang baik ketika dalam melakukan pekerjaan.

c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi

Atasan mengkomunikasikan kepada bawahan mereka dalam hal peraturan serta hal lainnya yang berhubungan dengna kebijakan yang ada pada perusahaan.

(17)

Dalam hal ini atasan menilai kinerja bawahannya, serta memberikan saran dalam memperbaiki kinerja bawahannya.

e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas Informasi yang dikomunikasikan atasan kepada bawahan mengenai tugas yang harus diselesaikan oleh bawahan. Dalam organisasi, komunikasi dua arah secara timbal balik sangat penting diterapkan karena jika hanya satu arah dimana pimpinan ke bawahan saja maka organisasi tidak akan berjalan dengan baik, harus adanya timbale balik dimana pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara bijaksana.

2.2.7.2Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi yang berlangsung di antara karyawan atau yang memiliki jabatan yang setara, hal ini diungkapkan dalam Ruliana (2014). Komunikasi horizontal menyampaikan informasi di antara mereka yang memiliki kesamaan jabatan atau otoritas yang sama dalam organisasi seperti karyawan dengan karyawan dan pimpinan dengan pimpinan. Komunikasi horizontal bertujuan untuk mengkoordinasi penugasan kerja, berbagi informasi mengenai rencana yang akan dilakukan, untuk memecahkan masalah serta memperoleh pemahaman bersama melalui perundingan untuk menengahi perbedaan sehingga dapat menumbuhkan dukungan antar sesama jabatan. Saluran komunikasi horizontal terjadi dalam berbagai bentuk seperti dapat melalui rapat komisi, obrolan melalui telepon, kegiatan sosial dan berbagai interaksi yang dapat dilakukan pada saat waktu istirahat.

2.2.7.3Komunikasi Diagonal

Menurut Ruliana (2014), komunikasi diagonal ialah komunikasi yang berjalan antara pimpinan divisi dengan karyawan divisi lainnya. Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang dilakukan melalui lintas saluran, komunikasi ini antara pimpinan departemen dengan

(18)

karyawan departemen lain yang berbeda lintasan, seperti pimpinan departemen marketing melakukan komunikasi dengan karyawan dari departemen produksi. Komunikasi diagonal dibagi menjadi dua yaitu komunikasi diagonal ke bawah dan komunikasi diagonal ke atas. Komunikasi diagonal ke bawah merupakan komunikasi yang dilakukan pimpinan ke karyawan namun pimpinan tersebut bukan atasannya baik secara langsung maupun tidak langsung, maka antara pimpinan dan karyawan tidak ada hubungan hierarki dalam arti hubungan atasan dengan bawahan yang mengandung unsur perintah tetapi hanya hubungan kerja saja. Komunikasi diagonal ke atas merupakan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara karyawan kepada pimpinan atau pihak yang mempunyai otoritas rendah kepada pihak yang mempunyai otoritas tinggi, namun karyawan tersebut bukanlah karyawan dari pimpinan tersebut karena berada pada unit atau departemen yang berbeda.

2.2.8 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim organisasi terdiri dari beberapa persepsi mengenai unsur-unsur organisasi dan pengaruh dari unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pace dan Faules (2013), menyatakan ada enam faktor besar dalam mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, yaitu :

1. Kepercayaan

Dalam faktor kepercayaan yang dimaksud dimana personil semua tingkatan atau divisi harus berusaha dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang ada dalam divisi tersebut, dalam hal kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas yang didukung dengan tindakan.

2. Pembuatan keputusan bersama

Para staf di setiap divisi, dalam organisasi harus melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai masalah yang mereka sedang alami. Para staf di semua divisi, harus diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan dalam proses pembuatan keputusan dan penentu.

(19)

Suasana umum yang meliputi kejujuran serta keterusterangan harus ada dalam hubungan organisasi, sehingga para staf dapat mengutarakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa memikirkan apakah mereka sedang berbicara dengan sesama divisi mereka, di bawah divisi mereka maupun atasan atau pimpinan mereka.

4. Keterbukaan dalam komunikasi bawah

Dalam mempengaruhi iklim oragnaisasi yang ada pada perusahaan, akan lebih baik membuka komunikasi ke bawah, terkecuali dalam keperluan informasi rahasia. Para staf perusahaan harus relatif mudah dalam memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka.

5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Para anggota divisi di setiap tingkatan dalam organisasi harus mendengarkan saran serta laporan-laporan masalah yang dikemukakan oleh anggota divisi pada tingkat bawahan dalam organisasi, secara pikiran yang terbuka.Informasi yang diberikan oleh bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan.

6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Semua anggota dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen dalam bekerja secara produktif dan berkinerja tinggi.

Kesimpulan yang didapat dari beberapa faktor ini, bahwa kepercayaan antar anggota organisasi sangat dibutuhkan untuk menciptakan keadaan dimana anggota organisasi akan lebih merasa nyaman dan terbuka satu sama lain sehingga dapat menumbuhkan kerjasama yang lebih baik. Adanya pembuatan keputusan bersama dilakukan agar para anggota yang sedang mengalami masalah dapat berkonsultasi dengan pihak atas sehingga dapat membantu dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kejujuran dalam menyampaikan pendapat sangat diperlukan sehingga mereka dapat mengutarakan apa yang mereka rasakan. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, dimana pimpinan akan terbuka dalam memberikan informasi yang dicari oleh pihak karyawan terkecuali informasi

(20)

tersebut bersifat rahasia. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dimana pihak atasan akan mendengarkan saran atau pendapat yang dikemukakan oleh pihak bawah. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, dimana para anggota organisasi harus menunjukkan kerja yang produktif sehingga menghasilkan kerjasama yang sinergis didalam organisasi.

2.2.9 Hambatan Komunikasi Organisasi

Dalam berkomunikasi pasti akanada munculnya hambatan yang terjadi di dalamnya, karena hambatan tersebut dapat menimbulkan permasalahan dalam komunikasi. Menurut Wursanto (2005), hambatan komunikasi organisasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Hambatan teknis

a. Kurangnya saran dan prasarana.

Pada masa lalu keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi merupakan penyebab utama timbulnya hambatan komunikasi.Namun dengan kemajuan teknologi telekomunikasi, seperti radio, telepon, televise, komputer dan sebagainya menjadikan segala macam informasi dapat disampaikan dengan cepat. Hal ini telah menyebabkan hambatan dari sarana dan prasarana telah dapat diatasai, namun tidak meratanya penggunaan peralatan telekomunikasi yang menjadi masalah, seperti beberapa kantor masih belum memiliki telepon atau komputer. Hal ini disebabkan kurangnya anggaran sehigga dapat diatasi apabila anggaran sudah tersedia dengan baik.

b. Peguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai Teknik dalam hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk mengerjakan sesuatu dan keahlian yang dimiliki orang tertentu. Teknik berkomunikasi merupakan keahlian dari seseorang dalam menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi. Di bawah ini beberapa teknik komunikasi menurut Wursanto (2005), yaitu:

(21)

Teknik ini mengartikan adanya saling kepercayaan antara komunikator dengan komunikan. Pihak pemberi informasi dan penerima informasi harus memiliki rasa percaya jika tidak adanya rasa percaya di dalam hubungan komunikasi tersebut akan menghambat komunikasi yang ada, seperti karyawan A memberi informasi dengan karyawan B, kedua orang tersebut harus saling mempercayai jika tidak salah satu diantaranya tidak akan mencerna informasi yang diberikan dengan tepat dan benar.

2. Teknik perhubungan

Mengartikan informasi yang disampaikan harus saling berhubungan dan tidak boleh bertentangan dengan informasi yang disampaikan. Isi dari informasi yang disampaikan harus diberi penjelasan yang arti dari penjelasan tersebut berhubungan dengan informasi yang disampaikan.

3. Teknik kepuasan

Komunikasi harus memberikan kepuasan antara pihak pemberi dan penerima informasi sehingga komunikasi akan berjalan efektif jika hal ini dilakukan secara langsung atau biasanya disebut komunikasi dua arah. 4. Teknik kejelasan

Dalam menyampaikan informasi harus jelas untuk menghindari timbulnya konflik atau hambatan dalam komunikasi. Kejelasan informasi dapat dilihat dari isi informasi yang disampaikan, maksud atau tujuan penyampaian informasi tersebut serta bahasa yang digunakan dalam menyampaikan informasi tersebut harus jelas dan tidak membingungkan penerima informasi.

5. Teknik kesinambungan dan konsisten

Teknik ini mengartikan bahwa komunikasi harus dilakukan terus menerus agar terjalinnya hubungan

(22)

komunikasi yang baik dan diusahakan munculnya informasi yang baru tidak bertentangan dengan informasi yang lama. Di dalam teknik ini bertujuan untuk para karyawan agar tetap saling berkomunikasi dan bertukar informasi sehingga menumbuhkan kerja sama di dalam komunikasi.

6. Teknik persesuaian

Teknik ini mengartikan adanya pengiriman berita atau informasi harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan si penerima informasi tersebut. Lebih baik menggunakan kata atau istilah yang mudah dimengerti secara umum oleh pihak penerima informasi. Dalam pengiriman informasi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi si penerima informasi agar informasi yang disampaikan dapat diterima baik olehnya. Seperti halnya pimpinan sedang mengalami kondisi berduka, lalu karyawan mengajukan suatu ide mengenai perusahaan, maka sudah pasti idenya tidak akan diterima dikarenakan karyawan memberikan ide tersebut pada saat kondisi yang tidak tepat. Jika saat sedang dalam keadaan santai atau sedang tidak terjadi apa-apa dengan pimpinan, mungkin saja ide tersebut akan dipertimbangkan dan diterima oleh pimpinan. 7. Teknik penggunaan saluran yang tepat

Penyampaian informasi menggunakan saluran komunikasi yang sudah biasa atau sudah dikenal oleh para karyawan serta disesuaikan dengan jenis dan sifat dari isiinformasi yang akan disampaikan. Jika

informasi bersifat rahasia dan sangat penting lebih baik disampaikan melalui telepon atau tatap muka secara langsung.

Dari teknik yang disebutkan dapat diketahui bahwa betapa pentingnya komunikasi dalam organisasi sehingga dapat menciptakan

(23)

kerja sama yang baik apabila komunikasi tersebut berjalan dengan baik dan efektif.

c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi

Dalam hal ini kondisi fisik dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Kondisi fisik manusia

Kondisi fisik dari pihak komunikator dan komunikan, dimana keadaan fisik tidak berada dalam kondisi yang sehat maka mereka tidak akan menerima informasi yang disampaikan dengan sebaik-baiknya.

2. Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/keadaan

Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu seperti komunikasi yang dilakukan pada pagi hari akan berbeda dengan komunikasi yang dilakukan pada siang, sore ataupun malam hari. Dimana saat pagi hari komunikasi yang dilakukan lebih berhasil dibanding pada malam hari. Situasi dalam penyampaian informasi pun berhubungan, jika dalam keadaan ramai akan sulit bagi si komunikator untuk menyampaikan informasi diterima baik oleh komunikan.

3. Kondisi fisik yang berhubungan dengan keadaan peralatan atau sarana komunikasi

Kondisi ini berhubungan dengan sarana komunikasi yang dipergunakan, jika sarana komunikasi tersebut sering mengalami kerusakan, maka proses komunikasi pun akan terhambat.

2. Hambatan semantik

Hambatan ini disebabkan adanya kesalahan pada bahasa yang digunakan dalam penyampaian komunikasi serta kesalahandalam menafsirkan seperti penggunaan kata-kata, kode-kode sehingga hal ini dapat memacu timbulnya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.Dapat berupa pemakaian bahasa yang berbeda, penggunaan struktur bahasa yang tidak semestinya.Kesalahan dalam menangkap pengertian bahasa karena adanya perbedaan

(24)

latar belakang pendidikan dan latar belakang sosial.Dalam mengatasi hambatan ini dengan menggunakan istilah dan kalimat yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan latar belakang dari pihak komunikan.

3. Hambatan perilaku

Hambatan ini disebabkan oleh berbagai bentuk sikap atau perilaku dari pihak komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku dapat dilihat dari beberapa bentuk, seperti :

a. Pandangan yang bersifat negatif

Pandangan ini akan membuat komunikasi tidak berjalan dengan baik, jika pihak komuniaktor dengan pihak komunikan mempunyai pandangan negatif dimana mereka akan saling mencurigai, hal ini akan membuat komunikasi tidak berhasil karena dalam komunikasi dituntut adanya pengertian bersama antara kedua belah pihak untuk menjalin komunikasi yang baik.

b. Prasangka yang didasarkan pada emosi

Pengertian dari prasangka merupakan pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui atau menyelidiki sebelumnya atas sesuatu tersebut.Prasangka yang didasarkan pada emosi merupakan pendapat atau anggapan yang tidak berdasarkan nalar terhadap sesuatu yang dinilai sehingga pendapat tersebut tidak rasional.Prasangka yang dimaksud dapat sepert rasa tidak senang, rasa mencurigai serta lainnya.Hal ini timbul karena adanya rasa sentiment, iri hati dan lain-lain.Hambatan ini dapat diatasi dengan menciptakan suasana yang lebih terbuka dari sebelumnya untuk menghilangkan rasa kecurigaan dan hal lainnya.

c. Suasana otoriter

Hambatan ini disebabkan oleh pemimpin yang otoriter. Dimana segala sesuatu ide, saran,gagasan dari bawahan kurang mendapat perhatian atau bahkan tidak diberikan kesempatan dalam menyampaikan pendapat atau ide mereka. Hal ini dapat mempengaruhi kerja para bawahan, sehingga

(25)

menciptakan hubungan yang menjadi kaku dan menimbulkan dampak negatif seperti kurang adanya rasa kesetiakawanan dan loyalitas di antara para pegawai. Hal ini dapat diatasi dengan mengadakan kegiatan atau pertemuan diluar pekerjaan seperti diadakannya silaturahmi, outbond, dan kegiatan lainnya yang dapat menciptakan hubungan diantara mereka lebih akrab dan harmonis.

d. Ketidakmauan untuk berubah

Hambatan ini timbul dari beberapa pihak yang sudah merasa hal lama sudah baik sehingga tidak ingin atau tidak dapat berubah, seperti di dalam organisasi dimana pimpinan menetapakan metode kerja yang baru, namun beberapa pihak yang sudah lama bekerja tidak mau menerima perubahan tersebut karena beranggapan metode kerja yang lama sudah cukup baik dan mudah dimengerti. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada para pegawai mengenai penyebab diadakannya perubahan metode kerja, memberikan penjelasan kepada para pegawain mengenai kelebihan dari metode kerja yang baru serta kelemahan yang terdapat pada metode kerja lama.

e. Sifat yang egosentris

Sifat egosentris merupakan sifat yang mementingkan diri sendiri, kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Hal ini menyebabkan tidak terjalinnya kerjasama dengan yang lain. Informasi yang diterima akan disimpan sendiri, tidak disebarkan kepada pihak lain, walaupun pihak lain sangat membutuhkan informasi tersebut. Sifat ini sulit diatasi karena sifat egosentris ini merupakan sifat bawaan sejak lahir.

2.2.10 Kerjasama Sinergis

Kerja sama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

(26)

bersama, itulah yang diungkapkan oleh Wursanto (2005) dalam buku dasar-dasar ilmu komunikasi. Kerja sama biasanya dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.Menurut West & Turner (2008), sinergi ialah proses dimana berbagai sudut pandang dapat diberikan dalam menghadapi suatu permasalahan atau kejadian. Dari pengertian sinergi tersebut dapat diartikan untuk membangun serta memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan sehingga menghasilkan karya bermanfaat dan berkualitas dengan sudut pandang yang diberikan kepada perusahaan.Tujuan sinergi sendiri untuk mempengaruhi perilaku secara individu maupun kelompok pada saat saling berhubungan, melalui komunikasi.Bersinergi berhubungan dengan hal-hal yang positif, saling bekerjasama serta adanya kesepakatan dalam kerja sama.

Agar dapat tercapainya kerja sama sinergis diperlukan komunikasi yang baik dan efektif antar tim atau organisasi, serta melakukan tugas yang sesuai dan jika terjadi kesalahan harus di koordinasikan dengan tim kerja. Di dalam kerja sama diperlukan tanggung jawab tim yang baik serta adanya keunggulan yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan secara sinergi dalam tim.

2.3Kerangka Konseptual

Komunikasi Organisasi PT. Multipesona Grafika

Strategi Komunikasi Organisasi 1. Mengenali Sasaran Komunikasi

2. Pemilihan Media Komunikasi

3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi 4. Peranan Komunikator dalam Komunikasi

Sumber :Effendy ( 2007 )

Teori Integrasi Informasi Sumber : Littlejohn (2009)

(27)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : hasil olahan peneliti

Di dalam penelitian ini akan terlihat komunikasi organisasi yang terjadi pada PT. Multipesona Grafika serta permasalahan yang terjadi di dalamnya. Kerangka pemikiran di atas merupakan pemikiran dimana komunikasi organisasi di dalam PT. Multipesona Grafika serta jaringan komunikasi organisasi yang dipakai pada perusahaan tersebut dan strategi yang digunakan pada arah komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan untuk mencapai kerja sama yang sinergis. Strategi komunikasi organisasi yang dilakukan pertama kali dengan mengenali sasaran komunikasi, pada tahap ini akan mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi, setelah mengenali sasaran komunikasi kemudian memilih media komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan. Setelah memilih sasaran dan media komunikasi, tahap selanjutnya mengkaji tujuan pesan komunikasi, dimana komunikator menentukan teknik yang digunakan dalam pesan serta komunikator harus mengerti akan isi dan tujuan pesan tersebut. Selanjutnya berhubungan dengan peranan komunikator dalam komunikasi sehingga melancarkan komunikasi dengan faktor daya tarik sumber dan kredibilitas sumber. Setelah menentukan strategi komunikasi yang digunakan, akan ditambahkan teori integrasi informasi untuk melihat penyampaian informasi sudah diterima sebaik mungkin sehingga kerjasama dalam perusahaan tersebut dapat berjalan secara sinergis.

Kerja Sama yang Sinergis

(28)

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

- setelah selesai upacara adat pernikahan suami istri tinggal bersama orang tua si perempuan sebelum mereka membangun rumah baru.

Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud

kepastian untuk membuat keputusan sendiri apakah perlu evakuasi, tetap berada di tempat, atau kembali. Segera sesudah gempa berhenti, anggota Jaring Komunikasi SAR

Perlu dibahas element-element penting untuk mendukung implementasi rantai peringatan seperti : Back up Posko 24/7 BPBD ditingkat Provinsi, Kapasitas Staff Posko, Soft

Perbandingan Debt To Equity menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kinerja perusahaan yang diukur dengan Debt To Equity antara periode sebelum

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam genetika adalah kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama (kromatid)