• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refarat Rheumatoid Arthritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Refarat Rheumatoid Arthritis"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

II.. PPENENDADAHHULULUUANAN

 Artritis reumatoid adalah penyakit multisistem kronis yang penyebabnya  Artritis reumatoid adalah penyakit multisistem kronis yang penyebabnya tid

tidak ak dikdiketahetahui. ui. TTererdapdapat at berberbagbagai ai manmanifesifestasi tasi sistsistemiemik k padpada a penypenyakiakit t iniini,, karakteristiknya adalah peradangan yang menetap pada cairan sendi (sinovitis), karakteristiknya adalah peradangan yang menetap pada cairan sendi (sinovitis),  biasanya menyerang area sekitar sendi dengan distribusi yang simetris.

 biasanya menyerang area sekitar sendi dengan distribusi yang simetris.1,2,31,2,3

otensi dari inflamasi yang ter!adi pada cairan sendi dapat menyebabkan otensi dari inflamasi yang ter!adi pada cairan sendi dapat menyebabkan kerusakan kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lan!ut pada kerusakan kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lan!ut pada int

integregritas itas sensendi di sebsebagaagai i tantanda da khakhas s padpada a penpenyakyakit it iniini. . ""aalaulaupun pun berberpotpotensensii me

merurusaksak, , arartritrititis s reureumamatotoid id cucukukup p bebervrvariariasiasi. . #e#ebeberarapa pa pependnderierita ta hahanynyaa menu

menun!ukkn!ukkan an penypenyakit akit oligooligoartikuartikular lar yang ringan yang ringan dengadengan n durasi yang durasi yang singksingkatat disertai dengan kerusakan sendi yang minimal, sedangkan pada penderita yang disertai dengan kerusakan sendi yang minimal, sedangkan pada penderita yang lain dapat menun!ukkan poliartritis progresif yang ditandai kerusakan fungsional. lain dapat menun!ukkan poliartritis progresif yang ditandai kerusakan fungsional.11

#eb

#eberaperapa a penpenelitelitian ian menmengatgatakaakan n bahbah$a $a artrartritis itis reureumatmatoid oid menmengalgalamiami  penuruanan

 penuruanan dalam dalam hal hal frekuensi frekuensi dan dan tingkat tingkat keberatannya. keberatannya. %ebagian %ebagian besar, tandabesar, tanda da

dari ri arartrtrititis is rereumumatatoioid d adadalalah ah hohomomogegen, n, dadan n popola la dadari ri peperurubabahahan n sesendndii dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetik. Artriris reumatoid dihubungkan dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetik. Artriris reumatoid dihubungkan dengan penyakit ekstra&artikular yang secara konsisten lebih sedikit ter!adi pada dengan penyakit ekstra&artikular yang secara konsisten lebih sedikit ter!adi pada orang Asia dan Afrika dibanding dengan orang 'aukasia.

orang Asia dan Afrika dibanding dengan orang 'aukasia.

.

. EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

 Artritis reumatoid merupakan penyakit yang !arang pada laki&laki diba$ah  Artritis reumatoid merupakan penyakit yang !arang pada laki&laki diba$ah umur 3* tahun. nsiden penyakit ini memuncak pada umur +*&* tahun. ada umur 3* tahun. nsiden penyakit ini memuncak pada umur +*&* tahun. ada $an

$anita, ita, preprevalvalensensi i penypenyakiakit t ini ini menmeningingkat kat dardari i perpertentengahgahan an abaabad d ke&ke&2* 2* dandan konstan pada level umur -&+- ta

konstan pada level umur -&+- tahun dengan masa puncak +-&- tahun.hun dengan masa puncak +-&- tahun.

revalensi dari artritis reumatoid mendekati *, / dari populasi (kisaran *,3 revalensi dari artritis reumatoid mendekati *, / dari populasi (kisaran *,3 &

& 2,12,1/), /), $an$anita ita terkterkena ena tigtiga a kalkali i leblebih ih serisering ng dibdibandandingingkan kan dendengan gan laklaki&lai&laki.ki. revalensi penyakit ini meningkat dengan umur, dan !enis kelamin, perbedaannya revalensi penyakit ini meningkat dengan umur, dan !enis kelamin, perbedaannya dikurangi pada kelompok usia tua. enyakit ini menyerang orang&orang di seluruh dikurangi pada kelompok usia tua. enyakit ini menyerang orang&orang di seluruh dunia dari berbagai suku bangsa. 0nset dari penyakit ini sering pada dekade ke& dunia dari berbagai suku bangsa. 0nset dari penyakit ini sering pada dekade ke& empat dan ke&lima dari kehidupan.

empat dan ke&lima dari kehidupan. 1,-,+1,-,+ 1 1

(2)

aktor resiko genetik tidak sepenuhnya dihitung pada insiden ter!adinya aktor resiko genetik tidak sepenuhnya dihitung pada insiden ter!adinya artriti

artritis s reumatreumatoid, hanya oid, hanya menymenyatakan bah$a atakan bah$a faktofaktor r lingklingkungan !uga ungan !uga berperberperanan  penting

 penting pada pada penyebab penyebab dari dari penyakit penyakit ini. ini. al al ini ini ditekankan ditekankan pada pada penelitianpenelitian epidemiologi di Afrika yang mengindikasikan cuaca dan urbanisasi merupakan epidemiologi di Afrika yang mengindikasikan cuaca dan urbanisasi merupakan  pengaruh

 pengaruh utama utama pada pada insiden insiden dan dan tingkat tingkat keberatan keberatan dari dari artritis artritis reumatoid reumatoid padapada kelompok dengan latar belakang genetik yang serupa.

kelompok dengan latar belakang genetik yang serupa.11

III. ETIOLOGI III. ETIOLOGI

en

enyebyebab ab artartritiritis s reureumatmatoid oid masimasih h belbelum um dikdiketahetahui. ui. ikikataatakan kan bahbah$a$a art

artritiritis s reumreumatoatoid id munmungkigkin n mermerupaupakan kan manmanifeifestasstasi i dardari i resprespon on terhterhadaadap p ageagenn infeksius pada orang&orang yang rentan secara genetik. 'arena distibusi artritis infeksius pada orang&orang yang rentan secara genetik. 'arena distibusi artritis reumatoid yang luas, hal ini menimbulkan hipotesis bah$a !ika penyebabnya reumatoid yang luas, hal ini menimbulkan hipotesis bah$a !ika penyebabnya adalah agen infeksius, maka organisme tersebut haruslah tersebar secara luas. adalah agen infeksius, maka organisme tersebut haruslah tersebar secara luas. #e

#ebeberarapa pa kekemumungngkikinanan n agagen en pepenynyebebab ab tetersrsebebut ut didianantatararanynya a tetermrmasasuk uk  mikoplasma, virus 4pstein&#arr (4#5), sitomegalovirus, parvovirus, dan virus mikoplasma, virus 4pstein&#arr (4#5), sitomegalovirus, parvovirus, dan virus rubella, tapi berdasarkan bukti&bukti, penyebab ini ataupun agen infeksius yang rubella, tapi berdasarkan bukti&bukti, penyebab ini ataupun agen infeksius yang lain yang menyebabkan artritis reumatoid tidak muncul pada penderita artritis lain yang menyebabkan artritis reumatoid tidak muncul pada penderita artritis reumatoid.

reumatoid.11 "a

"alupun etiologi dari alupun etiologi dari artritis reumatoid belum rtritis reumatoid belum diketahui, namun nampaknyadiketahui, namun nampaknya multifaktorial. Terdapat kerentanan genetik yang !elas, dan penelitian pada orang multifaktorial. Terdapat kerentanan genetik yang !elas, dan penelitian pada orang kem

kembar bar menmengingindikdikasikasikan an indindeks eks sekisekitar tar 1-&1-&2*/2*/. . %eb%ebanyanyak ak */ */ dardari i paspasienien ar

artrtririrtitis s rereumumatatoioid d diditetemumukakann huhumaman n leleucucococyte yte anantigtigenen&6&6  (7(7A&A&6)6),, sed

sedangangkan kan fakfaktor tor linlingkugkungangan n sepseperti erti mermerokookok k dan dan ageagen n infinfeksieksius us dikdikataatakankan memiliki peranan penting pada etiologi, namun kontribusinya sampai saat ini memiliki peranan penting pada etiologi, namun kontribusinya sampai saat ini  belum terdefinisikan.

 belum terdefinisikan.1,-,1,-,

IV

IV.. ANAANATTOMI OMI DAN FDAN FISIOISIOLOGI LOGI SENDISENDI %e

%endndi i sisinonovivial al mememimililiki ki kakararaktktererisistitik k sesededemimikikian an rurupa pa sesehihingnggaga memun

memungkingkinkan kan !angka!angkauan uan gerakagerakan n yang yang luas. luas. %endi sinovial %endi sinovial dikladiklasifikasisifikasikankan 2

(3)

 berdasarkan !angkauan gerakan atau berdasarkan bentuk bagian sendi dari tulang yang terlibat.

 %etiap !enis sendi sinovial memiliki karakteristik yang sama, yaitu8 a. 'artilago hialin

#agian tulang yang bersentuhan pasti dilindungi oleh kartilago hialin yang menyediakan permukaan yang lembut dan cukup kuat untuk menyerap gaya tekan serta menahan berat tubuh. 7apisan kartilago memiliki ketebalan  mm  pada orang muda dan semakin tipis dan rentan terhadap tekanan seiring dengan pertambahan usia. al ini menyebabkan bertambahnya tekanan pada struktur sendi. 'artilago tidak diperdarahi tetapi menerima nutrisi dari cairan sinovial.

 b. 7igamentum kapsuler 

%endi dikelilingi dan ditutupi oleh !aringan fibrosa yang mengikat tulang& tulang yang berkaitan. 9aringan tersebut cukup regang sehingga pergerakan dapat dilakukan tapi !uga cukup kuat untuk dapat melindungi dari !e!as.

3

:ambar 1 8 :ambaran skematik dari sendi sinvial. (1) periosteum, (2) lapisan fibrous terluar dari kapsul, (3) lapisan sinovial bagian dalam dari kapsul, () lemak dan !aringan lunak longgar, (-) celah artikular, (+) kartilago, () tulang, () bare area. ;dikutip dari kepustakaan -<

(4)

c. =embran sinovial

=embran sinovial disusun oleh sel epitel dan berfungsi8 & =elapisi kapsul

& =enutupi bagian tulang di dalam sendi yang tidak ditutupi oleh kartilago sendi

& =enutupi seluruh struktur intrakapsuler yang tidak menyokong berat tubuh

d. >airan sinovial

>airan sinovial merupakan cairan kental dengan konsistensi menyerupai putih telur dan disekresikan oleh membran sinovial kedalam kavitas sinovial, dan  berfungsi8

& =enyediakan nutrisi untuk struktur di dalam kavitas sinovial

& =engandung fagosit yang mengeliminasi mikroba dan debris seluler  & #erfungsi sebagai lubrikan

& =empertahankan stabilitas sendi

& =encegah terpisahnya kedua u!ung tulang yang berlengketan, seperti sedikit air yang terdapat diantara dua permukaan kaca

e. %truktur intrakapsular lainnya

#eberapa sendi memiliki struktur&struktur yang terdapat di dalam kapsul, tetapi berada di luar membran sinovial yang membantu mempertahankan stabilitas, contohnya bantalan lemak dan meniskus pada sendi lutut. 9ika struktur tersebut tidak menyokong berat tubuh, biasanya struktur tersebut tidak ditutupi oleh membran sinovial

f. %truktur ekstrakapsular 

& 7igamentum, yang bergabung dengan kapsul memberikan stabilitas lebih lagi pada kebanyakan sendi

& 0tot atau tendon, !uga menyediakan stabilitas. %elain itu otot dan tendon  !uga meregang melintasi sendi ketika ter!adi pergerakan. 9ika otot  berkontraksi, otot tersebut akan memendek dan menarik dua tulang

sehingga semakin berdekatan.

(5)

g. %uplai darah dan persarafan

%araf dan pembuluh darah yang melintasi sendi biasanya bertugas menyuplai kapsul dan otot yang menggerakkannya.

V. PATOFISIOLOGI

 Artritis reumatoid adalah proses inflamasi kompleks yang merupakan hasil reaksi dari berbagai populasi sel imun dengan aktivasi dan proliferasi dari fibroblas sinovial. 6espon inflamasi ini menyerang cairan sinovial pada  persendian, bursa dan tendon, serta !aringan lain di seluruh tubuh. 0rang&orang yang menderita penyakit ini menun!ukkan tanda&tanda klinik yang bermacam& macam dan distribusinya pada muskuloskeletal. alam !aringan sinovial, proses inflamasi ter!adi secara !elas, menimbulkan edema dan proliferasi kapiler dan sel mesenkim. ada !aringan sendi dan cairan sinovial, ter!adi akumulasi dari leukosit yang menghasilkan en?im lisosom dan proinflamasi lain, serta mediator&mediator  toksik. 'emudian, dengan teraktivasinya sel&sel imun dan fibroblas sinovial, mediator ini dapat merusak kartilago persendian yang bedekatan. 9ika proses ini terus berlan!ut dan tidak dikendalikan, permukaan sendi akan hancur, dan secara  bertahap ter!adi fibrosis pada !aringan fibrosa kapsul persendian dan !aringan

sendi atau terlihat ankilosis pada tulang.@

estruksi !aringan sendi ter!adi melalui dua cara. ertama adalah destruksi akibat proses pencernaan oleh karena produksi protease, kolagenase dan en?im& en?im hidrolitik lainnya. 4n?im&en?im ini memecah kartilago, ligamen, tendon dan tulang pada sendi, serta dilepaskan bersama dengan radikal oksigen dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. roses ini diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal. 'edua adalah, destruksi !aringan !uga ter!adi melalui ker!a panus reumatoid. anus merupakan !aringan granulasi vaskular yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. isepan!ang pinggir panus, ter!adi destruksi kolagen dan proteoglikan melalui  produksi en?im oleh sel di dalam panus tersebut.1*

(6)

-iperplasia sinovial dan formasi ke dalam panus merupakan patogenesis artritis reumatoid yang fundamental. roses ini dimediasi oleh produksi dari  berbagai sitokin, contohnya tumor necrosis factor α (T&B) dan interleukin&1 (7&1) oleh antigen presenting cells  dan sel T. T&B dan 7&1 !uga memiliki  peranan penting dalam destruksi tulang.-,

VI. DIAGNOSIS

iagnosis dari artritis reumatoid dengan anamnesis dan pemeriksaan yang dikorelasikan dengan data laboratorium dan pemeriksaan radiologi. 'arakteristik   pasien, termasuk umur, !enis kelamin dan etnis, sangat penting, karena hal

tersebut berhubungan dengan resiko dan tingkat keberatan dari penyakit.2 VI.1 Gambaran Klinis

Ada beberapa gambaran klinis yang la?im ditemukan pada penderita artritis reumatoid. :ambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang  bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang bervariasi.1*

1. :e!ala&ge!ala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya

2. oliartritis simetris, terutama pada sendi perifer8 termasuk sendi&sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi&sendi interfalang distal. ampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

3. 'ekakuan pagi hari, selama lebih dari satu !am8 dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi&sendi. 'ekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya  berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu !am

. Artritis erosif8 merupakan ciri khas dari penyakit ini pada gambaran radiologik. eradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang.

-. eformitas8 kerusakan struktur penun!ang sendi meningkat dengan  per!alanan penyakit. ergeseran ulnar atau deviasi !ari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah

(7)

 beberapa deformitas tangan yang sering di!umpai. ada kaki terdapat  protrusi (ton!olan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dan subluksasi metatarsal. %endi&sendi yang besar !uga dapat terserang dan mengalami  pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak 

ekstensi.

+. odul&nodul rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang de$asa pasien artritis reumatoid. 7okasi yang  paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau sepan!ang permukaan ekstensor dari lengan. "alaupun demikan, nodul& nodul ini dapat !uga timbul pada tempat lainnya. Adanya nodul&nodul ini  biasanya merupakan petun!uk dari suatu penyakit yang aktif dan lebih  berat.

. =anifestasi ekstra&artikularC artritis reumatoid !uga dapat menyerang organ&organ lain di luar sendi. 9antung (perikarditis), paru&paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.

iba$ah ini merupakan tabel revisi kriteria untuk klasifikasi dari artritis reumatoid dari American Rheumatism Association tahun 1@.

Tabel 18 1@ 6evised American 6heumatism Association >riteria for the >lassification of 6heumatoid Arthritis

dikutip dari kepustakaan 2

Kriteria Definisi

1.

'ekakuan pagi hari

'ekakuan pagi hari pada sendi atau disekitar sendi, lamanya setidaknya 1 !am

2. Artrit

is pada tiga atau lebih area sendi

%etidaknya tiga area sendi secara bersama&sama dengan  peradangan pada !aringan lunak atau cairan sendi. 1

kemungkinan area yang terkena, kanan maupun kiri  proksimal interfalangs (), metakarpofalangs (=>),  pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, dan

sendi metatarsofalangs (=T) 

(8)

3. Artrit is pada sendi tangan

%etidaknya satu sendi bengkak pada pergelangan tangan, sendi => atau sendi 

. Artrit

is simetris

%ecara bersama&sama ter!adi pada area sendi yang sama  pada kedua bagian tubuh

-. odu

l&nodul reumatoid

Adanya nodul subkutaneus mele$ati tulang atau  permukaan regio ekstensor atau regio !uksta&artikular

+. %eru

m faktor reumatoid

=enun!ukkan adanya !umlah abnormal pada serum faktor  reumatoid dengan berbagai metode yang mana hasilnya  positif !ika D -/ pada subyek kontrol yang normal

. erub

ahan radiografik 

erubahan radiografik tipikal pada artritis reumatoid pada radiografik tangan dan pergelangan tangan

 posteroanterior, dimana termasuk erosi atau dekalsifikasi terlokalisasi yang tegas pada tulang.

Entuk klasifikasi, pasien dikatakan menderita atrtritis reumatoid !ika pasien memenuhi setidaknya  dari  kriteria diatas. 'riteria 1 &  harus sudah  berlangsung sekurang&kurangnya + minggu. asien dengan dua diagnosis klinis,

tidak dikeluarkan pada kriteria ini. VI. Pemeri!saan Fisis

 emeriksaan fisis pada pasien dengan artritis reumatoid adalah penilaian standar untuk peradangan pada sendi, kelemahan dan keterbatasan gerak. %elain itu, pada pemeriksaan fisis !uga menun!ukkan adanya ge!ala&ge!ala ekstra& artikular seperti skleritis, nodul&nodul, garukan perikardial, efusi pleura, splenomegali, dan ulkus kulit pada ekstremitas ba$ah.2

ada artritis reumatoid yang lan!ut, tangan pasien dapat menun!ukkan deformitas boutonnierre dimana ter!adi hiperekstensi dari sendi distal interfalangs () dan fleksi pada sendi proksimal interfalangs (). eformitas yang lain merupakan kebalikan dari deformitas boutonniere, yaitu deformitas swan-neck , dimana !uga ter!adi hiperekstensi dari sendi  dan fleksi dari sendi . 9ika sendi metakarpofalangs telah seutuhnya rusak, sangat mungkin untuk  menggantinya dengan protesa silikon.11

(9)

:ambar 2 8 :ambaran skematik dari deformitas swan-neck  dan deformitas boutonniere, sering telihat pada artritis reumatoid lan!ut.

dikutip dari kepustakaan @

:ambar 3 8 gambaran skematik dari tangan normal dan rheumatoid arthritis dikutip dari kepustakaan @

VI." Pemeri!saan Lab#rat#ria$m

  Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis artritis reumatoid. #eberapa hasil u!i laboratoirum dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis artritis reumatoid. %ekitar -/ pasien artritis reumatoid memiliki autoantibodi di dalam serumnya yang dikenal sebagai faktor reumatoid. Autoantibodi ini adalah imunoglobulin = (g=) yang beraksi terhadap perubahan imunoglobulin : (g:). 'eberadaan dari faktor reumatoid bukan merupakan hal yang spesifik pada penderita artritis reumatoid. aktor reumatoid ditemukan sekitar -/ pada serum orang normal, insiden ini meningkat dengan pertambahan usia, sebanyak 1*&2*/ pada orang normal usia diatas +- tahun positif memiliki faktro reumatoid dalam titer yang rendah.1,1*

7a!u endap darah (74) eritrosit adalah suatu indeks peradangan yang tidak  spesifik. asien dengan artritis reumatoid nilainya dapat tinggi (1** mmF!am atau

(10)

lebih tinggi lagi). al ini berarti bah$a 74 dapat dipakai untuk memantau aktivitas penyakit.1*

Anemia normositik normokrom sering didapatkan pada penderita dengan artritis rematoid yang aktif melalui pengaruhnya pada sumsum tulang. Anemia ini tidak berespon pada pengobatan anemia yang biasa dan dapat membuat seseorang merasa kelelahan.1.1*

Analisis cairan sinovial menun!ukkan keadaan inflamasi pada sendi, $alaupun tidak ada satupun temuan pada cairan sinovial spesifik untuk artritis reumatoid. >airan sinovial biasanya keruh, dengan kekentalan yang menurun,  peningkatan kandungan protein, dan konsentrasi glukosa yang mengalami sedikit  penurunan atau normal. itung sel leukosit ("#>) meningkat mencapai 2***FG7 dengan lebih dari -/ leukosit =, hal ini merupakan karakteristik peradangan  pada artritis, $alaupun demikian, temuan ini tidak mendiagnosis artritis

reumatoid.1

VI.% Pemeri!saan &a'i#l#(i VI.%.1 F#t# P#l#s

ada tahap a$al penyakit, biasanya tidak ditemukan kelainan pada  pemeriksaan radiologis kecuali pembengkakan !aringan lunak. Tetapi, setelah sendi mengalami kerusakan yang lebih berat, dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya ra$an sendi. 9uga dapat ter!adi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. erubahan&perubahan ini biasanya irreversibel.1*

(11)

:ambar  8 Artritis erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi metakarpofalangs. dikutip dari kepustakaan 12

:ambar -8 A. erubahan erosif pada ulna dan distal radius. #. 4rosi komplit pada pergelangan tangan. dikutip dari kepustakaan 13

(12)

:ambar +8 >. %$elling dan erosi pada sendi =T -. . odul subkutaneus multipel pada tangan . dikutip dari kepustakaan 13

Tanda pada foto polos a$al dari artritis reumatoid adalah peradangan  periartikular !aringan lunak bentuk fusiformis yang disebabkan oleh efusi sendi dan inflamasi hiperplastik sinovial. odul reumatoid merupakan massa !aringan lunak yang biasanya tampak diatas permukaan ekstensor pada aspek ulnar   pergelangan tangan atau pada olekranon, namun adakalanya terlihat diatas  prominensia tubuh, tendon, atau titik tekanan. 'arakteristik nodul ini berkembang sekitar 2*/ pada penderita artritis reumatoid dan tidak ter!adi pada penyakit lain, sehingga membantu dalam menegakkan diagnosis.+

VI.%. )T S*an

Computer tomography (>T) memiliki peranan yang minimal dalam mendiagnosis artritis reumatoid. "alaupun demikian, >T scan  berguna dalam memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi&sendi kecil di tangan yang sangat baik dievaluasi dengan kombinasi dari foto polos dan =6.1

>T scan !arang digunakan karena lebih rendah dari =6 dan memiliki kerugian dalam hal radiasi. >T scan  digunakan sebatas untuk mengindikasikan letak destruksi tulang dan stabilitas tertinggi tulang secara tepat, seperti pada

(13)

 pengaturan pre&operatif atau pada tulang belakang.

-VI.%." Ultras#n#(rafi +USG,

%onografi dengan resolusi tinggi serta pemeriksaan dengan frekuensi tinggi digunakan untuk mengevaluasi sendi&sendi kecil pada artritis reumatoid. 4fusi dari sendi adalah hipoekhoik, sedangkan hipertrofi pada sinovium lebih ekhogenik. odul&nodul reumatoid terlihat sebagai cairan yang memenuhi area kavitas dengan pinggiran yang ta!am. 4rosi tulang dapat terlihat sebagai irregularitas pada korteks hiperekhoik. 'omplikasi dari arthritis reumatoid, seperti tenosinovitis dan ruptur tendon, !uga dapat divisualisasikan dengan menggunakan ultrasonografi. al ini sangat berguna pada sendi => dan . Tulang karpal dan sendi karpometakarpal tidak tervisualisasi dengan baik karena konfigurasinya yang tidak rata dan lokasinya yang dalam.1

:ambar  8 4rosi (tanda panah) pada sendi metakarpofalangs pada penderita artritis reumatoid (A)  bidang longitudinal (#) bidang transverse. =, kaput metakarpal dan , falangs dikutip dari

kepustakaan

(14)

:ambar  8 (A) :ambaran normal bagian longitudinal dari sendi metakarpofalangs. (#) %endi metakarpofalangs pada pasien artritis reumatoid. , bantalan lemakC = dan =>,kaput

metakarpalC , falangsC %, sinovitis. dikutip dari kepustakaan

1-%onografi telah digunakan dalam mendiagnosis artritis reumatoid dengan tu!uan meningkatkan standar yang tepat untuk radiografi konvensional. Eltrasonografi, terkhusus dengan menambahkan amplitude color doppler  (A>)

 Imaging , !uga menyediakan informasi klinis yang berguna untuk dugaan artritis

reumatoid. A> imaging  telah diaplikasikan untuk artritis reumatoid dengan tu!uan mengevaluasi manifestasi dari hiperemia pada peradangan !aringan sendi. iperemia sinovial merupakan ciri patofisiologi yang fundamental untuk artritis reumatoid.1

VI.%.% M&I

 Magnetic Resonance Imaging  (=6) menyediakan gambaran yang baik 

dengan penggambaran yang !elas dari perubahan !aringan lunak, kerusakan kartilago, dan erosi tulang&tulang yang dihubungkan dengan artritis reumatoid.1

(15)

:ambar @8 koronal T1&$eighted pada sendi metakarpofalangs 2&, memperlihatkan erosi radial yang luas pada kaput metakarpal 2 dan 3.

dikutip dari kepustakaan

1-iagnosis a$al dan penanganan a$al merupakan mana!emen utama pada artritis reumatoid. engan adanya laporan mengenai sensitivitas =6 dalam mendeteksi erosi dan sinovitis, serta spesifitas yang nyata untuk perubahan edema tulang, hal itu menandakan bah$a =6 merupakan penolong untuk mendiagnosis a$al penyakit artritis reumatoid. =6 !uga memberikan gambaran yang berbeda  pada abnormalitas dari artritis reumatoid, sebagai contoh, erosi tulang, edema

tulang, sinovitis, dan tenosinovitis.

1-VII. DIAGNOSIS -ANDING VII.1 GOUT A&T&ITIS

:out merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). :out dapat bersifat primer maupun sekunder. :out primer merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat, sedangkan gout sekunder disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berkurang akibat proses

 penyakit lain atau pemakaian obat&obatan tertentu.1+

(16)

1-ada artritis gout akut, ter!adi pembengkakan yang mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu !ari kaki, sendi metatarsofalangeal. Artritis bersifat monoartrikular dan menun!ukkan tanda&tanda peradangan lokal. =ungkin terdapat demam dan peningkatan se!umlah leukosit. %erangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat&obatan, alkohol, atau stres emosional. %endi&sendi lain dapat terserang, termasuk sendi !ari tangan, lutut, mata kaki,  pergelangan tangan, dan siku.1+

:ambar 1* 8 embengkakan dan erosi pada sendi &1. dikutip dari kepustakaan 13

VII. OSTEOA&T&ITIS

0steoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. enyakit ini  bersifat kronik, ber!alan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteorisasi dan abrasi ra$an sendi dan adanya pembentukan tulang baru  pada permukaan persendian. :ambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban. yeri tumpul ini  berkurang bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh. apat pula ter!adi kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah digerakkan. 'ekakuan pada pagi hari, !ika ter!adi, biasanya hanya bertahan selama beberapa menit, bila dibandingkan dengan kekakuan sendi di pagi hari yang disebabkan oleh artritis reumatoid yang ter!adi lebih lama.1

(17)

:ambar 118 enyempitan celah sendi medial yang asimetrik   dikutip dari kepustakaan 13

Tabel 28 erbandingan artritis reumatoid dengan diagnosa banding berdasarkan temuan radiologi @

Gambaran &a'i#l#(i

Artritis

&e$mat#i' G#$t Oste#artritis

Soft tissue swelling  eriartrikular,

simetris 4sentrik, tophi

ntermitten, tidak  se!elas yang lain

%ubluksasi Ha Tidak biasa 'adang&kadang

=ineralisasi =enurun di

 periartrikular  #aik #aik  

'alsifikasi Tidak   'adang&kadang

 pada tophi Tidak 

>elah sendi =enyempit #aik hingga

menyempit =enyempit 4rosi Tidak    Punched out  dengan garis sklerotik  Ha, pada intraartikular 

roduksi tulang Tidak   =en!alar ke tepi

korteks Ha

%imetri #ilateral,

simetri Asimetri #ilateral, simetri

7okasi roksimal ke

distal

'aki,

 pergelangan kaki, tangan dan siku

istal ke proksimal

(18)

'arakteristik yang membedakan oliartrikular  embentukan kristal Seagull appearance  pada sendi interfalangeal VIII. PENATALAKSANAAN

Tu!uan terapi dari artritis reumatoid adalah (1) mengurangi nyeri, (2) mengurangi inflamasi, (3) men!aga struktur persendian, () mempertahankan fungsi sendi, dan (-) mengontrol perkembangan sistemik.1,1*

Adapun penatalaksanaan dari artritis reumatoid adalah sebagai berikut8

1. 0bat&obatan

a.  Non-steroid anti-inflammatoy drugs (%A)

'elompok obat ini mengurangi peradangan dengan menghalangi proses  produksi mediator peradangan. Tepatnya, obat ini menghambat sintetase  prostaglandin atau siklooksigenase. 4n?im&en?im ini mengubah asam lemak sistemik andogen, yaitu asam arakidonat men!adi prostaglandin,  prostasiklin, tromboksan dan radikal&radikal oksigen. 0bat standar yang

sudah dipakai se!ak lama dalam kelompok ini adalah aspirin.1*

%elain aspirin, %A yang lain !uga dapat menyembuhkan artritis reumatoid. roduksi dari prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan ini memberikan efek analgesik, anti&inflamasi, dan anti&piretik.1

 b.  isease-modifying antirheumatic drugs (=A6)

'elompok obat&obatan ini termasuk metotreIat, senya$a emas, &  penicilamine, antimalaria, dan sulfasala?ine. "alaupun tidak memiliki kesamaan kimia dan farmakologis, pada prakteknya, obat&obat ini memberikan beberapa karakteristik.1

emberian obat ini baru men!adi indikasi apabila %A tidak dapat mengendalikan artritis reumatoid. #eberapa obat&obatan yang telah disebutkan sebelumnya tidak disetu!ui oleh !"S   #ood and rugs  Administration untuk dipakai sebagai obat artritis reumatoid. Tu!uan  pengobatan dengan obat&obat ker!a lambat ini adalah untuk 

(19)

mengendalikan manifestasi klinis dan menghentikan atau memperlambat kema!uan penyakit.1*

2. Terapi glukokortikoid

Terapi glukokortikoid sistemik dapat memberikan efek untuk terapi simptomatik pada penderita artritis reumatoid. rednison dosis rendah (,-mgFhari) telah men!adi terapi suportif yang berguna untuk mengontrol ge!ala. "alaupun demikian, bukti&bukti terbaru mengatakan bah$a terapi glukokortikoid dosis rendah dapat memperlambat progresifitas erosi tulang.1

3. 0perasi

0perasi memiliki peranan penting dalam penanganan penderita artritis reumatoid dengan kerusakan sendi yang parah. =eskipun artroplasti dan  penggantian total sendi dapat dilakukan pada beberapa sendi, prosedur yang  paling sukses adalah operasi pada pinggul, lutut, dan bahu. Tu!uan realistik 

dari prosedur ini adalah mengurangi nyeri dan mengurangi disabilitas.1

I. P&OGNOSIS

#eberapa tampakan klinis pada pasien artritis reumatoid nampaknya memiliki nilai prognostik. 6emisi dari aktivitas penyakit cenderung lebih banyak  ter!adi pada tahun pertama. 9ika aktivitas penyakit berlangsung lebih dari satu tahun biasanya prognosis buruk. "anita kulit putih cenderung memiliki sinovitis yang lebih persisten dan lebih erosif dibanding pria.1

arapan hidup rata&rata orang dengan artritis reumatoid memendek 3& tahun dari orang normal. eningkatan angka mortalitas tampaknya terbatas pada  pasien dengan penyakit sendi yang lebih berat, sehubungan dengan infeksi dan  perdarahan gasrointestinal. aktor yang dihubungkan dengan kematian dini mencakup disabilitas, durasi dan tingkat keparahan penyakit, penggunaan glukokortikoid, umur onset, serta rendahnya status sosio&ekonomi dan  pendidikan.1

DAFTA& PUSTAKA 1@

(20)

1. 7ipsky, eter 4. 6heumatoid Arthritis. n8 'asper 7', auci A%, 7ongo 7, #raun$ald 4, auser %7, and 9ameson 97, editors. arrisonJs rinciples of nternal =edicine 1+thed. e$ Hork8 =c:ra$&illC 2**-.p.1@+&+

2. 'ent  and =atteson 47, editors. >linical eature and ifferential iagnosis. n8 %t.>lair 4", isetsky %, and haynes #, editors. 6heumatoid Arthritis 1sted. e$ Hork8 7ippincott "illiams K "ilkinsC 2**.p.11&23

3. >alle!a, =ichele. 6heumatoid Arthritis, %pine. ;0nline<. 2**@. ;cited

2*1-0ctober 23<8;2 screens<. Available from8 E678

http8FFemedicine.medscape.comFarticleF3@@--&overvie$

. %naith, =ichael 7. A#> of 6heumatology 3rd ed. 7ondon8 #=9 #ooksC

2**.p.-*&--. %ommer 0, 'ladosek A, "eiller 5, >?embirek , #oeck =, and %tiskal %. 6heumatoid Arthritis8 A ractical :uide to %tate&of&the&Art maging, mage nterpretation, and >linical mplications. Austria8 6adio:raphicsC 2**-.p.31&3@

+. 4isenberg 67 and 9ohnson =, editors. >omprehensive 6adiographic athology th ed. hiladelphia8 =osby 4lsevierC

2**3.p.113&-. >oote A and aslam , editors. >rash >ourse 6heumatology and 0rthopaedics 1sted. e$ Hork 8 =osbyC 2**.p.-1&@

. "augh A and :rand A, editors. 6ose and "ilson Anatomy and hysiology in ealth and llness @th ed. 4dinburg8 >hurchill 7ivingstoneC 2**1.p.1&-@. >othran 9r 67 and =atine? %, editors. 6adiographic indings. n8 %t.>lair 

4", isetsky %, and haynes #, editors. 6heumatoid Arthritis 1sted. e$ Hork8 7ippincott "illiams K "ilkinsC 2**.p.*&@

1*. >arter, =ichael A. Arthritis 6eumatoid. alam8 rice, %A and "ilson 7=, editors. atofisiologi 4disi + 5olume 2. 9akarta8 4:>C 2**-.hal.13-&@1

11. =ettler , red A. 4ssentials of 6adiology 2nd ed. e$ Hork8 4lsevier  %aundersC 2**.p.31*&1

12. #rant "4 and elms >A, editors. undamentals of iagnostic 6adiology 2*

(21)

2nded. e$ Hork8 7ippicott "illiams K "ilkinsC

2**.p.113-13. #erLuist, Thomash . =usculoskeletal maging >ompanion 2nd ed. e$

Hork8 7ippicott "illiams K "ilkinsC 2**.p.*3&+

1. Tsou, an HH. 6heumatoid Arthritis, ands. ;0nline<. 2*1*. ;cited 2*1-0ctober 23<8;3 screens<. Available from8 E678 http8FFemedicine.medscape.comFarticleF*121&overvie$

1-. "akefield 69, >onaghan :, and 4mery , editors. Eltrasonography and =agnetic 6esonance maging for iagnosis and =anagenet. n8 %t.>lair 4", isetsky %, and haynes #, editors. 6heumatoid Arthritis 1sted. e$ Hork8

7ippincott "illiams K "ilkinsC 2**.p.@&1*

1+. >arter, =ichael A. :out alam8 rice, %A and "ilson 7=, editors. atofisiologi 4disi + 5olume 2. 9akarta8 4:>C 2**-.hal.1*2&+

1. >arter, =ichael A. 0steoarthritis. alam8 rice, %A and "ilson 7=, editors. atofisiologi 4disi + 5olume 2. 9akarta8 4:>C 2**-.hal.13*&3

Gambar

Tabel 18 1@ 6evised American 6heumatism Association &gt;riteria for the
Tabel 28 erbandingan artritis reumatoid dengan diagnosa banding berdasarkan temuan radiologi @

Referensi

Dokumen terkait

Jemaat HKBP PTI terus menerus berpindah-pindah untuk beribadah, meskipun mereka mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat, tetapi mereka (jemaat) tetap berusaha melakukan

Adapun hasil analisa daerah bahaya banjir adalah daerah yang dari segi fisik dan klimatologis memiliki kemungkinan terjadi banjir dalam jangka waktu tertentu dan

Lyubomirsky dkk (2005a) melalui studi ekperimental longitudinalnya menemukan bahwa emosi positif menyebabkan penyesuaian diri yang lebih baik dalam berbagai domain seperti

IMPLEMENTASI DARI SISTEM MANAGEMEN STRATEJIK YANG TELAH DIBANGUN MELALUI BALANCED SCORECARD, PENGAWASAN YANG BAIK, VISI, STRATEGY, DAN PERFORMANCE. PERUSAHAAN TIDAK

Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama radang gusi adalah plak, maka terapi

BAZ Kabupaten Gresik memiliki beberapa program yang tujuan dari semua program tersebut salah satunya adalah program mustahik menjadi muzakki. Salah satu instrument

Dalam pemaknaa nlirik lagu Borhat ma Dainang penulis juga menghubungkan dengan aspek-aspek yang melatarbelakanginya.Berdasarkan hasil analisis lirik Borhat ma

Acara ini dimaksudkan untuk memfasilitasi diskusi guna memberikan pemahaman pekerja Pertamina khususnya, dan Pekerja Perusahaan Migas Indonesia pada umumnya, serta para