• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kulap Ms

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kulap Ms"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

MEASURING SECTION

KELOMPOK 4

Muhammad Fahmi Aljufry (1506741133) Muhammad Ario Prastyant (1506734645) Rifqi Bambang Prasetio (1506727665)

Jessica Adeline (150672875) Natasya Prima Oktaviani (1506732803)

Program Studi S1 Geologi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan rahmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan measuring section yang bertempat di daerah Citeureup, Jawa Barat pada hari selasa, 4 April 2017.

Terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan itu kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen mata kuliah geologi dasar yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari dosen pembimbing dan berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat pada penulisan berikutnya.

Depok, 11 April 2017

(3)

ABSTRAK

Dalam makalah ini membahas mengenai pengukuran setiap lapisan sediment dan pengukuran sebua h thicknes dari sediment dan dibuat dalam grafik log.

(4)

DAFTAR ISI HALAMAN MUKA... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Perumusan Masalah... 1 1.2 Tujuan... 1

BAB II. LANDASAN TEORI ... 2

BAB III. PEMBAHASAN... 8

3.1 Litologi dan Deskripsi Batuan... 8

3.2 Pengukuran Lapisan, Thickness Semu, dan True Thickness...8

3.3 Grafik Log kolom stratigrafi...9

BAB IV. PENUTUP...10

4.1 Kesimpulan...10

4.2 Saran...10

DAFTAR PUSTAKA ...11

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari kuliah lapangan ini adalah :

1. Bagaimana jenis litologi pada sungai Cipamingkis daerah Citeureup? 2. Bagaimana Thickness semu dan true pada singkapan?

3. Bagaimana bentuk grafik log kolom stratigrafi singkapan tersebut?

1.3. Tujuan

Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah :

1. Mengetahui jenis litologi di sungai Cipamingkis daerah Citeureup. 2. Mengetahui thickness semu dan true pada singkapan.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Struktur Sedimen

1. Struktur Primer (Sygenetic);

Struktur yang terbentuk bersama dengan pembentukan batuan sedimen itu sendiri: a. Struktur Fisika; struktur yang terbentuk karena proses fisika (arus/gelombang)

 Deposition structure seperti Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding, Ripple, Lamination.

 Tidak ada kenampakan struktur; Massif.

 Erotional structure seperti Flute Cast, Groove cast

 Deformation structure seperti Load cast, Convolute structure.

b. Struktur Biologi; struktur yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis.  Track, Trail (jejak)

 Burrow (galian)  Cast, Mold (cetakan)

c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.  Nodule, Konkresi.

2. Struktur Sekunder (Epigenetic)

Struktur yang terbentuk setelah terbentuknya batuan sedimen tersebut, seperti fault, fold, jointing.

(7)

Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur primer yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :

1. Bedding

Bedding atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds) pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm. Terbentuk karena produk pengurangan kecepatan sedimentasi.

2. Cross-Bedding

Perlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding), batuan sedimen berstruktur ini memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.

(8)

3. Graded-Bedding

Struktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di atasnya.

4. Lamination/Laminasi

Merupakan Struktur Perlapisan (Bedding) dengan ketebalan masing-masing lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1 cm.

(9)

Normalnya, struktur graded-bedding memperlihatkan perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur Bergradasi Terbalik (Inverted Graded-Bedding).

2.2 Parameter deskripsi Litologi Batuan Sedimen 1. Warna: Segar/lapuk

2. Tekstur: Grain size (fragmen, matriks), Grain shape, kemas 3. Soratasi

4. Struktur primer 5. Kontak

6. Nama Batuan 2.3 Geologi Regional

Pembahasan geologi regional bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kedudukan beberapa formasi yang berada pada daerah penelitian, sehingga memudahkan penulis dalam menganalisis geologi daerah penelitian. Informasi yang diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan di daerah ini diuraikan seperti di bawah ini. Berdasarkan penelitian Silitonga (1973), batuan tertua yang tersingkap di wilayah studi terdiri dari Formasi Jatiluhur yang dicirikan oleh napal, sisipan batugamping, batupasir gampingan. Napal abu-abu, dapat diremas, mengandung fragmen karbon, banyak foraminifera kecil dan berlapis baik. Umur diperkirakan Miosen Awal sampai Tengah dengan lingkungan pengendapan didalam kondisi laut zona terbuka, zona neritik 100-200 meter (warna hijau pada gambar 3.1). Kemudian diatasnya adalah Formasi Klapanunggal yang memiliki ciri umum batuan ini adalah batugamping, setempat membentuk terumbu. Umumnya gamping kaya akan fosil, berwarna abu-abu muda sampai putih kekuningan, jarang yang berwarna coklat muda. Beberapa tempat sangat dolomitan sedangkan ditempat lain dapat berubah menjadi pasiran sampai napalan Setelah itu terdapat satuan andesit yang merupakan intrusi andesit dengan oligoklas-andesin, augit, hipersten dan horenblenda. Membentuk sumbat atau retas. Pada daerah penelitian satuan ini berada pada bagian

(10)

tenggara dan baratdaya. Satuan ini berumur Tersier-Miosen Tengah menerobos Formasi Jatiluhur.

2.4 Measuring Section

Untuk pembuatan penampang Stratigrafi secara terukur, ada beberapa hal yang harus kita pahami yaitu:

Harus mengerti benar apa tujuan dari pengukuran penampang stratigrafi

• Mendapatkan dan mempelajari secara detail dan mendalam hubungan stratigrafi antar satuan batuan apakah hubunganya selaras tau tidak selaras serta urut-urutan sedimentasi dalam arah vertical secara detail untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan.

• Mendapatkan ketebalan yang detail dari tiap-tiap satuan stratigrafi.

• Untuk mendapatkan data batuan atau lithologi secara detail dan utuh dari urutan-urutan perlapisan dari lapisan yang paling muda ke lapisan yang lebih tua dari suatu satuan stratigrafi.

Membuat perencanaan dari lintasan yang akan diukur

Sebelum membuat pengukuran secara detail, diperlukan perencaan lintasan pengukuran dan ada beberapa hal pendahuluan yang harus dilihat, diantaranya :

• Kedudukan dari bidang lapisan (strike & dip), apakah lapisanya curam, landai, vertical atau horizontal (dip <5derajat)

• Hal selanjutnya yg perlu diketahui adalah : jurus dan kemiringan dari lapisan itu konstan menerus atau berubah.

• Tentukan urut-urutan tua ke muda dari lapisan

• Mencari kemungkinan adanya lapisan penunjuk "marker" yang dapat dijadikan guide oleh sebagian ataupun seluruh daerah telitian.

Teknis Pengukuran

Untuk metode yang digunakan untuk mengukur penampang stratigrafi banyak caranya. Tetapi, salah satu cara yang paling umum dan mudah digunakan di lapangan adalah measurement dengan memakai pita ukur (meteran) dan kompas. Sebisa mungkin untuk pengukuran tebal agar arah pengukuran tegak lurus pada jurus perlapisan, Sehingga koreksi-koreksi yang rumit dapat dihindari.

(11)

Untuk pengkuran tebal lapisan, jarak paling pendek diantara bidang alas/ bawah (bottom) dan bidang atap (top) adalah tebal lapisan sebenarnya. Seharusnya perhitungan tebalnya yang sangat tepat harus dilakukan dalam bidang yang benar-benar tegak lurus jurus lapisan tersebut. Bilamana pengukuran tidak tegak lurus maka jarak terukur tersebut yang diperoleh harus dikoreksi terlebih dahulu terhadap ketebalan lapisan sebenarnya, nah daripada ribet mengkoreksi lebih baik kita mengukur dengan benar.

True Thickness

Untuk menghitung true thickness terdapat 2 ketentuan:

1. Slope dan dip berlawanan arah, Rumusnya: Jika sudut slope tambah sudut dip kurang dari 90 drajat maka true thickness = slope dikali sin (sudut slope tambah sudut dip)

2. Slope dan dip searah, rumusnya: jika sudut slope tambah sudut dip lebih dari 90 drajat maka true thickness = slope dikali cos (sudut slope tambah sudut dip) dikurang 90 drajat

(12)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Batuan Sedimen

1. Warna Batuan: Segar abu-abu cerah. Lapuk coklat kekuningan 2. Tekstur : Grain shape : Subrounded

Grain size : Very fine sand Kemas : Tertutup

3. Sortasi : Well Sorted

4. Struktur Primer : Paralel Lamination 5. Struktur Sekunder : Erosional

6. Mengandung mineral piroksen 7. Kekerasan : dibawah 4 skala mohs 8. Kontak Selaras Membaji

9. Nama Batuan : Sandstone

1. Warna Batuan : Segar Abu-abu putih. Lapuk Coklat kehijauan 2. Tekstur : Grain Shape : Subrounded

Grains Size : Silt Kemas : Tertutup 3. Sortasi : Well sorted

4. Struktur primer : Paralel laminasi 5. Struktur Sekunder : Erosional 6. Kekerasan : dibawah 4 skala mohs 7. Kontak selaras membaji

8. Nama Batuan : Sandstone 3.2 Measuring Section

Dalam mengukur ketebalan singkapan, kami membagi singkapan menjadi dua section. Dimana dalam section tersebut terdapat perselingan silt dan sanstone. Tebal setiap perlapisan dalam setiap section sudah kami olah dari nilai semu thickness menjadi true thickness dan tercatat di dalam log sebagai berikut.

(13)
(14)

BAB IV KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan

Jenis litologi yang terdapat pada daerah tersebut merupakan silt sisipan sandstone berukuran very fine. True thickness pada seksi pertama adalah 373 cm dan seksi kedua adalah 477 cm. Struktur yang mendominasi adalah paralel laminasi yang dapat dijadikan indikasi bahwa terjadi pasang surut yang terjadi secara bertahap. Dapat disimpulkan juga bahwa daerah tersebut merupakan daerah laut dangkal karena adanya karbonat.

1.2 Saran

Dari kuliah yang sudah di laksanakan, tim penulis menyarankan menghimbau agar setiap mahasiswa memiliki kematangan materi yang lumayan mumpuni dan juga untuk para dosen agar jangan memiliki koordinasi untuk menyatukan pendapat agar mahasiswa tidak keliru akan instruksi dosen yang berbeda.

(15)

Daftar Pustaka

Sam Boggs,Jr. 2005. Principles Of Sedimentology and Stratigraphy. Prentice Hall Gary Nichols. 2009. Sedimentology and Stratigraphy. Wiley Black-Well

Modul pemicu I Geodas_Timdosen UI

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Meminta kepada Badan Pengurus tahun 2015-2019 untuk menjabarkan rencana kerja tersebut ke dalam program kerja tahunan secara terperinci menyangkut rencana kerja

Arsitektur program ini disusun dalam 6 block, yaitu subtractor (untuk melakukan operasi pengurangan), comparator (untuk melakukan operasi komparasi), mux (sebagai

Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara dengan guru ataupun kepala sekolah SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango bahwa upaya yang dilakukan guru untuk

Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa supervisi (bimbingan kelompok) kepada guru- guru melalui kegiatan rapat konsultatif, agar mampu menyusun skenario pembelajaran dan

Apakah Anda pernah menggunakan pangkalan data terpasang bidang Ekonomi dan Bisnis (Proquest, JSTOR dan Elsevier Science Direct) yang disediakan oleh perpustakaan.. [a] Ya

Di samping hal-hal pokok yang dikemukakan sebelumnya, EMI program studi dikembangkan untuk memfasilitasi pemetaan mutu layanan Tri Dharma PT pada program

Hal ini berarti konsumen yang sering membeli mempunyai sikap yang lebih positif terhadap variabel X4 (faktor psikologis) dibandingkan dengan responden yang jarang membeli pada

Menurut golongan barang, pada bulan Januari - November 2014 yang mempunyai nilai impor terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung (HS 89) sebesar