• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LAPANGAN GEOMORFOLOGI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN LAPANGAN GEOMORFOLOGI.docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN RISET, DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALUOLEO UNIVERSITAS HALUOLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI

KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH OLEH KELOMPOK KELOMPOK 1.

1. SUPRIADI DINATA (R1D1 15 097)SUPRIADI DINATA (R1D1 15 097) 2.

2. PRIYATI (R1D1 15 079)PRIYATI (R1D1 15 079) 3.

3. MADE WARNITI ( R1D1 15 059)MADE WARNITI ( R1D1 15 059) 4.

4. SRI YESFISARI ( R1D1 15 095)SRI YESFISARI ( R1D1 15 095) 5.

5. THEOFILUS SALEATHEOFILUS SALEA 6.

6.  AMBANG RAMADHAN AMBANG RAMADHAN

KENDARI KENDARI

2017 2017

(2)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN FIELDTRIP GEOMOTFOLOGI LAPORAN FIELDTRIP GEOMOTFOLOGI

KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meluluskan mata kuliah Geeomorfologi pada Jurusan Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meluluskan mata kuliah Geeomorfologi pada Jurusan

Jurusan Teknik

Jurusan Teknik PertambangPertambanganan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Universitas Halu Oleo Universitas Halu Oleo

OLEH : OLEH : KELOMPOK KELOMPOK KENDARI KENDARI 2017 2017

(3)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI LAPORAN FIELDTRIP GEOMORFOLOGI

KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KONDISI MORFOLOGI DAERAH AMARILIS KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Menyetujui, Menyetujui, Koordinator

Koordinator Asisten, Asisten, Asisten Asisten Pembimbing,Pembimbing,

La

La Ode Ode Miqdad Miqdad Husein Husein La La Ode Ode RaemakaRaemaka NIM.

NIM. F1B2 F1B2 14 14 022 022 NIM. NIM. F1B2 F1B2 13 13 090090

Mengetahui, Mengetahui, Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

Erwin

Erwin Anshari,S.Si,MAnshari,S.Si,M.Eng.Eng NIP. 19880628 2015 04 1001 NIP. 19880628 2015 04 1001

(4)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan

rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan LaporanLaporan Lapangan Field Trip Geomorfologi

Lapangan Field Trip Geomorfologi  ini yang syukur dan alhamdulillah selesai tepat pada  ini yang syukur dan alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.

waktunya.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, terutama kepada yang terhormat dosen berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, terutama kepada yang terhormat dosen pembimbing Petrologi Bapak

pembimbing Petrologi Bapak Erwin Anshari,S.Si,M.EngErwin Anshari,S.Si,M.Eng serta kepada para asisten yangserta kepada para asisten yang memberikan bimbingan dan koreksi sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis memberikan bimbingan dan koreksi sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya, dan semoga Tuhan mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya, dan semoga Tuhan yang maha Esa

yang maha Esa dapat melimpahkan Rahmat-Nya atas segala amal yang dapat melimpahkan Rahmat-Nya atas segala amal yang dilakukandilakukan..

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

laporan ini.  Akhir

 Akhir kata, kata, penulis penulis sampaikan sampaikan terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah berperanberperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang maha Esa serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha yang

senantiasa meridhoi segala usaha yang telah dilakukan.telah dilakukan.

Kendari,

Kendari, Januari Januari 20172017

Penulis Penulis

(5)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI HalamanJudul HalamanJudul Halaman Tujuan Halaman Tujuan Halaman Pengesahan Halaman Pengesahan Kata Pengantar Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Foto Daftar Foto BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud danTujuan 1.2. Maksud danTujuan 1.3. Waktu, Letak dan

1.3. Waktu, Letak dan Kesampaian DaerahKesampaian Daerah 1.4. Alat dan Bahan

1.4. Alat dan Bahan 1.5.

1.5. PenelitiTerdPenelitiTerdahuluahulu 1.6. Manfaat

1.6. Manfaat PenelitianPenelitian

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1. Geomorfologi Regional 2.1. Geomorfologi Regional 2.2. Stratigrafi Regional 2.2. Stratigrafi Regional 2.3. StrukturGeologi Regional 2.3. StrukturGeologi Regional BAB IIILANDASAN TEORI BAB IIILANDASAN TEORI 3.1. Morfografi 3.1. Morfografi 3.2. Morfometri 3.2. Morfometri 3.3. 3.3. MorfogenesaMorfogenesa

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.

4.1. HasilPeneliHasilPenelitiantian 4.2. Pembahasan 4.2. Pembahasan

4.2.1. Pola Aliran & Tipe

4.2.1. Pola Aliran & Tipe Genetik SungaiGenetik Sungai 4.2.2. Jenis Morfologi 4.2.2. Jenis Morfologi BAB V DISKUSI BAB V DISKUSI 5.1. 5.1. BAB VI PENUTUP BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran 6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

(7)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sulawesi dan daerah sekitarnya terletak pada pertemuan tiga lempeng yang saling Sulawesi dan daerah sekitarnya terletak pada pertemuan tiga lempeng yang saling bertabrakan; Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, Lempeng

bertabrakan; Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, Lempeng Pasifik yang bergerak ke baratPasifik yang bergerak ke barat dan Lempeng A

dan Lempeng Australia-Hindia ustralia-Hindia yang bergerayang bergerak ke utarak ke utara, sehingga k, sehingga kondisi ondisi tektoniknytektoniknya a sangatsangat kompleks,

kompleks, dimana dimana kumpulan kumpulan batuan batuan dari dari busur busur kepulauakepulauan, n, batuan batuan bancuh, bancuh, ofiolit, ofiolit, dandan bongkah

bongkah dari dari mikrokontinemikrokontinen n terbawa terbawa bersama bersama proses proses penunjaman, penunjaman, tubrukan, tubrukan, serta serta prosesproses tektonik

tektonik lainnya. lainnya. Adapun sAdapun struktur truktur geologi geologi yang yang berkembang berkembang didominasi didominasi sesar-sesar sesar-sesar mendatar,mendatar, dimana

dimana mekanisme pembenmekanisme pembentukan struktur geologi Sulatukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan modelwesi bisa dijelaskan dengan model simple shear.

simple shear.

Pulau Sulawesi adalah pulau di negara Indonesia yang mempunyai batuan penyusun paling Pulau Sulawesi adalah pulau di negara Indonesia yang mempunyai batuan penyusun paling kompleks diantara batuan penyususun pulau-pulau yang lain. Dari beberapa provinsi di wilayah kompleks diantara batuan penyususun pulau-pulau yang lain. Dari beberapa provinsi di wilayah Sulawesi itu sendiri , salah satu daerah yang memiliki struktur geologi yang kompleks adalah Sulawesi itu sendiri , salah satu daerah yang memiliki struktur geologi yang kompleks adalah Sulawesi tenggara. Daerah Sulawesi tenggara merupakan bagian dari kepingan benua Sulawesi tenggara. Daerah Sulawesi tenggara merupakan bagian dari kepingan benua kepulauan. Meski demikian ada beberapa daerah yang temasuk dalam Sulawesi tenggara yang kepulauan. Meski demikian ada beberapa daerah yang temasuk dalam Sulawesi tenggara yang struktur geologinya masih berkaitan erat dengan proses-proses geologi yang ada di mandala struktur geologinya masih berkaitan erat dengan proses-proses geologi yang ada di mandala timur yang terkenal dengan kompleks ofiolitnya.

timur yang terkenal dengan kompleks ofiolitnya.

Telah banyak para ilmuan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang memiliki rasa Telah banyak para ilmuan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang batuan penyusun daerah Sulawesi Tenggara. Hal ini tidak terlepas ingin tahu yang besar tentang batuan penyusun daerah Sulawesi Tenggara. Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan awal dari asumsi bahwa daerah-daerah yang dilalui atau dekat dengan jalur dari pengetahuan awal dari asumsi bahwa daerah-daerah yang dilalui atau dekat dengan jalur ring of fire

ring of fire pasti memiliki batuan penyusun serta kandungan mineral ekonomis yang beragam.pasti memiliki batuan penyusun serta kandungan mineral ekonomis yang beragam. Olehnya itu, mahasiswa kebumian yang baru harus pula mengikuti jejak para peneliti terdahulu Olehnya itu, mahasiswa kebumian yang baru harus pula mengikuti jejak para peneliti terdahulu

(8)

salah satunya dengan meneliti langsung batuan penyusun daerah Sulawesi Tenggara. salah satunya dengan meneliti langsung batuan penyusun daerah Sulawesi Tenggara. Dilakukannya praktikum lapangan supaya mahasiswa kebumian dapat mengamati sendiri Dilakukannya praktikum lapangan supaya mahasiswa kebumian dapat mengamati sendiri singkapan batuan, dan dapat menegetahui mineral apa saja yang terkandung dalam batuan singkapan batuan, dan dapat menegetahui mineral apa saja yang terkandung dalam batuan sehingga dapat menjelaskan genesa dan karakteristik batuan dengan benar berdasarkan sehingga dapat menjelaskan genesa dan karakteristik batuan dengan benar berdasarkan pengematan yang dilakukan dilapangan.

pengematan yang dilakukan dilapangan.

1.2

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud

1.2.1. Maksud

Maksud dari praktikum lapangan Geomorfologi adalah untuk mengetahui Maksud dari praktikum lapangan Geomorfologi adalah untuk mengetahui kondisiMorfolo

kondisiMorfologi Daerah gi Daerah Amarilis Kota Amarilis Kota KendariProvSuKendariProvSultraltra 1.2.2. Tujuan

1.2.2. Tujuan

tujuan dari praktikum lapangan Geomorfologi adalah sebagai berikut : tujuan dari praktikum lapangan Geomorfologi adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pola aliran dan tipe genetik sungai daerah Amarilis a. Untuk mengetahui pola aliran dan tipe genetik sungai daerah Amarilis b.

b. Untuk mengetUntuk mengetahui jenis ahui jenis morfologi daeramorfologi daerah Amarilish Amarilis

1.3

1.3 Letak, Waktu dan Kesampaian daerahLetak, Waktu dan Kesampaian daerah

Praktikum lapangan Geomorfologi dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17Desember Praktikum lapangan Geomorfologi dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17Desember 2016. Perjalanan ke lapangan di Daerah Amarilis Kota Kendari, dimulai dari pelataran Kampus 2016. Perjalanan ke lapangan di Daerah Amarilis Kota Kendari, dimulai dari pelataran Kampus Lama, Universitas Halu Oleo. Yang berada di

Lama, Universitas Halu Oleo. Yang berada di Kamaraya. Start pada pukul ± 07.00 Kamaraya. Start pada pukul ± 07.00 WITA berjalanWITA berjalan kaki sampai pada stasiun pertama membutuhkan waktu sekitar ± 30 menit. Kemudian untuk kaki sampai pada stasiun pertama membutuhkan waktu sekitar ± 30 menit. Kemudian untuk mencapai stasiun kedua membutuhkan waktu ± 30

mencapai stasiun kedua membutuhkan waktu ± 30 menit. Kemudian stasiun ketiga waktu yang dimenit. Kemudian stasiun ketiga waktu yang di tempuh ±30 menit, kemudian berjalan lagi menuju stasiun keempat selama ± 3 jam dan sebagai tempuh ±30 menit, kemudian berjalan lagi menuju stasiun keempat selama ± 3 jam dan sebagai tempat istirahat, kemudian pukul ±13:00 WITA di

tempat istirahat, kemudian pukul ±13:00 WITA di lanjutkan lagi perjalanan menuju stasiun kelimalanjutkan lagi perjalanan menuju stasiun kelima (terakhir) dengan waktu tempuh ±30 menit.Pada stasiun kelima (terakhir) melakukan (terakhir) dengan waktu tempuh ±30 menit.Pada stasiun kelima (terakhir) melakukan

(9)

pengamatan mengenai penampang geomorfologi ±15 menit. Setelah itu, dilakukan perjalanan pengamatan mengenai penampang geomorfologi ±15 menit. Setelah itu, dilakukan perjalanan pulang ketempat masing-masing.

pulang ketempat masing-masing.

1.4. Alat dan bahan 1.4. Alat dan bahan

1.4.1 Tabel alat dan bahan 1.4.1 Tabel alat dan bahan

 Adapun

 Adapun alat alat dan dan bahan bahan yang yang di di gunakan gunakan pada pada praktikum praktikum lapangan lapangan di di daerahdaerah  Amarilis adala

 Amarilis adalah sebagai beh sebagai berikut:rikut: 1.

1. Kompas Kompas Sebagai Sebagai alat alat penunjuk penunjuk arah, arah, penentuan penentuan aliran aliran suungai,suungai, dan mengukur slop

dan mengukur slop 2.

2. Pensil Pensil warna warna Sebagai Sebagai alat alat untuk untuk mewarnai mewarnai penampang penampang geomorfologigeomorfologi 3.

3. GPS GPS Sebagai Sebagai alat alat untuk untuk menentukan menentukan titik titik koordinatkoordinat 4. Pensi

4. Pensil l Sebagai Sebagai alat alat untuk untuk menulis menulis data data geomorfologigeomorfologi 5.

5. Kantong Kantong Sampel Sampel Wadah Wadah untuk untuk menyimpan menyimpan barangbarang 6.

6. Buku Buku Lapangan Lapangan Untuk Untuk menulis menulis hasil hasil data data geomorfologigeomorfologi 7.

7. Klip Klip Board Board Sebagai penyanggaSebagai penyangga 8

8 tali tali Sebagai Sebagai Alat Alat bantubantu 9

9 Rol Rol mteter mteter Sebagai Sebagai alat alat untuk untuk mengukur mengukur tingkat tingkat pelapukan pelapukan atauatau erosi

erosi

1.5

1.5 Peneliti Peneliti TerdahuluTerdahulu

 Adapun nama-nam

 Adapun nama-nama peneliti terda peneliti terdahulu adalahulu adalah sebagai ah sebagai berikut :berikut :

1. Rusman, E Sukido, Sukarna. D. Haryono, E, Simanjuntak T.O 1993. Keterangan Peta 1. Rusman, E Sukido, Sukarna. D. Haryono, E, Simanjuntak T.O 1993. Keterangan Peta

Geologi lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi Tenggara, skala 1 :

(10)

2.

2. Surono dan Surono dan Bachri S., Bachri S., 2001 Stratigraphy, Sedimentation, and 2001 Stratigraphy, Sedimentation, and PaleogeographicPaleogeographic Significance of the Triassic Meluhu pormation, southeast arm of Sulawesi, eastern Significance of the Triassic Meluhu pormation, southeast arm of Sulawesi, eastern Indonesia Geological research and development center.

Indonesia Geological research and development center. 3.

3. Sukamto, R. 1975. Struktural of Sulawesi in the light of Plate Tektonik. Dept. of MineralSukamto, R. 1975. Struktural of Sulawesi in the light of Plate Tektonik. Dept. of Mineral and Energi.

and Energi.

4. Surono, 2013. Geologi lengan Tenggara Sulawesi. Badan geologi. Kementrian energi 4. Surono, 2013. Geologi lengan Tenggara Sulawesi. Badan geologi. Kementrian energi

dan sumber daya

dan sumber daya mineral.mineral.

1.6. Manfaaat Penelitian 1.6. Manfaaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat menambah wawasan dalam Manfaat dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat menambah wawasan dalam menentukan pola aliran sungai dm tipe

(11)

BAB II BAB II GEOLOGI REGIONAL GEOLOGI REGIONAL 2.1 Geomorfologi Regional 2.1 Geomorfologi Regional

Pulau Sulawesi yang luasnya sekitar 172.000 km2 (van Bemmelen, 1949), dikelilingi laut Pulau Sulawesi yang luasnya sekitar 172.000 km2 (van Bemmelen, 1949), dikelilingi laut yang cukup dalam. Sebagian daratannya dibentuk oleh pegunungan yang ketinggiannya yang cukup dalam. Sebagian daratannya dibentuk oleh pegunungan yang ketinggiannya mencapai 3.440 m (Gunung Latimojong). Pulau Sulawesi berbentuk huruf

mencapai 3.440 m (Gunung Latimojong). Pulau Sulawesi berbentuk huruf “K”, dengan empat“K”, dengan empat lengan : Lengan Timur memanjang Timur Laut

lengan : Lengan Timur memanjang Timur Laut  – – Barat Daya, Lengan Utara memanjang barat Barat Daya, Lengan Utara memanjang barat  – – timur dengan ujung baratnya membelok kearah Utara

timur dengan ujung baratnya membelok kearah Utara  – – Selatan, Lengan tenggara memanjang Selatan, Lengan tenggara memanjang barat laut

barat laut  – – tenggara, dan lengan Selatan membujur utara tenggara, dan lengan Selatan membujur utara  – –  selatan. Keempat lengan tersebut  selatan. Keempat lengan tersebut bertemu ditengah

bertemu ditengah Sulawesi.Sulawesi.

Pulau sulawesi dan daerah sekitarnya merupakan pertemuan tiga lempeng yang aktif Pulau sulawesi dan daerah sekitarnya merupakan pertemuan tiga lempeng yang aktif bertabrakan. Akibat tektonik aktif ini, pulau sulawesi dan sekitarnya dipotong sesar regional yang bertabrakan. Akibat tektonik aktif ini, pulau sulawesi dan sekitarnya dipotong sesar regional yang masih aktif sampai sekarang. Kenampakan morfologi di kawasan ini

masih aktif sampai sekarang. Kenampakan morfologi di kawasan ini merupakan cerminan sistemmerupakan cerminan sistem sesar regional yang memotong pulau ini serta batuan penyusunnya. Bagian tengah sulawesi, sesar regional yang memotong pulau ini serta batuan penyusunnya. Bagian tengah sulawesi, Lengan Tenggara, dan Lengan Selatan dipotong oleh sesar regional yang umumnya berarah Lengan Tenggara, dan Lengan Selatan dipotong oleh sesar regional yang umumnya berarah timur laut

timur laut  – –  barat daya. Sesar aktif sekarang ini umumnya merupakan sesar geser mengiri.  barat daya. Sesar aktif sekarang ini umumnya merupakan sesar geser mengiri. Van Bemmelen (1949) membagi lengan tenggara Sulawesi menjadi tiga bagian: Ujung Utara, Van Bemmelen (1949) membagi lengan tenggara Sulawesi menjadi tiga bagian: Ujung Utara, bagian tengah, dan ujung selatan. Ujung utara Lengan Tenggara Sulawesi dicirikan dengan bagian tengah, dan ujung selatan. Ujung utara Lengan Tenggara Sulawesi dicirikan dengan munculnya Kompleks danau Malili yang terdiri atas Danau Matano, danau Towuti dan tiga danau munculnya Kompleks danau Malili yang terdiri atas Danau Matano, danau Towuti dan tiga danau kecil disekitarnya (Danau Mahalona, danau lantoa, dan Danau Masapi). Morfologi bagian tengah kecil disekitarnya (Danau Mahalona, danau lantoa, dan Danau Masapi). Morfologi bagian tengah Lengan Tenggara Sulawesi didominasi pegunungan yang umumnya memanjang hampir sejajar Lengan Tenggara Sulawesi didominasi pegunungan yang umumnya memanjang hampir sejajar berarah barat laut

berarah barat laut  – –  tenggara. Pegunungan tersebut diantaranya Pegunungan Mengkoka,  tenggara. Pegunungan tersebut diantaranya Pegunungan Mengkoka, Pegunungan Tangkelamboke dan Pegunungan Matarombeo. Ujung Selatan Lengan Tenggara Pegunungan Tangkelamboke dan Pegunungan Matarombeo. Ujung Selatan Lengan Tenggara

(12)

Sulawesi didominasi morfologi dataran dan perbukitan. Pada beberapa bagian muncul Sulawesi didominasi morfologi dataran dan perbukitan. Pada beberapa bagian muncul

pegunungan, seperti pegunungan Rumbia dan Mendoke.

pegunungan, seperti pegunungan Rumbia dan Mendoke.

Satuan morfologi perbukitan tinggi menempati bagian selatan Lengan tenggara, terutama di Satuan morfologi perbukitan tinggi menempati bagian selatan Lengan tenggara, terutama di Selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mencapai ketinggian 500 m dpl dengan Selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mencapai ketinggian 500 m dpl dengan morfologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini

morfologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen klastika mesozoikum danberupa batuan sedimen klastika mesozoikum dan Tersier. Satuan morfologi perbukitan rendah melampar luas di Utara Kendari dan ujung Selatan Tersier. Satuan morfologi perbukitan rendah melampar luas di Utara Kendari dan ujung Selatan Lengan Tenggara. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang Lengan Tenggara. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang bergelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama batuan sedimen klastika Mesozoikum dan bergelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama batuan sedimen klastika Mesozoikum dan Tersier.

Tersier.

Satuan morfologi dataran rendah dijumpai di bagian tengah ujung selatan Lengan Satuan morfologi dataran rendah dijumpai di bagian tengah ujung selatan Lengan Tenggara. Tepi selatan Dataran Wawotobi dan Dataran Sampara berbatasan langsung dengan Tenggara. Tepi selatan Dataran Wawotobi dan Dataran Sampara berbatasan langsung dengan satuan morfologi pegunungan. Penyebaran satuan dataran rendah ini tampak sangat dipengaruhi satuan morfologi pegunungan. Penyebaran satuan dataran rendah ini tampak sangat dipengaruhi sesar geser mengiri (Sesar Kolaka dan system Sesar Konaweha). Kedua system sesar ini diduga sesar geser mengiri (Sesar Kolaka dan system Sesar Konaweha). Kedua system sesar ini diduga masi aktif, yang ditunjukkan dengan adanya torehan pada endapan alluvial dalam kedua dataran masi aktif, yang ditunjukkan dengan adanya torehan pada endapan alluvial dalam kedua dataran tersebut (Surono dkk., 1997), sehingga sangat mungkin kedua dataran tersebut terus mengalami tersebut (Surono dkk., 1997), sehingga sangat mungkin kedua dataran tersebut terus mengalami penurunan. Penurunan ini terntu berdampak buruk pada dataran tersebut, diantaranya penurunan. Penurunan ini terntu berdampak buruk pada dataran tersebut, diantaranya pemukiman dan pertanian dikedua dataran itu akan diterjang banjir yang semakin parah setiap pemukiman dan pertanian dikedua dataran itu akan diterjang banjir yang semakin parah setiap tahunnya.

tahunnya.

2.2 Stratigrafi Regional 2.2 Stratigrafi Regional

Penyelidikan geologi pertama di Lengan Tenggara Sulawesi dilakukan oleh Koolhoven Penyelidikan geologi pertama di Lengan Tenggara Sulawesi dilakukan oleh Koolhoven pada tahun 1923, dalam rangka pencarian bijih nikel sepanjang sungai Lasolo. Kemudian Bothe pada tahun 1923, dalam rangka pencarian bijih nikel sepanjang sungai Lasolo. Kemudian Bothe (1927) yang melakukan beberapa lintasan geologi dan melakukan pengambilan contoh batuan. (1927) yang melakukan beberapa lintasan geologi dan melakukan pengambilan contoh batuan. Contoh batuan malihannya kemudian dianalisis de Rover (1956). Penelitian lebih rinci dilakukan Contoh batuan malihannya kemudian dianalisis de Rover (1956). Penelitian lebih rinci dilakukan

(13)

oleh Bothe dan Hetzel (1936), yang meneliti geologi di daerah Poleang dan Rumbia (sekarang oleh Bothe dan Hetzel (1936), yang meneliti geologi di daerah Poleang dan Rumbia (sekarang

termasuk Kabupaten Bombana) serta sekitar Kolaka.

termasuk Kabupaten Bombana) serta sekitar Kolaka.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi telah selesai memetakan geologi Lengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi telah selesai memetakan geologi Lengan Tenggara dengan skala 1 : 1.000.000 dan 1 : 250.000, dan penulis terlibat langsung dalam Tenggara dengan skala 1 : 1.000.000 dan 1 : 250.000, dan penulis terlibat langsung dalam proyek pemetaan geologi itu. Peta geologi yang meliputi Lengan Tenggara dan Lengan Timur proyek pemetaan geologi itu. Peta geologi yang meliputi Lengan Tenggara dan Lengan Timur berskala 1 : 1.000.000 Lembar Ujungpandang disusun oleh Sukamto (1975). Sedangkan peta berskala 1 : 1.000.000 Lembar Ujungpandang disusun oleh Sukamto (1975). Sedangkan peta geologi berskala 1 : 250.000 dengan para penyusunnya yang meliputi lengan Tenggara adalah : geologi berskala 1 : 250.000 dengan para penyusunnya yang meliputi lengan Tenggara adalah : 1.

1. Lembar Lembar Kolaka Kolaka (Simandjuntak (Simandjuntak dkk.,1993)dkk.,1993) 2.

2. Lembar Lembar Kendari Kendari dan dan Lasusua Lasusua (Rusmana (Rusmana dkk, dkk, 1993)1993) 3.

3. Lembar Lembar Malili Malili (Simandjuntak (Simandjuntak dkk,1993)dkk,1993) 4. Lembar

4. Lembar Bungku Bungku (Simandjuntak (Simandjuntak dkk,199dkk,1993)3)

Kepingan benua di Lengan Tenggara Sulawesi dinamai Mintakat Benua Sulawesi Tenggara Kepingan benua di Lengan Tenggara Sulawesi dinamai Mintakat Benua Sulawesi Tenggara (Southeast Sulawesi Continental Terrane) dan Mintakat Matarombeo oleh Surono

(Southeast Sulawesi Continental Terrane) dan Mintakat Matarombeo oleh Surono (1994). Kedua(1994). Kedua lempeng dari jenis yang berbeda ini bertabrakan dan kemudian ditindih oleh endapan Molasa lempeng dari jenis yang berbeda ini bertabrakan dan kemudian ditindih oleh endapan Molasa Sulawesi.

Sulawesi.

Kota Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis Kota Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada

terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara 3o54’30”diantara 3o54’30” -- 4o3’11” Lintang Selatan dan4o3’11” Lintang Selatan dan terbentang dari barat ke timur diantara 120o23’6” Bujur Timur. terbentang dari barat ke timur diantara 120o23’6” Bujur Timur. Berdasarkan stratigrafi dan perkembangan tektoniknya, Sulawesi dapat dibagi menjadi Berdasarkan stratigrafi dan perkembangan tektoniknya, Sulawesi dapat dibagi menjadi empat mendala geologi: Lajur Gunung Api Sulawesi Barat, Lajur Malihan Sulawesi Tengah, Lajur empat mendala geologi: Lajur Gunung Api Sulawesi Barat, Lajur Malihan Sulawesi Tengah, Lajur Ofiolit Sulawesi Timur dan Kepingan Benua Renik. Ke empat mendala tersebut terbentuk dan Ofiolit Sulawesi Timur dan Kepingan Benua Renik. Ke empat mendala tersebut terbentuk dan berkembang secara terpisah. Lajur Gunung Api Sulawesi Barat membentang mulai Lengan berkembang secara terpisah. Lajur Gunung Api Sulawesi Barat membentang mulai Lengan Selatan sampai ke Lengan Utara Sulawesi. Tektonostratigrafi lajur ini dapat dibagi menjadi Selatan sampai ke Lengan Utara Sulawesi. Tektonostratigrafi lajur ini dapat dibagi menjadi empat: prapemekaran, selama pemekaran, setelah pemekaran, dan selama orogenesa. Lajur empat: prapemekaran, selama pemekaran, setelah pemekaran, dan selama orogenesa. Lajur

(14)

Malihan Sulawesi Tengah diduga terbentuk karena subduksi pada Kapur. Lajur Ofiolit Sulawesi Malihan Sulawesi Tengah diduga terbentuk karena subduksi pada Kapur. Lajur Ofiolit Sulawesi Timur merupakan hasil pemekaran Samodra Pasifik pada Kapur

Timur merupakan hasil pemekaran Samodra Pasifik pada Kapur  – – Eosen. Sedangkan kepingan Eosen. Sedangkan kepingan benua yang tersebar di bagian timur Sulawesi merupakan pecahan tepi utara Australia. Setelah benua yang tersebar di bagian timur Sulawesi merupakan pecahan tepi utara Australia. Setelah keempat mendala geologi tersebut

keempat mendala geologi tersebut bertemu, terjadilah perenggangan yang membentuk cekunganbertemu, terjadilah perenggangan yang membentuk cekungan dimana diendapkan Molasa Sulawesi, pada Miosen Awal

dimana diendapkan Molasa Sulawesi, pada Miosen Awal  – –  Miosen Tengah. Kompresi akibat  Miosen Tengah. Kompresi akibat bergeraknya kepingan benua di bagian timur Sulawesi yang berlangsung terus sampai saat ini, bergeraknya kepingan benua di bagian timur Sulawesi yang berlangsung terus sampai saat ini, menyebabkan sesar aktif dan pengangkatan beberapa bagian Pulau Sulawesi dan daerah menyebabkan sesar aktif dan pengangkatan beberapa bagian Pulau Sulawesi dan daerah sekitarnya. Pembahasan dalam makalah ini dibatasi pada tektonostratigrafi bagian timur sekitarnya. Pembahasan dalam makalah ini dibatasi pada tektonostratigrafi bagian timur Sulawesi yang terdiri atas kepingan ofiolit dan benua. Keduanya ditutupi Molasa Sulawesi. Sulawesi yang terdiri atas kepingan ofiolit dan benua. Keduanya ditutupi Molasa Sulawesi. Secara administratif batas-batas wilayah Kota Kendari adalah sebagai berikut: Secara administratif batas-batas wilayah Kota Kendari adalah sebagai berikut: •• Sebelah Sebelah utara utara berbatasan berbatasan dengan dengan Kecamatan Kecamatan Soropia.Soropia. •• Sebelah Sebelah selatan selatan berbatasan berbatasan dengan dengan Kecamatan Kecamatan Moramo.Moramo. ••  Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara.  Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara. •• Sebelah Sebelah timur timur berbatasan berbatasan dengan dengan Laut Laut Kendari.Kendari. Wilayah Kota Kendari yang terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah Wilayah Kota Kendari yang terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratnya sebagian besar terdapat didaratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan daratnya sebagian besar terdapat didaratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 267,98 km2 atau terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 267,98 km2 atau 0,70

0,70 % % dari dari luas luas daratan daratan Propinsi Propinsi Sulawesi Sulawesi Tenggara.Tenggara. Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam, Kecamatan Poasia merupakan wilayah Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam, Kecamatan Poasia merupakan wilayah kecamatan yang paling luas yaitu 131.76 km2 (44,53 %), m

kecamatan yang paling luas yaitu 131.76 km2 (44,53 %), menyusul Kecamatan Mandonga 65, 35enyusul Kecamatan Mandonga 65, 35 km2 (22,09 %), Kecamatan Baruga 63,28 km2 (21,39 %) dan Kecamatan Kendari 33,50 km2 km2 (22,09 %), Kecamatan Baruga 63,28 km2 (21,39 %) dan Kecamatan Kendari 33,50 km2 (12,00 %). Kota Kendari dengan keadaan topografinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49 (12,00 %). Kota Kendari dengan keadaan topografinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49 %, tanah bukit 25 % dan dataran rendah 26 %, serta berdasarkan gelogisnya 67 % sedimen, %, tanah bukit 25 % dan dataran rendah 26 %, serta berdasarkan gelogisnya 67 % sedimen, metamorfosis 20 % dan batuan beku 13 %, dengan jenis tanahnya adalah didominasi podzolik metamorfosis 20 % dan batuan beku 13 %, dengan jenis tanahnya adalah didominasi podzolik

(15)

59,24 % dan alluvial 40,76 %. secara Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi 59,24 % dan alluvial 40,76 %. secara Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antar datar dan

antar datar dan berbukit, dimana untuk daerah datar hanya terdapat di berbukit, dimana untuk daerah datar hanya terdapat di bagian barat dan selatanbagian barat dan selatan Teluk Kendari sedangkan daerah perbukitan terletak di sebelah utara Teluk Kendari yang dikenal Teluk Kendari sedangkan daerah perbukitan terletak di sebelah utara Teluk Kendari yang dikenal dengan pegunungan Nipa nipa. Ketinggian pengunungan tersebut mencapai kurang lebih 459 m dengan pegunungan Nipa nipa. Ketinggian pengunungan tersebut mencapai kurang lebih 459 m dari garis pantai, sedangkan kearah selatan tingkat kemiringan antara 5 % sampai 30 %. dari garis pantai, sedangkan kearah selatan tingkat kemiringan antara 5 % sampai 30 %. Selanjutnya pada bagian barat yaitu di kecamatan Mandonga dan pada bagian Selatan Kota Selanjutnya pada bagian barat yaitu di kecamatan Mandonga dan pada bagian Selatan Kota yaitu di kecamatan Poasia memiliki karakteristik wilayah yang berbukit bergelombang rendah yaitu di kecamatan Poasia memiliki karakteristik wilayah yang berbukit bergelombang rendah dengan

dengan kemiringakemiringan n kearah kearah teluk teluk Kendari. Kendari. Peta Peta geologi geologi Kota Kota Kendari Kendari terkelompok terkelompok dalam dalam duadua lembar peta. Bagian Utara berada pada Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi lembar peta. Bagian Utara berada pada Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi (Rusmana dkk., 1993) dan bagian Selatan berada pada Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi (Rusmana dkk., 1993) dan bagian Selatan berada pada Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi (Simandjuntak dkk,19

(Simandjuntak dkk,1994). Berdasarkan kedua lembar 94). Berdasarkan kedua lembar peta geologi tersebut, maka peta geologi tersebut, maka stratigrafi Kotastratigrafi Kota Kendari dapat dibagi dalam lima formasi batuan berikut : Kendari dapat dibagi dalam lima formasi batuan berikut : •• Aluvium Aluvium (Qa)(Qa)

Satuan Aluvium tersusun oleh

Satuan Aluvium tersusun oleh jenis batuan jenis batuan kerikil, kerakal, pasir kerikil, kerakal, pasir lempung dan lumpur.lempung dan lumpur. Satuan ini berasal dari endapan sungai, rawa dan pantai sebagai endapan permukaan. Satuan ini berasal dari endapan sungai, rawa dan pantai sebagai endapan permukaan. Sebarannya terdapat di daerah dataran sekitar muara sungai besar dan pantai. Umur satuan Sebarannya terdapat di daerah dataran sekitar muara sungai besar dan pantai. Umur satuan aluvium ini

aluvium ini diperkirakdiperkirakan Holosen.an Holosen. •• Formasi Formasi Alangga Alangga (Qpa)(Qpa)

Jenis batuan penyusun formasi Alangga adalah batu pasir dan konglomerat. Tidak Jenis batuan penyusun formasi Alangga adalah batu pasir dan konglomerat. Tidak didapat fosil dalam satuan ini. Berdasarkan kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada didapat fosil dalam satuan ini. Berdasarkan kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta Geologi Lembar Kolaka, umur formasi ini diduga Plistosen Akhir. Lingkungan Peta Geologi Lembar Kolaka, umur formasi ini diduga Plistosen Akhir. Lingkungan pengendapannya adalah darat sampai payau, dengan ketebalan diperkirakan mencapai puluhan pengendapannya adalah darat sampai payau, dengan ketebalan diperkirakan mencapai puluhan meter

meter yang yang menindih menindih secara secara tak tak selaras selaras batuan batuan yang yang lebih lebih tua.tua. •• Formasi Formasi Meluhu Meluhu (Trjm)(Trjm)

(16)

Formasi

Formasi ini ini terdiri terdiri dari dari berbagai berbagai jenis jenis batuan batuan seperti seperti batu batu pasir, pasir, kuarsit, kuarsit, serpih serpih hitam,hitam, serpih merah, filit, batu sabak, batu gamping, dan batu lanau. Formasi ini berdasarkan fosil serpih merah, filit, batu sabak, batu gamping, dan batu lanau. Formasi ini berdasarkan fosil Halobia sp. dan Daonella sp. yang dikandungnya diduga berumur Trias Tengah hingga Trias Halobia sp. dan Daonella sp. yang dikandungnya diduga berumur Trias Tengah hingga Trias  Akhir,

 Akhir, dan dan terbentuk terbentuk dalam dalam lingkungan lingkungan laut laut dangkal dangkal hingga hingga laguna. laguna. Tebal Tebal seluruhnyseluruhnyaa diperkirakan mencapai 1000 m bahkan lebih. Satuan ini menindih secara tak selaras Batuan diperkirakan mencapai 1000 m bahkan lebih. Satuan ini menindih secara tak selaras Batuan Malihan Mekongga dan Batuan Malihan Tamosi. Hubungannya dengan batuan ofiolit berupa Malihan Mekongga dan Batuan Malihan Tamosi. Hubungannya dengan batuan ofiolit berupa sesar.

sesar.

•• Terumbu Terumbu Koral Koral Kuarter Kuarter (Ql)(Ql)

Jenis batuan penyusun satuan ini adalah batu gamping terumbu. Fosil yang dijumpai Jenis batuan penyusun satuan ini adalah batu gamping terumbu. Fosil yang dijumpai dalam satuan ini adalah koral, ganggang, dan cangkang moluska, yang semuanya sulit dalam satuan ini adalah koral, ganggang, dan cangkang moluska, yang semuanya sulit ditentukan umurnya. Berdasarkan pada kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta ditentukan umurnya. Berdasarkan pada kesamaan litologi dengan formasi yang sama pada Peta Geologi Lembar Kolaka, formasi ini berumur Plistosen hingga Holosen. Lingkungan Geologi Lembar Kolaka, formasi ini berumur Plistosen hingga Holosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal, tebalnya diperkirakan dari beberapa meter sampai pengendapannya adalah laut dangkal, tebalnya diperkirakan dari beberapa meter sampai puluhan

puluhan meter. meter. Sebarannya Sebarannya terutama terutama terdapat terdapat didaerah didaerah pantai.pantai. •• Formasi Formasi Langkolawa Langkolawa (Tml)(Tml)

Formasi ini terdiri dari batu pasir, serpih, dan konglomerat. Fosil tidak dijumpai dalam Formasi ini terdiri dari batu pasir, serpih, dan konglomerat. Fosil tidak dijumpai dalam Formasi Langkolawa. Formasi ini tertindih secara tak selaras oleh Formasi Boepinang yang Formasi Langkolawa. Formasi ini tertindih secara tak selaras oleh Formasi Boepinang yang berumur Miosen Akhir-Pliosen. Satuan ini paling tidak berumur awal Miosen Akhir atau akhir berumur Miosen Akhir-Pliosen. Satuan ini paling tidak berumur awal Miosen Akhir atau akhir Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya diduga pada laut dangkal hingga darat. Tebal Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya diduga pada laut dangkal hingga darat. Tebal formasi mencapai 450 meter. Khusus untuk geologi daerah penelitian (Kota Kendari), terdapat formasi mencapai 450 meter. Khusus untuk geologi daerah penelitian (Kota Kendari), terdapat dua jenis formasi batuan yang menyusun wilayah ini yakni Formasi Meluhu (Trjm) dan Aluvium dua jenis formasi batuan yang menyusun wilayah ini yakni Formasi Meluhu (Trjm) dan Aluvium (Qa).

(Qa).

2.3 Struktur Geologi Regional 2.3 Struktur Geologi Regional

(17)

  Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian   Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit, menunjukan perkembangan tektonik dan geologi besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit, menunjukan perkembangan tektonik dan geologi daerah ini mempunyai banyak persamaan dengan daerah Lengan Timur Sulawesi dengan daerah ini mempunyai banyak persamaan dengan daerah Lengan Timur Sulawesi dengan ditemukannya endapan hidrokarbo

ditemukannya endapan hidrokarbon didaerah Batui. n didaerah Batui. Struktur lipatan hasil analisis data gaya Struktur lipatan hasil analisis data gaya beratberat daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan

dan endapan hidrokarbon.hidrokarbon.

•• Panas bumi Panas bumi berada di berada di sekitar daerasekitar daerah Tinobu, h Tinobu, Kecamatan LasoloKecamatan Lasolo, sepanjan, sepanjang sesar g sesar Lasolo.Lasolo. •• Cebakan hCebakan hidrokarbon idrokarbon di sekitar di sekitar pantai dan lpantai dan lepas pantepas pantai timur daerai timur daerah ini, sah ini, seperti: daeraeperti: daerahh Kepulauan Limbele, Teluk Matapare

Kepulauan Limbele, Teluk Matapare (Kepulauan Nuha Labengke) Wawalinda Telewata Singgere(Kepulauan Nuha Labengke) Wawalinda Telewata Singgere pantai Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, utara Kendari, dan lain sebagainya. pantai Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, utara Kendari, dan lain sebagainya.

Sulawesi merupakan pulau yang khas

Sulawesi merupakan pulau yang khas dan terletak di dan terletak di tengah-tengah kawasan Wallacea.tengah-tengah kawasan Wallacea. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia. Karena posisinya di tengah, maka kawasan ini memiliki tingkat endemisitas yang tinggi dalam hal Karena posisinya di tengah, maka kawasan ini memiliki tingkat endemisitas yang tinggi dalam hal flora dan fauna, serta memiliki perbedaan yang sangat jelas dengan Kalimanta n yang hanya flora dan fauna, serta memiliki perbedaan yang sangat jelas dengan Kalimanta n yang hanya dipisahkan oleh Selat Makassar yang tidak terlalu luas. dipisahkan oleh Selat Makassar yang tidak terlalu luas. Hal ini pertama kali dilaporkan oleh Alfred Wallace yang melakukan perjalanan keliling Indonesia Hal ini pertama kali dilaporkan oleh Alfred Wallace yang melakukan perjalanan keliling Indonesia pada tahun 1856 sampai 1862. Agar kita dapat lebih memahami keberadaan dan keistimewaan pada tahun 1856 sampai 1862. Agar kita dapat lebih memahami keberadaan dan keistimewaan pulau Sulawesi maka disusunlah suatu essai yang akan menjelaskan bagaimana sejarah

pulau Sulawesi maka disusunlah suatu essai yang akan menjelaskan bagaimana sejarah geologigeologi terbentuknya pulau

terbentuknya pulau Sulawesi.Sulawesi.  Alfred

 Alfred Russel Russel Wallace Wallace adalah adalah seorang seorang berkebangsaberkebangsaan an Inggris Inggris yang yang melakukanmelakukan perjalanan mengelilingi Indonesia dimulai dari Borneo sampai Irian termasuk Sulawesi. Wallace perjalanan mengelilingi Indonesia dimulai dari Borneo sampai Irian termasuk Sulawesi. Wallace mengemukakan pandangannya bahwa kepulauan Indonesia dihuni oleh dua fauna yang mengemukakan pandangannya bahwa kepulauan Indonesia dihuni oleh dua fauna yang berbeda, satu di bagian timur dan yang lainnya di bagian barat. Wilayah ini ditentukan atas dasar berbeda, satu di bagian timur dan yang lainnya di bagian barat. Wilayah ini ditentukan atas dasar agihan jenis-jenis burung dengan menempatkan batasnya antara Lombok dan Bali antara agihan jenis-jenis burung dengan menempatkan batasnya antara Lombok dan Bali antara

(18)

Kalimantan dan Sulawesi. Kalimantan dan Sulawesi memiliki burung yang berbeda, padahal tidak Kalimantan dan Sulawesi. Kalimantan dan Sulawesi memiliki burung yang berbeda, padahal tidak terpisahkan oleh perintang fisik atau iklim yang berarti. Wallace berpendapat bahwa Kalimantan, terpisahkan oleh perintang fisik atau iklim yang berarti. Wallace berpendapat bahwa Kalimantan, Jawa dan Sumatra pernah merupakan bagian Asia dan bahwa Timor, Maluku, Irian dan Jawa dan Sumatra pernah merupakan bagian Asia dan bahwa Timor, Maluku, Irian dan barangkali Sulawesi merupakan bagian benua Pasifik Australia. Fauna Sulawesi tampak barangkali Sulawesi merupakan bagian benua Pasifik Australia. Fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga diduga Sulawesi itu pernah bersambung baik dengan benua Asia demikian khas, sehingga diduga Sulawesi itu pernah bersambung baik dengan benua Asia maupun benua Pasifik Australia. Di

maupun benua Pasifik Australia. Di Sulawesi Wallace melakukan perjalananSulawesi Wallace melakukan perjalanannya yang dimulai darinya yang dimulai dari Ujung Pandang (Makassar) pada bulan September Desember 1856, kemudian pada bulan Juni Ujung Pandang (Makassar) pada bulan September Desember 1856, kemudian pada bulan Juni September 1859 berada di Manado dan bagian Minahasa serta pulau pulau kecil di sekitarnya. September 1859 berada di Manado dan bagian Minahasa serta pulau pulau kecil di sekitarnya. Dari hasil perjalanannya ini Wallace menyatakan bahwa pulau Sulawesi terletak di tengah-tengah Dari hasil perjalanannya ini Wallace menyatakan bahwa pulau Sulawesi terletak di tengah-tengah kepulauan yang sebelah utaranya berbatasan dengan Filipina, sebelah barat dengan Borneo, kepulauan yang sebelah utaranya berbatasan dengan Filipina, sebelah barat dengan Borneo, sebelah timur dengan pulau Maluku dan sebelah selatan dengan kelompok Timor. Dengan sebelah timur dengan pulau Maluku dan sebelah selatan dengan kelompok Timor. Dengan demikian posisi Sulawesi dapat lebih mudah menerima imigran

demikian posisi Sulawesi dapat lebih mudah menerima imigran dari semua dari semua sisi jika dibandingkansisi jika dibandingkan dengan

dengan pulau pulau Jawa. Jawa. Pemicu tPemicu terbentuknya erbentuknya sesar-sesar sesar-sesar di Sulawedi Sulawesi adalah si adalah gabungangabungan antara

antara mikrokontinemikrokontinen n Benua Benua Australia Australia dan dan mikro-kontinen mikro-kontinen Sunda Sunda yangyang terjadi sejak Miosen. Pergerakan dari pecahan lempeng Benua terjadi sejak Miosen. Pergerakan dari pecahan lempeng Benua  Australia

 Australia tersebut tersebut relatif relatif ke ke arah arah barat. barat. Adanya Adanya sesar sesar utama utama sepertiseperti Sesar Palu-Koro dan Sesar Walanae juga memberikan peranan dalam Sesar Palu-Koro dan Sesar Walanae juga memberikan peranan dalam pembentukan sesar-sesar kecil di sekitarnya. Data dan hasil analisis pembentukan sesar-sesar kecil di sekitarnya. Data dan hasil analisis struktur geologi, seperti pola kelurusan dan arah pergerakan relatif struktur geologi, seperti pola kelurusan dan arah pergerakan relatif sesar, mengindikasikan bahwa deformasi di daerah Sulawesi sesar, mengindikasikan bahwa deformasi di daerah Sulawesi dipengaruhi oleh aktivitas Sesar Mendatar Palu-Koro dan terusan dipengaruhi oleh aktivitas Sesar Mendatar Palu-Koro dan terusan Sesar Mendatar Walanae, dimana mekanisme pembentukan struktur Sesar Mendatar Walanae, dimana mekanisme pembentukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model simple shear.

geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model simple shear. BAB III

(19)

LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

3.1 Morfografi 3.1 Morfografi

Morfografi adalah aspek geomorfologi dskriptif pada suatu area daratan, perbukitan, Morfografi adalah aspek geomorfologi dskriptif pada suatu area daratan, perbukitan, pegunungan dan plateau. Pencarian karakteristik morfometri ini sangat berkaitan erat dengan pegunungan dan plateau. Pencarian karakteristik morfometri ini sangat berkaitan erat dengan orde-orde sungai, panjang sungai, keliling sungai dan

orde-orde sungai, panjang sungai, keliling sungai dan luas sungai. Berdasarkan orde-orde sungailuas sungai. Berdasarkan orde-orde sungai kita data mengetahui nilai indeks percabangan dari data panjang segmen sungai dan luas kita data mengetahui nilai indeks percabangan dari data panjang segmen sungai dan luas sungai, kita dapat mengetahui kerapatan aliran. Morfografi dapat pula di definisikan sebagai sungai, kita dapat mengetahui kerapatan aliran. Morfografi dapat pula di definisikan sebagai suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif.

suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif.

3.2 Morfometri 3.2 Morfometri

Morfometri merupakan penilaian kuantitaif terhadap bentuk lahan, sebagai aspek Morfometri merupakan penilaian kuantitaif terhadap bentuk lahan, sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik

pendukung morfografi dan morfogenetik sehingga klasifikassehingga klasifikasi semakin i semakin tegas dengan angka-angkategas dengan angka-angka yang jelas.

yang jelas.

Tabel pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLE Tabel pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLE

Kemiringan Kemiringan lereng ( lereng ( ◦◦)) Kemiringan Kemiringan lereng

lereng ( ( % % ) ) KeteranganKeterangan

Klasifikasi Klasifikasi USSSM USSSM ( %) ( %) Klasifikasi Klasifikasi USLE USLE ( % ) ( % ) <

< 1 1 00 – – 2 2 Datar- Datar- hampir hampir datar datar 00 – – 2  2 11 – – 2 2 11 – – 3  3 33 – – 7 7 Sangat Sangat landai landai 22 – – 6  6 22 – – 7 7 33 – – 6  6 88 – – 13 13 Landai Landai 66 – – 13 13 77 – – 12 12 66 – – 9 9 14 14 - - 20 20 Agak Agak curam curam 1313 – – 25 25 1212 – – 18 18 99 – – 25 25 2121 – – 55 55 Curam Curam 2525 – – 55 55 1818 – – 24 24

(20)

25

25 – – 26 26 5656 – – 140 140 Sangat Sangat curam curam >55 >55 > > 2424 >65

>65 > > 140 140 TerjalTerjal

Terlihat di atas pembagian kemiringan lereng dan bentuk lahan

Terlihat di atas pembagian kemiringan lereng dan bentuk lahan secara kuantitatif melaluisecara kuantitatif melalui perhitungan dikelompokkan berdasarkan jumlah persen dan besar sudut lereng. Untuk perhitungan dikelompokkan berdasarkan jumlah persen dan besar sudut lereng. Untuk mengetahui jumlah tersebut melalui perhitungan dari

mengetahui jumlah tersebut melalui perhitungan dari perbandingaperbandingan perbedaan ketinggian n perbedaan ketinggian dengandengan  jarak datar yan

 jarak datar yangg

S terbentuk. Perhitungan ini dapat dilihat pada rumus dibawah ini : S terbentuk. Perhitungan ini dapat dilihat pada rumus dibawah ini :

Rumus kemiringan lereng dari peta topografi dan foto udara : Rumus kemiringan lereng dari peta topografi dan foto udara : =(Ih/D)X100% =(Ih/D)X100% Keterangan ; Keterangan ; S = Kemiringan lereng (%) S = Kemiringan lereng (%) Ih = perbedaan ketinggian (m) Ih = perbedaan ketinggian (m) D = jarak titik

D = jarak titik tertinggi dengan titik terendah (m)tertinggi dengan titik terendah (m) 3.3 morfogenesa

3.3 morfogenesa

Morfogenetik adalah asal-usul bentuk lahan dan proses terjadinya bentuk lahan. Morfogenetik adalah asal-usul bentuk lahan dan proses terjadinya bentuk lahan. Termasuk tenaga eksogen dan tenaga endongen, yaitu meliputi endapan, erosi, jenis batuan, Termasuk tenaga eksogen dan tenaga endongen, yaitu meliputi endapan, erosi, jenis batuan, lipatan patahan, aktivitas vulkanik, dll. Bentuk lahan adalah suatu kenampakan medan yang lipatan patahan, aktivitas vulkanik, dll. Bentuk lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Bentuk lahan dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Bentuk lahan struktural yaitu bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh geologis yang sangat kuat, struktur, struktural yaitu bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh geologis yang sangat kuat, struktur, lapisan, lipatan dan patahan. Bentuk lahan ini terbentuk oleh adanya tenaga endogen sebagai lapisan, lipatan dan patahan. Bentuk lahan ini terbentuk oleh adanya tenaga endogen sebagai

(21)

akibat proses tektonik (orogenesis dan epirogenesis), yang menghasilkan struktur, lipatan, dan akibat proses tektonik (orogenesis dan epirogenesis), yang menghasilkan struktur, lipatan, dan patahan, dengan

patahan, dengan berbagai perkembanberbagai perkembangannya. Perkembangan strukgannya. Perkembangan struktur lipatan dan patahantur lipatan dan patahan tersebut, akan menghasilkan bentuk lahan structural.

tersebut, akan menghasilkan bentuk lahan structural.

Pola pengaliran. Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi Pola pengaliran. Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut. kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, pada daerah tersebut. kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain. Bentuk bentuk bukit,

lembah, lereng dan lain-lain. Bentuk bentuk bukit, lembah dll.lembah dll.

Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan. Macam-macam Bentang Alam Struktural adalah : Bentang Alam kekar, sesar atau lipatan. Macam-macam Bentang Alam Struktural adalah : Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal) Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal) Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0- 500 kaki dari muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang elevasi antara 0- 500 kaki dari muka air laut. Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya Bentang Alam dengan Struktur berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnya Bentang Alam dengan Struktur Miring Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang Miring Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987). Hogback : sudut antara kedua sisinya searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987). Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.

simetri.

Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur antiklin dan sinklin menunjak. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari antiklin dan sinklin menunjak. Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila

(22)

tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam Secara tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam Secara umum bentang

umum bentang alam yang alam yang dikontrol oldikontrol oleh struktur eh struktur patahan spatahan sulit untuk ulit untuk menentukan menentukan jenisjenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. resisitensi terhadap patahan, yaitu :beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit. resisitensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir Mempunyai sama. Adanya erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir Mempunyai sama. Adanya kenampakan dataran atau depresi yang sempit memanjang. Dijumpai sistem gawir yang lurus kenampakan dataran atau depresi yang sempit memanjang. Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang

(pola kontur yang panjang lurus dan panjang lurus dan rapat). Adanya batas yrapat). Adanya batas yang curam antara ang curam antara perbukitan /perbukitan / pegunungan dengan dataran yang

pegunungan dengan dataran yang rendah. Adanya kelurusan sungai rendah. Adanya kelurusan sungai melalui zona melalui zona patahan, danpatahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah

membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umumumum

BAB IV BAB IV

(23)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar

Tabel pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLETabel pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLE

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat ini merupakan salah satu unsur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas

Di Sulawesi Tengah misalnya merupakan salah satu daerah yang masih sering terjadi konflik, terdapat beberapa kabupaten di provinsi tersebut pernah berkonflik

Dengan cara ini di ketahui beberapa hal Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung

Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu

Sungai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan... Blok diagram di daerah

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu unit kerja di bawah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bertanggung jawab

Dengan cara ini di ketahui beberapa hal Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung

Salah satu dampak dari refocusing anggaran yang terjadi di wilayah pemerintahan provinsi Sulawesi Utara, pemerintah provinsi Sulawesi Utara tidak dapat melakukan konsultasi secara