• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran 1. Pengertian Kreativitas Guru dan Pembelajaran

Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam bakat, minat, jasmani, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani, dan sosialnya. Selain itu, setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar, untuk dapat berfikir kereatif dan produktif. (Ahmad Susanto, 2011 : 111) Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. (Trisno Yuwono, 2003 : 330)

Menurut Supriadi (dalam Yeni dan Euis, 2011 : 13) kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah ada.

Adapun proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagai mana yang dipaparkan oleh Parnes (dalam Yeni dan Euis, 2011 : 14)

a. Fluency (Kelancaran) yaitu kemampuan untuk mengungkapkan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah

b. Fleksibility (Keluwesan) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori yang biasa.

c. Originality (Keaslian) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa

(2)

d. Elaboration (keterperincian) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan

e. Sensitivity (Kepekaan) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Dari beberapa defenisi oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, baik berupa gagasan atau karya nyata dengan menggabung-gabungkan unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Hal baru disini adalah sesuatu yang belum diketahui olehnya, meskipun hal itu merupakan hal yang tidak asing lagi bagi orang lain, dan bukan hanya dari yang tidak menjadi ada, tetapi juga kombinasi baru dari sesuatu yang sudah ada.

Pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam beberapa istilah, yaitu :

1) Pribadi (person), yaitu kreativitas mengacu kepada kemampuan yang merupakan cirri/karakteristik dari orang-orang kreatif. Maksudnya, kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap, dan perilakunya;

2) Proses (process), yaitu kreativitas merupakan proses yang mencerminkan kelancaran dalam berfikir; 3) Pendorong (press), yaitu inisiatif seseorang yang

tercermin melalui kemampuannya untuk melepaskan diri dari urutan pikiran yang biasa;

4) Produk, (product), yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. (Susanto, 2011 : 112-113)

(3)

2. Ciri-ciri Guru yang Kreatif

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

Pada hakikatnya, mengajar jika dilakukan dengan baik telah dikatakan kreatif. Kunci keberhasilan pengembangan kreatif itu terletak pada mengajar dengan kreatif dan efisien dalam interaksi yang kondusif. Hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan keahlian dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai apa yang diharapkan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memiliki hasrat keingintahuan yang cukup besar. b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

c. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.

d. Mampu menyatakan pendapat secara sepontan dan tidak malu malu.

e. Menghargai rasa keindahan.

f. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat

mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

g. Mempunyai daya imaginasi yang kuat.

h. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain.

(4)

j. Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (Dirman dan Juarsih, 2014 : 8-9).

3. Peranan Guru dalam Mengembangkan Kreativitas

Selama di sekolah, guru mempunyai peran penting terhadap penyesuaian emosional dan sosial anak dan terhadap

perkembangan kepribadiannya. Sehubungan dengan

perkembangan intelektual, pada semua jenjang pendidikan guru merupakan kunci kegiatan belajar siswa yang berhasil guna (efektif), terutama pada tingkat sekolah dasar. Hal ini mudah dipahami karena di sekolah dasar umumnya seluruh pelajaran dipegang oleh guru kelas, kecuali mingkin untuk pelajaran seperti Agama, Olahraga, dan Kesenian yang menuntut keterampilan khusus dari guru.

Masalah khusus yang berhubungan dengan pengajaran anak berbakat pada dasarnya merupakan masalah bagaimana menghadapi perbedaan-perbedaan anak. Menurut barbed and Renzulli dikutip oleh Utami Munandar, ada beberapa peran guru dalam mengembangkan kreativitas anak. (Utami Munandar, 2004: 62-63) Diantaranya sebagai berikut :

a. Kreatif dan menyukai tantangan

guru harus bersifat kreatif, senang akan tantangan dan hal baru. Sehingga ia akan senantiasa mengembangkan, memperbaharui, dan memperkaya aktivitas belajarnya dari waktu ke waktu.

b. Menghargai karya anak

Menghargai anak sangatla prinsipel sifatnya. Tanpa sikap ini mustahil anak akan bersedia mengekspresikan dirinya secara bebas dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya.

(5)

c. Menerima anak apa adanya

Setiap anak unik dan khas, sebagai seorang guru dituntuk untuk memahami keunikan peserta didiknya. Penerimaan anak berkaitan dengan rasa aman pada anak.

d. Motivator

Seorang guru sebagai pendorong bagi peserta didik dan

seluruh komponen akademika untuk terus

mengembangkan diri dan memaksimalkan potensi kreatif yang mereka miliki

e. Ekspresif, penuh penghayatan, dan peka pada perasaan Kematangan emosional para pengembang kreativitas adala hal penting untuk dapat mengalami asil kreativitas anak.

f. Mencintai seni dan keindahan

Banyak hasil karya kreativitas berbentuk karya seni, oleh sebab itu gruru memiliki konsep-konsep dasar tentang estetika

g. Memiliki rasa cinta yang tulus terhadap anak

Kecintaan yang tulus terhadap anak akan memberikan kenyamanan secara psikologis bagi anak untuk dapat dengan tenang dan senang melakukan eksplorasi terhadap potensi dirinya.

h. Tertarik pada perkembangan anak

Guru hendaknya memahami akan aspek perkembangan anak, sehingga guru dapat mengembangkan kreativitas anak sesuai dengan perkembangan dan dapat menangani permasalahan yang muncul dalam pembelajaran.

(6)

Setelah guru mengetahui potensi anak, guru harus tahu akan tindakan selanjutnya untuk pengembangan potensi anak sehingga anak dapat berkembang dengan optimal. j. Hangat dan semangat

Kasih saying, sentuhan dan kehangatan dalam bersikap akan dapat menunjang terciptanya suatu psychological athmosphere yang baik bagi anak. Anak akan merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasa takut dan tegang untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya dengan potensial yang mereka miliki.

k. Dinamis dan konsisten

Sesuatu hal yang merupakan cirri dari kreativitas adalah menyukai perubahan dapat dilihat dari proses, person dan produknya. Sifat dinamis yang ditandai dengan adanya perubahan tersebut, tentu saja tanpa menghilangkan sikap konsisten yang harus dipegang ole individu agar dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Konsisten mengandung arti bahwa anak diarahkan untuk memiliki ketepatan dalam memutuskan mana potensi yang mereka miliki dan akan mereka kembangkan. Artinya, guru tidak memaksakan kemampuan anak untuk mengembangkan potensi yang mungkin sebenarnya tidak terlalumenonjol dalam diri anak.

l. Mau bermain dan berbagi

Pada hakikatnya bermain bagi anak adalah belajar dan bekerja, dan kreativitas lebih banyak berkaitan dengan bermain daripada bekerja. Dalam hal ini guru hendaknya terlibat aktif dalam bentuk permainan yang dirancang untuk mengembangkan kreativitas anak

(7)

m. Luwes, tanggap dan peduli

Sikap dan kepribadian yang menarik dari guru pengembangan kreativitas adalah luwes dan lincah dalam menghadapi segala macam kebutuhan, minat dan kemampuan anak. Guru hendaknya mengupayakan agar anak senang dalam melakukan kegiatan, merasa diterima, dipahami, dan diperlakukan dengan penuh perhatian sehingga anak merasa aman dan nyaman untuk mengembangkan kreativitasnya dengan optimal.

Keterpaduan antara kegiatan siswa dan kegiatan mengajar guru akan menimbulkan interaksi pembelajaran. Ke kreativitasan guru disini sangat berperan penting agar siswa mampu menggali kemampuan yang dimiliki nya.

4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Guru

Aktivitas dan kreatifitas yang dimiliki guru tidak saja bergantung pada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedaan mekantisme mental yang menjadi sarana untuk mengungkapkan sifat bawaan.

Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas guru dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal (meliputi kemampuan intelektuan yang memadai, motivasi dan komitmen untuk mencapai keunggulan, penguasaan terhadap bidang ilmu yang di tekuninya dan intuisi), ketiga aspek tersebut secara interaktif membentuk perilaku kreatif yang kemudian menghasilkan produk yang kreatif pula. Adapun faktor eksternal ( meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) yang secara simultan membentuk prestasi kreatif dibidang keilmuan Supriadi (dalam Mantik, 2011 : 41-42)

(8)

Sedangkan menurut Rusyandi (dalam Mantik, 2011 :42) Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas bagi guru adalah sebagai berikut :

a. Tersedianya waktu yang longgar, karna menjadi guru yang aktif dan kreatif memerlukan waktu yang banyak untuk mencari gagasan gagasan, ide, ataupun konsep konsep dan mencobanya dalam proses pembelajaran. b. Adanya dorongan, guru yang kreatif memiliki dorongan

tertentu, baik dorongan yang datang dalam dirinya, maupun dorongan yang datang dari orang lain.

c. Adanya sarana penunjang, guru yang kreatif akan lebih kratif jika di tunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai

d. Kesempatan memperoleh pengetahuan, aktifitas dan kreatifitas tidak muncul dengan sendirinya, tetapi didukung oleh pengetahuan yang dimiliki guru, karna semakin baik dasar pengetahuan guru, semakin tinggi pula kesempatan untuk menjadi kreatif.

B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah yang secara harfiah berarti „tengah‟, perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah ( لئ اس و ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. menurut Rossi dan Breidle (Dalam Sanjaya, 2010 :204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

(9)

Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (Dalam Arsyad, 2015 : 3) mengatakan bahwa media di pahami secara garis besar adalah Manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

Dari konsep diatas, perbedaan antara media dan media pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apapun itu asal berisi tentang pesan pesan pendidikan termasuk kemedia pendidikan atau media pembelajaran. Misalnya buku dapat dikatakan sebagai suatu media manakala ada pesan yang dapat disampaikan pada buku tersebut. Demikian juga dengan televisi atau radio, dapat dikatakan sebagai suatu media manakala berisi tentang program program pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi, 2013 : 8)

2. Jenis Jenis Media

Seperti yang telah kita ketahui bahwa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berjumlah sangat banyak. Oleh karna itu, media pembelajaran dapat di klasifikasikan berdasarkan macam dan jenisnya. Penggunaan media pembelajaran dalalm pembelajaran sangat bergantung pada ketersediaan media tersebut, serta tujuan yang ingin di capai.

Terdapat beberapa macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain dalam bentuk :

(10)

a) Gambar, misalnya gambar hutan, bagan, peta, lukisan, foto, diagram, grafik dan sebagainya.

b) Cetak, misalnya koran, majalah, buku, brosur dan sebagainya

c) Pendengaran, misalnya audio tape, radio dan sebagainya d) Proyeksi, misalnya OHP, Film, dan sebagainya

e) Audio Visual, .misalnya televisi, video dan sebagainya f) Model, misalnya miniatur, globe dan sebagainya (Sujana,

2012 : 91-92)

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran juga terdiri dari beberapa jenis. Menurut Rustaman (Dalam Sujana, 2012 :92) mengemukakan beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain :

a) Media asli hidup

Media asli hidup merupakan media yang berasal dari benda aslinya yang merupakan mahluk hidup. Beberapa contoh dari media asli hidup seperti aquarium beserta ikan dan tumbuhan hidup yang ada di dalamnya, kebun binatang beserta tumbuhan yang ada di dalamnya dan sebagainya.

b) Media asli mati

Media asli mati merupakan media dalam pembelajaran yang berasal dari benda mati tetapi asli (bukan tiruan). Contoh dari media asli mati adalah hewan yang sudah di awetkandaun atau bunga yang sudah di awetkan dan sebagainya.

c) Media asli benda mati

Media asli bendamati merupakan media dalam pembelajaran berupa benda mati, tetapi asli (bukan tiruan) contohnya adalah batuan, bahan tambang, kendaraan, perumahan dan sebagainya.

(11)

d) Media asli tiruan

Media asli tiruan ini sering juga disebut dengan Model, yaitu media pembelajaran yang dibuat manusia dengan meniru bentuk aslinya, contohnya adalah globe, miniatur dan sebagainya.

e) Media grafis

Media grafis merupakan media pembelajaran yang dibuat melalui didesain grafis . misalnya grafik, plakat, foto, lukisan dan sebagainya.

f) Media pendengaran (Audio)

Media audio merupakan media pe,belajaran yang hanya didasarkan pada pendengaran saja, misalnya radio, telepon.

g) Media pendengaran dan pengelihatan (Audio Visual) Media audio visual merupakan media pembelajaran yang didasarkan pada pendengaran dan pengelihatan, misalnya film.

h) Media proyeksi

Media proyeksi merupakan media dalam pembelajaran yang didasarkan pada hasil proyeksi misalnya, slide, transparansi dan sebagainya.

i) Media cetak

Media cetak merupakan media dalam pembelajaran yang diperoleh dari hasil cetakan , contohnya adalah buku, majalah, brosur dan sebagainya (Sujana, 2012 :92- 93) 3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pengajaran dalam proses belajar mengajar bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang guru, karena dalam pelaksanaan nya guru harus mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya : tujuan, materi, kemampuan guru, kematangan

(12)

siswa, kualitas tekniknya serta kemudahan memperolehnya. Sehingga dengan mempertimbangkan aspek tersebut, penggunaan media dalam proses belajar mengajar benar benar menjadi alat bantu bagi guru bukan malah menjadi penghambat.

Menurut sudjana rivai (dalam Pajriah, 2014 : 20-21) mengemukakan beberapa kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran

b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media, bahan pelajaran lebih mudah di pahami siswa.

c) Media yang digunakan mudah diproleh, murah, sedehana, dan praktis penggunaannya.

d) Keterampilan guru menggunakan media dalam proses pembelajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung.

f) Memilih media untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat di pahami siswa.

Kriteria pemilihan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilihan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah di rencanakan, materi yang akan diajarkan dan karakteristik siswa yang akan menggunakan media tersebut sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran berlangsung.

4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan. Media dapat menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi kongkret. Selain itu

(13)

media dapat memberikan pengalaman bagi siswa. Supriatna (dalam Pajriah, 2014 : 19-20) mengemukakan manfaat media pembelajaran, antara lain :

a) Dapat memperjelas penyajian suatu pesan, sehingga tidak terlalu bersifat verbalistis,

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, c) Menggunakan media pembelajaran secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa,

d) Sifat unik yang dimiliki siswa dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran.

Sedangkan meurut (Sadiman dkk, 2012 : Jakarta) secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut :

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, misalnya objek yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, gerak yang terlalu lambat atau cepat, kejadian atau peristiwa masa lalu bisa di tampilkan kembali, konsep yang terlalu luas.

c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik.

Jadi dari penjelasan manfaat media, dapat disimpulkan bahwa manfaat media untuk membantu dalam pelaksanaan yaitu untuk mengkongkretkan materi yang bersifat abstrak maupun memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

Sementara itu fungsi dari media pembelajaran menurut Levie dan Lents (dalam Sujana, 2012 : 97) antara lain :

a) Fungsi atensi

Siswa dalam suatu kelas berasal dari latar belakang social, ekonomi, pendidikan, serta lingkungan yang berbeda. Oleh karna itu banyak siswa yang merasa

(14)

kurang tertarik pada materi yang di berikan oleh guru, sehingga ia kurang memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru. Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan perhatian siswa akan semakin meningkat.

b) Fungsi afektif

Penggunaan lambang atau gambar visual dapat mempengaruhi emosi dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sehingga siswa akan menikmati kegiatan pembelajaran yang sedang terjadi.

c) Fungsi Kognitif

Media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media gambar tersebut.

d) Fungsi kompensatoris

Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi yang terdapat dalam teks serta mengingatnya kembali. Dengan katalain media pembelajaran dapat berfungsi untuk mengaomodasi siswa yang lemah dan lamban dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara herbal.

Menurut Kemp and Dayton (dalam Sanjaya, 2011 : 210) media memiliki kontribusi penting terhadap proses pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

(15)

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih pendek. e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimanapun di perlukan,

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif, artinya guru tidak menempatkan diri sebagai satu satunya sumber belajar.

C. Hasil Belajar

1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat bakat, penyesuaian sosial, macam macam keterampilan, cita cita, keinginan dan harapan.

Hal tersebut senada dengan pendapat Oemar (dalam Rusman, 2015: 67) yang menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan persepsi dan perilaku. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadi perubahan perilaku pada saat proses belajar hal itu bisa diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

(16)

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu (Rusman, 2015: 67).

Jadi dari argumen argumen diatas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dinilai secara kognitif saja, tapi juga dalam ranah afektif dan psikomotoriknya juga. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari perubahan peilaku dan pemahan siswa ketika telah mengikuti proses pembelajaran.

2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (dalam Rusnadi, 2015 : 67-68) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu :

a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak lelah dan cape, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.hal hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal in adalah siswa memiliki kondisi psikologis yang berbeda beda, tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

(17)

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.faktor lingkungan ini meliputi fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain sebagainya. Belajar ditengah hari yang memiliki ventilasi yang kurang tentunya akan berbeda suasana dengan yang belajar dipagi hari yang udaranya masih segar dan diruangan yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental

Faktor faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor faktor ini diharapkan sebagai fungsi sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di rencanakan. Faktor faktor instrumental ini berupa krikulum, sarana prasarana, guru dan lain sebagainya.

3 Indikator Hasil Belajar

Secara umum indikator hasil belajar digolongkan menjadi tiga yaitu :

a. Hasil belajar Kognitif

Yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pemahaman intelektual atau kemampuan berfikir siswa.

b. Hasil belajar Afektif

Yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan sikap dan nilai atau tingkah laku.

c. Hasil Belajar Psikomotorik

Yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan atau skill.

(18)

Benyamin S. Bloom menamakan hal tersebut dengan “The Taksonomi of Educational Objectives” atau taksonomi tujuan pendidikan Ali (dalam Mantik, 2011: 59)

4 Klasifikasi Hasil Belajar

Perumusan aspek aspek kemampuan yang menggambarkan out put peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat digolongkan menjadi tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi bloom. Menamakan klasifikasi itu dengan “ The taxonomy of education objective” menurut bloom (dalam Rusman, 2015 : 68-68) tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu :

a. Domain Kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan kecakapan intelektual berfikir;

b. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi segi emosional, yaitu perasaan dan nilai; c. Domain psikomotor; berkenaan dengan suatu

keterampilan keterampilan atau gerakan gerakan fisik. 5 Tipe Tipe Hasil Belajar

a. Pengetahuan (knowladge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi yaitu menerjemahkan, menjabarkan dan mengekstrapolasi.

c. Penerapan (aplication) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori teori dalam situasi baru dan konkret

(19)

d. Analisis (analysis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, tertentu kedalam unsur unsur komponen pembentukannya. Kemampuan analisis dikelompokan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis hubungan dan prinsip prinsip yang terorganisasi.

e. Sintesis (syntesis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan suatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh bisa berupa tulisan, rencana atau mekanisme.

f. Evaluasi (evaluation) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat menevaluasi suatu situasi, keadaan pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.

Tabel 2.1

Taksonomi Ranah Kognitif Anderson (dalam Rusman, 2015 : 70).

A Mengingat

Mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menempatkan, mengulangi, menemukan kembali dan sebagainya. B Memahami Menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, memaparkan dan sebagainya. C Menerapkan Melaksanakan, menjalankan, mneggunakan, melakukan,

menyelesaikan dan lain sebgainya.

D Menganalisis

Menguraikan, membandingkan, mengorganisasikan, menyusun ulang, menyamakan dan lain sebagainya.

E Mengevaluasi

Mengkritik, mempredidikan, menilai, menguji dan lain sebaganya.

F Berkreasi

Merancang, membangun, memproduksi, memperkuat, memperindah, merubah dan lain sebagainya.

Tipe hasil belajar lebih dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar

(20)

psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran disekolah.

D. Pembelajaran IPA

1 Pengertian IPA atau Sains

Dalam perspektif bidang kajian, IPA atau sains dapat di artikan sebagai berikut :

a. Sains merupakan sistematis, urutan dan terorganisir dengan karakter tertentu. Sistematika itu diperoleh berdasarkan temuan fenomena alam sehingga membentuk satu bangunan pengetahuan sains (body of knowladge) yang memiliki ciri khas. Ciri khas ipa adalah dapat diuji ulang oleh siapapun dan kapanpun. Misalnya fisika, biologi, kimia.

b. Sains secara umum mengacu kepada alam yang dapat diinterpretasikan dan diuji.

c. Sains merupakan serangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai untuk eksperimen dan observasi berikutnya (Wahidin, 2007 : 6-7).

2 Hakikat Pembelajaran IPA

Dari keterangan di ats menyatakan bahwa cakupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan, benda benda yang ada di permukaan bumi, di luar angkasa, baik yang dapat dinikmati oleh indra mata maupun yang tidak dapat diamati oleh indera mata.

Merujuk pada hakikat IPA, maka nilai nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut :

a. Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut langkah langkah metode ilmiah.

(21)

b. Keterampilan dan kecakapan dalam pengamatan, mempergunakan alat alat eksperimen untuk menyelesaikan masalah.

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memcahkan masalh baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan Laksmi (dalam Trianto, 2014 : 141-142).

Dari uraian tersebut maka hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan memberikan antar lain :

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2) Pengetahuan, yaitu tentang dasar dan prinsip dan konsep

fakta yang ada dialam, hubungan saling ketergantungan dan hubungan anatara sains dan teknologi.

3) Kemampuan dan keterampilan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah, dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain kritis, jujur, terbuka dan lain sebagainya.

5) Kebiasaan mengembangkan berfikir anlisis untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.

6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan, keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi Depdiknas (dalam Trianto, 2014 : 143) E. Konsep Pengembangan Kreativitas Guru dalam Penggunaan

Media Pembelajaran

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan yang diatur oleh guru, yang pada hakikatnya mempelajari lambang lambang verbal dan visual agar memperoleh makna

(22)

yang terkandung didalamnya. Pengajaran dikatakan efektif apabila penerima pesan (siswa) dapat memahami makna yang dipesankan guru sebagai lingkungan belajar Sudjana (dalam Mantik, 2011 :39)

Proses pe,belajaran sebenarnya bukan hanya menekankan adanya keaktifan dan kreatifitas para siswa, tetapi juga mengandung makna guru yang kreatif dan inovatif dalam penggunaan media pembelajaran. Kreativitas guru dalam menyajikan dan menggunakan media pembelajaran pun dapat mempengaruhi hasil belajar. Karna dengan kreativitas yang dimiliki guru dapat mengembangkan pola pembelajaran lebih baik dan diminati siswa. Media pembelajaran jika di gunakan secara optimal oleh guru khusus nya pada pelajaran IPA itu dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang mana dalam pemahaman materi yang bersifat konseptual dan abstrak, siswa dapat terbantu dengan adanya media pembelajaran dan lingkungan belajar yang mendukung.

F. Kerangka Pemikiran

Kreativitas guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan hasil belajar siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi dan kinerja yang bagus, akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi dan kinerja bagus dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dan motivasi dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru dan ketika siswa sudah merasa senang dengan pembelajarannya maka akan berdampak positif pada hasil belajarnya juga.

(23)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan ke dalam kerangka berfikir yang menunjukan dua variabel diatas yang terdiri dari variabel independen dan dependen (sugiono, 2010: 66) yaitu kreatifitas guru dalam penggunaan media sebagai variabel X dan hasil belajar sebagai variabel Y.

X = Kreatifitas guru dalam penggunaan media Y = Hasil belajar siswa

= Pengaruh

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karna jawaban sementara baru didasarkan pada teori yang relevan , belum didasarkan pada fakta fakta yang empiris yang di peroleh melalui penngumpulan data (sugiono, 2010: 66).

Hipotesis penelitian ini adalah :

Ha :Terdapat pengaruh kraeatifitas guru dalam penggunaan media terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Rawaurip.

Ho : Tidak :Terdapat pengaruh kraeatifitas guru dalam penggunaan

media terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPA kelasV di SDN 1 Rawaurip.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kondisi tersebut berdasarkan survei yang telah dilakukan, terdapat beberapa permasalahan yang berpotensi untuk dikembangkan, salah satunya terletak pada pendistribusian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan serologi sifilis dan HIV pada ABK dan TKBM Kantor

Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari kosakata terlebih dahulu

Mahasiswa mengajukan formulir pengajuan proposal dan dosen pembimbing tugas akhir ke program studi yang dilengkapi dengan proposal tugas akhir yang telah disetujui oleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum yang dilakukan oleh UPTD Pengelolaan Parkir Dinas

Pada konteks tindakan berdasarkan Hermeneutik Kritis Jurgen Habermas dalam buku The Theory of Communication Action, ada empat tindakan yang dibagi oleh Habermas

Sedangkan pada sampel laki-laki, ditemukan sebanyak 30% dari sample laki-laki tersebut mengalami kasus kardiovaskuler Dengan angka tersebut, dapat terlihat bahwa angka

dalam melakukan produksi, seorang petani yang rasional akan bersedia menambah input selama nilai tambah yang dihasilkan oleh tambahan input tersebut sama atau