ARTIKEL MAGANG KPENDIDIKAN I
PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh Ari Sutono B2C015004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Kinerja Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Ipa Sma N 15 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
Nama : Ari Sutono
NIM : B2C015004
Prodi : Pendidikan Kimia
Tanggal : 15 s.d 27 Agustus 2016
Menyetujui,
Pembimbing Mahasiswa
Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si. Ari Sutono
NIK. K. 1026. 246 NIM.B2C015004
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan artikel magang. Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan tidak lain bagi penulis sendiri.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam penyusunan artikel ini, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang
2. Dr. Eny Winaryati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Dra. Endang Wahyuni Maharani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang
4. Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Magang di SMA N 15 Semarang
5. Sholeh Amin , S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 15 Semarang 6. Dwi Anggraeni Ristanti, S.Pd selaku Guru Kimia sekaligus Guru Model
Magang
7. Bapak dan Ibu guru, serta staaf karyawan SMAN 15 Semarang 8. Teman-teman program Magang I SMAN 15 Semarang
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan artikel ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan artikel ini.
PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG TAHUN
AJARAN 2016/2017
Ari Sutono 1). Fitria Fatichatul Hidayah2). Dwi Anggraeni Ristanti3) Program Studi S1 Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Ala Universitas Muhammdiyah Semarang
Email: arisutono25@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) tingkat kinerja guru kimia kelas XI IPA SMA Negeri 15 Semarang; (2)tingkat motivasi belajar siswa; dan (3) pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Semarang. Populasi penelititian adalah kelas XI IPA1 dan XI IPA2. Sampel diambil menggunakan teknik observasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Data dianalisis menggunakan korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja guru kimia tergolong baik (70,85%), tingkat motivasi belajar siswa termasuk kategori tinggi (65%), dan sumbangan pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar termasuk positif dan signifikan (21,43 %).
Kata kunci: kinerja guru, motivasi belajar, kimia.
1. PENDAHULUAN
Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal (Utami, 2003:1). Guru sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor kunci
utama keberhasilan
pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas
proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik, dan dirasa bermanfaat.
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan
pelaksana terdepan
akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, dan pada akhirnya akan terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang tahun 2016/2017. Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1). Seberapa tinggi kinerja guru Kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang?
2). Seberapa tinggi motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 15 penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Tingkat kinerja guru kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang; (2) tingkat motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang; dan (3) Besarnya sumbangan kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang.
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat utama, yaitu: (1) Dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya; (2) Dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu guru dan sekolah. Guru bidang studi kimia khususnya dan guru-guru bidang studi lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran
serta dalam rangka
meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan dalam upaya
pembinaan dan
pengembangan guru secara efektif sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan.
Kinerja guru (teacher
performance) berkaitan
(Depdiknas, 2004:11). Esensi dari kinerja guru tidak lain merupakan kemampuan guru
dalam menunjukkan
kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Rumusan kompetensi
guru SMA yang
mempengaruhi kinerja guru dalam kelas adalah: (1)
mengenali karakteristik dan
kepribadian siswa; (2)
mengembangkan kurikulum
terbaru; (3) memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi; (4); memfasilitasi perlombaan, karya ilmiah atau eksperimen; (5) berkomunikasi secara efektif, dan santun; (6) menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi; (7) melakukan remidi hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; (8) memanfaatkan alam untuk kepentingan kualitas pembelajaran.
Dalam pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu. Harapan (expectation) seseorang terbentuk melalui belajar yang selalu
mengandung standar
keunggulan. Standar tersebut
mungkin berasal dari tuntutan orang lain atau lingkungan tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena itu, standar keunggulan merupakan kerangka acuan bagi individu yang bersangkutan pada saat ia belajar, menjalankan tugas,
memecahkan masalah
maupun mempelajari sesuatu. Adapun ciri-ciri motivasi belajar secara umum ada dua, yaitu: (1) merasa senang dengan metode mengajar guru; (2) merasa tertarik untuk belajar.
Kinerja guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan motivasi belajar siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya, kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan
mampu meningkatkan
senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti,
dan merasa mudah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa.
2. METODE PENELITIAN
Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sedangkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat mengungkap fakta.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang tahun 2016/2017. Pengambilan sampel diambil berdasarkan kelas yang diampuh seorang guru kimia sebanyak 70 siswa. Pengumpulan data
menggunakan metode
observasi dan angket. Angket
digunakan untuk
mengungkap data tentang kinerja guru dan motivasi belajar siswa. Angket yang
digunakan adalah model angket tertutup, artinya responden tinggal memilih alternatif yang telah disediakan.
Responden
pengumpulan data adalah siswa, baik untuk kinerja guru maupun motivasi belajar siswa. Penggunaan siswa sebagai responden untuk pengumpulan data kinerja guru didasarkan pada asumsi bahwa proses pembelajaran dianggap sebagai sebagai sebuah produk jasa pendidikan yang harus berorientasi pada kepuasan konsumen (customer
satisfaction). Konsumen
dalam jasa pendidikan salah satunya adalah siswa. Siswa dianggap sebagai pihak yang paling banyak mengetahui tentang kinerja guru dalam kelas.
Validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk (construct validity) atau ada juga yang menyebut dengan istilah logical validity. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis
faktor dengan cara
”r” antara skor butir dengan skor total dengan ketentuan, apabila nilai ”r”>6,25% berarti nomor butir tersebut dinyatakan signifikan (Fernandes,1984:28).
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dari 8 butir instrumen semuanya dinyatakan signifikan. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif dan tabulasi silang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diketahui bahwa tingkat kinerja guru Kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang dalam kategori baik (r = 2,83/4 x 100% = 70,85%). Tingkat motivasi belajar kimia siswa dalam kategori tinggi (r = 2,6/4 x 100% = 65%). Berdasarkan tabulasi silang (crosstabs), siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi sejumlah 15 siswa (15/70 x 100% = 21,43%) didukung guru yang mempunyai tingkat kinerja baik juga.
Perhitungan variabel kinerja guru dalam penelitian ini dibedakan menjadi delapan sub variabel, yaitu: 1). Perhitungan korelasi parsial antara tingkat guru mengenali karakteristik dan kepribadian siswa
dengan motivasi belajar diperoleh hasil r = 2,31/32 x 100% = 7,22% adalah signifikan.
2). Perhitungan korelasi
pengembangan kurikulum terbaru
dengan motivasi belajar diperoleh hasil r = 2,63/32 x 100% = 8,22% adalah signifikan.
3). Perhitungan korelasi parsial antara pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran dengan motivasi belajar
diperoleh hasil r = 3,11/32 x 100% = 9,72% adalah signifikan.
4). Perhitungan korelasi parsial antara pemfasilitasan lomba, karya
ilmiah atau eksperimen dengan
6). Perhitungan korelasi parsial antara menyelenggarakan ujian/ulangan
disertai evaluasi dengan motivasi
belajar diperoleh hasil r = 3,24/32 x 100% = 10,13% adalah signifikan. 7). Perhitungan korelasi parsial antara pelaksanaan remidi hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan
dengan motivasi belajar diperoleh hasil r = 2,87/32 x 100% = 8,97% adalah signifikan.
8). Perhitungan korelasi parsial antara pemanfaatan alam untuk kepentingan kualitas pembelajaran
dengan motivasi belajar diperoleh hasil r = 2,23/32 x 100% = 6,97% adalah signifikan.
Artinya berdasarkan perhitungan di atas, guru yang memiliki delapan kompetensi kinerja guru baik akan membuat pembelajaran lebih menarik sehingga
mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sebaliknya, guru yang minim kinerjanya sebagai guru, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi kurang menarik. Hal ini akan menurunkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kinerja guru Kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang adalah 70,85% (r = 2,83/4 x 100% = 70,85%) dalam kategori baik. Dari data deskriptif ini diperoleh gambaran bahwa kinerja seorang guru yang mengampuh kelas tersebut dalam kategori baik. Oleh
karena itu, perlu ada pengkajian terhadap sejumlah faktor yang
memungkinkan dapat
meningkatkan kinerja guru. Motivasi belajar kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang adalah 65% (r = 2,6/4 x 100% = 65%) dalam kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan motivasi belajar siswa masih perlu terus ditingkatkan.
Berdasarkan tabulasi silang (crosstabs), siswa yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi
pada sejumlah 15
orang(15/70 x 100% = 21,43%) didukung guru yang mempunyai kinerja yang baik juga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa.
Berdasarkan
perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam kelas berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang. Besarnya sumbangan variabel kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 21,43%. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan kinerja guru dalam kelas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dapat diterima.
Berdasarkan data observasi yang diperoleh, guru kimia sudah melakukan kinerja yang baik untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Rumusan kompetensi
guru SMA yang
mempengaruhi kinerja guru dalam kelas adalah: (1) mengenali karakteristik dan kepribadian siswa; (2) mengembangkan kurikulum terbaru; (3) memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi; (4);
memfasilitasi perlombaan,
karya ilmiah atau evaluasi untuk perbaikan; (8) memanfaatkan alam untuk kepentingan kualitas pembelajaran. Berdasarkan observasi, sangatlah penting guru kimia mengelola pembelajaran, karena di tangan merekalah murid atau peserta didik mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, sebagai bekal kehidupannya pada masa yang akan datang.
Dalam melakukan
pembelajaran, sebaiknya hubungan guru dengan murid dapat berjalan dengan baik serta menggunakan beberapa metode/stretegi pembelajaran yang efektif. Kinerja guru yang diamati sudah baik, karena pengelolaan yang dilakukan guru meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut guru kimia kelas XI IPA SMA N 15 Semarang, seorang guru harus belajar mengenali penguasaan karakteristik peserta didik dan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, hasilnya menunjukkan bahwa guru telah memahami dan
menguasai delapan
kompetensi seperti yang telah disebutkan di atas dengan baik.
Dari data yang dihasilkan mengenai motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA N 15 Semarang,
siswa-siswa merasa
termotivasi dalam
meningkatkan pembelajaran mereka di dalam kelas.
Faktor yang paling
mempengaruhi adalah faktor sarana prasarana dan kehadiran siswa di kelas. Hal ini berkaitan dengan kinerja guru dalam menunjang pembelajaran siswa. Sarana prasaran yang menunjang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Penjelasan dengan benda-benda akan meningkatkan daya serap siswa dalam pembelaran. Misalnya dalam melakukan praktikum, jika hanya melalui teori saja siswa akan merasa bosan karena mereka tidak memahami apa yang mereka akan lakukan. Selanjutnya mengenai kehadiran siswa berkaitan dengan kinerja guru. Siswa akan sangat rajin masuk kedalam kelas jika pelajaran yang disampaikan. Jika siswa memahami dan mengerti pelajaran di dalam kelas, mereka akan sangat termotivasi dalam belajar sehingga nilai yang akan mereka dapat juga maksimal.
4. KESIMPULAN
adalah: (1) mengenali karakteristik dan kepribadian
siswa; (2) mengembangkan
kurikulum terbaru; (3)
memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi; (4);
memfasilitasi perlombaan, karya ilmiah atau eksperimen; (5)
berkomunikasi secara efektif,
dan santun; (6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi; (7) melakukan remidi hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; (8) memanfaatkan alam untuk kepentingan kualitas pembelajaran.
5. SARAN
Berdasarkan
simpulan di atas, da- lam upaya meningkatkan kinerja
guru, perlu
ditumbuhkembangkan
semangat guru untuk menambah pengetahuan tentang kinerja guru yang sesuai kompetensi, baik melalui studi lanjut maupun mengikuti perkembangan
iptek melalui sumber-sumber belajar yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen Dikti, Bagian Proyek P2TK.
Fernandes, H.J.X.1984. Testing and Measurement. Jakarta: National Education Planning, Evaluation and Curricuoum Development.
Utami, Neni. 2003. Kualitas dan Profesionalisme Guru. dari
http://www.pikiran.rakyat.co