PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
Defriana Ekawaty
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak email: defrianaekawatypgsd12@gmail.com
Abstract
The influence of the application of the model of learning picture and picture on the skills of writing narrative essay of fourth grade students of elementary school of North 27 Pontianak. This study aims to determine the influence of narrative writing skills by using the picture and picture model of fourth grade students of elementary school of North 27 Pontianak The method used in this research is experimental method. Form of experimental research used is quasi exsperimental design with type One Group Pretest-Posttest. Population in this research is all of fourth grader of North 27 elementary school of North Pontianak 27 people Based on the analysis of data obtained from the pre-test obtained an average value of 49.5. While the average value of post-test result is 65,13. From result of t-test analysis obtained t count equal to 8,314 and t table = 2,479. This means 8.314> 1.706, then t arithmetic> t table, it can be said Ho rejected and Ha accepted. So it is concluded that there is influence of the use of model Picture and Picture to Writing Skill Writer Narasi Student Class IV State Elementary School 27 Pontianak Utara.
Keywords:
Influence, picture and picture model, writing skill, narrative essay
Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara, serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan di tingkat selanjutnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah diatur dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, maka perlu dilakukan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Salah satu pembelajaran di sekolah dasar adalah bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa Indonesia mengembangkan empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008 :1) empat aspek
keterampilan berbahasa adalah (1)
keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca dan (4) keterampilan menulis. Dimana keempat aspek
tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Proses pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah dasar pada umumnya
berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata, sehingga keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis kurang dapat perhatian, ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk karya sastra. Salah satu keterampilan menulis yang di ajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah materi mengarang. Dalam hal ini guru harus terampil dan kreatif dalam mengajarkan tentang mengarang kepada siswa,
terutama kaidah-kaidah dalam penulisan
karangan eksposisi, karangan argumentasi, dan karangan persuasi.
Kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan narasi adalah dengan menggunakan suatu model pembelajaran picture and picture yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar
lebih kreatif dalam mengembangkan
keterampilan menulis karangan narasi sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan wawancara langsung dengan wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara, diperoleh informasi bahwa masih banyak hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) khususnya pada pembelajaran menulis yaitu menulis karangan. Untuk nilai rata-rata kelas dari hasil belajar siswa pada observasi yaitu 58,10. Siswa yang telah mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) berjumlah 12 orang atau sekitar 40 % dengan nilai KKM di Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara yaitu 65,00.
Kesulitan yang dihadapi siswa ketika dalam menulis karangan antara lain: (1) Siswa kurang mampu memilih kata-kata yang baku dalam menuangkan buah pikirannya; (2) Kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya kurang berkesinambungan dan paragraf yang satu dengan yang lainnya kurang begitu dapat dipahami; (3) Isi kalimat yang relatif tidak menggambarkan topik; (4) Masih adanya kata-kata yang diulang.
Adapun penyebabnya adalah kurangnya
media yang digunakan guru saat
mengajar,masih adanya siswa yang bermain saat guru menjelaskan dan siswa yang sibuk sendiri di tempat duduknya sehingga kurang memperhatikan guru saat mengajar. Selain itu rata-rata mayoritas siswa di kelas IV adalah masyarakat Tionghua, kurangnya mereka untuk memahami bahasa Indonesia yang baik yang menjadi kendala saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan fakta di atas maka diperlukan suatu pembelajaran yang lebih bervariasi
terutama dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan
materi yang akan di bahas dengan model atau pendekatan pembelajaran yang tepat dan menarik agar pembelajaran tidak bersifat konvensional. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru khususnya dalam menulis sebuah karangan, sehingga pelajaran lebih menyenangkan untuk siswa dan juga standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Suatu pembelajaran yang baik adalah apabila melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran, untuk itu sudah
selayaknya orientasi proses pembelajaran
diubah, peran guru yang selama ini
mendominasi kegiatan pembelajaran
hendaknya dikurangi dan memberi peluang yang lebih besar siswa didik untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, untuk itu diperlukan model pembelajaran yang inovatif yang diterapkan di kelas IV yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran picture and
picture. Menurut Suprijono (dalam Miftahul
Huda 2015 : 236) Picture and Picture
merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Dengan menggunakan media
gambar, maka akan lebih membantu
mengembangkan ide, bakat dan kreativitas siswa dalam memahami pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan, dan siswa menjadi tidak cepat jenuh dalam belajar karena pembelajaran tidak hanya dengan penjelasan saja namun menggunakan gambar yang lebih menarik.
Berdasarkan uraian yang telah di
sampaikan yang menyatakan bahwa harapan tidak sesuai kenyataan, maka penulis tertarik
untuk meneliti secara langsung untuk
mendapatkan informasi serta hasil tentang
“Pengaruh penerapan model pembelajaran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh
penerapan model pembelajaran picture and
picture terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara?.
Adapun sub-sub dari masalah umum tersebut adalah sebagai berikut: (1) Berapa nilai rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran picture and picture di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara?; (2) Berapa nilai rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara setelah
menggunakan model pembelajaran picture and
picture? ; (3) Apakah terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran picture and
picture terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara?.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah
“Untuk mengetahui pengaruh keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan
model pembelajaran picture and picture siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak
Utara”. Berdasarkan sub-sub masalah di atas, maka tujuan penelitian secara khusus yaitu: (1) Untuk mendeskripsikan data hasil keterampilan
menulis karangan narasi sebelum
menggunakan model picture and picture di
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara; (2) Untuk mendeskripsikan data hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak
Utara setelah menggunakan model
pembelajaran picture and picture; (3) Untuk
mendeskripsikan pengaruh penerapan model picture and picture terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara?.
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan yang menjadi standar pencapaian mata pelajaran bahasa Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran di sekolah dasar memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) Memahami bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial; (4)
Memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Model pembelajaran picture and picture
merupakan model dengan menggunakan media
gambar. Menurut Wahyudi Siswanto
(2016:11), Model picture and picture adalah
suatu model belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Sedangkan menurut
Titi Sunenti (2013) menyatakan bahwa “Model
picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dalam operasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu dengan yang lainnya atau bisa jadi di urutkan secara logis.
Adapun langkah-langkah penerapan
model picture and picture menurut Miftahul
Huda (2015 : 236) sebagai berikut: (1)
Penyampaian kompetensi,menyampaian
kompetensi dasar mata pelajaran yang
bersangkutan dan menyampaian indikator-indikator ketercapaian kompetensi tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapainya; (2) Penyajian materi, pada tahap ini guru telah menyampaikan materi yang akan di pelajari; (3) Penyajian gambar, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan; (4) Pemasangan gambar, guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang gambar-gambar secara
kompetensi, berdasarkan komentar atau penjelasan atas urutan gambar-gambar, guru bisa mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; (7) Penutup, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan.
Menulis merupakan satu diantara
keterampilan berbahasa. Menurut Subana dan Sunarti (2011 : 235) Untuk mengetahui keterampilan menulis peserta didik, cara yang paling langsung adalah menyuruh peserta didik untuk menulis karangan.
Menurut Suparno dan Mohamad Yunus
(2008: 1.11), Karangan narasi adalah
serangkaian ragam wacana yang menceritakan
atau menyajikan proses kejadian suatu
peristiwa. Menurut Kosasih (2002 : 33)
mengungkapkan bahwa Karangan narasi
adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar
seolah-seolah mengalami kejadian yang
diceritakannya itu. Menurut Suparno dan Muhammad Yunus (2008: 3.37) dalam memperbaiki suatu karangan ada empat aspek yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Aspek isi karangan harus padu dan sistematis dalam
mengungkapkan gagasan-gagasan sesuai
kerangka karangan dan sesuai dengan judul karangan; (2) Aspek penggunaan bahasa dalam karangan harus benar, mulai dari pilihan kata atau diksi yang tepat sehingga struktur kalimat
dan struktur paragrafnya; (3) Aspek
penggunaan ejaan dan tanda baca harus sesuai yang diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan; (4) Aspek teknis misalnya menyangkut penggunaan kertas dan teknik penomoran. Dalam penelitian ini dilakukan penilaian
dengan aspek-aspek penilaian karangan
sebagai berikut: (1) Kesesuaian judul dengan isi karangan; (2) Isi karangan; (3) Penggunaan ejaan dan tanda baca; (4) Pilihan kata (diksi); dan (5) Organisasi isi.
Menurut Umri Nur’aini (2008 : 93),
langkah-langkah menulis karangan adalah sebagai berikut: (1) Menentukan tema; (2) Menentukan judul; (3) Membuat kerangka karangan; (4) Menyusun atau mengembangkan kerangka karangan. Langkah-langkah dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan
model picture and picture adalah sebagai berikut: (1) Menentukan tema karangan; (2) Menemukan judul karangan narasi sesuai dengan gambar; (3) Membuat kerangka
karangan berdasarkan gambar; (4)
Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan narasi yang utuh; (5) Karangan narasi berdasarkan gambar.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi (2012 : 88) mengatakan bahwa Metode eksperimen adalah prosedur penelitian
yang dilakukan untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Sedangkan menurut Wiersma (dalam Emzir, 2008 : 63), Penelitian eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi
oleh peneliti”. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan ada tidaknya pengaruh
penggunaan model pembelajaran Picture and
Picture terhadap kemampuan menulis karangan narasi peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara.
Bentuk penelitian yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental
Design. Menurut Sugiyono (2014:109)
Pre-Experimental Design belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Yang digunakan dalam penelitian ini
adalah One-Group Pretest-Posttest Design.
One-Group Pretest-Posttest Design ini menggunakan satu kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Selain itu design ini terdapat pre-test sebelum diberi
perlakukan dan post-test setelah diberi
perlakukan. Sehingga hasil perlakukan dapat
diketahui lebih akurat. Penelitian ini
menggunakan satu kelas sebagai kelas
eksperimen yaitu siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 27 Pontianak Utara.
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak Utara, Sekolah Dasar Negeri 05 Pontianak Utara dan Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Utara yang berjumlah 81. Dengan rincian siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 16 Pontianak Utara berjumlah 27, siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 05 Pontianak Utara berjumlah 28 dan siswa Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Utara berjumlah 26. Suharsimi Arikunto (2006:131) menyatakan
bahwa, ”Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 27 orang, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan kegiatan yang di lakukan sesuai dengan prosedur yang telah direncakana oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Observasi ke sekolah mitra penelitian Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara; (2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (1) Menentukan jadwal penelitian yang di sesuaikan dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tempat penelitian; (2) Memberikan pre-test (tes awal); (3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas IV dengan menerapkan
model picture and picture; (4) Memberikan
soal post-test (tes akhir).
Tahap Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: (1) Memberi skor pada
hasil pre-test dan post-test; (2) Menghitung
rata-rata hasil belajar siswa, standar deviasi (SD), uji normalitas data, uji hipotesis (uji-t),
dan menghitung effect size; (3) Membuat
kesimpulan hasil penelitian dan menyusun laporan penelitian.
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik komunikasi langsung, teknik obeservasi langsung, dan teknik pengukuran sebagai teknik pengumpul data.
Hadari Nawawi (2012:101) menyatakan
“Teknik Pengukuran adalah cara
mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu
pula sebagai satuan ukur yang relevan”.
Pengukuran yang dilakukan menggunakan soal pre-test dan post-test sesuai dengan materi yang diajarkan.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai tes. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:193), Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk tes tertulis, yaitu soal berbentuk essay. Tes ini diberikan sebelum
maupun sesudah menerapkan model picture
and picture pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 203), Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Agar instrumen penelitian dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang
obyektif dan mampu menguji hipotesa
penelitian, maka diperlukan analisis terhadap
alat pengumpul data yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Validitas
Untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh hasil belajar siswa sebelum
menerapkan model picture and picture dan
setelah menerapkan model picture and picture
di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara, maka perlu dilakukan pengolahan data
hasil pre-test dan post-test. Pengolahan data
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa
sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)
menggunakan model picture and picture, maka
digunakan rumus rata-rata hitung sebagai berikut:
∑ ƒi Xi
x =
∑ ƒi ... (1)
Menghitung Standar Deviasi (SD) hasil
pre-test dan post-test.
S = √∑ 𝑓𝑖 (𝑋i−𝑋)2
(𝑛−1) ... (2)
Menghitung nilai Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
𝑥2 = ∑(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖 ... (3)
Menguji normalitas data, jika 𝑥2hitung < 𝑥2tabel
maka data berdistribusi normal, jika 𝑥2hitung >
𝑥2tabel maka data tidak berdistribusi normal.
Karena data berdistribusi normal, maka akan di lanjutkan dengan perhitungan Uji t. Mencari
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dengan rumus sebagai berikut:
tn = 𝑀𝑑
√∑ 𝑑2− (∑d)𝑁2 𝑁 ( 𝑁−1 )
... (4)
Untuk mencari Md, maka dapat
menggunakan rumus :
∑ d Md =
N ... (5)
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 27 orang dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Dari sampel tersebut maka
didapat data berupa hasil pre-test dan post-test
siswa yang meliputi: (1) Nilai hasil pre-test
siswa sebelum diajar dengan model
pembelajaran picture and picture; (2) Nilai
hasil post-test siswa setelah diajar dengan
model pembelajaran picture and picture.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil pengolahan data Pre-test dan Post-test siswa
Kelas IV
pre-test post-test
Nilai terendah 25,00 40,00
Nilai tertinggi 80,00 85,00
rata-rata (X ) 49,5 65,13
Standar Deviasi ( SD ) 12,4 12,9
Uji Normalitas ( X2 ) 3,073 5,054
Uji T ( t ) 8,314
Pembahasan Penelitian
Data hasil belajar siswa dalam membuat
karangan narasi sebelum dan setelah
menerapkan model pembelajaran picture and
picture di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara dapat dilihat pada tabel 2, hasil rata–rata skor pre-test dan post-test siswa berikut ini:
Tabel 2. Hasil Pre-test dan Post-test Kelas IV
No. Interval
Kelas Fi xi fi . xi
Interval
Kelas fi (xi) fi . xi
1. 25-34 2 29,5 59 40-47 3 43,5 130,5
2. 35-44 8 39,5 316 48-55 4 51,5 206
3. 45-54 10 49,5 495 56-63 4 59,5 238
4. 55-64 3 59,5 178,5 64-71 8 67,5 540
5. 65-74 3 69,5 208,5 72-79 3 75,5 226,5
6. 75-84 1 79,5 79,5 80-87 5 83,5 417,5
Jumlah 27 1336,5 Jumlah 27 1758,5
Rata – Rata 49,5 Rata – Rata 65,13
Standar Deviasi 12,4 Standar Deviasi 12,9
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa Skor
rata-rata nilai pre-test siswa adalah 49,5
dengan skor terendah siswa adalah 25 dan skor tertinggi 80, sedangkan skor rata-rata nilai post-test siswa adalah 65,13 dengan skor terendah siswa adalah 40 dan skor tertinggi 85. Hal ini berarti nilai rata-rata post-test siswa lebih tinggi dari pada nilai rata-rata pre-test
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara.
Nilai standar deviasi pre-test siswa adalah
12,4 sedangkan nilai standar deviasi post-test
siswa adalah 12,9 sehingga diketahui bahwa
nilai standar deviasi pre-test lebih besar
daripada nilai post-test siswa. Hal ini berarti
pre test post test 0
10 20 30 40 50 60 70
Menulis Karangan Narasi
49.5 65.13
pre test post test
dibandingkan dengan skor nilai pre-test siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi, maka
data hasil rata-rata dan standar deviasi pre-test
siswa dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametris, yang mana data setiap
variabel yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal, sedangkan untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah
diberikan perlakuan pada pembelajaran
menulis karangan narasi, maka data hasil
rata-rata dan standar deviasi post-test siswa dapat
dianalisis dengan menggunakan statistik
parametris, yang mana data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas skor
pre-test siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27
Pontianak Utara sebelum menggunakan model
pembelajaran picture and picture diperoleh
x2
hitung sebesar 3,074, sedangkan uji normalitas
skor post-test kelas IV setelah menggunakan
model pembelajaran picture and picture (lihat
di lampiran C-10 dihalaman 98) diperoleh x2
hitung sebesar 5,054 dengan x2tabel(α = 5% dan
dk = banyaknya kelas – 3 = 6 – 3 = 3) sebesar
7,815. Karena x2
hitung (skor pre-test dan
post-test) < x2
tabel, berarti signifikansi dan dapat
disimpulkan bahwa data pre-test dan post-test
siswa kelas IV sekolah dasar negeri 27 Pontianak Utara berdistribusi normal.
Dari perhitungan uji-t diperoleh thitung
sebesar 8,314. harga thitung selanjutnya
dibandingkan dengan ttabel dengan df = N – 1 =
27 - 1= 26 dan taraf signifikan (α) = 0,05
diperoleh harga ttabel = 1,706 (dengan uji satu
pihak dan interpolasi). Ternyata thitung˃ ttabel
atau 8,314 ˃ 1,706 berarti signifikan, dengan
demikian maka Ha diterima. Dapat dijelaskan
bahwa terdapat perbedaan hasil pret-test siswa
sebelum diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran picture
and picture dengan hasil post-test siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran picture and picture di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara.
Perbedaan hasil pre-test dan post-test siswa
menulis karangan narasi digambarkan dalam bentuk grafik 1 sebagai berikut:
Grafik 1: Hasil Pre-test dan Post-test siswa dalam menulis karangan Narasi
Berdasarkan grafik 1, terlihat adanya
peningkatan hasil pre-test dan post-test siswa
dalam keterampilan menulis karangan narasi.
Pada hasil pre-test diketahui skor rata–rata
siswa dalam menulis karangan narasi adalah
49,5 Sedangkan pada hasil post-test diketahui
skor rata–rata siswa dalam menulis karangan
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara dan sesuai dengan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil menulis karangan narasi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara, maka dapat diambil simpulan rata-rata skor hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara pada pembelajaran bahasa
Indonesia sebelum menggunakan model
pembelajaran picture and picture adalah
sebesar 49,5 dengan standar deviasi sebesar 12,4. Rata-rata skor hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 27 Pontianak Utara pada pembelajaran bahasa Indonesia setelah menggunakan model
pembelajaran picture and picture adalah
sebesar 65,13 dengan standar deviasi sebesar 12,9. Dari hasil keterampilan menulis karangan
narasi siswa (pre-test dan post-test), terdapat
perbedaan skor rata-rata pre-test dan post-test
siswa sebesar 15,63 dan berdasarkan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan t-tes diperoleh thitung sebesar 8,314 dan ttabel (α = 5% dan dk =
27) sebesar 1,706 ini berarti t hitung > t table (
8,314 > 1,706 ) maka Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa sebelum menggunakan model pembelajaran picture and picture dan setelah menggunakan
model pembelajaran picture and picture.
Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan aspek pribadi siswa yaitu tahap perkembangan siswa dan tingkat kemampuan siswa sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik; (2) Kepada guru kelas khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia,dapat direncanakan secara matang dan sesuai dengan indikator-indikator yang
ingin ditingkatkan, sehingga dalam
pelaksanaan model pembelajaran ini menjadi terarah dan memiliki tujuan yang tepat, serta
dalam penguasaan kelas, penguasaan materi
dan penguasaan waktu akan maksimal
sehingga hasil keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi akan baik; dan (3)
Penerapan model pembelajaran picture and
picture dalam menulis karangan narasi disarankan untuk memilih gambar yang menarik dan sesuai dengan perkembangan siswa sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.
DAFTAR RUJUKAN
Emzir. (2008). Metodelogi Penelitian
Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hadari Nawawi. (2015). Metode Penelitian
Bidang Sosial.Yoyakarta :Gajah Mada University Press.
Henry Guntur Tarigan. (2008). Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Kosasih. E. (2002). Cermat Berbahasa
Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Miftahul Huda. (2015). Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nana Sudjana. (2016).Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subana dan Sunarti. (2011). Strategi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia Bandung: Pustaka Setia.
Suparno dan Muhammad Yunus. (2008) .Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. (2010). Statiska Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Titi Sunenti. (2013) Model Pembelajaran
Picture and Picture. (online) http: // titi sunenti.Blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-picture-and picture html di
akses 12 februari 2014.
Wahyudi Siswanto dan Dewi Ariani. (2016).
Model Pembelajaran Menulis Cerita.