• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kembangkan SDM, Timor Leste Bakal Kirim SDM untuk Belajar di UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kembangkan SDM, Timor Leste Bakal Kirim SDM untuk Belajar di UNAIR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kembangkan SDM, Timor Leste

Bakal Kirim SDM untuk Belajar

di UNAIR

UNAIR NEWS – Kementerian Kesehatan Pemerintah Timor Leste melakukan penjajakan kerjasama dengan Universitas Airlangga dalam hal pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan. Pengembangan SDM tersebut nantinya diwujudkan dengan mengirim SDM untuk belajar di UNAIR. Penjajakan kerjasama berlangsung Rabu (28/12), di Ruang Sidang B, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR.

Pada pertemuan kali ini, UNAIR menggandeng perwakilan dari fakultas yang dibutuhkan terkait dengan kebutuhan kerjasama. Keterlibatan fakultas yang dimaksud yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Direktur Nasional Administrasi dan SDM Kemenkes Timor Leste Maximiano Neno mengatakan, ada lima prioritas bidang yang mereka butuhkan terkait dengan pengembangan SDM di sana (Timor

Leste, -red). Kelima bidang pendidikan tersebut yakni

spesialis penyakit dalam, anak, bedah umum, anestesi, dan kebidanan dan kandungan.

Maximiano melanjutkan, Pemerintah Timor Leste saat ini membutuhkan tenaga kesehatan subspesialis. Mengingat, tenaga kesehatan subspesialis di sana belum mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

“Sampai saat ini terus terang, kita belum memiliki dokter sub spesialis yang bisa memenuhi kebutuhan di sana. Maka itu kami ingin memberikan pendidikan untuk para dokter, untuk mendidik dokter-dokter spesialis di sana untuk dididik menjadi dokter sub spesialis,” ujarnya.

(2)

Direktur yang pernah menempuh pendidikan di FKM UNAIR itu berharap, paling tidak awal tahun 2017 ada tindak lanjut yang positif terkait kerjasama ini. Namun begitu, ia belum bisa memastikan jumlah SDM yang akan dikirim untuk belajar di UNAIR. “Ini masih dalam tahap diskusi, belum bisa dipastikan berapa yang akan dikirim,” ujarnya.

Sementara itu, ditemui di ruang kerjanya, Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra., M.Si. mengatakan, penerimaan mahasiswa asing tersebut akan mengikuti sistem seleksi yang diselenggarakan di UNAIR.

“Semua mengikuti sistem penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan di UNAIR. Ini ada pembicaraan khusus karena menyangkut bidang kesehatan, bidang yang berhubungan langsung dengan manusia, sehingga tidak bisa toleransi terkait seleksi. Tidak bisa kemudian lebih dilonggarkan,” ujar Nyoman.

Pendaftaran mahasiswa asing yang ada di UNAIR yakni melalui jalur mandiri khusus mahasiswa asing. Nyoman juga mengatakan, sejauh ini tidak ada kuota khusus yang diberikan UNAIR terkait jumlah mahasiswa asing. Rencananya pada tahun 2017 mendatang, pendaftaran jalur mandiri untuk mahasiswa asing akan dilakukan secara online.

Sebelumnya, pemerintah Timor Leste telah rutin mengirimkan putra putri terbaik mereka untuk menempuh pendidikan di UNAIR. Pemerintah Timor Leste telah memulai mengirim putra putri terbaik untuk belajar di UNAIR sejak 2002 silam. Sejak tahun 2014 hingga saat ini, tercatat, ada 16 mahasiswa asing asal Timor Leste yang berkuliah di UNAIR. Mereka diterima di UNAIR baik yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Timor Leste maupun beasiswa yang diberikan oleh Dikti seperti Kemitraan Negara Berkembang (KNB). (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Nuri Hermawan

(3)

Menjadi Duta Airlangga di

Mancanegara

UNAIR NEWS –Belajar di negeri orang memang menjadi pengalaman yang berharga. Namun dibutuhkan persiapan yang matang bagi tiap pelajar yang akan mengikuti study abroad dan program pendek di luar negeri. Tak terkecuali dengan mahasiswa UNAIR, bagi mereka yang akan mengikuti program perkuliahan di luar negeri akan dipersiapkan untuk menjadi UNAIR SATRIA (UNAIR Student Ambassador for International Program).

Hingga saat ini, tercatat kurang lebih 148 mahasiswa akan mengikuti program kegiatan internasional. Seluruh mahasiswa tersebut akan mendapatkan pembekalan menjadi UNAIR SATRIA. Kali ini, Selasa (27/12), kurang lebih 15 mahasiswa mengikuti pembekalan UNAIR SATRIA, di Ruang Sidang B Kantor Manajemen Kampus C UNAIR. 15 mahasiswa tersebut mengikuti program internasional ke berbagai negara, mulai dari Ceko, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, hingga Amerika.

Melalui UNAIR SATRIA, mahasiswa UNAIR yang mengikuti kegiatan internasional, utamanya study abroad dan program pendek di luar negeri akan lebih siap dan dapat menjadi ‘ambassador’ dari UNAIR selama program berjalan.

“Ini (UNAIR SATRIA, red) merupakan program UNAIR, untuk pendampingan mahasiswa ke luar negeri. Program ini melalui IOP (Internasional of Partnership, red), karena kita yang punya

channel kepada para partner kita yang menawarkan program study exchange,” jelas Administrator Outbond Mobility IOP Astria

Okta Herdiani.

Dalam pembekalan tersebut, Astria memberikan pendampingan terkait persiapan mahasiswa yang akan berangkat ke luar

(4)

negeri. Ia juga menunjukkan berbagai kendala yang akan dihadapi, dari pengalaman para mahasiswa yang sudah pernah

study exchange sebelumnya.

“Yang paling essensial itu isu kesehatan. Di Indonesia kesehatannya normal, namun sampai sana ternyata ada masalah.

Kan suasananya juga berbeda dari negara kita,” jelasnya.

Selain isu kesehatan, Astria mengungkapkan bahwa mahasiswa

study abroad juga sering kesulitan dengan akademiknya.

“Seperti dulu itu ada mahasiswa studi di Korea yang kelasnya bentrok. Dia mau ikut kelas A, tapi sama dosennya kelas B gak bisa dilobi, mungkin terkendala komunikasi. Jadi kita bantu mereka dengan cara menghubungi unit mereka, sampai mahasiswa ini bisa mengikuti mata kuliah yang diminati,” ceritanya.

“Selain itu, juga ada masalah studi, karena tiap universitas punya sistemnya masing-masing. Ada mahasiswa yang study

exchange ke Jepang dan mengambil 20 sks, ternyata itu tugasnya

sudah banyak sekali, jadi dia susah kalau mau ikut UKM-nya di sana. Kalau di Indonesia biasanya mampu mengambil 24 sks, tapi di sana beda,” imbuhnya.

Pembekalan dilakukan tidak hanya sebelum keberangkatan saja, namun juga pendampingan ketika program berlangsung hingga sepulang dari luar negeri. “Setelah pulang, kita nanti minta testimoni mereka, itu kita posting di media sosial atau buat mahasiswa yang mengikuti program exchange ke depannya. Jadi kita mendampingi baik pre, during maupun after studinya,” pungkas Astria.(*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

(5)

UNAIR Siapkan Prodi Menuju

Akreditasi Internasional

UNAIR NEWS – Selain di tingkat regional (AUN-QA), UNAIR memiliki rencana untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan lembaga akreditasi internasional. Bila penilaian oleh para asesor AUN-QA bisa menjangkau seluruh prodi, maka akreditasi di tingkat internasional dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki ruang lingkup yang sama dengan prodi terkait.

“Seperti ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in

Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). ASIIN itu untuk worldwide, walaupun

dia berposisi di Jerman, dia lebih pada teknik, tapi juga bisa

natural sciences, seperti matematika. Ada juga yang AACSB (The

Association to Advance Collegiate Schools of Business)

accreditation yang lebih kepada bisnis. Jadi, tergantung

program studi karena tidak semuanya bisa diakreditasi oleh satu badan,” terang Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Airlangga Prof. Bambang Sektiari Lukiswanto, drh., DEA.

Nantinya, BPM bekerjasama dengan prodi-prodi untuk mencari badan akreditasi yang tepat dan sesuai untuk melakukan penilaian.

Terkait dengan visitasi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan itu belum bisa memberikan kepastian waktu. Menurutnya, setiap badan akreditasi memiliki proses yang bervariasi antara satu sama lain.

“Jadi, ada yang kita harus menjadi member dulu, mengikuti

workshop mereka. Setelah mengikuti workshop ada pendampingan,

menyusun self-assessment report, setelah itu Self Assessment Report (SAR) kita komunikasikan. Setelah komunikasi, apakah mereka memandang layak untuk diteruskan ke komite, kita ikuti

(6)

proses itu. Tapi intinya, yang kita tekankan pada tahun 2017 a d a p r o d i y a n g b i s a d i v i s i t o l e h b a d a n a k r e d i t a s i internasional,” tegas Ketua BPM.

Selain itu, soal prodi mana saja yang akan dinilai oleh badan akreditasi internasional juga masih dalam pertimbangan. Namun, ia mendorong prodi-prodi yang sudah terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi dan tersertifikasi internasional oleh AUN-QA untuk segera mencari badan akreditasi internasional yang sesuai dan bisa menilai prodi yang bersangkutan.

Terkait dengan standar penilaian, Ketua BPM mengatakan, standar yang ditetapkan antara AUN-QA dengan badan akreditasi internasional tak jauh berbeda. Pada prinsipnya, mereka akan menilai tujuan dan proses pembelajaran seperti hasil pembelajaran yang diharapkan (expected learning outcomes).

“Sebetulnya yang penting adalah kita melaksanakan sebaik mungkin proses pendidikan kita. Kemudian kita mencari badan akreditasi internasional yang bisa meng-assess prodi tersebut. Kalau sudah seperti itu, kita menyesuaikan standar yang mereka tetapkan. Kita sesuaikan apakah kita bisa memenuhi standar mereka atau tidak,” tuturnya.

Selain pelaksanaan proses pendidikan yang optimal, akreditasi internasional juga merupakan salah satu target UNAIR untuk meningkatkan kualitas sesuai standar prodi-prodi di perguruan tinggi terkemuka di dunia. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh

(7)

Abdikan Diri untuk Peduli

Lingkungan dan Edukasi

UNAIR NEWS – Menjadi mahasiswa merupakan waktu yang tepat untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat. Selain ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan beragam penelitian, tidak sedikit mahasiswa yang masih menyisihkan waktunya untuk berbagi kepada sesama. Di tengah waktu minggu tenang menjelang Ujian Akhir Semester (UAS), Rizky Yanuar Rahmadan bersama tujuh rekan-rekannya menggelar Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya, Selasa (27/12).

Bersama rekan satu angkatan di Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), mahasiswa yang akrab disapa Yanuar tersebut melakukan Pengmas dengan sistem peduli lingkungan dan edukasi. Sebanyak 15 anak dari Panti Asuhan Al Qomariyah Medokan Ayu Surabaya terlihat antusias mengikuti jalannya kegiatan.

Peserta Pengmas diajak mengenali berbagai jenis tumbuhan mangrove terlebih dahulu. Selanjutnya, mereka diajak untuk menanam mangrove di lahan yang sudah disediakan. Salah satu peserta, Alfito Wahyu mengungkapkan, meski sudah sering mengunjungi ekowisata mengrove, ini merupakan kali pertamanya ikut langsung menanam mangrove.

“Kalau kesini memang sudah sering, tapi baru kali ini menanam pohon dan dikenalkan beragam kegunaannya,” jelasnya.

Selesai menanam mangrove, Yanuar dan tim mengajak peserta mengelilingi area konservasi tumbuhan yang menjadi penyangga ekosistem pesisir laut tersebut. Di sela-sela kegiatan, mahasiswa asli Surabaya tersebut menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan inisiasinya bersama tim. Ia juga menjelaskan bahwa dengan kegiatan ini, peserta yang notabene dari kalangan menengah bawah tersebut bisa turut serta menjaga kelestarian lingkungan untuk masa mendatang.

(8)

“Dengan kegiatan ini semoga mereka bisa semakin memahami pentingnya mangrove dan tahu juga mengenai fungsinya,” jelas Yanuar.

Sesaat setelah acara selesai, mahasiswa angkatan 2015 tersebut juga menjelaskan bahwa acara perdana ini merupakan ide sederhana yang ke depan akan dikembangkan menjadi kegiatan yang lebih besar.

“Untuk awal, ya sederhana saja dulu. Semoga ke depan bisa lebih besar lagi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

2017, Sembilan Prodi UNAIR

Siap Dinilai Asesor AUN-QA

UNAIR NEWS – Untuk menyelaraskan mutu dengan perguruan tinggi di luar negeri, pimpinan Universitas Airlangga berencana meningkatkan jumlah program studi untuk disertifikasi di tingkat regional.

Tahun 2017 nanti rencananya, sebanyak sembilan prodi akan disertifikasi oleh ASEAN University Networking-Quality Assessment (AUN-QA). UNAIR telah tergabung sebagai anggota AUN-QA sejak tahun 2011.

Sembilan prodi yang tengah bersiap untuk divisitasi oleh para asesor AUN-QA adalah S-1 Ilmu Ekonomi, Kebidanan, Ilmu Komunikasi, Budidaya Perairan, Kedokteran Gigi, Psikologi, Keperawatan, Akuntansi, dan Ilmu Hubungan Internasional.

(9)

Lukiswanto, drh., DEA, mengatakan, sembilan prodi tersebut tengah menyusun self-assessment report (SAR). Dari sembilan prodi itu, tiga prodi di antaranya sudah siap untuk divisitasi oleh asesor, sementara enam lainnya tengah menyusun dokumen SAR.

“Yang sudah siap berangkat 3. Jadi, kita kan mengevaluasi berapa persen, kita dampingi intensif. Ada pendamping internal dari BPM, ada juga pleno yang setiap dua minggu kita bertemu. Nah dari situ kita bisa menilai, oh ini udah siap. Karena kalau mereka juga harus menyusun dokumen-dokumen pendamping, apendiksnya, dalam Bahasa Inggris semua. Lha ini yang kami lihat bahwa ini sudah siap untuk berangkat. Sedangkan, lainnya sedang menyusun,” tutur Prof. Bambang.

Meski demikian, pihaknya akan berupaya untuk mengirimkan dokumen SAR kesembilan prodi itu dalam waktu dekat. Rencananya, dokumen akan dikirimkan ke AUN-QA pada akhir tahun 2016 atau awal bulan Januari 2017 nanti.

“Kami usahakan kesembilannya harus submit semua. Karena kita sejak Februari sudah kick off ini. Cuma memang banyak hal karena itu juga terkait bukan hanya menyusun di UNAIR, tetapi juga terkait dengan bagaimana kurikulumnya, bagaimana mereka menggunakan apakah itu redesign ataukah tidak, tergantung spesifik program studi,” ujarnya.

Sebelumnya, sudah ada enam prodi di UNAIR yang disertifikasi para asesor AUN-QA. Enam prodi tersebut yakni S-1 Pendidikan Dokter, Ilmu Hukum, Pendidikan Dokter Hewan, Pendidikan Apoteker, Biologi, dan Kimia. Pada pertengahan Desember ini, ada tiga prodi yang telah divisitasi oleh para asesor AUN-QA, yaitu S-1 Manajemen, Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Sastra Inggris. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh

(10)

UKM KSR – PMI UNAIR Raih

Beragam Penghargaan di Hari

Sukarelawan

UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (UKM KSR PMI) UNAIR berhasil meraih posisi ketiga dalam penghargaan “Penugasan Terbanyak”, dalam peringatan Hari Sukarelawan PMI yang digelar di Markas Besar PMI Kota Surabaya, Senin, (26/12). Penghargaan tersebut diberikan kepada unit PMI se-Surabaya yang selalu mengirimkan anggotanya dalam penanganan bencana.

Tidak hanya itu, beberapa anggota UKM KSR PMI UNAIR juga mendapatkan penghargaan di tiga kategori lainnya, yaitu kategori Sukarelawan Pelayanan Kesehatan yang diraih oleh Ismayangkar P.U dan Fiona Reka P, serta kategori Sosial dan juga kategori Sukarelawan Peningkatan Kapasitas Sukarelawan yang diraih oleh Siti Masriyah dan Indra Oditya P.

Menurut Ketua UKM KSR PMI UNAIR Muhammad Muharam Salim Noval, raihan penghargaan tersebut sebagai bukti bakti UKM KSR PMI UNAIR kepada masyarakat. “Penghargaan ini menurut saya bukan sebagai ajang persaingan, namun memang tugas wajib dari anggota UKM KSR PMI yang sigap dalam membantu masyarakat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Salim tersebut.

Pemberian penghargaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh PMI Pusat Kota Surabaya dalam memperingati Hari Sukarelawan PMI setiap tahunnya. Untuk tahun ini, Hari Sukarelawan PMI mengangkat tema “Membangun Kebersamaan dan Perdamaian”. Penghargaan – penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi PMI Kota Surabaya kepada unit –

(11)

unit PMI di Surabaya yang sudah turut andil dalam pelayanan kemanusiaan.

Menurut Salim, UKM KSR PMI UNAIR sudah sering mendapat penghargaan di peringatan tersebut. Dikarenakan kesigapan dan tanggung jawab UKM tersebut dalam menolong dan mengabdi kepada masyarakat. “Tahun lalu UNAIR meraih predikat sebagai unit PMI terbaik se-Surabaya dan penghargaan diberikan langsung oleh Bu Risma,” tandasnya.

“KSR PMI sendiri kan memiliki tujuan utama yaitu tugas kemanusiaan, kami melakukan semua tulus dari hati untuk menjadi relawan dan membantu sesama. Kita tidak hanya modal tenaga saja, melainkan ilmu dan skill yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat,” tambahnya.

Salim berharap, ia dan kerabatnya di UKM KSR PMI bertekad untuk selalu sigap dan hadir sebagai relawan di setiap hal yang berkaitan dengan bencana dan pelayanan manusia. “Harapan kami untuk KSR PMI UNAIR agar tetap selalu menjadi yang t e r b a i k d a n t e t a p b i s a b e k e r j a m e m b a n t u s e s a m a , ” pungkasnya.(*)

Penulis : Faridah Hari

Editor : Dilan Salsabila

FKG Adakan Acara Pertemuan

Perencanaan Regional

UNAIR NEWS – Di penghujung tahun, pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menyelenggarakan pertemuan bertajuk “Regional Planning Meeting”. Acara yang dilangsungkan di Novotel, Surabaya, itu dihadiri oleh pimpinan, dosen, tenaga

(12)

kependidikan, dan mahasiswa, pada Sabtu (17/12).

Acara tersebut membahas tentang lima hal utama, yakni

self-assessment, outlook FKG UNAIR tahun 2017, pemaknaan kinerja

unggul, pemberian tali asih untuk dosen dan tenaga kependidikan yang memasuki masa pensiun dan mutasi, serta pemberian penghargaan dosen terbaik, tenaga kependidikan terbaik, dan mahasiswa terbaik tahun 2016.

Dalam acara self-assessment, Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., memaparkan tentang prestasi kinerja dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa pada tahun 2016. Pemaparan itu berdasarkan indikator kinerja lima pilar rencana strategis tahun 2016-2020.

Sedangkan, dalam acara outlook, Darmawan menjelaskan tentang rencana beserta tantangan yang dihadapi oleh sivitas FKG pada tahun 2017. “Bagaimana FKG UNAIR menyatukan langkah, mengoptimalkan kinerja menghadapi globalisasi, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan kebutuhan pemerataan dokter gigi berkualitas di seluruh Tanah Air,” tutur Darmawan.

Selain pimpinan, acara pertemuan dihadiri oleh Direktur PT. Temprina Ir. Misbachul Huda, dan Direktur JTV Ali Murtadlo. Keduanya menjelaskan mengenai transformasi organisasi, khususnya langkah-langkah menjadi perguruan tinggi top 500 dunia dengan budaya wirausaha.

Sementara itu, FKG UNAIR juga memberikan penghargaan kepada dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa terbaik tahun 2016. Penganugerahan itu merupakan bentuk pengakuan terhadap kinerja unggul yang telah dilakukan selama satu tahun belakangan, sesuai dengan peran masing-masing.

“Ini termasuk memberikan, sekaligus membangun rasa percaya diri sebagai orang-orang terpilih yang siap memimpin dan menghadapi tantangan masa depan,” tutur Dekan FKG.

(13)

dengan santai dan terlihat akrab satu sama lain. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. Acara dimeriahkan dengan penampilan musik dan tari dari komunitas Badan Eksekutif Mahasiswa FKG, serta pelawak Kartolo.

Semoga FKG UNAIR semakin jaya dengan Budaya Pendidikan Berbasis Riset!

Penulis: Defrina Sukma S

Sempat Tak Direstui Ibunda,

Karir Model Cantik Asal FH

Semakin Bersinar

UNAIR NEWS – Berangkat dari keinginan yang kuat sejak kecil untuk menjadi model, kini, prestasi Ayu Maulida dalam dunia modeling semakin bersinar. Berbagai prestasi di bidang model telah diraih mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, tahun angkatan 2015 ini.

Dalam perjalanan karir modelnya, Ayu kerap kali mengikuti event bergengsi seperti Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week. Ia juga sempat menjadi salah satu Brand Ambassador salah satu klinik kecantikan dan menjadi icon Surabaya Fashion Parade.

“Salah satu kerjaan yang buat aku prestasi adalah saat spring/summer. Saya jadi icon Tangs Plaza Singapore,” ujar Ayu.

Tercatat, Ayu pernah memperoleh juara I lomba yang diadakan salah satu klinik kecantikan di Surabaya ketika masih duduk di

(14)

kelas IX SMP. Ia juga termasuk model yang dipilih desainer Biyan untuk acara “Biyan 30th

Anniversary” ketika duduk di kelas X SMA.

Tak dapat dipungkiri, bakat Ayu di bidang model telah terlihat sejak masih usia SD. Ia pernah memperoleh juara ll Lomba Model Hijab Sanggarwati ketika masih kelas V SD.

“Dari kecil aku itu pingin banget jadi model. Jadi artis tapi rasanya gak mungkin. Apalagi waktu kecil aku itu tomboy, meskipun aku menyadari bahwa kalau aku tetep punya sisi feminin. Lagian aku kayanya juga gak bakal bisa jadi model karena basic keluargaku juga bukan model, apalagi mama yang muslimnya ketat sekali,” tutur alumnus SMA Trimurti, Surabaya ini.

Sempat tak dapat restu ibu

Tak bisa dipungkiri, sebelum karir Ayu seperti saat ini, ia sempat dihadapkan dengan perasaan ragu lantaran latar belakang keluarganya yang bukan dari kalangan model. Ditambah lagi, ibunya yang memiliki background agama sangat kuat, membuat dirinya semakin tidak yakin untuk dapat terjun ke dalam dunia modeling.

“Seiring berjalannya waktu, saya sering mendapat tawaran tak terduga dari beberapa agency model yang meminta saya untuk bergabung dalam agency tersebut,” tambah gadis dengan tinggi badan 178 cm ini.

Berkat beragam prestasi yang diraih Ayu, orang tua memberikan respon positif karena Ayu mampu menunjukkan kesungguhannya dalam dunia model. Meski demikian, ayu tidak pernah mengesampingkan kewajibannya sebagai mahasiswa. Ia yang masih semester tiga tetap bijak membagi waktu antara kuliah dan karir.

Mimpi tidak akan menjadi realita tanpa adanya pengorbanan dan perjuangan. Kalimat tersebut rasanya sangat tepat untuk

(15)

mewakili sepak terjang Ayu dalam karirnya selama ini. (*) Penulis : Pradita Desyanti

Editor : Binti Q. Masruroh

APS Jalin Keakraban Anggota

Lewat Diklat dan Pameran

UNAIR NEWS – Bulan-bulan terakhir dalam semester gasal selalu diisi dengan penerimaan anggota baru sekaligus pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Airlangga, tak terkecuali dengan UKM Seni Fotografi. UKM yang memiliki nama lain APS (Airlangga Photography Society) ini baru saja mengadakan Diklat untuk angkatan baru pada tanggal 16 hingga 18 Desember 2016 lalu dan mengambil lokasi di Pantai Sowan, Tuban, Jawa Timur.

Diklat yang diselenggarakan selama tiga hari dua malam ini memiliki beberapa agenda, di antaranya adalah materi mengenai ilmu fotografi, hunting foto, diskusi/bedah foto, diskusi mengenai pameran angkatan baru, pemilihan ketua pameran, malam keakraban antara anggota baru dengan anggota aktif APS, mulai dari angkatan 2015, 2014, 2013, 2012, hingga alumni, serta pelantikan resmi anggota baru APS angkatan 2016.

Selain itu, anggota baru dituntut untuk menyelenggarakan pameran fotografi dengan peran ganda sebagai panitia sekaligus peserta. Namun, foto hasil hunting anggota baru akan diseleksi terlebih dahulu oleh anggota senior APS yang telah memiliki pengalaman di bidang fotografi. Tak sembarang foto bisa lolos, hanya karya-karya terbaiklah yang bisa dipajang di pameran tersebut.

(16)

“Secara keseluruhan Diklat ini oke, walaupun tentunya masih ada beberapa kekurangan,” tutur Maulana Adi Panggiri, Ketua umum APS tahun 2016.

Adi mengungkapkan, Diklat APS ini bertujuan untuk membentuk

chemistry antar anggota baru. Walaupun masih menemui anggota

baru yang lebih sering menutup diri, perlahan tapi pasti, para anggota akan menerima orang baru di sekelilingnya.

“Chemistry antar anggota baru sudah mulai terbentuk dengan baik. Mungkin emang butuh waktu buat mereka menerima orang-orang baru di sekelilingnya. Mereka sudah cukup kompak dan bisa diandalkan,” tandasnya.

Ke depan, Adi berharap, jumlah para anggota APS yang aktif maupun non-aktif yang mengikuti Diklat APS bertambah. “Karena Diklat ini adalah salah satu ajang temu kangen untuk anggota-anggota non-aktif dan sebagai inspirasi untuk para anggota-anggota. Memberi gambaran, seperti apa senior dan alumni APS yang sudah mapan di dunia fotografi,” ujarnya.

“Semoga di tahun 2017 lebih banyak anggota yang aktif dalam keorganisasian, lebih aktif dalam mengikuti lomba fotografi dan lebih kompak,” imbuhnya mengakhiri. (*)

Penulis : Nena Zakiah (Mahasiswi Ilmu Komunikasi, angkatan 2014)

Editor : Dilan Salsabila

Membagi Waktu antara Kuliah

dan Latihan, Ini Cerita

(17)

Penyelam UNAIR

UNAIR NEWS – Menjadi mahasiswa sekaligus atlet yang berprestasi bukan hal mudah. Terlebih, seorang atlet biasanya dihadapkan pada kegiatan atau kewajiban bernama latihan. Kali ini, Febrina Gladys Elvira, mahasiswa program studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, atlet selam ini bercerita tentang pengalamannya cara membagi waktu antara kuliah dan latihan.

Gadis yang akrab disapa Vira ini akhirnya dapat menyesap ‘aroma’ air setelah sempat vakum selama kurang lebih setahun karena jadwal kuliah yang tidak dapat disiasati. Meskipun terkadang jam pulang kuliah dapat dikatakan ‘mepet’ dengan jam latihan, hal itu tidak mengurungkan niat Vira untuk dapat berlatih lagi. Beruntungnya Vira karena ia memiliki pelatih yang mengerti kesibukannya sehingga ia mendapat dispensasi ketika ia harus datang terlambat.

“Tahun 2015 benar-benar nggak bisa disiasati karena pulang kuliahnya setengah 8 malam, sedangkan tempat latihanku jam 7 malam udah selesai. Oleh karena itu aku off latihan. Tahun 2016 ini, aku bisa menyesuaikan jam latihan karena pulang kuliah jam 5 sore, meskipun terbilang mepet tetapi karena sudah setahun off, jadi ingin ‘main’ air lagi. Untungnya, pelatihku ngasih aku ijin telat karena beliau tahu kalau jam 5 itu macet-macetnya jalan, jadi aku tetep bisa latihan meskipun malam,” ungkap mahasiswa tahun angkatan 2015.

Selama berlatih, atlet yang tergabung dalam salah satu klub renang ini menghabiskan waktu selama 2 jam latihan air ditambah 1 jam latihan darat. Apabila akan mengikuti kompetisi, waktu latihan air ditambah 30 menit.

(18)

Febrina Gladys Elvira ketika meraih penghargaan dalam kompetisi Pekan Olahraga Pelajar Provinsi Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Sederet prestasi yang pernah ditorehkan Vira antara lain medali perunggu pada Kejuaraan Nasional 2012 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahun 2013, Vira berhasil membawa pulang 1 emas Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (Porprov) di Kertosono, Jawa Timur. Tahun 2014, Vira berhasil menyabet 4 emas Porprov di Ponorogo. Yang paling baru yakni 2016, Vira mendapat 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu pada kompetisi Gubernur Cup se-Indonesia.

Perempuan yang mengidolakan perenang Pricillia Gunawan dan Angeline Soegianto ini berharap, tahun 2020 nanti dirinya dapat membawa pulang medali emas di Pekan Olahraga Nasional dan bisa bertanding di kejuaraan di luar negeri. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

MTQM dan LKTIA  Kegiatan ini menjembatani Mahasiswa FST untuk mengikuti MTQM UNAIR melelui pengumpulan data Mahasiswa yang memiliki potensi dan minat mengikuti MTQM,

Kondisi ini menggambarkan bahwa telah terjadi komodifikasi nilai spiritual Buddha pada kawasan Candi Borobudur sebagai wisata kapitalis, diantaranya masyarakat

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Hutang Jangka Pendek yaitu variable (X1), Perputaran Piutang yaitu variable (X2) dan Ukuran

UNAIR NEWS – Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi pencemaran sungai yang terjadi di Kota Surabaya, empat mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

Hasil penelitian hasil uji time series nilai mean absolute persentage error (MAPE) pada kelompok intervensi penurunan nyeri pre hari ke 1 sebelum afirmasi 5,582, post

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui atau

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh jumlah colony bee (individu) terhadap solusi terbaik dan pengujian untuk mengetahui pengaruh banyaknya