PADA PT. AGRANET MULTICITRA SIBERKOM
Google Scholar
Oleh:
Shiva Rachma Permatasary
1100058173
PROGRAM GANDA
SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
ANALISIS DAN PERANCANGAN
KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA
PT. AGRANET MULTICITRA SIBERKOM
Shiva Rachma Permatasary
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstract
Problem that coorporate facing nowadays is how to manage individual knowledge into integrated caorporate knowledge. This is due to the non-existed knowledge management portal as well as high employee turnover rate that resulted in the loss of knowledge asset. Therefore, writer feels the need to propose a strategy on how to manage knowledge, by designing some tools for documentation knowledge, distribution channel, and knowledge conversion system so that it can then be used as a means of learning for IT employees. There’re several method used as a decision support tools, which is for the firts gathered coorporate data, and then continued with analyzing the coorporate strategy by SWOT analysis, knowledge goal analysis, and lastly by identifying knowledge that the company have. The result of strategic analysis is the design of knowledge management system as the most attractive strategy conducted, so that potential and important knowledge can be well-managed and diminish the possibility of the loss of knowledge asset.
Key Words: Knowledge, Knowledge Management, Knowledge Assets, Knowledge Managemen System, SWOT Analysis.
Abstrak
Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana mengelola individual knowledge menjadi coorporate knowledge yang terintegrasi. Hal ini disebabkan karena belum adanya media pengelolaan pengetahuan serta terjadinya turn over karyawan yang tinggi sehingga sering terjadi kehilangan knowledge asset. Oleh karena itu penulis merasa perlu mengusulkan sebuah strategi dalam mengelola pengetahuan, yaitu merancang suatu media pendokumentasian, pendistribusian, dan pengkonversian knowledge sehingga nantinya dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi karyawannya. Adapun metode yang digunakan sebagai tools pendukung pengambilan keputusan yaitu pertama-tama melakukan pengumpulan data, kemudian dilakukan analisis strategi perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT, serta analisis knowledge goal, dan terakhir mengidentifikasi knowledge yang dimiliki perusahaan. Hasil dari analisis strategi tersebut yaitu dirancanganya knowledge management system sebagai strategi yang paling menarik dilakukan agar potensial knowledge dapat dikelola dengan baik dan meminimalisir kehilangan knowledge. Perancangan knowledge management diawali dengan melakukan analisis pemetaan fitur yang dibutuhkan perusahaan. Kemudian merancangan UML model untuk pemetaan database dan proses bisnis. Terakhir dilakukan penyesuaian user interface dengan teori delapan aturan emas IMK.
Kata Kunci:
Knowledge, Knowledge Management, Knowledge Managemen System, Knowledge Goal, Analisis SWOT.
1. Pendahuluan
Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi karena sekarang wilayah kompetisi bukan hanya mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) atau materi saja namun telah meluas kepada pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) secara optimal, terutama kualitas pikiran manusia (knowledge content). Perubahan paradigma kearah knowledge based dengan pemanfaatan kreatifitas dan inovasi SDM ini dilakukan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
KM adalah suatu portal yang dijadikan pintu gerbang penyedia informasi untuk membantu kegiatan perusahaan dalam mengelola sumber daya informasinya. Dengan adanya KM, karyawan dapat saling bertukar pengetahuan dan informasi perusahaan. Selain itu jika perusahaan memiliki masalah, maka dapat cepat terselesaikan dengan adanya sharing knowledge antar karyawan guna menemukan solusi yang tepat. Oleh karena itu keberadaan KM sangat penting bagi perusahaan.
Muncul berbagai permasalahan dalam mengelola knowledge, seperti: Bagaimana mengelola individual knowledge ini menjadi knowledge perusahaan yang terintegrasi? Atau bagaimana mensiasati hilangnya knowledge asset karena terjadi turnover karyawan yang cukup tinggi. Hal tersebut mendorong penulis mengajukan penelitian kepada PT. Agranet Multicitra Siberkom (Detikcom), sebagai perusahaan media informasi online tertua di Indonesia yang hingga saat ini belum menyediakan suatu portal KM. Dengan adanya KM ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut, serta mampu meningkatkan kualitas knowledge content, komunikasi, koordinasi dan bermanfaat untuk dijadikan sebagai media pembelajaran bagi karyawannya.
a d a i m G
2. Me
Ruan analisis stra dirancangny aktifitas kno Adap • Meto • Meto Know teori • Meto Diag3. Pem
Sebe ini tersaji memahami a Gambar 1. Stode Pen
ng lingkup p ategi perusa ya sistem in owledge shar pun metode p ode Pengump ode Analisis wledge Goa SECI, masa ode Peranca gram, Class Dmbahasan
elum masuk gambaran s alur proses b Struktur Organelitian
penelitian me ahaan khus nformasi pe ring, serta se penelitian ya pulan Data, s, mengguna l, serta anal alah perusah angan, meng Diagram, Un
dalam pemb struktur org bisnis dan aluanisasi Divis encakup ana susnya divi engelolaan p ebagai media ang digunak menggunak akan teknik lisis penyesu haan, dan eig
ggunakan b UseCase Diag bahasan hasi ganisasi div ur informasi si TI PT. Ag alisis proses b si TI. Has pengetahuan a dalam peng kan sebagai b an studi kep analisis sep uaian fitur b ght golden ru beberapa no gram. Seque il analisis se visi TI per i yang berjal granet Multic bisnis, anali sil dari ana n (KM) unt gelolaan kno berikut: ustakaan, da perti; analisis berdasarkan ules of interfa otasi UML, ence, UI, dan
erta perancan rusahaan ag lan dalam pe citra Siberko sis masalah, alisis ini a tuk memfas owledge divi an studi lapa s SWOT, an knowledge face design. seperti: Ac n Navigation ngan KM, be gar memuda erusahaan. om (Detik.co , serta adalah ilitasi isi TI. angan nalisis goal, ctivity n. erikut ahkan om)
3.1 Hasil Analisis Proses Bisnis yang Berjalan
Hasil analisis alur informasi dan proses bisnis divisi TI perusahaan dipetakan menggunakan activity diagram model dan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Activity Diagram alur proses bisnis divisi TI perusahaan.
3.2 Analisis Stretegi Internal Divisi TI
Dalam melakukan analisis strategi internal divisi TI digunakan metode analisis SWOT, melalui analisis SWOT ini perusahaan akan terbantu untuk lebih fokus mengembangkan strategi dengan memanfaatkan hasil analisis tersebut. Gambar 3 berikut ini merupakan hasil analisis faktor-fakor internal dan eksternal divisi TI yang berhubungan dengan pengelolaan knowledge, potensi SDM, budaya organisasi, dan infratsurktur TI di mana analisis ini didapat melalui hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.
Gambar 3. Hasil Identifikasi SWOT perusahaan
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, dapat dibuat K-SWOT Matriks untuk menentukan rumusan strategi terbaik bagi perusahaan dan tentunya tetap berfokus pada pengelolaan pengetahuan divisi TI. K-SWOT Matriks tersebut ditujukan pada tabel 1. Di mana strategi pembangunan sistem KM dalam perusahaan paling menarik untuk dilaksanakan terlebih dahulu dibandingkan strategi lainnya, karena strategi lainnya
dapat dikatakan sebagai strategi pendukung penerapan KM. Sementara melalui KM, perusahaan akan mendapatkan peluang yang besar dari pemanfaat asset pengetahuan di dalamnya, terutama untuk inovasi pengembangan produk aplikasi dan menentukan arahan strategis perusahaan nantinya.
Tabel 1. SWOT Matriks Analysis of KM
Matriks SWOT- KM
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Memiliki Infrastruktur TI yang memadai
• Memiliki SDM yang berkualitas • Melimpahnya Inovasi berbasis
knowledge
• Minat SDM tinggi terutama dalam pengembangan knowledge
• Kurangnya kemampuan menulis • Kurangnya budaya knowledge
sharing
• Turn over karyawan tinggi • Belum adanya media pengelola
pengetahuan
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Munculnya segmentasi baru untuk produk media
2. Tren berkembangnya online communities
3. UU HAKI diangkat kembali 4. Tren berkembangnya mobile
KM
1. Membangun media untuk
mengelola pengetahuan guna
memfasilitasi besarnya minat SDM dalam meningkatkan kualitas pengetahuan dan sebagai media apresiasi atas inovasi yang muncul, serta sebagai media pembelajaran bagi karyawannya. Di mana diharapkana mampu menciptakan produk yang inovatif (S1,S2,S3,S4,O1,O2,O4).
2. Memanfaatkan keberdayaan SDM, infratstruktur TI, melimpahnya knowledge, serta minat berkembang dari SDM yang tinggi untuk merespon peluang yang muncul sehingga dapat mengembangkan produk dan menciptakan diversifikasi produk terkait yang inovatif
(S1,S2,S3,S4,O1,O2,O3,O4).
1. Menunjuk salah satu karyawannya untuk menjadi
chief knowledge officer atau
duta pengetahuan, di mana tuganya adalah mempromosikan dan mengatur pelaksanaan manajemen pengetahuan perusahaan, serta mengarahkan karyawan untuk lebih aktif berbagi pengetahuannya (W1,W4,O3,O4).
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Laju pertumbuhan IT Knowledge yang tinggi
2. Perusahaan pesaing memiliki media pengelolaan
pengetahuan
3. Sosialisasi UU ITE yang salah sasaran
4. Tingginya tingkat cybercrime
1. Memberikan trainning kompetensi, termasuk trainning mengenai kode etik online bagi SDM-nya serta melakukan monitoring secara rutin untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyalagunaan informasi atau kehilangan asset pengetahuan perusahaan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas knowledge individu tersebut juga untuk memudahkan pengembangan produk baru nantinya
(S1,S2,S6,S4, T1,T3,T4).
1. Memberikan reward bagi
karyawan yang aktif berbagi pengetahuan mereka, dan terus meningkatkan kualitas softskill serta hardskill terutama skill menulis, juga bagi mereka yang memanfaatkan pengetahuan perusaahan pada cakupanya sebagai karyawan, atau tidak menyalagunakannya (T1,T2, T3,T4,W1,W2,W3,W4).
3.3 Pemetaan Fitur Berdasarkan Hasil Analisis Knowledge Goals
Perancangan KM pada perusahaan diawali dengan mengkategorikan fitur-fitur apa saja yang mendukung pencapaian knowledge goals dengan pemanfaatan knowledge yang ada. Pada tabel 2 menunjukan hasil pemetaan fitur KM divisi TI yang telah disesuaikan.
Tabel 2 Pemetaan Fitur KM
Knowledge Identification Structural Knowledge Functional Knowledge Behavioural Knowledge Job Description Notulen Rapat
Sharing
Knowledge Product History Report Trainning
Visi dan Misi Project History
Ide & Solusi Informatif
Ide Pengembangan Produk Aplikasi SDM Skill
Knowledge Goal Fitur
Normative
1. Menciptakan budaya
sharing knowledge antar
karyawan dan budaya
self learning. Document, Project History, Discussion Forum, Report, Mail, Contact Member, Remainder Discussion Forum, Note of meeting, Report, Project History, Document, News, Mail Document, Project History, Discussion Forum, Report, Mail, Contact Member 2. Menciptakan keadaan dalam perusahaan di mana karyawan dapat dengan mudah
menyampaikan gagasan 3. Menciptakan budaya komunikasi yang intense di lingkungan internal divisi TI untuk meningkatkan knowledge aware Strategic 1. Mendukung perancangan KM Document, Project History, Discussion Forum, Report, Mail Discussion Forum, Note of meeting, Report, Project History, Document Discussion Forum, News, Mail, Document, Report, Note of meeting 2. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya TI , knowledge & SDM yang ada. 3. Mendukung terlaksananya sistem kerja divisi TI khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan knowledge Operational 1. Meningkatkan respon terhadap pemasalahan dan peluang yang muncul melalui pemanfaatan knowledge
Explicit Knowledge Dari Tacit Knowledge Tacit Knowledge Explicit Knowledge Ke
Sosialisasi
Live chatting Web MeetingEksternalisasi
Note of Meeting Report Project History Document Discussion ForumInternalisasi
News Mail Document RemainderKombinasi
Coorporate Document Contact member News3.4 Penyesuaian Fitur dengan Teori Knowledge Conversion (SECI)
Setelah melakukan pemetaan fitur KM berdasarkan analisis knowledge identification dalam perusahaan dan hubungannya untuk mencapai knowledge goal, maka selanjutnya dapat diidentifikasikan fitur-fitur apa saja yang sesuai dengan teori knowledge conversion (SECI) milik Nonaka. Tujuannya adalah untuk memberikan dasar perancangan KM sehingga mampu mengkonversikan seluruh knowledge asset perusahaan menjadi lebih bermanfaat. Pada Gambar 4 menunjukan penyesuaian fitur KM yang dikelompokan berdasarkan SECI model.
Gambar 4 Penyesuain Fitur KM berdasarkan SECI Model
2. Pemerataan distribusi knowledge Document, Project History, Discussion Forum, Report, Mail, Contact Member, News, Discussion Forum, Report, Note of Meeting, Project History, Discussion Forum , News, Document, Report, Project History, Mail, Note of Meeting 3. Mempersingkat waktu pembelajaran bagi karyawan baru 4. Meminimalisir kehilangan knowledge asset dengan mendokumentasikan potensial knowledge tersebut
3.5 Penyelarasan Fitur Berdasarkan Permasalahan
Pada Tabel 3 menunjukan hasil penyelarasan fitur terhadap permasalahan yang dihadapi serta menjelaskan manfaat yang diberikan dengan adanya fitur tersebut.
Tabel 3 Hasil Penyelarasan Fitur Dengan Masalah yang Dihadapi
No Permasalahan yang
dihadapi
Solusi yang
diharapkan Nama Fitur Manfaat yang dihasilkan
1 Sulitnya mendokumentasikan, mengkonversikan, serta mendistribusikan individual knowledge menjadi knowledge perusahaan secara terintegrasi Memudahkan pengelolaan individual knowledge yang ada pada internal divisi TI. Mendukung distribusi knowledge keseluruh divisi TI Document Memudahkan dalam mendokumentasikan dan menyebarkan dokumen penting perusahaan, dapat berupa dokumen khusus maupun dokumen organisasi Report Memudahkan dalam mendokumentasikan dan menyebarkan laporan laporan yang dibagi berdasarkan kategori dan sub kategori khusus
2
Turn over karyawan cukup
tinggi sehingga mengancam hilangnya knowledge dari individu tersebut
Mampu mendukung pendokumentasian dan pemanfaatan
knowledge secara
maksimal dari tiap individu sehingga knowledge tsb tidak hilang dan dpt menjadi sumber pembelajaran untuk peningkatan kompetensi SDM-nya Forum Memudahkan dalam berkomunikasi, dan menyampaikan gagasan melalu forum diskusi TI
Project History
Memudahkan dalam mendokumentasikan
dan menyebarkan
project history serta
tugas tugas didalamnya,
sehingga segala informasi yang berhubungan dengan proyek yang dilakukan dapat ter-capture melalui fitur project
history.
3
Kurangnya kemampuan dalam menulis bagi SDM yang ada di divisi TI, baik kemampuan menulis
laporan atau mendokumentasikan
pengetahuan yang dimiliki. Hal ini karena budaya pembelajaran yang otodidak sehingga
knowlede yang dimiliki
tidak terstruktur dan sulit didokumentasikan. Mampu memudahkan user dalam menyampaikan pengetahuannya, dan mendokumentasika hasil pekerjaannya. NOM Memudahkan dokumentasi notulen untuk memberikan seluruh informasi yang berkaitan
dengan meeting tersebut
News
Memudahkan dalam penyebaran informasi penting perusahaan keseluruh divisi TI
4
Masih banyak knowledge
yang belum didokumentasikan secara terintegrasi dan dikelompokan sesuai struktur taksonominya seperti misalnya dokumentasi project
history, notulen rapat
Mampu memudahkan user dalam menyimpan, mengubah, dan menghapus knowledge sesuai
hak akses user dan
knowledge taksonomy-nya Mail Memudahkan penyampaian informasi secara personal Contact member Memudahkan dalam pengelolaan dan penyimpanan data pribadi karyawan 5 Kurang berkembangnya budaya saling berbagi pengetahuan di divisi TI karena mindset SDM-nya yang beranggapan bahwa
aktivtas sharing
knowledge bukanlah tugas
dan tanggung jawab mereka. Memudahkan user mengembangkan budaya sharing knowledge serta memudahkan dalam evaluasi pengambilan keputusan dan merespon kendala yang dihadapi secara lebih cepat
Remainder
fitur remainder ini,
terdapat pada halaman
home, di mana fitur ini
memungkinkan user
mengingat segala tugas dan jadwal batas akhir penyelesaiannya tugas tersebut.
3.6 Hasil Rancangan User Interface
Berikut ini adalah rancangan user interface di mana fiturnya telah disesuaikan dengan knowledge goal, SECI model, kebutuhan serta permasalahan pada perusahaan, knowledge yang dimiliki perusahaan, dan disesuaikan dengan Eight Golden Rules of Design Interface.
3.7 Penyesuaian UI dengan Eight Golden Rules of Interface Design
Setelah penyusunan user interface selesai, maka sekarang dapat dilakukan penyesuaian dan evaluasi user interface menggunaan Eight Golden Rules of Design Interface. Tabel 4 di bawah ini akan menjelaskan kesesuian user interface yang telah dibuat dengan Eight Golden Rules of Design Interface.
Tabel 4. Penyesuian user interface dengan Eight Golden Rules of Design Interface No
Eight Golden Rules of Design
Interface
Kesesuain User Interface
1 Konsisten
User interface yang disusun telah menampilkan konsistensinya
dalam melakukan urutan tindakan, perintah serta istilah istalah yang digunakan. Contohnya: urutan memasukan knowledge baru pada satu fitur dapat dilakukan urutan yang sama dengan fitur yang lainnya, selain itu istilah yang digunakan sama.
2 Penggunaan
Shortcut
User interface yang disusun telah menggunakan berbagai icon-icon shortcut unik dalam mengidentifikasikan setiap fitur,
sehingga user akan lebih mudah mengakses dan mengingat setiap fitur
3 Informatif
feedback
User interface yang disusun telah menggunakan fasilitas pesan
kesalahan yang jelas, sehingga user akan mengatahui apabila
user melakukan kesalahan dan dapat langsung memperbaikinya.
Misalnya ketika user tidak mengisi required field secara lengkap, maka akan keluar pesan atau informasi untuk segera melengkapinya.
4
Dialog yang memberikan penutupan
User interface yang disusun selalu memberikan dialog
penutupan, seperti misalnya ketika user berhasil memasukan data atau knowledge baru, maka akan muncul pesan “success
posting”.
5
Penanganan kesalahan sederhana
User interface yang disusun memberikan informasi mengenai
penanganan kesalahan yang sederhana melalui dialog box ketika kesalahan terjadi
6
Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
User interface yang disusun memudahkan user untuk kembali ke
tindakan sebelumnya dengan menekan “cancel” atau menekan tombol link ke menu sebelumnya.
7
Mendukung pengendalian
internal
User interface yang disusun memungkinkan user leluasa
memasukan knowledge baru atau mengapusnya kembali, selama masih dalam lingkup hak aksesnya.
8
Mengurangi beban ingatan jangka
pendek
Hal yang penting diperhatikan juga adalah User interface yang disusun sangat memudahkan user sehingga mampu mengurangi beban ingatan jangka pendek user karena adanya shortcut, serta pesan kesalahan yang informatif.
4. Penutup
Setelah dilakukan penelitian dan pengidentifikasian knowledge pada divisi TI perusahaan, terdapat banyak knowledge yang bersifat tacit maupun explicit, seperti dokumen perusahaan, sejarah tiap proyek, maupun ide dan gagasan dari SDM-nya, namun hal ini belum terdokumentasi dengan baik, karena belum adanya wadah pengelolaan pengetahuan karyawan secara terintegrasi, sementara knowledge tersebut penting untuk pengembangan inovasi produk. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya KM maka:
• Segala informasi, pengetahuan, laporan dan dokumen-dokumen proyek yang
sedang dan telah dilakukan dapat terdokumentasi dengan baik, terkelola, terdistribusi dan dapat diakses kembali untuk kepentingan pengembangan selanjutnya. Knowledge tersebut terdokumentasi melalui fitur project history, document, note of meeting, report, dan news.
• KM merupakan solusi yang mampu memberikan kemudahan dalam mengelola
pengetahuan perusahaan. Mengelola di sini tidak sebatas menyimpan, namun juga menciptakan budaya pembelajaran melalui proses pertukaran pengetahuan. Sehingga akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pembelajaran secara mandiri dan dalam memberikan solusi bagi sejumlah masalah yang dihadapi. Hal ini didukung oleh fitur document, forum discussion, dan project history. • Kunci sukses dalam pengelolaan pengetahuan adalah aktivitas knowledge
sharing . Di mana adanya KM ini mempermudah kolaborasi dan komunikasi yang memfasilitasi knowledge sharing tersebut. Aktivitas ini didukung oleh fitur forum discussion, mail, remainder, contact dan news.
Perancangan KM akan menjadi efektif dan membawa hasil sesuai dengan harapan jika didukung oleh setiap komponen di dalam perusahaan. Berikut adalah saran-saran yang diajukan untuk mencapai hasil yang maksimal:
• Perusahaan diharapkan memiliki seorang Chief Knowledge Officer (CKO). • Menghimbau karyawan untuk aktif menggunakan portal KM ini.
• Mengadakan pelatihan tentang cara mengoperasikan portal KM dengan baik. • Menerapkan sistem reward bagi karyawan yang aktif membagi pengetahuannya
dengan menggunakan portal KM ini.
• Mengembangkan ragam fitur aplikasi KM yang disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan perusahaan.
•
Mengevaluasi proses pengelolaan pengetahuan dan terus mengembangkannyaDaftar Pustaka
[1] Andriarto., Rakhmat, Akhram., Phirsen, Raynaldo., Widjaja, Yunus., Kumaradjaja, Richard. (2008). Perancangan Sistem Knowledge Management Divisi HR & Services International Oil Company. Jurnal Piranti Warta, vol.11 (1), pp 1-14.
[2] Bernard, Alan., Tichkiewitch,Serge. (2008). Methods and Tools for Effective Knowledge Life Cycle-Management. Berlin: Springer.
[3] David, Fred R. diterjemahkan oleh Sunardi, Dono. (2009). Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. (Edisi 12). Jakarta: Salemba Empat.
[4] Debowski, Shelda. (2006). Knowledge Management. Melbourne and Sydney: John Wiley and Son Australia, Ltd.
[5] Frei, Marcel., Mbachu, Jasper. (2011). SWOT Analysis of The Construction Cost Managemnt Profession. The Australian Case Study, pp 1-20.
[6] Gottschalk, Peter. (2005). Strategic Knowledge Management Technology. Norway: Idea Group Publishing.
[7] Heino, Norman., Ermilov, Timofey., Auer, Soren. (2011). Onto WiKi Mobile- Knowledge Management in Your Pocket. Universitat Leipzig, pp-33-34.
[8] Kumaradjaja, Richard., Ronald., Wuryaningtyas., Bawa. (2008). Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Bisnis Konsultasi RED Piramid. Jurnal Piranti Warta, vol.11 (3), pp 451-468.
[9] Nonaka, Ikujiro. Ichijo, Kazuo (2007). Knowledge Creation and Management : New Challbenges for Managers. New York: Oxford University Press.
[10] Probst, Gilbert., Steffen Raub, Kai Romhardt. (2004). Managing knowledge : Buildings For Success. Chichester, England: John Wiley & Sons.
[11] Satzinger, John., Jackson, Robert., Burd, Stephen. (2009). Systems Analysis and Design: In a Changing World. (5th edition). Boston: Course Technology.
[12] Shneiderman, Ben, Catherine Plaisant. ( 2010 ). Designing the User Interface Strategies for Effective Human-Computer Interaction. (5th edition). University of Maryland.
[13] Tjakraatmadja, Jaan Hidajat, Donald Crestofel Lantu. (2006). Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar. Cetakan Pertama. SBM-ITM. Bandung.
[14] Tobing, Paul L. (2007). Knowledge Management: Konsep, Arsitektur, dan Implementasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.