• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Tipe II di kurikulum 2013 pada materi peluang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Tipe II di kurikulum 2013 pada materi peluang"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW TIPE II DI KURIKULUM 2013 PADA MATERI PELUANG. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: ANGELIA PANGESTI HANDAYANI NIM: 111414039. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW TIPE II DI KURIKULUM 2013 PADA MATERI PELUANG. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: ANGELIA PANGESTI HANDAYANI NIM: 111414039. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN.  If you want to make your dreams come true, the first thing you have to do is wake up.. Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria 2. Kedua orang tuaku yang tercinta 3. Kedua kakakku yang ku sayangi 4. Teman-teman dan sahabatku. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 1 Juni 2015 Peneliti. Angelia Pangesti Handayani. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Angelia Pangesti Handayani. Nomor Mahasiswa. : 111414039. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya imiah saya yang berjudul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW TIPE II DI KURIKULUM 2013 PADA MATERI PELUANG Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.. Yogyakarta, 1 Juni 2015 Yang menyatakan. Angelia Pangesti Handayani. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. Angelia Pangesti Handayani. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II Di Kurikulum 2013 Pada Materi Peluang. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini betujuan untuk (1) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dapat diterapkan pada Kurikulum 2013 pada materi peluang; (2) Mengetahui tingkat minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II untuk materi peluang jika berhasil diterapkan pada Kurikulum 2013. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Sedayu yang terdiri dari 31 siswa. Penelitian dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada materi peluang untuk mata pelajaran matematika wajib. Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung selama 4 pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari persentase keterlaksanaan RPP dengan realita, dari hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoris serta minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. Penelitian hanya diikuti oleh 30 siswa dengan hasil sebagai berikut: (1) Model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dapat diterapkan dalam Kurikulum 2013 di kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Sedayu pada materi peluang untuk mata pelajaran matematika wajib. (2) Hasil minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dalam Kurikulum 2013 di kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Sedayu pada materi peluang adalah sebesar 96,667 %.. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II, Kurikulum 2013, Keterlaksanaan RPP, hasil belajar dan minat belajar.. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. Angelia Pangesti Handayani. 2015. Implementation of Jigsaw Type II of Cooperative Learning Model in Curriculum 2013 on Probability. A Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The aims of the research were to (1) find whether Jigsaw type II of cooperative learning model can be applied in Probability based on Curriculum 2013; (2) find the students’ learning motivation level after Jigsaw type II of cooperative learning model applied in Probability based on Curriculum 2013. The method of this research was quantitative descriptive of qualitative. Subject of this research was 1st grade students 4 in a science class of SMA Negeri 1 Sedayu which consisted of 31 students. The research was conducted in the second semester of 2014/2015 academic year on Probability of Mathematics as an obligatory subject. The learning activity in this research had been conducted for 4 meetings. Data collection in this study was conducted from percentage of the result on conducting the lesson plans, and the result of the learning activity that was evaluated from cognitive aspect, affective aspect and psychomotoric aspect and also the students’ learning motivation level after doing Jigsaw type II of cooperative learning model. There were 30 students who joined the research and the results were: (1) Jigsaw type II of cooperative learning model can be applied to 1st grade students 4 in a science class of SMA Negeri 1 Sedayu in learning Probability of Mathematics as an obligatory subject based on Curriculum 2013. (2) The result of students learning motivation level after Jigsaw type II of cooperative learning model applied in Probability based on Curriculum 2013 was 96,667 %. Keywords: Jigsaw type II of cooperative learning model, Curriculum 2013, the result of conducting the lesson plans, learning result and students learning motivation level.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II Di Kurikulum 2013 Pada Materi Peluang“ dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti meyadari skripsi ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Kaprodi Pendidikan Matematika. 3. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan segala bantuan, saran dan nasehatnya. 4. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan. 5. Bapak Drs. Edison Ahmad Jamli, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sedayu yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. 6. Ibu MM. Ririn Winarni, M.Pd., selaku guru matematika SMA Negeri 1 Sedayu yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Sedayu. 7. Siswa-siswi kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Sedayu tahun ajaran 2014/2015 yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. Orangtuaku, Yustinus Suparno dan Francisca Yuyun Dwi Yudaningsih serta kedua kakakku, Hadranus Purwo Nugroho dan Ferdian Dwi Armanto yang kusayangi, terimakasih atas doa, kesabaran, perhatian, dukungan dan kesempatan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai. 9. Teman-teman dan sahabatku: Benediktus Kristiaji Gunawan, Ruly Purbo Astuti, Y.F. Happy Wulandari, Franciska Thias F, atas kebersamaan, dukungan, semangat dan hiburan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan dalam menyusun skripsi: Putu Dyah P, Yesica dan teman-teman di Pendidikan Matematika 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas segala motivasi, saran dan semangat yang selalu diberikan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti terima dengan tangan terbuka. Semoga penelitian ini berguna bagi pengembangan dan penyempurnaan proses belajar mengajar matematika dan bermanfaat bagi para pembaca.. Yogyakarta, 1 Juni 2015 Peneliti. Angelia Pangesti Handayani. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v LEMBAR. PERNYATAAN. PERSETUJUAN. PUBLIKASI. KARYA. ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 8 E. Batasan Istilah ................................................................................... 8 F. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10 G. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11 BAB II: LANDASAN TEORI A. Penjelasan Teori ............................................................................... 13 1. Implementasi Kurikulum 2013 .................................................. 13 2. Minat Belajar ............................................................................. 14. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman 3. Model Pembelajaran .................................................................. 17 4. Cooperative Leraning (Pembelajaran Kooperatif) .................... 18 a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................... 18 b. Karakter Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 21 c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ............................... 22 d. Model-Model Pembelajaran Kooperatif .............................. 24 e. Jigsaw (Model Kelompok Ahli) .......................................... 25 5. Hasil Belajar .............................................................................. 32 6. Peluang ...................................................................................... 33 B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 35 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 37 BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................ 39 B. Subyek dan Obyek Penelitian .......................................................... 39 C. Bentuk Data ..................................................................................... 40 D. Metode dan Instrumen Penelitian .................................................... 40 E. Metode Analisis Data ...................................................................... 46 F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan ..................... 55 BAB IV: PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan Di Lapangan ......... 59 1. Sebelum Penelitian .................................................................... 59 2. Kegiatan Pembelajaran .............................................................. 60 a. Pertemuan Pertama .............................................................. 60 b. Pertemuan Kedua ................................................................. 65 c. Pertemuan Ketiga ................................................................. 68 d. Pertemuan Keempat ............................................................. 71 B. Analisis Data .................................................................................... 72 C. Pembahasan Hasil Analisis .............................................................. 93 D. Keterbatasan Dalam Penelitian ........................................................ 102 xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 103 B. Saran ................................................................................................. 104 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107 LAMPIRAN .................................................................................................... 109. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Halaman Tabel 2.1. Kegiatan Pembelajaran ................................................................ 13. Tabel 2.2. Perubahan Pembelajaran .............................................................. 14. Tabel 2.3. Sintaks Secara Umum Model Pembelajaran Kooperatif .............. 20. Tabel 2.4. Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ..... 24. Tabel 3.1. Lembar Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran ............... 42. Tabel 3.2. Kisi-kisi Pengamatan Sikap Sosial Siswa di Kelompok Ahli ...... 43. Tabel 3.3. Kisi-kisi Pengamatan Sikap Sosial Siswa di Kelompok Asal ...... 44. Tabel 3.4. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan (Aspek Psikomotoris) Siswa ... 45. Tabel 3.5. Peta Konsep Kuesioner ................................................................ 46. Tabel 3.6. Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ..................................... 46. Tabel 3.7. Penskoran dari Pernyataan Positif ............................................... 46. Tabel 3.8. Penskoran dari Pernyataan Negatif .............................................. 46. Tabel 3.9. Penilaian Sikap Sosial Siswa di Kelompok Ahli ......................... 47. Tabel 3.10 Penilaian Sikap Sosial Siswa di Kelompok Asal ......................... 48 Tabel 3.11 Penilaian Keterampilan ................................................................ 48 Tabel 3.12 Kategori Nilai Kompetensi Penilaian Sikap Sosial Siswa ........... 48 Tabel 3.13 Kategori Nilai Kompetensi Penilaian Keterampilan .................... 48 Tabel 3.14 Kriteria Koefisien Validitas ......................................................... 51 Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ..................................................... 52 Tabel 3.16 Kategori Nilai Akhir Ulangan Setiap Siswa ................................ 53 Tabel 3.17 Kriteria Tingkat Hasil Belajar Siswa Setiap Pertemuan .............. 53 Tabel 3.18 Kriteria Tingkat Hasil Belajar Semua Siswa Setiap Pertemuan .. 54 Tabel 3.19 Kriteria Minat Belajar Setiap Siswa ............................................. 54 Tabel 3.20 Kriteria Minat Belajar Seluruh Siswa .......................................... 55 Tabel 4.1. Kelompok Asal Pertemuan Pertama ............................................ 62. Tabel 4.2. Kelompok Ahli Pertemuan Pertama ............................................ 63. Tabel 4.3. Kelompok Asal Pertemuan Kedua ............................................... 66. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman Tabel 4.4. Kelompok Ahli Pertemuan Kedua ............................................... 66. Tabel 4.5. Kelompok Asal Pertemuan Ketiga ............................................... 69. Tabel 4.6. Kelompok Ahli Pertemuan Ketiga ............................................... 70. Tabel 4.7. Keterlaksanaan RPP Setiap Pertemuan ........................................ 73. Tabel 4.8. Analisis Keterlaksanaan RPP Setiap Pertemuan .......................... 74. Tabel 4.9. Analisis Butir Soal Ulangan (Uji Coba) ...................................... 76. Tabel 4.10 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Ulangan ............................... 77 Tabel 4.11 Nilai Kuis Siswa Setiap Pertemuan ............................................. 78 Tabel 4.12 Kriteria Hasil Kuis Pertemuan Pertama ....................................... 79 Tabel 4.13 Kriteria Hasil Kuis Pertemuan Kedua .......................................... 79 Tabel 4.14 Kriteria Hasil Kuis Pertemuan Ketiga ......................................... 79 Tabel 4.15 Analisis Hasil Ulangan Siswa ...................................................... 79 Tabel 4.16 Diskusi Kelompok Ahli Pertemuan Pertama ............................... 81 Tabel 4.17 Penghitungan Frekuensi Kelompok Ahli Pertemuan Pertama...... 81 Tabel 4.18 Diskusi Kelompok Asal Pertemuan Pertama ............................... 82 Tabel 4.19 Penghitungan Frekuensi Kelompok Asal Pertemuan Pertama ..... 82 Tabel 4.20 Diskusi Kelompok Ahli Pertemuan Kedua .................................. 82 Tabel 4.21 Penghitungan Frekuensi Kelompok Ahli Pertemuan Kedua ....... 83 Tabel 4.22 Diskusi Kelompok Asal Pertemuan Kedua................................... 84 Tabel 4.23 Penghitungan Frekuensi Kelompok Asal Pertemuan Kedua ........ 84 Tabel 4.24 Diskusi Kelompok Ahli Pertemuan Ketiga .................................. 85 Tabel 4.25 Penghitungan Frekuensi Kelompok Ahli Pertemuan Ketiga ....... 85 Tabel 4.26 Diskusi Kelompok Asal Pertemuan Ketiga ................................. 86 Tabel 4.27 Penghitungan Frekuensi Kelompok Asal Pertemuan Ketiga ....... 86 Tabel 4.28 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Pertama ........ 87 Tabel 4.29 Penghitungan Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Pertama ......................................................................................... 88 Tabel 4.30 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Kedua .......... 88 Tabel 4.31 Penghitungan Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Kedua ........................................................................................... 89 xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman Tabel 4.32 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Ketiga .......... 89 Tabel 4.33 Penghitungan Hasil Pengamatan Aspek Psikomotoris Pertemuan Ketiga ........................................................................................... 90 Tabel 4.34 Data Hasil Kuesioner ................................................................... 92 Tabel 4.35 Analisis Data Kuesioner ............................................................... 93 Tabel 4.36 Daftar Penghargaan Kelompok Terbaik ...................................... 102. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.1. Hasil Belajar dari Pembelajaran Kooperatif ............................. 20. Gambar 2.2. Dinamika Pembagian Kelompok Model Pembelajaran Jigsaw 27. Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II .......................................................................... 38. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Halaman Lampiran A A.1 RPP .............................................................................................. 111 Lampiran B B.1. Lembar Validitas Soal .................................................................. 152. B.2. Lembar Validitas Kuesioner ........................................................ 153. Lampiran C C.1. Tabel Data Hasil Uji Coba Ulangan ............................................ 155. C.2. Data Nilai Ulangan Tengah Semester 2 ....................................... 156. C.3. Dasar Pembagian Kelompok Asal Dan Kelompok Ahli .............. 157. C.4 Daftar Pembagian Kelompok Asal Dan Daftar Pembagian Kelompok Ahli .............................................................................. 158 C.5. Data Nilai Ulangan Tipe A Dan Data Nilai Ulangan Tipe B ....... 159. C.6. Data Lembar Ulangan Siswa ........................................................ 160. C.7. Data Lembar Kuis Siswa .............................................................. 172. Lampiran D D.1. Kuesioner Minat Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran ............ 179. D.2. Data Kuesioner Siswa .................................................................. 182. D.3 Perhitungan Kriteria Data Kuesioner Minat Belajar Siswa ......... 188 D.4 Data Klasifikasi Aspek Jawaban Siswa Data Kuesioner ............. 190 Lampiran E E.1. Dokumentasi ................................................................................. 207. Lampiran F F.1. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 211. F.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 214. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Negara maju tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan negaranya. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan mencoba menerapkan kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dibeberapa sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah. Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa agar mereka memiliki kompetensi. yang. diharapkan,. melalui. upaya. menumbuhkan. serta. mengembangkan; sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Komponen yang paling menonjol pada Kurikulum 2013 adalah strategi pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dirancang agar siswa secara aktif mengonstruk konsep melalui tahap-tahap mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan konsep dalam suatu kelompok. Perubahan Kurikulum ini menuai banyak kontroversi. Para praktisi pendidikan, orang tua murid, aktivis Indonesia Corruption Watch, Persekutuan Gereja Indonesia dan Federasi Serikat Guru Indonesia yang tergabung dalam Koalisi Pendidikan (dalam Koalisi Pendidikan Tolak. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Perubahan Kurikulum, Kompas, edisi 5 Desember 2012) menyatakan penolakannya terhadap perubahan kurikulum. Koalisi Pendidikan menilai perubahan kurikulum dilakukan secara reaktif tanpa ada misi yang jelas mengenai pendidikan serta tidak didahului dengan riset dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Para guru sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kurikulum dan para pakar pedagogik yang seharusnya terlibat justru tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Perubahan kurikulum terkesan dipaksakan dan asal-asalan sehingga berakibat para guru dan murid yang menjadi korban. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (dalam Mendikbud Hentikan Kurikulum 2013, Kembali ke Kurikulum 2006, Kompas, edisi 8 Desember 2014) mengatakan bahwa “Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir”. Sekolah-sekolah inilah yang diwajibkan menjalankan kurikulum 2013 dan sebagai tempat untuk memperbaiki serta mengembangkan Kurikulum 2013. Sekolah yang baru menerapkan. Kurikulum. 2013. selama. satu. semester. akan. kembali. menggunakan Kurikulum 2006 sampai mereka benar-benar siap menerapkan Kurikulum 2013. Keputusan ini diambil berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan Kurikulum 2013 karena beberapa hal, antara lain masalah kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru, dan pelatihan kepala sekolah..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Perubahan kurikulum membuat para guru dituntut berusaha lebih kreatif dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika yang kaitannya dengan proses penalaran deduktif. Penalaran deduktif merupakan proses penalaran yang kesimpulannya ditarik dari pernyataan umum menuju pernyataan khusus menggunakan penalaran. Penalaran deduktif terlebih dahulu diawali dengan konsep dan teori selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Proses penalaran deduktif membuat mata pelajaran matematika dikenal sebagai salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa merasa matematika merupakan mata pelajaran yang berat dan sulit untuk dipahami. Pandangan siswa yang demikian dapat berpengaruh buruk terhadap psikologi siswa sehingga minat dan hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah. Pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan dan teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Sekolah tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Sedayu yang terletak di Jalan Kemusuk km. 1 Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul Yogyakarta. Sekolah ini telah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya sejak tahun ajaran 2013/2014. SMA Negeri 1 Sedayu berketetapan melaksanakan Kurikulum 2013, karena sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. SMA Negeri 1 Sedayu memiliki guru dengan kualifikasi akademik yang beragam, 15 orang guru telah menempuh pendidikan S2 dan 52 orang guru telah menempuh pendidikan S1. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sedayu pada bulan maret tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 925 siswa yang terbagi menjadi 32 kelas. Di kelas X dan kelas XI terdapat masing-masing satu kelas akselerasi sebagai kelas percepatan dan kelas pengayaan sebagai kelas unggulan yang disiapkan untuk menjadi wakil sekolah dalam kegiatan lomba di luar kelas. Jumlah siswa di kelas X sebanyak 316 siswa, kelas XI sebanyak 297 siswa dan kelas XII sebanyak 312 siswa. Berdasarkan kualifikasi akademik guru dan siswa yang telah disebutkan di atas, diharapkan guru sudah mampu menerapkan beberapa model pembelajaran yang mutahir, namun kenyataannya berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas, guru matematika di SMA Negeri 1 Sedayu masih menggunakan model pembelajaran tradisional yaitu metode ceramah. Metode ceramah dipilih karena model pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu pengajaran padahal materi yang harus diajarkan oleh guru sangat banyak. Alasan lainnya karena tidak semua siswa mau berpartisipasi aktif ketika bekerja dalam kelompok. Pembelajaran metode ceramah membuat guru harus menjelaskan secara menyeluruh materi yang akan diajarkan sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Metode ceramah membuat sebagian besar siswa hanya menghafal rumus tanpa memahami materi dengan benar dikarenakan siswa langsung diberi rumus matematika tanpa mengetahui proses untuk.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. mendapatkannya. Keadaan tersebut membuat siswa mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada persoalan yang berbeda-beda. Pembelajaran metode ceramah membuat siswa tidak dilatih berpikir sendiri sehingga tidak sesuai dengan proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan agar siswa dapat menerima berbagai keragaman temannya serta mengembangkan keterampilan sosial. Jigsaw tipe II adalah adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana dalam proses pembelajarannya, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang, dan setiap anggota kelompok harus membaca materi secara menyeluruh serta diberikan tanggungjawab secara mandiri untuk berperan aktif selama proses pembelajaran sehingga diharapkan mampu memahami materi dengan baik. Semua kelompok dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berkompetisi untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa karena merasa usahanya mendapat perhatian dari guru. Masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Sedayu sama dengan masalah yang dihadapi peneliti di tempat Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selama PPL peneliti pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok diskusi berbasis masalah (problem-based learning),.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. namun tidak dapat berjalan dengan baik. Masalah tersebut terjadi karena selama proses pembelajaran siswa dengan tingkat intelegensi biasa atau kurang, tidak ikut ambil bagian dalam dikusi kelompok sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ning Endah Sri Rejeki (2009) berjudul. “Meningkatkan. Hasil. Belajar. Matematika. Melalui. Model. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Kelas VIII G Semester 2 SMP Negeri 2 Toroh Grobogan“ menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan ketuntasan belajar Matematika kelas VIII G dari hanya mencapai 72,5% menjadi 87,5%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keaktifan siswa sangat baik selama proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II, permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 1 Sedayu dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di atas, maka peneliti tertarik meneliti apakah model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dapat diterapkan pada kurikulum 2013 untuk materi peluang. Materi peluang dipilih karena termasuk materi yang membutuhkan tingkat pemahaman dan kemampuan analisis tinggi dalam memecahkan setiap persoalan. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II diharapkan membuat setiap siswa mempunyai tanggungjawab dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu memahami materi dengan baik bukan hanya sekedar menghafal materi. Pemahaman konsep akan didapat oleh siswa jika model pembelajaran tersebut mampu meningkatkan minat siswa dalam.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran sehingga kurang sesuai dengan proses pembelajaran menurut Kurikulum 2013. 2. Waktu untuk proses pembelajaran dengan menerapkan Kurikulum 2013 tidak sebanding dengan banyaknya materi yang akan diajarkan. 3. Tidak semua siswa dalam kelompok mau berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran secara kelompok. 4. Banyak siswa hanya menghafal rumus matematika padahal materi peluang termasuk materi yang membutuhkan tingkat pemahaman dan kemampuan analisis tinggi dalam memecahkan setiap persoalan.. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terfokus, maka peneliti memberi pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif Jigsaw tipe II. 2. Materi yang dipilih dalam penelitian adalah materi peluang kelas X Matematika Wajib..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengajukan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dapat diterapkan pada Kurikulum 2013 untuk materi peluang? 2. Bagaimana tingkat minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II untuk materi peluang jika berhasil diterapkan pada Kurikulum 2013?. E. Batasan Istilah Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian didefinisikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana dalam proses pembelajarannya, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang dan setiap anggota kelompok harus membaca materi secara menyeluruh terlebih dahulu serta diberikan tanggungjawab secara mandiri untuk berperan aktif selama proses pembelajaran sehingga diharapkan mampu memahami materi dengan baik. Semua kelompok dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berkompetisi untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa karena merasa usahanya mendapat perhatian dari guru..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. 2. Hasil belajar yaitu segala perubahan yang terjadi pada diri siswa yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. 3. Minat belajar yaitu keterlibatan siswa secara menyeluruh baik hati dan pikirannya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dengan memperhatikan. seseorang. (guru). atau. kegiatan. dalam. kegiatan. pembelajaran tanpa ada yang menyuruh. 4. Peluang suatu kejadian A adalah hasil bagi banyaknya kemungkinan kejadian A terjadi dengan banyaknya anggota ruang sampel dari suatu percobaan. Berdasarkan batasan istilah di atas maka yang dimaksud dengan judul penelitian adalah penerapan suatu model pembelajaran untuk memperoleh perubahan pada diri siswa dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang yang mempunyai. tanggungjawab. secara. mandiri. dalam. menyelesaikan. permasalahan yang diberikan sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk materi peluang. Keberhasilan penerapan model pembelajaran tersebut dilihat berdasarkan kesesuaian antara RPP dengan realita saat proses pembelajaran, hasil belajar dan minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berdasarkan Kurikulum 2013 untuk materi peluang di kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Sedayu tahun ajaran 2014/2015..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. F. Tujuan Penelitian Terdapat beberapa tujuan penelitian yang ingin peneliti sumbangkan berdasarkan hasil penelitian mengenai Kurikulum 2013 jika kurikulum ini akan tetap diterapkan oleh pemerintah yaitu: 1. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II dapat diterapkan pada Kurikulum 2013 untuk materi peluang. 2. Mengetahui tingkat minat belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II untuk materi peluang jika berhasil diterapkan pada Kurikulum 2013.. G. Manfaat Penelitian Apabila penelitian berjalan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah direncanakan maka diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi penulis, hasil penelitian dapat memberikan pengalaman terutama dalam perannya sebagai seorang guru saat memasuki dunia kerja untuk merencanakan. dan. melaksanakan. proses. pembelajaran. dengan. menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berdasarkan Kurikulum 2013. 2. Bagi pendidik, sebagai saran penggunaan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas pada materi peluang dengan menerapkan proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. 3. Bagi siswa, melatih untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa dan membantu siswa memahami materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II. 4. Bagi pemerintah, hasil penelitian dapat memberikan sumbangan mengenai realisasi proses pembelajaran dengan menerapkan Kurikulum 2013.. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian terdiri dari 5 bab dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I. penulis menjabarkan mengenai latar belakang melakukan penelitian, identifikasi masalah yang ditemukan di tempat penelitian, pembatasan masalah dan rumusan masalah yang ingin diselesaikan, batasan masalah dan penjelasan istilah (batasan istilah) yang digunakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat yang diperoleh dari penelitian serta sistematika penulisan penelitian.. BAB II. penulis menjabarkan mengenai landasan teori yang terdiri dari penjelasan teori pengertian implementasi kurikulum 2013, minat belajar, model pembelajaran, pembelajaran kooperatif, hasil belajar dan materi penelitian. Uraian mengenai penelitian yang relevan tentang model pembelajaran kooperatif Jigsaw serta kerangka berpikir penulis dalam melaksanakan penelitian juga akan dibahas..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III. 12. berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian, jenis, subyek, obyek, variabel-variabel penelitian, bentuk data, metode dan instrumen pengumpulan data, metode/teknik menganalisis data serta prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan.. BAB IV. penulis menjabarkan mengenai hasil penelitian, penyajian data, dan analisis data yang diperoleh selama melakukan penelitian dengan menggunakan proses analisis data yang telah dipaparkan pada BAB III. Pada BAB ini juga akan membahas mengenai keterbatasan. yang dialami peneliti selama melaksanakan. penelitian. BAB V. berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh peneliti setelah melaksanakan penelitian untuk menjawab masalahmasalah yang ingin diselesaikan serta saran-saran yang diberikan peneliti bagi pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian baik langsung maupun tidak langsung..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Penjelasan Teori 1.. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah melakukan pergantian Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya. Komponen yang paling menonjol pada Kurikulum 2013 adalah strategi pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Berikut tabel kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik: Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan Mengamati (observing) Menanya (questioning) Pengumpulan data (experimenting) Mengasosiasi (associating) Mengkomunikasikan. Aktivitas Belajar Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat). Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang berisi hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri menjadi suatu kebiasaan. Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, experiment), mengumpulkan data. Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data. Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.. Sumber: M.Hosnan, 2014: 39. Diberlakunya Kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru 2013/2014, maka ada penyempurnaan menyangkut standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian. Tabel perubahan pembelajaran yang terjadi di Kurikulum 2013, yaitu:. 13.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Tabel 2.2 Perubahan Pembelajaran No Pola Lama 1 Siswa diberi tahu Guru sebagai satu-satunya sumber 2 belajar. Siswa belajar dengan pendekatan 3 tekstual. Kegiatan pembelajaran berbasis 4 konten. Kegiatan pembelajaran berbasis 5 parsial. Pembelajaran yang menekankan 6 jawaban tunggal Kegiatan pembelajaran bersifat 7 verbalisme/ kata-kata belaka Kurang mengutamakan pembudayaan 8 dan pembudayaan siswa sebagai pembelajar Kurangnya peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan 9 fisik (hardskiils) dan keterampilan mental (softskills) Kegiatan pembelajaran hanya 10 berlangsung di kelas. Pola Baru Siswa mencari tahu Siswa belajar dengan berbasis aneka sumber belajar. Siswa belajar dengan penguatan penggunaan pendekatan ilmiah Kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi Kegiatan pembelajaran terpadu Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi. Kegiatan pembelajaran bersifat aplikatif/terapan Pembelajaran dengan mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat Meningkatkan keseimbangan antara keterampilan fisik (hardskiils) dan keterampilan mental (softskills) Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung di rumah , di sekolah dan di masyarakat. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan prinsip empowernmental/ pemberdayaan bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran secara optimal. Kegiatan pembelajaran dengan penerapan nilai-nilai melalui pemberian keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.. 11. Kurangnya penerapan prinsip empowernmental/ pemberdayaan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 12. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. 13. Kurangnya penerapan nilai-nilai keteladanan, kemauan, dan pengembangan kreativitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.. 14. Kurang pengakuan perbedaan Pengakuan atas perbedaan individual dan individual dan latar belakang budaya latar belakang budaya siswa. siswa.. Sumber: M.Hosnan, 2014: 39. 2.. Minat Belajar Menurut Hamalik (dalam Ahmad Susanto, 2013: 4) belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. merupakan mengalami. Hasnawiyah (dalam H. Makmun Khairani, 2014: 142-144) mengatakan „proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat, oleh karena itu guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dimengerti oleh siswa‟. Kalau seorang siswa mempunyai minat pada mata pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya, sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka dia akan malas memperhatikan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Kartono dalam buku yang sama mengatakan bahwa „siswa yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya‟. Syaiful Bahri Djamarah (2011: 166-167) mendefinisikan “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Lockmono (dalam buku H. Makmun. Khairani,. 2014:. 142). mengemukakan. minat. adalah. „kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu‟. Hardjana juga dalam buku yang sama mengemukakan bahwa „minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman‟. Gie masih dalam buku yang sama mengemukakan minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh. pengetahuan. dan. mencapai. pemahaman. tentang. pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah. Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan mengenai pengertian minat belajar yang akan digunakan dalam penelitian. Minat belajar adalah keterlibatan siswa secara menyeluruh baik hati dan pikirannya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dengan memperhatikan seseorang (guru) atau kegiatan dalam kegiatan pembelajaran tanpa ada yang menyuruh. Minat sebagai salah satu aspek psikologis menurut Slameto (dalam H. Makmun Khairani, 2014: 145) dipengaruhi oleh faktor: a) Faktor dari dalam diri siswa (cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan) b) Faktor dari luar diri siswa (kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya). Menurut H. Makmun Khairani (2014: 148) alasan siswa kurang minat belajar mungkin dikarenakan: a) Kurang menariknya pembelajaran yang mereka harus hadapi setiap hari di sekolah. b) Belum menyadari pentingnya belajar untuk masa depan mereka, sehingga. mereka. mencapai prestasi.. kurang. termotivasi. untuk. berlomba-lomba.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. c) Ada gangguan fisik atau kesehatan yang menghambat mereka belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar dan salah satu usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan melakukan pembelajaran yang menarik bagi siswa.. 3.. Model Pembelajaran Eggen dan Kauchak (dalam M. Hosnan, 2014: 234) menjelaskan „model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggungjawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran‟. Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009: 50-72) menyebutkan „model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Penerapan model pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa‟. Dahlan juga menyebutkan dalam buku yang sama bahwa „model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas‟. Berdasarkan ketiga pendapat ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. sedemikian rupa dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas sesuai dengan kebutuhan siswanya. Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan Kurikulum 2013, misalnya pembelajaran kooperatif (cooperative learning), contextual teaching and learning (CTL), Problem-Based Learning, dan lain-lain. Penelitian akan membahas satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif.. 4.. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) Penelitian. akan. membahas. beberapa. hal. mengenai. model. pembelajaran kooperatif antara lain pengertian, karakter, unsur-unsur dan model-model pembelajaran kooperatif. a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Proses. pembelajaran. kooperatif. mendorong. siswa. untuk. bekerjasama pada suatu tugas bersama dan harus mengkoordinasikan usahanya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Solihatin (dalam M. Hosnan, 2014: 235) menyebutkan pengertian. pembelajaran. kooperatif. adalah. „suatu. model. pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen‟. Sanjaya (dalam Rusman, 2014: 203-208) menyebutkan bahwa „Cooperative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan‟. Masih dalam buku yang sama Muslim Ibrahim juga mengemukakan mengenai pengertian pembelajaran kooperatif adalah „suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah‟. Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan mengenai pengertian pembelajaran kooperatif yang akan digunakan dalam penelitian. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok yang terdiri atas minimal empat orang yang masing-masing anggotanya bersifat heterogen untuk menjalin kerja sama dan saling bergantung untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif berdasarkan beberapa alasan, pertama merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam model pembelajaran ini.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. terjadi perubahan proses pembelajaran yang tadinya berfokus pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kedua, model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama antar anggota kelompok dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Pembagian anggota kelompok bersifat heterogen (kemampuan, ras, budaya, suku dan gender yang berbeda) untuk menjalin kerja sama dan saling bergantung dalam menyelesaikan permasalahan. Ketiga, selama proses pembelajaran siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Arends2 (dalam Ridwan Abdullah Sani, 2013: 132) mengungkapkan mengenai hasil belajar sebagai berikut: HASIL BELAJAR Prestasi akademik Pembelajaran Kooperatif. Toleransi dan menerima keberagaman Keterampilan Sosial. Gambar 2.1 Hasil Belajar dari Pembelajaran Kooperatif Sumber : Ridwan Abdullah Sani, 2013: 132. Sintaks kegiatan yang perlu dilakukan guru dan siswa mulai dari awal pembelajaran sampai kegiatan akhir model pembelajaran kooperatif (dalam Ridwan Abdullah Sani, 2013: 132): Tabel 2.3 Sintaks Secara Umum Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi. Aktivitas guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi peserta untuk belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cermah, demonstrasi, diskusi, dan/atau melalui bahan bacaan..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Tabel 2.3 (lanjutan) Fase Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan. Aktivitas guru Guru membagi siswa dalam kelompok atau menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Guru mengevaluasi hasil belajar atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru menilai dan memberikan penghargaan atas upaya dan hasil belajar individu serta kelompok.. Sumber : Ridwan Abdullah Sani, 2013: 132. b. Karakter Model Pembelajaran Kooperatif Rusman (2014: 206) mengemukakan mengenai karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Pembelajaran secara kelompok Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok sebagai tempat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus dapat membuat setiap anggotanya untuk belajar sehingga diharapkan dapat saling membantu. 2) Didasarkan pada manajemen kooperatif Manajemen mempunyai tiga fungsi: a) Sebagai. perencanaan. pembelajaran. pelaksanaan,. kooperatif. menunjukkan. dilaksanakan. sesuai. bahwa dengan. perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b) Sebagai. organisasi,. menunjukkan. bahwa. 22. pembelajaran. kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. c) Sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes. 3) Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan keberhasilan. pembelajaran. secara. kooperatif. kelompok,. oleh. ditentukan karenanya. oleh prinsip. kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil optimal. 4) Keterampilan bekerja sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Positive interdependence (Prinsip ketergantungan positif) Keberhasilan. penyelesaian. tugas. dalam. pembelajaran. kooperatif tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. Selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antarsesama. Rasa saling membutuhkan antarsesama itu terwujud melalui: (1) saling ketergantungan pencapaian tujuan, (2) saling ketergantungan. dalam. menyelesaikan. pekerjaan,. (3). ketergantungan sumber untuk menyelesaikan pekerjaan, (4) saling ketergantungan peran. 2) Individual accountability (Tanggung jawab perseorangan) Pembelajaran kooperatif bentuknya adalah kelompok, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab masingmasing yang harus dikerjakan, tetapi proses penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individu. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, oleh karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individu inilah akuntabilitas individual. 3) Face to face promotion interaction (Interaksi tatap muka) Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi antar anggota kelompok. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala. Intinya menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4) Participation communication (Partisipasi dan komunikasi) Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 5) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu, setelah beberapa kali terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif. d. Model-Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa variasi, yaitu student. teams-achiement. investigation/GI. (investigasi. divisions. (STAD),. kelompok). dan. jigsaw, model. group. struktural.. Perbandingan karakteristik dari masing-masing model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.4 Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tujuan Koognitif. STAD Informasi akademik sederhana. JIGSAW Informasi akademik sederhana. GI Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inquiry. STRUKTURAL Informasi akademik sederhana.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Tabel 2.4 (lanjutan) Tujuan Sosial Struktur Kelompok. Pemilihan Topik Pelajaran Tugas Utama. STAD Kerja kelompok dan kerja sama. JIGSAW Kerja kelompok dan kerja sama. Kelompok belajar Kerja kelompok heterogen dengan dan kerja sama 4-5 orang anggota Biasanya guru Biasanya guru. Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya. Penilaian. Tes mingguan. Pengakuan. Lembar pengetahuan dan publikasi lain. Siswa mempelajari materi dalam kelompok “ahli”, kemudian membantu anggota kelompok “asal” mempelajari materi itu Bervariasi, dapat berupa tes mingguan. Publikasi lain. GI Kerja sama dalam kelompok kompleks Kelompok belajar dengan 5-6 anggota homogen. STRUKTURAL Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota. Biasanya siswa. Biasanya guru. Siswa menyelesaikan inquiry kompleks. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sosial dan kognitif. Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essai Lembar pengetahuan dan publikasi lain. Bervariasi. Bervariasi. Sumber: M.Hosnan, 2014: 261-262. e. Jigsaw (Model Kelompok Ahli) 1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif Jigsaw mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Rusman (2014: 218) “model pembelajaran Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil”. Menurut Lie (dalam Rusman, 2014: 218), „pembelajaran Jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri‟. Menurut Jhonson (dalam M. Hosnan, 2014: 249) menyatakan bahwa „pembelajaran Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok‟. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, pengertian model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang akan digunakan dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa mendapat pengalaman belajar melalui kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen, dimana setiap siswa saling bergantung dan mempunyai tanggung jawab secara mandiri. Proses pembelajaran kooperatif Jigsaw membagi siswa dalam 2 kategori kelompok belajar, yakni expert group (kelompok.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. ahli) dan home group (kelompok asal). Skema pembagian kelompok pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw disajikan berikut ini. Kelompok asal (Home Group). A1. B1. C1. A2. B2. C2. A3. B3. C3. Kelompok ahli (Expert Group). A1. A2. A3. B1. B2. B3. C1. C2. C3. Gambar 2.2 Dinamika Pembagian Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2013:136. Terdapat 3 jenis model pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu Jigsaw tipe I atau dikenal dengan sebutan Jigsaw, Jigsaw tipe II dan Jigsaw tipe III. Jigsaw tipe II dan Jigsaw tipe III merupakan bentuk adaptasi dari model pembelajaran Jigsaw tipe I. Jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin (1989). Teknik pelaksanaan Jigsaw tipe II hampir sama dengan Jigsaw tipe I, hanya saja dalam model ini,. setiap. kelompok. “berkompetisi”. untuk. memperoleh. penghargaan kelompok (group reward). Jigsaw tipe II diawali dengan semua siswa mempelajari materi secara lengkap terlebih dahulu sebelum materi dibagi menjadi beberapa bagian. Modifikasi Jigsaw tipe III dikembangkan oleh Kagan (1990) dan dua “spesialis” yang sudah banyak mempublikasikan buku seputar pembelajaran kooperatif, David Johnson dan Robert Johnson..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. Tidak ada perbedaan yang menonjol antara Jigsaw tipe I, Jigsaw tipe II, dan Jigsaw tipe III dalam tata laksana dan prosedurnya masing-masing. Jigsaw tipe III menurut Kagan lebih terfokus pada penerapannya di kelas-kelas bilingual sehingga pada umumnya menggunakan bahasa Inggris untuk materi, bahan, lembar kerja dan kuisnya. Jigsaw tipe I dan Jigsaw tipe II dapat diterapkan untuk semua materi pelajaran. 2) Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II Model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II adalah salah satu model. pembelajaran. pembelajarannya,. kooperatif,. siswa. dimana. dikelompokkan. dalam. menjadi. proses beberapa. kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang dan setiap anggota kelompok harus membaca materi secara menyeluruh terlebih dahulu serta diberikan tanggungjawab secara mandiri untuk berperan aktif selama proses pembelajaran sehingga diharapkan mampu memahami materi dengan baik. Semua kelompok dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berkompetisi. untuk. memperoleh. penghargaan. kelompok.. Penghargaan kelompok diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa karena merasa usahanya mendapat perhatian dari guru. Langkah-langkah Jigsaw tipe II menurut Robert E Slavin (2005: 237-238) adalah sebagai berikut:.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. a) Siswa bekerja dalam kelompok yang heterogen. b) Siswa diberi tugas membaca beberapa bab atau unit. c) Siswa diberi “lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota kelompok saat mereka membaca. d) Siswa dari kelompok berbeda yang mempunyai fokus topik yang. sama. bertemu. dalam. “kelompok. ahli”. untuk. mendiskusikan topik mereka. e) Setelah selesai diskusi, para ahli kembali kepada kelompok asal dan secara bergantian mengajari teman satu kelompoknya mengenai topik mereka. f) Siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik (kuis). Skor kuis akan menjadi skor kelompok. Siswa yang kelompoknya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi kelompok lainnya. Slavin (dalam M. Hosnan, 2014: 249) mengemukakan beberapa aktivitas Jigsaw tipe II seperti berikut: a) Membaca. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca sehingga mendapatkan informasi . b) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapat topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok (kelompok ahli) untuk mendiskusikan topik permasalahan tersebut..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. c) Laporan kelompok. Ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan hasil diskusinya pada anggota kelompoknya masing-masing. d) Kuis. Siswa memperoleh kuis individu/perorangan yang mencakup semua topik permasalahan. e) Perhitungan skor kelompok dan penentuan penghargaan kelompok. 3) Manfaat. Interaktif. Kooperatif. Dalam. Model. Pembelajaran. Kooperatif Jigsaw Jhonson and Jhonson (dalam Rusman, 2014: 219) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah: a) Meningkatkan hasil belajar; b) Meningkatkan daya ingat; c) Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi; d) Mendorong tumbuhnya kesadaran individu; e) Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen; f). Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah;. g) Meningkatkan sikap positif terhadap guru; h) Meningkatkan harga diri anak;.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. i). Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif;. j). Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.. 31. Menurut Lei (dalam Rusman, 2014: 218) „Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain‟. 4) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw a) Kelebihan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Kelebihan model pembelajaran tipe Jigsaw daripada model pembelajaran tipe STAD, GI dan model struktural, yaitu: (1) Setiap siswa memiliki tanggung jawab atau tugas yag sama walaupun dengan kemampuan siswa yang heterogen. (2) Hasil diskusi digunakan sebagai penilaian kelompok. b) Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw (1) Apabila anggota dalam kelompok tidak sesuai dengan harapan siswa, maka kegiatan diskusi kelompok tidak dapat berjalan dengan baik. (2) Waktu pelaksanaan proses pembelajaran cukup lama.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. 5. Hasil Belajar Ahmad Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pendapat lain mengenai hasil belajar menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012: 14-15) adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Juliah yang juga dalam buku sama menyebutkan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli, peneliti menarik kesimpulan mengenai pengertian hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitiannya yaitu segala perubahan pada diri siswa yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya khususnya pada mata pelajaran matematika. Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah. Hal yang dipelajari meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif) berkaitan dengan mata pelajaran. Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1989: 22) mengemukakan ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. evaluasi. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaaan belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam skill (keterampilan) dan kemampuan bertindak individu.. 6. Peluang a) Kemungkinan Suatu Kejadian Setiap melakukan suatu percobaan pasti akan selalu mendapatkan hasil. Hasil dari suatu percobaan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu dalam melakukan percobaan kita harus menduga hasil yang mungkin terjadi. Himpunan dari hasil yang diharapkan disebut kejadian. Himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu percobaan disebut ruang sampel dan biasanya dilambangkan dengan “S”. Banyaknya anggota dalam himpunan S disebut dengan cardinal S yang dilambangkan dengan “n(S)”. Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Ada beberapa cara untuk menyajikan semua kejadian yang mungkin muncul dalam suatu percobaan, yaitu: cara mendaftar, menggunakan diagram cartesius, menggunakan tabel dan menggunakan diagram pohon..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. b) Frekuensi Relatif Suatu Hasil Percobaan Frekuensi relatif adalah perbandingan antara banyak terjadi sebuah kemungkinan hasil dengan banyak percobaan yang dilakukan. Frekuensi relatif dilambangkan dengan. . Misalnya A adalah suatu. hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan. Frekuensi relatif A atau. adalah hasil bagi antara banyaknya hasil A dengan. banyaknya percobaan. Frekuensi relatif dapat ditulis dengan rumus:. c) Peluang Suatu Kejadian Peluang suatu. kejadian. A. adalah. hasil. bagi. banyaknya. kemungkinan kejadian A terjadi dengan banyaknya anggota ruang sampel dari suatu percobaan. Peluang kejadian A dinyatakan dengan P(A). Peluang kejadian A ditulis dengan rumus:. Komplemen Suatu Kejadian Besar peluang suatu kejadian dapat ditunjukkan pada garis bilangan seperti pada gambar berikut. 0. 1. Kemustahilan. Kepastian. Komplemen suatu kejadian A terjadi sama artinya dengan kejadian A tidak terjadi. Komplemen kejadian A ditulis. . Peluang kejadian. bukan A (komplemen A) = 1 – peluang A atau dapat dituliskan: jadi,. ..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. B. Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan terkait penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan hasil positif, antara lain: 1. Yeyen Nuraeni (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Tipe The Power of Two Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa. MTs“. menyimpulkan. bahwa. kemampuan. pemahaman. matematik siswa ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih baik daripada tipe the power of two. Rata-rata nilai posttest siswa yang menerapkan model Jigsaw lebih besar yaitu 72,7 daripada tipe the power of two yang hanya 72. 2. Ning Endah Sri Rejeki (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan. Hasil. Belajar. Matematika. Melalui. Model. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Kelas VIII G Semester 2 SMP Negeri 2 Toroh Grobogan“ menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan ketuntasan belajar Matematika kelas VIII G dari hanya mencapai 72,5% menjadi 87,5%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keaktifan siswa sangat baik selama proses pembelajaran. 3. Sugianto, Dian Armanto dan Mara Bangun Harahap (2014) dalam penelitiannya. yang. berjudul. “Perbedaan. Penerapan. Model. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMA“.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. menyimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw secara signifikan lebih baik dalam. meningkatkan. kemampuan. penalaran. matematika. dan. komunikasi matematika daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4. Muhamad. Hamdani. (2011). dalam. penelitian. yang. berjudul. “Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Dan Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Statistika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Pada Siswa SMA Di Kabupaten Kota Waringin Barat“ menyimpulkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori aktivitas tinggi selama proses pembelajaran mempunyai prestasi belajar yang lebih baik ketika menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dibandingkan tipe STAD. Beberapa hasil penelitian relevan yang telah disebutkan di atas, semakin membuat peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai pemecahan masalah yang terdapat di SMA Negeri 1 Sedayu. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan di atas adalah samasama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan salah satu penelitian yang relevan tersebut juga ditinjau dari hasil belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah materi pembelajaran untuk penelitian, tempat, subyek dan instrumen penelitian..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru matematika di SMA Negeri 1 Sedayu, metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model pembelajaran tradisional yaitu metode ceramah. Metode ceramah dipilih. karena. model. pembelajaran. berdasarkan. Kurikulum. 2013. menghabiskan banyak waktu pengajaran padahal materi yang harus diajarkan oleh guru sangat banyak. Alasan lainnya karena tidak semua siswa mau berpartisipasi aktif ketika bekerja dalam kelompok. Metode ceramah membuat sebagian besar siswa hanya menghafal rumus tanpa memahami materi dengan benar. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II berdasarkan masalah yang ada di SMA Negeri 1 Sedayu dan hasil penelitian relevan yang telah disebutkan di atas. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, test dan kuesioner. Observasi dilakukan untuk memperoleh data keterlaksanaan RPP, data penilaian sikap dan data penilaian keterampilan. Test dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang berupa nilai kuis dan ulangan. Kuesioner dilakukan untuk memperoleh data minat belajar siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw tipe II diharapkan dapat membuat setiap siswa mempunyai tanggungjawab dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu memahami materi dengan baik, bukan hanya sekedar menghafal materi..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tipe II. 38.

Gambar

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran
Gambar 2.1 Hasil Belajar dari Pembelajaran Kooperatif
Gambar  2.2  Dinamika  Pembagian  Kelompok  Model  Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran  Kooperatif Jigsaw Tipe II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bermaksud untuk mengidientifikasi dan menganalisa potensi sektor-sektor ekonomi menurut

[r]

[r]

(2) Tidak termasuk objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah tempat usaha/ kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah..

As Skilbeck (1984) defined it, the development of SBC refers to the planning, designing, implementation and.. evaluation of a program of students’ learning by the

He knew a bit about sentient weapons, artifacts of great power and great ego, and he understood that Entreri, after decades of enslavement, could not begin to control Charon’s

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pasca Kualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Tol Pada Ruas Jalan Tol Jakarta -

Buku Panduan Tatabahasa dan Ceyyul merupakan satu dokumen yang dihasilkan oleh Unit Bahasa Tamil, Bahagian Pembangunan Kurikulum pada tahun 2003 dalam membantu para guru,