• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 26

HUBUNGAN LAMANYA JAM KERJA IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

Resty Prima K.artika1

Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara

Email : [email protected]

Abstract

Jumlah tenaga kerja wanita di provinsi Jawa Tengah tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja laki-laki yaitu 621.143 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan bagi kaum wanita untuk bekerja terus meningkat, padahal bekerja sering menjadi alasan seorang ibu untuk tidak menyusui. Sehingga pemberian ASI pada ibu pekerja pun semakin sulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lamanya jam kerja ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan.

Jenis penelitian ini termasuk analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di Desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara dengan sampel 30orang menggunakan teknik purpossive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data secara univariat dalam table distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji fisher exact test.

Hasil uji statistik uji chi-square tidak memenuhi syarat, sehingga menggunakan fisher'sexact test dengan hasil nilai Sig. (2-sided) adalah 0,002(p<0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada hubungan lamanya jam kerja ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.

Hendaknya pengusaha atau instansi mengupayakan fasilitas ruang untuk menyusui (pojok laktasi) dan adanya kebijaksanaan yang mendukung peningkatan pemberian ASI bagi ibu menyusui yang bekerja.

(2)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 27

PENDAHULUAN

Menurut data BPS tahun 2010, wanita yang bekerja dari tahun ke

tahun terus mengalami

peningkatan.Sebagai gambaran, pada tahun 2008 jumlah wanita yang bekerja sebesar 37,9% dari seluruh angkatan kerja, meningkat menjadi 38,23% pada tahun 2009, dan terus mengalami peningkatan mencapai 38,58% pada tahun 2010. Bahkan diprediksikan presentase perempuan yang bekerja akan meningkat di masa-masa mendatang(RPJP 2010-2025 Bidang

Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian.2012; h. 21).

Jumlah tenaga kerja wanita di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mencapai 621.143 jiwa dari total keseluruhan tenaga kerja. Bahkan jumlah tenaga kerja wanita lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja laki-laki (Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, 2013).Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan bagi kaum wanita untuk bekerja terus meningkat, padahal bekerja sering menjadi alasan seorang ibu untuk tidak menyusui(Ariani, 2010;h.125). Sehingga pemberian ASI pada ibu pekerja pun semakin sulit. Karena itu, dibutuhkan perhatian yang memadai agar status ibu bekerja tidak lagi menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI apalagi ASI eksklusif (RPJP Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian 2010-2025. 2012;h. 21).

Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja. Pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya

meskipun hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (UU No. 13 Tahun 2003,pasal 83).Seorang pekerja perempuan harus diberi hak jeda diantara waktu kerja atau pengurangan jam kerja setiap harinya untuk menyusui bayinya, dan jeda waktu atau pengurangan jam kerja ini dihitung sebagai waktu kerja, sehingga pekerja perempuan tetap berhak atas pengupahan. Namun, halter sebut tidak diatur dalam UUNo.13 Tahun 2003 (Konvensi ILO No 183 tahun 2000, pasal 10).

Target cakupan ASI eksklusif oleh Depkes RI tahun 2014 sebesar 80% masih sulit dilaksanakan (Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat,2013;h.2). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia selalu mengalami perubahan. Menurut Jejaring Gizi Indonesia, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan meningkat dari 33,6% tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun 2011, namun pada tahun 2012 menunjukkan penurunan dari 63,4 % menjadi 54,3% pada tahun 2013.Hal ini menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target (gizi depkes, 2014).Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan persentase pemberian ASI sajadalam24 jam terakhir umur 0 bulan hanya sebesar 52,7% dan semakin menurun seiring meningkatny aumur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan sebanyak 30,2 % (Riskesdas,2013; h.204).

Cakupan pemberian ASI eksklusif di seluruh Provinsi di Indonesia belum ada yang memenuhi

(3)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 28

target. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Jawa Tengah hanya sebesar 67,9% juga belum memenuhi target sebesar 80% pada tahun 2014(Profil Kesehatan Indonesia, 2013).

Secara nasional, prevalensi gizi buruk-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6% yang terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan prevalensi tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat (Riskesdas,2013; h.215). Dengan pemberian ASI sampai usia 6 bulan dapat menekan terjadinya gizi buruk pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Karena ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan. Bahkan, sampai 12 bulan ASI masih memenuhi kebutuhan bayi sampai 60-70%. Di atas satu tahun pun, ASI masih memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi (Ariani, 2010;h.55).

Penghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja, serta gencarnya pemasaran susu formula (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013; h.52).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Seksi Gizi DKK Jepara Tahun 2013, cakupan ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Bangsri I kecamatan Bangsri yaitu 64,5% lebih rendah dibandingcakupan ASI eksklusif di wilayah kerja PuskesmasBangsri II sebesar 66,1% (Seksi Gizi DKK Jepara Tahun

2013).Cakupan ASI eksklusif bulan Agustus 2014 desa Bangsri yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Bangsri I secara akumulatif sebesar 85,2% memang sudah memenuhi target, namun cakupan ASI eksklusif wilayah dari desa Bangsri wilayah kerja bidan desa Any Anita, Am. Kebbelum memenuhi target yaitu 69,8%. Menurut keterangan Puskesmas Bangsri I banyak terdapat ibu yang bekerja di desa Bangsri.Bahkan menurut keterangan dari 2 bidan desa dan para kader Bangsri, salah satu kegagalan pemberian ASI eksklusif juga disebabkan status ibu bekerja yang harus meninggalkan bayinya selama jam kerja (Laporan Semesteran ASI Eksklusif Puskesmas Bangsri I Agustus 2014).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 2 desa wilayah kerja Puskesmas Bangsri I dengan teknik wawancara pada tanggal 21-23 Pebruari 2015 di desa Jerukwangi pada 5 ibu bekerja yang menyusui didapatkan 2 orang memberikan ASI eksklusif dengan lama jam kerja <8 jam,dan 3 orang tidak memberikan ASI eksklusif dengan lama jam kerja >8 jam.Di desa Bangsri pada 6 ibu bekerja yang menyusui didapatkan 2 orang memberikan ASI eksklusif dengan lama jam kerja<8 jam. Dan 4 orang tidak memberikan ASI eksklusif dengan lama jam kerja>8 jam.Ibu yang dapat menyusui secara eksklusif mengatakan harus berhenti bekerja agar dapat merawat dan menyusui bayinya secara eksklusif.

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Lamanya Jam Kerja Ibu

(4)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 29

Menyusui dengan Pemberian ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik

purpossive sampling.data yang digunakan

pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisa data secara univariat dalam table distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji fisher

exact test.

HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat

a. Lamanya Jam Kerja Ibu Menyusui

Tabel 1Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Lamanya Jam Kerja Ibu Menyusui di Desa Bangsri lamanya jam kerja f % >8 Jam 10 33,3 <8 Jam 20 66,7 Total 30 100

b. Pemberian ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Tabel 2 Distribusi Frekuensi berdasarkan

pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Bangsri

Pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan

f %

ASI saja 1 bulan 1 3,3 ASI saja 2 bulan 2 6,7 ASI saja 3 bulan 0 0,0 ASI saja 4 bulan 1 3,3 ASI saja 5 bulan 4 13,3 ASI eksklusif 6 bulan 4 13,3 Tidak ASI Eksklusif 18 60,0 Total 30 100 2. Analisa Bivariat

Untuk memenuhi hipotesis di atas, maka diperlukan uji hipotesis melalui bantuan program SPSS. Setelah dilakukan uji hipotesis didapat data sebagai berikut :

(5)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 30

Tabel 3. Hubungan antara lamanya jam kerja ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di

desa Bangsri kecamatan Bangsri Jepara. Laman ya jam kerja

pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan Total

value Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif () % () % % <8 Jam 8 26,7 12 40,0 66,7 0,002 >8 Jam 10 33,3 0 0,0 33,3 Total 18 60,0 12 40,0 100

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut. Penelitian dengan judul “Hubungan Lamanya Jam Kerja Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara” yang dilakukan bulan Juli 2015 Dikumpulkan secara langsung dari responden dengan membagikan kuesioner langsung kepada responden sejumlah 30 responden dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat, dengan uji Chi-Square.

BAHASAN

1. Lamanya jam kerja ibu menyusui Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak ibu menyusui yang

bekerja memiliki lama jam kerja <8 jam sebanyak 20 (66,7%) orang.

2. Pemberian ASI pada bayi usia 0-6 Bulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui yang bekerja masih rendah sebanyak18 orang (60,0%). Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja memiliki intensitas waktu lebih sedikit dengan bayinya daripada ibu yang tidak bekerja. Bahkan, sebelum ibu kembali bekerja pun bayi sudah diberi susu formula agar bayi terbiasa dengan susu formula saat bayi ditinggal ibu bekerja nanti. Penyebab ibu tidak dapat menyusui secara eksklusif juga disebabkan karena produksi ASI yang kurang, malas untuk menyusui atau memerah ASI, kesadaran dan motivasi ibu yang kurang serta kurangnya waktu dan tidak ada lokasi untuk menyusui atau memerah ASI. 3. Hubungan Lamanya Jam Kerja

Ibu Menyusui denganPemberian ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan diDesa Bangsri Kecamatan Bangsri KabupatenJepara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui yang memiliki lama jam kerja >8 jam seluruhnya tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak10 (33,3 %). Bekerja yang menuntut ibu untuk meninggalkan bayinya dalam

(6)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 31

jangka waktu yang cukup lama setiap harinya. Lama waktu pisah dengan bayi memiliki pengaruh negatif terhadap kelangsungan pemberian ASI.

Hasiluji uji chi square tabel 2x2 didapatkan hasil tidak memenuhi syarat dimana terdapat 1 cell (25%) dan nilai expected count < 5, sehingga menggunakan exact fisher. Dari uji exact fisher didapatkan nilai

exact.sig. (2-sided) pada exact fisher < 0,05dengannilaip value =

0,002 (p<0,05). Sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara lamanya jam kerja ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.

KESIMPULAN

1. Sebagianbesaribumenyusuiyang bekerja memiliki lama jam kerja <8 jamsebanyak 20responden (66,7%).

2. Sebagianbesaribumenyusui yang bekerja

tidak memberikan ASI

eksklusifsebanyak18responden (60,0%).

3. Terdapathubungan yang

bermaknaantaralamanya jam kerja ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa Bangsri Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara

(

value= 0,002).

SARAN

Bagi Masyarakat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang ASI sehingga bagi pengusaha atau instansi agar mengupayakan fasilitas yang mendukung peningkatan pemberian ASI

dengan menyediakan ruang menyusui atau memerah ASI dan menyediakan tempat penyimpanan ASI serta menjadi tempat kerja sayang ibu (mother-friendly workplace). Menambah pengetahuan bagi

ibu menyusui yang hendak bekerja agar ibu lebih menyiapkan diri dan memiliki motivasi dalam pemberian ASI eksklusif. Bagi Pendidikan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi serta sebagai bahan bacaan bagi peserta didik. BagiPeneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang pemberian ASI. Serta penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama pendidikan di Akademi Kebidanan Al-Hikmah Jepara. BagiTenaga Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja, sehingga tenaga kesehatan khususnya bidan bersama kader diharapkan terus menggalakkan kampanye pemberian ASI eksklusif dalam hal manajemen laktasi terutama bagi ibu menyusui yang bekerja agar pemberian ASI eksklusif lebih ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Menyusui kemenangan untuk kehidupan. 12 Agustus 2014 [diakses tanggal 25 agustus 2014]. Didapat dari: http://gizi.depkes.go.id

Ariani. Ibu, Susui Aku!. Bandung: Khazanah Intelektual Anggota IKAPI; 2010. h. 55; 125

Arini. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Yogyakarta: FlashBooks; 2012. h. 49; 50; 52; 64; 70

(7)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

HIKMAH 32

Atalapu. Batas Jam Kerja di Indonesia Menurut Undang-Undang. 16 desember 2013 [Diakses tanggal 22 Agustus

2014]. Didapat dari:

http://www.yukerja.com/learning/batas- jam-kerja-di-indonesia-menurut-undang-undang

Azwar S. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013.

Cadwell K & turner-Maffey C . Buku saku manajemen laktasi. Jakarta: Egc 2011. h.79

Dahlan A. Mubin F & Mustika DN. Hubungan Status Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Jurnal Kebidanan : 2013 Dahlan SM. Statistik untuk Kedokteran dan

Kesehatan. Jakarta: Salemba medika; 2013. h. 19

Depkes Jateng 2010

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Jumlah perusahaan dan tenaga kerja tahun 2013. 17 september 2013 [diakses tanggal 6 september 2014] Hidayat AA. Metodologi Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medik; 2010.. h. 122 Hidayat AAA. Pengantar Ilmu Kesehatan

Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. h.47-48

Indrawati T & Aenti ER. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Air

Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada Bayi Saat Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Mandiri di Kota Semarang. Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang: Dinamika Kebidanan;. 2012

Konvensi ILO No 183 tahun 2000, pasal 10 Konvensi-konvensi ILO tentang kesetaraan

gender di dunia kerja. Jakarta; 2006 Maryunani A. Inisiasi Menyusu Dini, ASI

Ekslusif Dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media; 2012. h.129-134

Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h.10; 20; 85-88; 124-125;

Novayelinda R. Telaah Literatur Pemberian ASI dan Bekerja. Jurnal Ners Indonesia, V ol. 2, No. 2, Maret 2012 Profil Kesehatan Indonesia. 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013

Proverawati A & Rahmawati E. Kapita Selekta ASI & Menyusui; 2010.h.3 Ratnawati D. Dampak peran ganda pada

ibu bekerja[skripsi]. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata; 2008.

Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat. Jakarta; 2013. h.2.h 5-6 Rencana Pembangunan Jangka Panjang

2010-2025 Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; 2012

(8)

Jurnal Kesehatan dan Budaya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kematangan buah mentimun berbasis citra digital menggunakan algoritma jaringan syaraf tiruan backpropagation berdasarkan tekstur

nafkah masa tunggu istri yang tertalak ba’in kubra&gt; dalam keadaan hamil , maka penulis melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, namun

Kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa pada Pidato Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tiganderket sebanyak 127 kalimat dengan perincian 57,46%, kesalahan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuihi syarat menyelesaikan program Pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

( civic/ citizenship education ) di Indonesia bahkan di negara lain bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara

Hasil uji Friedman pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan yang sangat nyata terhadap nilai tekstur tahu interaksi antara lama simpan dan jenis konsentrasi

Dari hasil analisis lokasi ATM BNI rencana berdasarkan kriteria ada tidaknya pusat keramaian, ATM saingan, lembaga institusi, jarak dengan pos keamanan, jumlah