• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN

MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A

TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Nurida Yusriani ¹, Sutijan ², Siti Istiyati² ¹ Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret

² Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Email :ridhareani@yahoo.com, sutijan_uns@yahoo.com, siti_ipgsd@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengenalan lambang bilangan melalui finger painting pada anak

kelompok A TKIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini berjumlah 11 anak. Data berupa data kuantitatif dan data kualitatif, sedangkan sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi teknik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada pratindakan persentase ketuntasan sebesar 36,36%, pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 54,54%, dan pada siklus II persentase ketuntasan anak meningkat menjadi 81,81%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui finger painting dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan.

Kata kunci: Pengenalan, Lambang Bilangan, Finger Painting

Abstrack: The research aims to improve recognize numbers through finger painting at group A children of Nur Hidayah

Islam Integrated Kindergarten Surakarta in academic year 2014/ 2015. The research is classroom action research (CAR). The research was conducted for two cycles, each cycles consists of planning, action, observation, and reflection. The subject of this research are 11 childrens. The data was quantitative data and qualitative data, while the sources of data was derived from the primary data and secondary data. Data collection techniques have used was observation, interviews, documentation, and test. The data validity employed techniques triangulation. The analysis of data technique used the interactive analysis technique that consisted data collection data reduction, data display, and conclusion. The percentage of completeness in pre-cycle was 36,36%, then in cycle I the percentage of completeness was 54,54%, and in cycle II the percentage of completeness was 81,81%. The conclusion of this research is that of finger painting can be increase recognize numbers.

Key Word: Recognize, Numbers, Finger Painting

PENDAHULUAN

Usia dini (0–6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depannya atau juga disebut masa keemasan (the golden age) sekaligus tahap kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Suyadi & Ulfah, 2013: 2). Salah satu aspek perkembangan yang perlu dikembangkan secara optimal adalah aspek kognitif.

Dalam rangka mengembangkan kognitif anak salah satu hal yang perlu dikenalkan ialah matematika. Matematika penting dikenalkan sejak dini karena karena melalui matematika dapat melatih otak anak sehingga dapat mengembangkan kemampuan berfikir anak dan dapat membantu dalam pentaan nalar anak. Pengenalan matematika pada anak dimulai dari pengenalan lambang bilangan sebagai dasar dan merupakan simbol atau bahasa dari matematika. Seperti halnya Unglaud dalam Seefeldt dan Wasik (2008: 385) anak – anak usia 3-5 tahun telah berfikir mengenai simbol/ lambang yang membuat mereka mengerti bahwa hal – hal abstrak misalnya, angka mewakili banyak benda. Sehingga sangatlah memungkinkan dalam mengenalkan lambang bilangan sejak dini.

(2)

Perkembangan pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini dijelaskan oleh Borden (2001: 225-227) dimana perkembangan intelektual anak dalam bidang berhitung dan mengenal angka usia tiga tahun adalah anak mulai dapat menghitung satu sampai sepuluh, selanjutnya anak usia empat tahun tahun anak mulai dapat menghitung dari satu sampai dengan dua puluh (atau lebih) dan usia lima tahun anak sudah dapat menghitung dari satu sampai dengan tiga puluh (atau lebih) dan anak dapat menulis angka. Sehingga pada anak usia kanak – kanak atau 4 – 6 tahun sudah dapat mengenali dan memahami lambang bilangan atau simbol angka.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di TKIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 diketahui bahwa pengenalan lambang bilangan pada anak A2 masih rendah. Data tersebut diperkuat dengan hasil tes pratindakan yang menunjukkan bahwa anak yang sudah dapat mengenal lambang bilangan dengan baik adalah 36,36% atau 4 dari 11 anak sedangkan sisanya yaitu sebanyak 63,64% atau 7 anak masih belum dapat mengenal lambang bilangan dengan baik. hal ini dikarenakan kurangnya fokus anak saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Susanto (2011: 48) yang menyatakan bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.

Matematika juga dapat diartikan sebagai bahasa simbolis. Seperti pernyataan Abdurrahman (2003: 279) mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari – hari. Sedangkan Piaget yang dikutip oleh (Suyanto, 2005: 156) mengungkapkan bahwa matematika untuk anak usia dini tidak bisa diajarkan secara langung sebelum anak mengenal konsep bilangan dan operasi bilangan, anak harus di latih lebih dahulu mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa simbolik yang dapat dikenal pula dengan abstraksi empiris. Kemudian anak dilatih berfikir simbolik lebih jauh yang disebut abstraksi reflektif. Langkah berikutnya ialah mengajari anak menghubungkan antara pengertian bilangan dengan simbol bilangan.

Harjanto (2011: 4) yang mengatakan bahwa simbol angka adalah sesuatu yang abstrak maka pengenalannya harus melalui tahap konkret agar anak bisa memahaminya. Dalam ini butuh waktu menjalani fase transisi menuju abstrak, mulai dari pengenalan konsep bilangan ke persamaan lalu pemecahan masalah hingga pengenalan angka dan persamaan dengan angka. Menurut Linder, Costello,dan Stegelin(2011) Kepekaan angka pada anak usia dini meliputi ketrampilan penghitungan selain konsep yang lebih canggih tentang menyusun dan menguraikan angka (tujuh dapat diuraikan menjadi lima dan dua), mengidentifikasi hubungan antar angka (enam lebih dari lima), dan memeriksa pola dan jumlah (membandingkan banyak benda ketika satu atau dua ditambahkan atau diambil). Sedangkan Seefeldt dan Wasik (2008: 393) mengungkapkan bahwa anak – anak usia 4-5 tahun belajar bahwa angka “satu” ditulis sebagai “1” dan bahwa itu berarti kuantitas dari “satu”. Pada usia tersebut kegiatan seperti menulis angka, membaca buku berhitung yang memperlihatkan angka – angka dan mempelajari nama – nama bilangan serta lambang – lambang yang dihubungkan dapat digunakan dalam mengenalkan lambang bilangan pada anak usia tersebut. Perkembangan pengenalan lambang bilangan atau angka sendiri menurut Wulan (2011: 110) akan berkembang seiring dengan

(3)

perkembangan kemampuan akalnya, hal ini dapat dirangsang melalui pengenalan hitungan sederhana. Proses hitungannya sendiripun masih menggunakan benda nyata saat berhitung. Namun anak masih belum faham mengenai lambang bilangan itu sendiri. Oleh sebab itu butuh tindakan lanjut untuk mengenalkan anak pada lambang bilangan atau bentuk bilangan itu sendiri.

Menurut Sumanto (2005: 53) Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas kertas gambar. Jari disini adalah semua jari tangan bahkan sampai pergelangan tangan. Hildebrand yang dikutip oleh (Moeslichatoen, 2004: 42) yang menyebutkan bahwa menggambar dengan jari atau finger painting merupakan salah satu perantara menyalurkan kreativitas anak. Melalui

finger painting anak dapat menyalurkan ide serta gagasannya kedalam gambar yang dibuat.

Rachmawati dan Kurniati (2010: 84) mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan finger painting yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan berbuat kreatif, dengan finger painting juga untuk mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan nilai – nilai estetika dengan menggambar karya – karya kreatif. Hal ini dikarenakan dengan finger painting anak dapat lebih leluasa berkreasi dengan mengungkapkan fikiran dan ekspresi diri mereka yang akan menghasilkan karya – karya yang indah dengan nilai estetika tinggi.

Bahan yang digunakan dalam teknik finger painting merupakan adonan warna yang dapat melatih indera peraba/ sensorimotorik anak. Adonan warna (bubur warna) dapat dibuat dari berbagai bahan yang tidak membahayakan untuk penngunanya terutama anak – anak. Salah satu alternatif bahan yang dapat dibuat adonan warna dan tidak membahayakan pengguna adalah dengan menggunakan tepung kanji. cara membuat adonan finger painting menggunakan tepung kanji seperti yang dijelaskan Rachmawati dan Kurniati (2010: 84) menggunakan alat dan bahan : 1) tepung kanji, 2) tepung terigu, 3) serbuk pewarna makanan, 4) air. Dan cara membuat bahan finger painting menurut yaitu: 1) tepung kanji dan tepung terigu dicampur hingga rata, 2) masukkan air, aduk sampai rata sehingga adonan terlihat encer, 4) adonan dimasak hingga mendidih sambil diaduk terus hingga adonan mengental seperti lem, 5) setelah itu angkat dan dinginkan, 6) setelah dingin bagi adonan dalam beberapa tempat untuk diberi warna sesuai dengan kebutuhan,

Terdapat keterkaitan antara pengenalan lambang bilangan dengan finger painting. Melalui finger

painting dapat diajarkan membuat dan menggambar lambang bilangan dengan media finger painting.

Dengan begitu anak akan diajarkan konsep membuat angka seperti yang dijelaskan Solahudin yang dikutip oleh (Risanti, 2013) menyatakan finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jari atau telapak tangan.dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media kanji, adonan kue, pasir dan sebagainya. Aktifitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan kontrol jarinya dan membentuk konsep gerak membuat huruf dan warna, dapat menggunakan tepung.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat diperoleh rumusan masalah apakah melalui finger painting dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan pada anak Kelompok A di TKIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Mengkaji permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan melalui finger painting pada anak kelompok A TKIT Nur Hidayah Tahun Ajaran 2014/2015.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan TKIT Nur Hidayah Surakarta tahun ajaran 2014/2015.Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester genap selama 7 bulan dari bulan desember 2014 sampai bulan juni 2015.Subjek penelitian tindakan kelas ini akan meliputi anak kelompok A2 TKIT Nur Hidayah Surakarta tahun ajaran 2014/2015 yang jumlah keseluruhan muridnya 11 anak. Merupakan kelompok umur 4-5 tahun, dengan rincian 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data berasal dari data kuantitatif dan data kualitatif, sedangkan sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi teknik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus ada 3x pertemuan dengan empat

tahap kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat kegiatan awal (mentoring), yaitu pukul 07.50 - .08.40 (± 50 menit). Adapun

hal-hal yang dibahas pada tahap perencanaan antara lain: 1)menyusun Rencana Kegiatan Harian

(RKH) sesuai refleksi dari siklus I selama 3x pertemuan, 2) menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan finger painting, 3) menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar mengajar, 4) menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar tes yang akan dikerjakan anak pada akhir siklus.

Peneliti melakukan tes pratindakan untuk mengetahui kemampuan mengenal lambang bilangan anak. Table 1. Hasil Pengenalan Lambang Bilangan Pada Pratindakan

Indikator Nilai Frekuensi Peresentase

Meniru lambang bilangan 1- 10 ● 5 45,45% √ 3 27,27% ○ 3 27,27% Menulis lambang bilangan 1 - 10 ● 4 36,36% √ 2 18,18% ○ 5 45,45%

Berdasarkan hasil tes pratindakan yang telah dilakukan seperti pada tabel 1 dapat diketahui bahwa pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini masih rendah. Hal ini dapat dikahui dari ketuntasan pengenalan lambang bilangan dari 2 indikator diperoleh hasil mengenai pengenalan lambang bilangan pada anak masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil nilai yang diperoleh dari 11 anak diperoleh 4 anak atau sebanyak 36,36% memperoleh nilai tuntas (●), sedangkan 3 anak atau sebanyak 27,27% anak memperoleh nilai setengah tuntas (√) dan sebanyak 4 anak atau sebanyak 36,36% dari keseluruhan anak memperoleh nilai belum tuntas (○).

(5)

Indikator Nilai Frekuensi Peresentase Meniru lambang bilangan

1- 10

● 7 63,63%

√ 2 18,18%

○ 2 18,18%

Menulis lambang bilangan 1 - 10

● 6 54,54%

√ 2 18,18%

○ 3 27,27%

Berdasarkan hasil tes seperti tabel 2 rata – rata ketuntasan pada kedua indikator pada pengenalan lambang bilangan ialah tuntas (●) sebanyak 6 anak dari 11 anak atau sebesar 54,54%, setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak atau sebesar 27,27%, dan belum tuntas (○) sebanyak 2 anak dari 11 anak atau sebsesar 18,18%. Dikarenakan perolehan nilai ketuntasan belum memenuhi target yang diharapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

Table 3. Hasil Pengenalan Lambang Bilangan Pada Siklus I

Indikator Nilai Frekuensi Peresentase

Meniru lambang bilangan 1- 10 ● 9 81,81% √ 1 9,09% ○ 1 9,09% Menulis lambang bilangan 1 - 10 ● 9 81,81% √ 1 9,09% ○ 1 9,09%

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II seperti tabel 3 dapat diketahui rata - rata ketuntasan kedua indikator dari pengenalan lambang bilangan ialah tuntas (●) sebanyak 9 anak dari 11 anak atau sebesar 81,81%, setengah tuntas (√) sebanyak 1 anak atau sebesar 9,09%, dan belum tuntas (○) sebanyak 1 anak dari 11 anak atau sebsesar 9,09%.

Tabel 4. Perbandingan Pengenalan Lambang Bilangan Antar Siklus

Nilai Pra tindakan Siklus I Siklus II

F Persentase F Persentase F Persentase

(6)

√ (setengah tuntas) 3 27,27% 3 27,27% 1 9,09%

○(belum tuntas) 4 36,36% 2 18,18% 1 9,09%

Jumlah 11 100% 11 100% 11 100%

Berdasarkan tabel 4 terdapat peningkatan dari pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok A TKIT Nur Hidayah Tahun Ajaran 2014/2015. Dari pra tindakan yang memperoleh hasil nilai yang diperoleh dari 11 anak diperoleh 4 anak atau sebanyak 36,36% memperoleh nilai tuntas (●), meningkat pada siklus I dengan hasil nilai tuntas (●) sebanyak 6 anak dari 11 anak atau sebesar 54,54%, mengalami peningkatan lagi pada siklus II dimana memperoleh hasil nilai tuntas (●) sebanyak 9 anak dari 11 anak atau sebesar 81,81%.

Peningkatan hasil pengenalan lambang bilangan tidak terlepas dari kinerja guru dan aktivitas anak saat penggunaan finger painting. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang menunjukkan bahwa nilai rata – rata aktivitas anak pertemuan 1 sebesar 2,26 atau dengan persentase sebesar 56,67%. Pada pertemuan 2 meningkat menjadi sebesar 2,8 atau dengan persentase sebesar 70% dengan rata – rata siklus I sebesar 2,53 atauu 63,25%. Meningkat pada siklus II dimana diketahui perolehan nilai rata - rata siklus II pertemuan 1 yaitu sebesar 3.2 atau 80,00%, meningkat pada siklus II pertemuan ke 2 yaitu sebesar 3,46 atau sebesar 86,67% dengan rata – rata siklus II sebesar 3.33 atau 83,25%. Sedangkan pada observasi kinerja guru juga mengalami peningkatan dari pada siklus I pertemuan 1 sebesar 3,2 atau 80% dan pertemuan 2 sebesar 3,4 atau 85% dengan rata – rata nilai 3,3 atau 82,5% pada siklus I. Meningkat pada siklus II pertemuan 1 sebesar 3,67 atau persentase sebesar 91,67% dan meningkat padapertemuan 2 sebesar 3,83 atau persentase sebesar 95,83% dengan rata rata nilai 3,75 atau sebesar 93,75%.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama siklus berlangsung dapat diketahui bila finger

painting dapat meningkatkan fokus anak. Hal ini dikarenakan kegiatan finger painting merupakan

kegiatan yang menarik bagi anakyang menjadikan anak lebih antusias saat pembelajaran sehingga fokus anak dapat meningkat. Hal ni seuai pendapat Rusdarmawan (2009:12) yang menyatakan bahwa pada usia 2-7 anak cenderung lebih suka menggambar daripada mengenal angka dan huruf. Dengan demikian saat mengenalkan anak pada lambang bilangan dengan cara menggambar atau membuat lambang bilangan dengan finger painting akan memudahkan anak dalam mengingat bentuk lambang bilangan tersebut karena selama pembelajaran anak merasa senang dan fokus selain itu karena anak membuat sendiri lambang bilangan dengan jari mereka sehingga anak akan lebih mudah mengerti. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Solahudin yang dikutip oleh (Risanti, 2013) menyatakan finger

painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jari atau

telapak tangan.dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media kanji, adonan kue, pasir dan sebagainya. Aktifitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan kontrol jarinya dan membentuk konsep gerak membuat huruf dan warna, dapat menggunakan tepung.

(7)

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada pengenalan lambang bilangan dari pratindakan yang menunjukkan hasil ketuntasan (●) sebanyak 4 anak dari 11 anak atau sebesar 36,36%. Meningkat pada siklus I dengan perolehan hasil ketuntasan (●) yang meningkat menjadi 6 anak dari 11 anak atau sebesar 54,54%. Karena perolehan nilai ketuntasan belum mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 80% maka dari itu penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada penelitian yang dilakukan di siklus II didapatkan hasil nilai ketuntasan (●) sebanyak 9 anak dari 11 anak atau sebesar 81,81%. Namun masih ada 2 anak yang belum tuntas, yang satu berada pada nilai setengah tuntas dan yang satu lagi berada pada nilai belum tuntas yang disebabkan karena anak masih perlu bimbingan dari guru saat meniru atau menulis lambang bilangan sehingga dalam hal ini diserahkan kembali pada guru untuk mendapat bimbingan yang lebih lanjut.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pengguaan finger

painting dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok A2 TKIT Nur

Hidayah Tahun Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas maka peneliti menyampaikan beberapa pemikiran sebagai saran yang diharapkan dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan dan juga dalam mutu pendidikan:

1. Bagi anak

Anak hendaknya lebih fokus dan aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran finger painting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Bagi guru

a. Sebaiknya dalam memberikan pembelajaran bagi anak hendaknya menggunakan pembelajaran yang menarik dan membuat perhatian anak terpusat seperti kegiatan finger

painting.

b. Guru dalam memberikan pembelajaran finger painting hendaklah menggunakan bahan yang aman sehingga tidak membahayakan bagi anak.

3. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya dapat memfasilitasi pembelajaran serta memberikan arahan dan bimbingan pada guru - guru agar dapat memberikan pembelajaran yang menarik dengan media yang inovatif dan edukatif seperti finger painting.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Borden. E. M. (2001) Smart Start. Bandung : Kaifa.

Harjanto, B. (2011). Agar Anak Anda Tidak Takut Pada Matematika. Sleman Yogyakarta: Manika Books.

(8)

Linder, S. M., Costello, B. P., & Stegelin, D., A., (2011). Mathematics In Early Childhood: Research-Based Rationale And Practical Strategies. Journal Early Childhood Educatoin. Springer. 39:29–37.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman

Kanak – Kanak. Jakarta: Kencana.

Risanti, N. M. N. (2013). Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Konkrit Melalui Kegiatan Finger Painting Untuk Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1), diperoleh 20 maret 2015, dari

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/viewFile/1001/868 Rusdarmawan. (2009). Children Drawing Dalam PAUD. Yogyakarta : Kreasi Wacana. Seefeldt, C., & Wasik, B. A. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreatifitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyadi & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar Paud. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Suyanto, S. (2005). Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Wulan, R. (2011). Mengasah Kecerdasan Pada Anak (Bayi – Prasekolah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Table 3. Hasil Pengenalan Lambang Bilangan Pada Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

oleh kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan pelanggan, meskipun kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap pembentukan citra. Kata kunci : kualitas pelayanan,

15 Tahun 2014, unsur dalan dokumen standar pelayanan yang berhubungan dengan penyampaian layanan kepada publik ( service delivery ) pada peraturan gubernur ini

(seratus lima puluh dua juta sembilan ratus ribu empat ratus enam puluh dua rupiah). Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (DAK

Kesimpulan hasil penelitian yaitu berdasarkan hasil analisis proksimat, kandungan GE dan perhitungan EM secara matematis dan biologis bahan pakan hasil samping

Sehingga, web service sendiri dapat disebut sebagai sebuah aplikasi yang dibuat agar dapat dipanggil atau diakses oleh aplikasi lain melalui internet dengan menggunakan

[r]

Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan tinggi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini yaitu dosen, yang juga dibantu komponen lainnya yang

Tuhanmu dan sesungguhnya aku bawa untuk mereka azab yang tidak boleh ditolak. Maka kamu berdua pergilah dengan bukti-bukti kami. Sesungguhnya kami bersama-samamu mendengar..