RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) TERINTEGRASI TIK
MATA PELAJARAN
: PENJASKES
KELAS/SEMESTER
: XI / 1
MATERI POKOK
: AKTIVITAS FISIK
GURU MAPEL
: ROPIK HIDAYAT, S.Pd
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KESESI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
: SMA Negeri 1 Kesesi
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester
: XI / Genap
Materi Pokok
: Aktifitas Fisik
Alokasi Waktu
: 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.9 Menganalisis manfaat jangka
panjang dari partisipasi dalam
aktivitas fisik secara teratur
Mengidentifikasii prinsip aktivitas fisik
Menganalisis dampak aktivitas fisik yang
tidak teratur
Merancang aktivitas fisik secara teratur
4.9 Mempresentasikan manfaat
jangka panjang dari partisipasi
dalam aktivitas fisik secara teratur
Menyusun karya tulis tentang manfaat jangka
panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik
secara teratur
Membuat rancangan latihan aktvitas fisik
untuk kebutuhan individu
Mempresentasikan manfaat jangka panjang
dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara
teratur
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran PJBL, siswa dapat menganalisa dampak aktivitas yang tidak
teratur dan teratur serta dapat merancang aktivitas fisik secara teratur dan memiliki
sikap proaktif dan kerjasama.
.
D. Materi Pembelajaran
Movement Card Qr Code
Dampak aktivitas fisik yang tidak teratur
Menghitung Kebutuhuan KAlori Harian
Merancang aktivitas fisik secara Teratur
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : PjBL
Metode : Tanya jawab, dikusi, penugasan, presentasi kelompok
F. Media Pembelajaran
Media :
Video tentang perubahan sosial di masyarakat
Multimedia Pembelajaran
GoogleClassroom
Quiziz
Interaktif (MPI).
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Alat/Bahan :
Laptop
Headseat
Smartphone.
G. Sumber Belajar
Buku Siswa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan kelas XI, Movement Card
Qr Code, Modul Aktivitas Fisik
H. Pelaksanaan Pembelajaran
Rincian Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa memimpin doa,
dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
Menggunakan aplikasi PowerPoint, Guru menyampaikan kompetensi
dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
Menyampaikan garis besar cakupan materi manfaat jangka panjang
aktivitas fisik. Kegiatan yang akan dilakukan ini merupakan kelanjutan
dari pembahasan materi sebelumnya.
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang
didahului dengan pengantar berikut: “Mengapa saat ini masyarakat
banyak terkena penyakit jantung, stroke, diabetes dan obesitas?
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Melalui tayangan video meeting teleconference menggunakan Microsoft
teams :
Siswa mengamati movement card qr code kemudian berdiskusi tentang
apa saja aktivitas fisik yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
selain dari movement card qr code.
Menanya
Siswa menanggapi penjelasan tersebut dengan mengajukan pertanyaan
seperti “Faktor apa yang menyebabkan terjadinya penyakit penyakit
diabetes, obesitas, serangan jantung?”
Eksplorasi
Guru membagi siswa menjadi empat kelompok
Secara berkelompok siswa mengekplorasi materi aktivitas fisik melalui
modul aktivitas fisik dan movement card qr code
Referensi materi lainnya
Eksplorasi materi meliputi: analisis manfaat aktivitas fisik yang tidak
teratur.
Guru membimbing siswa dalam pencarian informasi.
Guru
menilai
sikap
siswa
dalam
kerja
kelompok
dan
membimbing/menilai kemampuan siswa menerapkan konsep dan prinsip
dalam pemecahan masalah.
Mengasosiasi
Siswa bersama kelompoknya mengolah data/informasi, menganalisis,
dan menyimpulkannya dengan menggunakan pengolah kata dan
pengolah angka (misal MS word atau MS Excel), dan menuliskannya
dalam bentuk bahan presentasi (misalnya MS powerpoint).
Guru
membimbing/menilai
kemampuan
peserta
didik
mengolah
data/informasi dan merumuskan kesimpulan
Mengomunikasikan
Perwakilan salah satu kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan
mempresentasikannya di depan kelas dengan menggunakan bahan
presentasi (Ms powerpoint) Kelompok lain menanggapi presentasi
kelompok penyaji.
Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan
Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi dengan memberikan evaluasi untuk
mengetahui tingkat ketercapaian indikator. Evaluasi dilakukan secara
online melalui quiziz
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran tindak lanjut. Kegiatan
belajar mandiri menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif
(MPI).
• Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1) Penilaian Sikap : Observasi dan Jurnal
2) Penilaian Pengetahuan : Tes lisan, Lembar Kerja
3) Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
b. Bentuk Penilaian :
1) Sikap : Lembar Observasi
2) Pengetahuan : Soal Pilihan Ganda
3) Keterampilan : Rubrik Penilaian Presentasi
c. Instrumen Penilaian (terlampir)
d. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian
Kompetensi Dasarnya
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
e. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan Kompetensi
Dasar dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. PENILAIAN
A. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai BS JJ TJ DS 1 Joko Wisno 75 75 55 75 275 68,75 C 2 ... ... ... ... ... ... ... Keterangan : • BS : Bekerja Sama • JJ : Jujur • TJ : Tanggun Jawab • DS : Disiplin Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria: 100 = Sangat Baik
75 = Baik 50 = Cukup 25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400 3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75 4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai - Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor
Skor Sikap
Kode Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan ide/gagasan. 50
250 62,50 C 2
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
50 3 Saya ikut serta dalam membuat 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No Aspek yang Dinilai Skala Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 25 50 75 100 1 Intonasi 2 Pelafalan 3 Kelancaran 4 Ekspresi 5 Penampilan 6 Gestur - Penugasan Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat Baik (100) Baik (75) Kurang Baik (50) Tidak Baik (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan 2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa 4 Pelafalan
Kriteria penilaian (sk or)
75 = Baik
50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan 3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 75 = Baik
50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran) - Penilaian Produk(Lihat Lampiran) - Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 2 3 4
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan Ketiga
MODUL
AKTIVITAS FISIK
XI
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan... 1
B. Petunjuk Penggunaan Modul ... 1
C. Tujuan Pembelajaran ... 1
D. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 1
E. Aktivitas Fisik
1. Pengertian Aktivitas Fisik ... 2
2. Manfaat partisipasi aktif aktivitas fisik secara teratur ... 2
3. Pola dan Kebiasaan Makan ... 3
4. Merencanakan Program Aktivitas Fisik Teratur ... 4
5. Menghitung Kalori Harian ... 5
F. Rangkuman ... 10
G. Evaluasi ... 10
C. Tujuan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan bagian yang utama dari kehidupan kita, karena itu kita harus menjaga/memelihara sebaik-baiknya. Kesehatan pribadi adalah kesehatan yang berhubungan dengan diri kita sendiri, dan lingkungan disekitar kita. Oleh sebab itu kesehatan pribadi perlu kita pelajari karena hal ini sangat penting dalam meningkatkan kesehatan individu/pribadi. Hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadi antara lain adalah aktivitas fisik/olahraga, pola makan (gizi), istirahat, dan penyaki.
B.
PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL
Agar dapat memahami materi modul ini dengan baik serta mencapai kompetensi yang diharapkan, gunakan strategi belajar sebagai berikut.
1. Bacalah uraian materi setiap kegiatan belajar dengan seksama
2. Cermati dan kerjakan tugas-tugas, gunakan hasil pemahaman yang telah anda miliki 3. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin,
dan gunakan ramburambu jawaban untuk membuat penilaian
4. Nilailah hasil belajar anda sesuai dengan indikatornya
5. Lakukan latihan sesuai dengan petunjuk dalam kegiatan ini....
Setelah mengikuti proses pembelajaran,
peserta didik diharapkan dapat:
Memahami konsep manfaat aktivitas fisik
Memahami prinsip aktivitas fisik
Menganalisis dampak aktivitas fisik yang
tidak teratur
Merancang aktivitas fisik secara teratur
Menyusun karya tulis tentang manfaat
jangka panjang dari partisipasi dalam
aktivitas fisik secara teratur
Mempresentasikan
manfaat
jangka
panjang dari partisipasi dalam aktivitas
fisik secara teratur
D. KOMPETENSI DASAR DAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur Memahami konsep manfaat aktivitas fisik
Memahami prinsip aktivitas fisik
Menganalisis dampak aktivitas fisik yang tidak teratur
Merancang aktivitas fisik secara teratur 4.9 Mempresentasik an manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur
Menyusun karya tulis tentang manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur
Mempresentasikan manfaat jangka panjang dari partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur
“Dalam Pelatihan, semua orang
berfokus pada 90%fisik dan 10%
mental, tetapi dalam sebuah
kejuaraan 90% mentalnya karena
sangat sedikit yang memisahkan kita
secara fisik ditingkat elit.” – Elka
Graham
-2
AKTIVITAS FISIK
1. Pengertian Aktivitas Fisik
Setiap hari manusia tidak lepas dari aktifitas fisik, entah itu aktivitas ringan, sedang maupun berat, aktivitas yang dilakukan sehari-hari bergantung pada kebutuhan dan keperluan individu, pada zaman purbakala manusia hidup beraktifitas fisik dalam rangka mencari kebutuhan sehari-hari, dengan berlari, melompat melewati rintangan, dan menombak hewan buruan, Di Yunani kuno pada zaman rainances aktivitas fisik oleh perempuan yunani pada zaman itu dalam rangka menjaga kesehatan dan kekuatan, agar anak-anaknya terlahir menjadi anak yang sehat dan kuat yang mampu Aktivitas fisik didefenisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi. (WHO 2013).
2. M anfaat jangka panjang dari
partisipasi aktif aktivitas fisik secara teratur
1) Mengontrol Berat Badan Aktivitas secara teratur dapat membantu mencegah kelebihan berat badan atau membantu mempertahankan penurunan berat badan. Aktivitas fisik dapat membakar kalori. Semakin tinggi intensitas aktivitas, semakin banyak kalori yang dibakar. Jika tidak punya waktu untuk berolahraga secara teratur, lakukan aktivitas kecil dalam hidup kita sehari-hari, misalnya menggunakan tangga bukan lift atau menambah kesibukan fisik di rumah, hal ini sudah cukup untuk menambah aktifitas fisik kita. Akan tetapi, tetap saja akan lebih baik jika kita meluangkan sedikit waktu untuk berjalan-jalan, bersepeda, atau berlari dalam skala ringan.
2) Meningkatkan energi Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan daya tahan tubuh. Latihan dan aktivitas fisik memberikan
oksigen
dan nutrisi ke jaringan dan
membantu sistem kardiovaskular untuk
bekerja lebih efisien. ketika jantung dan paru-paru bekerja lebih efisien, akan memiliki lebih banyak energi untuk menyelesaikan pekerjaan seharihari.
3) Memper baiki kualitas tidur aktivitas fisik secara ter atur akan membantu kita untuk tidur lebih mudah dan/ atau lebih cepat. hanya saja, usahakan untuk tidak ber olahr aga pada waktu yang terlalu larut malam, karena ketegangan yang kita rasakan segera setelah itu dapat menyebabkan hasil yang ber lawanan. 4) Memper lancar sistim r eproduksi aktivitas
fisik yang ter atur membuat tubuh lebih bugar dan lebih siap melakukan aktivitas fisik serta mengur angi str ess. diantara penyebab utama disfungsi si stim r epr oduksi adalah keletihan, stress dan gangguan kesehatan yang mungkin dapat dicegah dengan ber olahr aga secara ter atur . pria yang ber olahr aga secara ter atur cender ung tidak memiliki masalah dengan disfungsi sistim r epr oduksi dar i pada pria yang tidak ber olahr aga.
5) Mengur angi risiko terkena penyakit kr onis. aktivitas fisik secara ter atur mampu meningkatkan kadar kolester ol hdl ( yang disebut sebagai “kolesterol baik”), dan menur unkan tingkat tr igliser ida yang ber bahaya bagi tubuh. selanjutnya, aktivitas fisik secara teratur mampu meningkatkan aliran darah dalam pembuluh dar ah. sehingga dapat mengur angi kekhawatir an kita akan str oke, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, depr esi, ber bagai jenis kanker dan ar thr itis.
6) Meningkatkan kebugar an. aktivitas fisik secara ter atur memper kuat otot dan meningkatkan pasokan oksigen dan nutr isi ke jar ingan, sehingga sistem kar diovaskular beker ja lebih efisien. ketika jantung dan paru -paru beker ja 100% dar i potensi mer eka, maka kelelahan yang akan terasa umumnya
3
akan ber kurang secara signifikan. kebugaran kita dapatkan.
7) Menyehatkan jantung dan pembuluh darah aktifitas fisik secara ter atur /ber olahr aga memompa darah lebih cepat (untuk sementar a) sehingga membantu menguatkan otot jantung dan pembuluh darah, serta melancar kan alir an dar ah. ber olahr aga juga dapat mengur angi kelebihan lemak tubuh, kolester ol, dan tr igliser ida dalam tubuh yang ber potensi mengganggu kesehatan jantung dan pembuluh dar ah.
8) Meningkatkan ketahanan fisik orang yang biasa melakukan aktifitas fisik secara ter atur /ber olahr aga mempunyai daya tahan fisik yang lebih lama untuk beker ja
3. Pola dan Kebiasaan Makan
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pola makan memiliki tiga komponen penting yaitu: Jenis, Frekuensi, dan jumlah. Bicara tentang jenis, di Indonesia mengenal pola Makanan Pokok, Lauk Hewani, Lauk Nabati, Sayur dan Buah. Sedangkan frekuensi, sangat tergantung kelompok umur. Khusus untuk umur di atas 1 tahun, pola frekuensi makan adalah 3 kali makanan utama, dan 2 kali makanan selingan. Pola ini berlaku untuk kelompok masyarakat yang sehat, sedangkan bagi mereka yang menjalani diet khusus tentu memiliki pola tersendiri. Pola makan berdasarkan jumlah menggunakan acuan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Setiap orang sebaiknya menggunakan AKG sebagai acuan tentang seberapa banyak makanan yang harus dikonsumsi oleh dirinya sendiri.
Merencanakan dan mengatur waktu aktifitas fisik harian memiliki banyak kerangka kerja yang berbeda-beda dalam hal perencanaan dan pengorganisasian aktivitas fisik sehari-hari dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah,
membuat sesi yang berintensitas (Berat ringannya suatu latihan) sedang ( Moderat ) sehingga aktivitas fisik itu dapat meningkatkan denyut jantung dan mempertahankan kondisi kebugaraan dalam periode waktu yang berkelanjutan. Dalam semua sesi aktivitas fisik harian, harus ada pemanasan dan pendinginan, ini sangatlah penting karena pemanasan bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke kelompok otot utama dan untuk mencegah cedera otot, sementara pendinginan bertujuan untuk menurunkan detak jantung ke tingkat istirahat (Hate Rate)
4. Merencanakan Program Aktivitas Fisik Teratur
1. Melakukan Perencanaan Aktivitas Fisik/Olahraga yang Teratur Aktivitas jasmani/olahraga teratur dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip Frekuensi, Intensitas, Time dan Type (FITT)
a. Frekuensi aktivitas jasmani/olahraga yang tepat adalah tiga hingga lima kali setiap minggu.
b. Intensitasnya 60-80 persen dari denyut nadi maksimal. Menghitung denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia.
c. Waktu (time), idealnya lakukan olahraga 25 - 45 menit tanpa henti.
d. Tipe aktivitas fisik terbagi berdasarkan intensitas dan dibutuhkan atau tidaknya keterampilan.
Contohnya olahraga renang membutuhkan keterampilan dengan intensitas yang variatif. Berbeda dengan jogging yang tidak membutuhkan keterampilan. Olahraga yang bersifat aerobik bisa dilakukan dengan jalan kaki atau bersepeda (statis). Sedangkan latihan kekuatan otot bisa dengan melakukan sit-up atau push-up. Untuk peregangan bisa dilakukan sebelum dan sesudah dua jenis latihan. Baca dan pelajarilah Rumus FITT tersebut di atas, kemudian buatlah program latihan aktivitas fisik/olahraga sederhana yang mengacu pada rumus tersebut. Berikut contoh program latihan aktivitas jasmani/olahraga sederhana:
a. Frekuensi latihan 3 kali seminggu setiap hari Selasa, Kamis, dan Minggu. b. Intensitas 60-80 % dikalikan 200 sama dengan 120 – 160 denyut permenit. c. Waktu setiap sore pukul 16.00 – 1x7.00
d. Tipe latihan aktivitas jasmani/olahraga adalah lari pelan (jogging).
2. Mengatur perencanaan Pola Makan dengan Menghitung Kebutuhan Kalori Harian Tubuh Pola Makan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menghitung asupan kalori ke dalam tubuh agar efektif digunakan sebagai energi penggerak tubuh. Penghitungan kebutuhan kalori dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Hitunglah Angka Metabolisme Basal (AMB) dengan rumus: AMB = 0,9 kkal x berat badan (dalam kg) x 24 jam
b. Hitunglah kebutuhan energi harian, yaitu dengan mengalikan AMB dengan variabel dari aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas dan variabel yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Ringan = 1,55 2) Sedang = 1,70 3) Berat = 2,00
c. Contoh menghitung kalori Sebagai peserta didik dengan aktivitas ringan (yang
sebagian besar waktunya dihabiskan dengan belajar dan main komputer), berat badan A adalah 60 kg. Berapa kebutuhan energi harian dari A? AMB = 0,9 kkal x 60 kg x 24 jam = 1296 Kebutuhan energi harian (kategori ringan) = 1,55 x 1296 = 2008,8 kkal d. Hitunglah kebutuhan kalori kalian dalam sehari dengan menggunakan rumus tersebut
5
3. Mengatur Perencanaan Pola Istirahat
a. Cobalah buat jadwal kegiatan sehari-hari mulai dari bangun hingga tidur lagi. Berikut contoh jadwal kegiatan sehari-hari:
b. Aturlah waktu istirahat kalian dengan mengikuti pola kegiatan harian tersebut. Upayakan agar waktu istirahat sesuai dengan prinsip pola istirahat yang baik seperti yang telah dijelaskan di atas.
c. Patuhilah semua kegiatan harian yang sudah kalian buat terutama waktu istirahat. d. Diskusikan hasil pembuatan kegiatan harian kalian bersama teman atau guru.
6
Menghitung kebutuhan kalori harian sangatlah
penting untuk menunjang aktifitas fisik, menghitung
kalori harian tidak hanya untuk mereka yang ingin
menurunkan berat badan, tetapi semua orang
Pertanyaanya darimanakah
karbohidrat, protein dan lemak itu di dapat?
Berapa banyak energy
ternyata juga harus mengatur menu diet atau menu
makanan sehari-harinya. Terlalu
banyak makan dapat
menyebabkan kelebihan
berat
badan, dan
sebaliknya,
terlalu
sedikit
makan dapat
menyebabkan
kekurangan
gizi.
Langkah terbaik adalah
menyeimbangkan asupan kalori dengan aktifitas
fisik agar berat badan ideal. Bagi yang sudah
terlanjur memiliki berat badan berlebih,
maka harus menyusun menu dietnya agar tetap
mencukupi kebutuhan metabolisme sehari-harinya,
namun tidak menyebabkan penumpukan makanan
berlebih dalam tubuh. Begitu juga sebaliknya bagi
mereka yang kekurangan gizi harus memperbanyak
asupan kalori harian. Pengaturan menu diet
sebaiknya diterapkan pada semua orang, dengan
memperhatikan proporsi karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh,
seluruhnya berada dalam porsi yang seimbang.
Energi yang kita dapatkan adalah hasil dari proses
kimiawi yang terjadi dalam tubuh, Jumlah kalori
dalam suatu makanan biasanya ditulis dalam satuan
“kilokalori” atau “kkal”. Selain dalam kkal, kalori
juga dapat ditulis dalam satuan “kilojoules” atau “kJ”.
1 kJ setara dengan 0,239
Simak tabel berikut ini yang dalam 30 gram karbohidrat? Berapa banyak energy
dalam 15 gram 1 gram of carbohydrate = 17.1 kcl 1 gram of protein = 18.2 kcl 1 gram of fat = 38.9 kcl
Ropik Hidayat
5. “Menghitung
Kalori Harian”
8
Kebutuhan energi setiap orang berbeda, bukan hanya
faktor usia saja, usia muda memang membutuhkan banyak energi karena sistem metabolismenya yang masih prima, sedangkan sistem metabolisme pada usia tua berangsur menurun. Dikutip dari buku Diabetes and Me (ed. dr. Johanes Purwoto SpPD- KEMD), berikut ini beberapa parameter yang turut menjadi penentu dalam penghitungan kebutuhan kalori.
Berat Badan
Jika Anda terlalu gemuk atau kurus makan
perhitungan kalorinya dapat ditambah atau dikurangi
sebanyak 20-30% dari kebutuhan berat badan
badan orang yang bertubuh ideal.
Aktivitas
Kegiatan setiap orang berbeda-beda, itu yang
membuat asupan kalorinya juga ikut berbeda. Ada
tiga kategori aktivitas, aktivitas ringan (sedentary)
yang terdiri dari duduk depan komputer, membaca,
atau memasak. Aktivitas sedang (moderately)
seperti berjalan kaki selama 30 sampai 40 menit di
taman atau pusat perbelanjaan. Aktivitas berat
9
(active) adalah berolahraga seperti berlari atau
bersepeda.
UmurKalori yang dibutuhkan anak-anak jauh lebih
besar daripada orang dewasa, seorang bayi yang
belum menginjak umur satu tahun membutuhkan
112 kal/kg berat badan. Saat menginjak umur
setahun, ia membutuhkan 1.000 kalori dan terus
meningkat
100
kalori
tiap
tahunnya.
Ketika
memasuki usia 40 tahun, kebutuhan kalori justru
menurun 5 persen tiap dekade hingga pada usia 60
tahun kebutuhannya merosot 10 persen, dan
semakin menurun 20 persen saat usia 70 tahun.
Jenis Kelamin
Wanita nyatanya memerlukan kalori lebih sedikit
dibandingkan pria. Rata-rata wanita membutuhkan
25
kal/kg
berat
badan,
sedangkan
pria
membutuhkan kalori 30 kal/kg berat badan.
Kehamilan
Wanita hamil perlu menambah 150 kalori/hari
semenjak
awal
kehamilannya.
Kebutuhan
itu
meningkat saat memasuki trimester II dan III
sebanyak 350 kalori/hari. Saat menyusui, wanita
perlu tambahan kalori sebanyak 550 kalori/hari
Untuk menghitung kebutuhan kalori basal/KKB (kalori yang kita butuhkan untuk kegiatan sehari-hari) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
• LAKI-LAKI = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x
U)
• WANITA = 65.5 + (9.6 x BB) + (1.7 x TB) – (4.7 x
U)
Keterangan:
BB = Berat Badan ideal (kg) TB = Tinggi Badan (cm) U= Umur (tahun)
Dengan perhitungan KKB seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal. Selain itu, di Indonesia juga sering digunakan perhitungan Kebutuhan Kalori Basal yang lebih simpel, yaitu:
KKB = 40 x (TB – 100) Dengan faktor koreksi: Stress ringan (1) : 1.3 x KKB Stress sedang (2) : 1.5 x KKB Stress berat (3) : 2.0 x KKB
Rumus Harris-Benedict: rumus ini termasuk rumus
yang sering dipakai oleh ahli gizi. Rumus Harris-Benedict memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, hingga level aktivitas fisik Anda.
Rumus untuk menghitung kebutuhan energi pria yaitu= 66,5 + 13,8 x (berat badan dalam kilogram) +
5 x (tinggi badan dalam cm) dibagi dengan 6,8 x usia.
Sementara untuk wanita= 655,1 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,9 x (tinggi badan dalam cm) dibagi dengan 4,7 x usia.
Hasil dari penghitungan ini kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Jika aktivitas fisik Anda rendah, maka dikalikan dengan 1,2. Untuk aktivitas fisik sedang dikalikan dengan 1,3. Sementara aktivitas fisik berat dikalikan dengan 1,4
10