• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SYSTEM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SYSTEM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat lulus mata kuliah Manajemen Perawatan pada semester VI Program Studi Teknik Mesin, Jurusan

Teknik Mesin

Oleh :

Fherly F Yutra : 111211007

JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI

TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

(2)

i Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Supply Chain Management System". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Bandung, 1 April 2014

(3)

ii Daftar Isi Kata Pengantar ... i Daftar Isi... ii Bab I Pendahuluan ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Ruang Lingkup ... 1 1.3. Tujuan... 1 Bab II Pembahasan ... 2 2.1. Sejarah Singkat... 2 2.2. Definisi ... 3 2.3. Pentingnya SCM ... 4 2.4. Tahapan SCM... 16 2.5. Tujuan SCM ... 16 2.6. Manfaat Pengaplikasian SCM ... 18 2.7. Aktifitas SCM ... 20

2.8. Praktek Strategi Utama SCM ... 22

2.9. Permasalahan Yang Mungkin Terjadi Pada SCM... 24

Bab III Penutup 3.1. Kesimpulan... 25

3.2. Saran ... 25

(4)

1

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Munculnya SCM di latar belakangi oleh 2 hal :

1. Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat

menciptakan keunggulan kompetitif

2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat.

1.2 Ruang Lingkup

Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah hanya terbatas pada definisi, beberapa penjelasan, tujuan, dan manfaat yang bisa diperoleh

1.3 Tujuan

Untuk memahami salah satu bahasan dan memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah manajemen perawatan

(5)

2

Bab II Pembahasan

2.1 Sejarah Singkat Supply Management System

Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga.

Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan

multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih penting lagi.

Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi informasi pada tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin cepatnya komputer, makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat orang makin mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien. Penerapan teknologi informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia, menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.

Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan sebagainya.

(6)

3

2.2 Definisi Supply Chain Management System

Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara

bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Supply Chain Management (SCM) sebenarnya istilah ini banyak digunakan dan

dan berkembang sejak tahun 1980an. Tetapi banyak orang yang mengartikan SCM sebagai pengganti dari istilah logistik. Namun arti yang sebenarnya lebih luas.

Supply Chain Management (SCM) adalah integrasi beberapa kunci proses bisnis

dari end user hingga para pemasok yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang menjadi nilai tambah untuk para pelanggan dan stakeholder (Douglas M. Lambert et el).

Banyak tipe perusahaan yang berperan serta dalam aliran supply chain

management dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung seperti jasa logistik. SCM adalah seperangkat pendekatan untuk mengefisienkan integrasi supplier, manufaktur, gudang dan penyimpanan, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk meminimasi biaya dan memberikan kepuasan layanan terhadap konsumen (simchi-levi ). Definisi oleh the Council of Logistics Management.

Pengertian supply chain Menurut Schroeder adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen.

Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para

pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyalur barang tersebut.

Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi, dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.

(7)

4 Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.

a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan

untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer.

b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian

biaya.

c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.

2.3 Pentingnya Supply Chain Management

Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah dimulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan, dan pemasok lain yang terlibat. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan baku (raw materials).

b. Barang setengah jadi (work in process product). c. Barang komoditas (commodity).

(8)

5

A. Komponen utama Supply Chain Management

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu :

 Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur

second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada

beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

 Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain

management

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam

mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

 Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain

segment

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua

aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan

(9)

6

B. Keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan:

a. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk

berubah;

b. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan; c. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok;

d. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C. Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut ini. a. Customer Relationship Management (CRM).

b. Customer Service Management (CSM). c. Demand Management.

d. Customer Demand Fulfillment. e. Manufacturing Flow Management. f. Procurement.

g. Pengembangan Produk dan Komersialisasi. h. Retur.

D. Kinerja Manajemen Rantai Pemasok

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.

a. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives). b. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior). c. Tipe Distribusi.

 Distribusi intensif.  Distribusi selektif.  Distribusi eksklusif.

(10)

7 Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan.

E. Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang : a. Nilai Produk (The Product’s Value).

b. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product). c. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance). d. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability). e. Bulk Produk (The Product’s Bulk).

f. Kemampuan jangka panjang produk (The Product’s Perishability). g. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration). h. Musiman (Seasonality).

i. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of

The Product Line).

Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan

permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan.

F. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang

mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).

b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di

antara tiap-tiap channel).

(11)

8 Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.

G. Aktivitas Rantai Pemasok

Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344)

Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:

• Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.

• Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.

• Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.

• Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.

(12)

9 Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan

mencakup aktivitas untuk menentukan:

a. Transportasi ke vendor.

b. Pemindahan uang secara kredit dan tunai. c. Para pemasok.

d. Bank dan distributor. e. Utang dan piutang usaha.

f. Pergudangan dan tingkat persediaan. g. Pemenuhan pesanan.

h. Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.

H. Strategi Rantai Pemasok

Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:

• Banyak Pemasok

Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan

spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.

• Sedikit Pemasok

Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

• Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi

(13)

10 mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.

• Jaringan Keiretsu

Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para ng menjadi bagian dari sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.

• Perusahaan Virtual

Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

I. Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi

Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)

• Optimasi Lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau berlebihan. • Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)

Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.

• Lot Besar

Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan, dan manajer produksi menginginkan produksi

berjalan jangka panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.

(14)

11

J. Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen yang efektif dalam rantai pasokan

meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)

a. Data “Pull” yang Akurat

Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk “menarik” produk melalui rantai pasokan.

b. Pengurangan Ukuran Lot

Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian elektronik.

c. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali

Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan berdasarkan “pull’ dari pelanggan.

d. Persediaan yang Dikelola Vendor

Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang eceran.

e. Penangguhan

Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam proses produksi.

(15)

12

f. Perakitan Saluran

Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya. Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat dan akurat.

g. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus

Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.

h. Blanked Order

Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu

pemasok untuk barang yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.

i. Standarisasi

Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu mengurangi biaya.

j. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana

Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya

pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan secara elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus pembelian tradisonal yang panjang.

K. Kegiatan – kegiatan utama dalam Supply Chain Management

Kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : 1. kegiatan merancang produk baru (product development )

2. kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)

3. kegiatan merencanakan produksi dan persediaan ( planning and control ) 4. kegiatan melakukan produksi ( production )

(16)

13

L. Ukuran performansi SCM

 Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, ketepatan pengiriman)

 Waktu (total replenishment time, business cycle time)  Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)

 Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi) SCM juga bisa diartikan jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir (downstream).

 Dalam proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang/jasa di tangan pelanggan terakhir (ultimate customer/end user). Berikut adalah gambar model supply chain (A. T. Kearney, 1994)

M. Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan:

 Strategi atau rancangan rantai pasokan.

Selama tahap ini memberikan rencana pemasaran dan penentuan harga bagi produk, perusahaan memutuskan bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke depan.

 Perencanaan rantai pasokan.

Keputusan yang dibuat selama tahap ini kerangka waktu yang dipertimbangkan adalah seperempat tahun. Susunan rantai pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini menentukan hambatan yang ada. Keberhasilan

perencanaan untuk memaksimumkan surplus rantai pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan memberikan hambatan yang timbul selama fase design atau strategic.

 Operasi rantai pasokan

Waktu yang digunakan disini adalah mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan membuat keputusan berdasarkan order pelanggan individual.

(17)

14

N. Proses Kunci Dalam Supply Chain Management a. Customer relationship management.

b. Customer service management. c. Demand management

d. Order fulfillment.

e. Manufacturing flow management. f. Procurement

g. Product development and commercialization. h. Returns.

i. Dalam delapan kunci diatas akan tercipta suatu aliran dan suatu

integrasi

(18)

15

O. Aliran dari Supply Chain Management

Sumber: Cohen & Rousell, Strategic Supply Chain Management, 1962.

Suatu strategi bisnis yang efektif dimulai dari core strategic

inovasion yang mengklarifikasikan jawaban untuk pertanyaan dari strategi

bisnis kunci seperti apakah strategi objektif perusahaan secara keseluruhan, nilai apa yang akan diberikan perusahaan kepada para

pelanggannya dan bagaimana perusahaan membedakan posisi dirinya pada pasar.

Komunikasi dan berfikir secara luas sangat diperlukan saat mengolah suatu bisnis. berfikir secara luas tentang empat tipe cara suatu perusahaan berkompetisi baik dalam inovasi, biaya, pelayanan dan kualitas yang biasa disebut dengan basis of competition. Kunci sukses dalam suatu bisnis adalah pada denagn fokus pada satu atau dua strategi SCM.

(19)

16

2.4 Tahapan Supply Management System

Tahapan dalam mencapai supply chain terintegrasi terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :

Tahap 1 : Baseline (Dasar). Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di

mana masing- masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.

Tahap 2 : Integrasi Fungsional.Perusahaan telah menyadari perlu

sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi- fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material

Tahap 3 : Integrasi secara internal. Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan

perencanaan kerangka kerja end-to-end.

Tahap 4 : Integrasi secara eksternal. Integrasi supply chain yang sebenarnya

dengan konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada Tahap3, yang diperluas dengan bagian supplier dan pelanggan

2.5 Tujuan Supply Management System

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain.

yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang

mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Jadi, supply chain management berdasarkan definisi diatas adalah supply

chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi setiap fasilitas yang

memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dan pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentra penjualan dan mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari transportasi hingga distribusi

persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi. Tujuan dasar Supply Chain

(20)

17 material. Persediaan adalah jumlah material dari pemasok yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan atau mendukung proses produksi barang dan jasa. Perusahaan dapat mengambil pendekatan supply chain management yang efisien untuk mengkoordinasikan aliran material untuk meminimalkan persediaan dan memaksimalkan produkivitas perusahaan. Perusahaan saat itu lebih meyakini karena material adalah komponen yang penting dalam biaya maka perusahaan dapat memperoleh profit yang besar melalui reduksi biaya material itu menjadi satu alasan kenapa supply chain management merupakan kunci competitive

weapon (Krawjewski dan Ritzman, 2002).

Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.

Arus Material dan Informasi

Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992).

“Tujuannya berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet. Bagian-bagian dan

komponen-komponen dikirim tepat waktu dalam sekuensi yang seharusny, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan.”

Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi

manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai. Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan

(21)

18 nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialha mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri

memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori

minimum.

2.6 Manfaat menggunakan Supply Chain Management

A. Manfaat menerapkan supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto

adalah:

a. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset

perusahaan yang berkisar antara 30%-40% , sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% , dari nilai barang yang disimpan.

b. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan

dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik.

c. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan

serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.

(22)

19

B. Manfaat Supply Chain Management (SCM) secara umum

Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan,meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yangsemakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.

a. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target

utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks initentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

b. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan

menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

c. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada

konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

d. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan

semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.

e. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang

setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

f. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari

segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :

a. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi

dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan

(23)

20 kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.

b. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang

dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut.

2.7 Aktifitas Supply Chain Maintenance

Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.

a. Strategis

 Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas

 Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga

 Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manaje men muatan

 Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli

 Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai

(24)

21

b. Taktis

 Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya

 Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori

 Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.

 Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan

 Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan

 Gaji berdasarkan pencapaian

c. Operasional

 Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai

 Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)

 Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok

 Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok

Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima

 Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)

Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan

 Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat

(25)

22

d. Strukturisasi dan Tiering

Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah

rantai suplai mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas

dasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.

2.8 Praktek strategi utama pada Supply Chain Maintenance

Supply Chain Mempunyai 4 Area Dasar Yang Harus Dibuat : a. Fasilitas adalah suatu tempat untuk menyimpan barang yang dirakit

atau dibuat. Fasilitas terbagi menjadi dua yaitu produksi (production site) dan tempat penyimpanan (storage site). Lokasi, kapasitas, serta fleksibilitas sangat berpengaruh pada kekuatan dari Supply Chain. Jika kapasitas besar dan lokasi sangat strategis maka SCM akan berjalan

(26)

23 baik danberhasil.

b. Inventory adalah semua bahan baku dan barang jadi. Inventory juga

sangat berpengaruh pada supply chain.

c. Transportasi adalah perpindahan barang dari fasilitas satu ke fasilitas

lainnya. Transportasi dapat berupa kombinasi rute dan model yang masing- masing memiliki karakter yang berbeda.

d. Informasi adalah berisi data analisa mengenai ketiga hal diatas

ditambah dengan pelanggan. Informasi sangat penting dan mempengaruhi area dari supply chain yang lainnya.

Contoh Aliran Supply Chain

Pihak yang terlibat dalam supply chain Minuman Kaleng tersebut adalah : 1) penghasil gandum

2) penghasil tebu 3) penghasil garam 4) penghasil aluminium 5) pabrik tepung terigu 6) pabrik gula 7) distributor garam 8) pabrik kaleng 9) pabrik biskuit 10) distributor biskuit 11) supermarket

(27)

24 Skema hubungan supply chain minuman kaleng

2.9 Permasalahan yang mungkin terjadi dalam pengaplikasian Supply

Chain Management

a. Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:

b. Distribusi (bisnis) Distribusi Konfigurasi Jaringan : Jumlah dan lokasi

supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ('' distribution centre''/D.C.), gudang dan pelanggan.

c. Strategi Distribusi : Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung,

Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.

d. Informasi : Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk

membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.

e. Manajemen Inventaris : Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk

barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.

f. Aliran dana : Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar

dana melewati entitas didalam rantai suplai.

g. Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material,

informasi dan dana diantara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.

(28)

25

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

Saat ini konsumen menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.

3.2 Saran

Dengan banyaknya manfaat yang didapatkan apabila menerapkan aplikasi Supply Chain Managament maka oleh sebab itu perlu adanya pendekatan Supply Chain Managament ke UKM misalnya dengan cara penggunaan sistem berbasis web yaitu :

- User interface yang konsisten . - Mudah digunakan .

- Dapat di akses di mana saja ( tidak membutuhkan software khusus yang mahal).

- Akses dapat dilakukan di tempat umum (warnet, public access,koperasi) dan di rumah.

Selain itu juga perlu adanya kesiapan di pihak UKM yaitu seperti : - Perubahan kultur bisnis di perusahaan ( membutuhkan waktu ): a. Transparansi

b. Komunikasi dengan media elektronik (email,internet) - Menyiapkan budge , investasi ( SDM ) c. Training.

Apabila telah dilakukan persiapkan secara matang dapat di pastikan UKM yang menerapkan aplikasi SCM akan dapat menefisiensikan pengeluaran dan

(29)

26

Daftar Pustaka

Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management:

Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall.

Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000).

Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case studies. Irwin McGraw-Hill.

Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign:

Transforming supply chains into integrated value systems. New

Jersey: Financial Times – Prentice Hall.

http://www.scribd.com/doc/2238583/MANAJEMEN-RANTAI-PASOKAN http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1467-8551.1996.tb00148.x/pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai http://www.askedu.net/course.asp?CourseNo=29640 http://baihaqi.wordpress.com/2006/12/16/supply-chain-supply-chainmanagement/ http://www.cert.or.id/~budi/presentation/aplikasi-SCM.ppt http://www.scribd.com/doc/25880601/Bab-8-MANAJEMEN-RANTAI-PASOKSUPPLY- CHAIN-MANAGEMENT-SCM

(30)

Referensi

Dokumen terkait

1) Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TAK dan akibatnya. Rasional : keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan. 2) Baringkan klie (

Secara simultan dari ketiga variabel independen (harga, kualitas produk dan saluran distribusi) variabel yang memilki pengaruh paling besar dalam loyalitas

Komunikasi politik yang dilaksanakan oleh PDIP tingkat kabupaten sampai dengan ke tingkat kecamatan dan desa belum dilaksankan secara maksimal, hal ini dibuktikan dengan masih

Adapun hasil pengamatan oleh kolabolator terhadap kinerja guru pada saat pembelajaran praktikum diantaranya: penjelasan guru tentang prosedur praktikum dikegiatan

Oleh kerana belum ada kajian yang dibuat_bagi topik ini maka langkah pertama adalah dengan melakukan kajian literatur yang mana dibahagikan kepada tiga bahagian utama

Untuk bilangan peroksida dalam minyak goreng CCO, PCO dan blended CCO : PCO dengan perbandingan 40:60 dan 60:40 menunjukkan angka diatas batas maksimal yang

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, menurut hukum Islam anak yang lahir di luar pernikahan yang sah, maka anak tersebut disebut anak zina dan hanya mempunyai hubungan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Penanganan Pengaduan