• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Signaling Theory

Signaling theory berakar pada teori akuntansi pragmatik yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai yang memperhatikan pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi (Suwardjono, 2005). Pendekatan pragmatis dapat dilakukan dengan mengamati reaksi pemakai laporan keuangan, dimana adanya reaksi pemakai laporan keuangan merupakan bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan. Suatu kejadian atau pesan dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terefleksi dalam perubahan harga atau volume saham di pasar modal), dimana tindakan tersebut dinyakini sebagai akibat informasi dalam kejadian atau pesan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa informasi tersebut bermanfaat. Jadi dapat disimpulkan, sebuah informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang ditunjukkan adanya asosiasi antara peristiwa (event) dengan return, harga atau volume saham di pasar modal (Suwardjono, 2005).

Menurut teori sinyal terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan di masa depan, sedangkan investor tidak mengetahuinya. Menurut Jogiyanto (2003) Informasi yang tidak

(2)

simetris (information asymmetric) ialah informasi privat yang hanya dimiliki oleh para investor yang mendapat informasi saja (informed investor). Penyampaian informasi yang tidak secara penuh oleh manajemen akan menimbulkan asimetri informasi yang akan mempengaruhi pasar dalam merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Wismar’ein dan Dian, 2004). Implikasinya adalah pengumuman perusahaan akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajemen dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham.

Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar (Hartono, 2005). Oleh karena itu pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat di tangkap pasar dan dipersepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Mengginson dalam Hartono, 2005).

Menurut Nezz dalam Ghozali dan Chariri, (2007) jika perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi lingkungan yang bernuansa positif, maka tindakannya dapat mengurangi risiko berkurangnya kemakmuran yang mungkin dihadapi perusahaan di masa mendatang. Hal ini menunjukkan sinyal positif bagi investor untuk menanamkan sahamnya.

2.2. Stakeholder Theory

Teori stakeholder adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus

(3)

memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (Ghozali dan Chariri, 2007). Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Friedman dalam Ghozali dan Chariri (2007), menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemiliknya, sedangkan menurut Freeman dalam Ghozali dan Chariri (2007), yang dinamakan stakeholder adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi tujuan umum dari suatu organisasi, termaksud kelompok yang dianggap tidak menguntungkan (adversial-group) seperti pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan regulator. Apabila dapat mengetahui apa yang diinginkan stakeholder maka manajer dapat merumuskan suatu strategi korporat yang fleksibel yang tidak hanya bisa mengakomodasi seluruh kepentingan stakeholder, tetapi juga tujuan akhir perusahaan. Salah satu pewujudan strategi korporat adalah dengan melaksanakan program management discussion and analysis serta mengungkapkannya didalam laporan tahunan. Hal ini penting dilakukan karena investor sebagai stakeholder perlu mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah melaksanakan perannya sesuai keinginan stakeholder.

2.3. Management Discussion and Analysis

Hardiman, et al., (2003), mengakui bahwa MD&A sangat diperlukan untuk penjelasan naratif dari laporan keuangan, karena presentasi numerik dan catatan kaki singkat yang menyertai mungkin tidak cukup bagi investor untuk menilai kualitas laba dan kemungkinan bahwa kinerja masa lalu merupakan

(4)

indikasi kinerja di masa depan. MD&A memberikan kesempatan investor untuk melihat perusahaan melalui pandangan manajemen dengan menyediakan analisis pendek dan jangka panjang dari bisnis perusahaan. MD&A merupakan pembacaan laporan keuangan dalam bentuk narasi atau serangkaian yang dinyatakan informatif tentang tanggapan teknis dengan ketentuan yang ada dalam persyaratan MD&A (Hardiman, et al., 2003).

Pengungkapan MD&A akan memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi dalam dampak materialnya terhadap kondisi keuangan atau hasil operasional. Pengembangan MD&A harus dimulai dengan identifikasi manajemen dan evaluasi informasi, termasuk potensi dampak tren yang diketahui, komitmen, dan peristiwa di masa lalu ataupun di masa yang akan datang (Hardiman, et al., 2003). Hal tersebut penting bagi pihak investor ataupun kreditor dalam pemahaman yang akurat tentang posisi dan hasil operasi keuangan perusahaan saat ini.

MD&A merupakan bagian yang sangat penting dari laporan tahunan, terutama bagi pengguna analisa fundamental, yang meliputi manajemen dan gaya manajemen. Meskipun bagian ini berisi informasi yang berguna, investor perlu mengingat bahwa MD&A tidak diaudit oleh auditor (Hardiman, et al., 2003). Catatan atas laporan keuangan biasanya menggambarkan setiap item pada neraca, laporan laba rugi, dan arus kas pernyataan lebih lanjut secara rinci. Catatan atas laporan keuangan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. MD&A merupakan bagian integral dari laporan keuangan tahunan perusahaan.

(5)

MD&A pada umumnya berisi deskripsi tahun lalu dan beberapa faktor kunci yang mempengaruhi bisnis perusahaan pada tahun sekarang, serta gambaran yang adil dan objektif perusahaan masa lalu, sekarang, dan masa depan. MD&A biasanya menggambarkan posisi korporasi likuiditas, sumber daya modal, hasil usaha, penyebab perubahan materi dalam item laporan keuangan (seperti penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi), peristiwa yang tidak biasa atau infrequent nature (seperti merger dan akuisisi atau buyback saham), tren positif dan negatif, dampak inflasi, risiko pasar domestik dan internasional, dan ketidakpastian yang signifikan.

Pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditor, berkepentingan untuk mengetahui informasi yang lebih baik dalam membantu memprediksi prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan mengevaluasi kinerja pada saat tertentu yaitu memiliki relevansi nilai (Value relevance) yang baik. Penelitian mengenai relevansi nilai dirancang untuk menetapkan manfaat nilai-nilai akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan. Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu model prediksi berkaitan dengan nilai-nilai pasar sekuritas (Almilia et. al, 2007).

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung

(6)

harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil (Ghozali dan Chariri, 2007).

Menurut Belkoui (2006), relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer dengan mengubah atau mengonfirmasikan ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. Informasi yang relevan akan membantu investor, kreditor dan para pengguna yang lain untuk mengevaluasi peristiwa-peristiwa di masa lalu, masa kini, dan masa depan (nilai prediktif) untuk mengonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat. Agar relevan, informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum ia kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

Relevansi nilai juga mengandung pengertian mengenai isi yang terkandung di dalamnya (information content), yaitu yang memiliki daya muat informasi yang dapat lebih menjelaskan suatu kondisi perusahaan sebenarnya (Atmini dan Wuryana, 2005). Informasi dalam MD&A memberikan pertimbangan kepada investor untuk melakukan evaluasi harga saham perusahaan yang menyajikan MD&A. Hal ini akan membuat bias ekspektasi investor relatif rendah, karena informasi yang disampaikan manajemen lebih terbuka, akurat, dan lengkap sehingga menurunkan resiko saham yang bersangkutan.

Draft Management’s Discussion and Analysis - Guidance on preparation and disclosure yang diterbitkan oleh Canadian Performance Reporting Board (CPRB) (2015), tujuan dari MD&A adalah memungkinkan pembaca untuk

(7)

melihat kinerja perusahaan, kondisi keuangan dan prospek masa depan melalui sudut pandang manajemen, memberikan informasi material kepada pembaca yang mungkin tidak sepenuhnya tercermin dalam laporan keuangan, suplemen dan melengkapi informasi dalam laporan keuangan dengan membantu pembaca memahami informasi dalam laporan keuangan, garis besar kunci tren dan risiko yang telah mempengaruhi atau dapat mempengaruhi arus dan laporan keuangan di masa depan, dan memberikan diskusi tentang kualitas laba dan arus kas dan variabilitas potensi komponen dalam laba dan arus kas.

Canadian Performance Reporting Board (CPRB) (2015) dalam draft Management’s Discussion and Analysis - Guidance on preparation and disclosure, MD&A memiliki lima elemen kunci yaitu, bisnis inti, tujuan dan strategi, kemampuan untuk memberikan hasil, hasil dan pandangan, dan indikator utama untuk mengukur kinerja. MD&A menyajikan tantangan untuk komite audit dan auditor independen karena lebih luas ruang lingkupnya dari laporan keuangan tradisional. Hal ini berfokus pada bisnis, termasuk metrik kinerja non keuangan dan berisi informasi prospek usaha masa depan. Selain itu, panduan untuk persiapan MD&A masih sangat minim. Secara umum MD&A konsisten dengan pendekatan manfaat keputusan. MD&A bertujuan membantu pengguna informasi untuk membantu penilaian mereka sendiri, apakah perusahaan memiliki kualitas laba yang baik ataupun kurang baik daripada perusahaan menyediakan atau menyimpulkannya sendiri secara langsung. MD&A dapat mengembangkan ketepatan kerja pasar sekuritas agar lebih memperluas ketersediaan informasi yang relevan untuk investor.

(8)

2.4. Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event study) menurut Jogiyanto (2003) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study merupakan alternatif dalam pengujian kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman, serta dalam pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi hanya bertujuan untuk menguji reaksi pasar, sedangkan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa cepat reaksi pasar itu terjadi merupakan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat.

Event study terhadap pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor (Jogiyanto, 2003).

2.5. Reaksi Investor

Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan earning, dividen, return saham dan volume perdagangan saham (Subekti, 2005). Ketika informasi

(9)

diumumkan diharapakan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham, perubahan harga saham dapat digambarkan dalam bentuk efisien pasar modal. Menurut Setiawan dan Hartono (2003) bentuk pasar modal di Indonesia adalah bentuk pasar efisien setengah kuat (semistrong form) secara informasi, yang tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru. Pasar efisien setengah kuat (semistrong form) dapat diuji dengan melihat return saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Jogiyanto, 2003). Dimana pasar yang efisien tercermin dari cepatnya investor bereaksi terhadap masuknya informasi baru, jika pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news) maka akan ada reaksi investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham, peningkatan harga saham dapat dilihat dari abnormal return (Bandi dan Hartono, 2000).

Pada kondisi pasar yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikkan volume perdagangan saham, begitu pula sebaliknya adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham (Subekti, 2005). Tetapi perlu diingat bahwa tidak selalu abnormal return berhubungan dengan volume perdagangan saham, dimana perubahan harga merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara keseluruhan sedangkan volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan secara individu (Bandi dan Hartono, 2000). Dalam suatu informasi, abnormal return tidak merubah pengharapan pasar (market expectation) sebagai suatu keseluruhan tetapi

(10)

mengubah pengharapan individual, yang berarti tidak ada reaksi investor secara keseluruhan terhadap abnormal return tetapi mungkin ada penggantian dalam posisi portofolio yang merefleksikan reaksi volume perdagangan saham.

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya terjadi (return realisasi) dengan return ekspektasi (expected return), return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Selain itu untuk suatu studi tentang harga, return pasar bisa juga dianggap sebagai return normal, serhinga merupakan pengurang bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return (Jogiyanto, 2003). Besarnya selisih juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (informasi contet) dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumumam diterima oleh pasar, dimana reaksi tersebut ditunjukkan dengan abnormal return (Jogiyanto, 2003).

Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) yaitu selisih antara volume sesungguhnya terjadi dengan volume perdagangan normal. Digunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) karena volume perdagangan saham abnormal merupakan volume penyesuaian pasar untuk melihat reaksi pasar, yang merupakan bukti perubahan probabilitas penilaian investor atas ditribusi return masa depan (Bandi dan Hartono, 2000).

(11)

2.6. Saham

Salah satu bentuk instrumen pasar modal adalah saham. Saham adalah tanda penyertaan atau bukti kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, dengan wujud berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut (Tendelilin, 2010). Pengertian saham menurut Anoraga dan Pakarti (2006) merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan modal atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Seorang investor yang melakukan pembelian saham atas suatu perusahaan akan memperoleh keuntungan menjadi pemilik dan selanjutnya disebut sebagai pemegang saham atas perusahaan tersebut.

Darmadji dan Fakhruddin (2006) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan seseorang atau badan atas perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut, dan atas bukti tersebut kemudian mendapat hak sebagai pemilik perusahaan atau merupakan pemegang saham.

(12)

Menurut Anoraga dan Pakarti (2006), manfaat atas kepemilikan saham suatu perusahaan ialah berikut ini:

a. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.

b. Capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya.

c. Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

2.7. Tingkat Pengembalian Saham (Return)

Return adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh pemodal atas suatu investasi yang ditanamkannya. Return saham adalah persentase hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh dari hasil kebijakan investasi yang telah dilakukan (Tarigan dan Haryono, 2015) Return juga sering disebut sebagai tingkat keuntungan atau tingkat pengembalian yang dinikmati dari suatu investasi oleh investor. Menurut Ang (1997) dalam Rahman (2014), segala bentuk investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik langsung maupun tidak langsung. Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan berjalan) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran deposito, bunga obligasi, deviden dan sebagainya.

(13)

Menurut Jogiyanto (2003) terdapat dua jenis return total, yakni capital gain/loss dan yield. Dimana Capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) yang diterima dari selisih antara harga beli dan harga jual suatu saham. Jika harga beli lebih kecil dari harga jual maka investor memperoleh capital gain, dan sebaliknya disebut dengan capital loss. Sedangkan Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Yield dalam saham adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Sedangkan yield untuk obligasi adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Return total terdiri dari capital gain ditambah dividend yield (Jogiyanto, 2003).

Return yang dimaksud dalam penelitian ini ialah return saham dalam bentuk capital gain atau capital loss. Dimana Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Menurut Jogiyanto (2003) return dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi juga disebut dengan return histori, yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang. Sedangkan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh para investor pada masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

(14)

Terkait dengan investasi, para investor yang ingin mendapatkan return tinggi tentunya harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan oleh adanya garis kesinambungan antara return dan risiko dalam investasi. Semakin besar return yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah modal yang akan diinvestasikan akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang ditanggung.

2.8. Volume Perdagangan

Reaksi pasar modal terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan volume perdagangan di pasar (Trading Volume Activity), dimana bila investor menilai suatu peristiwa mengandung informasi maka peristiwa tersebut akan mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal (Hutami dan Ardiyanto, 2015). TVA dapat digunakan untuk melihat aktivitas volume perdagangan pada sekitar periode kejadian dibandingkan dengan aktivitas volume perdagangan pada saat peristiwa terjadi (Maliasari dan Indrawati, 2014).Volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kegiatan perdagangan saham.

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan pada bursa dalam suatu waktu tertentu. Aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif, dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan yang normal. Ukuran tersebut tidak memisahkan keputusan

(15)

pembelian (yang bisa dikaitkan dengan informasi positif) dengan keputusan penjualan (yang bisa dikaitkan dengan informasi negatif) (Husnan, 2003).

Volume perdagangan dapat dikatakan sebagai bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish) (Meidawati dan Harimawan, 2004). Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Husnan (2003) yang menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga adalah gejala yang makin kuat akan kondisi yang bullish. Peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan dengan peningkatan atau penurunan volume perdagangan.

Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui perhitungan dari jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Meidawati dan Harimawan, 2004). Meningkatnya volume perdagangan saham disebut sebagai kenaikan aktivitas jual beli oleh para investor di pasar modal.

2.9. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian secara empiris mengenai analisis pengaruh management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news terhadap reaksi investor juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dasar penelitian tersebut terfokus pada reaksi investor, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Hasil dari penelitian Gultom, et al. (2015) dengan analisis regresi menunjukkan bahwa, pengungkapan MD&A pada annual report memiliki

(16)

hubungan positif terhadap reaksi investor. Hal tersebut selaras dengan penelitian Eikner, et al. (2000) yang menggunakan OLS Model dengan analisis residual menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pengungkapan MD&A dengan abnormal return perusahaan. Davis dan Tama-Sweet (2011) dengan software tekstual-analisis menyatakan bahwa ukuran proporsional bahasa yang pesimis berhubungan negatif dengan intensitas insentif pelaporan strategis manajer (MD&A). Selain itu, hubungan negatif ditemukan antara tingkat bahasa pesimis di MD&A dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Mayew, et al. (2012) dengan menggunakan analisis regresi menyatakan bahwa pendapat manajemen tentang kelangsungan yang dinyatakan dalam MD&A dan nada linguistik dari MD&A bersama-sama memberikan kekuatan penjelas yang signifikan dalam memprediksi apakah perusahaan akan berhenti dalam kelangsungan usahanya. Selain itu, informasi dalam MD&A lebih berguna dalam memprediksi kebangkrutan relatif daripada rasio keuangan tiga tahun sebelum pailit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Schroeder dan Gibson (1990) menunjukkan bahwa banyak perusahaan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan komunikasi pelaporan keuangan. MD&A dapat dibuat lebih mudah dibaca dan dipahami pengguna. Manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dalam bentuk narasi. Harus diingat bahwa narasi harus bersifat mengungkapkan daripada mengesankan. Atmini dan Wuryana (2005) dengan menggunakan analisis diskriminan (MDA) menyatakan bahwa pendapatan yang lebih baik dapat memprediksi kondisi financial distress.

(17)

Dengan kata lain, lebih sulit untuk memprediksi kondisi financial distress didefinisikan dalam hal arus kas dari profitabilitas.

Yuliana (2008) dengan menggunakan analisis PLS menyatakan bahwa karakteristik perusahaan yang terbukti berpengaruh terhadap tingkat keluasan pengungkapan CSR adalah profile perusahaan dan konsentrasi kepemilikan. Sedangkan tiga karakteristik lainnya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran dewan komisaris tidak terbukti berpengaruh terhadap tingkat keluasan pengungkapan CSR. Hal tersebut selaras dengan penelitian Listyanti (2010) dengan analisis regresi yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Hal tersebut berbeda dengan Wahyuningsih (2013) dari sebelas hari window period, tidak terdapat adanya abnormal return yang terjadi secara signifikan. Selain itu, selama periode penelitian dari sebelas hari, ada sembilan hari Trading Volume Activity menunjukkan nilai signifikan.

Astuti dan Yuli (2009) dengan menggunakan uji beda (paired sample t-test) menyatakan bahwa terdapat perbedaan reaksi investor terhadap masing-masing rasio keuangan baik dalam kondisi bad news maupun good news dan terdapat perbedaan reaksi investor dilihat dari abnormal return rata-rata ketika informasi fundamental yang bersifat bad news dan yang bersifat good news. Yanti dan Rasmini (2014) dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa tingkat bunga deposito, nilai tukar rupiah, dan struktur modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada risiko investasi saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di PT Bursa Efek Indonesia. Tetapi,

(18)

operating leverage dan likuiditas perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada risiko investasi saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di PT Bursa Efek Indonesia.

Meidawati dan Harimawan (2004) dengan menggunakan uji t (paired sample test) menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah peristiwa Pemilu Legislatif menunjukan perbedaan yang signifikan selama periode pengamatan yang diujikan, yaitu adanya kenaikan rata-rata volume perdagangan saham. Selain itu, terdapat perbedaan rata-rata abnormal return (AAR) menunjukan perbedaan yang tidak signifikan antara rata-rata abnormal return (AAR) sebelum peritiwa Pemilu Legislatif dengan rata-rata abnormal return (AAR) sesudah peritiwa Pemilu Legislatif. Hutami dan Ardiyanto (2015) menyatakan bahwa berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return saham selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014. Selain itu, berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return saham selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014.

Subekti (2005) dengan menggunakan uji mann whitney menyatakan bahwa tidak ada perbedaan AR dan TVA antara smoother companies dan non smoother companies. Kesimpulan lain yang dapat diambil dari seluruh hasil pemeriksaan adalah berdasarkan teori efisiensi pasar, maka pasar modal Indonesia memiliki kekuatan efisiensi pasar bentuk pasar setengah kuat

(19)

Bandi dan Hartono (2000) dengan menggunakan uji kontingensi dan uji pearson product-moment coefficient of correlation menyatakan bahwa reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara statistik terjadi secara dependen. Hubungan antara reaksi harga dan volume perdagangan lebih dekat pada dependensi daripada keeratan hubungan keduanya. Bukti dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume yang berbeda dengan reaksi harga, hal ini terlihat dari proporsi reaksi “berbeda” lebih tinggi daripada reaksi “sama” atas pengumuman dividen.

Rahman (2014) dengan menggunakan analisis regresi berganda dan uji hipotesis yaitu koefisien determinan, uji F, dan uji T menyatakan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Secara parsial hanya variabel Current Ratio (CR) dan Net Profit Margin (NPM) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan mining and ming service periode 2011-2012 di BEI karena signifikansi kurang dari 0.05 (masing-masing sebesar 0.039 dan 0.000). Untuk Inventory Turnovet (ITO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham (signifikansinya sebesar 0.041). Sedangkan Leverage Ratio dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan mining and mining service periode 2011-2012 di BEI karena signifikansi lebih dari 0.05 (masing-masing sebesar 0.325 dan 0.366).

Setiawan dan Subekti (2005) dengan menggunakan t-test menyatakan bahwa pengumuman dividen konstan ternyata mempunyai kandungan informasi yang berguna. Pengumuman dividen meningkat tetap pada saat krisis moneter

(20)

menunjukkan keyakinan manajer bahwa mereka mampu mempertahankan kinerjanya pada saat krisis moneter. Penelitian tersebut juga menunjukkan reaksi investor terhadap good news, yaitu pengumuman dividen meningkat, lebih kuat dibandingkan bad news, pengumuman dividen menurun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengumuman dividen mempunyai kandungan informasi namun investor bereaksi lambat. Berdasarkan penelitian ini, BEJ selama periode krisis moneter belum efisien setengah kuat secara informasi. Investor belum canggih dalam menanggapi pengumuman dividen meningkat yang disampaikan emiten. Secara umum, investor menanggap pengumuman dividen meningkat sebagai kabar baik sehingga mereka tidak mengolah informasi tersebut secara lebih lanjut.

Wismar’eir dan Dian (2004) dengan menggunakan uji paired sampel T test menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return untuk saham good news dan bad news diseputar hasil pengumuman. Hasil lain pada penelitian tersebut mengindikasi bahwa aktivitas volume perdagangan saham untuk saham good news menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diseputar hari pengumuman right issue. Sedangkan untuk saham bad news menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan di seputar hari pengumuman.

Almilia et. al., (2007) dengan menggunakan analisis regresi berganda menyatakan bahwa laba bersih dan arus kas operasional memiliki relevansi nilai terhadap harga saham pada periode sebelum krisis dan pasca krisis. Temuan lain dari penelitian ini bahwa nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode krisis.

(21)

2.10. Kerangka Konseptual

Atas dasar landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Independen Management Discussion

and Analysis

Variabel Dependen Return Saham dan Trading Volume Activity

Variabel Kontrol Return on Equity (ROE) dan

(22)

2.11. Hipotesis Penelitian

2.11.1. Pengaruh management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news terhadap return saham

Schroeder dan Gibson (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, Securities and Exchange Commission (SEC) mengharuskan perusahaan untuk memiliki pengungkapan tentang MD&A sebagai bagian dari laporan tahunan. MD&A membahas tentang isu dan tren yang berkaitan dengan likuiditas perusahaan, sumber daya modal, dan hasil operasional perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dari MD&A adalah kualitas tulisan yang mendorong komunikasi yang cepat dan mudah bagi pengguna annual report. Temuan Mayew, et al. (2012) menunjukkan bahwa informasi dalam pengungkapan MD&A lebih berguna dalam memprediksi kebangkrutan relatif terhadap rasio keuangan tiga tahun sebelum pailit dan pengungkapan MD&A yang lebih tepat waktu dibandingkan rasio keuangan. Informasi MD&A perusahaan yang lengkap dan mempunyai bahasa yang optimis dalam pelaporannya menunjukkan bahwa MD&A tersebut memiliki informasi yang positif.

Jika dalam pelaporan menunjukkan bahasa yang optimis dan semakin lengkap MD&A, menunjukkan kinerja perusahaan baik dan memberikan return yang besar kepada para pemegang saham dan investor. Investor akan cenderung menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki MD&A yang lengkap Hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, yakni

(23)

meningkatnya harga saham. Penelitian yang dilakukan Gultom et. al. (2015) menyatakan bahwa MD&A berpengaruh positif terhadap return saham.

Penelitian ini menggunakan variable kontrol ROE dan DER. Sebagaimana ROE dan DER akan mempengaruhi return saham. ROE adalah salah satu rasio profitabilitas yang membandingkan laba bersih (net income) dengan total stokholder’s equity perusahaan. Menurut Gitman (2006), ROE menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Investor selalu berharap untuk mendapatkan ROE yang tinggi, akan tetapi harapan investor ini tidak selalu sesuai dengan kenyataannya karena adanya faktor resiko. ROE yang tidak terduga atau tidak sesuai dengan ekspektasi dari investor dapat membuat pasar bereaksi yang ditunjukan dengan adanya return saham. Perubahan ROE perusahaan akan mengakibatkan perubahan nilai perusahaan sehingga hal ini akan menimbulkan reaksi dari invetor yang tercermin pada return saham. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap sebagai kabar baik (good news) karena ROE yang besar berarti semakin besar peluang para investor untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal yang diinvestasikan sehingga akan direspon positif oleh pasar yang tercermin dalam return saham. Sebaliknya, semakin rendah ROE perusahaan dianggap sebagai (bad news) karena ROE yang rendah berarti semakin kecil peluang pemilik perusahaan memperoleh keuntungan dari laba bersih untuk setiap modal yang diinvestasikan. Sehingga, akan direspon negatif oleh pasar. Signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubahan ROE dapat dilihat dari reaksi harga saham.

(24)

Reaksi harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga.

Sedangkan DER merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka pendek maupun jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya. DER memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang perusahaan yang dijamin dengan modal perusahaan sendiri yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubahan DER dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga. Peningkatan DER akan membuat pasar bereaksi positif (mendukung signaling theory) bila pasar cenderung menginterpretasikan bahwa peningkatan DER dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang, demikian juga sebaliknya pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penurunan DER, yang dianggap sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa mendatang.

Untuk itu peneliti mengemukakan hipotesis pertama dan kedua sebagai berikut:

H1 : Management Discussion and Analysis dengan informasi good news berpengaruh positif terhadap return saham.

H2 : Management Discussion and Analysis dengan informasi bad news berpengaruh negatif terhadap return saham.

(25)

2.11.2. Pengaruh management discussion and analysis dengan informasi good news dan bad news terhadap trading volume activity

Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar modal terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (Trading Volume Activity), dimana bila investor menilai suatu peristiwa mengandung informasi maka peristiwa tersebut akan mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal (Hutami dan Ardiyanto, 2015)

Hubungan antara MD&A dengan trading volume activity didukung oleh adanya signaling teori. Signaling teori menyatakan bahwa dengan adanya sinyal dari manajemen suatu entitas, dapat menurunkan atau meningkatkan lembar saham yang beredar. Jika permintaan lembar saham meningkat, penawaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan akan meningkat pula.

Perkiraan investor dalam menganalisa saham kedepannya didasarkan pada informasi dan kinerja manajemen yang disajikan dalam MD&A. Dengan demikian semakin lengkap dan jelas pengungkapan MD&A pada annual report, maka respon pasar akan meningkat. Sehingga, akan mempengaruhi peningkatan TVA (Gultom,et al., 2015). Penelitian yang dilakukan Gultom et. al. (2015) menyatakan bahwa MD&A berpengaruh positif terhadap TVA.

Penelitian ini menggunakan variable kontrol ROE dan DER. Sebagaimana ROE dan DER akan mempengaruhi TVA. ROE dan DER dinilai mempunyai hubungan yang kuat terhadap volume perdagangan saham (Wibawa,

(26)

et. al., 2014). Anggapan ini diperkuat dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya

Untuk itu peneliti mengemukakan hipotesis ketiga dan keempat sebagai berikut:

H3 : Management Discussion and Analysis dengan informasi good news berpengaruh positif terhadap trading volume activity.

H4 : Management Discussion and Analysis dengan informasi bad news berpengaruh negatif terhadap trading volume activity.

Referensi

Dokumen terkait

Masih banyak kelemahan yang dihadapi UKM di Indonesia, kelemahan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Bacillus subtilis merupakan bakteri tidak patogen yang dapat diisolasi dari tanah dan menghasilkan antibakteri yang mampu menghambat bakteri Gram negatif dan Gram

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik MURDER dengan pembelajaran

Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif. Data kajian terdiri daripada 21 teks iklan bercetak berbahasa Sepanyol yang diambil daripada majalah dan suratkhabar yang

Identitas visual merupakan cerminan dari suatu produk yang membedakan produk tersebut dengan produk pesaingnya, terdiri atas aspek fungsional dan emosional, kedua

Menurut Materi Cisco CCNA exploration 2, router adalah suatu perangkat jaringan yang berfungsi untuk meneruskan paket data dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin

Kemampuan itu adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan membentuk relasi yang baik dengan siswa khususnya dalam proses belajar mengajar karena interaksi guru

Sebagaimana data yang didapatkan maka, banyak atau mayoritas dari musyrif dan musyrifah Ma’had Sunan Ampel al-Ali UIN Maliki Malang cenderung tekun, bekerja keras