SU
SUPE
PERV
RVIS
ISI
I AU
AUDI
DIT
T
2008 2008 PUS
PUSATAT PENPENDIDDIDIKAIKANN DADANN PEPELATLATIHAIHANN PENPENGAWGAWASAASANN BAD
P
Peerreevviissi i : : Drrss. D . DDjjaammil il DDjjaallilil P
Peerreevviiu u : : DDrrss. . HH..TT. . RReeddwwaan n JJaaaaffaarr E
Eddititoor r : : MMoohh. . HHaarrddii, , AAkk., ., MMPPrrooffAAcccc P
Peererevivissi i : : SSuhuhararttaantntoo, , AAkk., ., MM..M.M. Pe
Perereviviu u : : LiLindnda a EEllllen en ThTherereesisiaa, , S.S.EE., ., AkAk., ., M.M.B.B.AA.. E
Eddititoor r : : DDaaiissssy y EErrddiaianntthhyy, , AAkk., ., MM..AAkk..
Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Penjenjangan Auditor dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Penjenjangan Auditor
Pengendali Teknis Pengendali Teknis
E
Eddiissi i PPeerrttaamma a : T: Taahhuun n 11999999 E
Eddiissi i KKeedduua a ((RReevviissi i PPeerrttaammaa) ) : : TTaahhuun n 22000000 E
Eddiissi i KKeettiigga a ((RReevviissi i KKeedduuaa) ) : : TTaahhuun n 22000033 E
Eddisisi i KKeeeemmppaat t ((RReevvisisi i KKeettiiggaa) ) : : TTaahhuun n 22000088
Dilarang
Dilarang keras mkeras mengutip, mengutip, menjiplak, atau enjiplak, atau menggandakan menggandakan sebagiansebagian atau
atau seluruh seluruh isi isi modul modul ini, ini, serta serta memperjualbelikan tanpa memperjualbelikan tanpa izin izin tertulistertulis dari
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Komitmen dari pemerintah untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme Komitmen dari pemerintah untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme pa
pada da beberbrbagagai ai asaspepek k dadalalam m pepelalaksksananaaaan n tutugagas s umumum um pepememeririntntahahan an dadann pemban
pembangunan yang gunan yang diamadiamanatkanatkan n oleh Majelis oleh Majelis PermuPermusyawasyawaratan ratan RakyRakyat at (MPR(MPR)) da
dalalam m KetKetetaetapapan n NoNo. . XIXI/M/MPRPR/1/199998 8 dan dan UnUndandang-g-UnUndadang ng NoNo. . 28 28 TaTahuhun n 19199999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sudah menjadi tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sudah menjadi ag
agenenda da yayanng g haharurus s didilalaksksananaakakan n ggununa a ttererccapapaiainynya a trtrananspspaararansnsi i dadann ak
akuntuntababiliilitatas s pubpubliklik. . HaHal l tetersersebut but memeruprupakakan an tatantantangngan an berberat at babagi gi tugtugasas pe
pengngawawasasan an di di mamasa sa dedepapan n yayang ng haharurus s didihahadadapi pi dedengngan an kokommititmemen n dadann profesionalisme Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
profesionalisme Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Un
Untutuk k menmencacapapai i titingngkakat t proprofesfesioionanalislisme me apapararat at pepengngawawasasanan, , sasalah lah sasatutu sar
saranaananya nya adaadalah lah melmelalualui i penpendidididikan kan dan dan pelpelatiatihan han (dik(diklatlat). ). TujTujuan uan dikdiklatlat seb
sebagaagaimaimana na disdisebuebutkan tkan dadalam lam PeraPeraturaturan n PemPemerinerintah tah No. No. 101 101 TahTahun un 20200000,, ant
antara ara lalain in menmeningkingkatkatkan an penpengetagetahuahuan, n, keakeahliahlian, n, ketketeraerampilmpilan, an, dan dan siksikapap untuk dapat
untuk dapat melakmelaksanasanakan kan tugas jabatan tugas jabatan secara profesiosecara profesional nal dengadengan n dilanddilandasiasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi. kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi. Tujuan Diklat
Tujuan Diklat SertifikSertifikasi asi JabatJabatan an FungsFungsional Auditor ional Auditor adalah untuk adalah untuk meningmeningkatkakatkann pengeta
pengetahuan, huan, keteramketerampilan, dan pilan, dan perubahaperubahan n sikapsikap/perila/perilaku ku auditoauditor r pada tingkatpada tingkat kompe
kompetensi tertentu tensi tertentu sesuasesuai i dengadengan n perannyaperannya.. Gu
Guna na memencncapapai ai tutujuajuan n di di atatasas, , sasararana na dikdiklalat t beberuprupa a momodudul l dadan n babahahan n ajajarar dis
disajikajikan an dendengan gan sebsebaik aik munmungkin gkin dan dan mememuat muat bahbahan an terkterkini. ini. ItulItulah ah sebsebabnyabnyaa mo
modul dul SuSupepervirvisi si AudAudit it ini ini tetelah lah memengngalalamami i revrevisisi i dadalalam m ranrangkgka a penpencacapapaiaiann tujuan dan
tujuan dan sasasasaran ran pada Diklat Sertifikaspada Diklat Sertifikasi i JabatJabatan an FungsioFungsional Auditor.nal Auditor. Per
Perlu lu kamkami i tektekankankan an bahbahwa wa modmodul ul ini ini bukbukananlah lah satusatu-sa-satuntunya ya refereferensrensi i yanyangg berkenaan dengan substansi materinya. Peserta diklat diharapkan memperkaya berkenaan dengan substansi materinya. Peserta diklat diharapkan memperkaya pemaha
pemahamannya melalui mannya melalui berbagberbagai ai referensreferensi i lainnya yang lainnya yang terkaterkait.it. Ak
Akhihirnrnya ya kakami mi memengngucucapapkakan n teterimrima a kakasisih h kekepapada da sesemua mua pipihak hak yayang ng tetelalahh membe
memberikan kontribusi sehingga terwujudnya modul rikan kontribusi sehingga terwujudnya modul ini.ini.
Bo
Boggoor, r, DeDesesemmbeber r 22000808 Kepal
Kepala a PusdiklPusdiklat at PengawPengawasan BPKPasan BPKP
Agus Witjaksono Agus Witjaksono
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Deskripsi Singkat Modul
B. Sistematika Pembahasan dan Metode Pembelajaran C. Tujuan Pemelajaran
1 2 4
BAB II MAKNA DAN ARTI PENTING SUPERVISI AUDIT 5
A. Makna Supervisi dan Supervisor B. Supervisi Dalam Audit
C. Tujuan dan Sasaran Supervisi Audit
D. Tugas dan Tanggungjawab Seorang Supervisor E. Kasus 5 8 10 13 17
BAB III SUPERVISI PADA TAHAP PERSIAPAN AUDIT 24
A. Kegiatan Pada Tahan Persiapan Audit
B. Supervisi atas Kegiatan Pada Tahap Persiapan Audit
24 29
BAB IV SUPERVISI PADA TAHAP PELAKSANAAN AUDIT 43
A. Supervisi Pada Tahap Pelaksanaan Audit B. Supervisi Atas Tahap Pelaksanaan Audit
43 53
BAB V SUPERVISI PADA TAHAP PENYELESAIAN AUDIT 59
A. Supervisi Pada Tahap Penyelesaian Audit B. Supervisi Atas Tahap Penyelesaian Audit
59 64
BAB VI LAPORAN PELAKSANAAN SUPERVISI AUDIT 67
A. Laporan Supervisi Audit
B. Penilaian Kinerja dan Kepribadian Auditor C. Kasus
67 70 74
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan BPK Nomor 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya
Badan Pengawasan keuangan dan Pembangunan, Formulir Kendali Mutu (KM) KM.1 – KM.12 untuk Mengendalikan dan Meningkatkan Mutu Pemeriksaan BPKP, Jakarta,1990
Pusdiklatwas BPKP, Modul Diklat JFA : Kode Etik dan Standar Audit Edisi 2005,Ciawi Bogor,2005
Pusdiklatwas BPKP, Modul Diklat JFA : Penyusunan Laporan Hasil Audit Edisi 2005, Ciawi Bogor,2005
Pusdiklatwas BPKP, Modul Diklat JFA : Auditing Edisi 2005,Ciawi Bogor,2005 Pusdiklatwas BPKP, Modul Diklat JFA : Teknik Penilaian SPM dan PKA Edisi
2005,Ciawi, Bogor,2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat Modul
Peningkatan kualitas penugasan audit oleh aparat pengawasan instansi pemerintah (APIP) sangat dipengaruhi oleh proses kendali mutu (quality control process) pada setiap tahapan audit. Salah satu proses kendali mutu yang sangat berpengaruh dalam manjerial penugasan audit tersebut adalah kegiatan supervisi audit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor , atau dalam istilah jabatan fungsional auditor, dikenal dengan istilah pengendali teknis. Dalam penugasan audit, kegiatan supervisi audit sebenarnya dilaksanakan secara berjenjang mulai dari ketua tim, pengendali teknis sampai dengan pengendali mutu tim audit. Namun demikian, dalam praktiknya, kegiatan supervisi audit lebih ditekankan pada peran supervisor atau pengendali teknis.
Jabatan supervisor atau pengendali teknis merupakan posisi sentral dalam pelaksanaan supervisi penugasan audit ini. Oleh karena itu, kualitas penugasan audit sangat dipengaruhi oleh kompetensi seorang supervisor / pengendali teknis dalam melakukan kegiatan supervisi. Kompetensi yang diharapkan adalah seorang pengendali teknis harus mampu melakukan supervisi mulai dari tahap persiapan audit, pelaksanaan audit sampai dengan tahap penyelesaian audit.
Modul ini secara ringkas akan membantu seorang supervisor atau pengendali teknis untuk memahami makna dan arti penting kegiatan supervisi audit serta peran sentralnya dalam penugasan audit. Selanjutnya, modul ini akan mengarahkan seorang pengendali teknis untuk mampu
melakukan kegiatan supervisi audit mulai dari tahap persiapan sampai dengan penyelesaian audit. Terakhir, peran sentral dalam penugasan audit ini harus dapat dipertanggung jawabkan oleh seorang supervisor atau pengendali teknis melalui sebuah laporan pelaksanaan supervisi audit, serta diakuntabilitaskan efektivitasnya melalui kegiatan monitoring tindak lanjut hasil kegiatan supervisi audit yang telah dilaksanakannya.
B. Sistematika Pembahasan dan Metode Pemelajaran
1. Sistematika Pembahasan
Pembahasan modul ini secara berturut-turut disusun dalam sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan; membahas deskripsi singkat modul, sistematika pembahasan dan metode pemelajaran serta tujuan pemelajaran.
Bab II : Makna dan Arti Penting Supervisi Audit; menguraikan pengertian supervisi audit dan kedudukannya dalam penugasan audit, tujuan dan sasaran supervisi audit, serta tugas dan tanggung jawab supervisor tim audit atau pengendali teknis. Selanjutnya pelaksanaan supervisi audit mulai dari pelaksanaan supervisi pada tahapan persiapan audit sampai dengan penyelesaian audit secara berturut-turut diuraikan dalam Bab III, IV dan V.
Bab III : Supervisi Pada Tahapan Persiapan Audit; menguraikan secara rinci langkah-langkah supervisi atas perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup; supervisi audit atas pengalokasian sumber daya penugasan audit, serta supervisi atas penyusunan program kerja audit.
Bab IV : Supervisi Pada Tahapan Pelaksanaan Audit; menguraikan secara rinci langkah-langkah pelaksanaan supervisi atas survai pendahuluan, supervisi atas penilaian sistem pengendalian manajemen, supervisi atas pelaksanaan program kerja audit dan supervisi atas pengembangan temuan audit.
Bab V : Supervisi Pada Tahapan Penyelesaian Audit; lebih lanjut akan dibahas langkah-langkah supervisi atas perumusan dan pembahasan temuan hasil audit, penyusunan laporan hasil audit serta supervisi atas kelengkapan dokumentasi audit. Bab VI : laporan pelaksanaan supervisi audit akan menguraikan langkah
supervisor untuk menyusun laporan pelaksaaan supervisi serta penilaian kinerja dan kepribadian auditor.
2. Metodologi Pemelajaran
Penyampaian modul ini dilaksanakan dengan metode pemelajaran orang dewasa (andragogi) serta lebih menekankan pada praktik pelaksanaan supervisi audit. Metode pemaparan, diskusi serta curah pendapat dilakukan dalam menjelaskan pemahaman atas teori supervisi audit, serta langkah-langkah supervisi pada setiap tahapan audit. Untuk lebih mampu memahami serta melaksanakan praktik supervisi audit, pada setiap bab diberikan kasus untuk didiskusikan oleh peserta secara berkelompok. Pada akhirnya, setiap kelompok diharapkan mampu untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil penyelesaian kasus tersebut. Widyaiswara ataupun fasilitator diharapkan mampu memainkan perannya dalam rangka membantu peserta memahami kasus serta mendiskusikan serta memaparkan hasilnya.
C. Tujuan Pemelajaran
1. Tujuan Pemelajaran Umum (TPU):
Setelah mempelajari modul ini, peserta akan mampu melaksanakan supervisi atas penugasan audit yang meliputi kegiatan supervisi mulai dari tahapan persiapan audit sampai dengan penyelesaian audit.
2. Tujuan Pemelajaran Khusus (TPK):
a. Peserta mampu menjelaskan makna dan arti penting kegiatan supervisi audit.
b. Peserta mampu menjelaskan tugas dan tanggung jawab serta perannya sebagai pengendali teknis dalam penugasan audit, khususnya peran dalam melaksanakan supervisi audit.
c. Peserta mampu melaksanakan supervisi audit baik supervisi pada tahapan persiapan audit, pelaksanaan audit maupun penyelesaian audit.
d. Peserta mampu menyusun laporan pelaksanaan supervisi audit serta memantau pelaksanaan tindak lanjut dari hasil supervisi yang telah dilakukannya.
BAB II
MAKNA DAN ARTI PENTING SUPERVISI AUDIT
Tujuan Pemelajaran Khusus:
Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta diklat mampu menjelaskan: - makna dan arti penting kegiatan supervisi audit,
- tugas dan tanggung jawab serta perannya sebagai pengendali teknis dalam penugasan audit, khususnya peran dalam melaksanakan supervisi audit.
A. Supervisi dan Supervisor
Supervisi adalah pengawasan utama, pengontrolan tertinggi atau penyeliaan (Kamus Besar bahasa Indonesia). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa supervisi merupakan kegiatan pengawasan, pengontrolan atau pengendalian yang dilaksanakan oleh seorang yang disebut Supervisor . Pengertian supervisi tidak dapat dilepaskan dengan pengertian serta peran penting seorang supervisor . Oleh karena itu, pemahaman atas fungsi dan peran penting seorang supervisor akan memberikan pemahaman yang jelas atas makan dari supervisi.
Supervisor adalah seorang manajer yang bertanggung jawab kepada manajer yang lebih tinggi dengan tugas utama memimpin para pelaksana operasional. Dalam jenjang organisasi, kedudukan seorang supervisor secara hirarkis dapat ditunjukan sebagai berikut:
Pelaksana: merupakan tingkatan terrendah dalam organisasi yang
bertanggungawab atas hasil kerjanya sendiri atau kelompoknya.
Supervisor : merupakan manajer garis terdepan yang mengupayakan
Manajer: merupakan atasan langsung dari para supervisor yang bertugas
melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh supervisor .
Eksekutif: merupakan pimpinan organisasi tingkat puncak yang
bertanggung jawab atas pencapaian tujuan organisasi dan dalam praktiknya menghadapi
Sama halnya dengan para manajer lainnya, supervisor melaksanakan tugas-tugas manajerial suatu organisasi, yang meliputi perencanaan ( planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengendalian (controlling). Namun demikian, ruang lingkup manajerial seorang supervisor berbeda dari para manajer lainnya, sebagai berikut:
Supervisor , melaksanakan aktivitas manajerial dalam tataran
teknis/taktis operasional sehari-hari
Manajer, melaksanakan aktivitas manajerial dalam tataran program
yang bersifat jangka pendek dan menengah
Eksekutif, melaksanakan aktivitas manajerial strategis yang bersifat
berjangka panjang.
Kedudukan seorang supervisor dalam sebuah organisasi sangat penting dan strategis (vital). Mereka merupakan batu utama (keystone) dalam bangunan organisasi. Batu utama (keystone) merupakan batu pengikat atau batu kunci yang menghubungkan antar dua sisi yaitu sisi manajer tingkat atas dan sisi para pelaksana. Kedua sisi tersebut diikat dan disatukan oleh sebuah batu kunci yang di dalam organisasi diperankan oleh seorang supervisor . Oleh karena itu, selain kompetensi di bidang manajerial, seorang supervisor dituntut mempunyai kompetensi menjalin hubungan anar personal (interpersonal skill) yang memadai.
Dalam bidang manajerial, seorang supervisor yang efektif harus mampu mengawasi, mengarahkan serta mengendalikan bawahannya untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan. Sementara dalam bidang interpersonal, seorang supervisor harus mampu menjalin komunikasi serta memberikan inspirasi kepada anak buah untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri.
Untuk mendukung peran sebagaimana diuraikan diatas, maka seorang supervisor harus mempunyai kompetensi dasar antara lain :
Kompetensi konseptual, yaitu pemahaman atas konsep terhadap tugas
pokok serta bidang usaha organisasi yang dikerjakannya
Kompetensi manajerial, yaitu untuk kemampuan untuk melaksanakan
pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai untuk mencapai tujuan organisasi
Kompetensi teknikal, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan
secara teknis sehari-hari dengan menggunakan sarana dan prasaranayang tersedia
Kompetensi interpersonal kemampunan untuk menjalin hubungan
manusia (personal) baik personal dalam organisasi maupun di luar organisasi.
Namun demikian, kadar kompetensi yang harus dimiliki seorang supervisor berbeda dengan tingkatan manajer lainnya. Seorang supervisor , harus lebih banyak memiliki kompetensi teknis dan interpersonal serta memerlukan lebih sedikit kemampuan konseptual dibandingkan manajer tingkat diatasnya.
B. Supervisi Dalam Penugasan Audit
Penugasan audit merupakan suatu aktivitas manajemen yang meliputi unsur perencanaan penu0gasan audit ( planning), pengorganisasian sumber daya audit, baik sumber daya manusia, keuangan , sarana dan prasarana (organizing), pelaksanaan audit (actuating) dan pengendalian (controlling), yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan kinerja kepada obyek yang dilakukan audit (auditan). Supervisi audit merupakan bagian dari upaya manajemen tim audit untuk memberikan jaminan dan keyakinan agar penugasan audit dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi audit merupakan salah satu aktivitas manajerial yang berfungsi untuk melakukan pengawasan, pengontrolan atau penyeliaan atas penugasan audit agar tujuan audit dapat dicapai dengan ekonomis, efektif dan efisien untuk memberikan rekomendasi perbaikan kinerja auditan.
Supervisi dalam setiap tahapan audit merupakan suatu kewajiban yang disyaratkan dalam standar audit yang berlaku dalam rangka pencapaian tujuan audit serta menjaga mutu/kulaitas pekerjaan audit. Dalam penugasana udit, supervisi bukan hanya merupakan aktivitas manajerial berupa pengawasan saja, melainkan juga merupakan upaya pengendalian dan penjaminan terhadap mutu hasil audit (quality control and quality assurance).
Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (SA-APFP) tahun 1996 yang diterbitkan BPKP menegaskan kewajiban tersebut dalam Standar Pelaksanaan Audit, butir 1). Demikian pula halnya dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh BPK (Peraturan BPK Nomr 1 tahun 2007) menyatakan hal serupa dalam Pernyataan Standar Pemeriksaan 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan.
Standar Audit tersebut menyatakan pernyataan sebagai berikut:
“ Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya”
Selanjutnya standar audit tersebut menjelaskan atas pengertian suervisi audit antara lain sebagai berikut :
Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa dan pihak lain
(seperti tenaga ahli yang terlibat dalam pemeriksaan) agar tujuan pemeriksaan dapat dicapai.
Unsur supervisi meliputi pemberian instruksi kepada staf, pemberian
informasi mutakhir tentang masalah signifikan yang dihadapi, pelaksanaan reviu atas pekerjaan yang dilakukan, dan pemberian pelatihan kerja lapangan (on the job training) yang efektif.
Supervisor harus yakin bahwa staf benar-benar memahami mengenai
pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai.
Bagi staf yang berpengalaman, supervisor dapat memberikan
pokok-pokok mengenai lingkup pekerjaan pemeriksaan dan menyerahkan rinciannya kepada staf tersebut.
Bagi staf yang kurang berpengalaman, supervisor harus memberikan
pengarahan mengenai teknik menganalisis dan cara mengumpulkan data.
Dengan demikian dapat kita pahami, bahwa pengertian supervisi audit sebagaimana disyaratkan dalam standar audit mempunyai makna yang lebih luas daripada sekesar melakukan pengawasan atau pengontrolan semata sebagaimana pemahaman supervisi dalam aktivitas manajemen. Supervisi dalam audit meliputi seluruh aktivitas manajemen audit mulai dari pemberian arahan (perencanaan/ planning), penggunaan tenaga ahli dalam
audit, pelatihan/training (pengorganisasian), memberikan instruksi (pelaksanaan/actuating), reviu atas pekerjaan yang telah dilakukan (controlling), serta upaya penjaminan mutu agar pernugasan audit sesuai dengan standar audit yang meliputi pengendalian dan penjaminan kualitas (quality control and quality assurance).
C. Tujuan dan Sasaran Supervisi Audit
1. Tujuan Supervisi Audit
Tujuan pelaksanaan supervisi dalam penugasan audit adalah:
a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas penugasan audit yang dilakukan oleh tim audit.
Supervisi audit merupakan aktivitas manajerial yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penugasan audit yang dilakukan oleh tim audit agar audit dapat terlaksana secara ekonomis dan efisien serta mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan yaitu memberikan rekomendasi perbaikan kinerja unit kerja auditan
b. Melaksanakan pengendalian serta penjaminan atas kualitas/mutu hasil audit (quality control and quality assurance)..
Supervisi audit merupakan kewajiban pemenuhan salah satu standar audit yang berlaku, seperti Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (SA-APFP) atau Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Dengan dipenuhinya standar profesi auditor, hal ini berarti bahwa penugasan audit memenuhi ukuran minimal kualitas/mutu proses audit dan hasilnya berupa laporan hasil audit dapat dijamin kualitas/mutunya serta dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.
2. Sasaran Supervisi Audit
Sasaran supervisi audit meliputi:
a. Supervisi atas pelaksanaan teknis penugasan audit mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap penyelesaian penugasan audit. Supervisi audit mengikuti seluruh tahapan proses audit, mulai dari perencanaan sampai dengan penyelesaian audit. Oleh karena itu, seorang supervisor harus melakukan supervisi atas seluruh proses penugasan audit, yaitu:
- Supervisi atas perencanaan audit, yang meliputi supervisi atas perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit, supervisi atas pengelolaan sumber daya manusia seperti penyusunan tim audit, serta penyusunan program kerja audit (PKA).
- Supervisi atas pelaksanaan audit, yang meliputi supervisi atas pelaksanaan survai pendahuluan, penilaian sistem pengendalian manajemen, pelaksnaan program kerja audit, serta pengembangan temuan audit.
- Supervisi atas penyelasaian audit, yang meliputi supervisi atas perumusan dan pembahasan temuan hasil audit sementara, penyusunan laporan serta kelengkapan dokumentasi audit.
Tahapan audit sebagai sasaran supervisi digambarkan sebagai berikut: No Persiapan Audit Pelaksanaan Audit Penyelelesaian Audit 1. Perumusan tujuan, sasaran & ruang lingkup audit
Survai Pendahuluan Perumusan simpulan
sementara hasil audit
2. Perumusan Potensial Audit Objective Penilaian Sistem Pengendalian Manajemen Pembahasan simpulan sementara hasil audit 3. Penyusunan Program Kerja Audit Pendahuluan Pengembangan temuan audit Penyusunan
Laporan Hasil Audit 4. Alokasi sumber
daya penugasan audit
Penyusunan Kertas Kerja Audit (KKA)
Tindak Lanjut Hasil Audit
b. Supervisi atas pengelolaan sumber daya penugasan audit.
Supervisi tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang menyangkut teknis penugasan audit, melainkan juga meliputi hal-hal diluar teknis penugasan audit terutama supervisi terhadap faktor-faktor pendukung penugasan audit, seperti :
- Supervisi terhadap pengelolaan sumber daya manusia (auditor ), seperti supervisi atas kompetensi anggota tim serta penguasaan anggota tim terhadap permasalahan yang dihadapi, supervisi atas kerjasama antar tim dan komunikasi antar tim.
- Supervisi terhadap pengelolaan sumber daya keuangan (dana), meliputi supervisi atas kebutuhan dana dalam penugasan audit, seperti kebutuhan untuk melakukan tugas perjalanan dinas keluar kota dalam rangka konfirmasi, cek fisik ataupun kebutuhan dana jika diperlukan tim ahli jika diperlukan dalam mendukung penugasan audit.
- Supervisi terhadap sumber daya sarana dan prasarana,meliputi supervisi atas kebutuhan sarana dan prasarana tim dalam mendukung penugasana audit seperti kendaraan,
peralatan-peralatan (tools) yang digunakan dalam audit, metodologi audit yang sesuai dengan kondisi lapangan.
D. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor /Pengendali Teknis
International Internal Auditor (IIA) merumuskan tugas, kewenangan dan tanggung jawab seorang supervisor sebagai berikut:
Tugas:
Untuk mengembangkan suatu pemahaman yang komprehensif dan program penugasan praktis atas bidang penugasan.
Untuk melakukan pengawasan aktivitas staf yang ditugaskan untuk melakukan reviu berbagai organisasi dan aktivitas fungsi-fungsi lainnya.
Untuk meyakinkan kesesuaian penugasan dengan standar, rencana, anggaran, dan jadwal.
Untuk menjaga efektifitas dalam pelaksanaan pekerjaan operasional.
Untuk melakukan penelitian serta pengembangan pedoman dan pedoman pelatihan Pelaksanaan Tugas Audit Sumber Daya Manusia Sumber daya Sarana Prasarana Sumber Daya Keuangan
Kewenangan dan Tanggung Jawab:
Melakukan supervisi pekerjaan terkait reviu atas reviu aktivitas organisasi dan fungsi-fungsi.
Memberikan pemahaman yang komprehensif dan jadwal penugasan tahunan atas bidang penugasan
Menetapkan bidang-bidang yang mengandung risiko dan menilai tingkat risiko yang terkait dengan faktor-faktor operasional yaitu biaya, jadual dan kualitas. Mengklasifikasikan proyek-proyek penugasan sesuai dengan tingkat risiko dan signifikansinya serta tingkat frekuensi terjadinya.
Memberikan fleksibilitas jadwal penugasan sesuai dengan kebutuhan khusus manajemen.
Mengatur jadwal penugasan serta staf audit sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Melakukan dan menyetujui tujuan, ruang lingkup dan pendekatan setiap penugasan audit.
Mengarahkan penugasan agar memenuhi standar profesional baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengumpulan informasi/bukti-bukti.
Memberikan konsultasi dan petunjuk kepada staf audit agar penugasan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan serta ruang lingkup penugasan telah dilakukan dengan cukup.
Melakukan reviu atas hasil penugasan serta mendiskusikan hasil penugasan tersebut dengan manajemen yang berwenang.
Melakukan pengarahan lisan kepada manajemen cabang.
Memberikan perencanaan formal atas penerimaan staf (rekrutmen), seleksi, pelatihan, evaluasi dan supervisi, mengembangkan pedoman serta bahan pelatihan.
Mengakumulasikan data, memelihara catatan-catatan dan menyiapkan laporan administrasi penugasan.
Mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan dan merekomendasikan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut termasuk survey khusus dan audit.
Menyediakan arus komunikasi dari manajer operasi ke manajer eksekutif dan mengevaluasi secara keseluruhan hasil-hasil penugasan.
Dalam Peraturan Menteri PAN No. PER-/M.PAN/7/2008 tentang jabatan fungsional auditor, dapat diidentifikasikan tugas seorang supervisi (Pengendali Teknis), wewenang dan tanggung jawab supervisor adalah sebagai berikut.
1. Tugas Pokok
Tugas pokok supervisor /pengendali teknis adalah melaksanakan tugas-tugas pengawasan penugasan audit mulai dari tahap perencanaan sampai dengan penyelesaian dengan rincian kegiatan antara lain:
Merencanakan penugasan audit Mengendalikan penugasan audit
Memecahkan masalah dan mengambil keputusan terkait dengan
teknis pelaksanan penugasan audit
Memberi umpan balik kepada anggota tim audit
Melatih, mendidik dan mengembangkan kapasitas dan kompetensi
anggota tim
Melaksanakan kegiatan pengembangan diri sendiri Melakukan konsultasi karir para anggota timnya
Mewakili pimpinan dalam pertemuan-pertemuan khususnya dalam
pelaksanaan teknis audit di lapangan 2. Tanggung Jawab
Supervisor bertanggung jawab atas pelaksanaan penugasan audit sesuai dengan kebijakan pengawasan dan rencana yang telah digariskan pimpinan yang tertuang dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Oleh karena itu, supervisor harus mengupayakan agar para pelaksana memahami dan melaksanakan penugasan audit sesuai dengan kebijakan pengawasan dalam PKPT. Supervisor bertanggung jawab pula untuk melakukan pengendalian dan memberikan jaminan atas hasil penugasan audit sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Wewenang
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan diatas, seorang supervisor mempunyai kewenangan antara lain:
Mengatur penugasan tim audit Mereviu hasil kerja tim audit
Melaporkan untuk dikenakan sanksi terhadap anggota timnya yang
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan lingkup tugasnya
Kewenangan tersebut diperlukan sejalan dengan tuntutan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada supervisor .
Dalam jabatan JFA, fungsi supervisor diperankan oleh seorang Pengendali Teknis dengan wewenang dan tugas yang telah ditentukan sebagai berikut:
Membantu pengendali mutu mempelajari dan membicarakan
penugasan audit.
Membantu pengendali mutu membuat anggaran waktu audit.
Membantu pengendali mutu menyelenggarakan konsultasi/diskusi
dengan pemberi tugas, ketua tim dan anggota tim.
Membantu menyusun audit program. Mengajukan usul revisi audit program.
Membantu melaksanakan survai pendahuluan.
Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan audit.
Melakukan reviu atas realisasi pelaksanaan penugasan audit yang
dilakukan tim audit.
E. Kasus
Berikut ini dikutip tulisan Roy Sembel, Direktur MM Finance Plus, Universitas Bina Nusantara (www.roy-sembel.com), dan Sandra Sembel, Direktur Utama Edpro (Education for Professionals), edpro@cbn.net.id; yang berjudul Supervisi Efektif.
Diskusikan tulisan ini dengan kelompok, kemudian terapkan dalam kiat-kiat supervisi efektif tersebut dalam penugasan audit. Hasil kelompok agar dipresentasikan di depan kelas.
SUPERVISI EFEKTIF
Anda baru diangkat jadi seorang manajer atau pimpinan unit di perusahaan Anda? Selamat. Untuk melakukan tugas Anda dengan baik, diperlukan berbagai keterampilan, bukan saja keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan supervisi. Dengan supervisi, Anda dapat memberikan inspirasi kepada anak buah untuk bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri.
Bagaimana kunci supervisi yang efektif, sehingga dapat merealisasikan rencana besar dengan sukses? R. Keith Mobley dalam artikelnya ”The Keys to Effective Supervision” mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan supervisi efektif.
CIRI-CIRI SUPERVISI EFEKTIF
Untuk melakukan supervisi efektif, terlebih dahulu seorang supervisor perlu mengetahui ciri-ciri dari supervisi yang efektif. Karena ciri-ciri inilah yang akan dijadikan panduan dalam mengembangkan keterampilan supervisi, dan dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan tugas-tugas supervisi seorang pemimpin.
Delegasi
Tugas utama seorang kapten kapal adalah menakodai kapal tersebut sehingga bisa terus melaju ke arah yang benar, yaitu ke tempat tujuan yang telah ditetapkan. Jika kapten kapal melakukan semua pekerjaan di kapal tersebut sendirian (misanya: membersihkan dek, mencuci, memasak, memeriksa dan merawat mesin, menutupi kebocoran di sana sini), maka ia tidak akan ada waktu lagi untuk mengemudikan kapal karena ia terlalu sibuk melakukan segala sesuatunya sendirian. Ia tidak akan ada waktu lagi untuk melihat ke arah mana kapal melaju, karena perhatian dan tenaganya sudah sangat terkuras melakukan hal-hal yang sebenarnya bisa dikerjakan anak kapal. Demikian pula dengan seorang manajer, supervisor atau pimpinan unit, ia harus bisa membawa timnya ke target yang telah ditetapkan. Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, akan lebih efektif jika kita mendelegasikan sebagian tugas-tugas, terutama yang bersifat teknis lapangan kepada anak buah. Jadi, tugas-tugas lapangan lainnya, perlu didelegasikan kepada anggota tim.
Keseimbangan.
Seorang pimpinan diberikan otoritas untuk mengambil keputusan dan memberikan tugas kepada orang-orang di bawah tanggung jawabnya. Otoritas ini harus digunakan dengan tepat, artinya manajer atau supervisor harus menyeimbangkan penggunaan otoritas tersebut. Ia perlu tahu kapan harus menggunakan otoritas ini, dan kapan harus menahan diri dan
membiarkan anak buah bekerja dengan mengoptimalkan kreativitas mereka. Keseimbangan juga mengacu pada sikap yang diambil oleh seorang pemimpin, kapan harus bersikap tegas, dan kapan harus memberi kesempatan pada anak buah untuk menyampaikan pendapat.
Contoh. ”Example is the best policy .” Mungkin prinsip inilah yang penting untuk diterapkan dalam melakukan tindakan supervisi. Seringkali kata-kata saja kurang efektif sulit untuk dimengerti, maka dalam kondisi seperti ini tindakan yang paling tepat adalah dengan memberikan contoh konkret bagaimana bersikap dan bagaimana melakukan suatu tugas.
Supervisor juga harus menyadari bahwa anak buah akan melihat dan mengamati tingkah laku pimpinan mereka sebagai pedoman tingkah laku di tempat kerja. Jadi jika manajer atau supervisor menginginkan anak buah untuk disiplin dalam waktu, sang pimpinan pun harus memperlihatkan contoh konkret dalam menerapkan disiplin waktu, misalnya tidak datang terlambat, menyelesaikan tugas sesuai deadline, atau jika mungkin sebelum deadline.
Jembatan.
Seorang supervisor atau manajer merupakan jembatan antara staf yang mereka pimpin dengan manajemen puncak. Jadi ia harus bisa menyampaikan keinginan, usulan karyawan pada pihak manajemen. Sebaliknya, ia pun harus bisa menyampaikan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta keputusan-keputusan lain yang telah dibuat orang manajemen puncak untuk diketahui oleh para karyawan yang menjadi anggota timnya. Kondisi seperti ini sering memojokkan sang manajer, baik dari segi karyawan maupun manajemen. Untuk itu, manajer atau supervisor harus bisa menerapkan prinsip keseimbangan dalam bersikap dan mengambil keputusan agar adil dan bisa ”menemukan” kepentingan staf dan juga pimpinan.
Komunikasi.
Ciri sukses lain yang sangat penting dalam melakukan supervisi efektif adalah kemampuan komunikasi. Komunikasi di sini bukanlah komunikasi satu arah (memberikan tugas-tugas saja), tetapi yang terlebih utama adalah komunikasi multiarah, yang juga mencakup kemampuan mendengarkan keluhan, masukan, dan pertanyaan dari karyawan. Dalam mengkomunikasikan tugas-tugas, supervisor perlu menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh orang yang harus melaksanakan tugas tersebut, bahasa yang sejajar dengan kemampuan dan cara berpikir anak buah.
KETERAMPILAN SUPERVISI
Setelah mengenal ciri-ciri supervisi yang efektif, yang perlu Anda ketahui juga adalah keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang efektif tersebut.
Keterampilan teknis.
Dalam memberikan pengarah pada anak buah untuk melakukan pekerjaan, seorang supervisor perlu memiliki keterampilan teknis yang cukup yang menyangkut teknis penyelesaian pekerjaan di unit yang terkait. Supervisor di bidang IT perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan IT yang cukup untuk memberikan pengarahan. Supervisor di bidang pemasaran asuransi, perlu mengetahui benar produk-produk asuransi dan cara-cara praktis dan efektif untuk memasarkan produk-produk asuransi tersebut. Jika dirasa masih kurang, supervisor perlu meningkatkan diri sebelum membantu anak buah untuk meningkatkan diri mereka.
Keterampilan administratif.
Keterampilan ini antara lain mencakup pengetahuan dan keterampilan membuat mematuhi prosedur operasional, peraturan atau pedoman perilaku yang berlaku, membuat laporan dinas, laporan bulanan, menyusun anggaran, membuat proposal, dan melakukan pekerjaan administratif lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditekuni. Keterampilan ini seringkali dilupakan oleh perusahaan ketika mempromosikan seseorang sebagai manajer atau supervisor . Umumnya para manajer atau supervisor baru hanya diberikan training untuk memantapkan keterampilan teknis dan meningkatkan keterampilan manajerial, tanpa memperhatikan keterampilan administratif.
Keterampilan interpersonal.
Keterampilan ini menuntut seorang supervisor untuk mengelola hubungan baik dengan berbagai pihak (anak buah, karyawan dan manajer di divisi lain baik yang terkait langsung ataupun tidak langsung, supplier, klien, pimpinan perusahaan, dan karyawan lainnya). Keterampilan ini juga mencakup kemampuan menangani konflik di tempat kerja, menangani
karyawan yang sulit diajak bekerja sama. Supervisor atau manajer yang memiliki keterampilan ini akan lebih mudah menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung keputusan yang dibuat dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, serta mencari solusi dari masalah-masalah yang dihadapi.
Keterampilan membuat keputusan.
Seorang manajer atau supervisor diberikan tanggung jawab untuk membuat berbagai keputusan di departemen atau divisi yang dipimpinnya: keputusan menunda sebuah pekerjaan, memulai sebuah pekerjaan, menentukan apakah pekerjaan bisa diselesaikan oleh sumber daya manusia yang ada atau butuh bantuan konsultan dari luar. Semua keputusan ini akan mempengaruhi kelancaran jalannya kegiatan operasional dan berdampak pada tercapainya target yang telah ditetapkan. Jadi seorang supervisor perlu membekali diri dengan keterampilan yang penting ini, misalnya mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berhasil dikumpulkan (information–based decision making), baik melalui data statistik ataupun hasil survei lainnya, metode keputusan yang didasarkan pada penyelesaian masalah ( problem-based decision making), dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada hasil (result-based decision making).
PERANAN MANAJERIAL
Selain ciri-ciri supervisi efektif, keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan supervisi efektif, seorang manajer atau supervisor juga perlu mengenal peran manajerial yang harus dilakukannya sebagai seorang supervisor atau manajer. Peran-peran ini mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, evaluasi dan pengawasan, serta implementasi.
Perencanaan.
Untuk mencapai target, diperlukan rencana yang dapat memetakan sukses. Rencana ini harus dibuat dari yang global sampai yang rinci, sehingga mudah untuk memvisualisasikan pencapaian target di masa depan. Pembuatan rencana menjadi kompleks karena mencakup rencana kerja dan interaksi antaranggota tim yang perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling menjegal, melainkan saling mendukung untuk mencapai target. Perencanaan juga perlu memperhatikan keterbatasan sumber daya yang
dimiliki dan keterbatasan waktu yang dialokasikan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
Pengorganisasian.
Karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan oleh sebuah tim yang merupakan kumpulan dari beberapa orang, supervisor atau manajer perlu melakukan pengorganisasian orang, tugas, waktu, dan fasilitas yang diperlukan. Dalam menjalankan fungsi ini, supervisor atau manajer perlu menempatkan orang yang tepat di pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan, minat orang tersebut (staffing). Pekerjaan ini juga menuntut supervisor untuk membuat time table (scheduling) untuk mengatur lalu lintas orang dan kegiatan agar tidak ada yang bentrok.
Implementasi.
Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat sesuai dengan pengorganisasian yang telah ditetapkan, serta memperhatikan titik-titik evaluasi yang telah ditentukan. Untuk itu perlu disusun berbagai skenario implementasi yang sesuai dengan rencana dan jenis pekerjaan yang harus diselesaikan. Misalnya, implementasi bisa dilakukan dengan menerapkan alternatif skenario optimis, skenario kondisi normal, dan skenario pesimis (Jika ternyata kondisi yang dihadapi sangat mirip dengan skenario optimis, maka yang bisa dipilih adalah alternatif implementasi yang optimis).
Evaluasi dan pengawasan.
Setelah rencana disusun, orang-orang, kegiatan, dan sumber daya lain diatur sedemikian rupa, dan strategi implementasi dipilih, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi dan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas. Evaluasi dan pengawasan ini tidak hanya dilakukan pada satu titik saja (titik awal, atau titik akhir), melainkan dilakukan secara reguler di beberapa titik sepanjang perjalan menuju target. Fungsi dari evaluasi dan pengawasan ini adalah untuk melihat apakah semua kegiatan sudah berjalan dengan lancar dan menuju ke arah yang benar, yaitu pencapaian target. Jika ternyata ada penyimpangan atau hambatan, bisa segera diketahui dan dapat ditindaklanjuti dengan melakukan penyesuaian, ataupun penerapan alternatif ataupun rencana ”B”. Hasil evaluasi dan pengawasan ini perlu disampaikan pada pihak-pihak yang terkait agar penyesuaian yang diperlukan bisa segera dilakukan.
Mengenal ciri-ciri supervisi efektif, memiliki keterampilan supervisi yang diperlukan, serta memahami dan menjalankan peran manajerial, seorang supervisor sudah memiliki bekal untuk melakukan tugas supervisi dengan efektif. Bekal ini akan berguna jika diterapkan bukan hanya direnungkan saja.
Jika Anda baru menjadi seorang supervisor atau manajer, coba terapkan apa yang Anda rasa cocok untuk Anda. Selamat mencoba.
BAB III
SUPERVISI PADA TAHAP PERSIAPAN AUDIT
Tujuan Pemelajaran Khusus:
Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta diklat mampu melaksanakan supervisi pada tahap persiapan audit.
A. Kegiatan Pada Tahap Persiapan Audit
Tahap persiapan merupakan tahapan yang diawali dengan kegiatan merencanakan penugasan sampai dengan penerbitan Surat Penugasan sebagai sarana legalitas tim audit untuk memulai malaksanakan penugasan. Keberhasilan suatu perencanaan audit sangat menentukan keberhasilan penugasan audit. Oleh karena itu, tahapan ini merupakan hal yang sangat penting, sehingga supervisor harus melakukan supervisi sejak dini yaitu sejak direncanakannya suatu penugasan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:
1. Perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit
Perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup harus memperhatikan dasar hukum dilaksanakannya penugasan audit. Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam perumusan tujuan meliputi Mandat Pengawasan, Kebijakan Pengawasan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
Mandat pengawasan merupakan dasar hukum audit yang memberikan
kewenangan kepada aparat pengawasan untuk melakukan audit terhadap auditan. Mandat ini dirumuskan dalam kebijakan pemerintah seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Kebijakan pengawasan merupakan arah dari kegiatan pengawasan
yang akan dilaksanakan baik secara nasional (kebijakan pengawasan nasional) maupun yang akan dilaksanakan oleh masing-masing aparat pengawasan (kebijakan pengawasan BPKP/Itjen/Bawasda). Secara teknis, kebijakan ini akan dirumuskan dalam bentuk Kebijakan Teknis Pengawasan (Jatekwas) oleh masing-masing aparat pengawasan.
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) adalah daftar dari
program dan kegiatan-kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan yang terinci dalam informasi mengenai nama obyek pengawasan/pemeriksaan, jenis pengawasan, alokasi sumber daya pengawasan baik anggaran jumlah SDM (auditor), jumlah hari pengawasan (HP), anggaran biaya, rencana waktu mulai pemeriksaan (RMP) dan rencana waktu penerbitan laporan (RPL).
Berdasarkan PKPT tersebut, maka seorang supervisor merencanakan suatu penugasan pengawasan untuk setiap obyek pengawasan dan merumuskan tujuan, sasaran dan ruang dan ruang lingkup penugasan audit.
a. Tujuan audit adalah hasil yang hendak dicapai dari suatu penugasan audit, seperti:
1) Audit operasional; bertujuan memberikan rekomendasi perbaikan atas kinerja program/ kegiatan/satuan kerja agar dapat terlaksana secara ekonomis, efisien dan efektif, serta mentaati peraturan perundangan yang berlaku (3E + 1T)
2) Audit keuangan; bertujuan untuk memberikan pendapat auditor Independen (opini) atas kewajaran laporan keuangan
3) Audit investigasi; bertujuan untuk mengungkap adanya kecurangan/penyimpangan ( fraud ) serta indikasi adanya tindak pidana korupsi (TPK)
b. Sasaran Audit adalah bidang atau bagian yang akan dilakukan audit, sehingga auditor dapat menyusun simpulan audit sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
1) Pada audit operasional yang bertujuan memberikan rekomendasi perbaikan kinerja program/kegiatan/satuan kerja serta mentaati peraturan perundangan yang berlaku, bidang atau bagian yang akan diaudit sebagai sasaran audit adalah:
a) Penilaian atas efektivitas, efisiensi dan keekonomisan dalam pelaksanaan suatu kegiatan/program/satuan kerja.
b) Penilaian atas ketaatan pelaksanaan kegiatan/program/ satuan kerja terhadap peraturan perundangan yang berlaku. 2) Pada audit keuangan yang bertujuan untuk memberikan opini
atas kewajaran laporan keuangan, bidang atau bagian yang akan diaudit sebagai sasaran audit adalah:
a) Penilaian atas keandalan sistem pengendalian manajemen pencatatan traksaksi keuangan
b) Penilaian atas kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti Standar Akuntansi Pemerintah
3) Pada audit investigasi yang bertujuan untuk mengungkapkan fakta kecurangan/penyimpangan ( fraud ) serta indikasi atas tindak pidana korupsi, bidang atau bagian yang diaudit sebagai sasaran audit adalah :
a)
a) PenPengunggungkapkapan an fakfakta ta ataatas s jenijenis s penypenyimpaimpangangan n yanyang g terterjadijadi,, ka
kasusus s poposisisi si ddan an momodudus s opopereraandndi, i, tetempmpaat, t, wawaktktu u dadann penyebab terjadinya penyimpangan, pihak-pihak yang diduga penyebab terjadinya penyimpangan, pihak-pihak yang diduga terlibat.
terlibat. b)
b) PenghitPenghitungan kerugungan kerugian keuangan negaian keuangan negara/daerara/daerahh c.
c. RuaRuang ng linglingkup kup audaudit it adaadalah lah proprogragram/km/kegiegiataatan/n/fungfungsi si ataatau u satsatuanuan ker
kerja ja (en(entitatitas) s) yanyang g diladilakukkukan an audaudit it padpada a perperiode iode tertertenttentu u (ta(tahunhun anggaran atau tahun buku)
anggaran atau tahun buku) 2.
2. PeruPerumusamusann Potential Audit ObjectivePotential Audit Objective (PAO)(PAO) Pote
Potensial nsial Audit Audit ObjectivObjectivee (PA(PAO) O) mermerupaupakan kan sinsinyalyalemeemen n temtemuan uan awaawall ya
yang ng didisusususun n sesecacara ra seseddererhhanana a beberdrdaasasarkrkan an ppererttimimbabanngagan n dadann p
peemamahahammaan n ttujujuuan an aaududit it mmaauupupun n iinfnfoormrmaassi i llaain in yyaang ng ddaappatat di
dikukumpmpululkakan n sesebebelulum m didilalakukukakan n auaudidit t lalapapangnganan. . PePerurumumusasan n PAPAOO merupakan titik awal yang sangat menentukan keberhasilan tugas audit merupakan titik awal yang sangat menentukan keberhasilan tugas audit ya
yang ng akakan an didilalakukukakan n dadan n akakan an memembmbererikikan an ararah ah aaududit it yayang ng akakanan direncanakan, strategi dan pendekatan yang akan dilakukan. Perumusan direncanakan, strategi dan pendekatan yang akan dilakukan. Perumusan PA
PAO O ini ini memememerlurlukakan n beberbarbagagai i ininfoformarmasi si agagar ar PAPAO O yayang ng didirumrumususkakann benar-benar mendekati kenyataan sebenarnya sehingga tim audit yang benar-benar mendekati kenyataan sebenarnya sehingga tim audit yang a
akakan n memelalaksksananakakan an auaudidit t nanantnti i titidadak k tetersrsesesat at ke ke ararah ah yayang ng titidadakk menentu. Selain informasi, pengalaman dari ketua tim dan pengendali menentu. Selain informasi, pengalaman dari ketua tim dan pengendali tek
teknis nis sansangat gat menemenentuntukan kan keakeakurkurataatan n peruperumusmusan an PAO PAO ini. ini. InfInformormasiasi yang diperlukan antara lain :
yang diperlukan antara lain : a.
a. KeKertrtas as KerKerja ja AudAudit it (K(KKA) KA) dadan n LaLapoporan ran HaHasisil l AuAudit dit (L(LHAHA) ) peperioriodede sebelumnya
sebelumnya b.
b. Profile Audit UniverseProfile Audit Universe yaitu peta komprehensif tentang auditan danyaitu peta komprehensif tentang auditan dan berb
berbagaagai i varvariabiable le terkterkait ait dendengan gan audauditan itan menymenyangangkut kut kepekepentintingangann audit
c.
c. PenPengalgalamaaman n perspersonionil l tim tim audaudit it ataatau u infoinformarmasi si lailain n yanyang g dipediperolerolehh melalui surat menyurat, berita media massa, pengaduan masyarakat melalui surat menyurat, berita media massa, pengaduan masyarakat dan lain-lain.
dan lain-lain. 3.
3. PenyusuPenyusunan Prognan Program Kerja ram Kerja AuditAudit
Program Kerja Audit (PKA) adalah rancangan langkah-langkah audit yang Program Kerja Audit (PKA) adalah rancangan langkah-langkah audit yang meliputi prosedur dan teknik audit yang disusun secara sistematis yang meliputi prosedur dan teknik audit yang disusun secara sistematis yang har
harus us diladilaksaksanaknakan an oleh oleh audauditoitor r untuntuk uk menmencapcapai ai tujtujuan uan audaudit. it. SesSesuaiuai de
dengngan an tatahahapapan n auaudit dit mamaka ka proprogrgram am kekerja rja auaudit dit didibebedakdakan an dadalalam m 33 (tiga) jenis yaitu :
(tiga) jenis yaitu : a.
a. PKA Survai pendahPKA Survai pendahuluuluan an adaadalah lah proprogragram m kerjkerja a audaudit it yanyang g diradirancanncangg untuk memperoleh informasi umum dalam rangka pengenalan untuk memperoleh informasi umum dalam rangka pengenalan aspek-aspek penting dan menentukan sasaran audit sementara (
aspek penting dan menentukan sasaran audit sementara (TentativeTentative Audit
Audit ObjectiveObjective/TAO)/TAO) b.
b. PKA Penilaian SPM adalaPKA Penilaian SPM adalah program kerja audit yang dirancah program kerja audit yang dirancang untukng untuk me
mempmperoeroleh leh ideidentntifiifikakasi si memengngenaenai i asaspepek-k-asaspepek k pepengngenendadalialiann manajemen yang menunjukkan kelemahan serta memantapkan TAO manajemen yang menunjukkan kelemahan serta memantapkan TAO menjadi sasaran audit tetap (
menjadi sasaran audit tetap (Firm Audit ObjectiveFirm Audit Objective/FAO)/FAO) c.
c. PKA PKA LanLanjutjutan/an/PengPengembembangangan an TemTemuan uan adaadalah lah proprogragram m kerjkerja a audauditit yang dirancang untuk memperoleh pembuktian lebih lanjut atas FAO yang dirancang untuk memperoleh pembuktian lebih lanjut atas FAO yang telah diperoleh melalui survai pendahuluan dan pengujian atas yang telah diperoleh melalui survai pendahuluan dan pengujian atas SPM.
SPM. 4.
4. PengaPengalokasialokasian n sumber daya sumber daya auditaudit
Un
Untutuk k memelalaksksananakakan an prprogograram m kekerjrja a auaudidit, t, titim m auaudidit t memememerlrlukukanan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (auditor), sumber daya sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (auditor), sumber daya waktu
waktu (hari (hari pemerpemeriksaan/iksaan/HP), HP), dana/dana/anggaanggaran ran serta serta saranasarana-prasa-prasaranarana lai
lain n yanyang g dipdiperluerlukankan. . DengDengan an disudisusunnsunnya ya PKAPKA, , akaakan n dikediketahtahui ui jumjumlahlah su
te
tersersebubut t memempmpununyayai i keketeterbarbatatasasan-n-ketketererbabatatasasan. n. OleOleh h kakarenrena a ititu,u, dip
diperluerlukan kan kemkemmpuampuann supervisor supervisor ununtutuk k mmenengagatutur r dadan n memengngelelololaa su
sumbmber er dadaya ya yayang ng terterbabatatas s ununtutuk k melmelakakukukan an seselurluruh uh prprogograram m kekerjarja audit.
audit. Supervisor Supervisor harus mampu melakukan campuran sumber daya yangharus mampu melakukan campuran sumber daya yang optim
optimal al untuk melaksanakuntuk melaksanakan an progrprogram am kerja audit, kerja audit, sepertiseperti::
JiJika ka jumjumlalah h auauditditor or teterbarbatatas, s, mamakaka supervisor supervisor harharus us menamenambambahh
sumber daya waktu (HP) dan sebaliknya. sumber daya waktu (HP) dan sebaliknya.
Jika sumber dana/Jika sumber dana/angganggaran aran kurangkurang, , makamaka supervisor supervisor harus harus mampmampuu
m
meemmooddiiffikikaassi i lalannggkkaahh--llaannggkkaah h aauuddit it yyaanng g ppaallining g sseeddiikkiitt membutuhkan dana.
membutuhkan dana.
Skema Tahap Persiapan Audit : Skema Tahap Persiapan Audit :
B.
B. SupervSupervisi atas Kegiatan Pada Tahap Persiapisi atas Kegiatan Pada Tahap Persiapan Auditan Audit
T
Taahahap p pepersrsiaiapapan n auaudidit t memerrupupakakan an tatahahap p yayang ng sasangngaat t mmenenenentutukakann keberhasilan penugasan audit. Peran seorang
keberhasilan penugasan audit. Peran seorang supervisor supervisor /pengendali teknis/pengendali teknis dalam tahapan ini sangat diperlukan agar persiapan penugasan audit dapat dalam tahapan ini sangat diperlukan agar persiapan penugasan audit dapat dirumuskan dengan akurat. Sebagaimana proses persiapan penugasan audit dirumuskan dengan akurat. Sebagaimana proses persiapan penugasan audit ya
yang ng diudiuraraikikan an papada da subsubbabab b sebsebeluelumnymnya, a, mamakaka supervisor supervisor /pengendali/pengendali
PKPT PKPT Mandat Mandat Audit Audit Kebijakan Kebijakan Pengawasan
Pengawasan Penugasan AuditPenugasan Audit
Tujuan, Sasaran & Ruang Lingkup Tujuan, Sasaran & Ruang Lingkup
Perumusan PAO Perumusan PAO
Penyusunan PKA Penyusunan PKA
Pengalokasian Sumber Daya Pengalokasian Sumber Daya
teknis akan melakukan supervisi atas perumusan tujuan, sasaran dan ruang teknis akan melakukan supervisi atas perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit, supervisi atas perumusan potensial audit objective, supervisi lingkup audit, supervisi atas perumusan potensial audit objective, supervisi ata
atas s penpenyusyusunan unan proprogragram m kerkerja ja audaudit it sertserta a supesupervisrvisi i ataatas s penpengalgalokaokasiasiann sumbe
sumber r daya audit.daya audit. 1.
1. SuperviSupervisi atas Perumusan Tujusi atas Perumusan Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingan, Sasaran dan Ruang Lingkupkup Sup
Supervervisi isi yanyang g diladilakukkukan an oleoleh h PenPengendgendali ali TekTeknis nis terterhadahadap p peruperumusamusann tujuan, sasaran dan ruang lingkup (TSR) untuk :
tujuan, sasaran dan ruang lingkup (TSR) untuk : a.
a. MeyMeyakinakinkan kan bahbahwa wa penpenugaugasan audit san audit telatelah h sessesuai dengan PKPT uai dengan PKPT dandan keb
kebijaijakan kan penpengawgawasaasan n serserta ta telatelah h didadidasarsarkan kan pada pada manmandat dat audauditit yang sahih (
yang sahih (valid valid ).). b.
b. MeMeyayakikinknkan an babahwhwa a tim tim auaudit dit babaik ik keketua tua tim tim mamaupupun un ananggggotota a titimm memah
memahami ami tujuan dari tujuan dari penugapenugasan san audit yang audit yang dilakdilakukannnyukannnya.a. Unt
Untuk uk meyameyakinkkinkan an kedukedua a hal hal tertersebusebut t diatdiatasas, , makmaka a pengpengendaendali li tekteknisnis harus melakukan-langkah-langkah supervisi antara lain sebagai berikut: harus melakukan-langkah-langkah supervisi antara lain sebagai berikut:
MeMelalakukukakan n pepertrtememuauan/n/didiskskususi i dedengngan an pepengngenendadali li mumutu tu ununtutukk
me
mendndapapatatkakan n pepemamahahamaman n yyanang g sasama ma teterhrhadadap ap mamandndaat t auaudidit,t, ke
kebibijajakakan n pepengngawawasasaan n sesertrta a kketetererkakaititanannynya a dedengngan an rerencncananaa penugasan yang akan dilakukannya.
penugasan yang akan dilakukannya.
Merumuskan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit sesuai denganMerumuskan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit sesuai dengan
PKPT dan kebijakan pengawasan PKPT dan kebijakan pengawasan
Melakukan pengarahan (Melakukan pengarahan (briefingbriefing) dan diskusi dengan tim audit yang) dan diskusi dengan tim audit yang
memb
membicarakicarakan an beberapbeberapa a hal penting hal penting atas penugasan antara lain:atas penugasan antara lain: -- latar belakang penugasan audit (mandat pengawasan, kebijakanlatar belakang penugasan audit (mandat pengawasan, kebijakan
pe
pengngawawasasan an sesertrta a rerencncanana a pepenunugagasasan n yayang ng tetertrtuauang ng dadalalamm PKPT).
-- memelalakukukakan n susuperpervivisi si atatas as perperumumususan an sasasarsaran an auaudit dit popotentensisialal (( potential potential audit audit objectivesobjectives) ) ppaadda a oobbyyeek k aauuddit it yyaanng g aakkaann dilakukan.
dilakukan.
-- memengunguraikraikan an rancrancangangan an lanlangkagkah-lah-langkngkah, ah, prosprosedur edur audaudit it yanyangg ha
harus rus diladilakukkukan an secsecara ara gagaris ris besbesar ar untuntuk uk menmencapcapai ai tujutujuan an dandan sasa
sasaran ran audit yang audit yang telah ditetapkantelah ditetapkan..
-- memerintahkan kepada ketua tim untuk menyusun program kerjamemerintahkan kepada ketua tim untuk menyusun program kerja audit yang memuat prosedur dan teknis audit secara lebih rinci. audit yang memuat prosedur dan teknis audit secara lebih rinci. 2.
2. SuperviSupervisi atasi atas Perums Perumusanusan Potential Audit ObjectivesPotential Audit Objectives (PAO)(PAO)
Supervisi atas perumusan PAO ini perlu dilakukan bertujuan untuk: Supervisi atas perumusan PAO ini perlu dilakukan bertujuan untuk: a.
a. MeMeyayakikinknkan an babahwhwa a pepemamahahamaman n titim m auaudit dit teterharhadadap p tutujuajuan n auauditdit telah sesuai
telah sesuai dengan yang dengan yang diharapdiharapkankan b.
b. Arah audit yanArah audit yang akan disusun lebih rinci dalam bentg akan disusun lebih rinci dalam bentuk Program Kerjauk Program Kerja Audit sesuai
Audit sesuai dengan yang dengan yang diharadiharapkanpkan c.
c. PePengnggugunanaan an susumbember r daydaya a auaudidit t babaik ik auauditditor or (S(SDM)DM), , bibiayaya a auauditdit,, waktu audit maupun sarana audit lainnya dapat direncanakan lebih waktu audit maupun sarana audit lainnya dapat direncanakan lebih realistis.
realistis. Pe
Pengngenendadali li TeTeknknis is dadapapat t memelalakukukakan n akaktivtivititas as susupepervirvisi si ini ini dedengangann me
mengngadadakakan an pepertertemumuan an dendengagan n seseluluruh ruh tim tim auaudit dit ununtuk tuk beberdirdiskskususi,i, curah pendapat (
curah pendapat (brainstormingbrainstorming) untuk membahas berbagai sinyalemen) untuk membahas berbagai sinyalemen atau
atau symptom-symptomsymptom-symptom ataatas s berbberbagagai ai permpermasaasalahlahan an yanyang g munmungkigkinn terjad
terjadi/timbui/timbul l dalam penugasan yang dalam penugasan yang akan dilakukan. Dalam akan dilakukan. Dalam keadaakeadaann ini,
ini, selselain ain dipediperlukrlukan an infoinformasrmasi-ini-infoformarmasi si yanyang g relerelevanvan, , penpengalgalamaamann pe
pengngenendadali li teteknknis is sesertrta a keketutua a titim m aakakan n babanynyak ak memembmbanantu tu ununtutukk merumuskan PAO maupun arah audit. Pengendali teknis perlu mereviu merumuskan PAO maupun arah audit. Pengendali teknis perlu mereviu da
dan n memenilnilai ai kekecukcukupaupan n dudukukungngan an ininfoformrmasasi i dadalalam m perperumumususan an PAPAO,O, seperti:
Menilai apakah tim telah mengumpulkan informasi dari kertas kerja
audit maupun laporan hasil audit penugasan sebelumnya?
Jika penugasan merupakan audit yang pertama kali (initial audit),
apakah tim dapat menemukan informasi dari kertas kerja audit atau sumber lainnya dari kegiatan/program/satuan kerja yang sejenis.
Menilai apakah tim telah menguasai atau memahami permasalahan
audit sebelumnya.
Menilai apakah tim telah memperoleh informasi yang cukup atas
kegiatan yang dilakukan auditan berserta seluruh variable yang terkait dengan kegiatan auditan.
Mereviu apakah tim audit telah memahami arah audit yang akan
dilakukan sesuai dengan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan.
Perlu diperhatikan dan ditekankan pula kepada tim audit, bahwa rumusan PAO ini bersifat fleksibel dan tidak mengikat seluruhnya. Jika ternyata tidak PAO tidak ditemukan di lapangan, maka PAO yang dirumuskan dapat saja tidak perlu dikembangkan. Sebaliknya, rumusan PAO tidak menutup kemungkinan bagi tim audit untuk mengembangkan kemungkinan PAO-PAO lain yang ternyata terjadi dan berkembang pada saat penugasan audit dilakukan. Pengendali teknis sebaiknya meyakinkan pemahaman dari seluruh tim atas sifat PAO ini dan memberikan arah dan motivasi kepada tim untuk mengembangkan PAO-PAO lain.
Untuk meyakinkan pemahaman tim audit ini, selanjutnya pengendali teknis dapat meminta atau memerintahkan ketua tim audit dan seluruh anggotanya untuk merancang atau menyusun Program Kerja Audit (PKA).
3. Supervisi atas Penyusunan Program Kerja Audit (PKA)
Berdasarkan rumusan PAO, maka ketua tim mempersiapkan rancangan penugasan audit dengan menyusun Program Kerja Audit (PKA). PKA yang disusun pada tahapan ini adalah PKA Survai Pendahuluan yang bertujuan untuk memperoleh informasi umum dalam rangka pengenalan aspek-aspek penting aktivitas auditan.
Pengendali teknis harus melakukan supervisi dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa PKA yang disusun telah memuat langkah-langkah kerja dalam rangka memperoleh gambaran umum auditan serta langkah-langkah untuk menguji atau membuktikan bahwa PAO benar-benar terjadi dan layak untuk dikembangkan menjadi temuan audit sementara (tentative audit objective (TAO)). Pengendali teknis perlu melakukan langkah-langkah supervisi dengan melakukan reviu atas penyusunan PKA, dengan langkah-langkah antara lain sebagai berikut: a. Menilai apakah PKA yang disusun adalah PKA survai pendahuluan
yang memuat tujuan dan langkah-langkah kerjanya.
b. Menilai apakah langkah-langkah yang disusun memperhatikan PAO yang telah dirumuskan sebelumnya.
c. Menilai apakah langkah-langkah yang disusun sudah cukup untuk mendapatkan gambaran umum aktivitas auditan.
d. Menilai apakah langkah-langkah yang disusun cukup untuk membuktikan bahwa PAO benar-benar terjadi dan dapat dikembangkan menjadi temuan sementara (TAO).
e. Menilai apakah PKA yang disusun telah mendistribusikan tugas-tugas audit secara merata dan memadai kepada seluruh anggota tim sesuai dengan kapasitas dan kompetensi masing-masing auditor.
f. Menilai apakah PKA telah memperhitungkan penggunaan waktu pemeriksaan yang realistis bagi seluruh anggota tim audit.
g. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pengendali teknis mendiskusikan dengan Ketua Tim untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan baik berupa perbaikan maupun modifikasi atas PKA yang telah disusun oleh Ketua Tim. Jika PKA dipandang telah mencukupi, maka Pengendali Teknis dapat menyetujui dengan menandatangani PKA tersebut.
Contoh:
Dibawah ini diberikan contoh hasil reviu PKA oleh Pengendali Teknis atas penyusunan PKA oleh Ketua Tim. Dari hasil reviu atas PKA tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut :
PKA tersebut belum mempertimbangkan perumusan PAO.
PKA tersebut belum menguraikan langkah-langkah yang cukup untuk
menilai apakah PAO yang disusun sebelumnya dapat terjadi dan dapat dikembangkan menjadi TAO.
Terdapat langkah yang tidak relevan dengan tujuan yaitu langkah
kerja no.6 yaitu langkah untuk langsung melakukan pemeriksaan terhadap bukti pengeluaran (seharusnya langkah tersebut dilakukan pada tahapan audit rinci/pengembangan temuan).
Alokasi sumber yang tidak sesuai dengan kompetensinya, yaitu
anggota tim AT-2 (junior) dibebani untuk melakukan penelaahan, sementara Ketua Tim KT melakukan langkah pembandingan (relatif lebih mudah daripada langkah AT-2).
Alokasi waktu yang berlebihan pada langkah kerja nomor 1, yaitu
aktivitas memperoleh peraturan terkait dialokasikan waktu yang berlebih (7 jam atau 1 hari kerja).
Penyusunan simpulan PKA survai pendahuluan dilaksanakan oleh
AT-1, seharusnya oleh Ketua Tim.
Terhadap kekurangtepatan penyusunan tersebut, Pengendali Teknis melakukan revisi dan mendiskusikan dengan Ketua Tim. Pengendali Teknis perlu melakukan perubahan, perbaikan dan modifikasi terhadap PKA yang disusun.
Inspektorat Jenderal Departemen/LPND J a k a r t a Nama Auditan : Tahun/Masa Audit : No. KKA : Disusum oleh /tgl : Direviu oleh /tgl : PROGRAM KERJA AUDIT SURVAI PENDAHULUAN
No. Uraian Dilaksanakan Waktu Audit No. KKA
Catatan Renc. Real. Renc. Real.
A. Tujuan :
Memperoleh gambaran umum aktivitas auditan dan menguji
kebenaran terjadinya PAO yang layak dikembangkan menjadi TAO.
B. Langkah-Langkah
1. Peroleh ketentuan peraturan perundangan yang terkait dengan kegiatan dan tugas pokok dan fungsi auditan
AT-1 7 jam
2. Lakukan penelaahan terhadap peraturan perundangan yang mengatur tugas pokok dan fungsi auditan
AT-2 3 jam
3. Lakukan kunjungan ke lapangan untuk mengamati aktivitas auditan
Tim 4 jam 4. Bandingkan hasil pengamatan dengan
ketentuan perundangan yang berlaku
KT 3 jam
5. Identifikasi jika ditemukan penyimpangan dari hasil pembandingan tersebut diatas
KT 4 jam
6. Lakukan pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran yang terkait dengan indikasi penyimpangan
AT-2 14 jam
7 Susun kesimpulan AT-1 1 jam
Direviu Oleh Jakarta,
Tanggal Disusun Oleh
Pengendali Teknis Ketua Tim
Nama Nama
Disetujui oleh, Tanggal Pengendali Mutu
4. Supervisi atas Pengalokasian Sumber Daya Audit
Untuk melaksanakan program kerja audit yang telah disusun, diperlukan sumber daya audit yaitu sumber daya manusia (auditor ), sumber dana (anggaran), waktu pemeriksaan (hari audit) maupun sarana pendukung lainnya (seperti kendaraan, peralatan dll). Sumber daya tersebut tidak kalah pentingnya dalam mendukung keberhasilan penugasan audit. Oleh karena itu, Pengendali teknis harus melakukan supervisi atas kesiapan seluruh sumber daya audit dalam mendukung keberhasilan penugasan. a. Supervisi Terhadap Auditor
Supervisi terhadap para auditor merupakan hal yang wajib dilakukan sesuai dengan Standar Audit APIP atau Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang menyatakan bahwa jika audit dilaksanakan oleh asisten, maka harus dilakukan supervisi dengan semestinya. Dalam melakukan supervisi ini, Pengendali teknis dapat melakukan langkah-langkah antara lain :
1) Melakukan penilaian atas kompetensi dan kapasitas masing-masing auditor baik ketua tim maupun anggota tim.
2) Melakukan pengaturan beban penugasan audit sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya (sebagaimana dituangkan dalam Program Kerja Audit).
3) Melakukan pengarahan, bimbingan dan pelatihan terhadap para auditor, sehingga mampu melakukan penugasan dengan baik. 4) Menjaga kekompakan tim audit, dengan melakukan komunikasi
terbuka, diskusi secara rutin atas setiap permasalahan yang dihadapi.
5) Memberikan motivasi kerja, menumbuhkan suasana kerja yang kondusif.