• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMUR TIRAM SEBAGAI JAMUR UJI KEAWETAN ALAMI KAYU KARET DAN SENGON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN STANDAR INDUSTRI JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JAMUR TIRAM SEBAGAI JAMUR UJI KEAWETAN ALAMI KAYU KARET DAN SENGON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN STANDAR INDUSTRI JEPANG."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JAMUR TIRAM SEBAGAI JAMUR UJI KEAWETAN ALAMI

KAYU KARET DAN SENGON DENGAN METODE STANDAR

NASIONAL INDONESIA DAN STANDAR INDUSTRI JEPANG

Oleh

DEWI ARNA NATALIA

E44061530

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SUMMARY

Dewi Arna Natalia. E44061530. Oyster Mushrooms as Natural Durability Test Mushroom of Hevea Brasiliensis Muell. Arg. and Paraserianthes Falcataria (L.) Nielsen. Woods with Indonesian National Standard and Japan Industry Standard Method. Under supervision of Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr

Forest biodiversity is Indonesia's most valuable natural wealth. One kind of the diversities is a mushroom that its potential has not been fully utilized in Indonesia. One type of potential wood rot fungi is Pleurotus ostreatus or oyster mushroom. Wood rot fungi is a class of fungi that can break down cellulose and lignin, so the wood becomes rotten, strength and elasticity decreased rapidly. This fungus destroys the cell walls of wood, which can change the physical and chemical characteristic of wood. Natural durability of wood is strongly influenced by the content of extractive substances, although not all extractive substances are toxic to wood destroying organisms. More than 80% of Indonesia's wood has low natural durability, for example, rubber wood and sengon wood. This study aims to determine the level of resistance of Hevea brasiliensis and Paraserianthes

falcataria against wood rot fungi P. ostreatus based on SNI 01.7207-2006 and JIS

K 1571-2004, and found the use of the tested fungus P. ostreatus by SNI P. 01.7207-2006.

This research was conducted at the Forest Pathology Laboratory Department of Silviculture and Solid Wood Laboratory Department of Forest Product, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University, on October 2009 to December 2010. The variables measured were visual appearance and weight loss percentage of wood based on longitudinal and cross section fiber direction of rubber wood and sengon wood. Measurement of oven dry weight reduction of wood samples performed after 3 months (12 weeks) incubation. Completely randomized design with Factorial design was used as the experimental design. The experimental design used 3 factors: 1). Methodology (SNI and JIS); 2). Fiber direction (longitudinal and cross section); 3). Type of wood (rubber and sengon). Repetition performed 10 times at each treatment combination.

Results analysis of variance with the convidence interval used was 95%, can be seen that there are significant differences between types of treatment, method x fiber direction and wood types x method x fiber direction concerning to weight loss of wood samples. Durability parameters of wood against rot fungi P.

ostretus can be seen from the loss of the sample test weight or weight loss that

obtained from laboratory test results. Based on Indonesia national standard, the weight loss average of rubber wood with longitudinal fiber direction (23.12%), cross section fiber direction (20.77%) and sengon wood with longitudinal fiber direction (22.25%), cross section fiber direction (18.76%). The lose weight value of rubber wood and sengon wood with longitudinal and the cross section fiber direction is included in class IV durability (no resistance) with 10% - 30% lose weight percentage.

(3)

Tests using the standard JIS K 1571-2004, the lose weight value of rubber wood with longitudinal fiber direction (9.21%), cross section fiber direction (10.95%) and sengon wood with longitudinal fiber direction (5.91%), cross section fiber direction (14.20%). Based on visual observations, in general, can be seen that the colonization of mycelium spreads ranging from side of wood to the middle of the wood surface, as well as increasingly thickened and evenly distributed across the surface of the wood as long the increasing of incubation period. In addition, the color on wood surface becomes more pale and fragile.

Keywords: Natural durability, H. brasiliensis wood, P. falcataria wood, lose weight, P. ostreatus, SNI 01-7207-2006 dan JIS K1571-2004.

(4)

RINGKASAN

Dewi Arna Natalia. E44061530. Jamur Tiram Sebagai Jamur Uji Keawetan Alami Kayu Karet dan Sengon dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan Standar Industri Jepang. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr.

Hutan dengan keanekaragaman hayati merupakan kekayaan alam Indonesia yang sangat berharga. Salah satu bentuk keanekaragaman tersebut adalah jamur yang potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Salah satu spesies jamur pelapuk kayu yang sangat potensial adalah Pleurotus

ostreatus atau jamur tiram. Jamur pelapuk kayu adalah golongan jamur yang

dapat merombak selulosa dan lignin sehingga kayu menjadi lapuk, kekuatan serta elastisitasnya turun dengan cepat. Jamur ini merusak dinding sel kayu sehingga mengubah sifat fisik dan sifat kimia kayu. Keawetan alami kayu sangat dipengaruhi oleh kandungan zat ekstraktifnya meskipun tidak semua zat ekstraktif bersifat racun bagi organisme perusak kayu. Lebih dari 80% kayu di Indonesia memiliki keawetan alami yang rendah, contohnya adalah kayu Hevea brasiliensis dan Paraserianthes falcataria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan karet dan sengon terhadap serangan jamur pelapuk kayu P. ostreatus berdasarkan SNI 01.7207-2006 dan JIS K 1571-2004 serta mengetahui penggunaan jamur uji P. osreatus pada SNI 01.7207-2006.

Penelitian ini dilaksakan di Laboratorium Penyakit Hutan Departemen Silkultur , Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2010. Variabel yang diamati meliputi penampakan secara visual dan persentase penurunan bobot kayu berdasarkan arah serat longitudinal dan

cross section pada kayu karet dan sengon. Pengukuran penurunan bobot kering

oven contoh uji kayu dilakukan setelah 3 bulan (12 minggu) inkubasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap berpola Faktorial 2 x 2 x 2 dengan 3 faktor yaitu: 1). Metodologi (SNI dan JIS); 2). Arah serat (longitudinal dan cross section); 3). Jenis kayu (karet dan sengon). Ulangan dilakukan 10 kali pada setiap kombinasi perlakuan.

Hasil Analisa sidik ragam dengan selang kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang nyata antara perlakuan Jenis, Metode x Arah Serat, dan Jenis x Metode x Arah Serat terhadap penurunan bobot contoh uji kayu. Parameter keawetan kayu terhadap jamur pelapuk P.

ostretus dilihat dari nilai kehilangan berat contoh uji (weight loss) yang diperoleh

dari hasil uji laboratorium. Berdasarkan SNI 01.7207-2006 diketahui bahwa nilai rata-rata kehilangan bobot kayu karet dengan arah serat longitudinal (23.12%), arah serat cross section (20.77%) dan kayu sengon dengan arah serat longitudinal (22.25%), arah serat cross section (18.76%). Nilai kehilangan bobot kayu karet dan sengon dengan arah serat longitudinal dan cross section termasuk ke dalam kelas awet IV (tidak tahan) dengan persentase kehilangan bobot 10% - 30%.

(5)

Pengujian menggunakan standar JIS K 1571-2004 nilai kehilangan bobot kayu karet dengan arah serat longitudinal (9.21%), arah serat cross section (10.95%) dan kayu sengon dengan arah serat longitudinal (5.91%), arah serat

cross section (14.20%). Berdasarkan hasil pengamatan visual, secara umum dapat

terlihat bahwa kolonisasi miselium menyebar mulai dari sisi kayu menuju ke tengah permukaan kayu, serta semakin menebal dan merata di seluruh permukaan kayu seiring dengan bertambahnya lama inkubasi. Selain itu terlihat warna permukaan kayu menjadi lebih pucat dan kayu menjadi lebih rapuh.

Kata kunci: Pleurotus ostreatus, keawetan alami, kayu karet, kayu

(6)

JAMUR TIRAM SEBAGAI JAMUR UJI KEAWETAN ALAMI

KAYU KARET DAN SENGON DENGAN METODE STANDAR

NASIONAL INDONESIA DAN STANDAR INDUSTRI JEPANG

Karya Ilmiah

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEWI ARNA NATALIA

E44061530

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Jamur Tiram Sebagai Jamur Uji Keawetan Alami Kayu Karet dan Sengon dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan Standar Industri Jepang adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Dewi Arna Natalia NRP. E44061530

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Jamur Tiram Sebagai Jamur Uji Keawetan Alami Kayu Karet dan Sengon dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan Standar Industri Jepang

Nama Mahasiswa : Dewi Arna Natalia

NRP : E44061530

Menyetujui: Komisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr NIP. 19670421 199103 2 001 NIP. 19521113 197803 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr NIP. 19641110 199002 1 001

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke-khadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Jamur Tiram Sebagai Jamur Uji Keawetan Alami Kayu Karet dan Sengon dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan Standar Industri Jepang”. Karya ilmiah ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Keluarga di rumah Babah saya H. Bambang Sudiarba, mama saya Hj.

Mastah dan ketiga adik saya Ricky Anggara, Marya Ulfa dan M. Zaenul Hasani (adik Ije) atas segala do’a, perhatian, dukungan moril maupun materil dan kasih sayang yang tiada hentinya.

2. Ibu Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr. atas segala bantuan, bimbingan dan arahannya.

3. Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc selaku dosen penguji sidang saya atas segala bantuan, arahan dan kritik yang sangat membangun.

4. Ibu Tutin Suryatin, BScF, Bapak Dr. Ir. Achmad, MS dan Bapak M. Alam Firmansyah, S.Hut M.Si selaku staf dan dosen di Laboratoium Penyakit Hutan atas bantuan, dukungan dan masukan yang diberikan selama melaksanakan penelitian.

5. Mas Bayu atas segala dukungan, perhatian, semangat, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti diberikan kepada saya.

6. Teman-teman SVK 43, Fahutan angkatan 43, Kostan Pongah (Gie2, Nana, Ulan, Dina, Bale, Ida, Maya, Ima dan abang-abang atas), anak-anak Mushroom Studies (Nunu, Uan, Ari, Hendri, Yolan, Edo, Umar) atas perhatian, kebahagian yang diberikan tiada henti dan semangat dalam menjalani hidup di perantauan saya.

7. Bang Kaka dan Bang Zefy dalam bantuan pengolahan data statistik dan semangat yang diberikan.

8. Kakak S2 (Kak Rida, Kak Nita, Mba Fit, Kak Dika, Oppa Jin Won, Bang Ben) atas bantuan mencari literatur dan banyak memberi masukan kepada saya.

(10)

9. Teman satu bimbingan saya (Laila, Nana, Nanan, Kak Kemal, Nifa, Ucik, Dian) atas dorongan, perhatian dan semangat yang di berikan kepada saya. 10. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini, khususnya kepada pihak-pihak yang berkompeten dengan skripsi ini. Mudah-mudahan uraian ini dapat bermanfaat serta menjadi pemicu semangat bagi penulis untuk mengkaji lebih luas dan menggali lebih dalam pengetahuan yang telah didapat.

Bogor, Juni 2011

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Samarinda pada tanggal 27 Desember 1987 dari Ayah H. Bambang Sudiarba, SH. dan Ibu Hj. Zaetun. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah ditempuh adalah Taman Kanak-kanak Al-khairiyah, Tenggarong Seberang (1992-1994), Sekolah Dasar di SDN 026 Tenggarong Seberang (1994-2000), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 1 Tenggarong Seberang (2000-2003), Sekolah Menengah Atas di SMAN 2 Tenggarong Seberang (2003-2006). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departemen Silvikultur melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah).

Penulis telah mengikuti kegiatan praktek lapang yaitu: 1). Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) pada bulan Juli 2008 di Sancang-Kamojang, Garut; 2). Bulan Juli – Agustus 2009, penulis melakukan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Gunung Walat; 3). Bulan Juni – Agustus 2010 penulis melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT. Jembayan Muarabara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Penulis menyusun skripsi dengan judul “Jamur Tiram Sebagai Jamur Uji Keawetan Alami Kayu Karet dan Sengon dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan Standar Industri Jepang”. dibimbing oleh Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr..

Referensi

Dokumen terkait

A large cube is formed by gluing together 27 smaller identical cubes.. Each of the smaller cubes is painted either all black or

Although  information  about  fishing  ground  dynamics  is  very  important  to  learn  about  the  development  of  fishery,  research  on  the  dynamics  of 

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana. Sains dalam bidang

Memahami dan mengetahui tentang syarat-syarat permohonan Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk Minimarket, Supermarket, Departemen Store, Hypermarket dan Perkulakan;

Tanaman cabai merupakan salah satu jenis tanaman yang masuk dalam sub- class Asteridae (berbunga bintang) sehingga pada umumnya menemukan tanaman cabai yang memiliki bunga

hal negatif yang saya dapatkan adalah saya tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran karena masih dalam keadaan mengantuk yang sebabkan saya kurang tidur dan kurang darah, hal

Pelatihan Mental Control merupakan model live skill education berupa program intervensi dalam rangka membantu menurunkan tingkat distress yang dialami

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis tumbuhan yang memiliki nilai-nilai kesakralan/ ulayat bagi masyarakat Suku Dayak Kota Palangka Raya adalah Pinang Merah