• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi)."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Per ubahan” di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fisip UPN ”Veteran”

J awa Timur

Disusun Oleh :

Sukma Nonnatus NPM 0643310410

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI

(Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Sur abaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan”

di Televisi) Oleh Sukma Nonnatus

0643310410

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Ir. H. Didiek Tranggono, MSi Ir. H. Didiek Tranggono, MSi NIP. 1958 1225199001 1001 NIP. 1958 1225199001 1001

2. Sekr etaris

Dra. Herlina Suksmawati, Msi NIP. 19641225 199609 2001 3. Anggota

Dra. Dyva Claretta, Msi NPT. 366019400251 Mengetahui

Dekan

(3)

melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

Jawa Timur.

6. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Desember 2012

(5)

Halaman Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

Abstraksi ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Komunikasi Massa ... 9

2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa ... 9

2.1.1.2.Media Komunikasi Massa ... 11

2.1.2. Media Televisi ... 11

(6)

2.1.2.3.Televisi Sebagai Media Periklanan ... 14

2.1.3. Periklanan ... 16

2.1.4. Unsur-Unsur Iklan ... 18

2.1.5. Jenis-Jenis Iklan ... 19

2.1.6. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi Sebagai Media Periklanan ... 21

2.1.7. Pesan Iklan ... 23

2.1.8. Isi Pesan Iklan Ades Versi Langkah Kecil Memberikan Perubahan ... 25

2.1.9. Air Minum Dalam Kemasan ... 25

2.1.10.Tingkat Pengetahuan ... 27

2.1.11.Masyarakat Surabaya Sebagai Khalayak ... 28

2.1.12.Teori S-O-R ... 30

2.2. Kerangka Berpikir ... 33

Bab III Metode Penelitian 3.1. Pendekatan Penelitian ... 35

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.2.1. Definisi Operasional ... 35

3.2.2. Pengukuran Variabel ... 37

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.3.1. Populasi ... 37

(7)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42

4.1.1. Gambaran Umum Ades ... 42

4.1.2. Gambaran Umum Surabaya ... 44

4.2.Penyajian Data dan Analisis Data ... 45

4.2.1. Identitas Responden ... 45

4.2.2. Informasi Tentang Media ... 48

4.2.3. Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” ... 50

4.2.4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” ... 65

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1.Kesimpulan ... 66

5.2.Gambaran Umum Ades ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(8)

Halaman Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 46 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 47 Tabel 4.5 Frekuensi Menonton Iklan Ades Versi ”Langkah Kecil

Memberikan Perubahan” ... 49 Tabel 4.6 Durasi Menonton Iklan Ades versi ”Langkah Kecil

Memberikan Perubahan” ... 50 Tabel 4.7 Pengetahuan Tentang Meminum Ades Dapat Memenuhi

Kebutuhan Air Minum Yang Berkualitas ... 50 Tabel 4.8 Pengetahuan Mengenai Ades Menerapakan Konsep Go Green

Pada Produk Barunya ... 51 Tabel 4.9 Pengetahuan Mengenai Memilih Ades Dapat Meminimalkan

Sampah Limbah Plastik ... 52 Tabel 4.10 Pengetahuan Mengenai Memilih Ades Dapat Lebih

Menghargai Lingkungan ... 54 Tabel 4.11 Pengetahuan Responden Mengetahui Ades Berupaya Untuk

Ikut Melestarikan Alam Dengan Kemasan Barunya ... 55 Tabel 4.12 Pengetahuan Mengenai Ades Berusaha Menciptakan Gaya

(9)

Ruangan Menjadi Lebih Luas ... 58 Tabel 4.15 Pengetahuan Mengetahui Ades Mengganti Logo Dan Kemasan

Untuk Menggaet Pasar Anak Muda Yang Semakin Peduli Lingkungan ... 60 Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori

(10)

Halaman Lampiran 1 Kuesioner ... 67 Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 70 Lampiran 3 Scane Iklan Ades langkah Kecil Memberikan

Perubahan ... 74 Lampiran 4 Artikel Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan

(11)

Perubahan” di Televisi)

Salah satu iklan komersial yang ada saat ini adalah iklan Ades, Iklan Ades terbaru menceritakan tentang langkah Ades untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan dengan meremukan botol air mineral yang telah terpakai.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di televisi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil tingkat pengetahuan para masyarakat Surabaya terhadap isi pesan iklan Ades versi “langkah kecil memberikan perubahan” adalah tinggi.

Keywords : Tingkat Pengetahuan, Iklan

ABSTRACT

Sukma Nonnatus, 0643310410, Level of Public Knowledge About Message Ads On Television (Descr iptive Study of Community Knowledge Exchange Sur abaya About Advertising Contents Message Ades Version " Gives Small Step Change" at the Television)

One commercial that exist today is advertising Ades, Ades latest ad tells Ades steps to urge people to make changes to the crushing bottles of mineral water is used. The aim of this research is to determine the level of public knowledge about the content of the advertising message Surabaya Ades version of "Small Steps Deliver Change" on television

The population in this study is people in Surabaya over the age of 17 years and the sampling technique in this study is a non probability sampling method with accidental sampling technique. Data collection for the study here using two approaches, namely primary data and secondary data. The method of data analysis in this study using a frequency table

(12)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap hari terdapat ratusan tampilan iklan baik di televisi, radio, surat kabar, majalah atau media yang lainnya. Ada iklan yang menarik, kurang menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik sehingga pemirsa tidak akan ingat akan iklan yang tidak menarik tersebut. Nampaknya iklan dipercaya sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang punya anggaran besar untuk kegiatan promosi. Berbagai hal mengenai dimensi iklan seperti bagaimana merancang pesan, membujuk, memilih media dan lain-lain (Sutisna, 2003:275).

(13)

Produsen memerlukan media massa dalam kegiatan periklanan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan pesan tentang produk yang mereka hasilkan kepada audience sasaran mengenai kehebatan produk mereka (Sutisna, 2003:276). Televisi sebagai salah satu bentuk media massa menjadi pilihan para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini dikarenakan televisi dipandang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan mempengaruhi masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya (Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, dan lain sebagainya) Televisi menjadi media utama penayangan iklan, karena kelebihan yang dimiliki televisi yaitu tampilan audio visual, warna, sifat kebaruan dan ilusi kedekatan khalayak dengan obyek yang ditayangkan. Selain itu jam tayang televisi memungkinkan penerpaan iklan secara simultan pada khalayak, sehingga televisi dipandang menjadi sumber informasi utama masyarakat saat ini, khususnya dalam hal produk konsumsi terbaru (Effendy, 2003:177).

Iklan berdasarkan tujuannya terbagi atas iklan komersial dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersial sering disebut iklan bisnis, sebab berdasarkan tujuannya iklan tersebut bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya adalah peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial. (Widyatama, 2007:104).

(14)

masyarakat melakukan perubahan dengan meremukan botol air mineral yang telah terpakai. Pada iklan ini Ades menggunakan tagline ”Pilih, Minum dan Remukan”. ”Pilih” disini dimaksudkan untuk memilih air minum yang berkualitas dari Ades, ”Minum” dimaksudkan untuk menikmati kesegaran dari Ades dan ”Remukan” yang dimaksudkan meremukan botol yang telah terpakai.

Ades merupakan termasuk pemain lama dalam industri air mineral baik dalam gelas, botol, maupun galon. Sebagai produsen air mineral yang sudah cukup lama bergerak di bidang industri air mineral. Saat ini Ades diproduksi oleh PT Coca-Cola Amatil Indonesia yang sebelumnya kontrak produksi dipegang oleh, PT Akasha Wira Internasional Tbk (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/23/16262794/Coca.Cola.A matil.Bakal.Ambil.Alih.Produksi.Ades).

(15)

Pembuatan kemasan baru Ades yang lebih ramah lingkungan sendiri disebabkan karena adanya permasalahan pada sampah plastik yang ada di Indonesia. Data dari Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan, jumlah produksi plastik di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 116 juta ton pada 1992 menjadi 255 juta ton pada 2007. Setelah krisis ekonomi, produksi plastik mencapai rekor baru pada 2010, sebesar 265 juta ton per tahun. Jumlah ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 149 juta ton dalam 16 tahun terakhir (tumbuh 130%) atau 15% per tahun. Menurut UNEP, penduduk di negara berkembang khususnya Indonesia rata-rata menggunakan plastik sebanyak 100 kg per tahun pada 2005, sementara konsumsi plastik penduduk di negara berkembang baru sekitar 20 kg per tahun (http://green.kompasiana.com/polusi/2012/03/26/plastik-kurangi-atau-tinggalkan-mulai-sekarang/).

(16)

ukuran kecil. Bagi negara yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik seperti Indonesia, tidak ada pilihan bagi kita selain berusaha sekuat mungkin untuk tidak menggunakan plastik dan tidak membuang sampah plastik sembarangan (http://green.kompasiana.com/polusi/2012/03/26/plastik -kurangi-atau-tinggalkan-mulai-sekarang/)

Semakin banyaknya sampah botol plastik di Indonesia dikarenakan produksi Air Mineral dari tahun ke tahun semakin meningkat pada tahun 2011 itu produk konsumsi air kemasan bisa mencapai 17 milyar liter. Itu akan membutuhkan botol plastik sampai 500.000 ton per tahun. Sedangkan tahun 2012 ini asosiasi produsen air kemasan itu produksinya akan mencapai 19 milyar liter padahal seperti yang diketahui botol plastik air kemasan itu kan botol yang sekali pakai (http://www.voaindonesia.com/content/aktivis- lingkungan-surabaya-serukan-batasi-penggunaan-kantong-plastik-dan-botol-air-minum-kemasan-138584189/104335.html).

(17)

Pengertian yang lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh

khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan (Rakhmat, 2001;67)

Teori yang digunakan adalah teori S-O-R yang menyatakan bahwa pemberitaan di media massa adalah suatu hal yang penting bagi khalayak. Demikian halnya dengan gencarnya penayangan iklan Ades di media televisi versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan”, maka masyarakat akan menganggap bahwa penggunaan kemasan baru dalam produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Ades dapat lebihbanyak mengurangi penggunaan kembali botol plastik dan memberikan lebih banyak ruang kepada masyarakat karena berkurangnya sampah botol plastik.

(18)

warga Surabaya. Diperkirakan, jumlah sampah plastik di Surabaya ini meningkat dari tahun ke tahun (http://kampus.okezone.com/read/2012 /02/02/373/568344/surabaya-terancam-bom-sampah-plastik)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul "Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi

“Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di televisi".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disampaikan sebelumnya, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di televisi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

“Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian

(19)

1. Kegunaan teoritis yaitu dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

(20)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1.1.Komunikasi Massa

2.1.1.2.Pengertian Komunikasi Massa

Rakhmad (2002, 189) menyebutkan komunikasi masa adalah jenis

komunikasi yang digunakan kepada seujumlah khalayak yang tersebar,

heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pendapat lain

dikemukakan oleh Effendy (2003:79) yang menyebutkan bahwa

komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang

meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan

televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di

gedung-gedung bioskop.

Komunikasi massa menyiarkan infomasi, gagasan dan sikap

kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan

menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih

sukar daripada komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator yang

menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang

sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh

tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa

(21)

massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode

yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan

jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan

bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang,

benak komunikator harus mengenai setiap komunikan. Komunikasi massa

yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan

kali secara serentak (Effendy, 2003:80).

Bila komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem

komunikasi interpersonal, secara teknis tidak dapat menunjukan empat

tanda pokok dari komunikasi massa yakni (1) gersifat langsung, artinya

harus melewati media teknis, (2) bersifat terbuka, artinya ditunjukan pada

publik yang tidak terbatas dan anonim, (4) mempunyai publik yang secara

geografis tersebar. Karena perberdaan teknis maka sistem komunikasi

massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan

dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian

arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi

dengan hubungan (Rakhmad, 2002:189).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa ialah jenis komunikasi yang digunakan kepada

seujumlah khalayak yang tersebar melalui media massa modern yang

meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki

(22)

2.1.1.3.Media Komunikasi Massa

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3).

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media komunikas massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara luas kepada khalayak luas.

2.1.2. Media Televisi

2.1.2.1.Pengertian Media Televisi

(23)

banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).

Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling

akhir kehadirannya, meskipun demikian TV dinilai sebagai media massa

yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpati kalangan

masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini

disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya yang

mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio

visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan

pesannya. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya

pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir.

Pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar,

hal ini karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi

kejiwaan pemirsa (Kasali, 1992).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

media televisi merupakan media massa yang paling efektif saat ini dan

banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas karena teknologinya

yang lebih canggih

2.1.2.2.Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

(24)

dihasilkan dengan prinsip radio, sedangkan segi “penglihatan“ oleh gambar. (Effendi, 2000:174).

Televisi memiliki daya tarik yang sangat kuat melebihi media massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat karena unsur-unsur vokal, musik dan efek suara, maka televisi selain memiliki ketiga unsur-unsur itu juga memiliki unsur-unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam bagi penonton. Daya tarik ini melebihi bioskop karena dapat dinikmati di rumah dengan santai, aman dan nyaman. Televisi secara umum adalah melihat jauh. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota-kota lain dari rumah masing-masing. Dengan demikian salah satu media massa yang memancarkan suara atau gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah (Effendy, 1993:10).

(25)

total sama sekali. Pengaruh daripada televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan televisi siaran merupakan media komunikasi massa karena memenuhi unsur-unsur yang terdiri dari sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (effect). televisi merupakan salah satu media komunikasi yang banyak dibutuhkan masyarakat karena televisi memiliki sifat media yang khas sebagai media pandang dengar (audio-visual) sifat ini menjadikan keunggulan media televisi mampu menyampaikan pesan yang lebih hidup

2.1.2.3.Televisi Sebagai Media Periklanan

Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampai pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit dan detik). Pesan dari televisi tidak dapat diulang kecuali bila direkam. Disisi lain, pesan di televisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya didengar tetapi jiga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual). Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para

(26)

mempunyai unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain. Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan, (Kasali, 1992 :172).

Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran pilihan.

masyrakat tidak membeli barang secara langsung kepada para pabrikan,

melainkan melalui agen yang disebut para distributor. Distributor inilah

yang menjual produk ke masyarakat dengan menggunakan para penjual.

Para penjual tersebut memerlukan informasi yang aktual yang perlu

disampaikan pada khalayak berkenaan dengan produknya. Informasi

tersebut disampaikan melalui sejumlah media, diantaranya surat kabar,

majalah, radio, televisi maupun media-media lain. Ketika pasar industri

menerima informasi tersebut, mereka merespon untuk memilih dan

membeli produk. akhirnya kegiatan yang di dalamnya melibatkan

perputaran uang yang sangat besar (Widyatama, 2007;143-148).

(27)

menjalin komunikasi antara perusahaan ke konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan menghargai produk tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Televisi

dapat dikatakan sebagai media yang ampuh untuk melaksanakan perang

kilat terhadap bisnis periklanan. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari

karakter media yang mampu menghadirkan sebuah realitas visual yang

begitu natural, sehingga iklan-iklan yang disampaikan lewat televisi,

seakan-akan menjadi sebuah realita yang memperesentasikan sebuah citra

akan ‘dinamika masyarakat’

2.1.3. Periklanan

(28)

yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992: 173).

Periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama,

periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Kedua, selain pesan

yang harus diampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi identifikasi

sponsor. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan

elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan

elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Sifat non personal

merupakan elemen kelima dalam definisi periklanan, dan elemen keenam

adalah audiens. Berdasarkan keenam elemen tersebut, Wells, Burnett dan

Moriarty (1998) dalam Sutisna (2003:276) mendefinisikan periklanan

sebagai “Advertising is paid non personal communication from an

identified sponsor using mass media to persuade or influence an

audience”.

Tiga tujuan utama dari periklanan yaitu menginformasikan,

membujuk dan mengingatkan. Periklanan informatif berarti pemasar harus

merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk

bisa disampaikan dalam iklan. Periklanan yang bersifat membujuk

berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi.

Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan

iklan perbandingan (comparative advertising). Tujuan periklanan yang

(29)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.1.4. Unsur-Unsur Iklan

Setiap iklan memiliki beberapa unsur-unsru iklan, unsur-unsur

dalam iklan adalah sebagai berikut (Effendy, 1993:178).:

a. Talent

Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan

yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk.

b.Props

Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gambar yang

digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu

produk.

c. Setting

Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung

yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model

sebagai penyempurnaan dalam pembuatan iklan.

d.Audio

Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat

adalah dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan agar

menarik perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang diperankan

(30)

e. Visual

Gambar-gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam,

tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud

sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan

berbagai sudut pengambilan gambar

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan

akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen

iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model,

peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan

tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena

dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak

menarik.

2.1.5. J enis-J enis Iklan

Dewasa ini terdapat berbagai macam jenis iklan. Banyaknya jenis

iklan tersebut tergantung pada pengelompokkan yang didasarkan pada

kategori-kategori tertentu (Widyatama, 2007:65).

Secara teoritik menurut Bitner (1986), ada dua jenisi klan yaitu

iklan standar dan iklan layanan masyarakat (Widyatama, 2007:65-66):

1. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan

memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui

media periklanan. Tujuan iklan standar yaitu merangsang motif dan

minat para pembeli atau para pemakai. Dengan kata lain, iklan standar

(31)

Umumnya iklan standar ditangani oleh perusahaan periklanan secara

profesional. Pesan-pesan dalam iklan standar disusun secara mantap

baik dalam kata-kata, kalimat, pemilihan gambar dan warna, pemilihan

tepat pemasangan atau media yang tepat agar mampu menjangkau jenis

khalayak sasaran tertentu, sampai dengan menyebarkannya pada waktu

yang sesuai, seluruhnya ditangani oleh orang-orang yang profesional.

Dalam sebutan lain, tampaknya istilah iklan standar sebagaimana

dimaksud oleh Bittner dapat disebut dengan iklan komersil.

2. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit. Iklan ini

sering pula disebut dengan iklan layanan masyarakat. Disebut dengan

bersifat non profit dalam hal ini jangan diartikan sebagai tidak mencari

keuntungan apapun. Sebab iklan layanan masyarakat juga berupaya

mencari keuntungan sosial bukan keuntungan komersial secara

langsung. Keuntungan yang diharapkan dari iklan layanan masyarakat

adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di tengah

masyarakat. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan iklan

layanan masyarakat adalah terletak pada tujuan keuntungan yang ingin

diraih atau diharapkan. Bila iklan standar bertujuan mencari keuntungan

ekonomi, maka dalam iklan layanan masyarakat bertujuan mendapatkan

keuntungan berupa citra baik di tengah masyarakat.

Dalam penelitian, jenis iklan yang diamati dalam penelitian ini

yaitu iklan standar tentang langkah yang diberikan Ades untuk mengurangi

(32)

2.1.6. Kelebihan dan Kekur angan Media Televisi Sebagai Media Periklanan

Televisi sebagai media periklanan memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut (Morissan, 2004) :

1. Daya J angkau Luas, Harga pesawat televisi yang semakin murah dan daya jangkau siaran yang semakin luas menyebabkan banyak orang yang sudah dapat menikmati televisi. Siaran televisi ini sudah dinikmati oleh berbagai kelompok masyrakat. Daya jangkau yang luas ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah suatu negara

2. Selektivitas dan Fleksibilitas, Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen khusus atau tertentu.

3. Fokus Perhatian, Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audience pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audien tidak menekan remote controlnya untuk melihat program stasiun televisi lain maka ia hanya menyaksikan tayangan iklan televisi satu persatu

4. Kreativitas dan Efek, Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena menunjukan cara bekerja pada saat digunakan.

(33)

memporduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari masyrakat.

6. Waktu Ter tentu, Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada sewaktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada didepan televisi.

Selain kelebihan juga terdapat beberapa kelemahan menggunakan media televisi sebagai media periklanan:

1.Biaya Mahal, Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling mahal untuk beriklan

2.Infor masi Terbatas,Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki banyak waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap. 3.Selektifitas Ter batas, Walaupun televisi menyediakan selektivitas

audien melalui program-program yang ditayangkannya dan juga melalui waktu siarannya namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemilik iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus atau spesifik jumlah yang sangat sedikit.

4.Penghindaran. Kelemahahan lain siaran iklan televisi adalah kecenderungan audien untuk menghindari pada saat iklan ditayangkan. 5.Tempat Terbatas, Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak

(34)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan

akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen

iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model,

peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan

tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena

dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak

menarik.

2.1.7. Pesan Iklan

Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu mambangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi denga audiens (Sutisna, 2003:278).

Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari kosnumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Berikut ini beberapa jenis tipe penmapilan iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional (Sutisna, 2003:278):

(35)

faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan yang disampaikan.

2. Potongan Kehidupan. Pesan iklan yang menampilkan potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Pengaruh yang ingin diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton.

3. Demonstrasi. Teknik yang hampir sama yang digunakan untuk menyelesaikan maslah yang sering dihadapi kosnumen yaitu demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan kemampuan produk secara instrumenal mampu menyelesaikan masalah.

4. Iklan Perbandingan. Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pesan iklan ditampilkan bertujuan untuk ditampilkan untuk

menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari

(36)

2.1.8. Isi Pesan Iklan Ades Versi Langkah Kecil Memberikan Perubahan

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambara atau bentuk apapun.

Dalam iklan Ades versi langkah kecil memberikan perubahan di media televisi berisikan tentang :

1. Ades ikut berupaya mengurangi pemanasan Global dari produk

barunya

2. Ades menerapakan konsep Go Green pada produk barunya

3. Ades berupaya untuk meminimalkan sampah limbah plastik

4. Ades mengajak konsumen untuk menghargai dengan lingkungan

dengan slogan pilih, minum dan remukan

5. Ades berupaya untuk ikut melestarikan alam dengan kemasan barunya

6. Ades berusaha menciptakan gaya hidup baru dalam meminum air

minum dalam kemasan

7. Botol yang diremukan meminimalkan penggunaan ulang botol

tersebut

8. Botol yang diremukan membuat ruangan menjadi lebih luas

9. Ades mengganti logo dan kemasan untuk menggaet pasar anak muda

(37)

2.1.9. Air Minum Dalam Kemasan

Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), definisi air minum dalam

kemasan (AMDK) adalah air yang telah diolah dengan perlakuan khusus

dan dikemas dalam botol atau kemasan lain dan memenuhi persyaratan air

minum (Air Minum Isi Ulang).Sedangkan air mineral adalah air yang

diperoleh langsung dari sumbernya, dikemas di dekat lokasi sumber air,

memiliki syarat kandungan mineral tertentu, dan juga dikemas dalam botol

ataupun kemasan lainnya.

Sumber air AMDK dan air mineral sama-sama berasal dari mata air

pegunungan. Tapi, khusus untuk air mineral, sumber airnya diambil dari

pegunungan yang memang memiliki kandungan mineral lebih tinggi.

Secara fisik, keduanya agak sulit dibedakan. Yang pasti, pada kemasan air

mineral akan tertulis apa dan berapa kadar mineral yang terkandung di

dalamnya. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) muncul sebagai industri

minuman utama hampir di seluruh dunia. Awalnya air kemasan merupakan salah satu jenis minuman komersil di bagian barat Eropa dimana konsumsi air kemasan telah menjadi kebiasaan masyarakat disana dan sekarang air kemasan bisa ditemui bahkan di tempat terpencil pun di dunia ini. Beberapa negara di Asia telah menjadi pasar utama dari air kemasan.

Industri air kemasan di Indonesia mulai meningkat sejak munculnya

cara pandang air sebagai barang ekonomi yang mendorong

praktek-praktek komersialisasi air. Produksi air kemasan pada tahun 2010 terus

(38)

12,8 miliar liter. Tingginya produksi air kemasan di Indonesia juga

didorong oleh buruknya kualitas layanan air bersih khususnya di daerah

perkotaan. Sebanyak kurang lebih 80% produksi air kemasan dikonsumsi

oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan di Pulau Jawa.

Eksploitasi air oleh perusahaan air dalam kemasan telah membawa

dampak negative di masyarakat, terutama masyarakat yang berada di

sekitar lokasi sumber air. Dampak tersebut berupa dampak sosial, ekonomi

dan lingkungan. Masyarakat di sekitar sumber air mengalami persoalan

besar untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pertanian maupun kebutuhan

rumah tangga seperti mandi, minum, mencuci dan sebagainya. Sumber air

yang secara turun temurun dipahami sebagai barang milik bersama

(common goods), kemudian beubah menjadi barang private semenjak

kehadiran paerusahaan air kemasan.

Dampak negatif itulah yang kemudian membuat keberadaan industri air kemasan mulai digugat seperti yang terjadi Klaten Jawa Tengah, Sukabumi, Jawa Barat dan Serang, Banten. Perlawanan-perlawanan dari masyarakat terus bermunculan menentang kehadiran industri air kemasan

2.1.10.Tingkat Pengetahuan

(39)

komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004: 219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran/penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung menjadi merasa jelas. (Effendi, 2003:318).

Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia pengetahuan berasal dari kata tahu ”dimana” arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal. Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas menindak lanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto, 2000:238).

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

2.1.11.Masyarakat Sur abaya Sebagai Khalayak

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan

(40)

dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang

lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik

yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan

anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial

sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat

(Mc.Quail, 1994:201).

Pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan

pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media

televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat

perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan

melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara. (Effendy, 2000: 84).

Siaran televisi dengan sifatnya yang audio visual (suara dan

gambar) dapat diikuti secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat

dimanapun sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan orang-orang buta

huruf atau tidak dapat membaca sekalipun, dapat mengikuti dan mencerna

siaran televisi sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam setiap proses

komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai

komunikan yang disampaikan oleh komunikator. Masyarakat Surabaya

merupakan masyrakat yang Heterogen mengkode atau menanda pesan

dalam sebuah tayangan melalui nilai nilai, pengetahuan dan pengalaman

(41)

2.1.12.Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini, berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

(42)

melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)

Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam

(43)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy, 2003:56).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar

Stimulus

Organisme :

● Perhatian

● Pengertian

● Penerimaan

(44)

terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan. Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek. Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya. Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya (Effendy,2003:256).

2.2. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan

masyarakat tentang iklan Ades versi Langkah Kecil Memberikan Perubahan

di televisi. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori

S-O-R. Kesediaan masyarakat menerima iklan versi Langkah Kecil

Memberikan Perubahan yang disampaikan di media elektronik yaitu televisi

kepada khalayak sebagai komunikan. Iklan Ades versi Langkah Kecil

Memberikan Perubahan di televisi mengandung pesan tentang pentingnya

pengelolahan limbah terutama limbah plastik.

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Ades versi versi Langkah

Kecil Memberikan Perubahan di televisi dalam penelitian ini adalah

didasarkan atas asumsi bahwa semakin sering seorang pemirsa menerima

pesan yang disampaikan oleh media yaitu televisi maka akan semakin tahu

dan paham tentang informasi atau pesan yang ingin disampaikan lewat iklan

versi Langkah Kecil Memberikan Perubahan tersebut, sehingga pada

(45)

menjadi pemirsanya, seperti yang biasanya kurang mengerti akan pentingnya

pengelolahan limba mengerti akan mengerti pengelolahan limba.

Untuk lebih jelasnya dapat diterapkan melalui bagan di bawah ini:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Isi pesan iklan ades versi langkah

kecil memberikan perubahan

1. Ades ikut berupaya mengurangi pemanasan Global dari produk barunya 2. Ades menerapakan konsep

Go Green pada produk barunya

3. Ades berupaya untuk meminimalkan sampah limbah plastik

4. Ades mengajak konsumen untuk menghargai dengan

6. Ades berusaha menciptakan gaya hidup baru dalam isi pesan iklan Ades versi langkah kecil memberikan perubahan:

(46)

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,

dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat

menginterpretasikan secara rinci pengetahuan remaja tentang isi pesan iklan

Ades versi langkah kecil memberikan perubahan. Dengan menggunakan

tabel dan akan di analisis sehingga hasil pengetahuan masyrakat Surabaya

yang dilakukan peneliti dapat menghasilkan uraian yang mendalam tentang

hasil pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan peneliti.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan

indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan

melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual

dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Adapun definisi operasional pada penelitian

ini adalah :

Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya

(47)

Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah

konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari

efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi

bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh

khalayak (Rakhmat, 2004:219). Pada penelitian ini tingkat pengetahuan

yaitu, sejauh mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari

komunikator dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang

diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi langkah kecil

memberikan perubahan. Adapun isi pesan iklan ades versi langkah kecil

memberikan perubahan sebagai berikut :

1. Meminum Ades dapat memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas

2. Ades menerapakan konsep peduli lingkungan pada produk barunya

3. Memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik

4. Memilih Ades dapat lebih menghargai lingkungan

5. Ades berupaya untuk ikut melestarikan alam dengan kemasan barunya

6. Ades berusaha menciptakan gaya hidup baru dalam meminum air minum

dalam kemasan

7. Botol yang diremukan meminimalkan penggunaan ulang botol tersebut

8. Botol yang diremukan membuat ruangan menjadi lebih luas

(48)

3.2.2. Pengukuran Variabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan Ades versi langkah kecil memberikan perubahan di televisi yang ditampilkan di televisi diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas pertanyaan atau kuesioner yaitu :

1. Tahu skor 2

2. Tidak tahu skor 1

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah

item pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah

item pertanyaan

Jenjang : 3

Tingkat pengetahuan pemirsa tentang iklan Ades versi langkah kecil

memberikan perubahan di televisi terdiri dari 9 pertanyaan dengan

penghitungan:

Skor tertinggi : 9 x 2 = 18

(49)

Lebar interval : 3

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah

rendah, sedang, dan tinggi yaitu :

a. Jumlah skor 9 - 12 dalam kategori penilaian rendah

Hal ini menunjukan bahwa responden kurang mengetahui isi pesan

iklan yang ada dalam penayangan iklan Ades versi langkah kecil

memberikan perubahan.

b. Jumlah skor 13 - 15 dalam kategori penilaian sedang

Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui sebagian isi pesan

iklan yang ada dalam penayangan iklan Ades versi langkah kecil

memberikan perubahan.

c. Jumlah skor 16 - 18 dalam kategori penilaian tinggi

Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui keseluruhan isi

pesan iklan yang ada dalam penayangan klan Ades versi langkah kecil

memberikan perubahan.

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun karena dianggap pada usia

tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu

(50)

disediakan oleh BPS (2010) range usia dimulai dari usia 17 tahun keatas maka

jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.013.082.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat Surabaya yang

memiliki karakteristik antara lain :

1.Berusia minimal 17 tahun

2.Berdomisili di Surabaya

3.Pernah menonton iklan iklan Ades versi langkah kecil memberikan

perubahan minimal 2x.

Dengan tingkat populasi penduduk yang besar dan keberagaman penduduk kota Surabaya dapat mewakili responden secara representatif.

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

1

d = Presisi (derajat ketelitian 10%).

1 = angka konstan

(51)

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non

probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:122).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menurut cara memperolehnya, dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, dengan melakukan pengumpulan data primer, kedua dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

1.Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.

2.Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.5. Teknik Analisis Data

(52)

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

% 100

x N F

P=

Keterangan :

P : Persentase Responden

F : Frekuensi Responden

N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang

diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya

(53)

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Ades

Air mineral Ades saat ini dimiliki oleh perusahaan Coca-Cola Amatil Indonesia. Selain bertindak sebagai produsen dan distributor Ades. perusahaan Coca-Cola Amatil juga memasarkan dan menjual produk Coca-Cola melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia, memastikan bahwa produk kami selalu tersedia di mana saja, kapan saja.

(54)

Saluran penjualan terdiri dari Foodstores (supermarket dan mini market di seluruh Indonesia) dan General Trade (outlet tradisional). Dan dengan terbatasnya sumber daya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus berkomitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, Coca-Cola Amatil Indonesia juga terdorong untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Manage Third Party (MTP) model di Indonesia. Sementara melalui saluran (Modern Immediate Consumption) MIC, kami bekerjasama dengan berbagai hotel, restoran, dan café ternama untuk memberikan penawaran menarik kepada para konsumen.

(55)

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km², maka kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya).

(56)

4.2. Penyajian Data dan Analisa 4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karkateristik responden seperti : jenis kelamin, usia, pendidikan terkahir dan pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Responden Berdasar kan J enis Kelamin No J enis Kelamin F %

1 Perempuan 62 62 2 Laki -laki 38 38 Jumlah 100 100 Sumber : Kuesioner Sub I No 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dalam penelitian ini adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 62 orang atau sebesar 62% dan sisanya adalah responden yang laki-laki dengan jumlah sebanyak 38 orang atau sebesar 38%. Banyaknya jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan tersebut dapat dikarenakan bahwa responden perempuan tersebut memiliki antusiasme terhadap tayangan iklan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden laki – laki dan responden perempuan lebih banyak waktu untuk melihat televisi.

(57)

banyak adalah 26 hingga 30 tahun sebanyak 40 responden atau 40%, sedangkan untuk responden yang berusia 17 hingga 25 tahun sebanyak 24 responden atau 24%, responden yang berusia 36 hingga 40 tahun sebanyak 16 responden atau 16%, responden yang berusia lebih dari 40 tahun

sebanyak 14 responden atau 14% dan responden yang berusia antara 31 – 35 tahun sebanyak 6 responden atau 8%. Banyak responden yang

masih berusia antara 26 hingga 30 tahun karena fase usia tersebut adalah fase usia dewasa dimana usia ini merupakan rentang usia produktif sehingga pada usia tersebut individu sangat aktif dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui berbagai informasi yang sedang berkembang saat ini.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasar kan Pendidikan Ter akhir No Pendidikan Ter akhir F %

1 SLTA 26 26

2 D-3 21 21

3 S-1 44 44

4 S-2 9 9

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Sub I No 4

(58)

yang berpendidikan akhir S-2 sebanyak 9 atau sebesar 9%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya derajat pendidikan dari seseorang maka akan semakin tinggi pula daya tanggap mereka terhadap isi pesan dalam iklan Ades langkah kecil memberikan perubahan.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasar kan Pekerjaan

No Pekerjaan F %

1 Karyawan Swasta 20 20

2 Wiraswasta 40 40

3 PNS 26 26

4 Ibu Rumah Tangga 6 6

5 Dokter 5 5

6 Guru 3 3

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Sub I No 5

(59)

Informasi tentang media yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Pada bagian informasi tentang media ini dijabarkan mengenai karakteristik para responden ditinjau dari segi pernah tidaknya menonton iklan ades versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan”, frekuensi menonton iklan Ades versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” dan durasi menonton iklan ades versi langkah kecil memberikan perubahan.

Informasi tentang deskripsi subjek berdasarkan frekuensi menonton Iklan Ades Ades versi ”langkah Kecil Memberikan Perubahan” setiap harinya, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.5 Fr ekuensi Menonton

Iklan Ades Versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan”

No Frekuensi Jumlah Prosentase

1 2 kali 54 54

2 3 kali 26 26

3 4 kali 20 20

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.3

(60)

hari dan sebanyak 20 responden atau 20%. yang menonton iklan Ades versi ”langkah Kecil Memberikan Perubahan” sebanyak 4 kali dalam satu hari.

Informasi tentang deskripsi subjek berdasarkan atensi responden menonton iklan Ades versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan”, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.6

Durasi Menonton Iklan Ades versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan”

No Durasi Jumlah Prosentase

1 0-4 detik 0 0

2 5-9 detik 1 1

3 10-12 detik 2 2

4 13-16 detik 97 97

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.3

(61)

Kecil Memberikan Perubahan”.

Hasil penyebaran kepada 100 responden mengenai tingkat pengetahuan mengenai iklan Ades versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan” didapatkan hasil. Berikut ini adalah data yang menunjukkan pengetahuan pemirsa terhadap isi pesan iklan Ades versi ”Langkah Kecil Memberikan Perubahan” dimana tingkat pengetahuan tersebut dibedakan menjadi 9 (sembilan) pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :

1. Pengetahuan Tentang Meminum Ades Dapat Memenuhi Kebutuhan Air Minum yang berkualitas

Jawaban kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh frekuensi mengenai pengetahuan tentang meminum ades dapat memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.7

Pengetahuan Tentang Meminum Ades Dapat Memenuhi Kebutuhan Air Minum Yang Ber kualitas

No Kategori jawaban F % 1 Tidak Mengetahui 18 18

2 Mengetahui 82 82

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Sub III No 1

(62)

atau 18%. Banyaknya responden yang mengetahui Ades mengetahui meminum ades dapat memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas karena responden beranggapan bahwa air mineral Ades diproduksi dengan standar internasional dan pemrosesan dengan berteknologi tinggi sehingga menghasilkan air mineral ang berkualitas sedangkan responden yang tidak mengetahui bahwa Ades meminum ades dapat memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas dikarenakan beranggapan bahwa air mineral Ades sama halnya dengan air mineral lainnya dan responden tidak mengetahui proses pembuatan dari air mineral Ades sehingga timbul keraguan responden atas kualitas dari Air mineral Ades

2. Pengetahuan Mengenai Ades Menerapakan Konsep Go Green Pada Pr oduk Barunya

Kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 responden menunjukan frekuensi mengenai pengetahuan mengenai Ades menerapakan konsep Go Green pada produk barunya dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.8

Pengetahuan Mengenai Ades Menerapakan Konsep Go Green Pada Produk Barunya

No Kategori jawaban F % 1 Tidak Mengetahui 11 11

2 Mengetahui 89 89

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Sub III No 2

(63)

Ades menerapakan konsep Go Green pada produk barunya sebanyak 11 orang atau 11%. Banyaknya responden yang mengetahui Ades menerapakan konsep Go Green pada produk barunya menunjukan responden beranggapan bahwa produk baru yang diciptakan oleh Ades sangat ramah lingkungan karena botol tersebut mudah untuk diuraikan dan daur ulang kembali dan sangat ramah lingkungan sedangkan responden yang tidak mengetahui bahwa Ades menerapakan konsep Go Green dalam produk barunya hal tersebut dikarenakan Ades masih menggunakan botol plastik dalam produk barunya sehingga responden beranggapan hal tersebut masih dapat mencemari lingkungan.

3. Pengetahuan Mengenai Memilih Ades Dapat Meminimalkan Sampah Limbah Plastik

Jawaban dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh frekuensi pengetahuan mengenai memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.9

Pengetahuan Mengenai Memilih Ades Dapat Meminimalkan Sampah Limbah Plastik

No Kategori jawaban F % 1 Tidak Mengetahui 21 21

2 Mengetahui 79 79

Jumlah 100 100

(64)

Berdasarkan jawaban pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik sebanyak 79 orang atau 79% sedangkan responden yang tidak mengetahui mengenai memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik sebanyak 21 orang atau 21%. Banyaknya responden yang mengetahui bahwa dengan memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik hal tersebut dikarenakan responden beranggapan bahwa memilih Ades dengan inovasi botol terbarunya yang mudah untuk diremukan membuat mudah untuk diuraikan dan daur ulang kembali sehingga dapat meminimalkan limbah plastik sedangkan responden yang tidak mengetahui bahwa memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik hal tersebut dikarenakan Ades tetap menggunakan botol yang terbuat dari plastik dalam produk barunya sehingga tidak dapat meminimalkan penggunaan limbah plastik

4. Pengetahuan Mengenai Memilih Air Mineral Ades Dapat Lebih Menghar gai Lingkungan

(65)

Pengetahuan Mengenai Memilih Ades Dapat

Sumber : Kuesioner Sub III No 4

Diketahui dari jawaban diatas bahwa sebagian besar responden mengetahui memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik sebanyak 83 orang atau 83% dan responden yang tidak mengetahui memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik sebanyak 17 orang atau 17%. Banyaknya responden yang mengetahui bahwa memilih Ades dapat menghargai lingkungan hal tersebut dikarenakan Ades memiliki inovasi baru dalam pembuatan botol air mineralnya yang mudah untuk diremukan karena dengan botol yang diremukan akan memberikan lebih banyak ruang pada tempat sampah yang secara tidak langsung turut menghargai lingkungan sedangkan responden yang tidak mengetahui bahwa memilih Ades dapat meminimalkan sampah limbah plastik dikarenakan responden beranggapan bahwa menghargai lingkungan tidak hanya dengan cara memilih air mineral Ades masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk lebih menghargai lingkungan..

5. Pengetahuan Responden Mengetahui Ades Berupaya Untuk Ikut Melestarikan Alam Dengan Kemasan Barunya

Gambar

Gambar  2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel diatas menggambarkan bahwa usia responden yang paling
Tabel 4.5 Frekuensi Menonton
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja yang harus dicapai dalam observasi siswa adalah lebih dari sama dengan 80 sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I mencapai 84,6 atau 85

Issues to be disclosed for that is discussed in this paper; "How is the integration patterns of democratic governance, gender, and the environment into the curriculum PTKI in

Hasil analisis dari contoh kasus ini, jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyk enam orang tenaga kerja dengan tiga shift setiap harinya, dan juga memerlukan waktu

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Word of mouth yang bersifat positif dan negatif dapat membuat seseorang untuk merangsang minat beli mereka. terhadap suatu produk, semakin positif dan sering informasi

Untuk menghadapi krisis dan kesulitan secara efektif, keluarga harus menggerakan dan mengatur sumber daya mereka, menahan tekanan, dan mengatur kembali submber

Penelitian utama diantaranya karakterisasi bahan baku, uji organoleptik, pembuatan snack bar, dan pembandingan sifat fisik, kimia, dan organoleptik snack bar

“Mekanisme kerja BMT Makmur Mandiri ya simpan pinjam, berkaitan dengan simpanan ada beberapa produk yaitu simpanan makmur, simpanan berkah (siberkah) dan ada juga