• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL DESA CIBURUY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL DESA CIBURUY"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL DESA CIBURUY 4.1. Kondisi Geografis

Desa Ciburuy merupakan salah satu desa di Kecamatan Cigombong. Desa Ciburuy memiliki luas wilayah 160 hektar dimana 80 hektar diantaranya dipergunakan untuk tanah sawah. Adapun batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciadeg, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cigombong, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cisalada dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Srogol. Desa Ciburuy berada pada ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Curah hujan mencapai 23,60 mm/t dan kelembaban dengan suhu rata-rata mencapai 32-34 derajat Celcius. Keadaan tersebut menjadi faktor pendukung terutama untuk areal penanaman padi sawah.

Desa Ciburuy terbagi menjadi sepuluh wilayah Rukun Warga (RW) yang tersebar di lima kampung. RW 01 dan RW 02 berada di Kampung Ciburuy, RW 03 dan RW 04 di Kampung Muara, RW 05 berpusat di komplek perumahan Lido Permai, RW 06 hingga RW 09 berada di Kampung Kibaru, dan RW 10 di Kampung Bohlam dan Kampung Muara. Adapun jarak Desa Ciburuy dari Ibukota Pemerintah Kabupaten Bogor sejauh 60 km, dari Ibukota Propinsi Jawa Barat sejauh 120 km dan dari Ibukota Negara Republik Indonesia sejauh 80 km.

4.2. Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai mampu menunjang aktivitas masyarakat. Sarana jalan di Desa Ciburuy cukup memadai, sehingga memungkinkan berbagai kendaraan transportasi dapat melintasi desa ini. Penduduk dapat dengan mudah melakukan mobilitas baik dengan jarak dekat atau jauh sekalipun karena ditunjang oleh sarana angkutan umum yang terbilang cukup. Adapun sarana angkutan umum yang dapat dipergunakan oleh warga adalah bus, angkutan kota (angkot), ojek dan kereta api. Kereta api jurusan Bogor-Sukabumi yang mulai beroperasi sejak bulan Desember 2008 ini melintasi Stasiun Cigombong sehingga menambah alternatif alat transportasi yang dapat dipergunakan oleh penduduk. Adapun jenis jalan di Desa Ciburuy terdiri atas jalan provinsi sepanjang 1,5 km, jalan kabupaten sepanjang 4,0 km dan jalan kelurahan sepanjang 1,5 km.

(2)

Sarana pendidikan yang tersedia di Desa Ciburuy diantaranya terdapat Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMU/SMK sederajat yang terdiri atas: 2 buah gedung TK, 5 buah Sekolah Dasar (SD) Negeri, 3 buah SD Swasta Islam, 1 buah SLTP Negeri, 3 buah Madrasah Tsanawiyah, SLTP Swasta Umum dan Islam serta SMU Swasta Umum dan Islam masing-masing 1 gedung sekolah. Sarana pendidikan dilengkapi pula dengan 7 buah pondok pesantren yang tersebar di sekitar Desa Ciburuy. Sementara itu sarana kesehatan ditunjang dengan tersedianya rumah bersalin, posyandu, pos/klinik KB dengan bantuan tenaga medis diantaranya: dokter umum, dokter gigi, bidan desa dan praktek serta dukun beranak. Untuk sarana peribadatan, di desa ini terdapat 12 buah mesjid jami, 35 buah mesjid dan 35 mushola. Adapun kelembagaan desa yang terdapat di Desa Ciburuy antara lain, Lembaga Permusyawaratan Masyarakat (LPM), Program Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Koperasi Simpan Pinjam Raksa Desa dan Koperasi Sekolah.

4.3. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Desa Ciburuy adalah sebanyak 11.989 orang, dengan jumlah penduduk laki-laki 6.158 orang dan penduduk perempuan berjumlah 5.831 orang. Jumlah kepala keluarga sebanyak 2.482 KK. Jumlah penduduk produktif sebanyak 5.140 orang dan yang tidak produktif sebanyak 1.420 orang. Sementara rata-rata kepadatan penduduk adalah 61 jiwa/km2. Berdasarkan data jumlah dan presentase penduduk Desa Ciburuy menurut kelompok umur dan jenis kelamin (Lampiran 4) yang bersumber dari data monografi desa, maka penduduk Desa Ciburuy dapat digambarkan dalam piramida penduduk seperti pada Gambar 2.

Dari gambar piramida tersebut, dapat disimpulkan bahwa piramida penduduk Desa Ciburuy menggambarkan bentuk piramida dengan ciri reit kelahiran dan kematian yang rendah. Umur median sedang, angka rasio beban tanggungan total rendah sementara angka beban tanggungan umur tua tertinggi. Dengan kata lain, penduduk Desa Ciburuy tergolong struktur umur sedang karena umur median berada pada kelompok umur 29 tahun.

(3)

Gambar 2 Piramida Penduduk Desa Ciburuy

Adapun rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Ciburuy adalah sudah tamat SMP dengan persentase sebanyak 43,3 persen sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Ciburuy menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD 20 0,3

2. Tamat SD/sederajat 2976 33,0

3. Tamat SMP/sederajat 3900 43,3

4. Tamat SMA/sederajat 1900 21,0

5. Tamat Akademi/sederajat 192 2,1 6. Tamat Perguruan Tinggi 28 0,3

Total 9016 100,0

Sumber: Data Monografi Desa Ciburuy, 2011

Rata-rata mata pencaharian utama penduduk Desa Ciburuy adalah pada sektor pertanian dengan jenis pekerjaan sebagai petani pemilik tanah dengan persentase sebesar 3,0 persen. Petani penggarap sebesar 13,0 persen dan buruh tani sebanyak 33,0 persen. Sisanya terserap dalam mata pencaharian di luar sektor pertanian seperti pengusaha sebanyak 1,0 persen, pengrajin sebanyak 0,3 persen, buruh industri dengan persentase sebesar 9,0 persen, industri kecil sebanyak 16,0 persen, buruh industri sebesar 9,0 persen, di bidang pertukangan sebesar 3,0 persen, buruh perkebunan dengan persentase sebesar 3,0 persen, pedagang sebesar

800 600 400 200 0 200 400 600 800 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70 ke atas Laki-laki Perempuan

(4)

13,0 persen, pengemudi/jasa sebesar 2,0 persen, PNS sebanyak 3,0 persen, TNI/POLRI sebesar 1,0 persen dan lainnya sebanyak 2,0 persen (Gambar 3). Banyaknya penduduk yang bermata pencaharian pada sektor pertanian ini menandakan bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor andalan sebagai mata pencaharian bagi penduduk Desa Ciburuy. Hal ini karena kondisi alam yang masih kondusif dan potensial untuk melakukan kegiatan pertanian.

Gambar 3 Persentase Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Ciburuy

4.4. Profil Kampung Ciburuy (Struktural dan Kultural)

Kampung Ciburuy merupakan salah satu kampung yang berada di Desa Ciburuy dengan areal penanaman padi sawah terbesar. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja karena sebagian besar masyarakat di Kampung Ciburuy bekerja pada sektor pertanian. Masyarakat Kampung Ciburuy yang sebagian besar bertani, dapat digambarkan dalam struktur sosial yang terbagi menjadi pemilik lahan, pemilik sekaligus penggarap lahan, penggarap lahan, buruh harian tetap dan buruh harian lepas. Pemilik lahan sebagian besar adalah orang-orang di luar Kampung bahkan di luar Desa Ciburuy. Sebagian besar berasal dari Jakarta atau pemilik perusahaan-perusahaan besar

2% 13% 33% 1% 0% 16% 9% 2% 3% 13% 2% 3% 1% 2%

Jenis Pekerjaan

Petani pemilik tanah Petani penggarap Buruh tani Pengusaha Pengrajin Industri kecil Buruh industri Pertukangan Buruh perkebunan

Pedagang Pengemudi/jasa PNS

(5)

yang berada di sekitar Jakarta dan Bogor. Umumnya para pemilik lahan mempercayakan pengelolaan lahan kepada masyarakat atau petani Ciburuy untuk diusahakan. Hasil produksi lahan yang dipakai untuk usahatani dibagi dua dengan pemilik lahan dengan sistem maro atau mrapat (perbandingan 4:6), dimana enam bagian untuk penggarap dan empat bagian diserahkan kepada pemilik. Pemilik lahan yang kebanyakan berasal dari Jakarta dan kota-kota sekitar Desa Ciburuy ini biasanya datang pada saat hari-hari libur tertentu.

Jumlah petani khususnya komunitas petani padi sehat yang tergabung dalam Gapoktan “Silih Asih” tersebar di beberapa RW di Desa Ciburuy. Secara perlahan namun pasti banyak petani yang mengikuti dan beralih menerapkan sistem pertanian padi sehat karena melihat kiprah petani-petani yang sudah lebih dahulu menerapkan sistem pertanian padi sehat berhasil dengan baik. Hingga kini jumlah petani padi sehat yang tergabung dalam Gapoktan “Silih Asih” semakin bertambah dengan total luas lahan garapan mencapai 170 hektar (Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah dan Presentase Petani menurut Luas Lahan Garapan (hektar) di Kampung Ciburuy, 2011

No Luas Lahan Garapan (hektar) Jumlah Petani (orang) Presentase (%) 1. <0,25 27 32,5 2. 0,25-0,50 42 50,6 3. >0,50 14 16,9 Total 83 100,0

Meski sebagian besar masyarakat Kampung Ciburuy masih memiliki ikatan keluarga satu sama lain, namun dalam kegiatan pertanian tidak ditemukan adanya tenaga kerja keluarga. Hubungan kerja pertanian didasarkan atas ekonomi uang dan berlaku sistem upah. Tidak ditemukan lagi sistem pembayaran dengan derep atau pocongan. Hubungan kerja yang berdasarkan ikatan–ikatan sosial hampir tidak ditemukan.

Keberadaan elit desa di Kampung Ciburuy sangat berperan dan berpengaruh. Dalam sektor pertanian misalnya, figur Ketua Gapoktan yang sangat disegani akan kecerdasan analisa dan kemampuan manajerial yang baik ini menjadi sosok pemimpin yang berhasil membawa nama Gapoktan “Silih Asih” khususnya, dan umumnya pertanian di Desa Ciburuy menjadi harum di mata publik. Demokrasi

(6)

terpimpin yang diterapkan dalam menjalankan kegiatan pertanian termasuk manajemen koperasi sangat mengesankan bagi petani anggota Gapoktan “Silih Asih”, sehingga menimbulkan kepercayaan publik. Tidak jarang petani selalu mengikuti keputusan apapun yang diambil Ketua Gapoktan dalam hal adopsi inovasi maupun sistem baru. Status dan peranan dari Ketua Gapoktan ini cukup penting sehingga berpengaruh pula terhadap perkembangan pertanian padi sehat yang diterapkan pada komunitas petani padi sawah Kampung Ciburuy. Kemampuan yang dimilikinya ini juga mampu menjaring atau membentuk kemitraan dengan pelaku-pelaku bisnis lainnya.

Mobilitas penduduk yang tidak terlalu tinggi di satu sisi juga menyebabkan masyarakat kurang berkembang secara signifikan. Kultur masyarakat yang tidak pernah jauh meninggalkan kampung masih bertahan hingga sekarang. Penduduk yang telah menikah membangun rumah kembali tak jauh dari rumah orangtuanya. Hubungan interpersonal masyarakat Kampung Ciburuy tampak pada kegiatan sehari-hari. Pada kegiatan keagamaan misalnya, masyarakat berinteraksi melalui pengajian-pengajian baik pengajian yang diperuntukkan bagi kaum perempuan maupun laki-laki yang rutin diadakan tiap hari. Pengajian dipimpin oleh Ajengan atau Kiyai. Di Kampung Ciburuy terdapat masyarakat yang menganut paham Anti

Speaker (ASPEK). Menurut informan penganut ASPEK ini memilih untuk tidak

mengakses barang-barang yang mengandung unsur pengeras suara seperti speaker, TV, radio dan sebagainya karena akan dipenuhi oleh kehidupan duniawi dan jauh dari mengingat Allah SWT. Kelembagaan arisan juga menjadi salah satu sarana interaksi masyarakat.

Dalam hal dinamika perubahan kultural masyarakat petani, kegiatan pertanian yang dijalankan oleh petani juga tidak terlepas dari perubahan. Kampung Ciburuy dapat dikatakan telah mengalami modernisasi pertanian. Dinamika perubahan kultur petani salah satunya dipengaruhi oleh keadaan alam. Dahulu, ketika keadaan alam khususnya tanah masih mendukung maka petani cenderung tidak membutuhkan teknologi untuk menunjang kegiatan pertanian mereka. Kini, sebagai dampak penggunaan pupuk kimia maupun benih pabrikan yang dilakukan pada masa Revolusi Hijau keadaan tanah menjadi tidak subur dan

(7)

cenderung tidak dapat mendukung kegiatan pertanian dengan baik sehingga dalam bertani masa kini dibutuhkan sentuhan teknologi.

Lingkungan telah terdegradasi, termasuk kualitas tanah tidak lagi subur. Sehingga kini dalam bertani hal pertama yang hendaknya dilakukan adalah terlebih dahulu mengembalikan keragaman biota tanah dan ekosistemnya atau dikenal dengan recovery lahan dalam sistem pertanian organik. Dahulu dalam bertani masih dapat mengandalkan sistem pranata mangsa (penanggalan atau perhitungan bulan) untuk mengatur kegiatan pertanian. Akan tetapi kini hal tersebut tidak lagi dapat diandalkan. Perubahan iklim juga mempengaruhi produktivitas padi. Hujan dan panas yang tidak dapat diprediksi periodenya diakui petani menjadi salah satu hambatan dalam bertani masa kini.

Komunitas petani padi sawah yang menerapkan sistem pertanian padi sehat ini cenderung tanggap terhadap perubahan ekologi sawah. Meski pengambilan keputusan dalam hal adopsi sistem pertanian padi sehat ini diawali oleh Ketua Gapoktan, tetapi lambat laun dalam perkembangannya semakin banyak petani yang pada akhirnya beralih dari pertanian konvensional ke pertanian padi sehat dan tergabung dalam kelompok tani. Gapoktan dalam hal ini berupaya untuk menyatukan petani-petani kecil menjadi lebih akses terhadap informasi maupun pasar.

4.5. Pola Adaptasi Ekologi Masyrakat Kampung Ciburuy

Selama Revolusi Hijau, penggunaan bahan-bahan kimia serta keseragaman komoditi pertanian menyebabkan kondisi lingkungan terutama tanah pertanian tidak lagi subur. Keragaman biota tanah berkurang sehingga diperlukan upaya mengembalikan keberadaan unsur biota dalam tanah atau bahan-bahan organik yang ada dalam tanah. Seiring berkembangnya isu perubahan paradigma dari Revolusi Hijau ke Pembangunan Pertanian Berkelanjutan baik pada tataran global maupun nasional, maka mulai dikembangakan metode-metode pertanian yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah pertanian organik dengan filosofi feeding

the soil that feeds the plants, mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan

pada tanah, selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman dan bukan memberi makanan langsung pada tanaman.

(8)

Keadaan tanah yang tidak subur lagi membuat kegiatan pertanian sudah tidak dapat lagi mengandalkan kebaikan alam, sehingga dibutuhkan sentuhan sistem. Komunitas petani Kampung Ciburuy termasuk desa yang mengalami perubahan sistem dari pertanian konvensional ke pertanian organik, dimana saat ini masih berada pada proses transisi untuk menjadi pertanian organik seutuhnya. Sebagai respon atas program pemerintah serta mulai berubahnya paradigma maka sistem pertanian padi sehat yang merujuk pada prinsip dan standar organik ini mulai diterapkan oleh para petani khususnya komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy sejak Tahun 2002. Metode dan pendekatan yang digunakan oleh komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy ini merujuk pada prinsip pertanian organik, tetapi komunitas petani padi sehat ini tidak lantas mengklaim bahwa beras yang mereka hasilkan adalah beras organik karena pada prakteknya masih mengabaikan kesterilan air dan digunakan pula pupuk kimia dalam jumlah yang rendah. Namun, meski demikian produk atau beras yang dihasilkan oleh komunitas petani ini adalah beras yang bebas residu pestisida sehingga dikategorikan sebagai beras sehat dan diistilahkan dengan sistem pertanian padi sehat (bebas pestisida). Perubahan sistem pertanian yang dialami oleh komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy ini merupakan bentuk pola adaptasi selaras dengan alam sesuai dengan filosofi pertanian organik. Sistem pertanian padi sehat ini menggunakan sistem ramah lingkungan sehingga dapat mengembalikan bahan-bahan organik dalam tanah.

4.6. Ikhtisar

Komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy merupakan petani yang terbuka terhadap inovasi dan mau berkembang. Diterapkannya sistem pertanian padi sehat ini merupakan respon atas program pemerintah dengan slogannya “Go

Organic 2010”. Sejak diterapkannya sistem pertanian padi sehat hingga sekarang,

terjadi berbagai perubahan dan perkembangan. Dibawah pimpinan Ketua Gapoktan, komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy mampu memproduksi beras sehat yang dinamakan beras “SAE: Sehat, Aman dan Enak”.

Dalam penerapan sistem pertanian padi sehat terdapat banyak perubahan yang menyertai. Transisi dari pertanian konvensional ke sistem pertanian padi sehat cenderung membawa perubahan pada organisasi yang ada. Sejumlah

(9)

perubahan dan penataan dilakukan guna membentuk organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan dapat memenuhi kebutuhan petani. Konsumen beras “SAE” adalah konsumen kalangan menengah ke atas dengan permintaan yang semakin banyak, sehingga dalam menjaga keberlanjutan atau permintaan pasar maka komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy harus mampu memproduksi sesuai permintaan. Untuk itu dibentuk pula koperasi yang melakukan proses pengolahan hingga pemasaran sehingga petani fokus pada produksi saja.

Penerapan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan baik pemerintah setempat, perusahaan, lembaga penelitian, akademisi maupun perusahaan karena dinilai cukup baik dalam mengembangkan praktek pertanian padi sehat ini. Perhatian dari berbagai pihak ini juga dimanfaatkan oleh Gapoktan sebagai sarana membentuk dan menjalin kemitraan.

Gambar

Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Ciburuy menurut Tingkat             Pendidikan
Gambar 3 Persentase Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Ciburuy

Referensi

Dokumen terkait

 Using 2, 3, or 4 strips of image blocks always lead to an accurate image georeferencing resulting in ground object positioning accuracy of about 2 cm (2-3

Klortalidon adalah merupakan suatu derivat tiazid yang bersifat seperti hidroklorotiazid. Memiliki ,asa kerja yang panjang dank arena itu sering digunakan untuk

I Dewa Ketut Sastrawidana,S.Si, M.Si Penerapan Iptek Prof.. Gede Astra

Saran peneliti berdasarkan hasil yang diperoleh tentang kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah pimpinan atau manajemen perusahaan harus mempertahankan dan juga lebih

Maksud baris keempat pada bait ketigabelas ini adalah bahwa apabila seorang sâlik telah memperoleh makrifat Allah, maka ia seolah- olah dapat bermain-main atau dapat

halnya mikroorganisme lain, diduga eksudat yang dikeluarkan oleh akar tanaman akan mempengaruhi pula populasi dan keragaman mikroorganisme pelarut fosfat di tanah

menggambarkan tentang latar tempat di Masjid Pesantren Al Furqan. Saat azan berkumandang, Syamsul keluar dari kamar tempat ia istirahat. Ia ingin merasakan shalat berjamaah. Masjid

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa kelas X-Sos I SMAN 2 Kudus yang memiliki percaya diri rendah.Permasalahan tersebut disebabkan karena banyak siswa yang