• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak 1*23 Telp ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak 1*23 Telp ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

631

DI HUTAN LINDUNGGUNUNG SARI SINGKAWANG

(INVENTORY OF POTENTIAL PLANT FOR ORNAMENTAL IN

CONSERVATION FOREST, GUNUNG SARI, SINGKAWANG)

Mutmainah1*, Entin Daningsih2, Reni Marlina3

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak1*23 mutmainahbio@yahoo.com , Telp 085654560132

ABSTRACT

This research aimed to inventplant species that have the potential plant for ornamental in conservation forest, Gunung Sari Singkawang. This reserch used a purposive sampling technique combined with zig-zag exploration following contours of the mountain at an altitude of 25 m, 125 m, 225 m above sea levels to a height of 330 m above sea level. The results showed 22 species of potentially ornamental plants. There were two plants species have potential as an ornamental flower plants, 10 species as an ornamental leaf plant, and three species as ornamental fruit plant. Seven other plant species have potential as an ornamental plant with a combination of flowers leaves, flowers with fruit or leaf with fruit. The most commonly ornamental plants found on all height levels was Syzygium oleina and the least was Amorphophallus sp. The existence of Amorphophallus sp and Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) whichiscategorized as susceptible plant status and appendix II shows the need for protection of the plants from the extinction in Gunung Sari, Singkawang.

Keywords: Plant Inventory, ornamental plant, Singkawang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis tumbuhan yang berpotensi tanaman hias di hutan lindung Gunung Sari Singkawang. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan metode jelajah secara zig-zag mengelilingi kontur gunung pada ketinggian 25 m, 125 m, 225 m dpl hingga ketinggian 330 m dpl. Hasil penelitian didapatkan 22 spesies tumbuhan berpotensi tanaman hias. Ada dua jenis tumbuhan berpotensi sebagai tanaman hias bunga, 10 jenis tumbuhan berpotensi sebagai tanaman hias daun, dan tiga jenis tumbuhan berpotensi sebagai tanaman hias buah. Tujuh jenis tumbuhan lainnya berpotensi sebagai tanaman hias bunga kombinasi dengan daun, bunga dengan buah atau daun dengan buah. Jumlah total tumbuhan berpotensi tanaman hias yang paling banyak ditemukan pada ketiga ketinggian adalah Syzygium oleina dan yang paling sedikit adalah Amorphophallus sp. Keberadaan Amorphophallus sp dan Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) yang merupakan tumbuhan dengan status kategori rentan dan apendiks II menunjukkan perlunya perlindungan terhadap tanaman tersebut dari kepunahan di Gunung Sari, Singkawang.

(2)

632 1. PENDAHULUAN

Tanaman hias memiliki keindahan yang menarik untuk dilihat sehingga tanaman hias banyak dibudidayakan. Tanaman hias adalah jenis tanaman yang memiliki nilai artistik dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia [1]. Tanaman hias ada yang berupa tanaman hias bunga, daun dan buah yang memiliki morfologi unik dan menarik, sehingga memiliki nilai artistik yang tinggi. Tumbuhan mempunyai potensi hias dengan berbagai perawakan dari perambat, terna, perdu dan pohon [17]. Tanaman hias (ornamental plant) merupakan tanaman yang memiliki nilai artistik, terdiri dari tanaman hias daun, tanaman hias pohon dan tanaman hias bunga [9]. Selain harga, bentuk, kelangkaan dan kepopuleran, tanaman hias juga bisa dilihat dari keunikannya. Keunikan tanaman hias bisa bersifat permanen atau berubah sesuai perkembangan tanaman. Ada tiga keunikan pada tanaman yaitu variegata, kristata dan mutasi [10].

Suatu tanaman digolongkan dalam tanaman hias bunga apabila tanaman tersebut mempunyai bunga menarik yang disebabkan oleh warna yang memikat, bentuk yang indah dan mempesona, bau yang harum, atau oleh ukurannya yang istimewa. Tanaman hias daun mempunyai daya tarik tersendiri pada bagian daunnya yang disebabkan oleh bentuk, warna, maupun komposisi daun dengan batang yang indah. Tanaman hias batang mengandalkan keindahan batangnya dalam pajangan. Keindahan batang yang biasa ditampilkan adalah bentuk atau warnanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias adalah cahaya, suhu, kelembaban dan media tanam. Tanaman hias yang butuh cahaya penuh memerlukan 400-800 fc, sedang (200-500 fc), dan rendah (50-200fc) [10]. Tanaman hias tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Pertumbuhan tanaman akan menurun dan sangat lambat pada suhu di bawah 16°C. Suhu siang di atas 27°C yang berlangsung cukup lama akan merusak pertumbuhan vegetatif sehingga gagal menginduksi bunga [11]. Setiap jenis tanaman sebenarnya menghendaki suhu yang berbeda-beda. Kebutuhan suhu rata-rata harian untuk tanaman dalam ruangan ialah 18,3-21,2°C. Tanaman masih dapat tumbuh pada suhu maksimum 27°C dan suhu minimum 12°C. Pada umumnya tanaman hias paling tidak memerlukan kondisi 40% kelembaban udara nisbi. Untuk mempertahankan kelembaban udara nisbi tersebut diperlukan sejumlah air yang dapat diuapkan bila suhu udara semakin panas. Sedangkan untuk media tanamnya menurut Grove [19], medium yang diperlukan adalah medium yang dapat menyimpan air

(3)

633 mudah melapuk, dan tersedianya udara yang cukup bagi perakaran.

Namun demikian tumbuhan di hutan lindung Gunung Sari ini belum diketahui jenisnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhan berpotensi tanaman hias yang berada di hutan lindung Gunung Sari Singkawang.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan hutan lindung Gunung Sari Singkawang dan Laboratorium P.Biologi FKIP UNTAN. Luas hutan lindung Gunung Sari adalah 150,303 Ha dengan ketinggian 330 m dpl. Penelitian menggunakan metode jelajah melingkar mengikuti kontur gunung dengan cara zig-zag. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2013. Kawasan hutan lindung Gunung Sari secara geografis terletak diantara 0° 53’ 9,92” lintang utara dan 108° 58’ 26” bujur timur.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan metode jelajah dalam pengumpulan sampelnya. Dasar penggunaan teknik purposive sampling yaitu karena pada kenyataan bahwa sampel yang dipilih peneliti didasarkan pada tujuan tertentu [18]. Dalam teknik purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian cukup dari suatu unit saja karena sifat-sifat yang ada pada unit tersebut sama dengan sifat keseluruhan sampel dalam populasi yang tersebar [14]. Pengambilan spesimen herbarium juga dikhususkan pada spesies yang dalam proses identifikasinya di lapangan masih mengalami ketidakjelasan.

Metode jelajah pada penelitian ini adalah cara pengamatan setiap individu tumbuhan berpotensi sebagai tanaman hias yang ditemukan di hutan lindung Gunung Sari dengan daerah jelajah berada di beberapa bagian gunung dengan metode zig-zag. Cara zig-zag dapat mengefesienkan proses penelitian dan memiliki kelebihan yaitu dapat mempersingkat waktu dalam proses pengambilan antar sampel karena jaraknya yang diefektifkan [16]. Daerah jelajah melingkar mengikuti kontur dengan metode zig-zag. Kenaikan ketinggian daerah jelajah satu dengan yang lainnya adalah 100 m. Penggunaan metode jelajah melingkar mengikuti kontur dengan metode zig-zag bertujuan untuk mendapatkan data yang mewakili dari setiap habitat tumbuhan yang tersebar berdasarkan ketinggian bukit. Habitat dan jenis tumbuhan ditiap ketinggian bukit biasanya memiliki perbedaan yang disebabkan oleh suhu dan kecepatan angin. Metode zig-zag dikombinasi dengan plot ukuran 20x20 m. Semua jenis dan jumlah tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias didata. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif meliputi

(4)

ciri-634 ciri, habitat, manfaat, nama lokal dan nama botani dengan menggunakan buku identikasi flora sampai ditemukan genus tanaman.

3. PEMBAHASAN

3.1 Inventarisasi Tumbuhan yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias di Hutan LindungGunung Sari Singkawang

Hasil penelitian inventarisasi tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias yang dilakukan di hutan lindung Gunung Sari Singkawang mendapatkan22 spesies tumbuhan. Masing-masing spesies dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Spesies tumbuhan berpotensi tanaman hias yang ditemukan di hutan lindung Gunung Sari Singkawang

No. Nama Daerah Species Potensi Tanaman Hias

1 Asoka Jingga Ixora javanica Bunga, buah

2 Anggrek Dendrobium crumenatum

Swartz

Bunga

3 Tabar besi Callicarpa longifolia Lam Bunga, buah

4 Cengkodok betina Melastoma malabathricum L. Bunga, buah 5 Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis

(L.) Vahl

Bunga, daun 6 Cengkodok jantan Melastoma polyanthum Bl. Bunga, buah 7 Anggrek Jongget Bromheadia finlaysoniana

(Lindl.) Miq.

Bunga 8 Kitolod Isotoma longiflora (L.) Presl. Bunga, daun 9 Paku Sarang Burung Asplenium nidus Linn. Daun

10 Lidah Mertua Sansevieria javanica Daun

11 Daun Juang Hijau Cordyline terminalis Daun

12 Daun Pucuk Merah Syzygium oleina Daun

13 Keladi Colocasia esculenta (L.)

Schott

Daun

14 Kantong Semar Nepenthes ampullaria Jack Daun 15 Kantong Semar Nepenthesgracilis Korth. Daun 16 Kantong Semar Nepenthes mirabilis (Lour.)

Druce

Daun

17 Puring Codiaeum variegatum Daun

18 Bunga Bangkai Amorphophallus sp. Bunga, daun

19 Tapak kerbau Clerodendrum villosum Blume Bunga, buah

20 Arbei Hutan Rubus moluccanus L Buah

21 Buah Putih Syzygium zeylanicum Buah

(5)

635 Tumbuhan yang habitusnya berupa herba atau terna yang dijumpai yaitu lidah mertua (Sansevieria javanica), pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl), keladi (Colocasia esculenta (L.) Schott), Dianella ensifolia (L.) DC, Isotoma longiflora (L.) Presl., dan Amorphophallus sp. Tumbuhan yang dijumpai dengan perawakan perdu atau semak adalah asoka jingga (Ixora javanica), Clerodendrum villosum Blume, arbei hutan (Rubus moluccanus L), cengkodok betina (Melastoma malabathricum L.), cengkodok jantan (Melastoma polyanthum Bl), daun juang (Cordyline terminalis), puring (Codiaeum variegatum), anggrek (Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq.) danCallicarpa longifolia Lam. Tumbuhan jenis epifit yang dijumpai adalah anggrek merpati (Dendrobium crumenatum Swartz.) dan paku sarang burung (Asplenium nidus Linn.). Sedangkan tumbuhan yang dijumpai dengan perawakan pohon adalah buah putih (Syzygium zeylanicum) dan daun pucuk merah (Syzygium oleina). Selain itu ditemukan juga 3 spesies tumbuhan kantong semar yang berada di sekitar area jelajah yaitu Nepenthes ampullaria Jack.,Nepenthesgracilis Korth., dan Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce (Tabel 1).

Banyaknya tumbuhan jenis perdu, herba dan epifit karena ada beberapa wilayah di hutan lindung Gunung Sari Singkawang yang merupakan daerah terbuka dan merupakan daerah hutan sekunder. Tumbuhan dengan perawakan seperti inilah yang paling banyak berpotensi sebagai tanaman hias.

Tumbuhan hasil inventarisasi di hutan lindung Gunung Sari yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada bunganya adalah Ixora javanica, Dendrobium crumenatum Swartz., Callicarpa longifolia Lam., Melastoma polyanthum Bl, Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl, Melastoma malabathricum L, Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq.,Isotoma longiflora (L.) Presl, dan Clerodendrum villosum Blume. Tumbuhan hasil inventarisasi di hutan lindung Gunung Sari yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada daunnya antara lain Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl,Isotoma longiflora (L.) Presl, Sansevieria javanica, Asplenium nidus Linn.,Cordyline terminalis, Syzygium oleina, Colocasia esculenta (L.) Schott, Codiaeum variegatum dan Amorphophallus sp.Tumbuhan hasil inventarisasi di hutan lindung Gunung Sari yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada buah atau umbinya adalah Ixora javanica, Callicarpa longifolia Lam, Melastoma malabathricum L., Melastoma

(6)

636 polyanthum Bl, Clerodendrum villosum Blume, Rubus moluccanus L, Syzygium zeylanicum dan Dianella ensifolia (L.) DC.

Selain itu, 3 spesies tumbuhan kantong semar yang ditemukan yaitu Nepenthes ampullaria Jack., Nepenthesgracilis Korth., dan Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce juga berpotensi sebagai tanaman hias dilihat dari keunikan bentuk, warna dan ukuran kantongnya.

3.2 Jumlah Jenis dan Penyebaran Tumbuhan Berpotensi Tanaman Hias di Hutan Lindung Gunung Sari Singkawang

Ada 22 spesies tumbuhan berpotensi tanaman hias. Data jenis, jumlah, dan daerah ditemukan spesies tumbuhan di hutan lindung Gunung Sari Singkawang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data jumlah dan penyebaran tumbuhan potensi tanaman hias di hutan lindung Gunung Sari Singkawang

No Jenis Tumbuhan

Jumlah pada Ketinggian

Jumlah Total 25 s/d < 125 m dpl 125 s/d < 225 m dpl ≥ 225 m dpl 1 Ixora javanica 46 12 - 58

2 Dendrobium crumenatum Swartz. 3 2 2 7

3 Callicarpa longifolia Lam - - 12 12

4 Melastoma malabathricum L. 77 58 8 143

5 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl 4 - 14 18

6 Melastoma polyanthum Bl. - 6 27 33

7 Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. - 3 2 5

8 Isotoma longiflora (L.) Presl. 8 4 - 12

9 Sansevieria javanica 6 2 - 8

10 Asplenium nidus Linn. 6 4 2 12

11 Cordyline terminalis - 4 3 7

12 Syzygium oleina 64 109 13 186

13 Colocasia esculenta (L.) Schott 19 - 6 25

14 Nepenthes ampullaria Jack. 8 - - 8

15 Nepenthesgracilis Korth. 6 - - 6

16 Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce 44 - - 44

17 Codiaeum variegatum 101 35 19 155

18 Amorphophallus sp. - - 1 1

19 Clerodendrum villosum Blume - - 3 3

20 Rubus moluccanus L - 5 23 28

21 Syzygium zeylanicum - 6 1 7

22 Dianella ensifolia (L.) DC. 17 4 - 21

Jumlah 409 254 136 799

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin naik tingkat ketinggiannya, jumlah tumbuhan semakin sedikit yang ditemukan. Hal ini mungkin disebabkan oleh luas area yang semakin mengerucut pada tiap ketinggian sehingga tumbuhan yang tumbuh semakin berkurang karena luas area tumbuh yang semakin sempit. Atau mungkin saja

(7)

637 tersebut.

Ada beberapa tumbuhan yang dapat di temui diketiga ketinggian tersebut yaitu Dendrobium crumenatum Swartz.,Melastoma polyanthum Bl, Codiaeum variegatum, Syzygium oleina dan Asplenium nidus Linn. Namun ada juga tumbuhan yang mungkin hanya dapat ditemukan pada daerah tertentu saja yaitu Clerodendrum villosum Blume, Callicarpa longifolia Lam dan Amorphophallus sp. Dari hasil penjelajahan di hutan lindung Gunung Sari Singkawang, Clerodendrum villosum Blume dan Callicarpa longifolia Lam hanya ditemukan pada daerah puncak dengan ketinggian 330 m dpl sedangkan Amorphophallus sp. hanya ditemukan di ketinggian 225 m dpl. Hal ini sesuai pendapat Srivastava & Choudhary [15] bahwa habitat dari Callicarpa longifolia Lam adalah pada ketinggian 300 – 900 m dan di sepanjang tepi hutan, Clerodendrum villosum Blume dapat tumbuh hingga ketinggian 1300 m dpl. Sedangkan Amorphophallus biasanya tumbuh di daerah vegetasi sekunder, di tepi-tepi hutan dan belukar, hutan jati, hutan desa, biasanya dibawah beberapa naungan, dengan ketinggian dapat mencapai 700-900 m dpl [2].

Terdapat tumbuhan yang dijumpai dengan jumlah sedikit atau ≤ 5 tumbuhan tiap jenisnya, yaitu Amorphophallus sp. dengan jumlah 1 tumbuhan, Clerodendrum villosum Blume dengan jumlah 3 tumbuhan, dan Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. dengan jumlah 5 tumbuhan. Amorphophallus sp. merupakan tumbuhan dengan status rentan jika dilihat dari Red List IUCN [2]. Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq dengan status apendiks II yaitu daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Sedangkan Clerodendrum villosum Blume belum memiliki status dari IUCN atau status masih belum di evaluasi [3]. Namun dengan jumlah yang sedikit ini, maka tumbuhan tersebut sangat rentan untuk punah dari hutan lindung Gunung Sari singkawang. Dengan demikian perlu adanya pengawasan yang baik untuk pemberdayaan tumbuhan tersebut. Jika tumbuhan yang ada di hutan lindung Gunung Sari tidak dilindungi, kemungkinan beberapa tumbuhannya akan hilang terutama beberapa tumbuhan yang saat ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit.

3.3 Faktor Lingkungan di Hutan LindungGunung Sari Singkawang

Temperatur udara berkisar antara 26°C - 30°C dengan kelembaban antara 82,8% - 88,3%. Di hutan lindung Gunung Sari terdapat beberapa lokasi yang hutannya termasuk dalam hutan sekunder. Tanah pada waktu penelitian mempunyai

(8)

638 pH 6.Di Kota Singkawang, suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 20 - 33°C [4]. Dengan kondisi iklim seperti ini berarti dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Kelembaban juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan [13]. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air [6]. Kelembaman nisbi rata-rata tahunan di wilayah Kalimantan Barat beragam dari 83,3% sampai 89,8 % [12]. Kelembaban udara pada saat penelitian berkisar antara 82,8 – 88,3 %. Tingginya kelembaban udara ini diakibatkan karena terjadi hujan lebat di area hutan sebelum penelitian.

Untuk pH tanah pada tempat ditemukannya tumbuhan adalah 6. pH ini sama untuk tiap lokasi ditemukannya tumbuhan. pH 6 merupakan pH yang mendekati netral maka kondisi tanahnya sudah mendukung untuk pertumbuhan tanaman hias. Kisaran pH yang disukai tanaman hias adalah 5,5-6,5. Di kisaran tersebut, daya larut unsur-unsur hara dalam kondisi optimal [7]. Akibatnya pada tanah tersedia banyak unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan [5].

4. KESIMPULAN

Tumbuhan berpotensi sebagai tanaman hias yang ditemukan di hutan lindung Gunung Sari Singkawang adalah 22 spesies. Tumbuhan potensi tanaman hias pada ketinggian 25 s/d 125 m dpl berjumlah 409 dengan 14 jenis tumbuhan, pada ketinggian 125 s/d 225 m dpl berjumlah 254 dengan 14 jenis tumbuhan dan pada ketinggian ≥ 225 m dpl berjumlah 136 dengan 15 jenis tumbuhan.Tumbuhan yang tersebar pada ketinggian 25 m dpl, 125 m dpl dan 225 m dpl hingga puncak adalah Dendrobium crumenatum Swartz., Melastoma malabathricum L, Asplenium nidus Linn., Syzygium oleina, dan Codiaeum variegatum dengan total jumlah tertinggi ada pada Syzygium oleina (186 tumbuhan).Tumbuhan yang sedikit ditemukan di ketiga ketinggian adalah Amorphophallus sp., Clerodendrum villosum Blume dan Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. Amorphophallus sp. dan Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq merupakan tumbuhan yang perlu dilindungi mengingat kelangkaannya.Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada bunganya adalah Ixora javanica, Dendrobium crumenatum Swartz., Callicarpa longifolia Lam, Melastoma polyanthum Bl., Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl, Melastoma malabathricum L., Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq.,Isotoma longiflora (L.) Presl dan Clerodendrum villosum Blume. Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada daunnya antara lain

(9)

639 javanica, Asplenium nidus Linn., Cordyline terminalis, Syzygium oleina, Colocasia esculenta (L.) Schott, dan Codiaeum variegatum. Tumbuhan yang memiliki potensi sebagai tanaman hias dengan keindahan pada buah atau umbinya adalah Ixora javanica, Callicarpa longifolia Lam, Melastoma malabathricum L., Melastoma polyanthum Bl., Clerodendrum villosum Blume, Rubus moluccanus L, Syzygium zeylanicum, Dianella ensifolia (L.) DC., dan Amorphophallus sp.

5. PUSTAKA

[1]. Anonim. Inventarisasi Tanaman Hias Unggulan Komersil. Direktorat Jenderal Hortikultura dan Direktorat Budidaya Tanaman Hias; 2005.

[2]. Anonim. Amorphophallus (Amorphophallus preussii) [Internet]. 2010 [cited 2014 Feb 6]. Available from:http://www.arkive.org

[3]. Anonim. Checklist of CITES Species [Internet]. Tanpa tahun [cited 2014 Feb 6]. Available from: http://checklist.cites.org

[4]. Bappeda Kota Singkawang. Profil Kota Singkawang [Internet]. 2010 [cited 2013 Augst 13]. Available from: http://www.slideshare.net

[5]. Fitter AH. dan Hay RKM. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Yogyakarta: UGM Press; 1994.

[6]. Handoko. Klimatologi Dasar. Jakarta: Pustaka Jaya; 1995.

[7]. Karsono S., Sudarmodjo dan Sutiyoso S. Hidroponik. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2002.

[8]. Komunitas Dian Aksara.Peluang Bisnis Tanaman Hias. Jakarta: Penebar Swadaya; Tanpa tahun.

[9]. Rahman A. dan Bukhari R. Profil Agribisnis Tanaman Hias di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Warta Universitas UMA, Edisi 25, Februari 2010. [10]. Redaksi PS. Pesona Tanaman Hias Favorit. Jakarta: Penebar Swadaya;

2007.

[11]. Santoso BB. Faktor-Faktor Pertumbuhan dan Penggolongan Tanaman Hias. Bahan Ajar Program Studi Hortikultura; 2010.

[12]. Sardana A., Julinda H., Nyoman GYD., Arfian EN., dan Neneng A. Potret Hutan Provinsi Kalimantan Barat. Kementerian Kehutanan BPKH Wilayah III Pontianak; 2011.

[13]. Setiawan, E. Kajian Hubungan Unsur Iklim terhadap Produktivitas Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl) di Kabupaten Sumenep. Agrovigor. 2009; 2 (1): 1-7.

(10)

640 [14]. Setyosari P. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Kedua

Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana; 2012.

[15]. Srivastava RC dan Choudhary RK. Species Diversity and Economic Importance of the Family Verbenaceae in Arunachal Pradesh. Bulletin of Arunachal Forest Research. 2008; 24 (1&2): 1-21.

[16]. Strindberg S dan Buckland ST.Zigzag Survey Designs in Line Transect Sampling. American Statistical Association and the International Biometric Society Journal of Agricultural, Biological, and Environmental Statistics.2004; 9 (4): 443–461.

[17]. Susiarti, S., D.S.H. Hoesen dan A. Hidayat. (2000). Keanekaragaman Tumbuhan yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias di Kutai, Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Balitbang Botani, Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.

[18]. Susilo H. Metode Penelitian Pendidikan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang; 2003.

[19]. Tirta IG. Pengaruh Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium macrophyllum A. Rich.). Biodiversitas. 2006; 7 (1): 81-84.

Gambar

Tabel 1.Spesies tumbuhan berpotensi tanaman hias yang ditemukan di hutan lindung  Gunung Sari Singkawang
Tabel 2. Data jumlah dan penyebaran tumbuhan potensi tanaman hias di hutan  lindung Gunung Sari Singkawang

Referensi

Dokumen terkait

Suplementasi selenium organik, vitamin E serta kombinasinya menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi telur itik pegagan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap

Effendie (1997) melaporkan bahwa fekunditas sering di hubungkan dengan bobot ikan karena bobot ikan lebih mengambarkan terhadap kondisi ikan tersebut dari pada

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Calon induk yang dipilih adalah ikan sehat, sirip dan ekor lengkap dan siap mijah (matang gonad); dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi

orang-orang fakir miskin diantara mereka.Pemerintah harus memaksakan hal ini terhadap mereka jika zakat dan harta kaum muslimin (bait al-mal) tidak cukup untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan bakteri coliform pada insang, usus, daging dan kulit ikan sapu-sapu dari 3 lokasi berbeda (Sungai

[r]

Analisa Tingkat Produktivitas Tahun 2005 dengan Periode Dasar 2003 Pada tabel 4.5 terlihat perubahan tingkat produktivitas pada periode 2005 terhadap tahun 2003 bahwa perusahaan