• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN

HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA

CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

SKRIPSI

OOM ROHMAWATI H34076115

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(2)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN

HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA

CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

OOM ROHMAWATI H34076115

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(3)

RINGKASAN

OOM ROHMAWATI. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan EVA YOLYNDA AVINY).

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup. Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi.

Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Arifin Fish Farm yang terletak di Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Usaha ini dimulai pada bulan Juni tahun 1997 yang bertempat di Bandung, dan pada awal tahun 1998 Arifin Fish Farm berpindah lokasi ke Kota Bogor untuk memudahkan dapat transportasi. Jenis ikan hias yang diproduksi Arifin Fish Farm antara lain Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis cashflow, yaitu dengan NPV, Net B/C dan IRR. Alat analisis yang kedua menggunakan analisis sensitivitas (switching value).

Tujuan dari penelitian adalah : (1) Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dari aspek nonfinansial (aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek

(4)

pasar). (2)Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dari aspek finansial. (3) Menganalisis tingkat kepekaan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm terhadap perubahan pada harga penjualan.

Hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam tersediaan bahan baku dalam pengadaan atau ketersediaan induk ikan hias air tawar. Hal ini dikarenakan perusahaan memelihara ikan dari benih hasil pemijahan dalam kegiatan produksi. Calon induk yang dipilih adalah ikan sehat, sirip dan ekor lengkap dan siap mijah (matang gonad); dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi berbentuk garis dan cukup sederhana dan mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya. Aspek Hukum menunjukkan Arifin Fish Farm dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang dan berperan sebagai pemilik perusahaan. Aspek pasar menunjukkan potensi terhadap ikan hias air tawar memiliki potensi untuk dikembangkan, oleh sebab itu dilihat dari permintaan. Tingginya permintaan eksportir dan pedagang pengumpul terhadap ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm yaitu untuk Black Ghost sebesar 20.000 ekor, dan Ctenopoma sebesar 159.000 ekor, sedangkan permintaan Patin sebesar 8.260,000 ekor per tahun. Sehingga permintaan yang terpenuhi oleh perusahaan hanya sebesar 13.545 ekor Black Ghost, 151.900 ekor Ctenopoma, dan 6.693.750 ekor Patin.

Hasil Perhitungan aspek finansial pada usaha ikan hias air tawar rencana pengembangan dengan lahan 800 m2 menunjukan bahwa perhitungan nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 2.039.639.749,00, nilai Net B/C diperoleh sebesar 4,08, nilai IRR sebesar 60 persen, payback period sebesar 2,03, nilai manfaat bersih yang diperoleh sebesar Rp 434.591.902,00.

Hasil perhitungan analisis sensitivitas usaha rencana pekembangan lahan 800 m2 terhadap penuruanan harga penjualan menunjukkan usaha ini masih tetap layak untuk dilanjutkan. Penurunan harga jual ikan hias sebesar 20 persen per tahun menghasilkan NPV Rp 1.125.203.260,00 ; Net B/C sebesar 2,43 dan IRR sebesar 34 persen. sedangkan penurunan sebesar 30 persen, menghasilkan NPV sebesar 667.985.016,00; Net B/C sebesar 1,79 dan IRR sebesar 24 persen.

(5)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan

Bogor Utara, Kota Bogor. Nama : Oom Rohmawati

NRP : H34076115

Disetujui, Pembimbing

Eva Yolynda Aviny, SP. MM NIP 19710402 200604 2008

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2010

Oom Rohmawati H34076115

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Oom Rohmawati. Penulis lahir di Kuningan pada tanggal 22 Oktober 1984 dari pasangan Bapak Eman Suherman dan Ibu Teti Rohaeti. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Cipondok. Pendidikan tingkat menengah penulis pada tahun 1997 di SLTP Negeri 3 Kuningan. Pendidikan formal yang pernah dilalui adalah SMK Negeri 1 Mundu Cirebon dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selepas menempuh program Diploma III, pada tahun 2007 penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm pada bulan November sampai dengan Desember 2009 dengan judul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha di Arifin Fish Farm baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak ke arah penyempurnaan skripsi ini sehingga bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pelaku usaha peternak kambing perah, pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Bogor, April 2010

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terimakasih atas petunjuk, saran dan arahan serta dorongan semangat baik materil maupun non materil yang diberikan semu pihak yang membantu penulis dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada :

1) Eva Yolynda Aviny, SP. MM selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu guna membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini.

2) Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penelitian penulis yang telah meluangkan waktunya dan memberikan saran demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

3) Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4) Anto Bangun kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar hasil

skripsi yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk penyempurnaan hasil skripsi ini

5) Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

6) Bapak Arifin selaku pemiliki yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis dan segenap karyawan Arifin Fish Farm yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

7) Ayahanda (Eman Suherman) dan Ibunda (Teti Rohaeti) serta kakak-kakakku tersayang dan kakak ipar yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan semangat untuk menyelesaikan usulan penelian ini.

8) Dian A S Sitorus sahabatku yang telah banyak membantu penulis baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 9) Zagar, Dwi Antoro, Ivo dan didu yang setia mendampingi penulis pada

(10)

10) Teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 3 terima kasih atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. 11) Teman-teman Manajemen Bisnis Perikanan terima kasih atas

kebersamaannya selama ini dan perjuangannya yang telah kita lalui semoga rasa kekeluargaan tetap terjaga.

12) Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, April 2010

(11)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ... 7 II TINJAUAN PUSTAKA ... 8 2.1 Budidaya Perikanan ... 8

2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar ... 8

2.1.2 Wadah dan Peralatan Pemeliharaan ... 8

2.1.3 Kolam atau Bak Semen ... 9

2.1.4 Akuarium ... 9

2.1.5 Peralatan ... 9

2.2 Deskripsi Jenis Ikan Hias Air Tawar ... 9

2.2.1 Black Ghost (Apterenotus albifrons) ... 9

2.2.2 Ctenopoma acutirostre ... 10

2.2.3 Patin (Pangasius sutchi) ... 10

2.3 Input Produksi Ikan Hias Air Tawar ... 11

2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin ... 13

2.5 Penelitian Terdahulu ... 14

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 19

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 19

3.1.1 Studi Kelayakan Proyek ... 19

3.1.2 Aspek Kelayakan Proyek ... 20

3.1.2.1 Aspek Pasar ... 21

3.1.2.2 Aspek Teknis ... 21

3.1.2.3 Aspek Manajemen ... 22

3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan ... 22

3 .1 2.5 Aspek Finansial ... 22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 26

IV METODE PENELITIAN ... 31

4.1 Lokasi dan Waku Penelitian ... 31

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

4.3 Metode Analisis Data ... 31

4.3.1 Analisis Aspek Pasar ... 32

4.3.2 Analisis Aspek Teknis... 32

4.3.3 Analisis Aspek Manajemen ... 32

4.3.4 Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan ... 33

4.3.5 Analisis Finansial ... 33

(12)

V GAMBARAN UMUM ... 39

5.1 Sejarah Perusahaan ... 39

5.2 Lokasi ... 39

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

5.4 Fasilitas Budidaya Ikan Hias ... 42

5.4.1 Peralatan produksi ... 42

5.4.2 Fasilitas Pendukung ... 45

5.5 Proses Produksi ... 45

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL ... 52

6.1 Analisis Aspek Pasar ... 52

6.1.1 Potensi Pasar ... 52

6.1.2 Target Pasar ... 52

6.1.3 Pemasaran ... 53

6.1.4 Hasil Analisis Pasar ... 54

6.2 Aspek Teknis ... 55

6.2.1 Lokasi Usaha ... 55

6.2.2 Hasil Analisis Aspek Teknis ... 57

6.3 Aspek Manajemen ... 57

6.4 Aspek Hukum ... 58

6.4.1 Bentuk Badan Usaha ... 58

6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan ... 59

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ... 60

7.1 Arus Penerimaan (Inflow) ... 60

7.2 Arus Biaya (Outflow) ... 62

7.2.1 Biaya Investasi ... 62

7.2.2 Biaya Operasional ... 64

7.3 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar ... 68

7.4 Analisis Rugi Laba ... 69

7.5 Analisis Sensitivitas ... 69 VIII KESIMPULAN ... 71 8.1 Kesimpulan ... 71 8.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Nomer Halaman

1. Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari tahun

2004-2008 ... 3 2. Pencapaian Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2004-2008 ... 4 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Tahun

2006-2008 Pada Arifin Fish Farm ... 5 4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias Yang Dijual Di Indonesia ... 11 5. Proyeksi Gaji pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm ... 41

6. Penerimaan Penjualan Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar pada Luas Lahan 800 m2 pada arifin Fish Farm 2009 ... 61 7. Biaya Investasi Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar

Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2 ) Tahun 2010 ... 63 8. Rincian Biaya Tetap Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias Air

Tawar (Lahan 800 m2) Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 64 9. Rincian Biaya Variabel Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2)

Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 67 10. Kriteria Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan Usaha Ikan

Hias Air Tawar Arifin Fish Farm (Lahan 800 m2) Tahun 2010 ... 69 11. Nilai Investasi Tanpa dan Rencana Pengembangan (Lahan 800 m2

setelah terjadi Penurunan Harga Jual Ikan sebesar 20% dan 30% Tahun 2010 ... 70

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomer Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha

Ikan Hias Air Tawar ... 30

2. Struktur Organisasi Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 40

3. Tabung Oksigen (O2) Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 43

4. Genset Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 43

5. Pakis Tempat bertelur Ikan Black Ghost Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 44

6. Tempat Pemeliharaan Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 46

7. Media Penetasan Artemia sp ... 50

8. Proses Pemberian Oksigen pada saat Packing Ikan Hias Air Tawar Tahun 2009 ... 51

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Halaman

1. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun 2008 ... 76 2. Kuesioner dalam melakukan Penelitian pada Usaha Ikan Hias Air

Tawar Arifin Fish Farm ... 77 3. Layout Produksi Arifin Fish Farm dengan Rencana Pengembangan

(Lahan 300 m2) ... 80 4. Pola Tanam Black Ghost pada Usaha Ikan Hias Air Tawar

Arifin Fish Farm ... 81

5. Pola Tanam Ctenopoma pada Usaha Ikan Hias Air Tawar

Arifin Fish Farm ... 83

6. Pola Tanam Patin pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm ... 85 7. Investasi Tanpa Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin

Fish Farm (Lahan 500 m2) Tahun 2009 ... 87 8. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Tanpa

Pengembangan pada Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 500 m2)

Tahun 2009 ... 88 9. Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyusutan Rencana

Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar (Lahan 300 m2) Tahun 2010 ... 89 10. Analisis Rugi Laba Tanpa Pengembangan (Lahan 500 2) Usaha

Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 90 11. Analisis Rugi Laba Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan

(Lahan 800 m2) Usaha Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 91 12. Cashflow Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Usaha Ikan Hias

Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 92 13. Cashflow Tanpa dan Dengan Rencana Pengembangan

(Lahan 800 m2) Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 94 14. Sensitivitas Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Terhadap

Penurunan Harga sebesar 20 % Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 96 15. Sensitivitas Tanpa dan DenganRencana Pengembangan

(Lahan 800 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 20 % pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 98

(16)

Nomer Halaman

16. Sensitivitas Tanpa Pengembangan (Lahan 500 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 30 % Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 100 17. Sensitivitas Tanpa dan DenganRencana Pengembangan

(Lahan 800 m2) Terhadap Penurunan Harga sebesar 20 % pada Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm Tahun 2010 ... 102 18. Perhitungan Pengembalian Arifin Fish Fram ... 104

19. Gambar Ikan Hias di Arifin Fish Farm Tahun 2009 ... 107  

(17)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup 1). Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri 2000).

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan keragaman spesies ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar. Ikan hias air laut sekitar 650 spesies, sudah teridentifikasi 480 spesies dan diperdagangkan sekitar 200 spesies. Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh dunia. Ikan hias air tawar yang dibudidayakan di Indonesia tidak hanya komoditas ikan hias lokal saja tetapi ikan hias air tawar asal impor seperti Koi (Cyrpinus carpio), Maskoki (Carrasius auratus), Black Ghost (Apteronotus albifrons), Discus (Symphysodon discus), Guppy (Poecilia reticulata), dan Kardinal Tetra (Paracheirodon axelrodi) juga telah dibudidayakan. Jumlah ikan hias yang diperdagangkan Indonesia mencapai 1.600 jenis, dimana 750 jenis diantaranya adalah ikan hias air tawar 2).

Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobiis) dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam skala besar

1)

http://www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Hias Dunia. Diakses tanggal 15 Mei 2009  2) http://www.indonesia.go.id. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan Hias. Diakses tanggal 12 Juni

(18)

maupun kecil ataupun skala rumah tangga, selain itu perputaran modal pada usaha ini relatif cepat.

Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia, sebagaian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi para penggemar ikan hias di luar negeri. Ikan hias merupakan ikan untuk dilihat keindahaan akan warna dan corak yang berbeda dari setiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri, serta ikan untuk pajangan 3).

Iklim Indonesia yang tropis cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun. Sumberdaya alamnya juga mendukung yaitu lahan masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami juga masih banyak ketersediaannya di alam. Pembudidayaannya tidak terlalu sulit karena didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai. (Lesmana dan Iwan 2006).

Kegiatan ekspor ikan hias memacu perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk memanfaatkan potensi yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan bersaing dalam bisnis ini. Dalam perdagangan ikan hias global, Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 7,5% sedangkan Singapura telah mencapai 22,8%. Padahal 90% dari kebutuhan ikan Singapura tersebut disuplai dari Indonesia. Negara importir terbesar ikan hias berturut-turut adalah Amerika Serikat (25,3%), Jepang (11,6%) dan Jerman (9,2%). Diharapkan potensi Indonesia yang sangat besar ini dapat menjadi potensi ekonomi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat 4).

Daerah penghasil ikan hias air tawar di Indonesia adalah Sumatera Utara, Jambi, Riau, Sumatera Selatan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya. Jawa Barat merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias yang cukup besar. Negara tujuan ekspor Jawa Barat antara lain Jepang, Prancis, Jerman, Denmark, Afrika, Belanda, Saudi Arabia, Singapura, Belgia, Korea, dan Filipina. Total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2006 adalah sebesar US$ 58.318,65. Sedangkan total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2007 yaitu mencapai nilai US$ 319.506,58, berarti terjadi peningkatan nilai ekspor pada tahun 2007. Negara tujuan ekspor terbesar Jawa Barat pada tahun 2007 adalah Jepang dengan

3)    

http://www.dkp.go.id/kebijakan ikan hias/2009. Raiser Ikan Hias Cibinong Momentum Kebangkitan Bisnis Ikan Hias Indonesia. Diakses tanggal 30 Agustus 2009 4)   

(19)

total nilai ekspor sebesar US$ 278.323,57 yaitu 87,11 persen dari total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat. Kemudian negara Jerman dengan total nilai ekspor pada tahun 2007 sebesar US$ 26.549,70 yaitu 8,3 persen dari total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat5).

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang diperoleh, produksi ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah produksi dan jumlah pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2009), produksi ikan hias di Kabupaten Bogor tiap tahun mengalami peningkatan. Produksi ikan hias mengalami peningkatan dari 78.288 ribu ekor pada tahun 2007 menjadi 84.517 ribu ekor pada tahun 2008, peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 7,96 persen. Data perkembangan produksi ikan di Kabupaten Bogor dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 1 6).

Tabel 1. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2004-2008.

Tahun

Ikan Konsumsi Ikan Hias Pembenihan Jumlah (Ton) Perubahan (%) Jumlah (Ribuan Ekor) Perubahan (%) Jumlah (Ribuan Ekor) Perubah an (%) 2004 7.355,97 - 66.152 - 669.580 -2005 22.906,00 211,39 72.524 9,63 703.098 5,01 2006 23.141,00 1,03 75.382,67 3,94 708.594,00 0,78 2007 23.703,00 2,43 78.288,00 3,85 716.660,00 1,14 2008 25.087,29 5,84 84.517,00 7,96 744.600,00 3,90

Sumber : Data Produksi Perikanan Kabupaten Bogor (2008)

Ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk dikembangkan karena dilihat dari segi produksi mencapai target sebesar 99,89 persen. Target produksi ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor pada tahun 2008 adalah 84.614 ribu ekor, dengan realisasi produksi pada tahun 2008 sebesar 84.517 ribu ekor. Data Pencapaian produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008, dapat dilihat pada Tabel 2 7).

5) http://www.deperindag.go.id. Perkembangan Ekspor Nasional. Diakses tanggal 12 Juni 2009 6) http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009

7) http://www.disnakan.bogorkab.go.id. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun 2004-2008. Diakses tanggal 12 Juni 2009

(20)

Tabel 2. Pencapaian Produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008. No Jenis Produksi Target

2008

Realisasi 2008

Pencapaian Target (%)

1 Ikan Konsumsi (Ton) 25.075,00 25.087,29 100,05

2 Ikan Hias (Ribu Ekor) 84.614,00 84.517,00 99,89

3 Pembenihan (Ribu Ekor) 753.231,00 744.600,00 98,8

Sumber : Data Produksi Perikanan Kabupaten Bogor (2008)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, jumlah pengusaha ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor berjumlah 16 pengusaha. Jika jumlah pengusaha ikan hias air tawar ini semakin banyak, hal ini menyebabkan akan semakin bertambahnya persaingan untuk merebut pasar yang sama. Keenam belas pengusaha tersebut mempunyai keunggulan yang berbeda satu sama lain dalam memproduksi dan memasarkan komoditasnya. Setiap perusahaan harus memiliki cara bagaimana membudidayakan ikan hias air tawar semaksimal mungkin, sehingga dapat bersaing di pasar. Data Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor Tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 1.

Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Arifin Fish Farm yang terletak di Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Usaha ini dimulai pada bulan Juni tahun 1997 yang bertempat di Bandung, dan pada awal tahun 1998 Arifin Fish Farm berpindah lokasi ke Kota Bogor untuk memudahkan transportasi, antara jarak perusahaan dengan eksportir sehingga kondisi ikan tetap hidup dan segar (tidak mengalami stres selam perjalanan) . Jenis ikan hias yang diproduksi Arifin Fish Farm antara lain Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi).

1.2 Perumusan Masalah

Budidaya ikan hias air tawar sebagai salah satu cabang usaha perikanan air tawar, dan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan volume produksi yang sesuai dengan permintaan ekspor sekarang ini. Dalam menjalankan usaha diperlukan suatu perencanaan yang matang agar pembudidaya dapat mengetahui usaha yang dijalankan layak atau tidak untuk dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis kelayakan usaha dari usaha tersebut.

Ikan hias air tawar merupakan ikan hias yang memiliki beragam corak dan warna sehingga setiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini

(21)

menyebabkan ikan hias air tawar banyak diminati oleh masyarakat dan mulai diperdagangkan sebagai komoditas hidup. Arifin Fish Farm merupakan salah satu pembudidaya ikan hias air tawar yang khusus memproduksi ikan hias jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Arifin Fish Farm hanya memasarkan produknya pada eksportir dan distributor. Saat ini ada tiga yang telah menjadi pelanggan tetap Arifin Fish Farm antara lain Tofan Fish Farm yang berada di Cibinong, Suyono distributor dari Parung, dan Banban distributor dari Sentul.

Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Tahun 2006-2008 pada Arifin Fish Farm.

Tahun

Produksi (ekor) Permintaan (ekor) Black Ghost Ctenopoma Patin Black

Ghost Ctenopoma Patin

2006 18.360 50.529 2.193.000 26.000 60.000 2.500.000

2007 21.600 58.080 2.580.000 30.000 75.000 2.800.000

2008 24.020 66.100 3.000.400 50.000 90.000 3.800.000

Sumber : Data Produksi Arifin Fish Farm (2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemilik, bahwa terjadi peningkatan permintaan dari eksportir setiap tahunnya terhadap ikan hias air tawar yang diproduksi. Kenaikan permintaan ini dianggap peluang oleh Arifin Fish Farm dengan meningkatkan jumlah produksi ikan hias setiap tahunnya. Jumlah produksi dan permintaan ikan hias air tawar dari tahun 2006-2008 pada Arifin Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 3.

Upaya perluasan skala usaha yang akan dilakukan oleh Arifin Fish Farm meliputi pengadaan lahan untuk tempat usaha dan pembelian peralatan serta perlengkapan usaha. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi sudah maksimal dan lahan yang digunakan tidak dapat ditambahkan, sehingga Arifin Fish Farm perlu investasi untuk pengembangan usaha yang akan dikembangankan dengan luas lahan 800 m2. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan layout produksi yaitu pembuatan mess karyawan, ruang pengepakan, gudang, tempat akuarium, pembuatan bak penampungan air, dan bak semen untuk pemeliharaan induk dan benih ikan patin, . Meningkatnya permintaan akan ikan hias air tawar merupakan peluang bagi perusahaan, sehingga untuk memenuhi peluang tersebut Arifin Fish Farm berencana akan mengembangkan usaha dengan menambah skala usaha.

(22)

Mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk upaya perluasan skala usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau tidak, dengan mengefisiensikan dan mengefektifkan modal yang akan ditanam.

Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha pada Arifin Fish Farm meliputi aspek non finansial yang meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar. Kemudian dilakukan analisis finansial untuk mengetahui kelayakan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm.

Dalam kegiatan sehari-hari faktor ketidakpastian selalu ada, apalagi dalam sektor perikanan. Untuk itu diperlukan analisis sensitivitas untuk menilai apa yang akan terjadi dengan analisis kelayakan usaha Arifin Fish Farm apabila terjadi perubahaan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Perubahan ini didasarkan pada kejadian sebelumnya yang pernah terjadi di perusahaan Arifin Fish Farm. Salah satu komponen utama input yang menunjukkan harga jual ikan hias turun, hal ini akan mempengaruhi penerimaan sehingga akan mempengaruhi keuntungan. Hal ini perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah usaha ini sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini :

1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm jika dilihat dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar?

2. Bagaimana kelayakan finansial rencana pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm jika dilihat dari aspek finansial?

3. Bagaimana sensitivitas perubahaan dalam harga penjualan kelayakan rencana pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dari aspek non finansial (aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar).

2. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm dari aspek finansial.

3. Menganalisis sensitivitas perubahaan dalam harga penjualan pada usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi pengusaha diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya ikan hias.

3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya.

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Perikanan

2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar

Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongan kedalam dua jenis ikan hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai jenis yang beranekaragam dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Tempat pemeliharaan ikan hias dapat berupa akuarium ataupun bak semen. Tempat ini praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang dilakukan pada lahan sempit.

Ikan hias adalah ikan mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas masing-masing jenisnya, sehingga menciptakan keindahaan tersendiri ketika melihat gerak-gerakannya dalam akuarium ataupun bak semen yang mendukung serta dapat memberikan suasana damai dan tentram. Gerakan ikan hias umumnya lembut dan dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat pendukung lainnya (aerasi) didalam akuarium akan selalu menarik untuk melihat.

Kegiatan budidaya perikanan, khususnya ikan hias air tawar membutuhkan modal dan sarana lain yang tidak sedikit nilainya. Oleh karena itu, persiapan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terhindar dari resiko kegagalan (Daelami 2000).

Secara garis besar, ikan hias dibagi menjadi empat macam dilihat dari jenisnya, yaitu :

1. Ikan hias air tawar disebut dengan istilah perdagangannya Freshwater Ornamental Fish.

2. Ikan hias air laut disebut juga dengan Marine Ornamental Fish.

3. Tanaman hias air tawar yang dikenal sebagai Freshwater Ornamental atau Aquatic Plant.

4. Kerang atau biota laut dikenal juga dengan invertebrata.

2.1.2 Wadah dan Peralatan Pemeliharaan

Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak

(25)

semen, akuarium, atau bak fiberglas. Bahkan ada juga petani yang memelihara ikan cupang menggunakan botol bekas air mineral. Namun, apa pun jenis wadahnya, tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan (Lesmana dan Iwan 2006).

2.1.3 Kolam atau Bak Semen

Kolam atau bak semen digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan hias air tawar. Kolam atau bak semen berukuaran 1 m x 1 m sampai 2 m x 3 m. Kedalamannnya pun bervariasi dari 25-40 cm. Kedalaman kolam yang relatif dangkal memiliki keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari dapat masuk sampai ke dasar kolam serta hemat air.

2.1.4 Akuarium

Akuarium untuk pemeliharaan ikan hias air tawar jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Dengan menggunakan akuarium sangat baik untuk pemeliharaan benih dan induk. Ini dilihat akuarium mudah dibersihkan dan ikan tidak mudah terbuang atau terganggu walaupun ukurannya masih kecil bagi benih. Dengan akuarium yang transparan menyebabkan ikan didalam akuarium mudah dilihat (Lesmana dan Irwan 2006).

2.1.5 Peralatan

Menurut Lesmana dan Iwan (2006) dalam pemeliharaan ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan ikan Patin diperlukan peralatan seperti serok, ember, busa spon, baskom, selang untuk sipon, dan selang aerasi untuk menyalurkan udara dari blower ke akuarium.

2.2 Deskripsi Jenis Ikan Hias Air Tawar 2.2.1 Black Ghost (Apterenotus albifrons)

Black Ghost (Apterenotus albifrons) berasal dari negara Amerika Selatan dan bersifat karnivora. Habitat aslinya bersuhu 25-28°C, dengan pH 6,5-7,0. Bentuk tubuhnya seperti lembaran daun atau pisau dengan warna hitam polos dan

(26)

berenang bergetar atau meluncur. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap atau remang-remang dan akan bersembunyi jika ada lubang, terutama pada siang hari. Oleh karena itu dalam wadah pemeliharaanya perlu disediakan tempat persembunyian berupa akar-akar pepohonan atau potongan paralon.

Ikan Black Ghost jantan dan betina dapat dibedakan dari garis punggungnya. Garis punggung pada jantan sedikit lebih pendek dari betina. Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari pada jantan.

2.2.2 Ctenopoma acutirostre

Ctenopoma acutirostre berasal dari sungai Congo di Afrika. Ctenopoma bersifat karnivora namun tidak agresif dan biasanya berkelompok. Pada ikan jantan terdapat garis punggung di atas badannya. Di Indonesia sering jaga disebut dengan ikan daun. Habitat aslinya bersuhu 23-28°C dengan pH 6,0-7,5. Panjang tubuh dari ikan ini dapat mencapai 15 cm, tapi biasanya berukuran kecil.

2.2.3 Patin (Pangasius sutchi)

Patin (Pangasius sutchi) berasal dari perairan Indonesia bagian barat seperti Sumatera dan Kalimantan serta Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia. Ikan ini bersifat omnivora dan agak karnivora serta bersuhu 27-30° C dengan pH 6,5-7,0. Ukurannya dapat mencapai 75 cm atau dengan berat sekitar 8 kg. Tubuhnya hitam dan perutnya keputihan. Ada juga jenis yang albino, bentuknya seperti ikan hiu, dengan mata putih dan gerakan tubuhnya sangat lincah.

Menurut Kuncoro (2009) ikan ini lebih terkenal di Indonesia adalah sebagai ikan hias. Status ikan Patin di Indonesia sebagai ikan konsumsi yang dipelihara di karamba. Jenis ikan Patin ini yang berwarna putih dijual sebagai ikan hias dengan harga murah. Kunci atau ukuran pemeliharaannya adalah A3, B2, C3, D2, E2, F1, G1 dengan 200 liter/ pH 6 sampai 7,5 dengan suhu 25-300C.

Ikan Patin ini sering disebut dengan ikan Pangasius atau Jambal. Di indonesia terdapat sembilan jenis ikan Patin dan beberapa jenis ikan Patin asing yang dijual sebagai ikan hias. Tabel 4 jenis ikan Patin sebagai ikan hias yang berada di Indonesia.

(27)

Tabel 4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias yang Dijual di Indonesia

No Nama Ilmiah Nama Lokal Daerah Sebaran Ukuran

1 Helicophagus waandersii Patin

muncung Sumatra, Kaltim 50

2 Pangasius nieuwenhuisi Lawang Jawa, Sumatra,

Kalimantan 60

3 Pangasius polyuranodon Juaro Sumatra, Kalimantan 80 4 Pangasius nasutus Patin Jawa, Kalimantan 90 5 Pangasius jambal Jambal, patin Jawa, Sumatra,

Kalimantan >120

6 Pangasius micronema Wakal Jawa, Kalimantan 60 7 Pangasius macronema

Rioscaring, lancang riu, Rios

Kalimantan Barat 20

8 Pangasius humeralis Patin Kalimantan Barat 40 9 Pangasius lithostoma Patin Kalimantan 25 Sumber : Kuncoro (2009)

2.2 Input Produksi Ikan Hias Air Tawar

Kegiatan budidaya ikan hias air tawar tidak akan bisa terlaksana dengan baik apabila tidak ada unsur pendukungnya. Beberapa input yang mendukung dalam menunjang teknik budidaya ikan hias air tawar, diantaranya adalah:

1. Pakan

Pakan yang dapat diberikan pada ikan hias air tawar adalah pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan dalam usaha ikan hias air tawar jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi) antara lain (Lesmana dan Iwan 2006) :

a. Cacing Sutera

Cacing Sutera terkenal mampu memacu pertumbuhan benih ikan (anak ikan). Bagi induk ikan yang sedang bunting (matang gonad), cacing sutera memang kurang cocok karena dikhawatirkan dapat menghambat keluarnya telur. Kandungan lemak cacing ini diduga akan menyumbat telur induk ikan tersebut. b. Udang Renik

Udang renik yang dikenal dengan sebutan Cladocera. Diantara banyak udang renik, Cladocera ini paling terkenal. Jenis ini yang sering hidup di kolam dan perairan umum adalah Moina dan Daphnia.

Selain pakan alami yang diberikan, pakan buatan juga bisa diberikan untuk pakan induk patin. Pakan biasanya berupa pelet, baik yang tenggelam maupun terapung. Namun, pakan buatan sangat jarang digunakan petani dalam budidaya

(28)

ikan hias karena cepat mengotori air. Cepatnya air menjadi kotor karena wadah pemeliharaan ikan umumnya relatif sempit dan airnya relatif sedikit. Padahal sebenarnya dengan kadar dan frekuensi pemberian pakan buatan yang seimbang akan memberikan hasil yang baik. Ini disebabkan kandungan gizi pakan buatan biasanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan karena sudah ditambahkan vitamin. Adanya vitamin akan memperkuat ketahanan tubuh ikan.

Pakan buatan untuk ikan hias dapat berbentuk kering (pelet) maupun basah (pelet moist). Pakan ini banyak dijual di pasaran dalam berbagai bentuk, ukuran, dan kualitas. Penggunaan pakan buatan sangat praktis dan dapat disimpan lama. Namun pemantauan kualitas air sangat perlu. Pemberian pakan buatan sebaiknya terbatas, cukup untuk kebutuhan ikan. Lebih baik sering memberikan pakan buatan dengan jumlah sedikit dibanding jumlah banyak sekaligus tanpa dihabiskan ikan.

2. Obat-obatan

Menurut Lesmana dan Iwan (2006), obat-obatan yang digunakan untuk proses pembesaran ikan hias air tawar yaitu :

a. Garam

Garam berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan membunuh kutu yang terdapat pada ikan hias air tawar. Pemberian garam untuk menanggulangi penyakit ikan pada saat pembersihan akuarium dengan tujuan agar kuman yang menempel pada akuarium mati dan mentralkan kondisi air. b. Tawas (CuSO4)

Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Cyophaga columnaris dan Flexibacter columnaris. Dosisnya sebanyak 1 ml tawas untuk 2 liter air.

c. Antibiotik Tetrasiklin

Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. dan Aeromonas sp. Dosinya adalah 20-30 mg untuk 1 liter air.

d. Malachit Green Oxalat (MGO)

Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh cendawan Saprolegnia sp. Dosisnya adalah 0,3 mg per liter air.

(29)

3. Induk ikan hias

Kondisi induk harus diperhatikan agar diperoleh jumlah dan mutu benih atau anakan yang baik. Kondisi induk dilihat dari umur atau ukuran, kesehatan, dan asal-usul keturunan.

4. Benih ikan hias

Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut sudah harus cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, sehat, dan persentase kematiannya rendah (Rahardi et al, 2005).

2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin

Menurut Lesmana dan Iwan (2006) proses produksi ikan hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin antara lain :

1. Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dan bak semen dengan ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan wadah antara lain : a. Pencucian Tempat Pemeliharaan

Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih. b. Pengeringan

Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari dengan tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis. c. Pengisian Air

Wadah diisi dengan ketinggian 30 cm dengan pH dan suhu yang sesuai untuk masing-masing jenis ikan hias air tawar.

d. Pemberian Garam

Setelah akuarium dan bak semen diisi air dengan ketinggian 25 cm kemudian diberi garam sebanyak tiga sendok makan tujuannya untuk menetralkan pH air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih.

(30)

2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan

Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau bertelur dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, sarang, kualitas air, sinar matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian pakan, dan pemindahaan induk.

3. Pemijahan

Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetesan telur, dan perawatan larva.

4. Penyortiran

Sebaiknya proses penyortiran dilakukan setiap dua minggu sekali untuk mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih ikan hias.

5. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah ikan hias berumur 1 bulan dengan ukuran 1 inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser atau serokan setelah air dikurangi dengan menggunakan selang.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan, diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor oleh Agustika (2009). Dari hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persiapan pengadaan ikan hias dari petani maupun dalam proses produksinya; dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sederhana akan tetapi mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya; aspek sosial melihat sejauh mana keluhan dari masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap kegiatan perusahaan. Aspek pasar menunjukan peluang yang masih terbuka lebar untuk bisnis ikan hias ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

(31)

Hasil dari perhitungan aspek finansial menunjukan bahwa perhitungan niali NPV yang diperoleh sebesar Rp 483.160.979,00 berarti bahwa investasi yang ditanam pada 10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 483.160.979,00; Net B/C sebesar 2,70 artinya setiap Rp. 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,70,00; dengan IRR sebesar 66% menunjukan bahwa usaha ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 66% per tahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai tersebut maka usaha ini layak untuk dijalankan, sebaliknya jika suku bunga pinjaman bank yang berlaku lebih besar dari 66% per tahun berarti usaha ini tidak layak untuk dijalankan.

Dharmika (2009), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan di Pri’s Farm Cinagara, Cirejuk, Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Pri’s Farm salah satu perusahaan yang memproduksi bunga potong kristan yang sangat digemari dan banyak diproduksi. Pris’ Farm merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan green house pada lahan yang ada. Hal ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil utnuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memproduksi yang masih kurang untuk memenuhi permintaan konsumen.

Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek sumberdaya perusahaan, aspek manajemen, dan aspek sosial, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Sehingga permintaan konsumen akan terpenuhi oleh produksi kebun Pri’s Farm.

Penilaian rencana pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario. Hasil dari perhitungan cashflow didapatkan nilai NPV untuk skenario I yaitu sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; skenario II sebesar Rp 473.396.179,8,00 ; dan skenario III sebesar Rp 1.018.640.378,00 yang berarti bahwa pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek ini dijalankan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; Rp 473.396.179,8,00 ; dan Rp 1.018.640.378,00 dengan memperhitungkan nilai waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau selama umur proyek berjalan.

(32)

Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni (2006) bertujuan menganalisis Keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang ditanamkan dan menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga faktor produksi, dalam hal ini adalah pakan. Kelayakan usaha dan sensitivitas dinilai berdasarkan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net B/C, dan IRR.

Hasil analisis yang diperoleh bahwa niali NPV sebesar Rp 225.116.401,83,00 nilai B/C diperoleh sebesar 19,38 dan niali IRR sebesar 707%. Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value diperoleh bahwa usaha masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas kenaikan sebesar 800,91%, karena nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama dengan 1, sedangkan IRR sama dengan tingkat suku bunga.

Sirkis Nugroho (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial Ikan Hias Air Tawar pada Usaha Heru Fish Farm di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian menunjukan Heru Fish Farm merupakan salah satu dari banyak pembudidaya yang masuk dalam anggota pembudidaya ikan hias air tawar “Mina Tangkar” pada tahun 2006 mendapatkan gelar juara pertama se-Kabupaten dan juara II tingkat Propisi Jawa Barat.

Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Heru Fish Farm terdiri dari atas tenaga kerja tetap. Heru Fish Farm dikelola oleh empat orang yang terdiri atas satu orang pemimpin Heru Fish Farm, satu orang Manajer dan dua orang karyawan produksi. Alur kegiatan usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm dengan melakukan pemijahan, pendederan, pembesaran. Hasil analisis dari usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm setelah dilakukan pengembangan (perluasan lahan). Nilai R/C diperoleh sebesar 4,64, payback period sebesar 0,44 tahun, BEP nilai produksi tercapai pada saat hasil produksi sebesar Rp 83.608.057,90,00 serta ROI sebesar 228,05%. Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh Heru Fish Farm yaitu sebesar Rp 122.712.850,37,00, penerimaan yang diperoleh Rp. 569.600.000,00 sehingga besarnya keuntungan

(33)

yang diperoleh adalah Rp 446.887.149,63,00. Tambahan biaya sebesar Rp 74.750.000,00 diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank.

Analisis kriteria investasi Heru Fish Farm dilakukan dengan dua skenario, dimana skenario pertama modal yang digunakan adalah modal sendiri dan skenario kedua modal berasal dari pinjaman bank sebesar Rp. 74.750.000,00 dengan tingkat suku bunga sebesar 10,8% per tahun.

Wijayanto (2005) penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish Farm, Kabupaten Subang. Dari penelitian ini menunjukan hasil perhitungan diperoleh bahwa usaha pembesaran ikan mas air deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri. Hasil yang didapat adalah NPV sebesar Rp. 823.606.812,00 dengan Net B/C sebesar 3,06 dan IRR sebesar 26 persen serta pengembalian modal (MPI) selama 4 tahun 6 bulan. Proyek ini menghasilkan keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00 menghasilkan manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian internal dari proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan skenario satu, ini dilakukan analisis dengan perubahan skenario yaitu dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank (Skenario II). Pada Skenario II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang diperoleh dengan suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net B/C 4,41 dengan IRR sebesar 32 persen dan PMI 5 tahun 1 bulan. Usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dengan Skenario II pada tingkat suku bunga sebrsar 6 persen, pelaksanaan usaha dengan modal pinjaman dari bank lebih layak untuk dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank hasil yang diperoleh adalah NPV sebesar Rp 324.433.731,00, Net B/C sebesar 2,62 dengan sebesar IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan. Nilai NPV positif dan Net B/C lebih besar dari pengeluaran, sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen menunjukan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan pinjaman beserta bungunya karena pengembalian internal usaha tersebut lebih besar dari suku bunga kredit yang berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas dilakukan pada penurunan harga output sebesar 5,65, 11,11 dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen dan harga input pakan

(34)

sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 30,4 persen, kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga output sebesar 5,56 persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen.

Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam analisis kelayakan pengembangan usaha mengangkat permasalahan meningkatkan volume permintaan dari eksportir yang semakin meningkat dan mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perluasan skala usaha, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau tidak untuk dilakukan dengan melihat suku bunga (discount rate) yang berlaku.

Perbedaan penelitian ini adalah tempat perusahaan dan komoditas yang diproduksi. Dari penelitian terdahulu memberikan masukan bagi penulis mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengenai analisis finansial dan analisis non finansial. Hal ini memeberikan gambaran bagi penulis dengan topik pengembangan usaha. Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk mengembangkan usaha dari kegiatan produksi ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm.

(35)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam pengertian yang lebih terbatas, dan ada juga yang mengertikan dalam artian yang lebih luas (Husnan dan Muhammad 2000). Dalam arti terbatas dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pihak pemerintah, atau lembaga non profit, dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang bisa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa atau penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah.

Hal-hal yang mendasari menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang dengan melihat suatu kesempatan usaha, apakah kesempatan usaha tesebut bisa bermanfaat secara ekonomis serta apakah bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dihasilkan baik secara ekonomi maupu sosial semakin luas. Oleh karena itu, studi kelayakan dilengkapi dengan analiss yang disebut dengan analisa manfaat (cost and benefit analysis), dan analisa pengorbanan sosial (social cost and social benefit).

Pada suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek (Husnan dan Muhammad 2000) yaitu :

1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat finansial. Artinya apakah proyek itu panjang dan menguntukan apabila dengan risiko proyek.

2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan atau manfaat ekonomi nasional, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.

(36)

Proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka tujuan dalam melakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyaknya sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata menjadi tidak menguntukan (gagal) antara lain adalah : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam penaksirkan pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, dan kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan, sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda.

Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya adalah memaksimumkan net present value dari semua social and benefit.

3.1.2 Aspek Kelayakan Proyek

Menurut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan dipelajari. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan, aspek manajemen dan aspek hukum. Menurut Kadariah et al (1999) menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasikan dari enam aspek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi.

(37)

3.1.2.1 Aspek Pasar

Menurut Husnan dan Muhammad (2000) peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran.

Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Sehingga diperlukan proyeksi permintaan. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun dari luar negeri (impor), dan bagaimana perkembangan di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi penawaran, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, dan perlindungan dari pemerintah. Harga, dilakukan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler 1997).

3.1.2.2 Aspek Teknis

Husnan dan Muhammad (2000) mengatakan bahwa aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.

Analisis secara teknis berhubungan dengan proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan kerangka kerja proyek harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti (Gittinger 1986). Aspek-aspek lain dari analisa proyek hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan, walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan proyek mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terpelinci.

(38)

3.1.2.3 Aspek Manajemen

Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya (Husnan dan Muhammad 2000).

Pelaksanaan pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapapun yang akan melaksanakan proyek tersebut, perusahaan yang mempunyai ide membuat proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek operasional.

3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti (Husnan dan Muhammad 2000).

3.1.2.5 Aspek Finansial 1. Teori Biaya dan Manfaat

Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. apakah proyek itu terjamin dengan dana yang diperlukan. Apakah proyek akan mampu membayar kembali dan tersebut dan apakah proyek akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah et al, 1999).

Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya

(39)

proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan akan berguna bagi individu, lembaga, ataupun masyarakat yang merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung.

Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan utama dan tujuan utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung.

Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek terdiri dari biaya modal, biaya operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, dengan contoh tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin-mesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, serta biaya-biaya lainnya adalah penelitian.

2. Laba Rugi

Menurut Gittinger (1986) laporan rugi laba adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkannya pengeluaran-pengeluaran yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa dari penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain, pendapatan (laba) merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan netto timbul dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Pengurangan biaya langsung untuk memproduksi suatu barang dengan total penerimaan bersih akan menghasilkan pendapatan bruto.

(40)

Komponen lain dalam laporan rugi laba adalah adanya biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.

Komponen selanjutnya dalam laporan rugi laba adalah komponen pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang dibayar, subsidi dan cukai. Penambahan pendapatan diluar operasi dan pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak. Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembaliam kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk diinvestasikan kembali.

3. Analisis Kriteria Investasi

Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode operasi. Menurut Husnan dan Muhammad (2000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relavan terhadap kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan membayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (Cashflow).

Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria investasi menggunakan Present Value (pv) yang telah di-discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al 1999). Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan.

(41)

Analisis kelayakan usaha adalah penelitian tentang pengevaluasian apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut mendatangkan keuntungan (Kadariah et al 1999).

Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada (Kadariah et al 1999). Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

(1) Net Present Value (manfaat sekarang neto) adalah nilai kini dari keuntungan bersih yang ada diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya.

(2) Net Benefit-Cost Ratio (ratio manfaat dan biaya) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tuhan dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. (3) Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat

bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan cost (Ct) yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. (4) Payback Period (masa pembayaran kembali) digunakan untuk mengetahui

berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi investasi yang ditanamkan. Metode Payback Period merupakan metode yang menghitung seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali, karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan (Husnan dan Muhammad 2000).

4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa

(42)

dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net B/C (Gittinger 1986).

Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan, karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perlunya perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Analisis ini juga merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidakpastian dalam perhitungan biaya atau manfaat (Kadariah et al 1999).

Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau usaha umumnya dikarenakan oleh :

a. Harga

b. Keterlambatan pelaksanaan (contoh ; mundurnya waktu implementasi) c. Kenaikan dalam biaya (Cos Over Run)

d. Hasil produksi.

Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas usaha atau proyek. oleh karena itu, diperlukan analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang sesuai dengan usaha yang dijalankan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha di bidang perikanan sangat berpotensi dan diperkirakan akan semakin berkembang, hal ini tercermin pada jumlah data perkembangan produksi ikan hias di Kota Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Peningkatan jumlah produksi ini menggambarkan bahwa permintaan ikan hias air tawar semakin meningkat. Hal ini dilihat dari data permintaan ikan hias air tawar terhadap Arifin Fish Farm.

Afirin Fish Farm adalah salah satu usaha budidaya ikan hias yang bergerak di bidang perikanan. Berdasarkan atas kondisi permintaan terhadap ikan hias air

Gambar

Tabel 1. Data Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Bogor dari Tahun    2004-2008.
Tabel 2. Pencapaian Produksi Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2008.
Tabel 4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias yang Dijual di Indonesia
Gambar 1. Kerangka Permikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha                           Ikan Hias Air Tawar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ingat, dalam membacakan pengumuman harus memperhatikan penggunaan intonasi dan lafal yang jelas, kamu juga harus dapat menyampaikan isi pengumuman tersebut kepada teman-teman

Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Pertumbuhan Ekonomi tersebut di 3 sektor ( Pertanian, Industri, dan Perdagangan) maka dapat diketahui bahwa

pendidikan dan non pendidikan secara online ke server Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen)

Guna melakukan Pembuktian Dokumen Kualifikasi atas Penawaran yang disampaikan oleh Perusahaan Saudara dan diharapkan perusahaan membawa kelengkapan Administrasi

Anggaran daerah (APBD) dalam hal ini menjadi instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah dan menjadi poin penting dalam pengembangan efektivitas dan

Pemetaan 3D gua menggunakan software Blender, pemetaan dilakukan dengan mengambil dasar peta 2D yang telah di olah dengan Compass Cave sebagai pembuatan dasar lorong

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil dengan adanya bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi

Sebagian orang-orang yang tidak mengerti menuduh mereka berdua sembarangan, bahkan dikatakan kepada saya: “Sungguh sebagian orang berkata: Diwajibkan untuk