• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Pada Perusahaan Ben's Fish Farm, Ciampea, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Pada Perusahaan Ben's Fish Farm, Ciampea, Bogor"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBENIHAN

IKAN BAWAL AIR TAWAR PADA PERUSAHAAN

BEN’S FISH FARM, CIAMPEA, BOGOR

DIDIT ADYA HUTOMO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan

Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Pada Perusahaan Ben’s

Fish Farm, Ciampea, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014 Didit Adya Hutomo

(4)

ABSTRAK

DIDIT ADYA HUTOMO. Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan

Bawal Air Tawar Pada Perusahaan Ben’s Fish Farm, Ciampea, Bogor. Dibimbing oleh YANTI NURAENI MUFLIKH.

Pembenihan ikan bawal sangat prospektif yang didasarkan pada permintaan benih oleh petani pembudidaya cenderung meningkat karena tingkat konsumsi ikan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan pengembangan usaha pengembangan pembenihan ikan bawal air tawar pada

Ben’s Fish Farm. Metode penelitian dengan melakukan penilaian mulai dari aspek non financial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial dan manajemen, selain aspek non financial dinilai juga aspek financial dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis. Dari hasil penelitian tersebut, melihat dari komponen pada tiap aspek yang penting maka Pengembangan Usaha Pembenihan

Pada Perusahaan Ben’s Fish Farm dapat dikatakan layak untuk dilakukan.

Kata kunci: bawal, pomfret, studi kelayakan

ABSTRACT

DIDIT ADYA HUTOMO. Business Development Feasibility of Pomfret Freshwater Hatchery In Ben's Fish Farm Company, Ciampea, Bogor. Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH.

Pomfret fish hatcheries highly prospective based on farmers' demand for seed by farmers is likely to increase due to high levels of fish consumption. The purpose of this study was to analyze the feasibility of developing the business development of freshwater pomfret fish hatchery at Ben's Fish Farm. Research methods by assessing ranging from non-financial aspects ie market aspects, technical aspects, management aspects, and social aspects and management, in addition to non-financial aspects of the financial aspects are also assessed using the Business Feasibility Study. From this research, look at every aspect of the components that are important then Business Development Hatchery In Ben's Fish Farm Company may consider appropriate to do.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBENIHAN

IKAN BAWAL AIR TAWAR PADA PERUSAHAAN

BEN’S FISH FARM, CIAMPEA, BOGOR

DIDIT ADYA HUTOMO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2012 ini ialah kekeringan, dengan judul Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan

Bawal Air Tawar Pada Perusahaan Ben’s Fish Farm, Ciampea, Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M. Agribus selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Adrian selaku pemilik Ben’s Fish Farm dan karyawannya, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, istri serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Kriteria Kelayakan Aspek Teknis Budidaya Pembenihan Ikan Bawal 6

Kerangka Pemikiran 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Aspek Teknis dan Teknologi 11

Kriteria Investasi 13

Gambaran Pola Kemitraan 14

Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODE PENELITIAN 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 24

Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial 42

Analisis Aspek Finansial 54

SIMPULAN DAN SARAN 61

Simpulan 61

Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN 67

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tingkat Konsumsi Ikan Di Indonesia Selama 2009 – 2013 1

2. Perkembangan Produksi Ikan Budidaya Air Tawar Kabupaten Bogor 2

3. Total Produksi Budidaya Ikan pada Kolam Air Tenang Berdasarkan Jenis Ikan di Kabupaten Bogor, Tahun 2012 - 2013 3

4. Permintaan dan Pemenuhan Larva Ikan Bawal Air Tawar Ben’s Fish

Farm Tahun 2013 4

5. Perbedaan Ciri-Ciri Induk Betina dengan Jantan 36

6. Rata-Rata Pembelian Larva Ben’s Fish Farm setiap bulan 41

7. Perencanaan Produksi Larva Perusahaan Ben’s Fish Farm pada 17 Kolam Tambahan Yang Didasarkan Pada Jumlah Produksi Tahun

2013 46

8. Prediksi Penggajian Karyawan Ben’s Fish Farm 49

9. Prediksi Total Biaya Investasi Tanpa Ada Pengembangan Bisnis 54

10. Prediksi Total Biaya Investasi Untuk Pengembangan Dari Ben’s Fish

Farm 55

11. Prediksi Total Biaya Tetap Bisnis Pembenihan Ikan Bawal Ben’s Fish

Farm Tanpa Pengembangan 56

12. Prediksi Total Biaya Tetap Bisnis Pembenihan Ikan Bawal Ben’s Fish

Farm Dengan Penambahan Produksi 56

13. Prediksi Total Biaya Variabel Bisnis Pembenihan Ikan Bawal Ben’s

Fish Farm Tanpa Pengembangan 57

14. Prediksi Total Biaya Variabel Bisnis Pembenihan Ikan Bawal Ben’s

Fish Farm Dengan Pengembangan Sendiri 57

15. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal 60

16. Analisis Switching Value Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan

Bawal 60

DAFTAR GAMBAR

1. Pola Inti Plasma Antara Ben’s Fish Farm Dengan Plasma nya 16

2. Alur Kerangka Operasional Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan

Bawal Air Tawar Pada Ben’s Fish Farm 17

3. Struktur Organisasi Perusahaan Ben’s Fish Farm 25

4. Proses Produksi Pembenihan Bawal Air Tawar pada Ben’s Fish Farm 35 5. Rantai Pemasaran Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Pada

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Laporan Rugi Laba Pengembangan Usaha Dengan Penambahan Produksi

Perusahaan 65

2 Analisis Cashflow dengan Metode Incremental Net Benefit Pengembangan Usaha Dengan Peningkatan Produksi Perusahaan 66 3 Analisis Switching Value Dengan Penurunan Produksi Sebesar 15,48% 69 4 Analisis Switching Value Dengan Kenaikan Biaya Ovaprim 178,996% 72 5 Total Nilai Investasi Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air

Tawar Pada Perusahaan Ben’s Fish Farm 75

6 Siklus Produksi Pada Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air

Tawar Pada Perusahaan Ben’s Fish Farm 77

7 Perhitungan Penerimaan Perusahaan Sebelum Pengembangan Bisnis 78 8 Data Produksi Larva Petani Plasma Ben’s Fish Farm 80 9 Induk Betina dan Induk Jantan Yang Dipijahkan 81

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat digali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan. Potensi perikanan Indonesia sebaiknya di manfaatkan secara optimal, sehingga dapat meningkatkan perekonomian (Lingga dan Susanto 2001).

Ada enam alasan utama mengapa sektor perikanan dan kelauta penting untuk dikembangkan. Pertama, Indonesia memiliki sumberdaya laut yang besar, baik dilihat dari kualitas maupun diversitas. Kedua, Indonesia memiliki daya saing (competitive advantage) yang tinggi disektor perikanan dan kelautan sebagaimana dicerminkan dari bahan baku yang dimilikinya serta produksi yang dihasilkannya. Ketiga, industri disektor perikanan dan kelautan memiliki keterkaitan (backward and forward linkage) yang kuat dengan industri-industri lainnya. Keempat, sumberdaya disektor kelautan dan perikanan merupakan sumberdaya yang selalu dapat diperbaharui (renewable resources) sehingga bertahan dalam jangka panjang asal diikuti dengan pengelolaan yang arif. Kelima, investasi disektor perikanan dan kelautan memiliki efisiensi yang relatif tinggi sebagaimana dicerminkan dalam Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang rendah (3,4) dan memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi pula seperti digambarkan dalam Incremental Labour Output Ratio (ILOR) sebesar 7-9. Keenam, pada umumnya industri perikanan berbasis sumberdaya lokal dengan input Rupiah namun dapat menghasilkan output dalam bentuk Dollar (Dahuri, 2002).

Berdasarkan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan (2012) diketahui bahwa total produksi perikanan dunia baik dari hasil budidaya maupun dari hasil tangkapan dilaut serta perairan umum mencapai sekitar 95 juta ton per tahun, dimana 60 persen dari total produksi dikonsumsi langsung oleh manusia. FAO bahwa sekitar 45,5 juta ton atau sebesar 43 persen ikan yang dikonsumsi berasal dari subsektor perikanan budidaya1.Total ikan yang dikonsumsi tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan jika 2 dibandingkan dengan kondisi pada tahun 1980 yang hanya mencapai sekitar 9 persen dari total ikan yang dikonsumsi berasal dari subsektor budidaya.

Tabel 1 Tingkat Konsumsi Ikan Di Indonesia Selama 2009 – 2013

RINCIAN – ITEM Tahun selama lima tahun terakhir terus naik. Hal ini menunjukkan bahwa ikan menjadi

(16)

2

salah satu konsumsi masyarakat yang minati dan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan semakin besar seiring dengan bertambahnya tahun. Dengan berbagai program yang dicanangkan untuk meningkatkan angka konsumsi ikan diharapkan masyarakat semakin banyak yang mengkonsumsi ikan sebagai makanannya.

Terus meningkatnya angka konsumsi ikan ini menjadikan perikanan budidaya optimis dengan program peningkatan produksinya selama lima tahun kedepan. Apalagi ke depan perikanan menjadi salah satu kekuatan dari ketahanan pangan nasional

Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki prospek yang cukup baik untuk mengembangkan produksi ikan, karena daerah Jawa Barat memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga cepat memacu ikan untuk berkembang biak. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha perikanan, khususnya usaha budidaya ikan air tawar. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bogor memiliki curah hujan yang tinggi, sehingga terdapat banyak sumber air sebagai 3 media budidaya ikan. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor produksi perikanan khususnya yang berasal dari aktivitas budidaya ikan air tawar terus mengalami peningkatan selama selang periode tahun 2009 hingga tahun 2013 baik untuk kegiatan usaha pembenihan ikan, pembesaran ikan konsumsi maupun ikan hias. Pada tahun 2013, total produksi budidaya ikan di Kabupaten Bogor yaitu pembenihan ikan mencapai sebanyak 744.600 ekor, pembesaran ikan konsumsi sebesar 25.087 ton dan ikan hias sebanyak 84.517 ekor. Secara lebih rinci perkembangan produksi ikan budidaya air tawar di Kabupaten Bogor tahun 2009 hingga tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Perkembangan Produksi Ikan Budidaya Air Tawar Kabupaten Bogor

Jenis 2009 2010 2011 2012 2013

Ikan Konsumsi (Ton) 7.356 22.906 23.141 23.703 25.087

Ikan hias (ekor) 66.152 72.524 75.383 78.288 84.517

Pembenihan (ekor) 669.58 703.098 708.594 716.66 744.6 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013 (diolah)

(17)

3 produksi ikan budidaya pada kolam air tenang menurut spesies ikan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Total Produksi Budidaya Ikan pada Kolam Air Tenang Berdasarkan Jenis Ikan di Kabupaten Bogor, Tahun 2012 - 2013

No Jenis ikan Produksi (Ton) Growth

2012 2013 (%)

1 Mas 2.903,00 2.701,05 -6.96

2 Nila 2.095,50 1.298,68 -38.03

3 Nilem 13,70 2,93 -78.61

4 Mujair 24,30 29,21 20.21

5 Gurame 1.719,00 1.854,82 7.9

6 Tawes 405,00 272,17 -32.8

7 Patin 1.020,00 565,13 -44.6

8 Lele 6.355,00 9.738,17 53.24

9 Sepat Siam 12,10 2,43 -79.92

10 Tambakan 173,00 48,50 -71.97

11 Bawal 849,40 904,91 6.54

Jumlah 15.570,00 17.418,00 11.87

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013

Usaha dari komoditas ikan Bawal air tawar ini banyak bermunculan perusahaan – perusahaan yang bergerak dari kegiatan (on farm), tetapi juga mencangkup kegiatan off farm, seperti pengadaan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan, riset dan pengembangan, perundang – undangan, serta faktor pendukung usaha lainya.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam kegiatan on farm yakni dalam

usaha pembenihan ikan Bawal Air Tawar adalah Perusahaan Ben’s Fish Farm.

Perusahaan Ben’s Fish Farm yang juga mengadakan unit bisnis melalui pola kemitraan ini dapat menciptakan beberapa keuntungan, antara lain mampu menyerap tenaga kerja di tingkat plasma, memantapkan usaha peningkatan pendapatan, memberdayakan ekonomi kerakyatan, serta memiliki potensi dalam mengembangkan pasar yang dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak

Perumusan Masalah

Perusahaan Ben’s Fish Farm terletak di di Kp. Layung Sari RT 03/06

(18)

4

Tabel 4 Permintaan dan Pemenuhan Larva Ikan Bawal Air Tawar Ben’s Fish Farm Tahun 2013 perbulannya sama dengan 489.011.400 ekor larva setiap tahunnya. Perusahaan

Ben’s Fish Farm hanya bisa mencukupi permintaan tersebut sebanyak 34.250.950 ekor larva perbulan setara dengan 411.011.400 ekor larva setiap tahunnya. Berarti pada tahun 2013 ada 16 persen permintaan pelanggan yang belum dapat dipenuhi

oleh perusahaan Ben’s Fish Farm yaitu 6.500.000 ekor larva yang belum terpenuhi setiap bulannya atau 78.000.000 ekor larva yang belum dapat terpenuhi setiap tahunnya. Larva untuk pemenuhan berasal dari larva plasma sebelum pengembangan sebesar 331.696.200 ekor dan larva perusahaan sebesar 79.315.200 ekor. Permintaan larva tersebut berasal dari pelanggan perusahaan

yang sudah menjadi pelanggan tetap Ben’s Fish Farm.

Menanggapi kecenderungan tersebut perusahaan mempunyai rencana untuk mengembangkan skala usahanya menjadi semakin besar agar dapat mencukupi permintaan pelanggan tersebut. Hal ini tentu saja membutuhkan biaya investasi seperti lahan serta sarana produksi yang dibutuhkan dan waktu produksi yang lebih banyak untuk membuat usaha yang lebih besar lagi. Selama ini pemenuhan permintaan pasar merupakan hasil produksi sendiri dan hasil pembelian larva dari plasma. Untuk itu, salah satu strategi perusahaan untuk mengatasi hal itu ialah dengan pola kemitraan dan pengembangan produksi perusahaan sendiri.

Permintaan yang belum terpenenuhi perusahaan Ben’s Fish farm sebesar 6.500.000 ekor larva perbulan sehingga perusahaan membutuhkan alternatif untuk pengembangan usaha guna untuk memenuhi permintaan konsumen yang ada.

Dalam pengembangan usaha Ben’s Fish Farm melakukan penambahan produksi sendiri, penambahan plasma tidak dilakukan dikarenakan ada nya timbul risiko dan kontinuitas larva. Pengembangan usaha dilakukan dengan pengembangan sendiri dimana membutuhkan penambahan komponen biaya mulai dari investasi sampai dengan biaya variabel dimana diperlukan penilaian (kelayakan) jangka panjang guna menilai manfaat yang diperoleh perusahaan dalam pengembangan usaha tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

(19)

5 b. Bagaimana kelayakan aspek finansial pengembangan usaha pembenihan ikan bawal air tawar pada pada Ben's Fish Farm dengan peningkatan kapasitas produksi sendiri?

c. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan bawal air tawar pada Ben's Fish Farm baik yang didasarkan perubahan nilai pada harga penjulan dan kenaikan komponen biaya variabel?

Tujuan Penelitian

Tujuan analisis kelayakan usaha peningkatan produksi benih ikan yaitu : 1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan bawal air

tawar pada Ben's Fish Farm dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial dan lingkungan dengan pengembangan produksi sendiri.

2. Menganalisis kelayakan dari segi financial pengembangan usaha pembenihan ikan bawal air tawar pada Ben's Fish Farm dengan penambahan produksi sendiri.

3. Menganalisis batas perubahan penurunan harga maksimal dan batas kenaikan harga ovaprim maksimal agar kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan bawal air tawar ini tetap layak untuk dijalankan

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

a. Bagi Ben's Fish Farm penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan langkah–langkah untuk mengembangkan usaha pembenihan benih ikan bawal ini. Selain itu untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi usaha pembenihan ikan bawal air tawar.

b. Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk menentukan keputusan berinvestasi dalam usaha produksi benih ikan bawal.

c. Pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan bahan referensi dalam penelitian mengenai strategi pengembangan usaha pembenihan ikan bawal.

Ruang Lingkup Penelitian

(20)

6

TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria Kelayakan Aspek Teknis Budidaya Pembenihan Ikan Bawal

Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar

Pembenihan ikan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran. Pembenihan memiliki beberapa tahapan yaitu pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva, pengolahan air, pemberian pakan dan pemanenan.

Pemeliharaan Induk

Induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi atau berkembang biak. Pemeliharaan induk dapat dilakukan pada kolam beton maupun kolam tanah dengan kepadatan satu ekor per meter persegi dan dilakukan pemberian pakan sebanyak tiga persen dari bobot tubuh per hari dengan frekuensi pemberian dua kali yaitu pagi dan sore. Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma).

Pemijahan

Pemijahan adalah suatu proses pembuahan telur oleh sperma, dimana proses tersebut bisa berlangsung secara alami atau buatan yang dibantu oleh tangan manusia Effendi (2004). Ikan bawal air tawar di alam biasanya memijah pada bulan November, maka untuk merangsang ikan bawal supaya memijah dilakukan dengan rangsangan hormon ( kawin suntik). Kelebihan kawin suntik adalah pemijahan lebih terkontrol saat pembuahan dibandingkan cara alami. Penyuntikan ikan bawal air tawar menggunakan Ovaprin dengan dosis untuk betina 0,75 ml per kilogram, sedangkan untuk jantan 0,5 ml. Perkawinan antara induk yang telah matang gonad memiliki perbandingan 2:1, yaitu 2 jantan dan 1 betina. Ikan bawal air tawar di Indonesia sudah dapat dipijahkan setelah berumur 4 tahun dengan berat rata-rata 4 kilogram untuk betina dan tiga tahun untuk jantan dengan berat rata-rata 3 kilogram. Satu ekor induk betina dapat mengahasilkan 500.000 butir telur (Arie, 2000).

Penetasan Telur dan Perawatan Larva

Menurut Arie (2000), penetasan merupakan kegiatan merawat telur yang dikeluarkan induk betina hingga menetas menjadi larva. Kegiatan dalam penetasan meliputi persiapan wadah penetasan, pengisian air akuarium penetasan setinggi 30 cm dan suhu air 28o C. Penebaran telur dengan padat tebar 150 sampai 250 butir per liter dan telur akan menetas dalam waktu 18 sampai 24 jam.

(21)

7

Pengolahan Air

Air merupakan media yang sangat penting dalam budidaya baik pembenihan maupun pembesaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kulitas air adalah dengan melakukan penyiponan kotoran dan pergantian air setiap harinya sebanyak 10 sampai 30 persen. Suhu juga mempengaruhi terhadap kondisi pertumbuhan larva ikan bawal air tawar. Suhu berpengaruh terhadap ukuran peneteasan, efisiensi penggunaan kuning telur, pertumbuhan, kecepatan makan dan laju pengosongan lambung serta metabolisme (Blaxter, 1988).

Menurut Wardoyo (1975), oksigen terlarut sangat esensial bagi ikan untuk bernafas dan merupakan komponen utama dalam metabolisme. Kandungan oksigen terlarut di perairan selayaknya tidak boleh kurang dari 4 ppm. Apabila kandungan oksigen terlarut dalam air budidaya kurang dari 3 ppm dan suhu berkisar 20-23 oC, dapat menyebabkan laju pertumbuhan, efisiensi pakan dan jumlah pakan yang diberikan menurun (Brett, 1979).

Pemberian Pakan dan Pemanenan

Larva ikan bawal air tawar, masih mempunyai cadangan makanan dalam tubuhnya yaitu berupa kuning telur (york) hingga hari ketiga. Pemberian pakan dilakukan pertama berupa naupli artemia atau artemia yang baru menetas sebanyak 1 sendok makan dan dilakukan 3 kali pemberian dalam sehari yaitu, pukul 09.00, 14.00, dan 17.00 sampai larva berumur 14 hari. Hari ke 10 larva diberikan pakan cacing rambut hingga hari ke 14 atau larva siap dipelihara di kolam pendederan

Kriteria Kelayakan Aspek Finansial

Simanjuntak (2007), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan pada Aquakultur Empang Sari Mukti desa Situ Daun, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha dan kelayakan finansial finansial usaha budidaya ikan. Analisis kelayakan finansial dengan menggunakan tingkat diskonto (suku bunga) 9 persen, dan dari hasil analisis finansial usaha tesebut layak untuk dilaksanakan dilihat dari nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp 6.871.215.360, nilai Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 8.9082 dan nilai IRR yang diperoleh sebesar 133 persen. Nilai payback period (PBP) lebih kecil dari umur proyek yaitu satu tahun dua bulan.

(22)

8

Afni (2008), meneliti Analisis Kelayakan Pengusahaan Lobster Air Tawar, dengan menggunakan tiga skenario usaha yaitu pola pertama adalah usaha pembenihan lobster, pola kedua usaha pembesaran lobster dan pola ketiga usaha pembenihan dan pembesaran. Ketiga pola tersebut dianalisis dengan kelayakan finansial dengan kriteria NPV, Net B/C rasio, IRR dan Payback Period. Hasil analisis finansial dari pengusahaan lobster air tawar pola ketiga yang paling menguntungkan karena pada pola ketiga usaha diperoleh NPV sebesar Rp 138.280.330, Net B/C Rasio 5,14, IRR sebesar 52 persen dan payback period 2,79 tahun lebih lebih baik dari pola pertama dan kedua.

Ketiga pola tersebut kemudian dilakukan analisis switching value apabila terjadi perubahan jumlah produksi, harga pakan, dan harga jual output. Dari hasil analisis switching value pada usaha pola kedua yang paling sensitif teradap peubahan jumlah produksi, harga pakan, dan harga jual output terhadap kelayakan usaha lobster air tawar.

(23)

9

Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.

Teori Investasi

Penilaian investasi dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena bisnis tidak yang tidak layak. Karena kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi baran-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum bisnis merupakan kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit bisnis.

Senada dengan pernyataan tersebut, Gray et all. (1992) mendefinisikan suatu kegiatan investasi sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, tenaga kerja dan waktu. Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur.

Kenyataan yang dihadapi oleh pemilik modal saat ini adalah sumberdaya semakin langka, suatu kegiatan investasi dapat memberikan manfaat yang berbeda dari berbagai alternatif bisnis yang ada, sehingga bagi pemilik modal (1) perlu mengetahui secara pasti tingkat manfaat (benefit) yang dicapai dalam suatu bisnis, (2) dapat memilih alternatif bisnis yang paling menguntungkan, (3) dapat menetukan prioritas investasi dari berbagai alternatif yang ada, (4) dapat mengurangi pemborosan sumberdaya. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan bisnis yang dapat menunjukkan apakah bisnis yang direncanakan atau sudah dilakukan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan.

Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan bisnis adalah siklusbisnis yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, perisapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gitingger 1986). Evaluasi bisnis sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan bisnis.

(24)

10

itu studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis (biasanya merupakan bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan & Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Pihak Swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa.

Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala bisnis maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun social semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis). Menurut Husnan dan Muhammad (2000) suatu studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek yaitu :

1) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat financial. Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dbandingkan dengan risiko bisnis.

2) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi Negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan, yang menunjukan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara.

3) Manfaat social bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.

Bisnis investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relative kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu bisnis yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan bisnis yang tidak terkendalikan sehingga biaya pembangunan bisnis menjadi membengkak serta penyelesaian bisnis menjadi tertunda.

Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika bisnis akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari semua social cost and benefit.

Aspek Kelayakan Bisnis

(25)

11 tersebut terdiri dari aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek social, aspek pasar, aspek financial dan aspek ekonomi.

Husnan dan Muhammad (2000), menyatakan bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek ekonomi Negara. Dilain pihak, Kadariah (2001) menjelaskan bahwa bisnis dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek manajerial administrative, aspek organisasi, aspek komersial, aspek financial, serta aspek ekonomi.

Aspek Pasar dan Pemasaran

Penilaian dari segi aspek pasar dan pemasaran didasarkan pada hal-hal yang meliputi permintaan dan penawaran pasar akan larva ikan bawal air tawar; penetapan harga; perkiraan penjualan produk dan straregi pemasaran yang meliputi bauran pemasaran (marketing mix) mengenai produk yang akan dihasilkan.

Aspek Teknis dan Teknologi

Penilaian aspek teknis didasarkan pada hal-hal yang bersifat teknis baik pada saat perencanaan maupun pengoperasian unit usaha produksi. Penilaian tersebut meliputi layout unit usaha produksi dan juga pola kemitraan yang dianut

oleh Ben’s Fish Farm sendiri.

Aspek Organisasi dan Manajemen

Aspek organisasi dan manajemen merupakan deskripsi mengenai peranan fungsi manajemen dalam pelaksanaan rencana pengembangan usaha tersebut. Deskripsi ini akan menjelaskan tentang perencanaan manajemen organisasi (struktur organisasi dan uraian pekerjaan), perencanaan manajemen sumberdaya manusia (pembagian tugas, perekrutan tenaga kerja, dan pembagian jam kerja untuk setiap bagian pekerjaan), perencanaan manajemen pemasaran, dan perencanaan manajemen keuangan.

Aspek Finansial

Aspek finansial akan menguraikan perencanaan biaya dan pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha melalui peningkatan jumlah produksi dan perbaikan sistem manajemen. Penilaian aspek finansial diperlukan untuk menilai kelayakan usaha dari segi finansial. Alat ukur kelayakan usaha yang digunakan antara lain terdiri dari enam komponen yaitu Analisis Laba Rugi, Analisis Cashflow, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), analisis Sensitivitas.

Teori Biaya dan Manfaat

(26)

12

Secara umum, biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis. Komponen-komponen biaya yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Pengeluaran biaya investasi umumnya dilakukan satu kali atau lebih, sebeleum bisnis berproduksi dan baru menghasilkan manfaat beberapa tahun kemudian. Jadi biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi.

Biaya Operasional

Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya variabel dan biaya tetap.

a) Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu). b) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnyatidak terpengaruh oleh

perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu).

Laba Rugi

Salah satu analisis finansial yang digunakan dalam Analisis kelayakan Usaha ini adalah laba rugi. Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi (Gittinger, 1986). Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel Cost (TVC), Total Cost (TC), laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran– pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa atau dan penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya–biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu.

Cashflow

(27)

13 Komponen inflow meliputi Nilai Produksi Total, Penerimaan Pinjaman, Grants (Bantuan), Nilai Sewa, dan Salvage Value (Nilai Sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional/produksi, Pajak dan Debt Service (bunga Pinjaman).

Kriteria Investasi

Net Present Value

Net Present Value (NPV) suatu bisnis adalah selisih Present Value (PV) dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar, 2003). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu bisnis selama umur bisnis dan tingkat discount rate tertentu. Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut :

a. NPV > 0, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan. b. NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak untuk dijalankan. Ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan usaha.

Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan tingkat diskonto (discount rate) atau lebih tepatnya dalam analisis bisnis adalah opportunity cost off capital atau biaya imbangan dari modal yang akan diinvestasikan dalam bisnis merupakan dasar dalam penentuan tingkat bunga (tingkat diskonto/discount rate atau tingkat penggandaan/compounding rate). Menentukan OCC dalam analisis finansial bisa berbeda dengan yang dipakai dalam analisis ekonomi, karena opportunity cost dari modal bagi perusahaan tidak sama dengan opportunity cost modal bagi perekonomian. Apalagi jika dipertimbangkan dari sumber modalnya. Pertimbangan pemilihan OCC salah satunya adalah :

1. The marginal cost of money dari bisnis yang dianalisis. Seringkali ini merupakan tingkat bunga pinjaman jika modal bisnis merupakan modal pinjaman, baik dari seseorang individu maupun dari lembaga-lembaga keuangan atau non keuangan. Dalam hal ini tingkat bunga pinjaman dapat digunakan sebagai OCC bisnis. Kalau modal bisnis merupakan modal sendiri, maka OCC yang digunakan dapat berupa tingkat bunga deposito, surat berharga (ORI). Jika sumber modal adalah kombinasi antara modal sendiri dan modal pinjaman maka digunakan rata-rata tertimbang antara keduanya. Ben’s Fish Farm dalam melakukan kegiatan usahanya menggunakan modal sendiri oleh karena itu OCC yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Menurut Umar (2003) Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Perhitungan Net B/C digunakan untuk mengetahui berapa nilai manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah :

1. Net B/C > 1, artinya usaha layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. 2. Net B/C < 1, artinya usaha tidak layak dan tidak menguntungkan untuk

(28)

14

Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Umar (2003), metode ini digunanakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Adapun penilaian kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR adalah sebagai berikut :

a. IRR < i (tingkat discount rate yang berlaku), artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

b. IRR = i, artinya usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian (berada pada titik impas).

c. IRR > I, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan.

Payback Period (PP)

Menurut Umar (2003), Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan aliran kas. Nilai Payback Period berbanding terbalik dengan nilai NPV, jika nilai NPV semakin besar maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu bisnis dikatakan menguntungkan dan layak jika PP lebih

kecil dari umur bisnis (PP ≤ n).

Gambaran Pola Kemitraan

Menurut Hafsah (2000) kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka wakti tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan agribisnis dapat diartikan sebagai jalinan kerjasama dari dua pihak atau lebih pelaku agribisnis yang saling menguntungkan. Pada dasarnya

maksud dan tujuan kemitraan adalah “ win – win solution partership”. Kesadaran saling menguntungkan tidak berarti harus memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang dipentingkan adalah posisi tawar menawar yang setara berdasarkan peran masing – masing.

Karena kemitraan adalah suatu strategi bisnis, maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika dalam berbisnis. Menurut Undang - undang No. 9 tahun 1995, kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dan menengah atau dengan usaha besar diseetai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperlihatkan prinsip saling memperlihatkan prinsip saling memerlukan, memperkuat, dan saling menguntungkan.

Menjalin kemitraan dapat mendatangkan peluang, diantaranya yaitu kerjasama yang dapat menjamin ketersediaan produk yang lebih jelas, pasti dan kontinyu (Sumarjdo et, 2004 ). Selain itu perusahaan kecil atau petani yang bertindak sebagai plasma atau petani mitra bisa mendapatkan bantuan dana, teknologi, atau sarana lain yang diberikan perusahaan besar sebagai inti, sehingga usaha kecil dapat lebih mudah dalam mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik lagi untuk masa depan dan prospek usaha yang lebih cerah dikemudian hari..

(29)

15 Berdasarkan definisi kemitraan, menurut Hafsah (2000) terdapat beberapa unsur pokok di dalam kemitraan yaitu, yaitu :

1. Kerjasama Usaha

Kerjasama yang dilakukan antara kedua belah pihak yakni usaha besar dengan usaha kecil didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau mempunyai derajat yang sama terhadap kedua belah pihak yang bermitra. Kesejajaran ini berlaku pula pada kesetaraan hak dan kewajiban timbal balik sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan, tidak ada saling mengeksploitasi satu sama lain dan tumbuh berkembangnya rasa saling percaya diantara pihak terkait dalam mengembangkan usahanya. Dengan konsep ini diharapkan agar pengusaha besar dan menengah dapat menjalin hubungan dengan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pengusaha kecil atau pelaku ekonomi lainnya, sehingga pengusaha kecil akan lebih berdaya dan tangguh di dalam berusaha demi tercapainya kesejahteraan.

2. Pembinaan dan Pengembangan

Pada dasarnya yang membedakan antara kemitraan dengan hubungan dagang bisa adalah adanya unsur pembinaan dan pengembangan yang dilakukan dalam konsep kemitraan. Pembinaan yang dilakukan di dalam kemitraan antara lain pembinaan dalam mengakses modal yang lebih besar, pembinaan manajeman usaha, pembinaan peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembinaan manajemen produksi pembinaan mutu produksi serta pembinaan dalam pengembangan aspek institusi kelembagaan, fasilitas serta alokasi investasi.

3. Prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

a. Prinsip Saling Memerlukan

Dalam kemitraan, usaha perusahaan besar dalam mengefisiensikan biaya produksinya adalah dengan cara penghematan tenaga kerja, penghematan tenaga kerja ini dilakukan dengan cara menggunakan fasilitas teknologi, permodalan, dan sarana produksi dari perusahaan besar. Dengan demikian terdapat prinsip saling memerlukan diantara kedua belah pihak di dalam kemitraan.

b. Prinsip Saling Memperkuat

Seperti pada pelaksanaan usaha lainnya, kemitraan dilakukan agar semua pihak mendapatkan nilai tambah yang berarti. Nilai tambah tersebut dapat berupa nilai ekonomi seperti peningkatan modal, keuntungan, dan perluasan pangsa pasar. Bentuk nilai tambah lainya dapat berupa nilai non ekonomi seperti peningkatan kemampuan manajemen dan dan penguasaan teknologi. Dengan melaksanakan konsep kemitraan diharapkan agar diantara kedua belah pihak terjadi saling mengisi atau saling memperkuat dari kekurangan masing-masing pihak yang bermitra.

c. Prinsip Saling Menguntungkan

(30)

16

Pola kemitraan berdasarkan Undang – Undang No. 9 pasal 27 dalam Hafsah (2000), tentang kemitraan disebutkan kemitraan dilaksanakan dengan pola inti plasma, subkontrak, dagang umum, waralaba, keagenan, dan bentuk lain. Menurut Sumardjo et. al (2004), pola kemitraan agribisnis terdiri dari pola inti plasma, pola subkontrak, pola dagang dagang umum, pola keagenan dan pola kerjasama Operasional agribisnis.

Untuk lebih lengkap dijelaskan sebagai berikut :

1. Pola Inti Plasma

Pola inti plasma merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra. Perusahaan sebagai inti bertindak menyediakan sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah, dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan yang bertindak sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.

Gambar 1 Pola Inti Plasma Antara Ben’s Fish Farm Dengan Plasma nya

Kerangka Pemikiran Operasional

Melihat masih adanya permintaan akan benih dan peluang pasar yang ada akan benih ikan bawal memelurkan peningkatan yang lebih dalam bidang produksi benih ikan bawal. Peningkatan produksi dapat dilakukan oleh Ben’s Fish Farm sendiri maupun dengan petani plasma (mitra). Peningkatan produksi yang dilakukan sendiri tentunya akan memiliki risiko, peningkatan diperlukan keberpengaruhan terhadap aspek – aspek lain yang saling terkait dan mendukung.

Pengembangan usaha dengan peningkatan produksi sendiri perlu diketahui sejauh mana dapat membantu pemenuhan kebutuhan permintaan yang ada. pengaruh pengembangan harus dinilai baik dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek pasar, dan aspek finansial, yang diperlukan untuk menilai usaha ini layak atau tidak layak.

Analisis kelayakan finansial usaha ini akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap kriteria investasi yang terdiri dari : NPV, IRR, Net B/C, dan PP yang dilakukan dengan metode kuantitatif sedangkan untuk aspek non finansial dilakukan secara deskriptif.

(31)

17 sejauh mana perubahan yang masih dapat ditolerir dalam usaha ini. Variabel yang dianalisis yaitu tingkat penurunan produksi dan kenaikan harga ovaprim. Dari hasil analisis aspek finansial akan diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh Ben’s Fish Farm, dan dari hasil analisis ini dapat menjadikan gambaran bagi perusahaan untuk menyarankan kepada petani mitra yang ada untuk melakukan hal yang serupa. Adapun alur kerangka pemikiran operasionalnya dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Alur Kerangka Operasional Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Pada Ben’s Fish Farm

Peluang pasar yang selama ini belum dapat

terpenuhi oleh Ben’s Fish Farm dapat dijadikan kesempatan untuk lebih meningkatkan produksi larva

ikan bawal air tawar. Analisis kelayakan diperlukan untuk menilai pengembangan usaha ini sesuai dengan

proyeksi biaya yang dikeluarkan.

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Finansial

• NPV

• IRR,

• Net B/C PP Aspek pasar

Aspek teknis Aspek manajemen Aspek Sosial

Layak Analisis Sesitivitas Tidak Layak

(32)

18

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan pembenihan ikan bawal air tawar di Ben’s Fish Farm yang berlokasi di Kp. Layung Sari RT 03/06 Desa Ciaruteun Udik, kecamatan Cibungbulang. Ciampea , Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan yang besar di daerah Ciampe dan terus berkembang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai Maret 2014.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode pengumpulan data melalui survey dan studi kasus, yaitu dengan cara melakukan pengamatan dan ikut berpartisipasi langsung di lokasi Ben's Fish Farm. Selain itu data juga diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pimpinan, staf manajemen dan juga karyawan perusahaan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pimpinan perusahaan, staf manajemen atau karyawan perusahaan.

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk mendukung penulisan Analisis Kelayakan Usaha pada perusahaan Ben’s Fish Farm meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan diskusi langsung dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada Pembimbing Lapangan. Data Primer juga diperoleh dari pengamatan dan praktek selama di lapangan.

Data Primer yang bertujuan untuk melengkapi Analisis Kelayakan Usaha merupakan data pelengkap dari data primer yang diperoleh dari studi literatur dari bahan – bahan kepustakaan yang diperoleh dari perpustakaan Insitut Pertanian Bogor ataupun dari perusahaan maupun dari instansi lainnya yang terkait seperti BPS, Dinas Perikanan dan plasma. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui media cetak dan elektronik seperti majalah, surat kabar, dan internet.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam Analisis kelayakan usaha ini adalah metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menguraikan data – data yang bersifat kualitatif serta berbagai informasi yang mendukung bagi Analisis Kelayakan usaha ini.

Metode analisis kualitatif tersebut menggunakan analisis deskriptif yang menjabarkan tentang Analisis Kelayakan usaha peningkatan produksi larva Bawal Air tawar melalui pengembangan usaha melalui peningkatan produksi sendiri.

(33)

19 dihasilkan serta analisis nilai pengganti (Swiching Value) untuk melihat kepekaan pengembangan bisnis terhadap perubahan ataupun kesalahan dalam perhitungan biaya dan manfaat.

Aspek – aspek kelayakan usaha yang akan dinilai deskripsi mengenai rencana pengembangan bisnis yang akan diterapkan meliputi perencanaan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, aspek sosial, aspek penanganan limbah, dan aspek finansial.

Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar membahas mengenai potensi pasar dari kajian pengembangan bisnis. Aspek yang dibahas antara lain permintaan, penawaran, penetapan harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan produk. Menurut Rangkuti (2006), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai factor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

Adanya potensi pasar untuk produk yang dijual dan seberapa market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kriteria yang dibahas dalam aspek pasar dan pemasaran, meliputi proyeksi penjualan, analisis pesaing, bauran pemasaran (marketing mix), Selain itu digunakan pula strategi Segmentation, Targetting, dan Positioning. Metode analisis yang digunakan untuk sebagai strategi perusahaan dalam pemasaran untuk mencapai tujuan adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran (4P) terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis sangat penting agar proyek yang akan dikembangkan dapat berjalan dengan baik, tentu saja apabila proyek tersebut sudah memenuhi persyaratan pada aspek teknis, oleh karena itu sebelum melakukan pengembangan bisnis perlu dilihat dan dianalisis terlebih dahulu aspek teknis yang harus dipenuhi. Persyaratan yang harus dipenuhi tersebut antara lain penentuan lokasi proyek, kapasitas produksi, proses produksi, dan konsep teknologi yang diterapkan. Proyek tersebut akan layak secara teknis apabila sudah memenuhi persyaratan pada aspek teknis.

Aspek Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang mengkoordinasikan secara sadar dengan batas yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Terry (1977) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen karangan Yayat M. Herujito, manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya.

Kriteria aspek organisasi dan manajemen dengan pembahasan mengenai bentuk organisasi, struktur organisasi, deskripsi jabatan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan.

(34)

20

Aspek finansial atau keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang akan dijalankan (Umar, 2005). Analisis kelayakan dalam aspek finansial dapat diketahui dengan menggunakan Proyeksi Rugi Laba, Aliran kas (cashflow) dengan menggunakan empat metode yang bisa digunakan dalam penilaian aliran kas (cashflow) dari suatu investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis), dan Analisis Switching Value.

Di dalam perhitungan Kajian Pengembangan Bisnis digunakan alat bantu yaitu Microsoft Excel agar hasil perhitungan lebih akurat dan mempercepat proses perhitungan.

1. Proyeksi Rugi Laba

Laporan rugi laba merupakan laporan keuangan untuk melihat penerimaan dan pengeluaran perusahaan. Laporan rugi laba terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel Cost (TVC), laba kotor, pajak, dan laba bersih setelah pajak. Melalui laporan rugi laba, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan rugi laba dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu. Rumus perhitungan rugi laba adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Π = Keuntungan

TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total biaya)

2. Aliran kas (Cashflow)

Laporan Perubahan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama periode tertentu, yang memberikan gambaran mengenai hal-hal yang menyebabkan perubahan kas dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas dan bagamana penggunaannya.

Pengembangan ini menggunakan metode Incremental Net Benefit (manfaat bersih tambahan). Incremental Net Benefit adalah manfaat bersih dengan proyek dikurangi dengan manfaat bersih yang diperoleh pada saat tanpa proyek (pengembangan). Dengan menggunakan metode analisis ini, dapat dilihat manfaat bersih tambahan yang diperoleh perusahaan apabila menerapkan rencana pengembangan bisnis penambahan frekuensi pemijahan ini.

a. Net Present Value (NPV)

NPV digunakan untuk menghitung selisih antara jumlah nilai kini dari benefit kotor yang diperoleh investasi dengan jumlah nilai kini total biaya. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah :

(35)

21 Keterangan :

Bt = Manfaat tambahan dengan adanya proyek pada tahun ke-t (Rp) Ct = Biaya tambahan dengan adanya proyek pada tahun ke-t (Rp) t = Tahun ke-1

i = Discount rate (%) n = Umur Proyek 10 tahun

Kriteria :

NPV > 0, Proyek menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan NPV = 0, Proyek tidak menguntungkan dan tidak merugikan (impas) NPV < 0, Proyek tidak menguntungkan dan tidak layak dilaksanakan. b. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan bersih setiap besarnya tingkat investasi dari biaya-biaya yang digunakan. Net B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat besih yang bernilai negatif. Rumus Net B/C adalah :

Net B/C =

Bt = Manfaat tambahan dengan adanya proyek pada tahun ke-t (Rp) Ct = Biaya tambahan dengan adanya proyek pada tahun ke-t (Rp) t = Tahun ke- 1

i = Discount rate (%) n = Umur Proyek 10 tahun Kriteria :

Net B/C ≥ 1, Proyek atau kegiatan investasi layak dilaksanakan

Net B/C < 1, Proyek atau kegiatan investasi tidak layak dilaksanakan

c. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengembalian usaha terhadap investasi yang ditanamkan. Ini dapat ditunjukkan dengan mengukur besaran Internal Rate of Return (IRR) yang mengukur tingkat pengembalian proyek yang menghasilkan NPV = 0. Berikut ini adalah rumus

(36)

22

NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rp) Kriteria :

IRR > Discount rate modal (opportunity cost of capital) maka usaha layak dilaksanakan

IRR < Discount rate modal (opportunity cost of capital) maka usaha tidak layak dilaksanakan

d. Payback Period (PP)

Metode ini merupakan cara mengukur lamanya waktu yang harus dialami sebelum investasi menghasilkan sejumlah modal untuk ditanam. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

PP = Merupakan jumlah waktu ( tahun per periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.

V = Merupakan modal investasi

I = Merupakan hasil bersih per tahun periode n = Umur ekonomis bisnis 10 tahun

I = Tingkat suku bunga atau disount rate yang berlaku

Kriteria penilaian adalah jika waktu PP lebih pendek dari waktu maksimum PP maka usaha dikatakan layak diusahakan.

Asumsi Dalam Perhitungan

Dalam perhitungan kelayakan terdapat beberapa perkiraan atau asumsi untuk memudahkan perhitungan. Adapaun perkiraan yang digunakan pada analisis kelayakan usaha pembenihan larva ikan bawal air tawar adalah sebagai berikut : 1. Umur proyek adalah 10 tahun berdasarkan umur teknis investasi kolam 2. Pembiayaan modal untuk pengembangan bisnis ini adalah modal sendiri 3. Bisnis dimulai pada tahun ke-1 karena melanjutkan investasi yang sudah

ada

4. Perhitungan pada cashflow memperhitungkan usaha tanpa pengembangan Memakai metode increamental (tanpa proyek) dengan peningkatan produksi sendiri.

5. Harga produk larva ikan Bawal air tawar yang dijual inti ke pelanggan sebesar Rp 10,00 per ekor larvanya.

6. Harga produk larva ikan Bawal air tawar yang dijual plasma ke Inti sebesar Rp 7,00 per ekornya.

7. Fertile Rate (FR) diasumsikan 90 persen dari jumlah telur, Hatching Rate (HR diasumsikan 60 persen dari jumlah telur yang dibuahi, dan Survival Rate diasumsikan 80 persen dari jumlah telur yang menetas.

(37)

23 9. Tingkat discount rate yang dipergunakan dalam pengembangan bisnis ini adalah 7,5 persen sesuai dengan tingkat suku bunga deposito yang dijamin oleh LPS pada Bulan Januari 2013

10. Pajak penghasilan ditentukan berdasar kriteria pajak dalam pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2010

11. Metode penyusutan menggunakan metode garis.

12. Ukuran Larva yang dijual berumur 7 – 8 hari pada saat bulan kurang baik, dan larva berumur 5 hari pada saat bulan baik

13. Switching Value menganalisa batas perubahan maksimal dari kenaikan biaya ovaprim, dan penurunan maksimal dari penurunan produksi.

14. Lahan kolam untuk pengembangan sejumlah 17 kolam pada tahun pertama baru dapat digunakan setelah 2 bulan masa persiapan kolam dan bangunan. 15. Nilai Investasi untuk komponen investasi yang memiliki umur bisnis 10 tahun, pada perhitungan nilai investasi tanpa pengembangan diperhitungkan sisa nilai nya selama 6 tahun yang dimulai mulai tahun ke 7 untuk nilai investasi pada pengembangan usaha ini dan mengalami reinvestasi setelah masa tersebut habis.

16. Untuk komponen investasi yang berumur bisnis kurang dari 6 tahun maka pada pengembangan usaha ini mengalami reinvestasi.

(38)

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Perusahaan

Ben’s Fish Farm adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembenihan ikan bawal air tawar yang terletak di Kampung Layung Sari, Desa Ciaruteun Udik Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat. Ben’s Fish Farm di dirikan pada tahun 1996 dan mulai berproduksi pada tahun 1997. Ben’s Fish Farm di pelopori oleh Bapak Adrian beserta keempat teman bapak Adrian.

Bapak Adrian beserta ke empat temannya mengumpulkan iuran yaitu berupa barang maupun uang sebagai modal dan investasi awal. Pada awal berdirinya Perusahaan Ben’s Fish Farm menyewa lahan, membuat kolam, membuat hatchery kecil-kecilan, dan saung untuk tempat tinggal terlebih dahulu melalui patungan masing-masing orang sebesar Rp. 500.000,00 per tahunnya sebelum sekarang memilki lahan tersebut sendiri. Ben’s Fish Farm menggunakan sistem bagi hasil berdasarkan jumlah modal yang di berikan oleh setiap pemegang saham. Akan tetapi, untuk saat ini pemilik utama adalah Bapak Adrian karena keempat temannya telah keluar dari perusahaan dan mengambil bagian investasi yang telah mereka tanamkan. Ben’s Fish Farm pada awalnya dipimpin langsung oleh ibu dari bapak Adrian sendiri yang dahulu bernama Gamalindo Perkasa. Dengan seiring waktu berjalan dan mengingat usia ibu dari bapak adrian yang telah lanjut maka perusahaan di percayakan kepada bapak Adrian selaku putranya untuk di kelola dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya pemindahan kepemilikan ke pada bapak Adrian dari ibunya, nama perusahaan pun berganti dari Gamalindo Perkasa menjadi Ben’s Fish Farm yang di ambil dari nama panggilan bapak Adrian yaitu Bang Ben.

Seiring dengan semakin berkembangnya usaha ini, maka pemilik berinisiatif untuk membuat suatu kelompok tani yang kemudian dijadikan plasma oleh pemilik. Dengan adanya hal tersebut, maka pemilik dapat memajukan masyarakat sekitar yang ikut terbantu dengan adanya hubungan kemitraan tersebut. Pemilik pun tidak ragu untuk memfasilitasi calon petani yang ingin membuka usaha pembenihan bawal.

Lokasi dan Keadaan Geografis

Perusahaan Ben’s Fish Farm bergerak dalam usaha pembenihan ikan bawal air tawar yang terletak di Kampung Layung Sari, Desa Ciaruteun Udik Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat. Lokasi perusahaan terletak di sebelah timur kota Bogor yang menuju ke Leuwiliang dan Cibatok daerah pariwisata yang tidak jauh dari Gunung Salak.

Perusahaan Ben’s Fish Farm terletak dekat dengan pemukiman warga dan mudah ditemukan karena letak perusahaan Ben’s Fish Farm di pinggir jalan. Alasan lain pemilik memilih lokasi sebagai tempat usaha karena awalnya pemilik berusaha mencari lahan yang murah dan sumber air yang cocok untuk melakukan usaha pembenihan ikan bawal.

(39)

25 mushola, dua kamar mandi untuk karyawan dan rumah kediaman Bapak Adrian sendiri. Batas Geografis perusahaan Ben’s Fish Farm sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kampung Cibeureum Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Cigola

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Cisalada Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Cimayang

Tidak dipungkiri keadaan geografis perusahaan Ben’s Fish Farm sangat strategis dan menguntungkan bagi perusahaan karena letaknya yang dekat dengan aliran sungai. Air dari sungai inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai sumber air utuk pengairan kolam.

Struktur Organisasi

Agar suatu usaha dapat berjalan secara teratur, maka perlu dibuatnya sebuah struktur organisasi, sehingga pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagiannya lebih terarah untuk tercapainya tujuan perusahaan. Struktur organisasi pada perusahaan Ben’s Fish Farm langsung dikepalai oleh Bapak Adrian selaku direktur perusahaan sekaligus mengelola keuangan, Bapak Ajay sebagai asistan direktur, lima karyawan lainnya dalam bidang teknis yaitu Ending, Heri, Ijal, Rian dan Omen sedangkan pegawai tidak tetap ada satu orang bernama Asep. Karyawan bagian konsumsi serta bersih-bersih ada dua orang yaitu Lia dan Juju. Untuk teknisi instalasi listrik dan air Bapak Mantri sedangkan transportasi dipercayakan kepada Mang Ujang.

Pada tahun 2014 ini perusahaan Ben’s Fish Farm mempunyai 15 orang pegawai tetap maupun tidak tetap karena pada tahun tersebut perusahaan masih bergelut juga dalam budidaya pembesaran ikan bawal. Tetapi saat ini pegawai di perusahaan dikurangi karena perusahaan hanya memfokuskan kegiatan usaha pada pembenihan saja. Bagan struktur organisasi perusahaan Ben’s Fish Farm dapat dilihat pada gambar 7.

(40)

26

Adapun deskripsi pekerjaan dari struktur organisasi yang ada di perusahaan

Ben’s Fish Farm adalah : 1. Direktur Perusahaan

Direktur perusahaan adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas seluruh kegiatan perusahaan sekaligus sebagai pengambil keputusan tertinggi. Pada perusahaan Ben’s Fish Farm direktur perusahaan adalah pemilik dari perusahaan sendiri yaitu Bapak Adrian Sp.

2. Asisten Direktur

Asisten direktur adalah orang yang bertanggung jawab kepada direktur perusahaan mengenai jalannya kegiatan produksi, mengatur penjadwalan produksi, mengatur pengambilan larva dari petani plasma, serta mengatur pekerjaan karyawan.

3. Bagian Produksi

Di dalam bidang produksi, karyawan bertanggungjawab di dalam teknis produksi dari pembenihan bawal, mulai dari seleksi induk sampai proses pengepakan. Di dalamnya dibagi menjadi dua yaitu karyawan teknisi kolam dan teknisi hatchery.

4. Bagian Transportasi

Bagian transportasi adalah penugasan pekerjaan karyawan dalam hal pendistribusian baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan perusahaan maupun dalam pemasaran hasil produksi perusahaan. Perusahaan hanya memiliki satu karyawan di bidang transportasi.

5. Bagian Mesin

Di dalam bagian mesin, karyawan bertugas untuk memperbaiki mesin yang rusak baik itu yang berhubungan dengan instalasi listrik ataupun air. Karyawan bagian mesin dalam perusahaan hanya satu orang.

6. Bagian Konsumsi dan Bersih-Bersih

Bagian konsumsi dan bersih-bersih adalah karyawan yang bertugas menyediakan kebutuhan makan para karyawan dan juga membersihkan lingkungan perusahaan. Karyawan bagian konsumsi dan bersih-bersih ada dua orang.

Deskripsi Kegiatan Bisnis

Kegiatan bisnis yang berlangsung pada perusahaan Ben’s Fish Farm bergerak pada komoditi bawal air tawar, diantaranya sebagai berikut :

a. Usaha Pembenihan

(41)

27 Dramaga, Parung, Ciseeng), Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Magelang, Tulungagung, Purwokerto, Surabaya, dan Palembang.

b. Kemitraan

Perusahaan Ben’s Fish Farm menjalin kemitraan dengan petani plasma yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Dalam menjalin kemitraan dengan petani-petani tersebut, perusahaan memberikan bimbingan teknis, penyediaan obat, pengawasan produksi, penanganan pasca panen, hingga pemasaran hasil produksi larva petani plasma. Berikut ini merupakan hak dan kewajiban petani plasma dan perusahaan Ben’s Fish Farm sebagai Inti :

Kewajiban Perusahaan Inti :

1. Menyediakan sarana dan prasarana produksi 2. Memberikan bimbingan tekhnis dan budidaya

3. Pembayaran larva plasma dilakukan secara tunai pada saat plasma memberikan larvanya

4. membeli semua produk yang dihasilkan oleh plasma yang memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan sebelumnya

5. Mengambil larva hasil panen ke lokasi plasma (plasmapun bisa mengantar sendiri hasil penenya ke perusahaan inti)

Kewajiban Plasma :

1. Pembayaran sarana dan prasarana produksi sendiri, inti hanya menyediakan. cara pembayaran adalah dengan pemotongan hasil penjualan larva dengan jumlah yang harus dibayaran.

2. Menyediakan tenaga kerja sendiri

3. Mengikuti program buku tabungan yang di usung inti

Program tersebut bertujuan untuk memberikan plasma kesejahteraan dan uang tabungan dapat dipakai oleh plasma untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Uang tabungan diambil dari penjualan satu ekor larva yang dipotong Rp. 0.5,- yang kemudian dimasuakn ke dalam buku tabungan yang dikelola oleh perusahaan dan diambil sewaktu jika plasma membutuhkanya.

4. Mengikuti petunjuk dari penyuluh lapangan tentang tekhnis budidaya 5. menjual seluruh hasil produksi yang memnuhi standar kualitas yang

ditentukan kepada pihak inti

6. Tetap menjaga komitmen dan jujur selama melakukan kerjasama dengan INTI.

Hak Perusahaan Inti :

1. Mendapatkan seluruh hasil panen plasma yang telah sesuai dengan standard dan kualitas yang telah ditetapkan sebelumya.

2. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap plasma 3 Memutuskan kerjasama dengan plasma apabila ;

Gambar

Tabel 3 Total Produksi Budidaya Ikan pada Kolam Air Tenang Berdasarkan Jenis Ikan di Kabupaten Bogor, Tahun 2012 - 2013
Gambar 1 Pola Inti Plasma Antara Ben’s Fish Farm Dengan Plasma nya
Gambar 2 Alur Kerangka Operasional Pengembangan Usaha Pembenihan
Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan Ben’s Fish Farm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Korelasi Lama Pengalaman Kerja Responden dengan Kecenderungan Menilai Durasi Proyek Dari hasil perbandingan antara data observasi dan durasi prediksi pada sub bab di atas dapat

Kontribusi Penciptaan Hasil penciptaan karya musik Laku Yadnya diharapkan dapat memberikan kekayaan musikal sebagai sebuah karya baru baik dilihat dari metode penciptaannya

Tujuan dari departemen Food And Beverage ini adalah menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada tamu

Sebagian orang-orang yang tidak mengerti menuduh mereka berdua sembarangan, bahkan dikatakan kepada saya: “Sungguh sebagian orang berkata: Diwajibkan untuk

Salah satu penyewaan yang ada pada JN Photograph Kudus dalam bidang fotografi adalah penyewaan kamera dan jasa fotografi.Pelayanan penyewaan yang ada saat ini

pendidikan dan non pendidikan secara online ke server Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen)

Pemetaan 3D gua menggunakan software Blender, pemetaan dilakukan dengan mengambil dasar peta 2D yang telah di olah dengan Compass Cave sebagai pembuatan dasar lorong

dengan model pembelajaran tersebut?; (4) apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatifnya lebih baik dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model ekspositori?; (5)