• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kelayakan perluasan usaha pemasok ikan hias air tawar budi fish farm kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kelayakan perluasan usaha pemasok ikan hias air tawar budi fish farm kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

Oleh:

DWIASIH AGUSTIKA

A 14105665

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Halaman

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Gambaran Umum Usaha Ikan Hias ... 13

2.2 Usaha Pemasok (supplier) Ikan Hias ... 16

2.2.1 Penampungan Ikan ... 16

2.2.1.1 Persiapan dan Pemeliharaan Tempat Penampungan ... 16

2.2.1.2 Kualitas Air ... 16

2.2.1.3 Kultur Pakan Alami ... 18

2.2.1.4 Penyakit Ikan dan Penanggulangannya ... 19

2.2.2 Pemasaran ... 20

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1 Konsep Skala Usaha ... 27

3.1.2 Studi Kelayakan Proyek ... 29

3.1.3 Umur Proyek ... 31

3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat ... 31

3.1.5 Analisis Pendapatan Usaha ... 32

3.1.6 Kriteria Analisis Kelayakan Investasi ... 33

3.1.6.1 Aspek Teknis... 33

(3)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 38

IV. METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Metode Penelitian ... 42

4.2 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 42

4.3 Jenis dan Sumber Data ... 43

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 43

4.4.1 Analisis Aspek Teknis ... 44

4.4.2 Analisis Aspek Manajemen ... 45

4.4.3 Analisis Aspek Pasar ... 45

4.4.4 Analisis Aspek Finansial ... 46

4.4.1Net Present Value (NPV) ... 47

4.4.2Internal Rate of Return (IRR) ... 48

4.4.3Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ... 49

4.4.4Paybcak Period (PP) ... 50

4.4.5 Analisis Sensitivitas ... 52

4.5 Asumsi-asumsi Dasar ... 53

V. ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL... 56

5.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

5.2 Aspek-aspek Kelayakan Investasi Budi Fish Farm ... 57

5.2.1 Aspek Teknis... 58

5.2.1.1 Persiapan Tempat Penampungan ... 58

5.2.1.2 Pakan Alami ... 59

5.2.1.3 Penyakit Ikan dan Cara Penanggulangannya ... 59

5.2.1.4 Penyortiran dan Pengemasan ... 60

5.2.1.5 Pengangkutan ... 61

VI. ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL... 70

6.1 Analisis Usaha... 71

6.2 Analisis Kelayakan Usaha ... 72

(4)

6.2.3 Analisis Pendapatan Usaha ... 79

6.2.3.1 Analisis R/C Rasio ... 79

6.3 Kelayakan Finansial Usaha ... 80

6.3.1 Nilai Sisa ... 81

6.3.2 Analisis Payback Period ... 81

6.3.3 Proyeksi Cash Flow... 82

6.3.4 Analisis Kriteria Investasi ... 83

6.3.5 Analisis Rugi Laba ... 84

6.3.6 Analisi Sensitivitas ... 84

VII. KESIMPULAN DAN SARAN... 86

7.1 Kesimpulan ... 86

7.2 Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(5)

Nomor Halaman

1. Pangsa Pasar Negara-negara Eksportir Ikan Hias

Periode 2004-2005 ... 3

2. Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Menurut Negara Tujuan Periode 2003-2007... 4

3. Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Jawa Barat Menurut Negara Tujuan ... 5

4. Volume dan Nilai Ekspor Ikan Hias Kab.Bogor Tahun 2004-2005 ... 6

5. Perkembangan Produksi Ikan Hias di Kabupaten Bogor Tahun 2003-2007 ... 6

6. Persentase Pesanan yang diminta dengan Pesanan Terkirim ... 9

7. Rincian Struktur dan Gaji Karyawan Budi Fish Farm Tahun 2007 ... 64

8. Volume, Harga Rata-rata, dan Jumlah Negara Tujuan Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Tahun 2003-2007... 66

9. Komponen Investasi Usaha Ikan Hias Air Tawar BudiFish FarmTahun 2007... 72

10. Proyeksi Produksi, Belanja dan Penerimaan Budi Fish Farmselama 10 tahun ... 73

11. Presentase Komponen Biaya Investasi Usaha ... 76

12. Rincian Biaya Tetap Budi Fish FarmTahun 2007 ... 77

13. Rincian Biaya Variabel Budi Fish FarmTahun 2007 ... 78

14. Penerimaan Total, Biaya Total, Keuntungan, dan Nilai R/C Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar ... 80

(6)

17. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Usaha Pemasok

(7)

Nomor Halaman

1. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Domestik ... 15

2. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Ekspor ... 15

3. Kurva Amplop ... 28

4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 41

5. Struktur Organisasi BudiFish Farm... 62

(8)

Nomor Halaman

1. Rincian Biaya Investasi Usaha Pemasok Ikan Hias

Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan) ... .. 93

2. . Rincian Biaya Investasi Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan) ... .. 94

3. Daftar Komponen Investasi, Nilai Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyuustan Pada Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan Investasi) ... 95

4. Daftar Komponen Investasi, Nilai Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyuustan Pada Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Dengan Penambahan Investasi) ... 96

5. Analisis Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Tahun 2008 ... 97

6. Daftar Jenis, Jumlah, Harga Beli dan Nilai Beli Ikan Hias BudiFish Farm... 99

7. Jenis Ikan Hias Paling Banyak dipesan ... 101

8. Analisis Cashflow Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar ... 105

9. Analisis Rugi Laba ... 107

10. Analisis Sensitivitas Usaha Pemasok Ikan Hias Jika Terjadi Kenaikan Harga Pakan ... 108

(9)

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi

dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan

dalam pembangunan nasional terutama bi sa dilihat dari fungsinya sebagai

penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui

penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan

pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan

kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jenderal

Perikanan 2004). Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi

pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga

dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri,

2000).

Trend kegiatan ekspor produk perikanan dan kelautan memacu

perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk mengoptimalkan salah satu potensi

yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan bersaing. Salah satu bisnis se ktor

perikanan yang mempunyai potensi cukup besar adalah ikan hias. Jenis ikan hias

beranekaragam bentuk dan warnanya, namun ikan hias yang potensial untuk

dikembangkan adalah botia, arwana, discus, koki, dan kuda laut .

Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang belakangan ini

menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri.

(10)

hias memiliki daya tarik tersen diri untuk menarik minat para pecinta ikan hias

(hobiis) dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada

usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam

skala besar maupun kecil atau skala rumah tangga, sel ain itu perputaran modal

pada usaha ini relatif cepat.

Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia,

sebagian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya

banyak yang sudah diekspor untuk memeuhi selera para p enggemar ikan hias di

luar negeri. Ikan hias bukan merupakan ikan konsumsi manusia, tetapi merupakan

ikan untuk pajangan, untuk dilihat keindahan akan warna dan corak yang berbeda

dari tiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini menyebabkan ikan hias

banyak diminati dan mulai diperdagangkan sebagai komoditas hidup.

Prospek bisnis ikan hias Indonesia sangat cerah, karena didukung oleh

beberapa faktor seperti jenis ikannya beragam, ketersediaan air yang cukup, lahan

serta iklim yang sesuai. Akan t etapi perkembangan ekspor ikan hias Indonesia

cenderung menurun tiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh adanya larangan

pesawat Indonesia terbang ke Eropa serta adanya eksportir ikan hias Indonesia

yang melakukan ekspor secara individual atau dengan kata la in tidak melalui

asosiasi.

Perkembangan budidaya ikan hias menjadikan Indonesia sebagai negara

eksportir yang cukup berperan dengan potensi ikan hias yang cukup besar baik

ikan hias air laut maupun ikan hias air tawar. Sejak tahun 1970, Indonesia telah

mengekspor ikan hias dengan tujuan utama negara Singapura dan Hongkong .

(11)

Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

Oleh:

DWIASIH AGUSTIKA

A 14105665

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Halaman

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Gambaran Umum Usaha Ikan Hias ... 13

2.2 Usaha Pemasok (supplier) Ikan Hias ... 16

2.2.1 Penampungan Ikan ... 16

2.2.1.1 Persiapan dan Pemeliharaan Tempat Penampungan ... 16

2.2.1.2 Kualitas Air ... 16

2.2.1.3 Kultur Pakan Alami ... 18

2.2.1.4 Penyakit Ikan dan Penanggulangannya ... 19

2.2.2 Pemasaran ... 20

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1 Konsep Skala Usaha ... 27

3.1.2 Studi Kelayakan Proyek ... 29

3.1.3 Umur Proyek ... 31

3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat ... 31

3.1.5 Analisis Pendapatan Usaha ... 32

3.1.6 Kriteria Analisis Kelayakan Investasi ... 33

3.1.6.1 Aspek Teknis... 33

(13)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 38

IV. METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Metode Penelitian ... 42

4.2 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 42

4.3 Jenis dan Sumber Data ... 43

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 43

4.4.1 Analisis Aspek Teknis ... 44

4.4.2 Analisis Aspek Manajemen ... 45

4.4.3 Analisis Aspek Pasar ... 45

4.4.4 Analisis Aspek Finansial ... 46

4.4.1Net Present Value (NPV) ... 47

4.4.2Internal Rate of Return (IRR) ... 48

4.4.3Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ... 49

4.4.4Paybcak Period (PP) ... 50

4.4.5 Analisis Sensitivitas ... 52

4.5 Asumsi-asumsi Dasar ... 53

V. ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL... 56

5.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

5.2 Aspek-aspek Kelayakan Investasi Budi Fish Farm ... 57

5.2.1 Aspek Teknis... 58

5.2.1.1 Persiapan Tempat Penampungan ... 58

5.2.1.2 Pakan Alami ... 59

5.2.1.3 Penyakit Ikan dan Cara Penanggulangannya ... 59

5.2.1.4 Penyortiran dan Pengemasan ... 60

5.2.1.5 Pengangkutan ... 61

VI. ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL... 70

6.1 Analisis Usaha... 71

6.2 Analisis Kelayakan Usaha ... 72

(14)

6.2.3 Analisis Pendapatan Usaha ... 79

6.2.3.1 Analisis R/C Rasio ... 79

6.3 Kelayakan Finansial Usaha ... 80

6.3.1 Nilai Sisa ... 81

6.3.2 Analisis Payback Period ... 81

6.3.3 Proyeksi Cash Flow... 82

6.3.4 Analisis Kriteria Investasi ... 83

6.3.5 Analisis Rugi Laba ... 84

6.3.6 Analisi Sensitivitas ... 84

VII. KESIMPULAN DAN SARAN... 86

7.1 Kesimpulan ... 86

7.2 Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(15)

Nomor Halaman

1. Pangsa Pasar Negara-negara Eksportir Ikan Hias

Periode 2004-2005 ... 3

2. Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Menurut Negara Tujuan Periode 2003-2007... 4

3. Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Jawa Barat Menurut Negara Tujuan ... 5

4. Volume dan Nilai Ekspor Ikan Hias Kab.Bogor Tahun 2004-2005 ... 6

5. Perkembangan Produksi Ikan Hias di Kabupaten Bogor Tahun 2003-2007 ... 6

6. Persentase Pesanan yang diminta dengan Pesanan Terkirim ... 9

7. Rincian Struktur dan Gaji Karyawan Budi Fish Farm Tahun 2007 ... 64

8. Volume, Harga Rata-rata, dan Jumlah Negara Tujuan Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Tahun 2003-2007... 66

9. Komponen Investasi Usaha Ikan Hias Air Tawar BudiFish FarmTahun 2007... 72

10. Proyeksi Produksi, Belanja dan Penerimaan Budi Fish Farmselama 10 tahun ... 73

11. Presentase Komponen Biaya Investasi Usaha ... 76

12. Rincian Biaya Tetap Budi Fish FarmTahun 2007 ... 77

13. Rincian Biaya Variabel Budi Fish FarmTahun 2007 ... 78

14. Penerimaan Total, Biaya Total, Keuntungan, dan Nilai R/C Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar ... 80

(16)

17. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Usaha Pemasok

(17)

Nomor Halaman

1. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Domestik ... 15

2. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Ekspor ... 15

3. Kurva Amplop ... 28

4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 41

5. Struktur Organisasi BudiFish Farm... 62

(18)

Nomor Halaman

1. Rincian Biaya Investasi Usaha Pemasok Ikan Hias

Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan) ... .. 93

2. . Rincian Biaya Investasi Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan) ... .. 94

3. Daftar Komponen Investasi, Nilai Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyuustan Pada Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Tanpa Penambahan Investasi) ... 95

4. Daftar Komponen Investasi, Nilai Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyuustan Pada Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar BudiFish Farm, Tahun 2008 (Dengan Penambahan Investasi) ... 96

5. Analisis Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Tahun 2008 ... 97

6. Daftar Jenis, Jumlah, Harga Beli dan Nilai Beli Ikan Hias BudiFish Farm... 99

7. Jenis Ikan Hias Paling Banyak dipesan ... 101

8. Analisis Cashflow Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar ... 105

9. Analisis Rugi Laba ... 107

10. Analisis Sensitivitas Usaha Pemasok Ikan Hias Jika Terjadi Kenaikan Harga Pakan ... 108

(19)

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi

dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan

dalam pembangunan nasional terutama bi sa dilihat dari fungsinya sebagai

penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui

penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan

pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan

kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jenderal

Perikanan 2004). Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi

pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga

dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri,

2000).

Trend kegiatan ekspor produk perikanan dan kelautan memacu

perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk mengoptimalkan salah satu potensi

yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan bersaing. Salah satu bisnis se ktor

perikanan yang mempunyai potensi cukup besar adalah ikan hias. Jenis ikan hias

beranekaragam bentuk dan warnanya, namun ikan hias yang potensial untuk

dikembangkan adalah botia, arwana, discus, koki, dan kuda laut .

Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang belakangan ini

menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri.

(20)

hias memiliki daya tarik tersen diri untuk menarik minat para pecinta ikan hias

(hobiis) dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada

usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam

skala besar maupun kecil atau skala rumah tangga, sel ain itu perputaran modal

pada usaha ini relatif cepat.

Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia,

sebagian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya

banyak yang sudah diekspor untuk memeuhi selera para p enggemar ikan hias di

luar negeri. Ikan hias bukan merupakan ikan konsumsi manusia, tetapi merupakan

ikan untuk pajangan, untuk dilihat keindahan akan warna dan corak yang berbeda

dari tiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini menyebabkan ikan hias

banyak diminati dan mulai diperdagangkan sebagai komoditas hidup.

Prospek bisnis ikan hias Indonesia sangat cerah, karena didukung oleh

beberapa faktor seperti jenis ikannya beragam, ketersediaan air yang cukup, lahan

serta iklim yang sesuai. Akan t etapi perkembangan ekspor ikan hias Indonesia

cenderung menurun tiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh adanya larangan

pesawat Indonesia terbang ke Eropa serta adanya eksportir ikan hias Indonesia

yang melakukan ekspor secara individual atau dengan kata la in tidak melalui

asosiasi.

Perkembangan budidaya ikan hias menjadikan Indonesia sebagai negara

eksportir yang cukup berperan dengan potensi ikan hias yang cukup besar baik

ikan hias air laut maupun ikan hias air tawar. Sejak tahun 1970, Indonesia telah

mengekspor ikan hias dengan tujuan utama negara Singapura dan Hongkong .

(21)

eksportir ikan hias dengan pangsa pasar cukup besar yaitu 8,71% pada tahun

2005, tetapi angka tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan pangsa pasar

Singapura yang mencapai 27,86%. Hal ini disebabkan ikan hias yang dijual ke

Singapura dijual kembali oleh Singapura ke negara -negara lain di dunia.

Meskipun demikian, pangsa pasar Indonesia telah meningkat sebesar 19,16%

dibandingkan tahun 200 4. Pangsa pasar negara-negara eksportir ikan hias yang

sebagian besar merupakan negara di Asia, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pangsa Pasar Negara-negara Eksportir Ikan Hias Periode 2004-2005 (dalam Ribu US $)

No. Negara

2004 2005 Perubahan

Share (%)

US$ Share US$ Share

1. Singapura 42.431 25,68 43.449 27,86 2,40

2. Indonesia 11.401 6,90 13.585 8,71 19,16

3. Malaysia 10.712 6,48 11.846 7,60 10,59

4. Rep.Czech 10.316 6,24 10.273 6,59 -0,42

5. Jepang 7.085 4,29 8.476 5,43 19,63

6. Amerika Serikat 10.834 6,56 8.189 5,25 -24,41

7. Hongkong 8.705 5,27 7.386 4,74 -15,15

8. Filipina 6.477 3,92 6.737 4,32 4,01

9. Israel 6.083 3,68 5.399 3,36 -11,24

10. Lain-lain 51.177 30,97 40.621 26,04 -20,63

Total 165.221 100,00 155.961 100,00

-Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan , 2007

Perkembangan ekspor ikan hias air tawar Indonesia pada tahun 200 7

mencapai nilai US$ 3.917.277 dengan negara tujuan ekspor yang tersebar di Asia,

Australia, Amerika Serikat dan Eropa. Diantaranya merupakan negara -negara

(22)

Perancis, Amerika Serikat, Jerman dan Inggris. Perkembangan ekspor ikan h ias

air tawar Indonesia tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Menurut Negara Tujuan Periode 2003-2007 (dalam US$)

Tahun

Negara 2003 2004 2005 2006 2007

Jepang 826.214 198.200 193.661 2.642.325 1.012.468

Perancis 24.270 3.213 - 71.481 109.716

Amerika Serikat

219.804 82.952 - 360.485 421.998

Singapura 200.812 239.228 12.959 513.352 729.202

Taiwan 61.193 7.059 - 118.630 475.874

Jerman 37.450 2.565 - 49.547 57.629

Hongkong 159.395 3.053 1.200 227.048 295.513

Malaysia 141.603 68.077 3.330 130.249 209.763

Australia 21.307 1.740 - 91.202 108.007

Negara Lain 98.307 7.794 4.736 475.917 497.107

Total 1.790.728 631.881 215.886 4.680.236 3.917.277

Sumber : Depatemen Perindustrian dan perdagangan, 2008 Ket : - = Tidak ada data

Daerah penghasil ikan hias air di Indonesia adalah Sumatera Utara, Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur, Su lawesi Selatan, serta Irian Jaya. Jawa Barat

merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias yang cukup besar, hal ini dapat

dilihat dari ekspor ikan hias Jawa Barat pada tahun 2007 mencapai nilai US$

319.506,58 dan sebagian besar diekspor ke negara Jepang . Perkembangan nilai

(23)

Tabel 3. Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Jawa Barat Menurut Negara Tujuan Periode 2003-2007 (dalam US$)

Tahun

Negara 2003 2004 2005 2006 2007

Jepang - 71.856,21 71.856,21 37.522,72 278.323,57

Perancis - - 6.601,02 - 6.256,12

Denmark - - - 1.554,08 1.075,00

Afrika - - - - 2.044,99

Belanda - - - 862,40 1.989,40

Jerman - - 1.672,85 6.702,07 26.549,70

Saudi Arabia - - - 3.961,93 3.267,80

Singapura 197.140,02 822.656,02 - -

-Belgia - - - 3.567,21

-Korea - - - 1.660,00

-Filipina - - - 2.488,24

-Total 197.140,02 894.711,23 41.487,44 58.318,65 319.506,58

Sumber : Depatemen Perindustrian dan perdagangan, 2008 Ket : - = Tidak ada data

Wilayah Bogor yang tidak berbatasan dengan laut menjadikan usaha

budidaya ikan hias air tawar berkembang di daerah ini. Usaha ini banyak

dilakukan karena komoditi ikan hias ini memili ki pangsa pasar yang sangat

potensial baik itu dalam permintaan dari dalam negeri, maupun permintaan dari

luar negeri.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias

yang ada di daerah Jawa Barat. Tabel 4 menunjukkan produksi ikan h ias air tawar

sebesar 6.000.000 ekor untuk tahun 2004 dan 2005 dengan volume ekspor senilai

Rp 3.150.000.000,00 untuk tahun 2004 dan Rp 3.500.000.000,00 untuk tahun

(24)

Tabel 4. Volume dan Nilai Ekspor Ikan Hias Kab upaten Bogor

Tahun Volume (ekor) Nilai (Milyar Rupiah)

2004 6.000.000 3,15

2005 6.000.000 3,5

Sumber: Dinas Peternakan dan Perika nan Kabupaten Bogor, 2007

Daerah tujuan ekspor ikan hias dari Kabupaten Bogor meliputi

negara-negara Asia, yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, Jepang, Cina, India dan

Srilanka; Amerika Serikat dan Kanada; negara -negara Eropa, seperti Perancis,

Inggris, Belanda, Jerman, Denmark, Swedia Polandia dan Ukraina; juga Negara

-negara lain seperti Bahrain, Cyprus, Israel, Turki dan Australia (Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Bogor 2007).

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor

(2007), produksi ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan tiap

tahunnya. Pada tahun 2006, produksi ikan hias mengalami peningkatan dari

75.382.670 ekor atau sekitar 3,85% menjadi 78.288.000 ekor pada tahun 2007.

Hal ini disebabkan adanya peningkatan luas areal dan jumlah pembudidaya ikan

hias. Data perkembangan produksi ikan hias Tahun 2003-2007 ini dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Produksi Ikan Hias di Kabupaten Bogor Periode Tahun 2003-2007

(25)

Sehubungan dengan kepentingan pengembangan sisi penawaran produk

ikan hias, Departemen Kelautan dan Perikanan telah memiliki program khusus

untuk mengangkat produksi ikan hias Indonesia, diantaranya adalah dengan

mendirikan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Raiser) yang berskala

Nasional. Adapun tujuan dari program ini antaralain sebagai:

1. Pusat perdagangan industri ikan hias

2. Penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias

3. Pusat pemasaran ikan hias

4. Penyangga stok

5. Sarana edukasi dan riset

6. Pusat informasi

Usaha budidaya ikan hias di Kabupaten Bogor ini tidak hanya dilakukan

oleh petani, banyak juga perusahaan yang mengkhususkan bergerak dalam bidang

budidaya ikan hias. Akan tetapi kegiatan budidaya ikan hias tidak lepas dari pera n

petani, pemasok (supplier), serta eksportir yang menjadi penggerak utama usaha

perdagangan ikan hias ini.

Pemasok (supplier) merupakan pelaku bisnis yang memegang peranan

penting dalam kegiatan perdagangan ikan hias, baik di tingkat lokal maupun

ekspor. Salah satu perusahaan yang bergerak sebagai pemasok (supplier) ikan hias

yang berada di wilayah Kabupaten Bogor adalah Budi Fish Farmyang terletak di

Desa Harapan Jaya, Kecamatan Cibinong.

Dalam perkembangan usaha ikan hias, Budi Fish Farm melihat bahwa

bisnis ikan hias dapat memberikan harapan yang cukup menjanjikan. Hal tersebut

(26)

maupun ekspor. Untuk mengantisipasinya, Budi Fish Farm berupaya

mengembangkan skala usaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang lebih

besar bagi perusahaan. Akan tetapi, sebelum melakukan pengembangan usaha

perlu adanya suatu kajian terhadap usaha pemasok (supplier) ikan hias ini

mengingat situasi perekonomian Indonesia yang masih realtif tidak stabil. Untuk

kepentingan tersebut penelitian ini dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Ikan hias air merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna

sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini

menyebabkan ikan hias banyak diminati oleh masyarakat dan mulai

diperdagangkan sebagai komoditas hidup. Pada mulanya ikan hias y ang

diperdagangkan diperoleh dengan cara menangkapnya dari alam, akan tetapi

penangkapan dari alam tersebut tidak memperhatikan jumlah, kesinambungan

serta dapat menyebabkan kepunahan jenis ikan tertentu. Oleh karena itu,

masyarakat mulai membudidayakan ik an hias baik ikan hias air laut, maupun ikan

hias air tawar serta dengan kemajuan di bidang transportasi dan pengepakan

memudahkan pemasaran ikan hias untuk memenuhi permiintaan domesti k

maupun sebagai komoditi ekspor.

Salah satu syarat untuk memenuhi perm intaan pasar adalah dengan

memperbaiki kuslitas ikan hias itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

pemeliharaan yang intensif seperti pemberian pakan teratur dan perawatan media

(27)

ikan hias. Selain itu juga dilakukan pengelompokkan berdasarkan jenis dan

ukuran yang seragam agar memudahkan dalam proses penjualan.

BudiFish Farmmerupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

perdagangan ikan hias, khususnya sebagai pe masok ikan hias untuk eksportir.

Perusahaan ini memulai usaha dik arenakan adanya peluang permintaan ikan hias

yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini Budi Fish Farm memiliki lahan

seluas 900 m2dan telah mencapai volume penjualan sebesar 75.000 ekor ikan hias

per minggunya dan penjualan paling banyak dilakukan terhadap eksportir ikan

hias. Belakangan ini dirasakan bahwa terjadi peningkatan permintaan dari para

eksportir ikan hias. Peningkatan tersebut disebabkan karena jumlah eksportir yang

meningkat dan volume permintaan masing -masing eksportir meningkat pula , hal

ini dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Persentase Pesanan yang diminta dengan Pesanan yang Terkirim

No. Tahun Pesanan

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Bogor, 2007

Peningkatan permintaan ekspor tersebut mendorong BudiFish Farmuntuk

memperbesar skala usahanya dengan memanfaatkan lahan yang masih tersedia

disekitar lokasi usaha mengingat adanya kemudahan dalam fasilitas kredit yang

diberikan oleh lembaga keuangan formal .

Upaya perluasan skala usaha yang akan dilakukan oleh Budi Fish Farm

(28)

perlengkapan usaha yang didasarkan pada kapasitas produksi sebelumnya yaitu

sebesar 75.000 ekor per minggu . Meningkatnya permintaan akan ikakn hias air

tawar merupakan peluang bagi perusahaan, sehingga untuk memnuhi peluang

tersebut Budi Fish Farm berencana akan mengembangkan usaha dengan

menambah skala usaha pemasok ikan hias air tawar. Mengingat besarnya biaya

yang harus dikeluarkan untuk upaya perluasan skala usaha ini, Budi Fish Farm

perlu melakukan analisis kelayakan investasi untuk mengefisiensikan dan

mengefektifkan penanaman modal yang besar tersebut. Aspek-aspek yang akan

dikaji dalam pengembangan usaha pemasok ikan hias air tawar meliputi aspek

teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek pasar, serta aspek finansial.

Salah satu komponen utama dalam pemeliharaan ikan hias ini adalah

cacing sutera yang digunakan sebagai pakan bagi ikan. Harga pakan ikan hias

selalu menunjukkan kecenderungan meningkat yang akan menjad i permasalahan

bagi perusahaan itu sendiri. Variabel lain yang juga mempengaruhi jalannya usaha

pemasok (supplier) ikan hias ini adalah pemakaian bahan bakar untuk

transportasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana kelayakan usaha pemasok ikan hias air tawar yang dilakukan

oleh Budi Fish farm jika dilihat dari segi aspek teknis, aspek manajemen,

aspek sosial, dan aspek pasar?

2. Bagaimana kelayakan usaha pemasok ikan hias air tawar yang dilakukan

(29)

3. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan usaha pemasok ikan

hias air tawar Budi Fish Farm terhadap perubahan pada harga pakan ikan

hias dan harga bahan bakar?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antaralain:

1. Melihat kelayakan usaha pemasok ikan hias air tawar BudiFish Farmdari

segi aspek teknis, aspek manajemen, aspek so sial, dan aspek pasar.

2. Menganalisis kelayakan usaha pemasok ikan hias air tawar berdasarkan

aspek finansial.

3. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan usaha pemasok

ikan hias air tawar BudiFish Farm.

1.4 Kegunaan Penelitian

Budi Fish Farm merupakan perusahaan perikanan y ang bergerak pada

usaha pemasok ikan hias air tawar di Jawa Barat. Diharapkan dengan adanya

penelitian ini dapat menjadi masukan dan memberikan informasi yang berguna

bagi pihak yang berkepentingan untuk tertarik dalam usaha pemasok ikan hias

baik jenis air laut maupun air tawar. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan terhadap manajemen perusah aan untuk mengetahui kelayakan

usaha pemasok ikan hias, serta mengetahui variabel -variabel yang

(30)

2. Bagi penulis, dengan penelitian ini memberikan kesempatan untuk

menambah wawasan dan pengala man dalam menerapkan ilmu -ilmu yang

telah diperoleh selama perkuliahan.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi atau

bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini, aspek non finansial yang dibahas adalah aspek teknis,

aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek pasar. Pembatasan penelitian ini

bertujuan untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuannya. Aspek

finansial yang digunakan dalam penelitian ini menggunaka n beberapa kriteria

kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), serta Payback Period (PP). Selain itu,

pada penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas yang bertujuan untuk

melihat sejauh mana perusahaan dapat mempertahankan usahanya apabila terjadi

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Usaha Ikan Hias

Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongkan kedalam dua jenis,

yaitu ikan hias air tawar dam ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai jenis yang

beranekaragam dengan corak dan warna yang berbeda -beda. Tempat

pemeliharaan ikan hias dapat berupa kolam (bak semen) ataupun akuarium.

Tempat tersebut praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang

dilakukan pada lahan sempit.

Ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna dan

karakter yang khas pada masing -masing jenisnya, sehingga menc iptakan

keindahan tersendiri ketika melihat gerakan -gerakannya dalam akuarium ataupun

kolam yang mendukung serta dapat memberikan suasana tentram. Gerakan ikan

hias yang umumnya lembut dan dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat

pendukung lainnya di dalam akuarium akan selalu menarik untuk dilihat.

Kegiatan budidaya perikanan, khususnya ikan hias air tawar membutuhkan

input modal yang tidak dan sarana lain yang tidak sedikit nilainya. Oleh karena

itu, persiapan harus dilakukan dengan sungguh -sungguh agar usahanya terhindar

dari resiko kegagalan (Daelami, 2000).

Secara garis besar, ikan hias dibagi kedalam empat macam dilihat dari

jenisnya, yaitu:

1. Ikan hias yang berasal dari air tawar dengan istilah perdagangannya

(32)

2. Ikan hias yang berasal dari laut yang dikenal sebagai Marine Ornamental

Fish.

3. Tanaman hias air tawar yang dikenal sebagai Freshwater Ornamental Plant

atauAquatic Plant.

4. Kerang-kerangan atau biota laut yang dikenal sebagai invertebrata.

Pada kegiatan perdagangan ikan hias, sangat memperhatikan mutu dari

ikan yang dihasilkan. Mutu yang dimaksud adalah mutu yang disesuaikan dengan

standar berlaku, hal ini dikarenakan perdagangan ikan hias lebih besar untuk

ekspor. Faktor-faktor yang mempengaruhi mut u suatu ikan hias antaralain:

1. Kegiatan Budidaya, meliputi:

a) Perawatan yang terdiri dari penangkapan, pembenihan, pembesaran,

kemampuan untuk berkembangbiak.

b) Pemberian pakan

c) Penanggulangan penyakit

d) Variasi dan ketajaman warna ikan hias

e) Ukuran dan umur ikan hias

2. Metode Penangkapan dan Peralatan

Metode penangkapan yang salah dapat mengakibatkan ketidaksehatan hasil

tangkapan, sedangkan penangkapan dengan menggunakan alat yang tidak

sesuai dapat menyebabkan rusaknya hasil tangkapan terse but.

3. Penanganan pada tempat pengumpulan

Ikan hias harus benar-benar mendapatkan perlakuan yang tepat, baik dalam

(33)

makanannya, kadar suhu tempat pengumpulan dan intensitas cahaya pada

tempat tersebut (Badan Pengembangan Ekspor Nasional, 2000).

Prosedur dalam perdagangan ikan hias adalah bebas, artinya tidak ada

batasan dalam jumlah. Namun jika perdagangan ikan hias dalam skala ekspor,

maka eksportir harus memiliki ijin perdagangan dari K ementerian Industri dan

Perdagangan. Ikan hias merupakan komoditi yang mempunyai ciri dan sifat

tertentu, sehingga para pelaku pasar ikan hias harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang baik agar dapat menghasilkan ikan yang sesuai dengan

keinginan pasar.

Pada umumnya saluran distribusi perdagangan ikan hias dalam pasar

domestik dimulai dari petani atau peternak lalu ke pedagang pengumpul,

kemudian pedagang pengumpul akan menjualnya kembali kepada p edagang

pengumpul lain yang berada di kota besar, baru setelah itu disalurkan kepada

pengecer dam konsumen. Saluran distribusi perdagangan ikan hias dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Domestik

Saluran pemasaran yang ditujukan untuk tingkat ekspor dapat dilihat pada

Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Ekspor Petani

Pengumpul di kota besarPengumpul Pengecer Konsumen Petani

(34)

2.2 Usaha Pemasok (supplier) Ikan Hias

Order ikan hias dari para eksportir biasanya datang setelah adanya

permintaan dari luar negeri, kemudian eksportir akan mencari ikan -ikan hias

tersebut kepada pemasok (supplier) dengan mengirimkan daftar pemesanan

tersebut. Setelah order datang, pemasok (supplier) akan mendatangi atau

menghubungi petani.

Pemasok (supplier) dijadikan ujung tombak oleh sebagian besar eksportir,

sedangkan ujung tombak pemasok (supplier) adalah petani ikan hias. Akan tetapi

pihak pemasok juga tetap melakukan kegiatan pemeliharaan, penyeleksian dan

pengangkutan sebelum ikan hias terjual.

2.2.1 Penampungan Ikan

2.2.1.1 Persiapan dan Pemeliharaan Tempat Penampungan

Lokasi penampungan seb aiknya memiliki sumber air yang cukup, tenang

dan aman. Selain itu, lokasi juga sebaiknya dekat dengan lingkungan peternak

serta dekat jalan utama, sehingga akan memudahkan transportasi. Tempat yang

digunakan untuk menampung ikan adalah Aquarium. Aquarium merupakan

tempat yang sangat sesuai sebagai tempat penampungan ikan hias, karena kondisi

ikan serta kualitas air dapat dikontrol dengan teliti. Selain aquarium, ikan hias

juga dapat ditempatkan pada kolam semen, bak plastic maupun bak yang terbuat

dari fiberglass. Hal ini biasanya ditentukan oleh jenis dan ukuran ikan hias

tersebut (Lingga dan Susanto, 2003).

2.2.1.2 Kualitas Air

Air adalah unsur penunjang terpenting dalam p roses pemeliharaan ikan

(35)

air tanah atau air sumur relatif lebih aman bila digunakan dalalm pemeliharaan

ikan hias ini. Menurut Sitanggung (2002), ada beberapa parameter yanag

mempengaruhi kualitas air yaitu:

1. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman biasanya diukur dengan skala 1 -14 dan umumnya angka

tujuh menandakan air bersifat netral. Ikan hias biasanya hidup optimal dalam

kisaran pH 6,5–8.

2. Kesadahan (HD)

Kesadahan air (hardness) menunjukkan kandungan mineral, berupa kalsium

(Ca), magnesium (Mg), dan seng (Zn) di dalam air. Jika kandungan unsur

mineral tersebut tinggi, maka air dianggap bersifat hardness atau keras.

Sebaliknya jika kandungan mineralnya rendah, air dianggap softness atau

lunak. Ikan hias biasanya hidup pada air yang rata-rata memiliki kesadahan

antara 8 – 10 HD.. Kesadahan air dapat dilakukan dengan menambahkan

aquades.

3. Oksigen Terlarut

Sebagian besar ikan hias membutuhkan oksigen (O2) terlarut dalam air

sebanyak 3 mg/l. Umumnya, batas minimal kandungan oksi gen terlarut untuk

pertumbuhan ikan adalah 5 mg/l. Gejala kekurangan oksigen pada ikan terlihat

dari gerak-geriknya yang mulai gelisah, selalu berenang di permukaan air,

serta frekuensi pernafasannya lebih cepat, yaitu insang dan mulut membuka

(36)

2.2.1.3 Kultur Pakan Alami

Tingginya angka kematian pada budidaya ikan hias salah satunya

dipengaruhi oleh lancar atau tidaknya suplai makanan yang diberikan pada ikan

tersebut. Pakan yang paling sesuai untuk ikan hias air tawar adalah pak an alami.

Pakan alami merupakan pakan gratis yang dapat ditemukan di alam, misalnya di

perairan umum atau bahkan dibudidayakan sendiri.

Pakan alami biasanya berupa renik, seperti cacing -cacingan, larva nyamuk

serta dapat pula udang renik. Ukurannya bernac am-macam sehingga dapat

disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan dan umur ikan pada pemberiannya.

Menurut Lingga dan Susanto (2003), ada beberapa jenis pakan alami

berprotein tinggi yang lazim untuk diberikan pada ikan hias, diantaranya adalah:

1. Infusoria

Infusoriaadalah protozoa yang sangat cocok diberikan sebagai pakan ikan

hias yan gberukuran kecil (benih) setelah kuning telurnya habis. Protozoa ini

kebanyakan hidup di air tawar seperti kolam, sawah, rawa dan perairan tawar

tergenang lainnya. Infusoria mampu tumbuh dan berkembang biak dengan

cepat sekalipun di lingkungan yang sedang tercemar dan mengalami proses

pembongkaran sisa bahan organik.

2. Rotifera

Jenis Rotifera yang sering ditemukan adalah Brachiomus. Namun,

Brachiomus yang ada di air tawar berbeda dengan yang ada di air payau dan

air laut. Makanannya terdiri dari ganggang renik, ragi, bakteri, dan protozoa.

(37)

3. Kutu Air

Kutu air yang dimaksud di kalangan perikanan seb enarnya bukan berupa

kutu, melainkan udang renik yang dikenal dengan sebutan Cladocera.

Diantara banyak udang renik, Cladoceraini paling terkenal. Jenis yang sering

di kolam dan perairan umum adalah MoinadanDaphnia.

4. Cacing Sutera

Cacing sutera terkenal mampu memacu pertumbuhan anak ikan. Bagi

induk ikan yang sedang bunting, cacing ini memang kurang cocok karena

dikhawatirkan dapat menghambat keluarnya telur. Kandungan lemak cacing

ini diduga akan menyum bat saluran telur induk ikan tersebut.

5. Jentik Nyamuk

Pakan larva nyamuk tergolong sangat cocok diberikan pada induk ikan

hias yang sudah atau akan kawin. Selain ukuran tubuhnya cocok dengan induk

ikan hias, kandungan proteinnya pun tinggi. Bahkan induk ikan yang sudah

bertelur akan lebih cepat matang telur kembali apabila diberikan pakan jentik

nyamuk.

2.2.1.4 Penyakit Ikan dan Penanggulannya

Menurut Lingga dan Susanto (2003), penyakit ikan hias umumnya

disebabkan oleh dua kelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit

(parasiter) dan bukan parasit (non parasiter). Penyakit parasiter adalah penyakit

yang disebabkan oleh adanya parasit yang menyerang tubuh, insang, lendir,

maupun organ dalam tubuh ika n sendiri. Penyakit tersebut dapat disebab kan oleh

protozoa, cacing, udang, renik, jamur, bakteri, dan virus (Lingga dan Susanto,

(38)

Penyakit non parasiter merupakan penyakit yang timbul bukan karena

serangan parasit, melainkan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pakan.

Lingkungan yang tidak sesuai sejak awal pemeliharaan atau berubah mendadak

dapat menyebabkan ikan sakit. Sementara kesalahan dalam pemberian pakan

misalnya berlebih atau berkualitas jelek dapat menyebabkan kematian pada ikan.

Akibat dari serangan non parasiter ini terkadang lebih hebat dari penyakit

parasiter sendiri. Kekurangan oksigen, kesalahan pemberian pakan, perubahan

temperature dan keracunan adalah contoh penyakit non parasiter yang sering

dijumpai (Lingga dan Susanto, 2003).

2.2.2 Pemasaran

Untuk pasar lokal, umumnya jalur pemasarannya adalah produsen

-pengumpul-agen-pedagang pengecer-konsumen. Jalur pemasaran ini akan

semakin panjang untuk keperluan ekspor karena menyertakan eksportir, importer,

pedagang besar, agen, maupun pedagang pengecer. Panjang pendek nya jalur

pemsaran akan mempengaruhi harga ikan di tangan konsumen (Ismail, 2003).

Selain jalur pemsaran, tingginya resiko pemasaran akan meningkatkan

biaya sehingga harga ikan juga akan meningkat. Untuk mengurangi resiko, ikan

hias yang akan dipasarkan h arus melalui proses penyeleksian, pengemasan, dan

pengangkutan yang baik.

2.2.2.1 Proses Penyeleksian

Penyeleksian sangat penting peranannya dalam usaha pemasok (supplier)

dan ekspor ikan hias. Kesehatan dan ukuran ikan hias adalah standar mutu yang

(39)

ada kelainan, sedangkan standar ukuran ikan hias ada beberapa ukuran, yaitu S

(Small), SM (antara Small dan Medium), ML (antara Medium dan Large), L

(Large), dan XL (ekstra Large). Ukuran ini diukur dari ujung mulut sampai

pangkal ekor, tidak termasuk panjang ekor (Alijera, 2002). Proses penyeleksian

mutlak dilakukan agar diperoleh ukuran, jumlah dan jenis ikan yang seragam

dalalm setiap kemasan.

2.2.2.2 Pengemasan

Ikan yang sudah diseleksi selanjutnya akan melalui proses pengemasan.

Salah satu teknik pengemasan ikan yang terbaik adalah dengan memasukkan ikan

ke dalam kantong plastik berisi air yang kemudian diberi oksigen murni sebelum

diikat.

Kantong plastik yang sudah disiapkan rengkap dua diisi air sebanyak 1/5

-1/7 volumenya, kemudian ikan yang akan diangkut dipindahkan ke dalam kantong

secara hati-hati agar tidak merusak tubuh ataupun membuat ikan menjadi stress.

Jumlah ikan yang dimasukkan ke dalam kantong plastik, disesuaikan dengan

ukuran kantong, ukuran ikan, jenis ikan dan jarak tempuh lokasi yang dituju.

Setelah itu, ujung kantong yang terbuka di tekan agar udara di atas air keluar baru

kemudian diberi oksigen minimal 2/3 bagian dari ka ntong terpenuhi. Terakhir

ujung kantong plastik diputar dengan kuat dan diikat erat dengan menggunakan

karet gelang.

Untuk jarak tempuh yang jauh atau ekspor, kantong plastik dimasukkan ke

dalam kotak Styrofoam yang dapat memuat hingga 2 -4 kantong. Dalam proses ini

harus diusahakan kotak Styrofoam terisi penuh, agar kantong plastik yang ada di

(40)

Setelah itu, kotak ditutup dan direkatkan den gan lakban agar tidak mudah terbuka,

selanjutnya kotak Styrofoam dimasukkan ke dalam kardus yang kemudian diikat

atau direkatkan dengan lakban yang sebelumnya pada bagian luar kardus su dah

diberi label.

2.2.2.3 Pengangkutan

Proses pengangkutan dibedakan a tas pengangkutan lokal dan

pengangkutan ekspor. Pengangkutan lokal biasanya dilakukan dengan

menggunakan angkutan bus atau truk tertutup. Umumnya kemasan kantong

plastik dapat langsung dikemas dalam kotak kardus tanpa Styrofoam. Namun,

pengangkutannya dilakukan pada sore dan malam hari dengan alasan suhu

udaranya rendah pada saat malam hari dan sesuai untuk ikan mengalami

perjalanan. Pengangkutan lokal berjarak dekat tidak memerlukan dokumen

pengiriman, catatan tentang jumlah dan jenis ikan cukup ditulis pa da setiap

kantong dengan menggunakan spidol yang tahan air.

Pengangkutan ekspor biasanya menempuh jarak yang sangat jauh dengan

waktu yang cukup lama, sehingga fisik kemasan dan kondisi ikan biasanya harus

dipastikan dengan aman dan teliti. Kemasan kanton g plastik harus dimasukkan ke

dalam kotak styrofoam terlebih dahulu sebelum dikemas dalam kardus. Untuk

pengangkutan ekspor diperlukan beberapa dokumen penting antara lain Surat

Pengantar Pengiriman Ikan, Sertifikat Kesehatan Ikan, Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta Surat

(41)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan,

diantaranya berjudul Analisis ekonomi Pemanfaatan Situ Malang Tengah untuk

Usaha Budidaya Ikan Mas Koki dengan Sistem Jaring Tancap di Desa Parigi

Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor oleh Suhendra (2004). Dari hasil

analisisnya, di dapat bahwa pemanfaatan situ sebagai la han untuk budidaya Ikan

Mas Koki dengan sistem jarung tancap mampu meningkatkan pendapatan

masyarakat yang memanfaatkan Situ Malang Tengah baik secara langsung

maupun tidak langsung. Hal ini terlihat dari hasil Net Present Value (NPV) dari

pemanfaatan situ tersebut sebesar Rp 500.903.585,00 dan perhitungan Net B/C

sebesar 4,29 yang artinya usaha Budidaya Ikan Mas Koki dengan sistem jaring

tancap layak untuk dikembangkan dengan pemanfaatan Situ Malang Tengah.

Angraini (2004) dalam penelitiannya yang berjudu l Alokasi Input dan

Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran Ikan Guppy di Desa Parigi Mekar,

Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa input yang berpengaruh nyata terhadap usaha tersebut adalah

benih ikan Guppy dan Pakan Cacing Sutera. Dilihat dari nilai rasio NPM/BKM,

diketahui penggunaan benih perlu ditingkatkan dari 218 ekor per m3menjadi 940

ekor per m3, cacing sutera ditingkatkan dari 0,08 takar per m3menjadi 4,08 takar

per m3. Output yang dihasilkan men ingkat dari 210 ekor per m3 menjadi 3414

ekor per m3. Pada analisis usaha diperoleh nilai keuntungan pada kondisi aktual

sebesar Rp 10.196.330,00, R/C sebesar 1,65, PP sebesar 0,48 tahun dan kondisi

optimal keuntungan yang duperoleh sebesar Rp 106.115.330, 00; R/C sebesar 3,93

(42)

dijalankan. Dilihat dari analisis kriteria investasi, pada skenario I (modal sendiri)

didapatkan nilai NPV sebesar Rp 301.621.671,70; nilai net B/C sebesar 20 ,95 dan

nilai IRR sebesar 640%. Sedangkan pada skenario II (modal pinjaman) didapatkan

nilai NPV sebesar Rp 300.306.236,93; net B/C sebesar 20,86 dan IRR sebesar

70,9%. Dengan demikian, dilihat dari analisis kriteria investasi baik pada skenario

I dengan modal sendiri maupun pada skenario II menggunakan modal pinjaman,

dapat diambil kesimpulan bahwa usaha pembesaran ikan Guppy tersebut layak

untuk dijalankan.

Peneliitan mengenai ikan hias lainnya telah dilakukan oleh Astuti (2008)

dengan penelitiannya yang berjudul Optimalisasi Produksi Ikan Hias Air Tawar

pada Heru Fish Farm di Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Dari hasil pemrograman linear menunjukkan bahwa Heru Fish Farmbelum dapat

mengalokasikan input produksi secara optimal. Ini terbu kti dari adanya input

aktual yang tidak sama dengan input produksi optimalnya, yaitu ketersediaan

pakan buatan, ketersediaan kapasitas volume air dan ketersediaan modal produksi.

Hasil analisis sensitivitas terhadap fungsi tujuan menyatakan bahwa selama

perubahan kontribusi keuntungan masih berada pada selang sensitivitas maka

tidak akan merubah solusi optimalnya. Hasil sensitivitas terhadap fungsi kendala

menyatakan bahwa selama penambahan ataupun pengurangan input produksi

berada pada selang sensitivitas maka tidak akan merubah harga bayangan (dual

price) dari masing-masing input produksi yang digunakan sehingga tidak akan

merubah fungsi tujuannya.

Analisis dengan judul yang sama dan komoditas berbeda juga sudah

(43)

Usaha Pembesaran Lele Dumbo di Agro Niaga Insani, Kabupaten Bogor

dilakukan oleh Rohaeni (2005). Berdasarkan hasil analisis kriteria investasi,

menunjukan bahwa jumlah net benefit yang akan diperoleh selama umur pr oyek

10 tahun yang dihitung berdasarkan nilai saat ini adalah sebesar Rp

118.976.123,41. Nilai NetB/C yang diperoleh sebesar 1,89; ini berari penerimaan

yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran atau biaya. Nilai

IRR dari usaha pembesaran lele dumbo sebesar 34,80, ini menunjukan usaha

tersebut memberikan keuntungan sebesar 34,80 persen dari total investasi yang

ditanamkan. Hasil dari kriteria investasi tersebut menunjukan bahwa NPV >1,Net

B/C>1, dan IRR>discount rate. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha

pembesaran lele dumbo dengan adanya penambahan investasi layak untuk

diusahakan dan dikembangkan.

Wijayanto (2005) penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan

Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish

Farm, Kabupaten Subang. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa usaha

pembesaran ikan mas kolam air deras MN Fish Farmlayak pada tingkat diskonto

6 persen dan modal sepenuhnya modal pribadi. Hasil yang didapat adalah NPV

sebesar Rp 823.606.812,00 dengan Net B/C sebesar 3,06 dan IRR 26 persen serta

pengembalian modal (MPI) selama 4 tahun 6 bulan. Proyek menghasilkan

keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00

menhasilkan manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian in ternal dari

proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan scenario

awal, juga dilakukan analisis dengan perubahan scenario yaitu modal sebagian

(44)

digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang diperoleh dengan suku bunga 6

persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net B/C 4,41 dengan IRR 32

persen dan MPI 5 tahun 1 bulan. Usaha masih layak untuk dilaksanakan dengan

skenario II pada tingkat suku bunga 6 pers en, pelaksanaan usaha dengan modal

pinjaman dari bank lebih layak untuk dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15

persen dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank hasil yang diperoleh

adalah NPV sebesar Rp 324.433.731,00, Net B/C sebesar 2,62 dengan IRR 22

persen dan MPI 6 tahun 1 bulan. Nilai NPV positif dan Net B/C lebih besar dari

pengeluaran, sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen menunjukkan bahwa usaha

tersebut akan dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya karena

pengembalian internal usaha tersebut lebih besar dari suku bunga kredit yang

berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas dilakukan pada penurunan harga

output sebesar 5,65; 11,11 dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih

sebesar 30,4 persen dan harga input pakan sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak

apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 30,4 persen, kenikan harga pakan

sebesar 7,91 persen, penurunan harga output sebesar 5,56 persen dan kenaikan

suku bunga menjadi 15 persen.

Penelitian terdahulu di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis. Persamaannya terletak pada judul yaitu

menganalisis kelayakan usaha, sedangkan perbedaannya ada pada jenis usaha dan

komoditi yang dianalisis serta daerah penelitian, dimana penelitian tentang jenis

usaha pemasok (supplier) ikan hias di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Cibinong,

(45)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Perluasan Skala Usaha

Analisis skala usaha (return to scale) dilakukan untuk mengetahui apakah

usaha yang diteliti berada dalam kondisi kenaikan hasil ya ng semaking bertambah

(Increasing Return to Scale), kondisi kenaikan hasil yang tetap (Constant Return

to Scale), atau berada dalam kondisi kenaikan hasil yang semakin berkurang

(Decreasing Return to Scale). Besar kecilnya tingkat pendapatan usahatani

dipengaruhi oleh skala usaha. Untuk meningkatkan hasil produksi yang maksimal,

perlu diketahui berapa skala usaha yang harus dilakukan. Dalam jangka panjang,

perluasan skala usaha dapat dilaksanakan dengan menamb ah semua faktor

produksi beramaan. Sedangkan dalam jangka pendek, perusahaan hanya dapat

memilih satu pabrik saja untuk berproduksi. Tetapi dalam jangka panjang,

pengusaha dapat menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat

produksi yang direncanakan. Kemampuan tersebut memungkinkan peru sahaan

beroperasi dengan biaya rata -rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi.

Kurva yang menunjukkan titik -titik biaya rata-rata minimum pada berbagai

tingkat produksi disebut kurva amplop (envelope curve). Adapun gambar kurva

(46)

Menurut Sudarsono (1995), d alam perluasan skala usaha berlaku tiga

kemungkinan hukum perluasan skala usaha antara lain:

1. Increasing Return to Scale yaitu apabila kuantitas semua faktor produksi

dinaikkan secara seragam dengan kelip atan tertentu akan mengakibatkan

kenaikan produk dalam kelipatan yang lebih besar.

2. Constant Return to Scale yaitu kuantitas produksi bertambah tetapi

kenaikannya dalam porsi yang sama dengan kenaikan kuantitas faktor

produksi.

3. Decreasing Return to Sc ale yaitu kuantitas produksi secara absolut akan

tetap naik akan tetapi kenaikannya semakin kecil.

Biaya

SAC1 SAC3

LRAC

A SAC2 C

B

0 Q1 Q2 Q3 Q(Output)

Gambar 3. Kurva Amplop

Dari gambar 3 dapat dijelaskan bahwa dari titik A sampai titik B

menunjukkan law of increasing return to scale artinya pada tingkat output yang

(47)

yang diperlukan semakin kecil , sedangkan titik B sampai titik C menunjukkan law

of decreasing return to scale artinya pada tingkat output yan glebih tinggi akibat

penambahan skala usaha terus -menerus, maka rata-rata jumlah input per u nit

output yang diperlukan semakin besar, sehingga petani yang berada pada titik A

yaitu titik skala usaha Q1untuk menghemat biaya produksi per satuan petani harus

memperluas skala usahanya. Petani yang berada pada titik C yaitu titik skala

usaha Q3 untuk menghemat biaya per satuan petani, harus memperkecil skala

usahanya dan titik B yaitu Q2 merupakan titik keseimbangan atau titik skala

efisien untuk dilanjutkan usahanya.

Pada usahatani, sumber penghematan skala usaha dapat berasal dari segi

kegiatan produksi, pemasaran, dan pengelolaan. Segi produksi misalnya dengan

memperbesar skala usaha lebih banyak peluang untuk mengadakan spesialisasi

tugas dan pembagian kerja yang dapat menaikan produktivitas kerja sehingga

biaya produk menjadi lebih rendah. Penghematan skala juga ada batasnya

sehingga apabila produksi terlalu besar, dibutuhkan organisasi yang terlalu besar

dengan rentang kendali pengawasan menjadi terlalu luas, sehingga pengawasam

menjadi tidak efeketif (Sudarsono, 1995).

3.1.2 Studi Kelayakan Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang/biaya -biaya

dengan harapan akan memperoleh hasil dan yang secara logika merupakan wadah

untuk melakukan kegiatan -kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan

dalam satu unit. Rangkaian d asar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek

(48)

analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi. Analisis proyek adalah memperbaiki

pemilihan investasi. Sumber -suimber yang tersedia terbatas maka perlu diadakan

pemilihan antara berbagai macam proye k. Kelayakan investasi dalam suatu usaha

dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya aspek teknis, aspek sumberdaya

manusia, aspek pemasaran dan aspek finansial (Gitinger, 1986). Evaluasi adalah

alat yang paling penting dalam suatu proyek yang sedang berjalan dan dapat

dilakukan dalam beberapakali selama pelaksanaan proyek tersebut. Penilaian

terhadap suatu proyek pada dasarnya untuk mengetahui apakah proyek tersebut

layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan.

Menurut Kadariah et,al(1999), proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas

yang menggunakan sumber -sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit)

atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan mendapatkan hasil

(returns) di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan

dilaksanakan sebagai satu unit. Proyek investasi merupakan gabungan suatu

aktivitas yang memerlukan penggunaan sumberdaya dan modal dengan harapan

memperoleh manfaat yang dapat berarti p roduk. Suatu proyek investasi pada

umumnya memerlukan dana dan modal yang cukup besar serta memiliki jangka

waktu umur ekonomis yang panjang.

Dalam menganalisis suatu proyek, haruslah mempertimbangkan aspek

-aspek yang saling berkaitan yang secara bersama -sama menentukan bagaimana

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan

(49)

3.1.3 Umur Proyek

Menurut Kadariah,et al(1999), ada beberapa pedoman untuk menentukan

panjangnya umur proyek, antara lain:

1. Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode atau jangka waktu yang

kira-kira sama dengan umur ekonomis dari proyek. Umur ekonomis suatu

asset yaitu jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat

meminimumkan biaya tahunan dari padanya.

2. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali,

lebih mudah untuk menggunakan umur teknis dari unsur -unsur pokok

investasi. Untuk proyek -proyek tertentu, umur teknis dari unsur -unsur

pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih

pendek karena ketinggalan jaman akibat adanya teknologi baru yang lebih

efisien. Keadaan ini hanya terdapat da lam proyek-proyek pertanian.

3. Untuk proyek-proyek yang umurnya lebih lama dari 25 tahun, dapat

diambil 25 tahun karena nilai -nilai setelah itu jika di lakukan diskon

dengan menggunakan discount rate sebesar 10 persen ke atas, maka

present valuenya sudah kecil sekali.

3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat

Definisi mengenai biaya dan manfaat menurut Gitinger (1986), secara

sederhana biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan manfaat

adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan.

Dalam melakukan analisa proyek, biaya dan manfaat yang digunakan

(50)

biaya dan manfaat yang bersifat intangible (tidak dapat di nilai dengan uang)

seperti hanya digunakan sebagai ma sukan tambahan yang digunakan untuk

pertimbangan subyektif pengambil keputusan. Pada analisis kelayakan usaha

secara finansial, biaya dan manfaat yang digunakan adalah yang berpengaruh

langsung (direct effect) terhadap proyek yang bersangkutan, yaitu yang secara

langsung menaikkan/menurunkan fisik dan/atau menaikkan/menurunkan biaya.

Biaya yang dimaksud antara lain biaya investasi, biaya operasional dan

biaya lainnya, sedangkan yang termasuk manfaat antara lain nilai produksi total,

penerimaan pinjaman, ban tuan, nilai sewa dan nilai sisa.

3.1.5 Analisis Pendapatan Usaha

Analisis pendapatan usaha pertanian pada umumnya digunakan untuk

melakukan evaluasi bagi suatu usaha perikanan dalalm satu tahun. Tujuannya

adalah untuk membantu perbaikan pengelolaan usaha perikanan. Harga yang

digunakan dalam analisis pendapatan usaha pe rikanan adalah harga yang berlaku,

demikian halnya dengan analisis investasi usaha (Riyanto, 1989).

Adapun bentuk-bentuk dari analisis pendapatan usahatani antaralain

adalah sebagai berikut:

(1) Analisis Pendapatan

Analisis yang digunakan untuk melihat ke untungan dari suatu kegiatan cabang

usahatani berdasarkan perhitungan finansial.

(2) Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)

Analisis yang digunakan untuk melihat seberapa besar nilai biaya yang

(51)

Dengan diperolehnya biaya dan manfaat dari usaha akan mempermudah

analisis kelayakan yang dilakukan terhadap usaha tersebut. Analisis pendapatan

usaha sangat penting sebagai pelengkap pada analisis kelayakan investasi proyek

perikanan, selain itu analisis ini juga sangat penting untuk memperhitungkan hasil

keuntungan dari suatu proyek perikanan, tidak hanya secara keseluruhan selama

umur investasi tetapi memperlihatkan keadaan usaha dari tahun ke tahun.

3.1.6 Kriteria Kelayakan Investasi

Tujuan dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi

karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga dapat dipilih alternatif

proyek yang paling menguntungkan serta menentukan prioritas investasi. Menurut

Gitinger (1986), untuk me ndapatkan dan mengananlisis proyek yang efektif, maka

harus mempetimbangkan banyak aspek yang secara bersama -sama menentukan

bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu.

Aspek-aspek tersebut terdiri atas aspek teknis, aspek

institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar, aspek finansial dan aspek ekonomi.

Umar (2005) membagi analisis kelayakan menjadi aspek teknis, aspek

pasar dan pemasaran, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan

aspek finansial. Dalam penelitian ini aspek -aspek yang akan dibahas adalah aspek

teknis, aspek manajemen, aspek pasar, dan aspek finansial saja.

3.1.6.1 Aspek Teknis

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan

output (produksi) berupa barang dan jasa. Kerangka kerja proyek harus dibuat

(52)

lain dari analisis proyek hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat

dilakukan.

Analisis secara teknis akan menguji hubungan -hubungan teknis yang

mungkin dalam suatu proyek yang diusulkan, misalnya: keadaan tanah di daerah

proyek dan potensinya bagi pembangunan usaha, ketersediaan air, baik secara

alami (hujan dan penyebaran hujan) serta pengadaan (kemungkinan -kenungkinan

untuk membangun irigasi), varietas benih yang cocok. Atas dasar pertimbangan

-pertimbangan ini, analisis secara teknis akan dapat menentukan ha sil-hasil yang

potensial (Gittinger, 1986).

3.1.6.2 Aspek Manajemen

Aspek ini membahas tentang bagaimana merencanakan pengelolaan

proyek tersebut dalam operasinya nanti. Analisa ini berkaitan dengan hal -hal yang

berkenaan dengan pertimbangan mengenai ses uai atau tidaknya proyek dengan

pola sosial budaya masyarakat setempat, susunan organisasi proyek agar sesuai

dengan prosedur organisasi setempat, kesanggupan atau keahlian staf yang ada

untuk mengelola proyek.

Manajemen berfungsi untuk menjalankan roda o rganisasi melalui

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dna pengendalian.

Identifikasi jenis-jenis pekerjaan diperlukan untuk mengembangkan suatu usaha,

ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan pekerjaan -pekerjaan tersebut, yaitu

(53)

3.1.6.3 Aspek Pasar

Aspek pasar dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang

dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk

kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Menurut Kadariah et.al (1999), aspek

komersial menyangkut penawaran input beru pa barang dan jasa yang diperlukan

dalam proyek, baik pada saat membangun proyek maupun pada saat proyek sudah

berproduksi, serta menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh

proyek. Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tangg apan

yang diinginkan oleh pasar sasaran mereka, alat tersebut membentuk suatu bauran

pemasaran.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat -alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang

disebut empat P, yaitu; produk (Product), harga (Price), tempat (Place), dan

promosi (Promotion). Empat P menggambarkan pandangan seorang penjual

mengenai alat-alat pemasaran yang dapat diguna kan untuk mempengaruhi

pembeli (Kotler, 1997).

Analisis aspek komersil terdiri dari rencana pemasaran output yang

dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk

kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gitinger, 1986). Dari sisi output, analisis

pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting dalam meyakinkan bahwa terdapat

suatu pemintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan. Dari sudut

pandang input, rencana -rencana harus dibuat bagi para petani untuk meyakinkan

Gambar

Tabel 1. Pangsa Pasar Negara-negara Eksportir Ikan Hias Periode 2004-2005
Tabel 2. Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Indonesia Menurut Negara
Tabel 3. Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Jawa Barat
Tabel 4. Volume dan Nilai Ekspor Ikan Hias Kab upaten Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari keempat kriteria kelayakan investasi yakni NPV, Net B/C, IRR, dan PP maka kegiatan pengembangan usaha dengan memperbesar kapasitas produksi ikan hias Cardinal tetra

Usaha budidaya ikan hias air tawar ini dirintis oleh Bapak Asep sejak tahun 2010, akan tetapi sebelum memiliki usaha sendiri beliau telah lama bekerja pada beberapa supplier ikan

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan kasusnya adalah Johanes Freshwater Fish Farm dengan analisis data menggunakan analisis matriks EFE (External

Melakukan analisis switching value kelayakan setiap skenario pada Pasirgaok Fish Farm terhadap batas perubahan maksimum penurunan produksi benih ikan patin siam

Tujuan utama Taufan’s Fish Farm dalam menjalankan usahanya adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan kasusnya adalah Johanes Freshwater Fish Farm dengan analisis data menggunakan analisis matriks EFE (External

Tujuan utama Taufan’s Fish Farm dalam menjalankan usahanya adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir dengan judul “Pembenihan dan Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar Colossoma macropomum di Mitra Ikan Fish Farm, Kabupaten Bogor, Jawa