KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan medikal bedah dengan nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan medikal bedah dengan judul
judul leukemia. leukemia. Tidak Tidak lupa lupa kita kita kirimkan kirimkan shalawat shalawat beriring beriring salam salam kepada kepada junjungan junjungan kita kita nabinabi besar Muhammad SAW
besar Muhammad SAW karena atas berkat karena atas berkat dari beliaulah kita dari beliaulah kita dapat merasakan dapat merasakan alam yang palam yang penuhenuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusran oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusran Hasymi atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Hasymi atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Tanjungpinang, 19 November 2014 Tanjungpinang, 19 November 2014
Penulis Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
Kata
Kata pengantar pengantar ………1………1 Latar belakang
Latar belakang ………3………3 Defiinisi ………4 Defiinisi ………4 Anatomi
Anatomi dan dan Fisiologi ………Fisiologi ………5………5 Etiologi
Etiologi ………...7……...7 Manifestasi
Manifestasi Klinis Klinis ………..9………..9 Patofisiologi Patofisiologi ………..11………..11 Penatalaksanaan Penatalaksanaan ..………..………..12………..12 Prognosis Prognosis ………...…13………...…13 Web
Web Of COf Caution aution ………15………15 Pengkajian
Pengkajian ……….16……….16 Diagnosa
Diagnosa Keperawatan Keperawatan ………..17…………..17 Intervensi
Intervensi ………2020 Daftar
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Leukemia merupaka
Leukemia merupakan kanker n kanker yang terjadi pada sel yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk darah manusia. Untuk mengetahui tentangmengetahui tentang leukemia,
leukemia, kita harus mengenal dahukita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkenlu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkenaa leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah.
sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan meKelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-njadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
keping darah.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dan membawa karbon dioksida dari dioksida dari jaringan tubuh kembali jaringan tubuh kembali keke paru-paru.
paru-paru. Keping-kepinKeping-keping g darah darah atau atau trombosit trombosit sangat sangat berperan berperan dalam dalam proses proses pembekuanpembekuan darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah
jumlah yang yang besar. besar. Pada Pada leukemia, leukemia, sel sel darah darah yang yang abnormal abnormal tersebut tersebut adalah adalah kelompok kelompok sel sel darahdarah putih. Sel-sel
putih. Sel-sel darah yang darah yang terkena leukemia terkena leukemia akan sangat akan sangat berbeda dengan berbeda dengan sel darah sel darah normal, dan normal, dan tidaktidak mampu berfungsi seperti layakny
mampu berfungsi seperti layaknya sel a sel darah normal.darah normal.
Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa
menangani pasien dengan diagnosa leukemia.leukemia.
Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut
tersebut dapat terjadapat terjadi. di. Dalam makalah iDalam makalah ini kami sebagani kami sebagai penulis ai penulis akan menerankan menerangkan asuhangkan asuhan keperawatan pada konsep t
keperawatan pada konsep teori penyakit leukemeori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatia dengan asuhan keperawatan an pada kasus penyakitpada kasus penyakit leukemia tersebut.
1. DEFINISI 1. DEFINISI
Sifat khas dari leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih Sifat khas dari leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang yang normal. Juga terjadi dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang yang normal. Juga terjadi proliferasi
proliferasi di di limpa, limpa, hati hati dan dan nodus nodus limfatikus, limfatikus, serta serta invasi invasi organ organ nonhematologis, nonhematologis, seperti seperti :: meninges, traktus gastrointestinal, ginjal dan kulit.
meninges, traktus gastrointestinal, ginjal dan kulit.
Leukemia sering di klasifikasikan sesuai jalur sel yang terlibat seperti limfositik atau Leukemia sering di klasifikasikan sesuai jalur sel yang terlibat seperti limfositik atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut ( sel imatur ) atau kronis ( sel mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut ( sel imatur ) atau kronis ( sel terdeferensiasi ). Penyebab nya tidak di ketahui, tetapi cukup banyak bukti adanya pengaruh terdeferensiasi ). Penyebab nya tidak di ketahui, tetapi cukup banyak bukti adanya pengaruh genetik dan patogenesis virus. Kerusakkan sumsum tulang akibat pajanan radiasi atau bahan genetik dan patogenesis virus. Kerusakkan sumsum tulang akibat pajanan radiasi atau bahan kimia ( benzene ) dapat menyebab kan leukemia.
kimia ( benzene ) dapat menyebab kan leukemia. KLASIFIKASI DAN KLINIS LEUKEMIA KLASIFIKASI DAN KLINIS LEUKEMIA LEUKEMIA
LEUKEMIA AKUT AKUT LEUKEMEMIA LEUKEMEMIA KRONISKRONIS
TIPE
TIPE KLINIS KLINIS TIPE TIPE KLINISKLINIS LLA
LLA Leukemia Leukemia limfositik limfositik akut akut ( ( ALL ALL ) ) didi anggap sebagai suatu proliferasi anggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. Paling sering ganas limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak dibanding dengan laki lebih banyak dibanding dengan perempuan,
perempuan, dan dan puncak puncak insideniinsideni pada
pada usia usia 4 4 tahun. tahun. Setelah Setelah usia usia 1515 tahun, ALL jarang terjadi
tahun, ALL jarang terjadi
LLK
LLK Leukemia limfositik Leukemia limfositik kronis kronis ( ( CLL CLL )) cenderung merupakan kelainan ringan yang cenderung merupakan kelainan ringan yang terutama mengenai individu antara usia 50 terutama mengenai individu antara usia 50 sampai 70 tahun
sampai 70 tahun
LMA
LMA Leukemia Leukemia mielogeneus mielogeneus akut akut ( ( AMLAML ) mengenai stem sel hematopoetik ) mengenai stem sel hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua yang kelak berdiferensiasi ke semua sel myeloid : monosit, granulosit ( sel myeloid : monosit, granulosit ( basofil,
basofil, neutrofil, neutrofil, eosinofil,),eosinofil,), eritrosit dan trombosit. Semua eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena : kelompok usia dapat terkena : insideni meningkat sesuai dengan insideni meningkat sesuai dengan bertambahnya
bertambahnya usia. usia. MerupakanMerupakan leukemia nonlimfositik yang paling leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi
sering terjadi
LMK
LMK Leukemia Leukemia mielogeneus mielogeneus kronis kronis ( ( CML CML ) ) jugajuga di masukkan dalam keganasan sel stem di masukkan dalam keganasan sel stem myeloid. namun, lebih banyak terdapat sel myeloid. namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelphia di temukan pada 90 kromosom Philadelphia di temukan pada 90 sampai 95 % klien dengan CML. CML sampai 95 % klien dengan CML. CML jarang
jarang menyerang menyerang individu individu berusia berusia di di bawahbawah 20 tahun, namun insideni nya meningkat 20 tahun, namun insideni nya meningkat sesuai pertambahan usia.
ANATOMI DAN FISIOLOGI DARAH ANATOMI DAN FISIOLOGI DARAH a) Anatomi Darah
a) Anatomi Darah
Sel darah putih, leukosit adalah
Sel darah putih, leukosit adalah sel sel yang membentuk komponenyang membentuk komponen darah. darah. Sel darah putih ini Sel darah putih ini berfungsi
berfungsi untuk untuk membantu membantu tubuh tubuh melawan melawan berbagaiberbagai penyakit penyakit infeksiinfeksi sebagai bagian darisebagai bagian dari sistem sistem kekebalan tubuh.
kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x10
dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x1099 hingga hingga 11x10
11x1099 sel darah putih di dalam sel darah putih di dalam seliter seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah
tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putihputih .Dalam kasus
.Dalam kasus leukemia, leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan
leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ organ atauatau jaringan jaringan tertentu, mereka bekerja secaratertentu, mereka bekerja secara independen seperti
independen seperti organisme sel tunggal. organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa
tidak bisa membelah dirimembelah diri atau batau bereproduksiereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalahdengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk
produk daridari sel sel puncapunca hematopoietic pluripotent yang ada padhematopoietic pluripotent yang ada padasumsum tulang.asumsum tulang. Leukosit Leukosit turunanturunan meliputi:
meliputi: sel sel NK,NK, sel sel biang,biang, eosinofil, eosinofil, basofil, basofil, dandan fagosit fagosit termasuk termasuk makrofaga, makrofaga, neutrofil, neutrofil, dandan sel sel dendritik.
dendritik. Ada beberapa jenis sel Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebutdarah putih yang disebut granulosit granulosit atau sel atau sel polimorfonukpolimorfonuklear yaitu:lear yaitu:
1.
1. Basofil.Basofil.
Sangat berkaitan dengan reaksi alergi, mengandung padatan granula sitoplasmik degan heparin , Sangat berkaitan dengan reaksi alergi, mengandung padatan granula sitoplasmik degan heparin , histamine dan zat lain
histamine dan zat lain yang meningkatkan inflamasi.yang meningkatkan inflamasi.
2.
2. Eosinofil.Eosinofil.
Granulosit yang berperan dlm system kekebalan dengan melawan parasit multiseluler dan Granulosit yang berperan dlm system kekebalan dengan melawan parasit multiseluler dan beberapa infeksi
beberapa infeksi..
3.
3. Neutrofil. Neutrofil.
Berfngsi terutama melindungi tubuh terhadap materi asing Berfngsi terutama melindungi tubuh terhadap materi asing dan dua jenis yang lain
dan dua jenis yang lain tanpatanpa granula granula dalamdalam sitoplasma: sitoplasma:
1.
1. Monosit.Monosit.
Sel mononuclear berukuran besaryang dihasilkan sumsum merah tulang Sel mononuclear berukuran besaryang dihasilkan sumsum merah tulang 2
2 LimfositLimfosit
Berukuran lebih kecil daripada monosit dan memiliki inti yang besar. Berukuran lebih kecil daripada monosit dan memiliki inti yang besar.
b) Fisiologi darah b) Fisiologi darah
Fisiologi sel darah manusia Fisiologi sel darah manusia 1.
1. LeukositLeukosit
Leukosit adalah sel darah
Leukosit adalah sel darah berinti. Di dalam darah berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosimanusia, jumlah normal leukosit rata-ratat rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada
pada sebagian sebagian besar besar precursor precursor (pra (pra zatnya). zatnya). Meski Meski masing-masing masing-masing jenis jenis sel sel terdapat terdapat dalamdalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003)
(Effendi, 2003)
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke
marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sarah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat padaepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan
endotel dan melakukan gerakan amuboid. Melalui melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yproses diapedesis, yakni kemampuan leukositakni kemampuan leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos untuk menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).
terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai
jumlah normal.
jumlah normal. Variasi kuantitatif Variasi kuantitatif dalam sel-sel ddalam sel-sel darah putih arah putih tergantung padtergantung pada usia. a usia. waktu lahir, waktu lahir, 44 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).
tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003). Fungsi sel Darah putih
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan
memakan bakteria bakteria hidup yang masuk kehidup yang masuk ke sistem peredaran darah. sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20
dapat dijumpai sebanyak 10-20mikroorganismemikroorganisme tertelan oleh sebutir tertelan oleh sebutir granulosit. granulosit. pada waktu pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas
bergerak bebas didalam ddidalam dan dapat an dapat keluar pembuluh keluar pembuluh darah dan darah dan berjalan mengitari berjalan mengitari seluruh bagianseluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi ataucidera, menangkap tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi ataucidera, menangkap organisme
organisme hidup hidup dan dan menghancurkannya, menghancurkannya, menyingkirkan menyingkirkan bahan bahan lain lain seperti seperti kotoran- kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.
menghancurkan dan membuangnya.
Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk
sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. nanah. Nanah
Nanah beisi beisi "jenazah" "jenazah" dari dari kawan kawan dan dan lawan lawan - - fagosit fagosit yang yang terbunuh terbunuh dalam dalam kinerjanyakinerjanya disebut
disebut sel sel nanah.nanah. demikian juga terdapat banyak demikian juga terdapat banyak kuman kuman yang mati dalam nanah itu danyang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
2. ETIOLOGI 2. ETIOLOGI
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil penelitian,
penelitian, orang orang dengan dengan faktor faktor risiko risiko tertentu tertentu lebih lebih meningkatkan meningkatkan risiko risiko timbulnya timbulnya penyakitpenyakit leukemia.
leukemia. a.
a. HostHost 1)
1) Umur, jenis kelamin, rasUmur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan leukemia paling Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada
pada umur umur 15-39 15-39 tahun, tahun, sedangkan sedangkan LMK LMK banyak banyak ditemukan ditemukan antara antara umur umur 30-50 30-50 tahun. tahun. LLKLLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada
pria
pria dibandingkan dibandingkan pada pada wanita. wanita. Tingkat Tingkat insiden insiden yang yang lebih lebih tinggi tinggi terlihat terlihat di di antara antara KaukasiaKaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.
(kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.
Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap 100.000 Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.
anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.
2)
2) Faktor GenetikFaktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga
juga meningkat meningkat pada pada penderita penderita dengan dengan kelainan kelainan kongenital kongenital misalnya misalnya agranulositosis kongenital,agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.
Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.
Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.
itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.
Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk
orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75;menderita LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.
keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.
b.
b. AgentAgent 1)
1) VirusVirus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang. Ada Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang. Ada beberapa
beberapa hasil hasil penelitian penelitian yang yang mendukung mendukung teori teori virus virus sebagai sebagai salah salah satu satu penyebab penyebab leukemialeukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.
menyebabkan leukemia pada binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum
pada p
pada propinsi tertentu ropinsi tertentu di di Jepang dan Jepang dan sporadis di sporadis di tempat lain, tempat lain, khususnya khususnya di antara di antara Negro KaribiaNegro Karibia dan Amerika Serikat.
dan Amerika Serikat. 2)
2) Sinar RadioaktifSinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.
diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak. 3)
3) Zat KimiaZat Kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.
leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.
Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.
dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.
4)
4) MerokokMerokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.
mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang 10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan
bahwa
bahwa perokok perokok berat berat dapat dapat meningkatkan meningkatkan risiko risiko LMA. LMA. Faktor Faktor risiko risiko terjadinya terjadinya leukemia leukemia padapada orang yang merokok tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.
orang yang merokok tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok. c.
c. Lingkungan (Pekerjaan)Lingkungan (Pekerjaan)
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal
berasal dari dari rumah rumah tangga tangga dan dan kelompok kelompok petani. petani. Hadi, Hadi, et et al al (2008) (2008) di di Iran Iran dengan dengan desain desain casecase control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.
pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.
3. MANIFESTASI KLINIS 3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia ad
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia ad alah sebagai berikut :alah sebagai berikut : a.
a. Pilek tidak sembuh-sembuhPilek tidak sembuh-sembuh b.
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasiPucat, lesu, mudah terstimulasi c.
c. Demam dan anorexiaDemam dan anorexia d.
d. Berat badan menurunBerat badan menurun e.
e. Ptechiae, memar tanpa sebabPtechiae, memar tanpa sebab f.
f. Nyeri abdomen Nyeri abdomen g.
g. LumphedenopathyLumphedenopathy h.
h. HepatosplenomegalyHepatosplenomegaly
Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit
penyakit rematik. Gejala rematik. Gejala lain lain dapat dapat timbul timbul sebagai sebagai akibat akibat infiltrasi sel infiltrasi sel leukemia leukemia pada pada alat alat tubuhtubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang
seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral(Iman, 1997).pada leukemia serebral(Iman, 1997).
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terhambat, mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit. Eritrosit dan mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlah nya rendah namun leukosit jumlah nya dapat rendah ataupun tinggi, tetapi trombosit jumlah nya rendah namun leukosit jumlah nya dapat rendah ataupun tinggi, tetapi selalu terdapat sel imatur. Manifestasi infiltrasi leukemia ke organ-organ lain sering terjadi pada selalu terdapat sel imatur. Manifestasi infiltrasi leukemia ke organ-organ lain sering terjadi pada ALL, daripada bentuk leukemia lain dan mengakibatkan nyeri Karena pembesaran hati atau ALL, daripada bentuk leukemia lain dan mengakibatkan nyeri Karena pembesaran hati atau limpa, sakit kepala, muntah Karena keterlibatan meninges, serta nyeri tulang
KOMPLIKASI KOMPLIKASI
Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada
Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukemia:leukemia: 1.
1. Anemia (kurang darah). Hal ini karena produksi sel darah merah kurang atau akibatAnemia (kurang darah). Hal ini karena produksi sel darah merah kurang atau akibat perdarahan.
perdarahan. 2.
2. Terinfeksi berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan sel darh putih yang ada kurang berfungsiTerinfeksi berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan sel darh putih yang ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Disamping itu, tidak mampu melawan infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Disamping itu, pada leukemia, obat-obatan anti-leukemia menurunkan kekebalan.
pada leukemia, obat-obatan anti-leukemia menurunkan kekebalan. 3.
3. Perdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulangPerdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang.
sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang. 4.
4. Gangguan metabolism:Gangguan metabolism: -
- Berat Berat badan badan turun,turun, -
- Demam Demam tanpa tanpa infeksi infeksi yang yang jelas,jelas, -
- Kalium Kalium dan dan kalsium kalsium darah darah meningkat meningkat malahan malahan ada ada yang yang rendah rendah sertaserta -
- Gejala Gejala asidosis asidosis sebagai sebagai akibat akibat asam asam laktat laktat meningkat.meningkat. 5.
5. Penyusupan sel-sel pada organ-organ:Penyusupan sel-sel pada organ-organ: -
- Terlihat Terlihat organ organ limpa limpa membesar membesar -
- Gejala Gejala gangguan gangguan saraf saraf otak otak -
- Gangguan Gangguan kesuburan, kesuburan, sertaserta -
- Tanda-tanda Tanda-tanda bendungan bendungan pembuluh pembuluh darah darah paru.paru. 6. Berbagai komplikapada kehamilan apabila penderita hamil. 6. Berbagai komplikapada kehamilan apabila penderita hamil. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hitung darah lengkap: menunjukan normositik Hitung darah lengkap: menunjukan normositik
Hemoglobin : dapat kurang dari 10g/100ml Hemoglobin : dapat kurang dari 10g/100ml Retikulosis : jumlah biasanya rendah
Retikulosis : jumlah biasanya rendah
Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm) Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
SDP: mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP imatur (“menyimpang ke kiri”. SDP: mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP imatur (“menyimpang ke kiri”. Mungkin ada sel blast leukemia
Mungkin ada sel blast leukemia PT/PTT: Memanjang
PT/PTT: Memanjang LDH: mungkin meningkat LDH: mungkin meningkat
Muramidase Serum (lisozim): peningkatan pada leukemia monositik akut dan
Muramidase Serum (lisozim): peningkatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositikmielomonositik Copper Serum: meningkat
Copper Serum: meningkat Zink serum: menurun Zink serum: menurun
Biopsi sumsum tulang: SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari SDP pada Biopsi sumsum tulang: SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60%-90% dari sel blast, dengan prekusor eritroid, sel matur, dan sumsum tulang. Sering 60%-90% dari sel blast, dengan prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun.
megakariositis menurun.
Foto dada dan biopsy nodus limfe: dapat mengindikasikan derajat keterlibatan Foto dada dan biopsy nodus limfe: dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
4. PATOFISIOLOGI LEUKIMIA 4. PATOFISIOLOGI LEUKIMIA
Leukimia limfoid atau limfositik akut ( acute lymphoid, lymphocytic, leukemia, ALL ) Leukimia limfoid atau limfositik akut ( acute lymphoid, lymphocytic, leukemia, ALL ) adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih ( leukosit ). Di hasilkan leukosit yang adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih ( leukosit ). Di hasilkan leukosit yang
imatur atau abnormal dalam jumlah yang berlebihan, dan leukosit-leukosit tersebut melakukan imatur atau abnormal dalam jumlah yang berlebihan, dan leukosit-leukosit tersebut melakukan invasi ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik berinfiltrasi kedalam sumsum tulang, invasi ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik berinfiltrasi kedalam sumsum tulang, mengganti sel-sel yang normal. Akibat nya, timbul anemia, dan dihasilkan sel darah merah mengganti sel-sel yang normal. Akibat nya, timbul anemia, dan dihasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tidak terpenuhi. Timbul pendarahan akibat menurunnya jumlah trombosit dalam jumlah yang tidak terpenuhi. Timbul pendarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersikulasi. Infeksi juga terjadi lebih sering karena erkurangnya jumlah leukosit normal. yang bersikulasi. Infeksi juga terjadi lebih sering karena erkurangnya jumlah leukosit normal. Invasi sel-sel leukemik kedalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali, Invasi sel-sel leukemik kedalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali, dan limfadenopati.
dan limfadenopati.
Leukemia nonlimfoid akut ( acute nonlymphoid leukemia,ANLL ) mencakup beberapa Leukemia nonlimfoid akut ( acute nonlymphoid leukemia,ANLL ) mencakup beberapa jenis
jenis leukemia leukemia berikut berikut : : leukemia leukemia mieloblastik mieloblastik akut, akut, leukemia leukemia monoblastik monoblastik akut,dan akut,dan leukemialeukemia mielositik akut. Tiimbul disfungsi sumsum tulang, yang menyebabkan menurunnya jumlah sel mielositik akut. Tiimbul disfungsi sumsum tulang, yang menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah, neutrofil, dan trombosit, sel-sel leukemik menginfiltrasi limfonodus, limpa, hati, darah merah, neutrofil, dan trombosit, sel-sel leukemik menginfiltrasi limfonodus, limpa, hati, tulang, dan system saraf pusat ( SSP ) , juga organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarkoma tulang, dan system saraf pusat ( SSP ) , juga organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarkoma granulositik ditemukan pada sejumlah penderita yang terkena. ( buku saku keperawatan pediatri ) granulositik ditemukan pada sejumlah penderita yang terkena. ( buku saku keperawatan pediatri )
5. PENATALAKSANAAN 5. PENATALAKSANAAN 1. Pelaksanaan kemoterapi 1. Pelaksanaan kemoterapi 2.
2. Irradiasi Irradiasi cranialcranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : 3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : a. Fase induksi
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan
leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.sistem saraf pusat. c. Konsolidasi
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah
jumlah sel-sel sel-sel leukemia leukemia yang yang beredar beredar dalam dalam tubuh. tubuh. Secara Secara berkala, berkala, mingguan mingguan atau atau bulananbulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
4. Program terapi 4. Program terapi
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu: Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu: a)
a) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi - Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan
perdarahan hebat hebat dan dan jumlah jumlah trombosit trombosit kurang kurang dari dari 10.000/mm³, 10.000/mm³, maka maka diperlukan diperlukan transfusitransfusi trombosit.
trombosit. -
- Pemberian antibiotik Pemberian antibiotik profilaksis profilaksis untuk mencegah infeksuntuk mencegah infeksi.i. b)
b) Pengobatan spesifik Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
berikut:
- Induksi untuk mencapai
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi untuk mengatasi kanker sering disebutkanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
gejala-gajala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri - Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri
lagi. lagi.
- Mencegah penyebaran
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusatsel-sel abnormal ke sistem saraf pusat - Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahank
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahank an masa remisian masa remisi c) Pengobatan imunologik
c) Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
6. PROGNOSIS LEUKIMIA 6. PROGNOSIS LEUKIMIA A. PROGNOSIS LLA
A. PROGNOSIS LLA
Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 Sebelum adanya pengobatan untuk leukemia, penderita akan meninggal dalam waktu 4 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan bulan setelah penyakitnya terdiagnosis. Lebih dari 90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan
setelah menjalani kemoterapi awal. setelah menjalani kemoterapi awal.
Banyak penderita yang mengalami kekambuhan, tetapi 50% anak-anak tidak Banyak penderita yang mengalami kekambuhan, tetapi 50% anak-anak tidak
memperlihatkan tanda-tanda leukemia dalam 5 tahun setelah pengobatan. Anak berusia 3-7 tahun memperlihatkan tanda-tanda leukemia dalam 5 tahun setelah pengobatan. Anak berusia 3-7 tahun memiliki prognosis paling baik. Anak-anak atau d
memiliki prognosis paling baik. Anak-anak atau dewasa yang jumlah sel darah putih ewasa yang jumlah sel darah putih awalnyaawalnya kurang dari 25.000 sel/mikroL darah cende
kurang dari 25.000 sel/mikroL darah cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripadarung memiliki prognosis yang lebih baik daripada penderita yang memiliki jumlah sel darah putih lebih banyak.
penderita yang memiliki jumlah sel darah putih lebih banyak. B. PROGNOSIS LMA
B. PROGNOSIS LMA
50-85% penderita LMA memberikan respons yang baik terhadap pengobatan. 50-85% penderita LMA memberikan respons yang baik terhadap pengobatan.
20-40% penderita tidak lagi menunjukkan tanda-tanda leukemia dalam waktu 5 tahun setelah 20-40% penderita tidak lagi menunjukkan tanda-tanda leukemia dalam waktu 5 tahun setelah pengobatan; angka ini meningkat menjadi 40-50% pada penderita yang menjalani pencan
pengobatan; angka ini meningkat menjadi 40-50% pada penderita yang menjalani pencan gkokangkokan sumsum tulang.
sumsum tulang.
Prognosis yang paling buruk ditemukan pada: Prognosis yang paling buruk ditemukan pada: - penderita yang berusia diatas 50 tahun
- penderita yang berusia diatas 50 tahun
- penderita yang menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran untuk penyakit lain. - penderita yang menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran untuk penyakit lain. C. PROGNOSA LLK
C. PROGNOSA LLK
Sebagian besar LLK berkembang secara perlahan. Sebagian besar LLK berkembang secara perlahan. Prognosisnya ditentukan oleh stadium penyakit.
Prognosisnya ditentukan oleh stadium penyakit.
Penentuan stadium berdasarkan kepada beberapa faktor, seperti: Penentuan stadium berdasarkan kepada beberapa faktor, seperti: - jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang
- jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang - ukuran hati dan limpa
- ukuran hati dan limpa
- ada atau tidak adanya anemia - ada atau tidak adanya anemia - jumlah trombosit.
- jumlah trombosit.
Penderita leukemia sel B seringkali bertahan sampai 10
Penderita leukemia sel B seringkali bertahan sampai 10 -20 tahun setelah penyakitnya-20 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan biasanya pada stadium awal tidak memerlukan pengobatan.
terdiagnosis dan biasanya pada stadium awal tidak memerlukan pengobatan. Penderita yang sangat anemis dan memiliki trombosit kurang dari 1
Penderita yang sangat anemis dan memiliki trombosit kurang dari 1 00.000/mikroL darah,00.000/mikroL darah, akan meninggal dalam beberapa tahun. Biasanya kematian terjadi karena sumsum tulang tidak akan meninggal dalam beberapa tahun. Biasanya kematian terjadi karena sumsum tulang tidak bisa lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen, bisa lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen, melawan infeksi dan mencegah perdarahan. Prognosis leukemia sel T adalah lebih buruk melawan infeksi dan mencegah perdarahan. Prognosis leukemia sel T adalah lebih buruk
D. PROGNOSIS LMK D. PROGNOSIS LMK
Sekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah penyakitnya Sekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan setelah itu sekitar 25% meninggal setiap tahunnya.
terdiagnosis dan setelah itu sekitar 25% meninggal setiap tahunnya.
Banyak penderita yang betahan hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya Banyak penderita yang betahan hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya terdiagnosis, tetapi pada akhirnya meninggal pada
terdiagnosis, tetapi pada akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.fase akselerasi atau krisis blast. Angka harapan hidup rata-rata setelah krisis blast hanya 2
Angka harapan hidup rata-rata setelah krisis blast hanya 2 bulan, tetapi kemoterapibulan, tetapi kemoterapi kadang bisa memperpanjang harapan hidup sampai 8-12 bulan.
15 15
WOC LEUKIMIA
WOC LEUKIMIA
leukemia leukemiaSel kanker bersaing dengan sel Sel kanker bersaing dengan sel normal dalam mendapatkan
normal dalam mendapatkan nutrisi nutrisi
Kelainan fungsi darah Kelainan fungsi darah Sel normal digantikan Sel normal digantikan
oleh sel kanker oleh sel kanker Terjadi peristiwa Terjadi peristiwa organomegali organomegali leukemia leukemia Menyebabkan keganasan Menyebabkan keganasan pada
sum- pada sum-sum tulangsum tulang
Terjadinya depresi tulang Terjadinya depresi tulang
Kanker darah Kanker darah Menyebabkan Menyebabkan terjadinya terjadinya Sel normal Sel normal Terjadi poliferasi sel
Terjadi poliferasi sel Faktor utama Faktor utama belum pas belum pastiti Faktor lain Faktor lain ( infeksi virus, ( infeksi virus, genetik, agen ) genetik, agen ) Faktor lingkungan Faktor lingkungan : radiasi, zat : radiasi, zat Penurunan Penurunan nafsu makan nafsu makan Anoreksia Anoreksia Berat badan Berat badan munurun munurun MK : Resiko tinggi MK : Resiko tinggi infeksi infeksi MK : Defisit MK : Defisit volume cairan volume cairan MK : Intoleransi MK : Intoleransi aktivitas aktivitas MK : Nyeri akut MK : Nyeri akut Peradangan Peradangan pada orga pada organ- n-organ organ Terjadi nyeri Terjadi nyeri Dilakukan Kemoterapi Dilakukan Kemoterapi
B.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATANKONSEP DASAR KEPERAWATAN 1.
1. PengkajianPengkajian Anamnesis Anamnesis
sering terdapat pada usia sebelum usia 15 tahun ( 85% ), puncak nya berada pada usia 2-4 tahun. sering terdapat pada usia sebelum usia 15 tahun ( 85% ), puncak nya berada pada usia 2-4 tahun. Resiko lebih sering terjadi pada anak laki-laki di bandingkan perempuan.
Resiko lebih sering terjadi pada anak laki-laki di bandingkan perempuan.
a. Keluhan Utama a. Keluhan Utama Nyeri tulang
Nyeri tulang sering terjadi, sering terjadi, lemah nafsu lemah nafsu makan makan menurun, demam menurun, demam (jika disertai (jika disertai infeksi) infeksi) jugajuga disertai dengan sakit kepala.
disertai dengan sakit kepala. b. Riwayat kesehatan dahulu b. Riwayat kesehatan dahulu
Pada penderita sering di temukan riwayat keluarga yang terpapar oleh bahan kimia ( benzene dan Pada penderita sering di temukan riwayat keluarga yang terpapar oleh bahan kimia ( benzene dan arsen ) ; infeksi virus ( Epstein barr, HTLV-1 ) ; kelainan kromosom dan penggunaan arsen ) ; infeksi virus ( Epstein barr, HTLV-1 ) ; kelainan kromosom dan penggunaan obat-obatan seperti phenylbutazone dan chloromphenycol ; serta terapi radiasi maupun kemoterapi. obatan seperti phenylbutazone dan chloromphenycol ; serta terapi radiasi maupun kemoterapi. c.
c. Riwayat kelahiran anak :Riwayat kelahiran anak : a.
a. PrenatalPrenatal b.
b. Natal Natal c.
c. Post natalPost natal
d. Riwayat Tumbuh Kembang d. Riwayat Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.
lain ataupun sering sakit-sakitan. e.
e. Riwayat keluargaRiwayat keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).
pada kembar monozigot (identik). 2.
2. Pemeriksaan Fisik :Pemeriksaan Fisik : a.
a. Keadaan Umum tampak lemahKeadaan Umum tampak lemah
Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi. Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi. b.
b. Pemeriksaan Kepala Leher Pemeriksaan Kepala Leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi
gusi
Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP. Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP. c.
c. Pemeriksaan IntegumenPemeriksaan Integumen
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jik
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jik a terjadi dehidrasia terjadi dehidrasi d.
d. Pemeriksaan Dada dan ThoraxPemeriksaan Dada dan Thorax
Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae. Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.
Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
bunyi jantung I, II, dan III jika ada Palpasi denyut apex (Ictus Cordis) Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru. Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru. e.
e. Pemeriksaan AbdomenPemeriksaan Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena auskultasi peristaltic usus,
auskultasi peristaltic usus,
palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa. palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa. PEMERIKSAAN PERSISTEM
PEMERIKSAAN PERSISTEM 1. B1 ( Breathing )
1. B1 ( Breathing )
Anak lebih mudah mengalami kelelehan serta sesak saat beraktifitas ringan. Dapat di temukan Anak lebih mudah mengalami kelelehan serta sesak saat beraktifitas ringan. Dapat di temukan adanya dispnea, takipnea, batuk, ronki, dan penurunan suara napas
adanya dispnea, takipnea, batuk, ronki, dan penurunan suara napas 2. B2 ( Bleedeing )
2. B2 ( Bleedeing )
Penderita mudah mengalami pendarahan spontan yang tidak terkontrol dengan trauma minimal, Penderita mudah mengalami pendarahan spontan yang tidak terkontrol dengan trauma minimal, gangguan visual akibat pendarahn retina, demam, lebam, perdarahan gusi , dan epitaksis. gangguan visual akibat pendarahn retina, demam, lebam, perdarahan gusi , dan epitaksis. Keluhan berdebar , takikardia, suara murmur jantung kulit dan mukosa pucat.
Keluhan berdebar , takikardia, suara murmur jantung kulit dan mukosa pucat. 3. B3 ( Brain )
3. B3 ( Brain )
Keluhan nyeri abdominal , sakit kepala, nyeri persendian, dada terasa lemas, kram pada otot, Keluhan nyeri abdominal , sakit kepala, nyeri persendian, dada terasa lemas, kram pada otot, meringis, kelemahan dan hanya berpusat pada diri sendiri.
meringis, kelemahan dan hanya berpusat pada diri sendiri. 4. B4 ( Bladder )
4. B4 ( Bladder )
Pada inspeksi didapatkan adanya abses perianal serta hematuria Pada inspeksi didapatkan adanya abses perianal serta hematuria 5. B5 ( Bowel )
5. B5 ( Bowel )
Anak sering mengalami menurunan nafsu makan, anoreksia, muntah, perubahan sensasi rasa, Anak sering mengalami menurunan nafsu makan, anoreksia, muntah, perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan, dan gangguan menelan.
penurunan berat badan, dan gangguan menelan.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan adanya distensi abdomen, penurunan bising usus, Dari pemeriksaan fisik di dapatkan adanya distensi abdomen, penurunan bising usus, pembesaran limpa,
pembesaran limpa, pembesaran hepar pembesaran hepar akibat invasi akibat invasi sel-sel darah sel-sel darah putih yang putih yang berproliferasi secaraberproliferasi secara abnormal, ikterus, stomatitis, ulserasi oral, dan adanya pembesaran gusi ( bisa menjadi indikasi abnormal, ikterus, stomatitis, ulserasi oral, dan adanya pembesaran gusi ( bisa menjadi indikasi terhadap acute monolytic leukemia ).
terhadap acute monolytic leukemia ). 6. B6 ( Bone )
6. B6 ( Bone )
Berikut ini akan di jelaskan mengenai dampak terhadap pola tidur, pola latihan, dan aktivitas Berikut ini akan di jelaskan mengenai dampak terhadap pola tidur, pola latihan, dan aktivitas a. pola istirahat dan tidur
anak memperhatikan penurunan aktifitas dan lebih banyak waktu yang di habiskan untuk anak memperhatikan penurunan aktifitas dan lebih banyak waktu yang di habiskan untuk tidur/istirahat karena mudah mengalami kelelahan.
tidur/istirahat karena mudah mengalami kelelahan. b. pola latihan
b. pola latihan penderita sering
penderita sering di di temukan temukan mengalami pmengalami penurunan enurunan koordinasi dalam koordinasi dalam pergerakkan pergerakkan keluhan keluhan nyerinyeri pada
pada sendi sendi atau atau tulang. tulang. Anak Anak sering sering dalam dalam keadaan keadaan umum umum lemah, lemah, rewel, rewel, dan dan ketidakmampuanketidakmampuan melaksanakan aktifitas sehari-hari
melaksanakan aktifitas sehari-hari
dari pemeriksaan fisik di dapatkan penurunan tonus otot, kesadaran samnolen, kelainan jantung dari pemeriksaan fisik di dapatkan penurunan tonus otot, kesadaran samnolen, kelainan jantung berdebar-debar
berdebar-debar ( ( palpitrasi palpitrasi ), ), adanya adanya murmur murmur kulit kulit pucat, pucat, membran membran mukosa mukosa pucat.sertapucat.serta penurunan fungsi saraf cranial, dengan atau di sertai tanda tanda pendarahan serebral.
penurunan fungsi saraf cranial, dengan atau di sertai tanda tanda pendarahan serebral.
AKTIFITAS AKTIFITAS
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya Tanda: kelelahan otot
Tanda: kelelahan otot
Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen. Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen. SIRKULASI
SIRKULASI Gejala : palpitasi Gejala : palpitasi
Tanda : takikardia, murmur jantung Tanda : takikardia, murmur jantung
Kulit, membrane mukosa pucat Kulit, membrane mukosa pucat
Deficit saraf cranial dan tanda perdarahan serebral Deficit saraf cranial dan tanda perdarahan serebral ELIMINASI
ELIMINASI
Gejala : diare, nyeri tekan perianal, nyeri Gejala : diare, nyeri tekan perianal, nyeri
Darah merah terang pada tisu, feses hitam’ Darah merah terang pada tisu, feses hitam’ Darah pada urine, penurunan haluaran urine Darah pada urine, penurunan haluaran urine INTEGRITAS EGO
INTEGRITAS EGO
Gejala : perasaan tak berdaya/tak ada harapan Gejala : perasaan tak berdaya/tak ada harapan
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah,
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah tersinggungmudah tersinggung Perubahan alam perasaan, kacau
Perubahan alam perasaan, kacau MAKANAN/CAIRAN
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : kehilangan napsu makan, anoreksia, muntah Gejala : kehilangan napsu makan, anoreksia, muntah
Perubahan rasa/penyimpangan rasa Perubahan rasa/penyimpangan rasa Penurunan berat badan
Penurunan berat badan Faringitis, disfagia Faringitis, disfagia
POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
Anak penderita sering di temukan mengalami penurunan kesadaran ( samnolen ), iritabilitas otot Anak penderita sering di temukan mengalami penurunan kesadaran ( samnolen ), iritabilitas otot dan sering kejang, ada nya keluhan sakit kepala, serta disorientasi kerena sel darah putih yang dan sering kejang, ada nya keluhan sakit kepala, serta disorientasi kerena sel darah putih yang abnormal berinfiltrasi ke susunan saraf pusat.
POLA MEKANISME KOPING DAN STREES POLA MEKANISME KOPING DAN STREES
Anak berada dalam kondisi yang lemah dengan pertahanan tubuh yang sangat rendah. Dalam Anak berada dalam kondisi yang lemah dengan pertahanan tubuh yang sangat rendah. Dalam pengkajian dapat
pengkajian dapat ditemukan adanditemukan adanya depresi, pya depresi, penarikan diri, enarikan diri, cemas, takut, cemas, takut, marah, dan marah, dan iritabilitas.iritabilitas. Juga ditemukan perubahan suasana hati dan bingung
Juga ditemukan perubahan suasana hati dan bingung
DIAGNOSA KEPERAWATAN : DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1 Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder : gangguan 1 Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder : gangguan dalam kematangan SDP ( granulosit rendah dan jumlah limfoid abnormal ) peningkatan jumlah dalam kematangan SDP ( granulosit rendah dan jumlah limfoid abnormal ) peningkatan jumlah limfosit imatur, imunosupresi, penekan sumsum tulang, ( efek terapi / transplantasi ). Tidak limfosit imatur, imunosupresi, penekan sumsum tulang, ( efek terapi / transplantasi ). Tidak adekuat pertahanan primer ( statis cairan tubuh, trauma jaringan )
adekuat pertahanan primer ( statis cairan tubuh, trauma jaringan )
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan berlebihan mis : muntah, 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan berlebihan mis : muntah, perdarahan, diare.
perdarahan, diare.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen fisikal, mis : pembesaran organ/ nodus limfe, sumsum 3. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen fisikal, mis : pembesaran organ/ nodus limfe, sumsum tulang yang di kemas dengan sel leukemik
tulang yang di kemas dengan sel leukemik
4. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan kelemahan umum : penurunan cadangan energy, 4. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan kelemahan umum : penurunan cadangan energy, peningkatan
peningkatan energy, energy, peningkatan peningkatan laju laju metabolic metabolic dari dari produksi produksi leukosit leukosit massif,massif, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ( anemia/hipoksia )
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ( anemia/hipoksia )
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhuubungan 5. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhuubungan dengan kurang terpajan pada sumber, salah interpretasi informasi
dengan kurang terpajan pada sumber, salah interpretasi informasi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, nausea, dan 6. Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, nausea, dan diare karena kemoterapi
diare karena kemoterapi
PRIORITAS KEPERAWATAN PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah infeksi selama fase akut penyakit/pengobatan 1. Mencegah infeksi selama fase akut penyakit/pengobatan 2. Mempertahankan volume sirkulasi darah
2. Mempertahankan volume sirkulasi darah 3. Menghilangkan nyeri
3. Menghilangkan nyeri
4. Meningkatkan fungsi fisik optimal 4. Meningkatkan fungsi fisik optimal 5. Memberikan dukungan psikologis 5. Memberikan dukungan psikologis
6. Memberikan info tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan 6. Memberikan info tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan
INTERVENSI KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN ..
NO.
NO. DIAGNOSA DIAGNOSA TUJUAN TUJUAN INTERVENSI INTERVENSI RASIONALRASIONAL 1.
1. Infeksi, Infeksi, resiko resiko tinggitinggi berhubungan
berhubungan dengandengan
tidak adekuat
tidak adekuat
pertahanan
pertahanan sekunder sekunder ::
gangguan dalam
gangguan dalam
kematangan SDP ( kematangan SDP ( granulosit rendah dan granulosit rendah dan jumlah
jumlah limfoidlimfoid abnormal ) peningkatan abnormal ) peningkatan jumlah
jumlah limfosit limfosit imatur,imatur, imunosupresi, penekan imunosupresi, penekan sumsum tulang, ( efek sumsum tulang, ( efek terapi / transplantasi ). terapi / transplantasi ).
Tidak adekuat
Tidak adekuat
pertahanan
pertahanan primer primer (( statis cairan tubuh, statis cairan tubuh, trauma jaringan ) trauma jaringan ) 1.Mengidentifikasi 1.Mengidentifikasi tindakan untuk tindakan untuk mencegah / menurunkan mencegah / menurunkan resiko infeksi resiko infeksi 2. Menunjukan teknik, 2. Menunjukan teknik, perubahan
perubahan pola pola hiduphidup untuk meningkatkan untuk meningkatkan keamanan lingkungan, keamanan lingkungan, meningkatkan meningkatkan penyembuhan penyembuhan Mandiri Mandiri 1. tempatkan pada 1. tempatkan pada ruangan khusus. Batasi ruangan khusus. Batasi pengunjung
pengunjung sesuaisesuai indikasi, hindarkan indikasi, hindarkan menggunakan tanamam menggunakan tanamam hidup/bunga potong. hidup/bunga potong. Batasi buah segar dan Batasi buah segar dan sayuran
sayuran
2. berikan protocol 2. berikan protocol untuk mencuci tangan untuk mencuci tangan yang baik untuk semua yang baik untuk semua petugas
petugas dandan pengunjung. pengunjung. 3. awasi suhu. 3. awasi suhu. Perhatikan hubungan Perhatikan hubungan antara peningkatan antara peningkatan suhu dan pengobatan suhu dan pengobatan kemoterapi. Observasi kemoterapi. Observasi demem sehubungan demem sehubungan dengan takikardia, dengan takikardia, hipotensi, perubahan hipotensi, perubahan mental samar. mental samar. Kolaborasi Kolaborasi 4. awasi pemeriksaan 4. awasi pemeriksaan laboratorium laboratorium 5. hindari antipiretik 5. hindari antipiretik yang mengandung yang mengandung aspirin aspirin 1. Melindungi dari 1. Melindungi dari sumber potensial sumber potensial pathogen/infeksi. pathogen/infeksi. Kemotherapi Kemotherapi menempatkan pasien menempatkan pasien pada
pada resiko resiko besarbesar untuk infeksi. untuk infeksi. 2. mencegah 2. mencegah kontaminasi silang kontaminasi silang /menurunkan resiko /menurunkan resiko infeksi infeksi 3. hipertermia lanjut 3. hipertermia lanjut terjadi pada beberapa terjadi pada beberapa tipe infeksi, dan tipe infeksi, dan
demam (tak
demam (tak
berhubungan
berhubungan dengandengan obat atau darah ) obat atau darah )
Terjadi pada Terjadi pada kebanyakan pasien kebanyakan pasien leukemia. leukemia. 4. penurunan SDP 4. penurunan SDP normal/matur dapat normal/matur dapat diakibatkan oleh diakibatkan oleh proses
proses penyakit penyakit atauatau kemotrapi, kemotrapi, melibatkan respons melibatkan respons imun dan imun dan peningkatan
peningkatan resikoresiko infeksi. infeksi. 5. aspirin dapat 5. aspirin dapat menyebabkan menyebabkan perdarahan
perdarahan gastergaster
dan penurunan
dan penurunan
jumlah
jumlah trombosittrombosit lanjut.
lanjut. 2.
2. Defisit Defisit volume volume cairancairan berhubungan
berhubungan dengandengan kehilngan cairan kehilngan cairan berlebihan
berlebihan mis mis :: muntah, perdarahan, muntah, perdarahan, diare. diare. Menunjukam volume Menunjukam volume cairan yang adekuat, di cairan yang adekuat, di buktikan
buktikan dengan dengan tanda- tanda-tanda vital stabil.
tanda vital stabil.
Mengidentifikasi factor Mengidentifikasi factor resiko individual dan resiko individual dan intervensi yang tepat intervensi yang tepat
Mandiri Mandiri 1. awasi 1. awasi masukan/haluaran. masukan/haluaran. Hitung kehilangan tak Hitung kehilangan tak kasat mata dan kasat mata dan keseimbangan cairan. keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan Perhatikan penurunan 1. penurunan 1. penurunan sirkulasi sekunder sirkulasi sekunder terhadap destruksi terhadap destruksi SDM dan SDM dan pencetusnya
pencetusnya padapada tubulus ginjal dan tubulus ginjal dan terjadinya batu ginjal terjadinya batu ginjal