• Tidak ada hasil yang ditemukan

321052395-Tupoksi-Sanitarian.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "321052395-Tupoksi-Sanitarian.docx"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

URAIAN TUGAS SANITARIAN RS NENE MALLOMO

URAIAN TUGAS SANITARIAN RS NENE MALLOMO

A.

A. Secara UmumSecara Umum 1.

1. Sanitarian mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatanSanitarian mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan kebersihan, Sanitasi lingkungan dan Penyediaan Air Bersih

kebersihan, Sanitasi lingkungan dan Penyediaan Air Bersih 2.

2. Sanitarian Sanitarian bertanggung bertanggung jawab atas terlaksananya kebersihan jawab atas terlaksananya kebersihan dan sanitasi rumah sakitdan sanitasi rumah sakit B.

B. Secara KhususSecara Khusus 1.

1. Sanitarian Sanitarian bertugas bertugas sebagai sebagai Koordinator Koordinator Air Air Bersih, Bersih, Sampah Sampah dan dan Limbah,Limbah, Kebersihan, Pemberantasan Vektor dan Pengawasan Makanan. Secara rinci terlampir. Kebersihan, Pemberantasan Vektor dan Pengawasan Makanan. Secara rinci terlampir.

FUNGSI SANITARIAN RS NENE MALLOMO FUNGSI SANITARIAN RS NENE MALLOMO

1.

1. Menyusun perencanaan pelayanan kebersihan dan sanitasiMenyusun perencanaan pelayanan kebersihan dan sanitasi 2.

2. Melaksanakan pengawasan dan perbaikan sarana kebersihan dan sanitasiMelaksanakan pengawasan dan perbaikan sarana kebersihan dan sanitasi 3.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan pengawasan kebersihan dan sanitasiMelakukan monitoring dan evaluasi pelayanan pengawasan kebersihan dan sanitasi 4.

(2)

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KOORDINATOR TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KOORDINATOR

PELAYANAN AIR BERSIH PELAYANAN AIR BERSIH Tugas

Tugas Pokok Pokok : : Melakukan Melakukan pelayanan pelayanan air air bersih bersih rumah rumah sakitsakit Fungsi :

Fungsi : 1.

1. Membuat / menyusun program pengelolaan air bersih rumah sakitMembuat / menyusun program pengelolaan air bersih rumah sakit 2.

2. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan air bersih rumahMelakukan pengawasan terhadap pengelolaan air bersih rumah sakit

sakit 3.

3. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam pengelolaan airMelakukan koordinasi dengan unit terkait dalam pengelolaan air  bersih

 bersih 4.

4. Membuat perencanaan pemeliharaan sarana air bersih rumah sakitMembuat perencanaan pemeliharaan sarana air bersih rumah sakit 5.

5. Melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit melaluiMelakukan pencegahan terhadap penularan penyakit melalui  proses pengolahan air bersih rumah sakit

 proses pengolahan air bersih rumah sakit 6.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan airMelakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan air  bersih rumah sakit

 bersih rumah sakit Uraian

Uraian Tugas Tugas :: 1.

1. Melakukan / membuat jadwal pengawasan sarana air bersihMelakukan / membuat jadwal pengawasan sarana air bersih 2.

2. Melakukan pengawasan terhadap jaringan sarana air bersihMelakukan pengawasan terhadap jaringan sarana air bersih 3.

3. Melakukan / memonitoring kebutuhan air bersih dirumah sakitMelakukan / memonitoring kebutuhan air bersih dirumah sakit 4.

4. Mengontrol alat pengoperasian sarana air bersih rumah sakitMengontrol alat pengoperasian sarana air bersih rumah sakit 5.

5. Melakukan penggantian / perbaikan sarana air bersih rumah sakitMelakukan penggantian / perbaikan sarana air bersih rumah sakit 6.

6. Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas airMelakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas air  bersih

 bersih 7.

7. Melakukan kegiatan kaporisasi sarana air bersihMelakukan kegiatan kaporisasi sarana air bersih 8.

8. Membuat permintaan kebutuhan alat dan bahan pengelolaan airMembuat permintaan kebutuhan alat dan bahan pengelolaan air  bersih

 bersih 9.

9. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan atasanMelakukan tugas-tugas lain yang diberikan atasan 10.

(3)

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KOORDINATOR PELAYANAN LIMBAH

Tugas Pokok : Melakukan pelayanan limbah rumah sakit Fungsi :

1. Membuat / menyusun program pengelolaan sampah dan limbah rumah sakit

2. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah di rumah sakit

3. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam pengelolaan limbah/sampah

4. Membuat perencanaan pemeliharaan sarana IPAL rumah sakit 5. Melakukan pencegahan terhadap penularan infeksi melalui proses

 pemisahan sampah rumah sakit

6. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sampah rumah sakit

Uraian Tugas :

1. Melakukan/membuat jadwal pengawasan sarana IPAL 2. Melakukan pengawasan jaringan sarana IPAL

3. Melakukan pengawasan pembersihan sarana IPAL 4. Mengoperasikan alat pengelolaan limbah di rumah sakit 5. Melakukan pengawasan terhadap pemisahan sampah medis 6. Melakukan penggantian/perbaikan sarana IPAL di rumah sakit 7. Membuat permintaan kebutuhan alat dan bahan pengelolaan

limbah/sampah

8. Melakukan tugas-tugas yang diberi atasan 9. Membuat pencatatan dan pelaporan

(4)

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KOORDINATOR KEBERSIHAN LINGKUNGAN, PEMBERANTASAN VEKTOR,

PENGAWASAN MAKANAN

Tugas Pokok : Melakukan pengawasan pengelolaan kebersihan RS, pemberantasan Vektor,  pengawasan makanan minuman.

Fungsi :

1. Menyusun rencana kegiatan pengawasan kebersihan lingkungan rumah sakit

2. Melakukan pemantauan terhadap sumber kontaminan dan pencemaran makanan.

3. Melakukan pengendalian terhadap serangga dan binatang yang merugikan

4. Melakukan pencegahan terhadap penularan infeksi pada proses  pencucian dan sterilisasi

Uraian Tugas :

1. Membuat Jadwal pengawasan / pemantauan 2. Mempersiapkan administrasi pengawasan

3. Mengadakan koordinasi & kerjasama dengan satuan kerja lainnya 4. Melakukan kegiatan pemberantasan vektor pada lokasi persebaran 5. Melakukan pencatatan hasil kegiatan

(5)

PROSEDUR TETAP (SOP)

Rumah Sakit  Nene Mallomo

PENGELOLAAN AIR BERSIH RUMAH SAKIT Tanggal Terbit

……….

Ditetapkan Direktur drg.Hj.Hasnani Rapi,M.Kes Prosedur Tetap Pengertian Tujuan Kebijakan Bahaya terhadap Manusia dan Lingkungan Prosedur

1.Air Bersih adalah air yang melalui proses pengolahan sebelum diminum yang merupakan salah satu kebutuhan penunjang kesehatan di Rumah Sakit

1.Untuk menyediakan air bersih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi standar kesehatan berdasarkan Permenkes.

 No.907/Menkes/SK/2002.

2. Adanya jaminan ketersediaan air bersih di Rumah Sakit 3. Distribusi air yang lancar sesuai kebutuhan Rumah Sakit

4. Terlaksananya pengawasan dan pemeriksaan kualitas air rumah sakit 1.Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP No. HK.00.06.6.44 Tanggal 18

-2-1993 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Ruang dan Bangunan serta Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit.

2.Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

3.Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

4.Keputusan Direksi No.HK.05.09.01.5.1.1126 tanggal 7 Agustus 2007 tentang Kebijakan dan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi  Nosokomial

1.Water Borne Disease adalah air yang tercemar akibat lingkungan yang  jelek dapat mengakibatkan penyakit seperti Kolera, Typoid dan Dysentri  baciliair.

2.Water Relatet Insect Vektor Mechanism adalah golongan penyakit yang disebabkan melaui serangga yang berkembang biak di air atau hidup dekat air seperti malaria, DHF

(6)

Unit Terkait

2.Selalu mengadakan pengawasan terhadap sarana dan sumber air bersih 3.Meminimalisir adanya kebocoran dan kerusakan sarana air bersih

4.Semua pengguna air bersih bertanggung jawab dan mence gah kebocoran sarana air bersih

5.Setiap kerusakan sarana air bersih di setiap unit segera dilaporkan kepada  petugas Sanitarian

6.Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali 1.Poliklinik 4.ICU

2.Seluruh Perawatan 3.Gizi

(7)

PROSEDUR TETAP (SOP)

Rumah Sakit  Nene Mallomo

PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH RUMAH SAKIT Tanggal Terbit

……….

Ditetapkan Direktur drg.Hj.Hasnani Rapi,M.Kes Prosedur Tetap

Pengertian Pengelolaan sampah/limbah adalah merupakan salah satu upaya untuk mencegah perkembangan dan penularan penyakit di rumah sakit, yang  bersumber dari sampah/limbah pelayanan kesehatan

Tujuan 1.Mencegah/mengurangi infeksi Nosokomial di rumah sakit 2.Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan

Kebijakan 1.Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

2.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2002 t entang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

3.Surat Edaran Direksi tanggal 20 September 2007 Perihal Pemisahan Sampah padat medis / infeksius.

4.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58/Men LH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Kegiatan Rumah Sakit

5.SK Gubernur Sulawesi Selatan No.14 tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Kegiatan Rumah Sakit.

Bahaya terhadap manusia dan Lingkungan Keamanan Standar dan Penanganan

- Dapat menimbulkan infeksi pada kulit yang menimbulkan kerusakan  permanen

- Sebagai sumber infeksi di rumah sakit yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

- Menimbulkan pencemaran terhadap sumber-sumber air minum yang ada dilingkungan rumah sakit maupun diluar rumah sakit

- Meningkatkan kepadatan Vektor penyakit dalam rumah sakit I. Pengelolaan Sampah

1.Pekerja yang terkait langsung dengan pengelolaan sampah/li mbah, pada saat bekerja menggunakan alat pelindung diri (APD)

(8)

Umum 2.Seluruh ruangan pelayanan melakukan pemisahan wadah/tempat sampah  padat medis, rumah tangga dan limbah benda tajam

- Sampah padat medis menggunakan kantong warna kuning (merah) - Sampah rumah tangga menggunakan kantong warna hitam

- Limbah benda tajam menggunakan cergen

3.Disemua ruangan tersedia tempat sampah dan kantong plastik sesuai kriteria di atas

4.Setiap 12 jam, sampah diangkut ketempat pengumpulan sampah sementara oleh petugas kebersihan

5.Untuk sampah medis infesius kantong plastik harus diikat dan dipastikan tidak terbuka sampai ditempat pemusnahan

6.Sampah yang terkumpul pada kontainer (TPS) rumah sakit secara rutin diangkut ke TPA dengan kerja sama Dinas Kebersihan Kabupaten Sidrap 7.Secara rutin sarana/tempat sampah dibersihkan dicuci dengan disinfektan 8.Pengawasan pemisahan sampah pada masing-masing unit pelayanan dipertanggung jawabkan oleh kepala ruangan

9.Pengawasan pengangkutan dan pemusnahan sampah dipertanggung  jawabkan oleh petugas sanitasi

II. Pengelolaan Limbah Cair

1.Tersedia jaringan pengaliran limbah cair pada seriap ruangan penghasil limbah cair

2.Saluran limbah cair selalu dalam keadaan tampa hambatan (lancar) 3.Tersedia bak penampungan sementara yang kedap air (bak Kontrol) sebelum disalurkan kesaluran induk pengolahan limbah

4.Limbah cair yang berasal dari dapur / kantin dilengkapi dengan bak Grease Strip sebelum dialirkan ke sistem tempat pengolahan (STP) 5.Limbah Cair yang berasal dari laboratorium dilengkapi dengan

septiktank untuk menetralkan zat-zat kimia sebelum dialirkan ke sistem tempat pengolahan (STP)

6. Limbah cair yang berasal dari laundry dilengkapi dengan bak penetral detergen sebelum dialirkan ke sistem tempat pengolahan (STP)

7.Sistem jaringan perpipaan limbah cair secara khusus (tertutup) dan terpisah dengan saluran pembuangan air hujan

(9)

Unit Terkait

8.Pengaliran limbah cair ke sistem tempat pengolahan (STP) harus dapat mengalir secara lancar, dengan gravitasi maupun dengan pemompaan 9.Seluruh hasil kegiatan rumah sakit yang berupa limbah cair harus diolah di sistem tempat pengolahan (STP) sebelum dibuang ke lingkungan

10.Pemantauan kualitas limbah cair secara rutin dilakukan minimal 1 X 3  bulan

1.Kantor Rumah Sakit 2.Rawat Inap

3.Rawat Jalan 4.Instalasi Gizi 5.Laboratorium 6.Radiologi

7.Pengelola Cleaning Service 8.Pemelihara Sarana Rumah Sakit 9.Dinas Kebersihan Kabupaten Sidrap

(10)

PROSEDUR PEMERIKSAAN KUALITAS AIR BERSIH RUMAH SAKIT

1. Dasar Kebijakan

a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002, tentang Syarat-syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum

 b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004, tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

c. Keputusan Direksi No.HK.05.09.01.5.1.1126, tanggal 7 Agustus 2007 tentang Kebijakan dan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Inpeksi Nosokomial.

2. Sumber Air yang harus diperiksa a. Sumur bor I belakang kantor

 b. Sumur bor II samping ruang perawatan brotowali c. Sumur bor III belakang ruang perawatan brotowali d. Sumur bor IV antara ruang ICU dan Ruang Sambiloto e. Sumur bor V dekat instalasi rawat darurat

f. Sumur bor VI samping ruang perawatan mengkudu g. PDAM

3. Tempat pemeriksaan kualitas air

Laboratorium Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Sidrap

4. Waktu pelaksanaan pemeriksaan kualitas pada setiap 6 (enam) bulan untuk masing-masing sumber air yaitu pada bulan Juni dan bulan Desember 2010.

5. Prosedur pengambilan sampel air

a. Untuk pengambilan sampel air perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a.1. Bagian botol yang akan berhubungan dengan air dihindarkan dari kontaminasi (botol harus tetap tertutup sampai saat diisi)

a.2. Masih cukup udara didalam botol, untuk dapat mencampur rata sampel sebelum diperiksa, perlu diingat bahwa volume minimum sampel untuk pemeriksaan  bakteriologi 100 ml.

a.3. Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan, dipegang antara  jari tangan. Kalau tidak mungkin memegang antara jari tangan, tutup botol  beserta kertas pelindung dapat diletakkan terbalik ditempat yang kering.

(11)

a.4. Botol dipegang dibagian bawah, diisi tanpa dibilas dan segera secepatnya ditutup kembali setelah diisi.

a.5. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis

b. Cara pengambilan sampel air dari jaringan pipa

 b.1. Kran dibuka penuh dan air dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil, kemudian tutup.

 b.2. Kran dipanaskan sampai cukup panas

 b.3. Kran dibuka, kemudian botol diisi, sampai kurang lebih 2/3 volume botol (Lebih  besar dari 100 ml).

Hal-hal yang perlu diperhatikan

a. Air harus jelas berasal dari pipa persil yang dihubungkan langsung dengan pipa induk

 b. Sampel air sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai.

c. Dihindarkan pengambilan sampel air dari alat-alat tambahan yang dipasang pada kran atau kran yang bocor

d. Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan  pengambilan sampel air

c.

Cara pengambilan sampel air dari reservoar, mata air dan sumur gali

Sampel air diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian bawah, dan bertali. Sebelum disucihamakan, botol dibungkus seluruhnya dengan kertas.

Pengambilan sampel air dilakukan dengan :

a. Membuka bungkus kertas, dan botol dipegang dibagian bawah, yang masih ada kertas bungkusnya sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.

 b. Tali dibuka dan botol diturunkan pelan-pelan, sampai mulut botol masuk minimum 10 cm kedalaman air (bila tinggi air memungkinkan)

c. Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang sampai volume sampel air menjadi 2/3 volume botol (lebih besar dari 100 ml)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(12)

 b. Untuk pemeriksaan sisa klor dan pH, sampel air diambil dengan botol bersih yang lain, yang tidak diberi Natrium Thio Sulfat.

d. Keterangan dari sampel air

Sampel air yang dikirim, harus disertai keterangan yang lengkap dari sampel air tersebut, antara lain mengenal :

a.  Nama dan alamat pengirim sampel air  b. Waktu dan tanggal pengambilan sampel air

c. Alasan pemeriksaan

d. Tempat yang pasti dari mana sampel diambil ; misalnya apakah kran didalam rumah mendapatkan air langsung dari pipa induk atau sesudah melalui reservoir dari tempat tersebut.

e. Asal sampel air (dari sumur atau dari PDAM, atau dari mata air )

f. Diolah atau tidak, bila diolah bagaimana cara pengolahannya dan dosis desinfektan yang digunakan.

e.  Jangka waktu antara pengambilan sampel air dan pemeri ksaan Bakteriologi

Mengingat percobaan biologi yang dapat berlangsung didalam sampel air, semua sampel air harus diperiksa segera sesudah sampel air diambil, sedapat mungkin 1 jam sesudah pengambilan sampel air

Jika hal ini tidak mungkin, sampel air boleh disimpan lebih lama akan tetapi tidak  boleh lebih dari 24 jam.

(13)

PROSEDUR TETAP (SOP)

Rumah Sakit  Nene Mallomo

KEBERSIHAN LINGKUNGAN, PEMBERANTASAN VEKTOR,PENGAWASAN MAKANAN Tanggal Terbit

……….

Ditetapkan Direktur drg.Hj.Hasnani Rapi,M.Kes Prosedur Tetap Pengertian Tujuan

1. Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan atau kondisi ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja

2. Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang / unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan d an kegiatan rumah sakit

3. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang

 pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor  penularan penyakit

4. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi

5. Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman yang dijual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit

Umum : Terciptanya kondisi kebersihan lingkungan RS, pengawasan vektor, pengawasan makanan/minuman.

Khusus : - Untuk mengefektifkan sistem penanggulangan vector - Untuk mencegah terjadinya kontaminasi penyakit yang

diakibatkan oleh penanganan makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar

(14)

Kebijakan Bahaya terhadap manusia dan lingkungan Unit Terkait

1.Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

2.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2002 tentang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

3.Peraturan Menteri Kesehatan No. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga

1. Terhadap Kebersihan ruangan a. Dapat terjadi infeksi nosokomial

 b. Dapat terjadi perkembangbiakkan mikroorganisme 2. Terhadap Makanan dan Minuman

a. Bisa mengakibatkan kontaminasi dari bahan makanan  b. Dapat terjadi penularan penyakit dari makanan

3. Terhadap Pemberantasan Vektor

a. Dapat meningkatkan infeksi nosokomial  b. Estetika 1. Ruang perawatan 2. Ruang dapur 3. Ruang Laboratorium 4. Poliklinik 5. Kantin 6. Cleaning Service

(15)

PROGRAM PENGELOLAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH

SANITARIAN RS NENE MALLOMO

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

(16)

PENGELOLAAN AIR BERSIH

RS NENE MALLOMO KABUPATEN SIDRAP I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan umum, tempat  berkumpulnya orang sakit maupun orang yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat penyebab penularan  penyakit.

Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidrap adalah Rumah Sakit Tipe C. Pada saat ini telah memilki 116 (seratus enam belas) buah tempat tidur.Dengan jumlah tempat tidur tersebut tentu membutuhkan air bersih yang tidak sedikit pula jumlahnya.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kebutuhan air bersih Rumah Sakit adalah minimal 500 (lima ratus) liter/hari/tempat tidur. Jadi 116 TT x 500 Ltr/TT = 58.000 Ltr/hari.

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, baik itu kehidupan manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka  perlu disiapkan sarana maupun prasarana yang memadai khususnya penyedia air bersih yang memenuhi standar yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum.

Air bersih di Rumah Sakit merupakan salah satu kebutuhan yang vital untuk  berbagai keperluan, misalnya untuk kebutuhan air minum, memasak, mencuci dan  penggunaan air secara khusus yaitu proses dialisis darah bagi pasien gagal ginjal serta  penggunaan lain yang berhubungan dengan peralatan non medik seperti penggunaan air

(17)

untuk Boiler. Mengingat bahwa air bersih di Rumah Sakit sangat penting, maka perlu diperhatikan baik dari segi Kuantitas maupun kualitas.

Manusia setiap hari membutuhkan air untuk kebutuhan minum, mencuci, mandi, memasak dan keperluan lain. Untuk minum dibutuhkan air sebanyak 3 % dari berat  badan atau sekitar 2,3 liter per hari.

Sumber air bersih RS Nene Mallomo Kabupaten Sidrap adalah 6 Sumur bor dan PDAM.

Sumber air atau asal air dapat digolongkan menjadi sebagai berikut : - Air angkasa (Atmospheric Water) : air hujan, salju dan hujan es.

- Air permukaan (Surface Water) : air sungai, air telaga, waduk, danau dan air laut. - Air tanah (Ground Water) : air rembesan, air sumur gali, air sumur pompa dangkal,

air tanah dalam(air sumur pompa dalam), air artetis dan mata air.

Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidrap di semua unit memerlukan air  bersih antara lain : Unit perawatan, poliklinik, ICU, gizi, farmasi, loundry,

laboratorium, kantin.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengatasi masalah kekurangan dan menyediakan air bersih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menyediakan air bersih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Permenkes : No.907.Menkes/SK/2002.  b. Adanya jaminan ketersediaan air bersih di Rumah Sakit selama 24 jam.

(18)

III. SASARAN PROGRAM

Adapun sasaran adalah semua sumber air bersih yang ada di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidrap antara lain :

a. Berfungsinya secara maksimal seluruh sumber air di Rumah Sakit

 b. Terlaksananya pengawasan dan pemeriksaan kualitas air bersih Rumah Sakit minimal 2 kali setahun

c. Seluruh ruangan harus terpenuhi air bersih

d. Terpenuhinya pengawasan dan sasaran air bersih keseluruh ruangan seperti  poliklinik, perawatan, ICU, laboratorium, gizi, farmasi, laundry, kantin

IV. LANGKAH KEGIATAN PROGRAM

a. Sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan perbaikan sarana yang ada

 b. Pengumpulan data sarana air bersih (kran, reservoir, bak kamar mandi) c. Kaporisasi sumur untuk mendukung program sarana air bersih

d. Pelaksanaan program e. Evaluasi

V. PEMBIAYAAN

Ditanggung Rumah Sakit

VI. LOKASI, WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

 No Kegiatan Waktu Lokasi Pelaksana Keterangan 1.

2.

3.

Pemeriksaan Sampel Air

Pemeriksaan Sampel Air

Pengawasan/perbaikan Juni 2010 Desember 2010 Sepanjang tahun R.Sakit R.Sakit R.Sakit Lab.Kesling Dinkes Sidrap Lab.Kesling Dinkes Sidrap Sanitarian

……….

………

(19)

VII. PELAKSANA

Adapun tenaga pelaksana adalah 1 orang Sanitarian Ahli dan 1 orang Sanitarian Terampil

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Adapun pencatatan dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan pada buku kegiatan harian sedangkan laporan dilaksanakan pada setiap triwulan.

IX. MONITORING DAN EVALUASI

1. Jumlah penampungan yang mendapat pengawasan 2. Jumlah penampungan yang mendapat perbaikan 3. Jumlah kran air yang mendapat pengawasan 4. Jumlah kran air yang mendapat perbaikan

(20)

PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH / SAMPAH

PELAYANAN KESEHATAN

SANITARIAN RS NENE MALLOMO

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

(21)

PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH / SAMPAH RS NENE MALLOMO KABUPATEN SIDRAP

I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan umum, sehingga dalam aktivitasnya merawat berbagai penyakit infeksi dan pada umumnya pasien yang dirawat adalah pasien yang kurang mampu dan mempunyai tingkat pengetahuan tentang kesehatan lingkungan sangat rendah serta tingkat kesadaran akan pentingnya rasa memiliki terhadap fasilitas yang tersedia di rumah sakit juga sangat rendah. Pasien dan keluarganya sering kali membuang sampah disembarang tempat atau di dalam kamar mandi meskipun rumah sakit telah menyediakan tempat sampah.

Perilaku yang demikian dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada instalasi  perpipaan air limbah sehingga akan menimbulkan rembesan terutama pada gedung yang bertingkat dan akan menimbulkan genangan air kotor pada lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan bau dan dapat berfungsi sebagai sumber penyakit baru.

Masalah yang dihadapi rumah sakit pada saat ini adalah penanganan sampah terutama sampah medis infeksius sebagai akibat dari rusaknya insinerator.

Sebagai pedoman dalam upaya pengelolaan limbah rumah sakit pemerintah telah membuat suatu pedoman yang diatur pada Keputusan Menteri Kesehatan RI.No.286/Menkes/Per/XI/1992 dan Keputusan Menteri Kesehatan  No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Sedangkan untuk pemantauan kualitas limbah cair, secara nasional mengacu pada Kep. Men. LH No.58/Men.LH/12/1995 dan untuk daerah Sulawesi Selatan mengacu pada SK Gubernur No.14 tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Kegiatan Rumah Sakit

(22)

II. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Mencegah terjadinya dampak negatif akibat daripada pengelolaan limbah yang tidak benar.

B. Tujuan Khusus

1. Terlaksananya pemisahan antara sampah medis infeksius dan rumah tangga 2. Terlaksananya pewadahan sampah medis dan rumah tangga

3. Terlaksananya pewadahan sampah tajam

4. Terlaksananya pengumpulan dan pengangkutan sampah tepat waktu sesuai standar

5. Terlaksananya pengelolaan limbah cair sesuai persyaratan baku mutu limbah cair

III. SASARAN

1. Jangka Panjang

a. Adanya sarana pembakaran/pemusnahan sampah padat medis infeksius

 b. Terbangunnya sistem pengolahan limbah cair yang dapat menampung dan mengolah seluruh limbah cair rumah sakit

c. Adanya sarana daur ulang limbah cair untuk pemanfaatan selanjutnya 2. Jangka Pendek

a. Tersedianya kantong sampah warna kuning untuk sampah medis disetiap ruangan yang mengelola sampah medis

 b. Tersediannya kantong sampah warna hitam untuk sampah rumah tangga disetiap ruangan

c. Adanya tempat/wadah sampah tajam disetiap bagian yang menghasilkan sampah tajam

(23)

d. Adanya troli/grobak untuk mengangkut sampah ke TPS di setiap gedung e. Adanya sarana untuk menunjang kelancaran aliran limbah cair

f. Terlaksananya pemeriksaan kualitas limbah cair IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapan

a. Penyediaan kebijakan dan prosedur tetap pengelolaan sampah/limbah  b. Sosialisasi / koordinasi kebijakan pengelolaan sampah / limbah

c. Penyediaan sarana pengelolaan sampah/limbah d. Pelatihan dasar pengelolaan sampah/limbah 2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Penyediaan sarana / kantong sampah sesuai jenis sampah

 b. Pemilahan/pemisahan sampah pada setiap ruangan penghasil sampah/limbah c. Pengumpulan sampah sesuai jenis sampah

d. Pengangkutan sampah ke TPS

e. Pengangkutan sampah rumah tangga ke TPA f. Pemusnahan sampah medis/infeksius

g. Penyediaan Insinerator V. PEMBIAYAAN

VI. LOKASI, WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Sesuai dengan hasil pemantauan dan monitoring IPAL di lapangan maka lokasi kegiatan berada di dalam lingkungan rumah sakit dan waktu pelaksanaan akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

(24)

No Uraian Kgiatan Waktu Lokasi Pelaksanaan Ket I 1. 2. 3. . II 1. 2. 3. 4. 5. 6. Persiapan

Penyediaan kebijakan dan protap

Sosialisasi/koordinasi

Pelatihan dasar pengelolaan sampah / limbah

Sampah

Pengadaan kantong sampah Pemisahan sampah

Pengumpulan sampah sesuai jenis Pengangkutan ke TPS

Pemusnahan sampah infeksius Pengadaan Insinerator Mei Th.2010 Juni Th.2010

…..

………

Jan-Des Jan-Des Jan-Des Jan-Des -RSNM Perawatan RSNM RSNM ,, ,, ,, ,, Sanitarian Ahli Sanitasi RSNM C.Service ,, ,, Sanitasi RSNM

VII. MONITORING DAN EVALUASI

Dalam pelaksanaan program ini dilakukan monitoring / evaluasi sebagai upaya  pelaksanaan perbaikan kearah yang lebih baik. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan sejak penyusunan pelaksanaan dan realisasi  program, hal ini dilakukan untuk mencari dan menemukan masalah serta kendala yang

dihadapi, untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam bentuk kunjungan lapangan. VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan

Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah rumah sakit maka telah disusun indikator kegiatan dengan memperhatikan  pencapaian tujuan dan sasaran pengawasan.

(25)

2. Tersedianya kantong plastik sesuai dengan kriteria yang ditentukan 3. Terlaksananya pemusnahan sampah infeksius dan benda tajam 4. Tidak adanya kloset yang tersumbat

B. Pelaporan

Penyusunan laporan kegiatan yang dilakukan setiap bulan merupakan gambaran pencapaian kinerja pengelolaan limbah rumah sakit berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria inklusi pasien adalah pasien dengan penyakit lain yang juga mendapat diagnosis dislipidemia, dirawat di instalasi rawat inap rumah sakit Dr.. Moewardi pada

Pendahuluan: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit yang terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien

Sebagai Sebagai instansi y instansi yang ang bergerak di bidang jasa pelayanan, Rumah Sakit melibatkan seluruh tenaga dari berbagai bergerak di bidang jasa pelayanan, Rumah

Rumah sakit umum daerah kabupaten Timor Tengah Selatan adalah pusat pelayanan kesehatan dengan beribu-ribu data pasien dari berbagai jenis penyakit. Oleh kerena

Manfaat ini akan dibayarkan apabila Tertanggung dirawat inap di Rumah Sakit karena satu atau lebih Penyakit Infeksi Tropis berdasarkan definisi pada Polis

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang dirawat di Rumah Sakit di

Hal ini berarti bahwa kecemasan seorang pasien akan mempengaruhi kualitas tidurnya, pada keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan

Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan