• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI KLINIK ROMANA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI KLINIK ROMANA TAHUN 2019"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

83

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI KLINIK ROMANA TAHUN 2019

HELENA FRANSYSCA

AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN

ABSTRACT

This study aims to find out the factors that affect the mother's compliance in pregnancy examination at The Romana Clinic in 2019. This type of research is descriptive with the design of survey research. Samples in this study as many as 60 people with total sampling techniques. The results of this study showed that the compliance of mothers to check pregnancy based on knowledge is good as many as 33 mothers (55.0%), get social support as many as 57 mothers (95.0%), giving information less 28 mothers (46.7%) and the interaction of health professionals is good i.e. 58 mothers (96.7%). It is recommended for the Clinic to provide a clear explanation to pregnant women who conduct examinations so that pregnant women know the development and growth of babies in the womb and get antenatal services according to standards.

Keywords : Pregnancy Checkup, Compliance, Pregnant Women

PENDAHULUAN

Mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan bersalin masih menjadi masalah di negara Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan dan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 262/100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 1 orang ibu bersalin yang meninggal dunia. Data IBI (Ikatan Bidan Indonesia) menyebutkan penyebab AKI diantaranya adalah “4 terlalu“ dan “3 terlambat“. Empat terlalu antara lain terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun), atau terlalu banyak (jumlah anak kurang dari 3 tahun lebih dari 2). Sedangkan 3 terlambat antara lain terlambat mengenali tanda bahaya dalam memutuskan dirujuk ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Keterlambatan ini biasanya tidak terdeteksi sejak awal karena asuhan antenatal yang tidak teratur, sehingga menyebabkan kemungkinan melahirkan dengan selamat menjadi lebih kecil (Shinta, 2014). Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya yang mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu (Pusdiknakes, 2010).

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kamatian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Berdasarkan sebuah Konsep Perilaku K-A-P (Knowledge- attitude-pracite), menjelaskan bahwa perilaku seseorang (misalnya perilaku ibu hamil terhadap kepatuhan dalam mememeriksakan kehamilannya) sangat dipengaruhi oleh sikapnya yang mendukung terhadap anjuran memeriksakan kehamilannya. Sikap (attitude) dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge) tentang sesuatu (misalnya pengetahuan manfaat pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil) (Notoatmodjo, 2012). Ketidakpatuhan adalah sikap pasien yang tidak taat dan tidak bisa mengendalikan perilakunya untuk teratur menjalani proses pengobatan. Mochtar (2011) menyatakan ada 5 faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kematian Ibu dan Bayi diantaranya adalah faktor perawatan antenatal. Faktor ketidakpatuhan antenatal care terjadi karena masih kurangnya kesadaran Ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya pada sarana kesehatan. Disamping itu, masalah yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai pelayanan kesehatan yang

(2)

84

diberikan kurang efisien, efektif, dan profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan. Masih lemahnya kemampuan tenaga kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata masih tidak sesuai dengan harapan masyarakat (Bambang, 2014). Melihat kurangnya kepatuhan ibu memeriksakan kehamilannya serta pelayanan kesehatan yang masih rendah maka hal tersebut akan semakin meningkatnya angka kesakitan ibu dan bayi. Dalam hal ini maka pemerintah juga akan mendapatkan dampaknya yaitu melalui program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yaitu pemerataan akses untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat bawah maka anggaran juga dikeluarkan dari pemerintah daerah menjadi lebih besar (Harian indopos, 2015). Dalam pelayanan antenatal perlu indikator untuk menyatakan kunjungan ibu hamil tersebut dinyatakan memenuhi standar yaitu dengan cakupan K4. Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (Candra, 2014). Data 2015 dari Dinas Kesehatan Sumut berdasarkan data terakhir ini rata- rata angka kematian ibu di Sumut 330 per 100.000 kelahiran dan angka kematian bayi di Sumut mencapai 37 per 1.000 kelahiran. Dalam catatan cakupan K4 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan pada tahun 2005 (67,76 %) dan tahun 2010 ( 60,48 % ) hal tersebut menunjukkan penurunan pada jumlah kunjungan. Dalam hal ini dukungan yang optimal dari para tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu sangat dibutuhkan. Strategi untuk meningkatkan kepatuhan adalah interaksi profesional kesehatan yaitu melalui hubungan komunikasi yang baik dengan pasien, selain itu pemberian informasi yang tepat pada pasien dan keluarga juga merupakan hal penting untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang proses dan manfaat pemeriksaan serta pengobatan sehingga dapat membuat pasien dan keluarga mau menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan. Terbinanya hubungan saling percaya ini tentu akan mendorong keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien. jika kerja sama dengan anggota keluarga diperoleh maka menjadi satu faktor yang penting mempengaruhi kepatuhan. Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa peran dari tenaga kesehatan sangatlah penting untuk meningkatkan kepatuhan (Shinta, 2017). Klinik Romana sebagai tempat penelitian yang dipilih memiliki catatan medis dimana pada tahun 2019 dari 110 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care 58 diantaranya patuh. Pada tahun 2019 dari 116 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care 64 diantaranya patuh. Berdasarkan data diatas menunjukkan ibu hamil yang patuh memeriksakan kehamilannya lebih banyak dari pada yang tidak patuh Klinik Romana, hal ini merupakan suatu kemajuan yang harus terus ditingkatkan oleh klinik melihat tingginya angka kematian ibu karena kurangnya kepatuhan dan pelayanan yang kurang baik dalam memeriksakan kehamilan. Di Klinik Romana masih ada sekitar 40 % yang dinyatakan tidak patuh, hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi dan jarak antara klinik dengan rumah. Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Kehamilan di Klinik Klinik Romana .

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah survey untuk mengetahui faktor yang mempengarui kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care (ANC) di Klinik Romana.

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Klinik Romana. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada 04 April - 23 Mei 2019.

Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang patuh melakukan ANC di Klinik Romana yaitu berjumlah 60 orang. Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan menggunakan tekhnik total sampling yaitu seluruh ibu yang patuh memeriksakan kehamilannya di Klinik Romana.

Defenisi Operasional

1. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu adalah keteraturan ibu melakukan antenatal care sesuai standar cakupan K4 di klinik yaitu pengetahuan, dukungan sosial, pemberian informasi, dan interaksi profesional kesehatan.

(3)

85

2. Faktor pengetahuan adalah sejauh mana pemahaman ibu hamil tentang ANC yaitu penggunaan buku secara mandiri dan yang diperoleh dari tenaga kesehatan.

3. Faktor dukungan sosial adalah motivasi atau dorongan yang diperoleh ibu hamil dari keluarga dan lingkungan yaitu dukungan dari suami, keluarga dan tenaga kesehatan.

4. Faktor pemberian informasi adalah informasi yang diterima ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan yaitu informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan selama menjalani ANC.

5. Faktor interaksi professional kesehatan adalah hubungan saling percaya yang diciptakan tenaga kesehatan selama ibu melaksanakan ANC yaitu sikap ramah dan penuh pengertian dari tenaga kesehatan.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden Ibu Yang Patuh Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di Klinik Romana Tahun 2019

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun (100%). Mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu 30 tahun (50,0%), dan yang ibu punya pekerjaan swasta (50,0%).

Distribusi Frekuensi Pengaruh Faktor Pengetahuan Ibu Yang Patuh Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di Klinik Romana Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengetahuan ibu yang patuh memeriksakan kehamilan di klinik bersalin Romana dominan memiliki pengetahuan baik yaitu 33 orang (55,0 %).

N0 Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase

1. Tidak Baik 11 18,3 2. Kurang Baik 16 26,7 3. Baik 33 55,0 Jumlah 60 100 No Karakteristik Responden Frekuensi Persenta se 1. Usia 20 – 35 tahun 60 100 Total 60 100 2 Pendidikan SD SMP SMA PT 5 30 20 5 8,3 50,0 33,3 8,3 Total 60 100 3 Pekerjaan IRT Swasta Guru PNS 25 30 2 3 41.7 50,0 3,3 5,0 Total 60 100

(4)

86

Distribusi Frekuensi Pengaruh Faktor Dukungan Sosial Ibu Yang Patuh Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di Klinik Romana Tahun 2019

No Dukungan Sosial Frekuensi Persentase

1. Tidak Mendapat Dukungan 0 0 2. Kurang Mendapat Dukungan 3 5,0 3. Mendapat Dukungan 57 95,5 Jumlah 60 100

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ibu yang patuh memeriksakan kehamilan diklinik bersalin Romana dan mendapat dukungan lebih dominan yaitu 57 orang (95,5 %).

Distribusi Frekuensi Pengaruh Faktor Pemberian Informasi Ibu Yang Patuh Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di Klinik Romana Tahun 2019

No Pemberian

Informasi Frekuensi Persentase

1. Tidak Baik 4 6,7

2. Kurang Baik 28 46,7

3. Baik 28 46,7

Jumlah 60 100

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ibu yang patuh memeriksakan kehamilan di klinik bersalin Romana dan kurang mendapat informasi sebanyak 28 orang (46,7 %) dan yang memperoleh informasi dengan baik sebanyak 28 orang (46,7 %).

Distribusi Frekuensi Pengaruh Faktor Interaksi Profesional Kesehatan Ibu Yang Patuh Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di Klinik Romana Tahun 2019

No Interaksi Profesional Kesehatan Frekuensi Persentase 1. Tidak Baik 0 0 2. Kurang Baik 2 3,3 3. Baik 58 96,7 Jumlah 60 100

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ibu yang patuh memeriksakan kehamilan diklinik bersalin Romana dan mendapat interaksi profesional kesehatan yang baik lebih dominan yaitu 58 orang (96,7 %).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pembahasan yang dilakukan untuk menjawab masalah penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan di Klinik Romana Tahun 2019.

Berikut akan dijelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu yang memeriksakan kehamilan di klinik bersalin nuraisah satu-persatu.

(5)

87

Faktor Pengetahuan Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu berjumlah 33 orang (55,0 %), tidak baik 11 orang (18,3%) dan kurang baik 16 orang (26,7%). Hasil penelitian ini didapat dari ibu yang lebih sering bertanya tentang kehamilannya kepada tenaga kesehatan. Sedangkan masih banyaknya ibu yang berpengetahuan kurang baik dan tidak baik disebabkan oleh kurangnya keinginan ibu untuk bertanya kepada tenaga kesehatan dan hanya menunggu dari yang disampaikan tenaga kesehatan saja. Selain itu melihat lokasi penelitian merupakan tempat yang terpencil dan masih banyaknya ibu yang berpendidikan hanya SD dan SMP saja yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pengetahuan yang baik tentu akan dapat membuat seseorang patuh karena orang yang memiliki pengetahuan tentu akan mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan sehingga mendorong seseorang datang ke klinik untuk melakukan pemeriksaan yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Niven (2013) yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan yang diperoleh tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti penggunaaan buku – buku oleh pasien secara mandiri.

Untuk mengurangi ibu dengan pengetahuan kurang baik ataupun tidak baik, harus di mulai dari tenaga kesehatan. Yaitu dengan cara menjelaskan sesuatu yang dianggap penting dalam pemeriksaan kehamilan dan menganjurkan ibu untuk mencari pengetahan dari luar seperti membaca buku sehingga pengetahuan ibu meningkat dan meningkatkan kepatuhan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.

Faktor Dukungan Sosial Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan di klinik bersalin nuraisah mendapat dukungan yaitu berjumlah 57 orang (95,0 %) dan kurang mendapat dukungan 3 orang (5,0%). Hasil penelitian ini didapat karena besarnya dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan yang diperoleh ibu sehingga membuat ibu rajin melakukan pemeriksaan kehamilan. Dan adanya ibu yang kurang mendapat dukungan disebabkan oleh kurang mendapatkan dukungan dari suami seperti tidak ada yang menemani saat melakukan pemeriksaan kehamilan karena suami bekerja hal ini membuat ibu merasa kurang mendapat dukungan saat hamil. Dalam meningkatkan kepatuhan dukungan dari tenaga kesehatan serta dukungan dari keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena ibu akan termotivasi melakukan pemeriksaan kehamilan bila mendapat dukungan penuh dari orang – orang disekitar yang memberikan perhatian lebih tentang kehamilannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smet (2012) yang mengatakan dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan yaitu dengan cara komunikasi, komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien akan menanamkan ketaatan. Serta hubungan antara dukungan soasial dengan kepatuhan telah dipelajari secara luas, secara umum orang – orang akan merasa menerima hiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari orang atau kelompok biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis dari pada yang kurang mendapat dukungan. Jelaslah sudah bahwa dukungan keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kepatuhan.

Masih adanya ibu yang merasa kurang mendapatkan dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan hal yang sangat tidak baik karena akan berdampak pada kepatuhan ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini harus dapat diatasi tenaga kesehatan seperti memberikan dan menunjukkan dukungan penuh kepada ibu selama hamil serta memberikan pengertian kepada keluarga bahwa dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan selama ibu hamil.

Faktor Pemberian informasi Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ibu yang patuh memeriksakan kehamilan di klinik bersalin nuraisah dan kurang mendapat informasi sebanyak 28 orang (46,7 %) dan yang memperoleh informasi dengan baik sebanyak 28 orang (46,7 %). Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga merupakan satu hal yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk melakukan pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sullivan (2014) yang menyatakan pemeriksaan antenatal care dilakukan untuk menyediakan informasi yang akan menentukan asuhan selanjutnya. Informasi tersebut mungkin berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi. Menyampaikan informasi dan melibatkan ibu dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk menunjukkkan penghargaan dan dukungan kepada ibu hamil sehingga meningkatkan kepatuhan. Dari jumlah ibu yang mengatakan kurang mendapat informasi, hal ini karena ibu tidak memahami dengan apa yang disampaikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu tentang kehamilannya. Sehingga membuat ibu mengatakan tidak memperoleh informasi tentang kehamilannya. Lukluk (2014) mengatakan ada sejumlah besar bukti yang menunjukkan

(6)

88

bahwa para pasien sering tidak puas dengan kualitas dan jumlah informasi yang mereka terima dari tenaga kesehatan yaitu sekitar 35 – 40 % pasien tidak puas dengan komunikasi. Ketidakpuasan ini bisa menimbulkan konsekuensi – konsekuensi yang parah yaitu akan menyebabkan seseorang menghindari pelayanan medis. Oleh karena itu hal ini dapat menyebabkan meningkatnya resiko kesehatan dan salah satunya adalah ketidaktaatan pasien dengan aturan medis. Oleh karena itu hal ini harus diatasi dengan cara komunikasi yang benar – benar baik sangat diperlukan untuk menjalin kerjasama antara pasien dengan tenaga kesehatan sehingga informasi yang disampaikan bermanfaat untuk ibu selama hamil.

Faktor Interaksi Profesional Kesehatan Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ibu yang patuh memeriksakan kehamilan diklinik bersalin nuraisah dan mendapat interaksi profesional kesehatan yang baik lebih dominan yaitu 58 orang (96,7 %) dan kurang baik 2 orang (3,3%). Masih adanya ibu yang merasa interaksi dengan tenaga kesehatan kurang baik, hal ini disebabkan oleh perasaan tidak memperoleh umpan balik dari tenaga kesehatan dan enggan bertanya lagi. Hubungan yang dibina tenaga kesehatan oleh pasien yang melakukan kunjungan juga merupakan hal penting untuk meningkatkan kepatuhan karena merupakan suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien. Lukluk (2014) menyatakan kebanyakan orang pergi ke seorang tenaga kesehatan dan hanya sedikit sekali orang yang melakukannya. Dan banyak sekali pasien yang mengeluhkan tenang tenaga kesehatan. Hal ini tertuang dalam beberapa aspek yaitu aspek kognitif (kepuasan terhadap jumlah dan kualitas informasi yang diberikan), aspek afektif (perasaan pasien bahwa tenaga kesehatan tersebut tidak mendengarkan, memahami dan tertarik), dan aspek perilaku (penilaian pasien terhadap kemampuan dokter dalam konsultasi tersebut).

Hal ini dapat diatasi dengan cara tenaga kesehatan mampu memahami keinginan ibu yang selalu ingin mengetahui informasi tentang kehamilannya dan tenaga kesehatan harus dapat menunjukkan sikap hangat dan menunjukkan bahwa tenaga kesehatan mau membina hubungan baik dengan ibu hamil.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Romana Tahun 2019, maka dapat disimpulkan :

1. Faktor pengetahuan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Klinik Romana Tahun 2019 mayoritas baik 33 orang (55,0%), hal ini menyebakan ibu hamil patuh karena ibu dengan pengetahuan baik akan memeriksakan kehamilan karena mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan.

2. Faktor dukungan sosial yaitu ada 57 orang ibu (95,0%) yang mendapatkan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan. Hal ini mendorong ibu patuh karena memperoleh motivasi dari lingkungannya.

3. Faktor pemberian informasi kurang baik 28 orang (46,7%) dan baik 28 orang (46,7%). Ibu yang kurang baik memperoleh informasi disebabkan oleh ibu tidak memahami hal yang disampaikan tenaga kesehatan.

4. Faktor interaksi profesional kesehatan mayoritas baik 58 orang (96,7%). Hal ini akan meningkatkan kepatuhan karena ibu merasa nyaman dengan interaksi pada tenaga kesehatan sehingga merasa mendapatkan perhatian dan respon yang baik.

SARAN Bagi Klinik

Perlu diketahui tenaga kesehatan apakah informasi yang disampaikan tentang kehamilan si ibu merasa puas dan dapat memahami maksud penjelasan dari tenaga kesehatan serta tenaga kesehatan harus dapat menyediakan media seperti poster ataupun leaflet.

Bagi Ibu

Ibu perlu bertanya kepada tenaga kesehatan apabila ada hal yang tidak dipahami dan dimengerti tentang pemeriksaan kehamilan dan hal yang akan dilakukan selanjutnya.

Bagi Penelitian Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik untuk menganalisa secara khusus faktor- faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care.

(7)

89

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2016). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Arikunto, Suharsimi, (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Brazelton, (2015). ANC. Diakses pada tanggal 26 April 2019. (http//:www.gresdial.com/)

Choby & George, (2015). Toilet Traning. (http//:www.scrib.com/doc/113 6062241/). Diakses pada tanggal 26 April 2019. (http//:www.gresdial.com/)

Departemen. Kesehatan. RI. ( 2011) . Standar Pedoman Perawatan Anak. Jakarta.

Effendi, W, (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kemampuan Toilet Traning pada Anak Usia 2-3 Tahun di PAUD Asa Bunda Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 1 (3).

Engel Joyce, (2016). Pengakajian Pediatrik. Edisi 2. Alih Bahasa: Teresa. Jakarta. EGC. Fathi. (2014). Mendidik Anak dengan alquran Sejak Janin. Bandung: Pustaka Oasis.

Fitri, (2015). Seri Parent’s Guide. Diary Tumbuh Kembang Anak. Read Publishing House. Jakarta. Ford, G, (2012), Tata Cara Mengasuh Anak 3 Tahun pertama, Jogjakarta : Think, Jogjakarta.

Friedman, M, M,..Bowden, V, R,..& Jones , E, G (2014). Family Nursing. Reasearch Theory, & Practice. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Hidayat, A, A. (2017). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak1. Jakarta: Salemba Medika.

Kurniawan, Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Maryunani, A. (2010) .Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: ECG.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2017). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyawati. (2015). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Soetjiningsih. ( 2016). Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Shinta. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Selemba Medika.

Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: ECG. Suryabudhi, M. (2011). Cara Merawat Bayi dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Wong. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa pakar pendidikan meyakfi'li bahwa kemunduran kultur akademik bukan hanya karen a pengaruh birokrasi pendidikan tetapi juga akibat keadaan internal perguruan tinggi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan enzim L-Asparaginase serta memperoleh karakter suhu dan pH optimum L- Asparaginase dari bawang putih (Allium

Untuk arahan struktur ruang yang tercantum dalam RTRW Kabupaten Kepahiang yang terkait dengan bidang Cipta Karya diantaranya rencana pengembangan sistem drainase, rencana

NGALIYAN KOTA SEMARANG Kata kunci : Media pembelajaran, ICT , Guru TPQ. Karya pengabdian ini membahas tentang Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis ICT Bagi

Jumlah Saham yang ditawarkan 525.962.624 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp... HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) PT LEO INVESTMENTS Tbk

pasangan berurut (ordered pairs), dimana anggota pertama diambil dari A dan yang kedua diambil dari B.. Fungsi dapat dispesifikasikan dalam berbagai

• Radikal bebas adalah hasil oksidasi dari trigliserid yang dikatalis oleh inisiator dalam darah. • DNA mudah rusak oleh zat kimia : Hidroquinon, arbutin, klorofom,

Perhatian dari keluarga yang diberikan kepada saya membuat saya senang dan nyaman menjalani aktivitas setiap hari 4.. Keluarga saya tidak menghargai jerih payah dan