PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL
PUBLIKASI
“KLENTENG SAM POO KONG”
Maria Stephanie Grace
Universitas Bina Nusantara
Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 ms.grace@me.com
Tobias Warbung, S.Sn., M.Ds. Arif Prijono Susilo Ahmad, S.Sn., M.Sn.
ABSTRAK
Tujuan penelitian, adalah ialah membuat publikasi yang dapat mengajak pembaca agar tertarik untuk mengetahui budaya dan sejarah yang ada di Klenteng Sam Poo Kong secara langsung. Metode penelitian dengan narasumber, pencarian data melalui buku referensi dan internet. Hasil yang dicapai adalah sebuah media publikasi yang berisi kumpulan foto dan cerita yang dapat memberi gambaran dan pengetahuan mengenai lingkungan dan suasana Klenteng Sam Poo Kong pada masyarakat Indonesia. Kesimpulan-nya adalah penulis berharap buku ini dapat diterima oleh masyarakat, dan dapat menjadi panduan wisata budaya dan sejarah serta menambah pengetahuan dan keinginan bagi pembaca untuk berwisata ke kawasan tersebut.
Kata Kunci :
Pesona, Budaya, Klenteng, Tionghoa
ABSTRACT
The purpose of the research is trying to influence people about history and culture in Klenteng Sam Poo Kong, so people would be interested in having their own experiece. The methods of research are collecting data, having interview, and finding reference from books and internet. The results achieved were publication media from photography and story that are able to give overview and knowledge about atmosphere and environtment Klenteng Sam Poo Kong to people especially the young generation. The conclusion is that the author hopes this book could be enjoyed and acceptable Indonesian people as a culture and history guide, also bring new knowledge, so people would have desire to visit to the place.
Keywords: Beauty, Culture, Klenteng, Tionghoa
Pendahuluan
Keberadaan Klenteng Sam Poo Kong atau sering disebut Gedung Batu dipercaya masyarakat setempat bahwa dulunya merupakan masjid yang dibangun ketika Cheng Ho singgah di Simongan, Semarang. Tempat ini awalnya merupakan tempat untuk Cheng Ho dan awak-awak kapalnya beristirahat dan berdoa. Setelah sekian lama Cheng Ho singgah di Semarang, Cheng Ho harus melanjutkan pelayarannya namun banyak awak kapalnya yang telah menikah dengan penduduk setempat sehingga tidak ikut pergi bersama Cheng Ho. Sebagai penghormatan atas kebesaran dan jasa-jasanya, dibangun Klenteng Sam Poo Kong. Karena lazimnya budaya dan tradisi bangsa Tionghoa yang menganut Kong Hu Cu selalu menghormati leluhurnya dan leluhur dianggap sebagai dewa dan dipercaya orang yang telah mati dapat menyampaikan doa yang mereka sampaikan. Namun, karena Cheng Ho beragama Islam, maka kita dapat menjumpai adanya bedug pada klenteng utama dan perpaduan warna hijau yang
muslim yang datang ke klenteng ini dan ikut berdoa. Keunikan yang dimiliki oleh Klenteng Sam Poo Kong menjadikannya bangunan yang patut dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.
Namun, keberadaan Klenteng Sam Poo Kong ini masih kurang diminati ataupun diketahui oleh masyarakat Indonesia. Padahal, klenteng yang telah direnovasi pada tahun 2011 ini telah mengalami banyak perubahan dan memiliki arsitektur yang sangat unik dan menarik sehingga selain dapat dinikmati sebagai tempat sembahyang, juga sebagai tempat wisata sejarah dan budaya. Ini disebabkan kurangnya promosi dan publikasi dari peninggalan bersejarah ini.
Maka penulis tertarik untuk mengangkat topik ini sebagai salah satu media untuk mempromosikan Klenteng Sam Poo Kong. Seperti diketahui turunnya minat dari masyarakat Indonesia yang menyukai wisata sejarah karena tidak mengetahui keindahan dan pengalaman menarik maupun keberadaan tempat wisatanya.
Dengan penyajian dalam bentuk buku publikasi dan visualisasi desain yang baik, penulis berharap agar buku ini dapat menarik minat pembaca dan membuka wawasan masyarakat di Indonesia, khususnya penyuka budaya agar mengetahui keberadaannya dan tertarik untuk berwisata ke Klenteng Sam Poo Kong. Sehingga kelak, peninggalan warisan sejarah dan budaya di Indonesia dapat lebih terawat dan dilestarikan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam perancangan komunikasi visual publikasi ini yaitu, penulis melakukan riset terlebih dahulu guna memperoleh data yang mendukung. Data yang diperoleh seperti data literature, survei, interview dan referensi visual. Data didapat dari bermacam-macam media seperti buku dan artikel internet.
Untuk pendekatan visual menggunakan ilustrasi, fotografi, penyusunan layout dengan grid yang didominasi dengan white space.
Hasil dan Bahasan
1.1 Konsep Visual
Klenteng Sam Poo Kong merupakan tempat wisata yang memiliki nilai budaya dan historis yang sangat melekat. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui klenteng ini sebagai tempat wisata terutama masyarakat yang tinggal di luar Semarang.
Melalui pengalaman ini, Penulis merasa perlu untuk memperkenalkan klenteng Sam Poo Kong terutama terutama kepada turis lokal melalui sebuah buku travel literature yang merupakan panduan perjalanan berupa fotografi dan penjelasan secara detail mengenai detail arsitekturnya. Dengan dibuatnya buku ini, diharapkan pembaca menjadi tertarik untuk datang dan merasakan sendiri suasana klenteng Sam Poo Kong.
1.1.1Media
Media yang dipilih oleh Penulis adalah buku travel literature. Buku yang berukuran 19,5 x 23 cm ini dicetak diatas kertas matte paper 150 gsm. Buku ini didominasi dengan fotografi bangunan klenteng Sam Poo Kong beserta catatan keterangan mengenai detail bangunan
1.1.2Fotografi
Fotografi yang diambil langsung oleh Penulis ini menggunakan sudut pandang fotografi jurnalistik agar mudah dimengerti oleh pembaca dan pembaca dapat merasakan perjalanan yang ditulis secara imajinatif. Diambil dengan menggunakan kamera DSLR Canon 60D dan Mirror Less Sony NEX-5F. Foto-foto yang diambil meliputi Area Plaza dan Area Klenteng.
Gambar 5.1 Makam Juru Mudi
Gambar 5.2 Suasana Area Klenteng
1.1.3Warna
Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Tionghoa dengan warna Islam, yang dipadu dengan sentuhan lokal. Warna khas yaitu perpaduan merah dan kuning serta warna hijau yang kental dengan nuansa Islam, dan untuk mengimbanginya agar tetap memberikan kesan tradisional maka menggunakan warna tanah untuk memberikan kesan otentik dan antik
Gambar 5.3 Colour Pallete
1.1.1 Layout
Layout menggunakan grid system yaitu column grid dengan total 6 kolom untuk memberikan kesan layout yang
Tipografi yang digunakan oleh Penulis adalah jenis font sans serif yaitu Franklin Gothic Book sebagai bodytext sebagai perlakuan modern terhadap pembaca. Untuk judul juga menggunakan font sans serif yaitu Philosopher dan Sakkal Majalla.
Gambar 5.5 Tipografi
Pada setiap judul utama menggunakan font Philosopher dengan diberi highlight kuning. Kecuali khusus pada bagian spread Delapan Dewa, setiap judul nama dewa juga diberikan highlight untuk mempertegas dan
memudahkan pembaca saat membaca bagian tersebut. Untuk bodytext menggunakan font Franklin Gothic Book.
1.2 Desain Visual 1.2.1 Media Utama 1.2.1.1 Cover
Gambar 5.6 Cover Buku
Pada cover buku, Penulis terdapat ornamen dari sisik naga yang memiliki komposisi naik-turun dengan maksud agar buku ini dapat memberi arti dan mengenang akan peninggalan bersejarah secara turun temurun
1.2.1.2 Isi Buku
1.2.2 Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan Penulis yaitu sebagai berikut :
o Packaging
Berupa package box buku limited edition yang berisi buku ‘Klenteng Sam Poo Kong : Pesona Budaya Tionghoa dalam Sebuah Cerita’ yang terbuat dengan finishing kertas maple etimo dan plat emas yang ekslusif dan hanya diterbitkan terbatas.
Gambar 5.8 Box dengan plat emas
Gambar 5.9 Box kayu sebagai packaging
o Poster Poster untuk mempromosikan buku ‘Klenteng Sam Poo Kong : Pesona Budaya Tionghoa dalam Sebuah Cerita’. Menggunakan foto patung Cheng Ho dengan ilustrasi badan naga. Karena Cheng Ho sangat kuat dengan unsur naga.
o X-Banner
X-Banner untuk mempromosikan buku ‘Klenteng Sam Poo Kong : Pesona Budaya Tionghoa dalam Sebuah
Cerita’ yang diletakan di berbagai toko buku yang menyediakan buku ini. Desain x-banner ini dibuat 1 tema dengan posternya.
Gambar 5.11 X-Banner
o Seri Pembatas Buku
8 seri pembatas buku yang merupakan seri Delapan Dewa dapat menjadi sebuah item yang dapat disimpan dalam waktu lama, juga mempunyai kesempatan untuk digunakan dan dilihat berulang kali.
Gambar 5.12 Pembatas Buku
o Seri Post Card
Post card (kartu pos) adalah salah satu media yang dapat menunjang promosi buku ini, sekalipun telah
kehilangan fungsinya, post card tetap menjadi item menarik terutama bagi kolektor dan dapat dikirimkan bagi sahabat yang spesial.
Gambar 5.13 Postcard bagian belakang
Kesimpulan
Buku Klenteng Sam Poo Kong ini dibuat untuk memperkenalkan agar klenteng Sam Poo Kong lebih dikenal di mata wisatawan lokal. Penulis berharap agar pembaca dapat tertarik untuk datang secara langsung berwisata ke klenteng Sam Poo Kong agar keberadaan klenteng dapat lebih terawat.
Saran
Penulis berharap dengan pembuatan buku ini, potensi pariwisata lokal dapat lebih diberitakan pada masyarakat sehingga pariwisata di Indonesia dapat lebih diperhatikan dan dirawat. Penulis berharap agar buku ini dapat menjadi panduan sekaligus menginspirasi para traveller untuk lebih mencatat detail perjalanan sehingga kedepannya catatan perjalanan kita dapat dibaca dan bermanfaat untuk banyak orang.
Referensi
Yayasan, Sam Poo Kong. (1976). Riwayat Singkat Sam Poo Tay Djien. Semarang
Adrianne, Ananda Astrid. (2012). Pecinan Semarang : Sebuah Kisah, Sebuah Perjalanan. Jakarta
Guo, Qinghua. (2002). Visual Dictionary of Chinese Architecture. Australia
Cedhar. (19 Nopember 2009). Sam Poo Kong Temple, Semarang, Central Java. Urban Sketchers (Online), diakses 31 Mei 2014 dari http://www.urbansketchers.org
Anonim. (14 Januari 2010). Empat Dewa-Simbol Keberuntungan Kuno. Belajar Tionghoa, Seputar Bahasa dan
Budaya Tionghoa (Online), diakses 27 Mei 2014 dari http://www.belajartionghoa.com
Anonim. (1 Juni 2013). Dewa Zhang Guo Lao. Kebajikan, De 德 (Online), diakses 25 Mei 2014 dari http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com
Vincentlouid. (6 Mei 2012). Sejarah Roh Suci (Dewa-Dewi). All About The Spiritual Budhist, Tao, Hindu,
Confusians (Online), diakses 25 Mei 2014 dari http://vincentspirit.blogspot.com
Anonim. (1 Januari 2013). Klenteng Sam Poo Kong : Petilasan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Destinasi di
Indonesia (Online), diakses 25 Mei 2014 dari http://www.indonesia.travel
Widiyanarko, Dian. (10 Juni 2011). Sepasang Singa Cina. Dunia Dian (Online), diakses 25 Mei 2014 dari http://duniadian.com
Ramentio, Champ. (9 Maret 2012). Delapan Dewa (Ba Xian). Metta Prajna (Online), diakses 24 Mei 2014 dari http://www.mettaprajna.org
Anonim. (1 Juli 2012). Delapan Dewa (Ba Xian). Kumpulan Artikel Buddhist (Online), diakses 25 Mei 2014 dari http://allabout-buddhist.blogspot.com
Anonim. (1 Juli 2012). Islam di China. Wisata Kota (Online), diakses 20 Mei (2014) dari http://chindonews.blogspot.com
Indra. (4 Agustus 2012). Kelenteng Sam Poo Kong : Antara Toleransi dalam Harmoni. Beta Cinta Indonesia
(Online), diakses 10 Mei 2014 dari http://indraprawiranegara.wordpress.com
Tong, Xuan. (20 Agustus 2013). Asal Muasal Istilah Kelenteng-Makna, Fungsi, dan Perkembangannya. Seni