• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAHAMAM GURU TERHADAP CAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI TINGKAT SMP/MTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMAHAMAM GURU TERHADAP CAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI TINGKAT SMP/MTS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 98

ANALISIS PEMAHAMAM GURU TERHADAP CAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI TINGKAT SMP/MTS

M Sultan Al Rajan

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email : m.zultan26@gmail.com

Chaerul Rochman

Dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email: chaerulrochman99@uinsgd.ac.id

Ida Farida

Dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email: farchemia65@uinsgd.ac.id

Eri Hadiana

Dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email: erihadiana@uinsgd.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine how the understanding of teachers of Islamic Religious Education and Non-Islamic Religious Education in achieving education management standards in SMP / MTs. The method used in this research is quantitative descriptive. The data collection techniques in this study use a questionnaire and study in books or journals that support the research. The respondents in this research were ten people consisting of five PAI teachers and five Non-PAI teachers. After the data is obtained then it is processed and analyzed and then described. the data obtained from the PAI teacher with the highest percentage score of 100% with details there are four indicators namely 1, 4, 6 and 7 then the lowest score with a percentage score of 85% there are four indicators namely 2, 9, 12 and 14. The percentage of the total the overall average score of respondents is 91%. Data obtained from Non-PAI teachers is the highest percentage score with a value of 100% there are seven indicators namely 1, 2, 3, 4, 5, 7, and 12 then the lowest score with a percentage score of 90 there are two indicators namely 6 and 9. The the percentage of the total number of respondents' average values is 97%. Respondents with the lowest percentage score were respondent 1 from PAI teachers by 75% and respondents 4 from Non-PAI teachers by 93%. From all the data that has been analyzed, it can be described that all respondents both PAI and Non-PAI teachers understand the achievement of management standards in SMP / MTs well. However, the comparison between Non-PAI teachers has a higher level of understanding with a percentage of 97% compared to PAI

(2)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 99

teachers who have a percentage of 91%. The recommendation from this research is that it is still necessary to provide an understanding related to this management standard for each teacher to better understand and be able to assist in the implementation.

Keywords: Understanding, Teacher, Management Standards.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru Pendidikan Agama Islam dan Non Pendidikan Agama Islam dalam capaian standar pengelolaan pendidikan di SMP/MTs. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan angket dan telaah pada buku atau jurnal-jurnal yang mendukung dalam penelitian. Adapun responden dalam penilitan ini berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari lima guru PAI dan lima guru Non-PAI. Setelah data didapat kemudian diolah dan dianalisis lalu deskripsikan. data yang didapat dari guru PAI dengan skor prosentase tertinggi yaitu 100% dengan rincian ada empat indikator yaitu 1, 4, 6 dan 7 kemudian skor terendah dengan skor prosentase 85% ada empat indikator yaitu 2, 9, 12 dan 14. Adapun prosentase dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata responden yaitu sebesar 91%. Data yang didapat dari guru Non-PAI yaitu skor prosentase tertinggi dengan nilai 100% ada tujuh indikator yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, dan 12 kemudian skor terendah dengan skor prosentase 90 ada dua indikator yaitu 6 dan 9. Adapun prosentase dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata responden yaitu sebesar 97%. Responden dengan skor prosentase terendah yaitu responden 1 dari guru PAI sebesar 75% dan responden 4 dari guru Non-PAI sebesar 93%. Dari semua data yang telah dianalisis maka dapat dideskripsikan bahwa seluruh responden baik itu guru PAI atau Non-PAI memahami capaian standar pengelolaan di SMP/MTs dengan baik. Namun dilihat perbandingannya Guru Non-PAI tingkat pemahamannya lebih tinggi dengan nilai prosentase 97% dibandingkan guru PAI yang memiliki nilai prosentase 91%. Rekomendasi dari penelitian ini adalah masih perlu diberikan pemahaman terkait standar pengelolaan ini kepada setiap guru agar lebih memahami serta dapat membantu dalam penyelenggaraannya.

Kata kunci: Pemahaman, Guru, Standar Pengelolaan. PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi penentu dan indikator awal maju mundurnya suatu negara. Dari pendidikan muncul manusia yang berkualitas tinggi, berkompeten dalam

(3)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 100

suatu bidang, dan bermoral serta berakhlak baik.1 Dalam kehidupan bangsa dan negara, pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan didalamnya. Dalam rangka menigkatkan kualitas hidup bangsa, salah satu faktor yang dapat dlakukan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan ini sangat penting dan tidak boleh dikomptomikan. Jika kita berkompromi dengan mutu maka bersiaplah yang didapat bukan mutu yang baik dan tinggi namun mutu yang rendah atau dapat dikatan contradiction in terminis “menerima mutu yang tidak bermutu”.2

Pendidikan nasional memiliki fungsi dalam mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat demi tercapainya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3). 3

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan serta mengontrol mutu pendidikan sekolah di Indonesia, salah satunya dengan cara membuat Standar Pendidikan Nasional (SNP), agar setiap sekolah mematuhi dan memenuhi setiap standar pendidikan nasional agar mutu sekolah menjadi lebih baik. Namun, Menurut BSNP, mutu pendidikan dasar dan menengah di Indonesia masih belum seperti yang diharapkan. Hasil pemetaan mutu pendidikan secara nasional pada tahun 2014 menggambarkan hanya sekitar 16% satuan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendididkan (SNP). Artinya sebagian besar satuan pendidikan belum

1 Hasbi Abduh, “Perbandingan Pendidikan Di Negara Brunei Darussalam Dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 1 (2016): 01–22,

2 Herson Anwar, “Standar Pengelolaan Pendidikan Dalam Perspektif Pengelolaaan Madrasah Aliyah Swasta,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2017): 15–27.

3

Patrix Rembang, Djoni Hatidja, and Hanny Komalig, “Deskripsi Sma/Smk Di Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Indikator Standar Nasional Pendidikan Berbasis Evaluasi Diri Sekolah (Standar Sarana Dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan Dan Standar Penilaian Pendidikan),” Jurnal Ilmiah Sains 17, no. 2 (2017): 117, https://doi.org/10.35799/jis.17.2.2017.16907.

(4)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 101

memenuhi Standar Nasional Pendidikan, bahkan ada satuan pendidikan yang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Dokumen Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendididikan Dasar dan Menengah. Direktorat Jenderal Pendididikan Dasar dan Menengah Tahun 2016). Kondisi seperti ini yang perlu perlu dicermati dan kemudian dilakukan pembenahan agar tiap satuan pendidikan dapat memenuhi SNP.4

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan serta mengisyaratkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib merumuskan kurikulum dengan mengacu kepada SNP yang didalamnya berisi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.5

Berdasarkan problematika diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji capaian standar pengelolaan pendidikan di SMP/MTS yang diambil berdasarkan pemahaman dari guru, sehingga diharapkan akan tergambar bagaimana pelaksanaan standar pengelolaan disetiap sekolah yang mereka ajar, apakah terlaksana dengan baik atau masih ada yang harus diperbaiki atau dikembangkan.maka judul penelitian yang diambil adalah “Analisis Pemahamam Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di Tingkat SMP/MTS”

KAJIAN TEORI

Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan

testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakto yang diketahuinya.6

Guru merupakan pendidik profesional, karena secara implisit guru telah merelakan

4

Faridah Alawiyah, “National Standards of Primary and Secondary Education Faridah Alawiyah,” Aspirasi 8, no. 1 (2017): 81–92.

5

Mugi Rahayu, “Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman,” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 8, no. 1 (2015): 62–79, https://doi.org/10.21831/jpipfip.v8i1.4929.

6

Ngalim Purwanto, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010, h. 44

(5)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 102

dirinya untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan anak didik yang menjadi tanggung jawab para orang tua. Karena orang tua telah mempercayakan anaknya ke sekolah, maka pendidikan anaknya dilimpahkan kepada guru. Hal ini menggambarkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru. Maka dalam melaksanakan amanah ini guru harus memiliki kompetensi yang memenuhi standar.7

Pengelolaan adalah komponen integral yang tidak bisa lepas dari proses pendidikan secara keseluruhan. karena tanpa pengelolaan tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.8 Selanjutnya Menurut Wardoyo, pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang memuat perencanaan, pengorganisasian penggerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.9

Standar pengelolaan pendidikan merupakan standar dalam mengelola pendidikan disuatu lembaga pendidikan . Dalam standar ini, pendidikan dikelola beberapa pihak yaitu oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah. Menurut Permendiknas No.19 tahun 2007 ada enam hal yang harus menjadi perhatian dalam mengelola lembaga pendidikan yang dilaksanakan di satuan pendidikan dasar dan menengah. Enam hal tersebut adalah: Perencanaan program, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi program, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen, dan penilaian khusus.10

Karakteristik mutu pengelolaan pendidikan di sekolah, menurut Usman (2011), adalah Kinerja (performance); Waktu wajar (timeliness); Handal (reliability); Daya tahan (durability); Indah (aestetics); Hubungan manusiawi (personal interface);

7 Ade Ariandi Saputra, “Profesionalisme Guru Pendidikan Islam Dalam Mengelola Kelas Di Madrasah Aliyah Swasta Se-Kota Pekanbaru”, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8 No. 2 Juli – Desember 2019, hal. 4 8

Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasinya. (Bandung: Rosda Karya, 2008), h. 20

9

Muhammad Faishal Haq, “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar Dan Menengah”, EVALUASI, Vol.1, No.1, Maret 2017

10 Rahayu, “Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 8, no. 1 (2015): 62–79,

(6)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 103

Mudah penggunaannya (easy of use); Bentuk khusus (feature); Standar tertentu

(conformance to specification); Konsistensi (consistency); Seragam (uniformity);

Mampu melayani (serviceability); dan Ketepatan (accuracy).11

Standar Nasional Pendidikan tujuannya adalah menjamin mutu pendidikan nasional agar kehidupan bangsa menjadi cerdas dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Pasal 4 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP).12

Terlaksanannya pengelolaan tidak hanya oleh satu pihak, namun membutuhkan adanya pelaksanaan dari seluruh komponen fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan pendidikan seperti planning, organizing, actuating dan controlling (Nanang Fatah, 2004:1).13

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif14 dan kajian pada buku-buku serta jurnal yang sesuai dan mendukung penelitian ini. Penelitian ini berkaitan dengan perhitungan tentang pemahaman guru terhadap indikator capaian standar pengelolaan. Populasi15 penelitian adalah guru-guru di sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah. Sampel yang digunakan adalah 5 (lima) oang guru PAI dan 5 (lima) orang guru Non PAI. Mereka berjenis kelamin laki-laki 5 (lima) orang dan perempuan 5 (lima) orang.

11

Wardah Hanafie Das1 & Abdul Halik, “Manajemen Pengendalian Mutu Sekolah: Implementasi Pada Sma Negeri Di Parepare”, Prosiding Seminar Nasonal, Volume 02, Nomor 1, 2016

12 Jafriansen Damanik, “Upaya Dan Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan,” Jurnal Dinamika Pendidikan 8, no. 3 (2015): 151, https://doi.org/10.33541/jdp.v8i3.126.

13 Rahayu, “Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 8, no. 1 (2015): 62–79,

https://doi.org/10.21831/jpipfip.v8i1.4929. 14

Sugiyono. 2008. Metodologi penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta 15

Arifin, “Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya : 2014

(7)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 104

Instrumen yang digunakan adalah angket tentang pemahaman terhadap standar pengelolaan. didalam angket terdapat indikator standar pengelolaan yang berjumlah 15 buah indikator.

Adapun indikator yang dijadikan acuan tercapainya standar pengelolaan dan pemahaman guru adalah sebagai berikut:16Sekolah/madrasah memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas, Sekolah/madrasah telah merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), Sekolah/madrasah memiliki pedoman pengelolaan, Sekolah/madrasah memiliki struktur organisasi yang lengkap dan efektif, Sekolah/madrasah melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan rencana kerja tahunan, Sekolah/madrasah melaksanakan kegiatan kesiswaan, Sekolah/madrasah melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, Sekolah/madrasah mendayagunakan pendidik dan tenaga kependidikan, Sekolah/madrasah melakukan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, Sekolah/madrasah menyusun pedoman pengelolaan pembiayaan investasi dan operasional, Sekolah/madrasah melibatkan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, Sekolah/madrasah melaksanakan kegiatan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP), Kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas kepemimpinan, Kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan sekolah/madrasah menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan pembelajaran dan Sekolah/madrasah memiliki sistem informasi manajemen (SIM).

Data dikumpulkan dengan cara memberikan lembar angket langsung kepada guru-guru. kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingaa mendapatkan penjabaran serta kesimpulan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengambilan dan analisis data tentang pemahaman guru terkait standar pengelolaan menggunakan indikator yang telah ditentukan pada lima

16

(8)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 105

guru PAI dan lima Non- PAI, maka dapat dilihat perbandingan keduanya melalui profil pemahaman guru berdasarkan indikator sebagai berikut:

Perbandingan Profil Pemahaman Guru PAI dan Non-PAI Terhadap Standar Pengelolaan Berdasarkan Indikator

Gambar 1

Profil Perbandingan Pemahaman Guru PAI dan Non-PAI Terhadap Standar Pengelolaan Berdasarkan Indikator

Gambar 1 menunjukan bahwa skor yang didapat bervariasi baik dari guru PAI maupun Non-PAI. Berdasarkan gambar 1 tersebut indikator yang memiliki skor prosentase tertinggi pada guru PAI dan Non-PAI dengan nilai 100%, dimana nilai ini adalah nilai maksimum terdapat pada delapan indkator yaitu indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 12. Indikator tersebut berkaitan dengan Sekolah/madrasah harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas, merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), memiliki pedoman pengelolaan, memiliki struktur organisasi yang lengkap serta tepat guna,

100 85 95 100 95 100 100 90 85 95 95 85 90 85 90 100 100 100 100 100 90 100 95 90 95 95 100 95 95 95 75 80 85 90 95 100 105 P ro en ta se P em a h a m a n (% )

Indikator Standar Pengelolaan

Perbandingan Profil Pemahaman Guru PAI & Non-PAI Terhadap Standar pengelolaan Berdasarkan Indikator

(9)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 106

melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja tahunan, melaksanakan kegiatan kesiswaan, melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum serta kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah.

Indikator dengan skor terendah pada guru PAI dengan nilai prosentasi 85% ada empat yaitu indikator 2, 9, 12 dan 14. indikator tersebut menjelaskan bahwa Sekolah/madrasah telah merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) serta Rencana Kerja Tahunan (RKT), melaksanakan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, melaksanakan kegiatan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan sekolah/madrasah harus menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan pembelajaran. Adapun skor terendah pada guru Non-PAI dengan skor nilai prosentase 90% terdapat pada dua indikator yaitu indikator 6 yang menjelaskan Sekolah/madrasah melaksanakan kegiatan kesiswaan. Kemudian indikator 9 yang menjelaskan bahwa Sekolah/madrasah harus melaksanakan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

Indikator yang masih belum terpenuhi dengan skor terendah yang memiliki nilai 85% yaitu berkaitan dengan merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) serta Rencana Kerja Tahunan (RKT) padahal ini sangat penting karena terlaksananya suatu pengelolaan salah satunya kerna ada pererencanaan sebagaimana menurut (Nanang Fatah, 2004:1) terlaksananya pengelolaan tidak dilakukan oleh satu pihak namun harus mengerahkan seluruh komponen fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan pendidikan seperti planning,

organizing, actuating dan controlling.17

Kemudian indikator yang berkaitan dengan melaksanakan penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan pihak sekolah untuk menilai kinerja sekolah itu

17 Rahayu, “Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 8, no. 1 (2015): 62–79,

(10)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 107

sendiri. Pihak sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. Evaluasi diri atau evaluasi sekolah dilakukan secara periodik berdasarkan pada data dan informasi yang sahih.18 Kemudian kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan sekolah/madrasah harus menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan pembelajaran dan Kepala sekolah harus dapat menjaga agar tetap ada komitmen untuk melakukan perubahan, inovasi dan perbaikan. Sebagai manajer harus dapat mendesain struktur organisasi, dan membangun budaya organisasi (sekolah) yang terbuka, tumbuh dan berani ambil resiko(Robbind, S. dan Judge, T.A., 2007:593).19

Profil pemahaman guru terhadap capaian standar pengelolaan cukup baik, terihat ada delapan dari lima belas indikator yang memiliki skor prosentase maksimum yaitu 100%. Namun disisi lain masih terdapat sedikit kelamahan di sebagian indikator yang menunjukan standar pengelolaan ini masih harus di evaluasi walaupun kelemahannya tidak begitu besar, terlihat dari skor prosentasi terendah hanya sebesar 85%. dengan melihat ada beberapa indikator yang memiliki skor terendah mengindikasikan bahwa standar pendidikan nasional belum terpenuhi secara keseluruhan khususnya pada standar pengelolaan padahal Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan serta mengisyaratkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib merumuskan kurikulum dengan mengacu kepada SNP.20 18 Ibid, 19 Ibid, 20 Ibid,

(11)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 108

Perbandingan Prosentase Responden Terhadap Pemahaman Standar Pengelolaan

Gambar 2

Perbandingan Prosentase Pemahaman Guru PAI dan Non-PAI Terhadap Standar Pengelolaan

Dari gambar 2 menunujukan skor setiap responden bervariasi. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisis skor dengan nilai prosentase tertinggi 100% yaitu responden 2, 3 dan 5 dari Guru PAI dan responden 3 dari guru Non-PAI. Adapun skor prosentase terendah yaitu responden 1 dari guru PAI dengan nilai prosentase sebesar 75% dan responden 4 dari guru Non-PAI dengan nilai prosentase sebesar 93%.

Kemudian perbandingan rata-rata responden tentang capaian pemahaman standar pengelolaan antara guru PAI dan Non-PAI.

75 100 100 87 100 98 96 100 93 95 0 50 100 150 R1 R2 R3 R4 R5 P ro se nt as e P em aha m an (% )

Responden Guru PAI dan Non-PAI

Perbandingan Prosentase Pemahaman

Standar Pengelolaan

(12)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 109

Gambar 3

Perbandingan Rata-Rata Pemahaman Standar Pengelolaan

Dari gambar 3 menunjukan rata-rata nilai prosentase seluruh responden dari guru PAI sebesar 91% dan dari guru Non-PAI sebesar 97%. Dan dilihat perbandingannya Guru Non-PAI tingkat pemahamannya lebih tinggi dengan nilai prosentase 97% dibandingkan guru PAI yang memiliki nilai prosentase 91%.

Guru Non-PAI tingkat pemahaman terhadap standar pengelolaan cenderunng lebih tinggi dari pada guru PAI. skor terendah dari guru PAI dengan nilai 75% yaitu berada pada responden 1 sedangkan dari guru Non-PAI skor terendah dengan nilai 94% yaitu berada pada responden 4. skor nilai terendah keduanya terlihat cukup jauh dengan rentang 19% hal tersebut menunjukan bahwa kedua responden tersebut masih harus di evaluasi terkait pemahamannya terhadap standar pengelolaan, khususnya responden 1 dari guru PAI yang hanya mendapatkan 75%. karena peran guru ikut andil dalam ketercapaian standar pengelolaan ini, standar pengelolaan ini dapat berjalan dengan baik oleh berbagai pihak sebagaimana menurut Harris dan Spillane (2008:32) mengemukakan bahwa pengelolaan sekolah membutuhkan adanya

91

97

86 88 90 92 94 96 98

Guru PAI Guru Non-PAI

Rata-rata Prosentase Standar Pengelolaan

Perbandingan Rata-rata Pemahaman Standar

Pengelolaan

(13)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 110

kolaborasi, jaringan kerjasama dan peran dari berbagai pihak sehingga kepemimpinan di sekolah membutuhkan suatu pola kepemimpinan yang didistribusikan.21

Triangulasi Jawaban Responden berdasarkan Indikator

Penetapan responden triangulasi ini berdasarkan nilai rata-rata terendah responden dari guru PAI dan Non-PAI dan rata-rata terendah indikator, yang mana bertujuan untuk mendalami permasalahan, mencari penyebab serta solusi dari responden terkait indikator yang memilki skor nilai terendah. Adapun jawaban-jawaban yang didapat yaitu hasil dari wawancara kepada dua responden tersebut.

Tabel 1

Triangulasi Jawaban Responden Guru PAI dan Non-PAI berdasarkan Indikator

PAI NON-PAI

Responden 1(Satu) 4(Empat)

Indikator 6

Sekolah/madrasah

melaksanakan kegiatan

kesiswaan yang meliputi Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB), layanan

konseling, ekstrakurikuler, pembinaan prestasi dan penelusuran alumni.

Masalah

Kenapa tidak terlaksana

semua karena berbicara

alumni sekolah blm punya data lengkap tentang alumni

dan Faktor yg

mempengaruhinya adalah

belum adanya administrasi

yang mengelola keadaan

alumni setelah mereka lulus SMP kecuali data tentang SMA/SMK tempat mereka belajar.

Solusi

Sekolah harus membuat

administrasi data ttg alumni

sampai alumni itu

menduduki sebuah profesi yg mereka geluti.

Indikator 9

Sekolah/madrasah

melaksanakan penilaian

kinerja pendidik dan tenaga

kependidikan yang

Masalah

Koordinasi dengan berbagai pihak kurang terbuka dan

transparan karena

kenyataannya setiap

program-Masalah

Karen tidak semua guru mau ikut lomba

Solusi

Diberi motivasi oleh atasan

21 Ibid

(14)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 111

meliputi kesesuaian

penugasan dengan

keahlian, keseimbangan

beban kerja, keaktifan,

pencapaian prestasi dan

keikutsertaan dalam

berbagai lomba.

program kecil yg disusulkan tak sampai terdengar pihak atasan. Karena saya mengajar di boarding school, saya pun baru mengetahui kalau ada 3

buah sistem yg bergerak

pertama yayasan, kedua

pesantren dan ketiga sekolah. Menurut saya ketiga sistem ini kurang sinergi & aktif dlm bekerja sama.

Solusi

Mengadakan seminar untuk

meningkatkan kualitas &

kuantitas madrasah agar sama kembali dalam satu frekuensi dgn visi & misi sekolah yg menjadi acuannya. Tak lupa saling terbuka, transparan & saling percaya. Perlu juga meningkatkan kualitas SDM para pengajar agar selaras dalam ilmu pengetahuan dan ilmu akhirat nya. Kemudian perlu pemimpin yg tegas & terjun langsung dilapangkan

memimpin kinerja para

karyawan & staff agar

terpantau segala aktivitas

kerjanya.

agar guru mau ikut lomba-lomba yang diadakan dengan memberikan suatu masukan

akan kinerja guru-guru

tersebut sekiranya guru-guru tadi memiliki kemampuan untuk ikut lomba

Indikator 12

Sekolah/madrasah

melaksanakan kegiatan

evaluasi diri terhadap

kinerja sekolah/madrasah

dalam rangka pemenuhan

Standar Nasional

Pendidikan (SNP).

Masalah

Saya kurang tahu detail nya seperti apa, seperti yang sudah saya jelaskan ada 3 sistem yg menjadi tolak ukur evaluasi

sekolah boarding school

tempat saya mengajar.

Mungkin pihak yayasan lah yg

bertanggung jawab

mengevaluasi setiap kegiatan & target yg dituju. Saya pernah sekali ikut rapat kerja tapi tidak membahas evaluasi diri terhadap kinerja sekolah mungkin lebih kepada pribadi rasa tanggung jawab nya

(15)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 112

masing-masing terhadap

amanah kerjanya.

Solusi

Saya berharap ada rapat

khusus untuk membahas

mengenai masalah ini tapi saya rasa pihak tertinggi yg mampu merangkul semua SDM yang

terlibat agar bisa

melaksanakan evaluasi.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa triangulasi untuk responden 1 dari guru PAI yaitu indikator 9 dan 12 sedangkan dari guru Non PAI responden 4 yaitu indikator 6 dan 9 . Jawaban dari tiap responden memperlihatkan masalah yang menjadi faktor penyebab indikator tersebut belum maksimal namun mereka juga memberikan sedikit solusi dengan harapan indikator tersebut dapat berjalan secara maksimal. Kemudian melihat dari sebagian jawaban responden, ada faktor kurangnya pemahaman terkait standar pengelolaan, sehingga agak sulit untuk mengidentifikasi apakah sekolahnya sudah memenuhi atau belum ketercapaian standar pengelolaan. KESIMPULAN

Dari Pemahaman Standar Pengelolaan terlihat baik guru PAI maupun Non-PAI, dapat dikatakan secara keseluruhan memiliki pemahaman yang baik terkait indikator standar pengelolaan, namun dilihat perbandingannya Guru Non-PAI tingkat pemahamannya lebih tinggi dengan nilai prosentase 97% dibandingkan guru PAI yang memiliki nilai prosentase 91%.

Nilai prosentase tertinggi dari seluruh indikator standar penglolaan dengan skor 100% yaitu responden 2, 3 dan 5 dari Guru PAI dan responden 3 dari guru Non-PAI. Adapun skor prosentase terendah yaitu responden 1 dari guru PAI dengan nilai prosentase sebesar 75% dan responden 4 dari guru Non-PAI dengan nilai prosentase sebesar 93%. Melihat perolehan prosentase tersebut yang menjadi penetapan bahwa kedua responden tersebut dilakukan triangulasi, untuk mendalam permasalahn serta mendapat jawaban terkait masalah yang menjadi penyebab tidak maksimalnya

(16)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di

SMP/MTS 113

indikator tersebut beserta solusi dengan harapan indikator tersebut dapat berjalan maksimal.

(17)

M Sultan Al Rajan – Analilisis Pemahaman Guru Terhadap Standar Pengelolaan Pendidikan Di SMP/MTS 114 DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Hasbi. “Perbandingan Pendidikan Di Negara Brunei Darussalam Dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.” HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 1 (2016): 01–22. http://ojs.staituankutambusai.ac.id/index.php/hikmah/article/view/20.

Alawiyah, Faridah. “National Standards of Primary and Secondary Education Faridah Alawiyah.”

Aspirasi 8, no. 1 (2017): 81–92.

Anwar, Herson. “Standar Pengelolaan Pendidikan Dalam Perspektif Pengelolaaan Madrasah Aliyah Swasta.” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2017): 15–27.

Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan MetodedanParadigmaBaru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, “Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrah”, 2017 Damanik, Jafriansen. “Upaya Dan Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.” Jurnal

Dinamika Pendidikan 8, no. 3 (2015): 151. https://doi.org/10.33541/jdp.v8i3.126.

Faishal Haq. 2017. “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar Dan Menengah”. EVALUASI, Vol.1, No.1

Hanafie, W & Halik, A. 2016. “Manajemen Pengendalian Mutu Sekolah: Implementasi Pada Sma Negeri Di Parepare”, Prosiding Seminar Nasonal, Volume 02, Nomor 1

Mulyasa. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasinya. (Bandung: Rosda Karya

Purwanto, N. 2010. “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran". Bandung: Remaja Rosda Karya

Rahayu, Mugi. “Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 8, no. 1 (2015): 62–79. https://doi.org/10.21831/jpipfip.v8i1.4929.

Rembang, Patrix, Djoni Hatidja, and Hanny Komalig. “Deskripsi Sma/Smk Di Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Indikator Standar Nasional Pendidikan Berbasis Evaluasi Diri Sekolah (Standar Sarana Dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan Dan Standar Penilaian Pendidikan).” Jurnal Ilmiah Sains 17, no. 2 (2017): 117. https://doi.org/10.35799/jis.17.2.2017.16907.

Saputra, A. 2019. “Profesionalisme Guru Pendidikan Islam Dalam Mengelola Kelas Di Madrasah Aliyah Swasta Se-Kota Pekanbaru”, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8 No. 2

Referensi

Dokumen terkait

Sumber benih merupakan tegakan di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas. Sumber benih dapat ditunjuk dan

Penelitian bertujuan untuk 1).Mengetahui karakteristik sosial ekonomi rumah tangga miskin 2).mengetahui pengaruh curahan jam kerja, pendidikan, usia dan luas lahan

Fuente : Encuesta aplicada a niños del Centro Educativo “Huayna Cápac” Elaborado por: Lauro Vicente Medina Abrigo y Rosa Marga Medina Abrigo... Ante la inquietud abordada, como

Berdasarkan simulasi numerik menggunakan nilai-nilai parameter dan populasi awal (data simulasi), angka reproduksi efektif adalah 3.057, angka reproduksi induksi-terapi

Dengan hal ini maka peneliti melakukan penelitian mengenai “ Rancang Bangun Bandpass Filter Substrate Integrated Waveguide Mikrostrip Berbasis Complimentary

Sesuai dengan perkiraan secara teori, bahwa MPS dengan pendapatan transitori lebih tinggi dengan pendapatan Normal ( Nathaniel H. Leff and Kazuo Sato: Op-cit,

Karakteristik deposit fosfat yang prospek sebagai deposit alam pada lokasi penelitian hasil analisis XRF adalah termasuk kelompok Crandallite, diindikasikan terbentuk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Jaiswal, Mahila and Varanasi, 2014) dapat diketahui bahwa dengan menerapkan kualitas kehidupan kerja (quality of